You are on page 1of 24

SISTEM POLITIK

 Rusandi Simuntapura
mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur
politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukkan suatu
proses yang langgeng.
 Sukarna
suatu tata cara untuk mengatur atau mengolah bagaimana
memperoleh kekuasaan di dalam negara, mengatur hubungan
pemerintah dan rakyat atau sebaliknya, dan mengatur hubungan
antara negara dengan negara atau dengan rakyatnya. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa sistem politik ialah tata cara
mengatur negara.
 Robert Dahl
merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta
melibatkan sesuatu yang luas dan berarti tentang kekuasaan,
aturan-aturan, dan kewenangan.
 Almond
sistem interaksi yang ditemui dalam masyarakat merdeka serta
menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi. Fungsi integrasi yang
dijalankan oleh sistem politik adalah untuk mencapai kesatuan
dan persatuan dalam masyarakat yang bersangkutan. Fungsi
adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan.
CIRI SITEM POLITIK

Almond dalam the politics of developing areas mengatakan empat ciri


sistem politik sebagai berikut :
sistem politik memiliki kebudayaan politik yang dapat
diperbandingkan satu sama lain sesuai dengan tingkatan dan bentuk
pembidangan kerja yang teratur.
sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun
tingkatnya berbeda-beda.
sistem politik dispesialisasikan, baik pada masyarakat yang primitif
maupun yang modern.
sistem politik adalah sistem campuran kebudayaan.

David Easton menyatakan bahwa ciri-ciri sistem politik :


Adanya unit-unit yang membentuk sistem itu, sekaligus batas-batas
pengaruhnya
Adanya input dan out put dalam sistem, yaitu keputusan-keputusan
yang dibuat (output) dan proses pembuatan keputusan (input)
Adanya jenis dan tingkatan diferensiasi dalam sistem
Adanya tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan pula
tingkat efisiensinya.
Lingkungan Lingkungan
Lingkungan fisik, sosial
internasional internasional
dan ekonomik domestik

Output dan
pengaruh Input

BADAN KELOMPOK
Penghakiman PERADILAN KEPENTINGAN
Artikulasi
kebijaksanaan
kepentingan

Sosialisasi
politik
Rekrutmen PARTAI Agregasi
Penerapan BIROKRASI politik kepentingan
POLITIK
kebijaksanaan
Komunikasi
politik

EKSEKUTIF BADAN
LEGISLATIF

Pembuatan
kebijaksanaan

Gambar Sistem Politik, Struktur & Fungsi.


