model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum (DEPDIKBUD, 1990: 3) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi tipe Connected dan Nested, model antar bidang studi yang meliputi tipe Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated, model dalam lintas bidang studi yang meliputi tipe Immersed dan Networked berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung pada anak, pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak. Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran terpadu sebagai berikut: Pembelajaran dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain baik berasal dari bidang studi yang bersangkutan ataupun lainnya. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan. Menggabungkan sebuah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna. mengembangkan pengetahuan nilai sikap dan keterampilan sosial serta kewarganegaraan peserta didik agar dapat direflesikan dalam kehidupan masyarakat.bangsa dan negara maupun pergaulan dunia Tujuan pendidikan IPS adalah: mengembangkan pengetahuan dasar sosiologian, kegeografian, keekonomian, kesejahteraan, dan kewarganegaraan. Nebgenbangkan kemampuan berpikir, inkuiri, peemecahan masalah dan keterampilan sosial Memnbangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan Aspek-Aspek dalam pendidikan IPS : Batasan Jati diri Batang tubuh pendidikan IPS masih sangat terbatas Kejelian guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai arahan pengait konseptual intra ataupun antar bidang studi. Penguasaan material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang bisa dikaitkan. Wawasan kependidikan yang mampu membuat guru selalu waspada untuk memanpaatkan setiap keputusan dan tindakan untuk memberikan uraian nyata bagi pencapaian tujuan utuh pendidikan. Berpusat pada anak (studend centerd). Memberi pengalaman langsung pada anak. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran. Bersipat luwes. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi. Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain Memberi tanda PB/SPB yang dipadukan dan menghubungkannya Menentukan jenis mata pelajaran yang akan dipadukan Menyusun daftar PB/SPB mata pelajaran yang dipaduklan Membaca dan mengkaji uraian PB/SPB Menentukan tema pemersatun Penguraian lanjut PB/SPB yang dipadukan Membuat satuan pembelajaran/rencana masing-masing mata pelajaran Terkait dengan tugas pengajaran mata pelajaran IPS, guru dituntut untuk dapat menyajikan pengajarannya dengan menggunakan pendekatan tematik, sebab sebagaimana dinyatakan dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”; demikian pula substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs juga merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”. Keterpaduan ini menuntut penyajian materi yang saling terkait antara disiplin ilmu-disiplin ilmu yang tergabung dalam mata pelajaran IPS, yakni Sosiologi, Sejarah, Geografi dan Ekonomi. Setiap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang ada dalam kurikulum seharusnya dipetakan SK dan KD manakah yang dapat dipadukan, dan SK dan KD mana yang tidak dapat dipadukan, sehingga harus disajikan secara mandiri. Keterpaduan SK dan KD ini dapat diwujudkan dalam suatu tema- tema tertentu. Perwujudan tema-tema inilah yang seringkali kita sebut sebagai konsep pembelajaran tematik.