You are on page 1of 25

HAKIKAT

HAKIKAT BANGSA
BANGSA DAN
DAN
NEGARA
NEGARA
 Pada hakikatnya antara bangsa dan negara tidak dapat
dipisahkan
 Bangsa merupakan bahagian dari unsur negara, yaitu
rakyat
 Sedangkan pembentukan negara dalam rangka perlindungan
hak dan kewajiban manusia baik sebagai makhluk individu
maupun sebagai makhluk sosial

INDIVIDU SUKU BANGSA NEGARA


HAKIKAT BANGSA
 Ernest Renan (Prancis)
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama
(Hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yang agung.
 Otto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan
karakter yang tumbuh akibat adanya persamaan nasib.
 F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu, yang timbul karena
adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya.
 Hans Kohn (Jerman)
Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah.
Secara umum bangsa memiliki faktor-faktor objektif tertentu yang
membedakan dengan bangsa lain, yaitu persamaan keturunan,
wilayah, adat-istiadat, bahasa, agama, perasaan dan kesamaan politik.
UNSUR PEMBENTUK BANGSA
Menurut Friedrich Hertz dalam bukunya Nationality in History and
Politics mengemukakan bahwa setiap bangsa memiliki 4 (unsur)
aspirasi, yaitu:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional, yang terdiri
atas kesatuan sosial, ekonomi, politik agama, kebudayaan dan
Solidaritas.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan
nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur
tangan bangsa lain terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan dalam Kemandirian, keunggulan, Individualitas,
keaslian atau kekhasan, misalnya menjunjung tinggi
bahasa Nasional yang mandiri.
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa
dalam mengejar kehormatan, prestise dan pengaruh.
HAKIKAT NEGARA
 George Jellinek
Negara ialah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu.
 George William Friedrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
 Mr. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.
 Roger F. Soltau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat
 Prof. R. Djokosoetomo
Negara ialah organisasi manusia atau sekumpulan manusia yang berada di
bawah suatu pemerintahan yang sama.
 Prof. M. Soenarko
Negara ialah ornganisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, di mana
kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souverign (kedaulatan).
UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA
 Konvensi Montevideo tahun 1933 menyebutkan bahwa
unsur-unsur berdirinya suatu negara terdiri dari rakyat
(penghuni), Wilayah yang permanen, penguasa yang
berdaulat, kesanggupan hubungan dengan negara-
negara lain, dan unsur pengakuan (deklaratif)
 Menurut Oppenheimer dan Lauterpacht unsur-unsur
yang harus terpenuhi sebagai syarat berdirinya negara
adalah :
a. Rakyat yang bersatu
b. Daerah atau Wilayah Konstitutif
c. Pemerintah yang berdaulat
d. Pengakuan dari negara lain Deklaratif
RAKYAT
 Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau
berdomisili didaalam suatu wilayah negara (menetap). Penduduk
adaalah mereka yang lahir secara turun temurun dan besar di
dalam suatu negara
 Bukan Penduduk adalah mreka yang berada dalam suatu
wilayah negara hanya untuk sementara waktu, seperti wisatawan
mancanegara atau tamu-tamu asing dlaam suatu negara
 Warga Negara adalah mereka yang beradasarkan hukum
tertentu merupakan anggota dari suatu negara. Warga Negara
adalah mereka yang menurut undang-undang atau perjanjian
diakui sebagai warga negara, atau melalui proses naturalisasi