MACAM SISTEM POLITIK
Menurut Almond dan Coleman terdapat bermacam
sistem politik, khususnya yang banyak berlaku di
negara berkembang diantaranya :
 Demokrasi Politik
Demokrasi Politik adalah suatu sistem di mana terdapat
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Terdapat
macam-macam kelompok dengan kepentingan yang
sama yang otonom, partai politik, dan sarana-sarana
yang bebas untuk pembentukan pendapat/opini.
 Demokrasi Terpimpin
Struktur formal sistem ini boleh dikatakan sama dengan
demokrasi politik. Dalam sistem ini kekuasaan lebih
terkonsentrasi kepada eksekutif dan ikatan kekuasaan
eksekutif lebih erat dengan partai pemerintah dengan
ruang gerak terbatas kepada oposisi. Pendapat umum
didominasi oleh pemerintah.
Oligarki Pembangunan
Dalam sistem ini, Konsentrasi kekuasaan di tangan
pemerintah yang dianggap syarat pembangunan dan
persatuan.
Sistem pengawasan ada di tangan militer atau rezim sipil
yang didukung oleh elit yang besar jumlahnya.
Parlemen tidak punya kekuasaan dan hanya sebagai
persetujuan serta pemberi nasihat rencana peraturan.
Tidak ada tempat untuk oposisi.
Sebagai pelaksanaan kekuasaan tergantung kepada
birokrasi yang ada.
Kekuasaan yudikatif tidak bebas lagi.
Militer dan politik bekerja menumpas gerakan di bawah
tanah.
Oligarki Totaliter
Terdapat kekuasaan kepada rezim totaliter tradisional,
seperti rezim fasis di Jerman dan Italia serta rezim
nasionalis Jepang sebelum PD II.
Rezim tidak mentolelir ada kekuasaan lain di sampingnya.
Elite politiknya mempunyai ideologi yang konsisten dan
terperinci dalam menjabarkan sistem pemerintahan.
Oligarki Tradisional
Sistem politik ini merupakan peninggalan dari kebudayaan
pramodern.
Elite dinasti dapat bertahan lama karena dapat menghindar
dari penjajahan, seperti Etiopia.
Kekuasaan raja mendapat pengesahan karena tradisi.
aparat negara terbatas kewajibannya.
Pengangkatan jabatan atas pertimbangan pribadi.
FUNGSI SISTEM POLITIK
Terdapat tiga fungsi politik yang tidak secara langsung terlibat
dalam pembuatan dan pelaksanaan pemerintahan (public
policy), yaitu :
Sosialisasi Politik. Sistem politik merupakan fungsi
pengembangan dan memperkuat sikap-sikap politik di
kalangan penduduk umum, bagian-bagian dari penduduk,
atau melatih rakyat untuk menjalankan peranan-peranan
politik, administratif, dan judicial tertentu. Fungsi ini
melibatkan keluarga, sekolah, media komunikasi, lembaga
keagamaan, pekerjaan dan berbagai struktur politik.
Rekrutmen Politik. Rekrutmen merupakan fungsi
penyeleksian rakyat untuk kegiatan politik dan masa
jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam
media kemunikasi, menjadi anggota organisasi,
mencalonkan diri untuk jabatan tertentu, pendidikan
dan ujian.
Komunikasi Politik. Komunikasi Politik merupakan
jalan mengalirnya informasi melalui masyarakat dan
melalui berbagai struktur yang ada dalam sistem
politik.
PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI SISTEM POLITIK SUATU
NEGARA
Pendekatan Sejarah
sistem politik dipelajari dari sejarah bangsa.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pendekatan ini, yakni
masa silam (the past), masa sekarang (the present), dan
masa yang akan datang (the future).
Pendekatan Sosiologis
untuk mempelajari sistem politik suatu negara perlu
mempelajari sistem sosial/sistem kemasyarakatan yang ada
di suatu negara.
Perbedaan-perbedaan sistem sosial akan mempengaruhi
terhadap sistem politik suatu negara.
Pendekatan Kultural / Budaya
Pendekatan ini diliihat dari pendidikan dan budaya
masyarakatnya.
Suatu masyarakat yang anggotanya terdidik dan mempunyai
budaya yang tinggi akan berpengaruh terhadap suatu sistem
politik dari negara tersebut.
Suatu masyarakat yang pendidikan dan budayanya masih
rendah akan merupakan hambatan untuk dibawa ke arah
pengembangan sistem politik yang modern.
 Pendekatan Psycho-Sosial / Kejiwaan masyarakat
dilihat dari sikap masyarakat yang akan berpengaruh terhadap sikap
politik. Suatu masyarakat yang tertutup atau menolak terhadap
perubahan atau pengaruh luar, sistem politik itu pun akan bersifat
tertutup.
 Pendekatan Filsafat
Dalam pendekatan ini dibicarakan tentang filsafat yang menjadi way of
life dari masyarakat atau bangsa. Suatu masyarakat yang dalam
hidupnya selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan masyarakat
dan pola pikir yang menjunjung tinggi norma-norma adat dan agama
maka sistem politiknya tidak akan lepas dari filsafat yang dianut oleh
masyarakat/bangsanya.
 Pendekatan Ideologi
sistem politik dilihat dan dipelajari dari ideologi negara. Ideologi
sebagai ajaran yang dihasilkan oleh pemikiran manusia tentang konsep
politik, sosial, ekonomi dan budaya.
 Pendekatan Konstitusi dan Hukum
sistem politik dilihat dari konstitusi dan undang-undang serta hukum
yang berlaku. Segala kegiatan sistem politk selalu bersumber dan
berpedoman pada undang-undang dasar dan undang-undang
PERBEDAAN SISTEM POLITIK DEMOKRASI DAN
SISTEM POLITIK TOTALITER

 SISTEM POLITIK  SISTEM POLITIK


DEMOKRASI TOTALITER
 Adanya kekuasaan  Tidak mentolelir
Legislatif, Eksekutif dan adanya kekuasaan
Yudikatif lain
 Adanya keseimbangan  Eksekutif Dominan
antar kekuasaan Legislatif, (totaliter)
Eksekutif dan Yudikatif
 Eksekutif bersifat
 Badan Legislatif
absolut. Parlemen
mengontrol Eksekutif
hanya sebagai
 Sistem Kepartaian, Dwi
lembaga persetujuan
dan Multi Partai
 Sistem Kepartaian
 Adanya sarana yang bebas
Tunggal “Mono Party”
untuk pembentukkan
 Pendapat umum
pendapat/opini
didominasi oleh
pemerintah
SISTEM DOMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila merupakan suatu paham demokrasi
yang bersumber pada pandangan hidup atau falsafah
hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian
rakyat Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan perwujudan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung
semangat keTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun isi pokok pelaksanaan Demokrasi Pancasila
sebagai berikut :
 Pelaksanaan demokrasi berdasarkan Pancasila
sebagaimana disebut di dalam Pembukaan UUD 1945,
serta penjabarannya dalam Batang Tubuh UUD 1945.
 Demokrasi menghargai dan melindungi hak asasi
manusia.
 Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan
atas kelembagaan (institusional).
 Demokrasi ini bersendi atas hukum
Demokrasi Pancasila tidak hanya meliputi demokrasi dibidang
pemerintahan atau politik juga meliputi berbagai sistem dalam
masyarakat, seperti sistem politik ekonomi, sosial dan sebagainya.
Sistem politik Demokrasi Pancasila menghargai nilai-nilai
musyawarah.
Agar pelaksanaan musyawarah dapat berjalan dengan baik dan
lancar perlu diperhatikan aturan-aturan sebagai berikut;
 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama
 Musyawarah harus diliputi oleh semangat kekeluargaan
 Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan
melaksanakan keputusan musyawarah
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
PRINSIP YANG TERKANDUNG DALAM MUSYAWARAH
MUFAKAT

