You are on page 1of 11

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air Laut dengan

konsep Power Buoy

Disusun Oleh:

SUPARJO (G1D006014)
FAHRUL ROZI (G1D006036)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2009

Abstrak, melambungnya harga minyak bumi membuat dunia terancam krisis


energi listrik. Hal ini mengingat banyaknya pembangkit yang menggunakan
minyak bumi sebagai bahan bakarnya. Berbagai lembaga dunia dari berbagai
Negara maupun pemerintah/swasta telah melakukan berbagai survey, dan salah
satu survey itu merekomendasikan laut sebagai sumber energy terbarukan.
Menurut WEC (world energy council), laut mempunyai potensi total energy
sekitar 2 TH. Makalah ini akan memaparkan konversi energi laut dengan
menggunakan Generator Linear. Generator Linear bekerja dengan prinsip
induksi, sedikitnya penggunaan komponen seperti tidak adanya Gearbox dan
Hidrolik sehingga tidak dibutuhkan tenaga yang terlalu besar untuk
mengoperasikannya. Hal ini sangat cocok diterapkan sebagai generator untuk
sistem pembangkit dengan Resource Gelombang air laut. Seperti kita ketahui,
laut merupakan sumber energi yang belum dimanfaat secara optimal atau
bahkan belum dimanfaatkan sama sekali. Semoga dengan tugas ini bisa
memberi kita sedikit informasi akan besarnya energi yang bisa dimanfaatkan dari
laut.
1. Pendahuluan
Beberapa dekade saat ini, dunia dilanda krisis energi khususnya minyak bumi
yang sempat pada level $100 per barel, sehingga diperlukan sumber energi
alternative. Salah satu sumber energi alternative yang belum dimanfaatkan
secara optimal adalah laut. Laut mempunyai potensi sumber energi yang
besar, sehingga layak untuk dikembangkan. Selain itu, energinya tersedia
secara terus menerus (kontinue) dan ramah lingkungan (terbarukan). Potensi
terbesar dari laut yang bisa dimanfaatkan adalah arus laut dan energi
gelombangnya.

Dua bentuk utama dari arus-arus laut adalah arus-arus marine dan arus-arus
pasang surut. Keduanya dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Arus-arus pasang surut
terjadi dengan cara yang sangat berbeda dibanding arus marine. Arus pasang
surut berlangsung sebagai hasil gravitasi,yang tergantung pada lokasi dan
geografis. Arus ini berlangsung dalam suatu siklus.

Ombak/Gelombang laut terjadi sebagai akibat perpindahan kalor dari


matahari. Panas yang diterima oleh permukaan laut menyebabkan adanya
perbedaan tekanan. Dengan adanya perbedaan tekanan ini akan
menyebabkan terjadinya angin yang bergerak dari laut ke darat ( angin laut)
atau sebaliknya (angin darat). Angin ini menyebabkan air ikut bergerak,
dengan gerakan air inilah yang disebut dengan Gelombang laut.

Gambar 1. Distribusi Gelombang Laut Dunia

Ada kira-kira 8,000 -80,000 TWh/yr atau 1 -10 TW dari energi gelombang di
dalam seluruh samudra, dan di rerata masing-masing gelombang
menghasilkan 10 – 50 kW.
2. Energi Gelombang dan Daya

Analisis yang berikut menguraikan suatu energi gelombang yang bergerak

Tabel 1.Satuan – satuan dalam Energi Gelombang

Variabel
SWL Mean seawater level
(surface)
Edensity Wave energy density
(J/m2)
Ewavefro Energy per meter wave
nt front (J/m)
Pdensity Wave power density
(W/m2)
Pwavefor Power per meter wave
nt front (W/m)
h Depth below SWL (m)
ω Wave frequency
(rad/sec)
λ (or Wavelength (m) = gT2/
L) (2π)
ρwater Seawater density
( 1000 kg/m3)
g Gravitational constant
(9,81 m/s2)
A Wave amplitude (m)
H Wave height (m)
T Wave priod (s)
C Celerity (wave front
velocity) (m/s)

