You are on page 1of 39

Pencemaran udara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Pencemaran udara' adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan


manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi
cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Sumber Polusi Udara
 2 Jenis-jenis pencemar
o 2.1 Dampak kesehatan
o 2.2 Dampak terhadap tanaman
o 2.3 Hujan asam
o 2.4 Efek rumah kaca
o 2.5 Kerusakan lapisan ozon

o 2.6 Dampak kesehatan

[sunting] Sumber Polusi Udara


Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan [ozon]dalam [smog fotokimia]adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.

Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan [pemanasan global yg mempengaruhi;

Kegiatan manusia
 Transportasi
 Industri
 Pembangkit listrik
 Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan
bakar
 Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami
 Gunung berapi
 Rawa-rawa
 Kebakaran hutan
 [Nitrifikasi] dan [denitrifikasi]biologi

Sumber-sumber lain
 Transportasi[amonia]
 Kebocoran tangki][klor]
 Timbulan gas [metana]dari [lahan uruk]/[tempat pembuangan akhir] [sampah]
 Uap pelarut organik

[sunting] Jenis-jenis pencemar


 Karbon monoksida
 Oksida nitrogen
 Oksida sulfur
 CFC
 Hidrokarbon
 Ozon
 Volatile Organic Compounds
 Partikulat

[sunting] Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru,
zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan


kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja
efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan
akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

[sunting] Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses
fotosintesis.

[sunting] Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti
SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan


 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

[sunting] Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

[sunting] Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung
alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC
yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian
molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-
lubang pada lapisan ozon. Dampak ==

[sunting] Dampak kesehatan


Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru,
zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Terjadinya Pencemaran Udara dan


Penanggulangannya
Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009

Terjadinya pencemaran udara

Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda
konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam  atmosfer tidak pernah
ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan
partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang
berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-
menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer
khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran
dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya
melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan
dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau
lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2,
SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi
ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-
partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut
dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar
dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan
(udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:

 Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian


bagi manusia.
 Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian
bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
 Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal
tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
 Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit
akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Gambar 3 Kebakaran
menimbulkan asap yang dapat membuat pencemaran udara

Pencemaran Udara Yang Terjadi Di Indonesia

Indonesia merupakan negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi
(sekitar 137 buah dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah
mengalami pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim
kemarau panjang ataupun pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan
seperti terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998
menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal
hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan
Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi
ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut
menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi
tabrakan. Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang
tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari
limbah berupa asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan
limbah asap dari industri.
Gambar 4 Asap kendaraan
bermotor alah satu sumber pencemaran udara

Cara penanggulangannya

Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa


usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang
tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang
terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan
limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman
bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara
sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti
yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan
dengan cara mekanik.

Dampak negatif dan dampak positif

Di atas telah Anda pelajari bahwa pencemaran udara dapat memberikan dampak negatif
bagi makhluk hidup, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran hutan dan
gunung api yang meletus menyebabkan banyak hewan yang kehilangan tempat
berlindung, banyak hewan dan tumbuhan mati bahkan punah. Gas-gas oksida belerang
(SO2 dan SO3) bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat menyebabkan terjadinya
hujan asam yang dapat merusak gedung-gedung, jembatan, patung-patung sehingga
mengakibatkan tumbuhan mati atau tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila
terhisap masuk ke dalam paru-paru bereaksi dengan haemoglobin menyebabkan
terjadinya keracunan darah dan masih banyak lagi dampak negatif yang disebabkan oleh
pencemaran udara.

Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak
positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang
meletus, bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang
dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon
dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis
untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran


Udara
Kata Kunci: Pencemaran Udara, polusi
Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009

Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari
gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran
hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang
ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di
udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara
secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena
kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.

Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem
keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.

Gambar 1 Siklus nitrogen


Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos Turk, hal.
52

Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat
mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat
mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.

Gambar 2 Siklus karbon

Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1983, hal. 50

Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama
(sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:

1. Gas karbon monoksida, CO


2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
3. Gas hidrokarbon, CH
4. Gas belerang oksida, SOx
5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)

Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara,
sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan
pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas
karbon monoksida).

a. Gas karbon monoksida, CO


Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-
reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:

 Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa senyawa karbon
lainnya:

2 C + O 2 ? 2 CO

 Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang
terjadi dalam tanur:

CO2 + C ? 2 CO

 Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:

2 CO2 ? 2 CO + O 2

 Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer
lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.

b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx

Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen
dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna,
tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam
dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan
NO2 antara lain:

(1210 – 1765)ºC

2 N + O2  ? 2 NO

2 NO + O2 ? 2 NO

c. Hidrokarbon CH

Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuhtumbuhan. Gas metana CH4 adalah
senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh
bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke
dalam lapisan atmosfer:

2 (CH2O)n ? CO2 + CH4

d. Gas-gas belerang oksida SOx


Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang
dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang.
Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang
trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.

S + O2 ? SO2

2 SO2 + O 2 ? 2 SO3

e. Partikulat

Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-
tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan
bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.

Tingkat pencemaran udara di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah satu


studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi
ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan
kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Rekor
yang semakin memiriskan saya.

Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon dan
Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jawa Barat
menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia.

Dari semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai
penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen. Hal ini
diakibatkan oleh laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik
akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik (misalnya kadar timbal yang tinggi). Kebakaran hutan dan industri
juga turut berperan.

Dampak Pencemaran Udara Pada Kesehatan

Dari segi kesehatan, pencemaran udara dapat berakibat pada terganggunya kesehatan dan
pertumbuhan anak-anak. Misalnya anemia. Memang, di masa pertumbuhan sel-sel darah
merah terus diproduksi. Namun, karena masuknya timbal akan merusak sel darah merah,
maka jumlahnya makin lama makin berkurang dan akhirnya anak menderita anemia.

