You are on page 1of 12

HUBUNGAN DASAR NEGARA

DENGAN KONSTITUSI
 Pada hakikatnya dasar negara dikenal
dengan istilah “Philosofische Gronslag”
dari negara, atau dasar Dasar Filsafat
Negara; Ideologi Negara; Staatsidee.
 Pancasila sebagai dasar negara
merupakan norma hukum yang pokok
atau pokok kaidah fundamental dari
negara yang memiliki kedudukan yang
tetap, kuat dan tidak berubah.

 Pancasila sebagai dasar negara digunakan sebagai dasar untuk


mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan negara yang meliputi
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam.
 Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat
secara hukum, sehingga semua peraturan hukum yang
bertentangan dengan Pancasila harus dicabut.
KONSEP PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA

 Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang
turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu
oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila
tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi,
yakni falsafah bangsa Indonesia.
 Notonegoro
Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah
dan Ideologi negara yang diharapkan menjadi
pendangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta
sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
KEDUDUKAN PANCASILA BAGI BANGSA
INDONESIA

 Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.


Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (dasar filsafat
negara) dan ideologi Negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar
untuk mengatur pemerintahan dan mengatur penyelenggaraan negara.
 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup pegangan hidup,
pedoman hidup, petunjuk hidup, dan jalan hidup (way of life). Dalam
hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan
atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Semua
tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia harus dijiwai
dan merupakan pancaran dari semua Sila Pancasila.
 Pancasila Sebagai Jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam
teori Von Savigny bahwa setiap Volksgeist (jiwa rakyat/jiwa bangsa)
Indonesia telah melaksanakan Pancasila. Dengan kata lain, lahirnya
Pancasila bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia.
 Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa sikap, tingkah laku,
dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas. Artinya,
dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang
disebut kepribadian. Kepribadian bangsa Indonesia adalah
Pancasila.
 Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional
(Tap MPR No. III/MPR/2000) tentang Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-undangan,
 Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia
Artinya, Pancasila disahkan bersama-sama dengan disahkannya
UUD 1945 oleh panitia Persiapan Kemerdekaaan Indonesia (PPKI)
pada tanggal 18 Agustus 1945.
 Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa
Artinya cita-cita luhur bangsa Indonesia tegas termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 karena Pembukaan UUD 1945 merupakan
perjuangan jiwa proklamasi, yaitu jiwa Pancasila.
KONSTITUSI
 Kata Konstitusi secara literal berasal dari bahasa prancis Constitur,
yang berarti membentuk.
 Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi dimaksud dengan
pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan sebuah
negara.
 Konstitusi juga bisa berarti peraturan dasar (awal) mengenai
pembentukan suatu negara.
 Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan istilah
Grondwet, yang berarti undang-undang dasar (grond = dasar, wet =
undang-undang).
 Di Jerman istilah konstitusi juga dikenal dengan istilah Grundgesetz,
yang berarti undang-undang dasar (grund = dasar dan gesetz =
undang-undang).
 Istilah konstitusi menurut Chairul Anwar adalah fundamental laws
tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai fundamentalnya.
 Menurut Sri Soemantri, konstitusi berarti suatu naskah yang memuat
suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintah negara.
PERBEDAAN KONSTITUSI DENGAN
UNDANG UNDANG DASAR
 Kelompok pertama yang mempersamakan Konstitusi dengan
Undang-Undang Dasar, diantaranya:
 G.J. Wolhaff, “Kebanyakan negara-negara modern adalah berdasarkan
atas suatu UUD (konstitusi)”.
 Sri Soemantri, menggunakan istilah konstitusi sama dengan undang-
undang dasar (Grodwet).
 J.C.T. Simorangkir, menganggap bahwa konstitusi adalah sama
dengan UUD
 Kelompok kedua yang membedakan Konstitusi dengan Undang-
Undang Dasar, diantaranya:
 Van Apeldoorn, bahwa UUD adalah bagian tertulis dari konstitusi.
Konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun tidak tertulis
 M. Solly Lubis, menjabarkan pembagian konstitusi menjadi Konstitusi
Tertulis (UUD) dan Konstitusi Tidak tertulis (Konvensi)
 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, bahwa setiap peraturan
hukum, karena pentingnya harus ditulis dan konstitusi yang ditulis itu
adalah UUD.
MACAM KONSTITUSI
 Konstitusi Tertulis dan Konstitusi Tidak
Tertulis (Written Constitutions and No Written
Constitutions)
 Yang dimaksud dengan konstitusi tertulis ialah
konstitusi yang dituangkan dalam sebuah dokumen
formal. Biasanya konstitusi tertulis yang dituangkan
dalam suatu dokumen negara disebut verfassung dan
apabila dalam beberapa dokumen disebut Grund
Gessetse
 Konstitusi tidak tertulis ialah konstitusi yang tidak
dituangkan dalam suatu dokumen formal. Contoh di
Inggris, Israel, dan New Zealand.
Konstitusi Fleksibel dan Konstitusi Rigid (Flexible Constitutions and
Rigid onstitutions)