Gelombang air laut dapat dianalogikan sebagai berikut

Gambar 2. Struktur Gelombang Air Laut


3. Tenaga dan Rapat Daya

Rapat tenaga suatu gelombang ditunjukkan di dalam persamaan 1, adalah


fluks tenaga rata-rata melintas suatu paralel bidang tegak pada suatu
gelombang. Sedangkan Tenaga setiap waktunya adalah rapat daya
gelombang seperti persamaan 2.. Gambar. 3 menggambarkan bagaimana
waktu dan amplitude mempengaruhi rapat daya.

Edensity = ρwatergH2/8 = ρwatergA2/2 (1)...........................


(1)
Pdensity = Edensity/T = ρwatergH2/(8T) = ρwatergA2/(2T .......
(2)

Gambar 3. Grafik antara waktu, ampitudo, dan rapat daya

Suatu sumber daya gelombang pada umumnya digambarkan dalam kaitan


dengan menggunakan istilah daya per meteran dari awal gelombang. Ini dapat
dihitung dengan perkalian rapat tenaga oleh celeritas gelombang (percepatan
awal gelombang) seperti pada persamaan 3. Gambar 4 menandai satu
peningkatan di dalam amplituda dan waktu suatu gelombang meningkatkan
daya per meteran dari awal gelombang.

Pwavefront = C*Edensity = ρwaterg2H2/(16ω) = ρwaterg2A2/


(4ω) ..... (3)
Gambar. 4 Power per meteran dari awal gelombang

Untuk setiap kedalaman laut, energi yang dihasilkan dapat dirumuskan


sebagai:

E(d) = E(d=SWL) * e-2πd/λ .............................................. (4)

Dimana d : kedalaman laut (m)

Sedangkan Energi yang bisa diserap dari Gelombang yaitu sebesar:

P = ρg2TH2 / 32π................................................. (5)

4. Pembangkit Power Buoy dengan Generator linier


Pembangkit-pembangkit dengan Generator linier sama halnya seperti
pembangkit-pembangkit berputar konvensional lainnya. Prinsip kerjanya
mengkonversi energi mekanik menjadi energi elektris. Generator linear terdiri
dari dua komponen utama yaitu Rotor yang bergerak dan stator merupakan
bagian yang diam. Antara Rotor dan Stator dipisahkan oleh celah udara yang
memugkinkan Rotor bisa bergerak (tidak ada gesekan).Yang membedakan
antara pembangkit generator linear dengan pembangkit konvensional adalah
letak Rotor yang vertikal terhadap stator. Rotor dari suatu pembangkit yang
linier biasanya dikenal sebagai pengkonversi tenaga gelombang air laut
menjadi energi gerak. Naik turunya permukaan gelombang laut
menyebabkan Rotor ikut bergerak naik turun, dengan gerakan ini
menyebabkan terjadinya induksi antara Rotor dan Stator. Kelebihan
Generator sistem ini adalah sedikitnya komponen yang bergerak, tanpa
adanya perantara seperti gearboxs dan hidrolik sehingga tidak dibutuhkan
begitu besar tenaga untuk menggerakkannya. Sedangkan kelemahannya
terletak pada bentuk kontruksi dan desain yang harus benar-benar sesuai,
tidak bisa di beli secara Built Up dan biayanya akan lebih mahal. Akan tetapi
dari segi biaya dapat ditutupi dengan produksi masal.

Konsep Power Buoy atau Point Absor terdiri dari Pelampung, Lengan, dan
Generator Linear. Ketika Gelombang mengenai Pelampung maka terjadi
gerakan pada pelampung yang menyebabkan lengan ikut bergerak dan akan
menggerakkan Rotor dari Generator Linear. Dengan bergerakknya Rotor
maka akan terjadi induksi antara Rotor dan Stator.

Gambar 9. sistim The Floating Buoy dengan pembangkit yang linier

Rotor terbuat dari bahan magnet permanen yang yang ditempatkan pada
pelat baja. Magnet permanennya dibuat seperti sekat-sekat yang dipisahkan
oleh kutub sepatu. Magnet permanent ini akan menghasilkan medan magnet
sepanjang lengan rotornya. Sedangkan Kutub sepatu ini berfungsi sebagai
penghantar yang akan menyalurkan flux medan magnet. Medan magnet ini
akan bergerak ke celah udara dan Stator.

Setidaknya ada dua konsep desainRotor yang bisa dibuat untuk generator
Linear yaitu seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Yang
membedakan keduanya hanya terletak pada posisi magnet yang digunakan
pada rotor.
Gambar .5 Tampak samping dari rotor untuk suatu pembangkit LFM linier. Arah
fluks magnet itu ditandai dengan panah

Dari kedua konsep diatas dapat dijelaskan garis-garis fluk medan yang
dihasilkan

Gambar 6. Rangkaian magnetik untuk suatu rotor dengan magnet-magnet yang


dikuburkan. Fluks magnet itu ditandai oleh lengkung tertutup dan panah-panah
menandai (adanya) arah fluks. Fluks bocoran melalui plat aluminium ditandai dengan
suatu garis putus.

Gambar 7. Rangkaian magnetik untuk suatu rotor dengan permukaan menjulang


magnet-magnet. Fluks magnet itu ditandai oleh lengkung tertutup dan panah-
panah menandai (adanya) arah fluks.
Gambar 8. Penampang dari Stator dengan Lilitan
Konduktornya

Stator terdiri dari Lilitan Konduktor dan Baja. Flux yang berasal dari kutub
sepatu meninggalkan celah udara ke Stator terus ke gigi stator. Dan
terhubung ke beban Stator dimana flux memotong dalam dua bagian dan
kembali ke gigi Stator dan kembali ke celah udara di kutub yang berdekatan.
Dengan cara ini, flux mgnetik memutar lilitan kawat dan disebut sirkuit
magnetik.Untuk membuat sirkuit magnetik seefisien mungkin, lilitan konduktor
terbuat dari material dengan permeabilitas yang rendah dan mampu
membawa flux magnetik.

Ketika rotor bergerak dalam waktu yang bervariasi maka akan tercipta medan
magnetik di lilitan stator. Jarak anatar kutub utara dan kutub selatan disebut
luas kutub. Ketika Rotor bergerak satu kutub phasa medan magnetik pada
Stator disebut Perubahan Л radian dan kembali lagi ke bentuk yang sama
dari awal star Rotor. Medan magnet ini berbentuk siklus dalam satu periode
dari pergerakan Rotor antara jarak dua kutub yang dapat digambarkan
sebagai sebuah segitiga. Segitiga ini dihubungkan dengan baik kepada
induksi elektromagnetik di Lilitan Konduktor Stator dan disebut electrical
angle.

5. Tegangan yang dihasilkan


Bila diasumsikan bahwa medan magnet yang dihasilkan adalah sinusoidal,
maka induksi megnetik dapat ditulis sebagai berikut :

B = Β' sin ( x – ωt) ...................................(6)

dimana B' adalah amplitudo maksimum, x adalah titik observasi di stator, dan
ω adalah kecepatan sudut dari rotor.
Garis-garis flux dalam suatu lilitan yang terjadi dalam waktu t adalah :

Λ = w/π NlB sin ωt…… ..................................................................(7)

dengan w = luas kutub, N = jumlah putaran, l = panjang dari lilitan. Dengan


demikian, induksi elektromagnetik adalah :

e = - dΛ/dt = ω w/п NlB' cos ωt = 2 fw NlB' cos 2 пft ....................(8)

E = e'/2 = 2 fw NlB'……………………………………………………(9)

dimana e' adalah elektrotromagnet maksimum yang terjadi.

6. Transimisi
Di suatu Pembangkit sejumlah WEC bersifat saling behubungan dengan suatu
substasiun yang ada di dalam air (UWS) dengan suatu kabel tiga fase di dasar
samudra ataupun bisa melalui kabel transmisi diatas permukaan air laut.

Gambar . 13 contoh hubungan grid dengan konverter dan satu


transformator opsional ditempatkan di pantai.

Sedangkan sebuah konverter ditempatkan di pinggir pantai untuk kemudian


dipasangkan Transformator. Dari transformator, tegangannya dapat dinaikkan
untuk kemudian dihubungkan dengan sistem yang telah ada (interkoneksi)
7. Kesimpulan
Laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan. Salah satunya adalah untuk sumber
energi listrik terbarukan. Salah satu konsep generator yang digunakan adalah
Power Buoy dengan Generator Linear. Konsep ini mempunyai beberapa
keunggulan, diantaranya:
1. Kontruksinya sederhana : Generator Linear menggunakan konsep
konversi energi gelombang air langsung menjadi energi listrik dengan
sedikitnya penggunaan komponen peralatan bergerak dimana tidak
adanya komponen hidrolik dan gearbox.
2. Polusi terhadap lingkungan kecil : hal ini selaras dengan konsep
pengembangan dan pemanfaatan energy yang berorientasikan pada
lingkungan
3. Pembangunan kontruksinya kecil : suatu pembangkit dengan Power Buoy
dapat menghasilkan 10-20 kVA, bila sistem akan digunakan untuk
pembangkit yang lebih besar maka dapat dibuat dengan menghubungkan
keseluruh sistem menjadi satu kesatuan besar

Sedangkan kendala dari pengembangan sistem pembangkit ini, antara


lain:

Membutuhkan biaya investasi yang besar : selain biaya survey untuk


membangun suatu pembangkit dengan power buoy ini, masalah
penggunaan bahan untuk kontruksi pembangkit ini menjadi pertimbangan
besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa alat-alat yang kita gunakan akan
kontak langsung dengaan air laut sehingga bahan yang digunakan harus
tahan terhadap korosi, mempunyai permeabilitas yang rendah dan bahan
tidak terbuat dari magnet. Ini memerlukan survey lagi terhadap
penggunaan bahan, sehingga akan membutuhkan biaya yang semakin
besar.
Daftar Pustaka

1. Danielsson, Oskar. 2003. “Design of a linear Generator for wave energy


plant”. Engineering physic programme Uppsala University School of
Engineering
2. T W Thorpe.2000. “ The wave energy program in the Uk and European
wave energy network”.Proceeding of the fouth european wave
conference, Aalborg, Denmark.
3. P Lorrain and D R Corson.1990.””Electromagnetism principle and
applications. W H Freeman and Company, New York.
4. Polinder H, et al. agustus 2000.” Linear PM Generator for wave energy
Conversion in AWS. ICEM 2000, Finlandia.
5. Venning, Jennifer and Dr. annette muetze.2005.”Wave Energy
Conversion”.Electrical and Computer Engineering Department University
of Wisconsin, Madison.
6. SzabÒ, lorànd; Claudiu Oprea, Loan-andrian Viorel, Kàroly Ágoston Birò.
2007.”Novel Permanent Maget Tubular Linear Generator for Wave Energy
Converters”.Deparetment of electric Machines, Technical University of
Cluj, Rumania.
7. Baker N.J and M A Mauller.2001.”Direct Drive Wave Energy Converters”.
School of Engineering, University of Durham, South Road Durham,
DHI3LE, UK.
8. Brooking, P.R.M. 2002. “Power conversion in a low speed reciprocating
electrical generator,” conference record of the International conference on
electrical machines (ICEM 2002), brugge, Belgia.
9. Danielsson, O., Thorburn, K., Eriksson, and M., Leijon, M.
2004.”Permanent magnet fixation concepts for linear
generator”.Proceeding of the 5TH European wave energy conference.
Cork, Irlandia.
10. Baker, N.J.2003.”liner generator for direct drive marine renewable energy
converter”. Ph.D Thesis, School of Engineering, University of durham, UK.
11. Zuhal.2000.”Dasar teknik tenaga listrik dan lektromagnetik daya”.PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia.

You might also like