 Bukan Warga Negara (Orang Asing) adalah mereka yang
berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi
anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada
pemerintahan dimana mereka berada. Contohnya adalah korps
kiplomatik, konsuler, orang asing dan sebagainya.
WILAYAH
1. WILAYAH DARATAN
Wilayah Daratan merupakan daerah dipermukaan bumi berserta
kandungan dibawahnya dalam batas wilayah negara
Penentuan batas-batas suatu wilayah daratan, baik yng
mencakup dua negara atau lebih pada umumnya berbentuk
perjanjan atau traktat.
Wilayah Ekstra Teritorial
Daerah Ekstra Teritorial adalah tempat yang menurut
kebiasaan internasional diakui sebagai daerah kekuasaan
suatu negara meskipun tempat itu secara nyata berada
diwilayah negara lain
Menurut Hasil Reglemen dalam Kongres Wina (1815) dan
Kongres Achen (1818) “Perwakilan Diplomatik suatu negara
dinegara lain merupakan daerah ekstra teritorial”
2. WILAYAH LAUT
 Wilayah Lautan merupakan perairan berupa samudra, laut,
selat, daanau dan sungai dalam batas wilayah negara
 Terdapat 2 (dua) konsepsi pokok mengenai wilayah laut suatu
negara, yaitu :
1). Res Nullius adalah konsepsi yang menyatakan
bahwa laut dapat diambil dan dimiliki oleh
masing-masing negara.
2). Res Communish adalah konsepsi yang
menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat
dunia sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki oleh masing-
masing negara.
Dalam bentuk Traktat Multilateral, batas laut suatu
negara, terdiri dari :
1). Batas Laut Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulaatan atas laut territorial yang berjarak 12 mil
laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai
2). Batas Zona Bersebelahan
Sejauh 12 mil laut diluar batas laut territorial atau 24 mil dari pantai. Di dalam
wilaayah ini negara pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum pihak-pihak
yang melanggar undang-undang bea cukai, Fiskal, imigrasi dan ketertiban negara
3). Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang
batasnya 200 mil laut diukur dari pantai. Didalam wilayah ini negara pantai yang
bersangkutan berhak menggali kekayaan alam lautan serta melakukan kegiatan
ekonomi tertentu.
4). Batas Landas Benua
Landas Benua adalah wilayah laut suatu negara yang lebih dari 200 mil laut.
Dalam wilayah ini negara pantai boleh mengadakan eksplorasi dan eksploitasi
kekayaan lautnya, dengan kewajiban membagi keuntungan dengan masyaarakat
internasional
3. WILAYAH UDARA
 Wilayah Udara adalah udara yang berada
dipermukaan bumi diatas wilayah darat dan laut.
Pasal 1 Konvensi Paris 1919 menyatakan bahwa
negara-negara merdeka dan berdaulat berhak
mengadakajn eksplorasi dan eksploitasi diwilayah
udaranya, seperti dalam rangka penerbangan,
komunikasi radio, satelit dan sebgainya.
 Pasal 1 Konvensi Chicago 1944 menyatakan :
“Setiap negara memiliki kedaulatan yang utuh dan
eksklusif diruang udara diatas wilayahnya”
 Berdasarkan undang-undang nomor 20 tahun 1982,
wilayah kedaulatan dirgantara RI termasuk orbit
geo stationer adalah 35.761 km.
PEMERINTAH YANG BERDAULAT
 Pada hakikatnya yang dimaksud dengan
pemerintah yang berdaulat adalah pemerintahan
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang
dihormati dan ditaati oleh seluruh rakyat itu serta
diakui dan dihormati oleh negara lain.
 Kata daulat dalam pemerintahan berasal Bahasa
Latin Supremus , daulah (Bahasa Arab),
Souvereignity (Inggris), Souvereiniteit (Prancis),
dan sovranita (Italia) yang berari “Kekuasaan
Tertinggi”
SIFAT KEDAULATAN, MENURUT JEAN BODIN


Asli
Artinya kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang
lebih tinggi

Permanen
Artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri,
sekalipun pemegang kedaulatan sudah berganti-ganti

Tunggal (bulat)
Artinya kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan
tertinggi dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagi- bagikan
kepada badan lain

Tidak Terbatas (absolut)
Artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.
Bila ada kekuasaan lain yang membatasinya, tentu kekuasaaan
tertinggi yang dimilikinya itu akan lenyap
ASAL MULA TERJADINYA NEGARA
Terjadinya Negara secara Primer
Secara primer negara dimulai dari masyarakat hukum yang
paling sederhana, kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih
maju.
Secara singkat terjadinya negara secara primer adalah sebagai
berikut:
– Suku/persekutuan masyarakt (genootschaft)
– Kerajaan (Rijk)
– Negara Nasional
– Negara Demokrasi
Terjadinya Negara secara Sekunder
Teori terjadinya negara secara sekunder berangapan
bahwa negara telah ada sebelumnya, namun karena
adanya revolusi, intervensi dan penaklukan timbul
negara yang menggantikan negara yang telah ada
tersebut.
Dalam kenyataannya terjadinya negara secara sekunder
kadang-kadang proses terbentuknya tidak sah menurut
hukum.
TERJADINYA NEGARA
BERDASARKAN FAKTA SEJARAH
a. Occupatie (Pendudukan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan
dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai oleh
kelompok tertentu.
Contoh: Liberia yang diduduki Budak negro
dimerdekakan tahun 1847.
b. Fusi (Peleburan)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami
suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling
melebur menjadi satu.
Contoh: Jerman
c. Cessie (Penyerahan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada
negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu.
Contohnya Wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria
kepada Prusia (Jerman) pada PD I.
d. Acessie (Penaikan)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat
penaikan lumpur sungai atau timbul dari dasar laut.
Contoh : Negara Mesir
e. Anexatie (Pencaplokan/Penguasaan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai
(dicaplok) oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti.
Contoh: Israel (1948) mencaplok daerah Palestina.
f. Proclamation (Proklamasi)
Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah
yang diduduki oleh bangsa lain perlawanan sehingga
berhasil merebut wilayahnya kembali dan menyatakan
merdeka.
Contoh: Indonesia
g. Innovation (Pembentukan Baru)
Munculnya suatu negara baru di atas wilayah suatu
negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian
lenyap.
Contoh: Venezuela dan Columbia baru
h. Separatise (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara
yang semula menguasainya, kemudian menyatakan
kemerdekaannya.
Contoh: Belgia (1939) memisahkan diri dari Belanda.
SIFAT HAKIKAT NEGARA
• Sifat hakikat negara berkaitan erat dengan dasar
terbentuknya negara, norma dasar yang menjadi
tujuannya, falsafah hidup yang ingin diwujudkannya
serta perjalanan sejarah dan tata nilai sosial budaya
yang telah berkembang di dalam negara.
• Menurut Prof. Miriam Budiarjo, sifat hakikat mencakup
hal-hal sebagai berikut:
Sifat memaksa
Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti negara memiliki
kekuatan fisik secara legal.
Sifat monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama masyarakat.
Sifat mencakup semua (all-embracing)
Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah
untuk semua orang tanpa kecuali.
TUJUAN NEGARA
1). Plato
Tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik
sebagai individu maupun makhluk sosial.
2). Harold J. Laski
Tujuan negara adalah menciptakan keadaan di mana rakyat dapat
mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
3). Roger F. Soltau
Tujuan negara adalah memungkinkan rakyat berkembang serta
memungkinkan daya ciptanya sebebas mungkin.
4) Thomas Aquino dan Agustinus
Tujuan negara adalah mencapai penghidupan dan kehidupan
aman dan tenteram dengan taat kepada dan di bawah pimpinan
Tuhan. Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah
berdasarkan kekusaan Tuhan yang diberikan kepadanya.
FUNGSI NEGARA
Fungsi negara dapat diartikan sebagai tugas Organisasi
negara itu sendiri. Secara umum tugas negara dibagi 2
(dua) yaitu:
1). Tugas Esensial
yaitu tugas untuk mempertahankan negara sebagai organisasi
politik yang berdaulat. Tugas ini merupakan tugas internal
negara (memelihara perdamaian, ketertiban, dan perlindungan
hak milik warga negara) dan tugas eksternal (mempertahankan
kemerdekaan negara)
2). Tugas Fakultatif
yaitu tugas untuk memperbesar kesejahteraan umum, baik
moral, intelektual, sosial, maupun ekonomi, misalnya memelihara fakir
miskin, kesehatan dan pendidikan warga negara
Fungsi Negara menurut Ahli
a). John Locke
Membagi fungsi negara menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Fungsi Legislatif; membuat peraturan
2. Fungsi eksekutif; melaksanakan peraturan
3. Fungsi Federatif; mengurus urusan luar negeri,
perang serta damai.

b). Montesquieu (Trias Politica)


Fungsi negara mencakup 3 (tiga) tugas pokok, yaitu:
1. Fungsi Legislatif; membuat undang- undang.
2. Fungsi eksekutif; melaksanakan undang-undang.
3. Fungsi Yudikatif; mengawasi agar semua peraturan
ditaati (fungsi mengadili).
Montesquieu
PENGAKUAN NEGARA LAIN

1. Pengakuan secara de facto


Yaitu pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara yang dapat
mengadakan hubungan dengan negara lain yang mengakuinya.
Pengakuan secara de facto menurut sifatnya dibedakan menjadi:
a). Pengakuan de facto bersifat tetap
Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan dan ekonomi
(konsul) Sedangkan untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan
b). Pengakuan de facto bersifat Sementara
Pengakuan yang diberikan negara lain dengan tidak melihat lebih
jauh pada hari depan. Apakah negara tersebut akan eksis atau
hancur. Apabila ternyata negara baru tersebut hancur atau jatuh,
maka negara lain akan menarik kembali pengakuannya.
2. Pengakuan secara de jure
Adalah pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh negara lain dengan segala
konsekuensinya.
Menurut sifatnya pengakuan de jure dibedakan
menjadi:
a). Pengakuan de jure bersifat tetap
Pengakuan dari negara lain berlaku untuk
selama-lamanya.
Setelah melihat kenyataan bahwa negara baru
tersebut dalam beberapa waktu lamanya
menunjukkan pemerintahan yang stabil.
b). Pengakuan de jure bersifat penuh
Terjadi hubungan antara negara yang
mengakui dan diakui yang meliputi
hubungan dagang, ekonomi dan diplomatik.
Negara yang mengakui berhak menempati
konsulat atau membuka kedutaan.
NASIONALISME
• Nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang tumbuh
karena perasaan senasib dan sepanggungan untuk senantiasa
mendahulukan kepentingan bersama (nasional) dari
kepentingan individu atau kelompoknya
• Dengan semangat kebangsaaan “nasionalisme” diharapkan
bangsa Indonesia bangkit dan bersatu untuk membangun
negeri dengan kekuatan dan kemampuan sendiri serta tetap
berpedoman pada pancasila dan UUD 45
• Di dalam jiwa nasionalisme tertanam sebuah keinginan utnuk
membangun negeri sesuai dengan cita-cita, harapan dan
kemampuan bangsa sendiri. Jiwa nasionalisme adalah idiologi
yang berlandaskan pada keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa dan negara secara utuh dan menyeluruh
tanpa bergantung pada pihak lain
• Dalam konteks pembangunan bangsa, nasionalisme yang
dibutuhkan adalah sebuah sikap nasionalisme yang
mengutamakan etika, moral agama, keadilan, keadaban,
persatuan, demokratis dan Kemanusiaan
PATRIOTISME
• Istilah patrotisme berasal dari bahasa Inggris,
“patriotisme” yang berarti cinta tanah air
• Patriotisme adalah semangat cinta tanah air dan sikap
untuk bersedia mengorbankan segala-galanya untuk
kemakmuran dan kejayaan tanah airnya.
• Tumbuhnya jiwa patriotisme berhubungan erat dengan
rasa memiliki “sense of belonging” terhadap tanah
airnya
• Warga negara yang memiliki sense of belonging akan
melahirkan rasa bertanggung jawab. “sense of
responsibility” terhadap apa yang dimiliki atau apa
yang dicintainya.
• Seseorang yang menyatakan diri mencintai tanah air
Indonesia, ia harus menjaga, memelihara dan
bertanggung jawab atas keselamatan dan kemajuan
bangsa Indonesia
MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM
SEMANGAT PATRIOTISME

 Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia,


yaitu bangsa yang mencintai tanah air, bangsa
dan negara
 Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia,
sebagaimana tercermin dalam nilai moral yang
terkandung dalam sila Persatuan Indonesia
 Merupakan alat pemersatu bangsa dalam
mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka
bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945
PORTOPOLIO TUGAS SISWA
• Buatlah Analisa
Kondisi Nasionalisme dan Patriotisme Bangsa Indonesia
ditengah Percaturan Dunia Global “Global village”
Analisa ditinjau dari Aspek :
1. Dampak positif
2. Dampak Negatif
3. Penerapan dalam Pembangunan nasional
 Sumber bahan :
Surat Kabar, Majalah / Internet
 Sifat Tugas : Individual

You might also like