Konstitusi Fleksibel ialah konstitusi yang mengandung


ciri-ciri pokok sebagai berikut:
Elastis, oleh karena dapat menyesuaikan dirinya
dengan mudah.
Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama,
seperti undang-undang.
Konstitusi Rigid, yang mempunyai ciri pokok sebagai
berikut:
Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi
dari peraturan perundang-undangan yang lain.
Hanya dapat diubah dengan cara yang khusus atau
istimewa.
Konstitusi Sistem Pemerintah Presidensial dan Konstitusi Sistem Pemerintah
Parlemen (Presidential Executive Constitutions and Parlemen Executive Constitutions)

 Konstitusi sistem presidensial memiliki ciri-ciri :


Presiden sebagai kepala negara juga berkedudukan sebagai
kepala pemerintahan dan mempunyai kekuatan yang besar.
Presiden tidak dipilih langsung oleh legislatif, akan tetapi dipilih
langsung oleh rakyat
Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif.
Presiden tidak dapat membubarkan legislatif dan tidak dapat
memerintah diadakan pemilu.
 Konstitusi sistem parlementer memiliki ciri-ciri :
Kabinet dipimpin oleh perdana mentri dibentuk berdasarkan
kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.
Para anggota kabinet seluruhnya atau sebagahagian adalah
anggota parlemen
Perdana mentri bertanggung jawab kepada parlemen.
Kepala negara dapat membubarkan parlemen dan memerintah
diadakan pemilu
UNSUR DAN TUJUAN KONSTITUSI
 Sovernin Lohmanme Konstitusi harus memuat unsur-unsur
sebagai berikut:
 Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat
(kontrak sosial), artinya bahwa konstitusi merupakan konklusi dari
kesepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan
yang akan mengatur mereka
 Konstitusi sebagai piagam yang mejamin hak-hak asasi manusia
dan warga negara sekaligus penentuan batas-batas hak dan
kewajiban warga negaradan alat-alat pemerintahannya
 Konstitusi sebagai forma regimenis yaitu kerangka bangunan
pemerintahan
 Tujuan konstitusi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu :
 Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus
pengawasan terhadap kekuasaan politik;
 Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari
penguasa sendiri
 Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi
para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.
NILAI KONSTITUSI
 NILAI NORMATIF
Apabila suatu konstitusi telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan
konstitusi bukan saja berlaku di dalam arti hukum, tetapi juga merupakan
suatu kenyataan dalam arti sepenuhnya dan efektif. Dengan kata lain
konstitusi dilaksanakan secara murni dan konsekuen
Contoh: Di Amerika Serikat kekuatan eksekutif (presiden), legislatif (congress) dan
judikatif (supreme court) menjalankan fungsinya masing-masing secara terpisah
(separation of power)
 NILAI NOMINAL
Konstitusi menurut hukum memang berlaku, tetapi kenyataannya tidak
sempurna. Ketidaksempurnaan berlakunya yang tertulis sering kali
berbeda dengan konstitusi yang dipraktekkan, sebab seperti diketahui
konstitusi dapat berubah baik karena perubahan formal, seperti yang
tercantum dalam konstitusi itu, maupun karena kebiasaan ketatanegaraan.
Contoh: Amandemen IV Konstitusi Amerika Serikat tentang kewarganegaraan atau
perwakilan, tidak berlaku secara sempurna di Amerika Serikat, karena negara bagian
Missisipi dan Alabama Amandemen tersebut tidak berlaku.
 NILAI SEMANTIK
Konstitusi secara hukum berlaku, tetapi dalam kenyataannya hanya
sekedar untuk membentuk dari tempat yang ada dan untuk melaksanakan
kekuasaan politik. Jadi konstitusi itu hanya sekedar istilah saja, sedang
pelaksanaannya sering dikaitkan dengan kepentingan penguasa.
Contoh: UUD 1945 pada waktu Orde Lama.
TUGAS
1. Uraikanlah Proses Pembentukan Pancasila sebagai
Dasar Negara
2. Jelaskan Hubungan Dasar Negara Pancasila dengan
Konstitusi UUD 1945
3. Jelaskan Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia
4. Jelaskan Makna yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945
5. Jelaskan perbedaan Konstitusi yang berlaku di
Negara Komunis, Liberal dan Indonesia

You might also like