Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
AGUS SUBUHI MUHAMMAD C RIZAL
R SMABI N
3 TELADAN
MAKALAH KIMIA, MINYAK BUMI
BUKITTINGG
I
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan organik dari
Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen
logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.
Komponen Hidrokarbon
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan atas hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon : 83,0-87,0 %
Hidrogen : 10,0-14,0 %
Nitrogen : 0,1-2,0 %
Oksigen : 0,05-1,5 %
Sulfur : 0,05-6,0 %
golongan parafinik
golongan naphthenik
golongan aromatik
sedangkan golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil,
demikian juga hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang
lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak
menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi
(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam
yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan
air.
2. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan
menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik
apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam
minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton,
ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai
asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam
alifatik.
3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu
0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah
pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik
didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang
relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang
mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam
mineral encer.
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada
proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat
menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya
oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat
bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya
titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
Agar dapat diolah menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut
ke Kilang menggunakan kapal, pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang,
minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan
trayek titik didihnya (distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi
dan residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi.
0-50°C : Gas
50-85°C : Gasoline
85-105°C : Kerosin
105-135°C : Solar
> 135°C : Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil
adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang
paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis
hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.
1. Parafin
2. Olefin
3. Naften
4. Aromat
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi
dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga
jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.
Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa
isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon
yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana pada gambar
berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana.
Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus
bangun yang berbeda seperti tampak pada gambar.
Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen
(H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah maka gambar dari normal-butan dan
iso-butan akan tampak seperti gambar berikut :
Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam
minyak bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi
jenis aspaltin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun
aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin.
Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan minyak
bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau
aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika
senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo
parafinnya. Begitu juga sebaliknya.
Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak
bumi terdapat juga zat pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen
dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak
bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip
dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom
sulfur dalam molekulnya, seperti pada gambar berikut :
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk
tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai
hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middle distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa
senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium
(Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti,
karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai
hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon
rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik
didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang
dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih
tinggi.
Parafin larut dalam heptane dan crude oil sedangkan aspalten tidak.
Sebagian besar yang ditulisnya adalah benar, tapi ada beberapa hal yang
mungkin perlu diluruskan. Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga
disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon
dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom
karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang
mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi
dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga
jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.
Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau
senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa
hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada normal-butana
pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga
iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi
memiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada gambar.
Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen
(H) dinotasikan sebagai bola berwarna merah. Senyawa hidrokarbon ‘normal’
sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa
isomernya atau ‘iso’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai
cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.
Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah
senyawa siklo-parafin yang disebut juga naften dan/atau senyawa aromat.
Berikut adalah contoh dari siklo-parafin dan aromat
‘Keluarga hidrokarbon’ terebut diatas disebut homologis, karena sebagian
besar kandungan yang ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam
beberapa jenis kemurnian untuk keperluan komersial. Secara umum, di dalam
kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan terhadap
hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada
umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya
untuk keperluan di laboratorium.
Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam
minyak bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi
jenis aspaltin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni
maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan
aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan
minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin
atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin
jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo
parafinnya. Begitu juga sebaliknya.
Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan
berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya.
Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukan
dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya.. Minyak bumi tidak
seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi terdapat juga zat
pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada
umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa
sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan hidrokarbon
pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam
molekulnya.
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk
tiofen dan disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai
hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan (middle distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa
senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium
(Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti,
karena sangat bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai
hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon
rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik
didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang
dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih
tinggi.
CH3 CH3
n-oktnan ( isooktana)
2,2,4 - trimetil pentana
Komponen lain yang terdapat pula di dalam minyak bumi adalah:
a. Hidrokarbon aromatis
Diantaranya adalah etil benzena
b. Sikloalkana
Sikloalkana yang ditemukan dalam minyak bumi adalah siklopentana dan
sikloheksana. Misalnya dalam senyawa metil siklopentana dan etil
sikloheksana.
dan etil sikloheksana dengan rumus Struktur:
CH2
H2C CH – CH3 H2C CH – CH2 – CH3
H2C CH2 H2C CH2
C C
CH2 H2
metil siklopentana etil sikloheksana
c. Senyawa anorganik
Senyawa anorganik yang sering terdapat bersama-sama alkan didalam
minyak bumi diantaranya : - belerang : 0,01-0,7 %
- nitrogen : 0,01-0,9 %
- oksigen : 0,06-0.4 %
dan sedikit senyawa organologam (vanadium dan nikel). Komposisi
kandungan senyawa anorganik dalam minyak bumi bergantung pada
tingkat penemuannya.
d. Senyawa hidrokarbon tak jenuh
Senyawa hidrokarbon tak jenuh, sedikit sekali terdapat dalam minyak
bumi, Karena senyawa tersebut mudah teradisi membentuk alkana.