 Musyawarah bersumber pada paham kerakyatan


yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
 Setiap putusan yang diambil harus selalu dapat
dipertanggungjawabkan dan sama sekali tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
 Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam mengeluarkan
pendapat.
 Hasil musyawarah atau setiap putusan, baik sebagai
hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak
harus diterima dan dilaksanakan.
 Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat
mempertemukan pendapat yang berbeda dan hal ini
sudah diupayakan berkali-kali maka dapat
digunakan cara lain, misalnya cara pengambilan
dengan keputusan suara terbanyak (voting).
PERSYARATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN SUARA
TERBANYAK (VOTING)

Jika jalan musyawarah untuk mufakat sudah ditempuh


secara maksimal, tetapi tidak berhasil mencapai
mufakat.
Musyawarah untuk mufakat tidak mungkin diusahakan
lagi karena terjadi perbedaan pendapat dan pendirian
yang tidak mungkin lagi ditemukan atau didekatkan.
Karena faktor waktu yang mendesak sehingga harus
segera diambil keputusan.
Sebelum dilakukan voting kepada semua peserta rapat
diberikan kesempatan untuk mempelajari pendirian-
pendirian atau pendapat-pendapat yang berbeda itu.
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
adalah sah jika diambil dalam rapat yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota
rapat (quorum) dan disetujui oleh lebih dari separuh
jumlah anggota yang hadir memenuhi quorum.
 NILAI LUHUR YANG TERKANDUNG DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 Legawa atau berlapang dada, artinya bahwa
setiap peserta musyawarah harus secara sadar
menerima dan melaksanakan keputusan
musyawarah itu dengan sepenuh hati.
 Religuis, artinya bahwa hasil musyawarah harus
dapat dipertanggung jawabkan secara moral
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Tenggang rasa, artinya bahwa dalam
pelaksanaan musyawarah setiap peserta harus
mau mendengarkan pendapat orang lain
walaupun pendapatnya tersebut kurang
berkenan dengan pendapat kita.
 Keadilan, artinya bahwa dalam pengambilan
keputusan hendaknya setiap peserta
musyawarah diperlakukan secara adil.
Maksudnya, seluruh peserta diikutsertakan
secara layak sebagai peserta lainnya.
 Kemanusiaan, artinya bahwa keputusan yang
diambil hendaknya menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia jangan sampai merendahkan
martabat manusia.
ASPEK YANG TERKANDUNG DALAM
DEMOKRASI PANCASILA