Timbal yang masuk ke dalam tubuh juga akan merusak sel-sel darah merah yang
mestinya dikirim ke otak. Akibatnya, terjadilah gangguan pada otak. Hal yang paling
dikhawatirkan, anak bisa mengalami gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap
lambat, dan tingkat IQ rendah. Dalam hal pertumbuhan fisik, keberadaan timbal ini akan
berdampak pada beberapa gangguan, seperti keterlambatan pertumbuhan dan gangguan
pendengaran pada frekuensi-frekuensi tertentu.

Pada orang dewasa, timbal dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan. Zat
ini dapat mengurangi jumlah dan fungsi sperma sehingga menyebabkan kemandulan.
Timbal juga mengganggu fungsi jantung, ginjal, dan menyebabkan penyakit stroke serta
kanker. Ibu hamil akan menghadapi risiko yang tinggi jika kadar timbal dalam darahnya
di ambang batas normal. Timbal ini akan menuju janin dan menghambat tumbuh-
kembang otaknya. Risiko lain adalah ibu mengalami keguguran.

Yang perlu diketahui, timbal layaknya musuh dalam selimut. Awalnya, kadar timbal yang
tinggi dalam darah tidak akan menunjukkan gejala penyakit. Dampak baru muncul dalam
jangka panjang.

Sudah banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan pencemaran timbal. Pada tahun
2001 anak-anak pernah dijadikan sampel riset dampak timbal. Dari sampel darah
sebanyak 400 yang diambil dari siswa SD kelas II dan III di Jakarta, hasilnya sekitar 35
persen sampel ternyata memiliki kadar timbal dalam darah di atas normal. Angka ini
berarti melebihi ambang batas kadar timbal pada tubuh anak-anak yang ditetapkan CDC
(Center for Deseases Control and Prevention) yang hanya 10 mikrogram per desiliter.

Dampak Pencemaran Udara pada Lingkungan

Menghambat fotosistesis tumbuhan. Terhadap tanaman yang tumbuh di daerah dengan


tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit,
antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan
tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

Menyebabkan hujan asam. pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di
atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk
asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan, serta Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

Meningkatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2,
CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan
troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Pemanasan global sendiri akan
berakibat pada; Pencairan es di kutub, Perubahan iklim regional dan global, Perubahan
siklus hidup flora dan fauna.

Kerusakan lapisan ozon. Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)


merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami
di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar
UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkankanker kulit serta penyakit pada
tanaman.

Mengurangi Pencemaran Udara

Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan melalui beberapa


usaha antara lain:

 Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida.
 Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri
 Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti
 Menghentikan pembakaran hutan.

Referensi:

 Harian Kompas, 29 Juli 2009


 http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#Dampak
 http://io.ppi-jepang.org/10/09.htm
 http://fbifm.com/fbi-news/10-fbi-inside-news/222-siaga-satu-untuk-polusi-udara-
di-indonesia.html

1. Umum

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian,


pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru
untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin
bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung
hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara
kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah.

Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah
menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya,
atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya
di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam
ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution)
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh
makhluk hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan
sumber bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga.
Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan
tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota
besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan
kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih dari
50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan emisi
ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan penelitian
bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

2. Zat-zat Pencemar Udara

Emisi Karbon Monoksida (CO)


Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan.
Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda
bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari
Metromini . Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar
dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik
antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang
menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi
CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan
turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.
Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada
pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang
rendah polusi bagi kendaraan bermotor

Nitrogen Oksida (NOx)


Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang
menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. NOx terbentuk atas
tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T,
t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:

1. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)


Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar
(>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2).
1. Prompt NOx
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.
2. Fuel NOx
NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.

Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat
bahwa dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di
kapal, menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara
yang dihirup oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi
dengan atmosfir zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat
menembus bagian terdalam paru-paru.

SOx (Sulfur Oxide : SO2, SO3)


Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu
kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi.
Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran
sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi:
S + O2 = SO2
SO2 + 1/2 O2 = SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang berbau
tajam tapi tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi
di atmosfir akan membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun
1987 jumlah sulfur dioksida di udara telah mencapai ambang batas yg ditetapkan oleh
WHO.

Emisi HydroCarbon (HC)


Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak
terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder
adalah salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang
biasa digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan
dengan mesin diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas
methan (CH4). Jenis emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.

Partikulat Matter (PM)


Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan
hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel
debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan
proses oksidasi setelahnya. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa
kandungan metal oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan
metal dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat
adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda
partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling
berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-
paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel
sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.

Tabel Kisaran Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Beberapa Kota Besar di


Indonesia
Sumber Pencemaran Udara
Secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber
alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan
manusia (aniropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan
lain-lain. Di dunia dikenal zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia
yaitu :

 Karbon monoksida (CO),


 Oksida. Sulfur (SOx),
 Nitrogen Oksida(NOx),
 Partikulat, Hidrokarbon (HC)
 Gas rumah Kaca (CH4, CO2 dan N2O)

Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi
kendaraan bermotor kendaraan bermotor mengeluarkan. zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak. negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir
100% timbal.

Selain itu pencemaran udara dapat menimbulkan hujan asam, pengikisan lapisan ozon,
kerusakan pada tanaman, pelapukan bangunan atau patung-patung yang terbuat dari batu
serta dapat mempercepat empat kali lebih cepat proses pengaratan pada benda-benda
yang terbuat dari besi. Yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa pencemaran udara ini
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan lebih jauh yaitu menimbulkan efek rumah
kaca yang akan menaikkan suhu permukaan bumi atau dikenal dengan global warming.
Hal ini akan menyebakan kenaikan permukaan air laut karena es di kutub akan mencair.
Global warming juga berdampak pada perubahan iklim di bumi yang akan menimbulkan
kekeringan dan banjir di seluruh dunia. Hal tersebut akan menyebabkan penyediaan
pangan akan terganggu.

Global warming

Pencemaran Udara pada Lingkungan Hidup Sekitar


Kita - Gas Beracun CO, CO2, NO, NO2, SO dan SO2
yang Merusak Kesehatan Manusia
Tue, 05/09/2006 - 2:19pm — godam64

A. Arti Definisi dan Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan
terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga
daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas
kewajaran.

Rusaknya ata semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat
memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan
alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin
parah pula pencemaran udara yang terjadi. Untuk itu diperlukan peran serta pemerintah,
pengusaha dan masyarakat untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara
yang terjadi.

B. Gas-Gas Pencemar Udara Utama


- CO
- CO2
- NO
- NO2
- SO
- SO2

C. Bahaya Efek Gas Pencemaran Udara

1. Gas CO / Karbon Monoksida / Karbon Mono Oksida


Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup termasuk
manusia. Zat gas CO ini akan mengganggu pengikatan oksigen pada darah karena CO
lebih mudah terikat oleh darah dibandingkan dengan oksigen dan gas-gas lainnya. Pada
kasus darah yang tercemar karbon monoksida dalam kadar 70% hingga 80% dapat
menyebabkan kematian pada orang.

2. Gas CO2 / Karbon Dioksida / Karbon Di Oksida


Karbon dioksida adalah zat gas yang mampu meningkatkan suhu pada suatu lingkungan
sekitar kita yang disebut juga sebagai efek rumah kaca. Dengan begitu maka temperatur
udara di daerah yang tercemar CO2 itu akan naik dan otomatis suhunya menjadi semakin
panas dari waktu ke waktu seperti di wilayah DKI Jakarta. Hal ini disebabkan karena
CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu dan titik-titik air yang membentuk
awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat melepaskan panas ke luar
awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah kaca tanpa AC dan
fentilasi udara yang cukup.

3. Gas NO, NO2, SO dan SO2


Gas-gas di atas akan dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan dari mulai
yang ringan hingga yang berat.

Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya
pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami
perubahan. Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera
ditanggulangi, perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan
hewan serta tumbuhan

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam

udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.

Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di

udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila

keadaan seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian

Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau

dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan

manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya.


Sumber Pencemar Udara

Telah disadari bersama, kualitas udara saat ini telah menjadi persoalan global, karena

udara telah tercemar akibat aktivitas manusia dan proses alam. Masuknya zat pencemar

ke dalam udara dapat secara alamiah, misalnya asap kebakaran hutan, akibat gunung

berapi, debu meteorit dan pancaran garam dari laut ; juga sebagian besar disebabkan oleh

kegiatan manusia, misalnya akibat aktivitas transportasi, industri, pembuangan sampah,

baik akibat proses dekomposisi ataupun pembakaran serta kegiatan rumah tangga

Terdapat 2 jenis pencemar  yaitu sebagai berikut :

a. Zat pencemar primer, yaitu zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara dalam

konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut bersal dari komponen udara alamiah

seperti karbon dioksida, yang meningkat diatas konsentrasi normal, atau sesuatu yang

tidak biasanya, ditemukan dalam udara, misalnya timbal.

b. Zat pencemar sekunder, yaitu zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer melalui

reaksi kimia antar komponen-komponen udara.

Sumber bahan pencemar primer dapat dibagi lagi menjadi dua golongan besar :

1. Sumber alamiah

Beberapa kegiatan alam yang bisa menyebabkan pencemaran udara adalah kegiatan

gunung berapi, kebakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan lain-lain. Bahan

pencemar yang dihasilkan umumnya adalah asap, gas-gas, dan debu.


2. Sumber buatan manusia

Kegiatan manusia yang menghasilkan bahan-bahan pencemar bermacam-macam antara

lain adalah kegiatan-kegiatan berikut :

a. Pembakaran, seperti pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga,

industri, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang dihasilkan

antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).

b. Proses peleburan, seperti proses peleburan baja, pembuatan soda,semen, keramik,

aspal. Sedangkan bahan pencemar yang dihasilkannya antara lain adalah debu, uap

dan gas-gas.

c. Pertambangan dan penggalian, seperti tambang mineral and logam. Bahan pencemar

yang dihasilkan terutama adalah debu.

d. Proses pengolahan dan pemanasan seperti pada proses pengolahan makanan, daging,

ikan, dan penyamakan. Bahan pencemar yang dihasilkan terutama asap, debu, dan

bau.

e. Pembuangan limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Pencemarannya terutama adalah dari instalasi pengolahan air buangannya. Sedangkan

bahan pencemarnya yang teruatam adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.

f. Proses kimia, seperti pada proses fertilisasi, proses pemurnian minyak bumi, proses

pengolahan mineral. Pembuatan keris, dan lain-lain. Bahan-bahan pencemar yang

dihasilkan antara lain adalah debu, uap dan gas-gas


g. Proses pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung, jalan dan kegiatan yang

semacamnya. Bahan pencemarnya yang terutama adalah asap dan debu.

h. Proses percobaan atom atau nuklir. Bahan pencemarnya yang terutama adalah gas-gas

dan debu radioaktif.

Jenis Bahan Pencemar Udara

Ada beberapa bahan pencemar udara yang sering ditemukan di kota-kota. Dilihat dari ciri

fisik, bahan pencemar dapat berupa :

a. Partikel (debu, aerosol, timah hitam)

b. Gas (karbon monoksida / CO, sulfur oksida / SOx, hidrokarbon, nitrogen oksida / NOx,

H2S dan oksidant ozon dan PAN)

c. Energi (suhu dan kebisingan)

Bahan-bahan pencemar ini dikenakan peraturan khusus untuk pengawasannya karena

bisa membahayakan kesehatan.

Tulisan Terkait:

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan

Aspek Klimatologi Pencemaran Udara


Sumber:

Soedomo, Pencemaran Udara, Kumpulan Karya Ilmiah, Institut Teknologi Bandung,


2000.

Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, 2001

Polusi Udara di Jakarta


Oleh : Troeno Marayoga | 04-Mar-2010, 22:16:33 WIB

KabarIndonesia - Polusi udara di Jakarta adalah yang terparah di seluruh


Indonesia, sampai-sampai sebagian warga Jakarta memberikan julukan "kota polusi" kepadanya.
Munculnya julukan tersebut tentu bukan tanpa alasan sama sekali. Data-data di bawah ini bisa
memberikan gambaran tentang parahnya polusi udara di Jakarta.

Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3 di
dunia (setelah kota di Meksiko dan Thailand). Kedua, masih dalam skala global, kadar partikel
debu (particulate matter) yang terkandung dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi nomor 9
(yaitu 104 mikrogram per meter kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei oleh Bank Dunia pada
tahun 2004. Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan angka 50 mikrogram per meter
kubik sebagai ambang batas tertinggi kadar partikel debu dalam udara. Ketiga, jumlah hari
dengan kualitas tidak sehat di Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2002, Jakarta dinyatakan sehat selama 22 hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta
dinyatakan sehat hanya selama 7 hari. Lebih lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok Kerja
Udara Kaukus Lingkungan Hidup, pada tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan kualitas
udara terburuk di Jakarta jauh di bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006, jumlahnya justru
naik di atas 51 hari. Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan jika Jakarta dijuluki "kota
polusi" karena begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta akan langsung berhadapan dengan
polusi.

Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang
menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan
antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di
DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah
9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 adalah
8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bermotor di DKI
Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta
juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat
signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi
ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1
kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal
antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan kondisi yang tidak ideal
tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran
udara semakin meningkat.

Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka hijau
(RTH) kota. RTH kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna
mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota
tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan. RTH
kota memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara
(paru-paru kota), pengatur iklim mikro, peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan,
penyedia habitat satwa, penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin.
Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan kurangnya kemampuan ekosistem kota untuk
menyerap polusi.

Berdasarkan perhitungan para ahli, luas RTH kota idealnya adalah minimal 30 persen dari luas
seluruh wilayah kota. Perhitungan ini telah diadopsi dalam Pasal 29 UU Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Sayangnya, dengan segala permasalahannya, Jakarta tampaknya
belum dapat memenuhi luas ideal RTH kota dalam waktu dekat. Hingga tahun 2009, RTH
Jakarta hanya 9 persen, sedangkan rencana RTH Jakarta pada tahun 2000-2010 hanya
ditetapkan sebesar 13,94 persen. Ketidakmampuan Jakarta untuk memenuhi luas ideal RTH
kota tentu akan berimbas pada memburuknya kadar polusi.

Buruknya kadar polusi udara di Jakarta menimbulkan banyak masalah sosial bagi
penduduknya. Masalah utamanya tentu saja adalah masalah kesehatan. Menurut data Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, 46 persen penyakit di Jakarta disebabkan oleh pencemaran udara,
di mana penyakit-penyakit umumnya adalah infeksi saluran pernapasan, asma, dan kanker
paru-paru. Selain penyakit-penyakit itu, polusi juga berpotensi mengakibatkan perubahan
fisiologis pada manusia seperti: melemahkan fungsi paru-paru dan memengaruhi tekanan darah.

Dampak lanjutan dari menurunnya kualitas kesehatan masyarakat adalah meningkatnya biaya
untuk pengobatan. Jika masyarakat sakit-sakitan, tentu saja akan ada beban sosial pada
masyarakat yang akan memengaruhi GDP (Gross Domestic Product). Sebagai ilustrasi, biaya
untuk mengatasi masalah kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara pada tahun 1998
mencapai Rp 1,8 triliun. Apabila peningkatan kadar polusi tidak juga dicegah, biaya tersebut
akan terus meningkat dan bisa mencapai Rp 4,3 triliun pada tahun 2015.

Selain masalah kesehatan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, polusi buruk juga
memengaruhi estetika kota. Tentu tidak nyaman melihat suasana kota yang udaranya hampir
terus-menerus dicemari kabut asap polusi dari kendaraan bermotor dan industri.

Untuk menghilangkan citra negatif Jakarta sebagai kota polusi, sudah semestinya apabila
masyarakat dan Pemerintah DKI Jakarta perlu menetapkan dan melaksanakan langkah-langkah
perbaikan yang tepat. Langkah-langkah yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan aspirasi
masyarakat perlu diidentifikasi dan kemudian dihindari untuk mencegah resistansi (perlawanan)
dari masyarakat agar upaya perbaikan yang ditempuh tidak menjadi kontraproduktif. Sebagai
contoh, rencana pembatasan jumlah kendaraan bermotor untuk membantu mengurangi polusi
dan kemacetan menuai protes dari para pelaku industri otomotif karena pembatasan tersebut
dapat mengurangi produktivitas mereka dan berimbas pada kehidupan dan pekerjaan para
tenaga kerja sektor otomotif. Sebagai alternatif solusi, Pemerintah perlu memperbaiki sektor
transportasi dan fasilitas angkutan umum sehingga para pengguna kendaraan pribadi tidak
akan segan-segan untuk beralih ke kendaraan umum. Dalam beberapa kasus (seperti
pengoperasian busway), cara ini sudah menampakkan hasil yang lumayan. Pemerintah perlu
menyadari bahwa membludaknya penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta disebabkan
terutama oleh buruknya fasilitas angkutan umum yang mengakibatkan penumpang merasa
tidak aman dan nyaman menggunakannya.

Pelaksanaan dan penegakan hukum memegang peran yang sangat krusial dalam mencegah laju
polusi, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di seluruh Indonesia. Fakta membuktikan bahwa
ketidaktegasan dalam pelaksanaan hukum menyumbang andil signifikan dalam peningkatan
polusi di Indonesia. Sebagai contoh, UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan telah memberlakukan kewajiban uji emisi kendaraan bermotor. Pasal 50 ayat (1)
dan ayat (2) UU tersebut menyatakan, "Untuk mencegah pencemaran udara dan kebisingan
suara kendaraan bermotor yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup, setiap
kendaraan bermotor wajib memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang dan tingkat
kebisingan. Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan/atau pengemudi kendaraan
bermotor wajib mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan yang diakibatkan oleh
pengoperasian kendaraannya."

Orang yang melanggar ketentuan tersebut akan terkena sanksi pidana sebagaimana diatur
dalam Pasal 67 UU tersebut: "Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak
memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang, atau tingkat kebisingan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
(dua) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)." Dalam kenyataan,
kita bisa melihat sendiri dengan sejelas-jelasnya banyak kendaraan bermotor di negara kita yang
bebas berlalu lalang di jalan umum dengan mengeluarkan asap hitam pekat dan suara yang
memekakkan telinga. Itulah salah satu contoh pahit penegakan hukum di Indonesia.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penanganan polusi membutuhkan keterlibatan
seluruh masyarakat. Pelaksanaan kebijakan apapun tentu tidak akan mendatangkan hasil
maksimal apabila hanya mengandalkan peran Pemerintah. Sebagai contoh, aturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk mencegah polusi tidak akan banyak berarti tanpa kesadaran
masyarakat. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dan sinergi antara Pemerintah dan
masyarakat dalam perbaikan lingkungan juga perlu digalakkan. Pada dasarnya, banyak warga
Jakarta yang telah memahami persoalan kota mereka dan telah berinisiatif untuk ikut
memperbaikinya. Gerakan "bike to work" (bersepeda ke tempat kerja) adalah salah satu contoh
bentuk kepedulian warga Jakarta untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor. Kepedulian dan
partisipasi warga perlu terus dijaga sebagai aset penting dalam pemeliharaan kesehatan
lingkungan. (*)

Penulis:  Peserta Pelatihan Menulis Online HOKI (PMOH) Angkatan II, 2010

Sumber gambar: http://www.sinarharapan.co.id/feature/otomotif/2003/0828/oto01.jpg

DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGAN PENCEMARAN


UDARA

Oleh : Indah Kastiyowati, ST. Staf Puslitbang Tek Balitbang Dephan.

PENDAHULUAN
Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen
esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara
merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 %
Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari
Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan
"Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya
seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain
yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya.
Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat
kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan
salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal
sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan
tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang
bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu
kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Penulisan ini kami susun sebagai berikut :
 Pencemaran udara
 Dampak pencemaran udara
 Penanggulangan pencemaran udara
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan,
zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya
tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem kehidupan makhluk
hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan manusia
Jenis-jenis pencemaran udara
 Menurut bentuk : Gas, Pertikel
 Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)
 Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis
 Menurut asal : Primer, sekunder
Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
 Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida
(H2S) dan Sulfat Aerosol.
 Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida
(NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
 Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida
(CO), Hidrokarbon .
 Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa
uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
 Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
 Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
 Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua
:
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-cemaran udara
bebas :
 Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
 Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga,
asap kendaraan, dll.
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara
didalam ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung
tinggi.
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan
kesehatan dibedakan menjadi 3 jenis :
Irintasia. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan
hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai
dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida,
Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga
dapat mengenai paru-paru sendiri.
Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap
oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas
Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga
kemampuan hemoglobin mengikat O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang
termasuk golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan
Helium.
Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan
kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu :
 Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya
benzene, fenol, toluen dan xylene.
 Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil
alkohol.
Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :
Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO 2,
hidrokarbon, SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
Pencemar Sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu
sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan
kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara
bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut
sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal
dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).
DAMPAK/PENGARUH PEN-CEMARAN UDARA
Dampak/pengaruh pencemaran udara bisa mempengaruhi terhadap makhluk
hidup baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat di ihat Tabel 1 dan Tabel 2
Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan secara tidak langsung.
Pencemaran udara disamping berdampak langsung bagi kesehatan
manusia/individu, juga berdampak tidak langsung bagi kesehatan. Efek SO 2
terhadap vegetasi dikenal dapat menimbulkan pemucatan pada bagian antara
tulang atau tepi daun. Emisi oleh Fluor (F), Sulfur Dioksida (SO2) dan Ozon (O3)
mengakibatkan gangguan proses asimilasi pada tumbuhan. Pada tanaman
sayuran yang terkena/mengandung pencemar Pb yang pada akhirnya me-miliki
potensi bahaya kesehatan masyarakat apabila tanaman sa-yuran tersebut di
konsumsi oleh manusia.
PENANGGULANGAN PEN-CEMARAN UDARA
Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi
polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan
mendispersikan polutan, Penang-gulangan pencemaran udara berbentuk gas di
lihat pada tabel 3
Penanggulangan Polusi udara dari ruangan
Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran
asap dapur, bahan baku ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang
dibatasi oleh ruangan. Pencegahan pen-cemaran udara yang berasal dari
ruangan bisa dipergunakan :
Ventilasi yang sesuai, yaitu :
 Usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin.
 Tempatkan alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran.
 Usahakan menggantikan udara yang keluar dari ruangan sehingga udara
yang masuk ke-ruangan sesuai dengan kebutuhan.
Filtrasi. Memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk
menangkap polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.
Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengan-dung polutan
dilewatkan melalui alat ini sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang
polutan-nya atau disebut bebas polutan.
PENUTUP
Upaya penanggulangan terhadap pencemaran udara diberitahukan tentang
berbagai cara untuk penanggulangan dan pencegahan Pencemaraan udara
yang tergantung pada sifat dan sumber polutan udara, seperti mengurangi
polutan, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendisfersikan polutan.
Diharapkan agar keadaan lingkungan tetap sehat dan bersih dari pencemaran
udara.
DAFTAR PUSTAKA
 Fuad Amsyari.
 Prinsip-prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan.
 Fardiaz, S. 1992.
 Polusi Air & Udara. Yogyakarta : Kanisius.
 Ryadi, A.S.1982.
 Pencemaran Udara. Penerbit Usaha Nasional Surabaya Indonesia.

Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas

NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA


PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Sulfur Dioksida Batu bara atau Menimbulkan efek iritasi pada
(SO2) bahan bakar minyak saluran nafas sehingga
  yang mengandung menimbulkan gejala batuk dan
  Sulfur. sesak nafas.
 
  Pembakaran limbah   
pertanah.
  
Proses dalam
industri.

2. Hidrogen Sulfa Dari kawah gunung Menimbulkan bau yang tidak


(H2S) yang masih aktif. sedap, dapat merusak indera
penciuman (nervus olfactory)
3. Nitrogen Oksida Berbagai jenis Menggangu sistem pernapasan.
(N2O) pembakaran.
  Melemahkan sistem pernapasan
Nitrogen Gas buang kendaran paru dan saluran nafas
  Monoksida (NO) bermotor. sehingga paru mudah terserang
infeksi.
Nitrogen Dioksida Peledak, pabrik
(NO2) pupuk.
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak
sedap/menyengat.
     
Menyebabkan sistem
pernapasan, Bronchitis,
merusak indera penciuman.
5. Karbon Dioksida Semua hasil Menimbulkan efek sistematik,
(CO2)Karbon pembakaran.Proses karena meracuni tubuh dengan
  Monoksida Industri cara pengikatan hemoglobin
(CO)Hidrokarbon yang amat vital bagi oksigenasi
. jaringan tubuh akaibatnya
  apabila otak kekurangan
oksigen dapat menimbulkan
kematian.

Dalam jumlah kecil dapat


menimbulkan gangguan berfikir,
gerakan otot, gangguan jantung.

Tabel 2 Penanggulangan pencemaran udara benbentuk gas

NO BAHAN PENANGGULANGAN KETERANGAN


PENCEMAR
Sulfur Dioksida
1. (SO2) Absorbsi Dalam proses adsorbsi
Hidrogen Suldfida dipergunakan bahan padat
(H2S) yang dapat menyerap polutan.
Berbagai tipe adsorben yang
Nitrogen Oksida dipergunakan antara lain
(N2O) karbon aktif dan silikat.
Nitrogen Adsorben mempunyai daya
Monoksida (NO) kejenuhan sehingga selalu
Nitrogen Dioksida diperlukan pergantian, bersifat
(NO2) disposal (sekali pakai buang)
Amoniak (NH3) atau dibersihkan kemudian
dipakai kembali.
Karbondioksidak
(CO2)Karbon
Monoksida
(CO)Hidrokarbon

    Pembakaran Mempergunakan proses


oksidasi panas untuk
menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat
didalam polutan. Hasil
pembakaran berupa (CO2) dan
(H2O). Alat pembakarannya
adalah Burner dengan
berbagai tipe dan
temperaturnya adalah 1200o—
1400o F

    Reaksi Kimia Banyak dipergunakan pada


emisi golongan Nitrogen dan
golongan Be-lerang. Biasanya
cara kerja ini merupakan
kombinasi dengan cara - cara
lain, hanya dalam
pembersihan polutan udara
dengan reaksi kimia yang
dominan. Membersihkan gas
golongan nitrogen , caranya
dengan diinjeksikan Amoniak
(NH3) yang akan bereaksi
kimia dengan Nox dan
membentuk bahan padat yang
mengendap. Untuk
menjernihkan golongan
belerang dipergunakan
Copper Oksid atau kapur
dicampur arang.

Tabel 3 Dampak Pencemaran udara berupa partikel

NO BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA


PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Debu - partikel Debu domestic Menimbulkan iritasi mukosa,
maupun dari Bronchitis, menimbulkan fibrosis
    industri paru.
    Gas buang Dampak yang di timbulkan amat
kendaraan membahayakan, karena dapat
bermotor meracuni sistem pembentukan darah
merah .
Peleburan timah
hitamPabrik Menimbulkan gangguan
battere pembentukan sel darah merahPada
anak kecil menimbulkan penurunan
kemampuan otakPada orang dewasa
menimbulkan anemia dan gangguan
tekanan darah tinggi.

2 Benzen Kendaraan Menimbulkan gangguan syaraf


bermotor.Daerah pusat.
industri.

3 Partikel polutan Daerah yang Pada pencemaran udara ruangan


bersifat biologis kurang bersih yang ber AC dijumpai beberapa jenis
berupa : Bakteri, lingkungannya bakteri yang mengakibatkan penyakit
jamur, virus, pernapasan.
telur cacing.

Tabel 4 Penanggulangan pencemaran udara berbentuk partikel

NO BAHAN PENANG-GULANGAN KETERANGAN


PENCEMAR
Mempergunaka
1. Debu - Membersihkan(Scrubbing)Menggunak n cairan untuk
partikelTimah an filterMempergunakan Kolektor memisahkan
hitam MekanisProgram langit polutan, dalam
(Pb)BenzenPartik biruMenggalakkan penanaman keadaan
el polutan bersifat Tumbuhan alamiah (turun
biologis berupa hujan) maka
:Bakteri, jamur, polutan partikel
virus, telur cacing. dapat turut
dibawa bersama
air hujan. Alat
scrubbing ada
berbagai jenis,
yaitu berbentuk
plat, masif,
fibrous dan
spray.

Dengan filtrasi
dimaksudkan
menangkap
polutan partikel
pada
permukaan flter.
Filter yang
digunakan
berukuran
sekecil mungkin.

Dengan
menggunakan
tenaga gravitasi
dan tenaga
kinetis atau
kombinasi untuk
mengendapkan
polutan partikel.
Sebagai
kolektor
dipergunakan
gaya sentripetal
yang memakai
silikon. Semakin
besar partikel
secepat
mungkin proses
pembersihan

Program langit
biru yang
dikumandangka
n oleh
pemerintah
Indonesia
adalah
mengurangi
pencemaran
udara,
khususnya dari
akibat
transportasi.
Ada 3 tindakan
yang dilakukan
terhadap
pencemaran
udara akibat
transportasi
yaitu mengganti
bahan bakar,
mengubah
mesin
kendaraan,
memasang alat-
alat pembersih
polutan pada
kendaraan.

Mempertahanka
n “paru-paru”
kota dengan
memperluas
pertamanan dan
penanaman
berbagai jenis
tumbuh-
tumbuhan
sebagai
penangkal
pencemaran
udara.

Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan

1. Umum

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara. pengertian,


pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta teknologi terbaru untuk
menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi mendorong semakin bertambahnya
kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup manusia
semakin terancam kualitasnya, efek negatif pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian
hari kian bertambah. Untuk itulah tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk
melangkah menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah
masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara
umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana,
misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran
dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution)
berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk
hidup. Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber
bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga. Sedangkan
sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan tranportasi laut. Dari data
BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota besar seperti Medan, Surabaya dan
Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan
CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama
beberapa tahun terakhir menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha
pengurangan emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan
mengadakan penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

2. Zat-zat Pencemar Udara

Emisi Karbon Monoksida (CO)


Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data
mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak
atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini [5]. Formasi
CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di
dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar
terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai
perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung
pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah
polusi bagi kendaraan bermotor

Nitrogen Oksida (NOx)


Sampai tahun 1999 NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38%
dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun) [4]. NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu
Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2), NOx = f (T, t, O2). Secara teoritis ada 3 teori yang
mengemukakan terbentuknya NOx, yaitu:

1. Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism)


Proses ini disebabkan gas nitrogen yang beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang bakar
(>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx = NO + NO2).
2. Prompt NOx
Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona pembakaran.

3. Fuel NOx
NOx formasi ini terbentuk karena kandungan N dalam bahan bakar.

Kira-kira 90% dari emisi NOx adalah disebabkan proses thermal NOx, dan tercatat bahwa
dengan penggunaan HFO (Heavy Fuel Oil), bahan bakar yang biasa digunakan di kapal,
menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-30%. Nitrogen oksida yang ada di udara yang dihirup
oleh manusia dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan atmosfir zat ini
membentuk partikel-partikel nitrat yang amat halus yang dapat menembus bagian terdalam paru-
paru. Selain itu zat oksida ini jika bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan
sempurna dan zat hidrokarbon lain akan membentuk ozon rendah atau smog kabut berawan
coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

SOx (Sulfur Oxide : SO2, SO3)


Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan
sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk
pada ikatan aromatic dan alkyl. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide
terbentuk dari reaksi:

S + O2 = SO2
SO2 + 1/2 O2 = SO3

Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. Gas yang berbau tajam tapi
tidak berwarna ini dapat menimbulkan serangan asma, gas ini pun jika bereaksi di atmosfir akan
membentuk zat asam. Badan WHO PBB menyatakan bahwa pada tahun 1987 jumlah sulfur
dioksida di udara telah mencapai ambang batas yg ditetapkan oleh WHO.

Emisi HydroCarbon (HC)


Pada mesin, emisi Hidrokarbon (HC) terbentuk dari bermacam-macam sumber. Tidak
terbakarnya bahan bakar secara sempurna, tidak terbakarnya minyak pelumas silinder adalah
salah satu penyebab munculnya emisi HC. Emisi HC pada bahan bakar HFO yang biasa
digunakan pada mesin-mesin diesel besar akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan mesin
diesel yang berbahan bakar Diesel Oil (DO). Emisi HC ini berbentuk gas methan (CH4). Jenis
emisi ini dapat menyebabkan leukemia dan kanker.

Partikulat Matter (PM)


Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam komponen. Bukan hanya
berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang mengendap dalam partikel debu. Pada
proses pembakaran debu terbentuk dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi
setelahnya. Dalam debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal
oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal dan debu tersebut
membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan partikulat adalah karbon, SOF (Soluble
Organic Fraction), debu, SO4, dan H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik
sebagai asap hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga
dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa di beberapa kota besar di
dunia perubahan menjadi partikel sulfat di atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh
molekul sulfur.

3. Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh

Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang
nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia.
Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa
parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain
diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat
berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik),
Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik),
dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori
sangat tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan [1].

Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Sulfur Rentang Karbon monoksida (CO)


dioksida
(SO2)Parti
kulatBaik0
-50Tidak
ada
efekSedikit
berbauLuk
a pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
akibat
kombinasi
dengan
SO2
(Selama 4
Jam)Luka
pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
akibat
kombinasi
dengan
O3
(Selama 4
Jam)Tidak
ada
efekSedan
g51 -
100Peruba
han kimia
darah tapi
tidak
terdeteksi
BerbauLuk
a pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
Luka pada
Beberapa
spesies
tumbuhan
Terjadi
penurunan
pada jarak
pandangTi
dak
Sehat101

199Pening
katan
pada
kardiovask
ular pada
perokok
yang sakit
jantungBa
u dan
kehilangan
warna.
Peningkat
an
reaktivitas
pembuluh
tenggorok
an pada
penderita
asmaPenu
runan
kemampu
an pada
atlit yang
berlatih
kerasBau,
Meningkat
nya
kerusakan
tanamanJ
arak
pandang
turun dan
terjadi
pengotora
n debu di
mana-
manaSang
at Tidak
Sehat200-
299Menin
gkatnya
kardiovask
ular pada
orang
bukan
perokok
yang
berpenyaki
t Jantung,
dan akan
tampak
beberapa
kelemahan
yang
terlihat
secara
nyataMeni
ngkatnya
sensitivitas
pasien
yang
berpenyaki
t asma
dan
bronchitis
Olah raga
ringan
mengakiba
tkan
pengaruh
parnafasa
n pada
pasien
yang
berpenyakl
t paru-paru
kronisMeni
ngkatnya
sensitivitas
pada
pasien
berpenyaki
t asma
dan
bronchitis
Meningkat
nya
sensitivitas
pada
pasien
berpenyaki
t asma
dan
bronchitis
Berbahaya
300 -
lebihTingk
at yang
berbahaya
bagi
semua
populasi
yang
terpaparK
ategori

Nitrogen (NO2)Ozon (O3)Sumber: Bapedal [1]

Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Sumber Keterangan


Karbon Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9
monoksida (CO) beberapa proses industri ppm)
Sulfur dioksida Panas dan fasilitas pembangkit Standar kesehatan: 80 ug/m3
(S02) listrik (0.03 ppm)
Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 50 ug/m3
Partikulat Matter
beberapa proses industri selama 1 tahun; 150 ug/m3
Nitrogen Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 100 pg/m3
dioksida (N02) panas dan fasilitas (0.05 ppm) selama 1 jam
Standar kesehatan: 235 ug/m3
Ozon (03) Terbentuk di atmosfir
(0.12 ppm) selama 1 jam

Sumber: Bapedal [2]

Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah
melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya
penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun
sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117
hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun)
[3]. Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang
pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya
penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya
di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.
4. Tentang Teknologi Penanggulangan Emisi dari Kendaraan

Secara sekilas teknologi penanggulangan emisi dari mesin dapat dikategorikan menjadi dua
bagian besar yaitu Pengurangan emisi metoda primer dan Pengurangan emisi metoda sekunder
[6]. Untuk pengurangan emisi metoda primer adalah sebagai berikut:

Berdasarkan bahan bakar :

 Penggunaan bahan bakar yang rendah Nitrogen dan Sulfur termasuk penggunaan non
fossil fuel
 Penggalangan penggunaan Non Petroleum Liquid Fuels

 Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan bagi motor
bensin

 Penggunaan bahan bakar Gas

 Penerapan teknologi emulsifikasi (pencampuran bahan bakar dengan air atau lainnya)

Berdasarkan Perlakuan Udara :

 Penggunaan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR)


 Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor

 Humidifikasi

Berdasarkan Proses Pembakaran :

 Modifikasi pada pompa bahan bakar dan sistem injeksi bahan bakar
 Pengaturan waktu injeksi bahan bakar

 Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan

 Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran

Sementara itu pengurangan emisi metoda sekunder adalah :

 Penggunaan Selective Catalytic Reduction (SCR)


 Penerapan teknologi Sea Water Scrubber untuk aplikasi di kapal

 Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar

 Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor

5. Akhir

Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu permasalahan
lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji kelayakan emisi yang sejak
beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan oleh pemerintah dan LSM ternyata juga tidak
berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin
meningkat. Di wilayah DKI Jakarta pertambahan kendaraan tercatat 8.74% per tahun sementara
prasarana jalan meningkat 6.28% per tahun [3], menambah semakin terpuruknya kondisi
lingkungan udara kita. Penulis berharap semoga dengan kenaikan harga pokok bahan bakar
minyak bagi kendaraan yang ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah satu momentum bagi
kita semua untuk melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang sehat. Kesadaran
masyarakat akan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung dengan penyediaan
angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan menciptakan lingkungan udara
yang sehat bagi manusia Indonesia.

6. Daftar Pustaka

1. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Presentasi Data ISPU - Januari 2002
hingga Desembar 2002.
2. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Sumber dan Standar Kesehatan Emisi
Gas Buang.

3. Kementerian Lingkungan Hidup, 2002, Status Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

4. Nishida Osami, 2001, Actual State and Prevention of Marine Air Pollution from Ships,
Review of Kobe University of Mercantile Marine No. 49, Kobe-Japan.

5. Tempo Interaktif, 2005, Metromini Penyebab Pencemaran Udara Terbesar di Jakarta,


Januari 2005.
(http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2005/01/18/brk,20050118-10,id.html)

6. Wright.A.A, 2000, Exhaust Emissions from Combustion Machinery, IMARE-London.

Oleh: Agung Sudrajad, Mahasiswa Program Doktor Pada Laboratorium Teknik Energi Universitas Kobe, Staff Pengajar Fakultas
Teknologi Kelautan Universitas Darma Persada Jakarta, Email: 021d801n@y04.kobe-u.ac.jp , agung_sudrajad@lycos.com

Sumber: Inovasi Online

You might also like