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya.
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang
dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
1.Teori Biogenesis ( organik )
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama.
Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859),
Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
“minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Minyak bumi memiliki banyak kegunaan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Bahan bakar gas
Terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar, yaitu:
1. Liquefied Natural Gas (LNG)
LNG dikenal juga sebagai gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan
10% etena
2. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
LPG sehari-hari dikenal sebagai gas elpiji yang memiliki komponen
utama propana (C3H8) dan butana (C4H10)
Bahan bakar gas umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri.
Penggunaan bahan bakar gas bagi kendaraan bermotor yang bertujuan
mengurangi pencemaran udara. Selain itu, gas alam juga digunakan sebagai
bahan baku pembuatan plastik dan pembuatan zat aditif bensin.
b. Pelarut dalam industri. Contohnya, petroleum eter.
c. Bahan bakar kemdaraan bermotor. Contohnya, bensin dan solar.
d. Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya,
kerosin atau minyak tanah.
e. Bahan bakar untuk mesin diesel (pada kendaraan bermotor, seperti bus, truk,
kereta api, dan traktor)
f. Minyak pelumas. Digunakan untuk pelumasan atau lubrikasi mesin-mesin.
g. Bahan pembuatan sabun dan detergen.
h. Residu minyak bumi, terdiri atas:
1. Paraffin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin;
dan
2. Aspal: digunakan sebagai pengeras jalan raya.
Residu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industry
petrokimia. Residu minyak bumi yang berupa senyawa alkana rantai
panjang diuraikan menjadi senyawa alkena, yaitu etena dan butadiena.
(-CH2 – CH2-) CH2 = CH2
Residu etena
[-CH2 – CH2 – CH2 – CH2 -] CH2 = CH – CH = CH2
Residu 1,3-butadiena
Senyawa alkena (etena) yang terbentuk dapat diolah lebih lanjut menjadi
senyawa karbon lain, diantaranya sebagai berikut:
a. Senyawa polietena (plastik)
b. Senyawa etanol
Etanol dibuat melalui reaksi hidrasi etena berikut :
CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH3 – OH
Senyawa etanol hasil industri petrokimia digunakan untuk menaikan bilangan
oktan bensin.
Hb + CO HbCO
Ikatan itu tetap stabil hingga Hb dalam ikatan tersebut rusak. Ikatan
antara Hb dan gas O2 bersifat dapat balik (reversible) sehingga pada saat
digunakan untuk pembakaran O2 akan dilepas dan Hb dapat digunakan
kembali untuk mengikat oksigen.
Hb + 4O2 Hb(O2)4
Batas kadar SO2 dalam udara bersih adalah 0,0002 bpj (1/500 dari
batas kadar CO). gas SO2 dapat membahayakan kesehatan. Dalam jumlah
sedikit, gas ini dapat menyebabkan batuk-batuk dan sesak napas, sedangkan
dalam jumlah besar dapat merusak saluran pernapasan (radang
tenggorokan, radang paru-paru) serta menyebabkan kematian. Pencemaran
gas SO2 terhadap tumbuhan dapat menyebabkan pembentukan noda
cokelat pada daun bahkan menimbulkan kerontokan. Gas SO 2 di udara dapat
teroksidasi menghasilkan gas SO3.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air
membentuk asam sulfat.
3. Oksida Nitrogen
Senyawa nitrogen yang merupakan gas pencemar adalah oksida
nitrogen (NO, NO2) dan ammonia (NH3). Oksida nitrogen secara alami dapat
terbentuk dari reaksigas nitrogen dan gas oksigen di udara dengan bantuan
petir.
Batas kadar NO2 untuk udara bersih adalah 0,001 bpj. Gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh udara yang tercemar gas NO 2 berupa
gangguan saluran pernapasan dan mata terasa perih. Gas NO 2 juga
merupakan oksida asam sehingga hasil reaksinya dengan air hujan dapat
menyebabkan hujan asam.
5. Partikulat
Partikel-partikel padat atau cair di udala disebut partikulat. Partikulat
padat disebut asap dan partikulat cair disebut kabut. Partikulat padat (asap)
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar terutama solar dan batubara,
pembakaran sampah, aktivitas gunung berapi, dan kebakaran hutan. Asap
juga dapat dihasilkan dari industry kimia.
Partikulat cair (kabut) terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang
menguap. Keberadaan partikulat padat dan cair ditambah dengan adanya
oksida-oksida nitrogen, dan oksida belerang di udara, akan menimbulkan
asap kabut yang dikenal dengan istilah smog dan fog.