 Aspek Formal
aspek yang mempersoalkan proses dan cara rakyat
dalam menunjuk wakil-wakil dalam badan
perwakilan rakyat dan pemerintahan, serta cara
mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat
secara bebas, terbuka dan jujur untuk mencapai
konsensus bersama.
 Aspek Materiil
aspek yang mengemukakan gambaran manusia dan
mengakui harkat dan martabatnya serta menjamin
terwujudnya Indonesia sesuai dengan gambaran,
harkat, dan martabat manusia.
 Aspek Normatif
aspek yang mengungkapkan seperangkat norma-
norma atau kaidah-kaidah yang menjadi
pembimbing dan kriteria dalam mencapai tujuan
kenegaraan.
PENERAPAN PRINSIF DEMOKRASI
PANCASILA
Demokrasi Pancasila pada hakikatnya demokrasi yang
bercorak khas Indonesia, yang penerapannya dijabarkan
dalam;
 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.
Demokrasi Pancasila menghendaki suatu pemerintahan
yang benar-benar menjunjung tinggi hukum (Rechtstaate)
dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaate).
 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
Negara atau pemerintahan berkewajiban menghargai dan
melindungi hak-hak asasi manusia (warga negara). Negara
Republik Indonesia memberikan jaminan atas pelaksanaan
hak-hak manusia yang dituangkan dalam Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945, Undang-Undang No. 39 Tahun
1999, dan Undang-Undang No. 26 tentang Peradilan HAM.
 Pengambilan Keputusan Berdasakan
Musyawarah
dalam setiap pengambilan putusan diusahakan melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat. Jika musyawarah
tidak tercapai, putusan diambil berdasarkan suara
terbanyak (voting).
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lainnya.
Untuk itu, UUD 1945 menjamin keberadaan badan peradilan sebagai
badan yang merdeka sebagaimana yang tercantung dalam Pasal 24 dan
Pasal 25.
 Partai Politik (parpol) dan Organisasi Sosial Politik
(Orsospol)
keberadaan partai politik berfungsi menyalurkan aspirasi atau kehendak
rakyat, serta membina pendidikan politik para kader dan simpatisannya.
Hal ini terdapat dalam UU No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik.
 Pelaksanaan Pemilihan Umum
Kedaulatan rakyat berdasarkan permusyawaratan perwakilan. Dengan
demikian, rakyat tidak secara langsung mengatur negara, melainkan
melalui wakil-wakilnya. Wakil-wakil rakyat tersebut memusyawarahkan
segala sesuatu yang menyangkut masalah kenegaraan. Untuk
pengisian wakil-wakil rakyat yang akan duduk dalam lembaga
perwakilan rakyat (MPR, DPR, DPD, dan DPRD), dilakukan melalui cara
pemilihan umum. Pemilihan umum telah diatur dalam UU No 12 Tahun
2003.
SIKAP POSITIF TERHADAP PENGEMBANGAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam
pemilihan umum
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Republik Indonesia
Mensukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil
Melaksanakan Ketetapan-Ketetapan MPR
Bermusyawarah untuk mufakat dalam mengambil
keputusan yang menyangkut kepentingan bersama
Saling mendukung dalam usaha pembelaan negara
Saling menghormati kebebasan dalam hidup
beragama
PENERAPAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DALAM DEMOKRASI DI INDONESIA
Hak dibidang politik, misalnya mempunyai hak untuk
memilih dipilih, mendirikan dan memasuki suatu
organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam
pemerintahan.
Hak di bidang pendidikan, misalnya mempunyai hak
untuk memperoleh pendidikan, mendirikan lembaga
pendidikan swasta, dan ikut serta menangani pendidikan.
Hak di bidang ekonomi, misalnya setiap warga negara
mempunyai hak untuk memperoleh pekerjaan,
memperoleh penghidupan yang layak, hak memiliki
barang, dan hak untuk berusaha.
Hak di bidang sosial budaya, misalnya setiap warga
negara Indonesia mempunyai hak untuk mendapat
pelayanan sosial, kesehatan, hak untuk mengembangkan
bahasa, adat-istiadat dan budaya daerah masing-masing,
dan hak untuk mendirikan lembaga sosial budaya.
TANGGUNGJAWAB WARGA NEGARA DALAM
PELAKSANAAN DEMOKRASI PANCASILA
Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan Sistem Demokrasi Pancasila.
Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pemilihan umum secara
langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan
adil
Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab
atas pelaksanaan hukum dan pemerintahan RI.
Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab
atas usaha pembelaan negara.
Setiap warga negara Indonesia bertanggungjawab
atas pelaksaan hak-hak asasi manusia,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan
Indonesia.
PARTISIPASI POLITIK
Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang
atau sekelompok orang untuk ikut serta secara
aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih
pimpinan negara atau upaya mempengaruhi
kebijakan pemerintah
Menurut Myron Weiner, terdapat lima penyebab
timbulnya gerakan ke arah partisipasi politik,
yaitu sebagai berikut;
Modernisasi dalam segala bidang yang
menyebabkan masyarakat makin banyak
menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
Perubahan-perubahan struktur kelas sosial.
Pengaruh kaum intelektual dan kemunikasi
masa modern.
Konflik antar kelompok politik.
Keterlibatan pemerintah yang meluas dalam
urusan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Contoh Penerapan Partisipasi Politik

KAMPANYE PEMUNGUTAN SUARA DEMONSTRASI


Viramida Partisipasi Politik
David F. Roth dan Frank L. Wilson
Pejabat
Partai. Pemimpin
partai/kelompok
Aktivis kepentingan

Petugas kampanye.
Anggota aktif dari
Partisipan partai/kelompok kepentingan
dalam proyek-proyek sosial

Menghadiri rapat umum anggota partai/


kelompok kepentingan, membicarakan
masalah politik, mengikuti perkembangan
politik melalui media massa, memberikan
suara dalam pemilu

Orang-orang yang apolitis


BENTUK PARTISIPASI POLITIK

 Konvensional  Non Konvensional


Pemberian suara Pengajuan petisi
(voting) Berdemonstrasi
Diskusi politik Tindak kekerasan
Membentuk dan politik harta benda
bergabung dalam Tindakan
kelompok kekerasan politik
kepentingan terhadap manusia
Komunikasi
individual dengan
pejabat politik dan
administratif

You might also like