2.8 Daerah Pertambangan Minyak Bumi di Indonesia
Sandang
Dari bahan hidrokarbon yang bisa dimanfaatkan untuk sandang adalah PTA
(purified terephthalic acid) yang dibuat dari para-xylene dimana bahan dasarnya
adalah kerosin (minyak tanah). Dari Kerosin ini semua bahannya dibentuk
menjadi senyawa aromat, yaitu para-xylene. Rumus kimianya tahu kan?
Bentuknya senyawa benzen (C6H6), tetapi ada dua gugus metil pada atom C1 dan
C3 dari molekul benzen tersebut.
Para-xylene ini kemudian dioksidasi menggunakan udara menjadi PTA (lihat peta
proses petrokimia diatas). PTA yang berbentuk seperti tepung detergen ini
kemudian direaksikan dengan metanol menjadi serat poliester. Serat poli ester
inilah yang menjadi benang sintetis yang bentuknya seperti benang. Hampir
semua pakaian seragam yang adik-adik pakai mungkin terbuat dari poliester.
Untuk memudahkan pengenalannya bisa dilihat dari harganya. Harga pakaian
yang terbuat dari benang sintetis poliester biasanya relatif lebih murah
dibandingkan pakaian yang terbuat dari bahan dasar katun, sutra atau serat alam
lainnya.
Kehalusan bahan yang terbuat dari serat poliester dipengaruhi oleh zat penambah
(aditif) dalam proses pembuatan benang (saat mereaksikan PTA dengan metanol).
Salah satu produsen PTA di Indonesia adalah di Pertamina Unit Pengolahan III
dengan jenis produk dan peruntukannya disini.
Papan
Bahan bangunan yang berasal dari hidrokarbon pada umumnya berupa plastik.
Bahan dasar plastik hampir sama dengan LPG, yaitu polimer dari propilena, yaitu
senyawa olefin / alkena dari rantai karbon C3. Dari bahan plastik inilah kemudian
jadi bermacam-macam produk mulai dari atap rumah (genteng plastik), furniture,
peralatan interior rumah, bemper mobil, meja, kursi, piring, dll.
Seni
Untuk urusan seni, terutama seni lukis, peranan utama hidrokarbon ada pada
tinta /cat minyak dan pelarutnya. Mungkin adik-adik mengenal thinner yang biasa
digunakan untuk mengencerkan cat. Sementara untuk urusan seni patung banyak
patung yang berbahan dasar dari plastik atau piala, dll.
Hidrokarbon yang digunakan untuk pelarut cat terbuat dari Low Aromatic White
Spirit atau LAWS merupakan pelarut yang dihasilkan dari Kilang PERTAMINA
di Plaju dengan rentang titik didih antara 145oC – 195oC. Senyawa
hidrokarbonyang membentuk pelarut LAWS merupakan campuran dari parafin,
sikloparafin, dan hidrokarbon aromatik.
Estetika
Sebetulnya seni juga sudah mencakup estetika. Tapi mungkin lebih luas lagi
dengan penambahan kosmetika. Jadi bahan hidrokarbon yang juga digunakan
untuk estetika kosmetik adalah lilin. Misal lipstik, waxing (pencabutan bulu kaki
menggunakan lilin) atau bahan pencampur kosmetik lainnya, farmasi atau semir
sepatu. Tentunya lilin untuk keperluan kosmetik spesifikasinya ketat sekali. Lilin
parafin di Indonesia diproduksi oleh Kilang PERTAMINA UP- V Balikpapan
melalui proses filtering press. Kualifikasi mutu lilin PERTAMINA berdasarkan
kualitas yang berhubungan dengan titik leleh, warna dan kandungan minyaknya.
Pangan
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana. Kalau atom karbon dinotasikan sebagai bola berwarna hitam, okeigen
berwarna merah dan hidrogen berwarna putih maka bentuk molekul tiga dimensi
dari glukosa akan seperti gambar disamping ini. Banyak karbohidrat yang
merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai
yang panjang serta bercabang-cabang.
Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat
dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
seperti selulosa, pektin, serta lignin.
C6H12O6 (gula) + 6O2 -> Energi + 6 CO2 (udara yang dikeluarkan) + 6 H2O
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak bumi uang terbentuk berasal dari fosil yang mengalami
pengendapan Berjuta-juta tahun lalu. Kemudian dilakukan pengeboran dan
diproses / dengan proses destilsi hingga menghasilkan minyak bumi. Adapun
mutu bensin yang baik itu yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita
harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis.
Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan alam sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA