You are on page 1of 12

TEORI ORGANISASI UMUM 2

“ PERILAKU PRODUSEN”

FAKULTAS SISTEM INFORMASI

By : Herawati
10108959
PERILAKU PRODUSEN

Teori Produksi :
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan
antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan
outputnya.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
produksi jangka pendek,
yaitu bila sebagian faktorSeorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses
produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari
jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu,
sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

Input Aktivitas Output


(X1, X2, …) Produksi (Barang atau Jasa)
Tujuan Perusahaan :
 Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)
 Maksimisasi Output (Penjualan)
 Maksimisasi Growth (Pertumbuhan)

Kategori Kegiatan Produksi:


 Produksi sesuai pesanan (custom-order production)
 Produksi massal yang kaku (rigid mass production)
 Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production
 Proses atau aliran produksi (process or flow production)

Fungsi Produksi :

Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai konbinasi
input yang digunakan untuk menghasilkan output.

Q= f ( X1, X2, X3,....Xn)

Q= Tingkat Produksi /output


X1,X2,X3...Xn= Kombinasi output yang digunakan
Atau
Q=f(C,L,R,T)
Q= Output L= Labour T= Technology C= Capital R= Natural resource

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
Asumsi dasar utnuk menjelaskan fungsi produksi ini adalah berlakunya ” The Law Of
Dimishing Returns” yang menyatakan apabila suatu input ditambahkan dan input-input
lain tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan
mula-mula menarik, tapi ketika sampai pada suatu tingkat tertentu akan menurun , jika
input tersebut terus ditambahka. Jadi dalam hukum ini ada 3 tahapan produksi , yakni :
1. Tahap I : Produksi terus bertambah dengan cepat.
2. Tahap II : Pertambahan produksi total semakin lama semakin kecil.
3. Tahap III : Pertambahan produksi total semakin berkurang.

Arginal Physical Product ( MPP) adalah tambahan output yang dihasilkan sebagai akibat
dari penambahan 1 unit input .

Q (tambahan output )
MPP =
x(tambahan input )

Marginal Physical Product (MPP) disebut juga denga The Law od Dimishing Marginal
Physical Product. Total Physical Product (TPP) adalah kurva yang menunjukkan tingkat
produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variable. Sedang Kurva MPP yang
memnunjukkan tambahan dari TPP yang disebabkan oleh penggunaan tambahan 1 unit
input variable.

TPP Q df ( x )
MPPx =  
X X dx

Kurva Average Physical Product (APP) adalah kurva yang menunjukkan hasil rata-rata
per unit input variable pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.

TPP Q f ( x)
APPx=  
x x x

Tabel 1. Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja terhadap tingkat Produksi Total

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
TPP, MPP, APP

LEAST COST COMBIANTION

ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.

KOMBINASI TENAGA KERJA DAN MODAL UNTUK MENGHASILKAN


100, 200, 300 UNIT

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
ISOQUANT

Isocost atau Garis Ongkos sama adalah kombinasi factor-faktorproduksi yang dapat
diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah ongkos tertentu. Untuk menggambar Isocost ini
harus diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing factor produksi/input.
Contoh : Dana tersedia Rp 500,- harga tenaga kerja Rp 8,- per unit dam nodal Rp 15,- per
unit.

ISOCOST

Untuk dapat mencapai tingkat produksi maksimum dengan biaya yang optimal, jika
Isocost bersinggungan dengan kurva Isoquant. Syarat ini dapat di tulis :

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
P 2 dx1 P2 x1
 atau 
P1 dx 2 dx 2 x 2

x1
disebut Marginal Rate Of technical Substitution (MRTS) adalah jumlah satu
x2
Input (x1) yang harus ditambah, jika input yang lain (x2) dikurangi agar tingkat output
yang dihasilkan tetap . Syarat di atas disebut pula dengan Least Cost Combination.
Dalil Least Cost Combination bisa ditulis :

MPPx P 2 MPPx 2 MPPx1


 atau 
MPPx1 P1 P2 P1

Jika terdapat lebih dari 2 input , maka syarat Least Cost Combination:

MPPx1 MPPx 2 MPPxn


  ........
P1 P2 Pn

Dalil Keuntungan Maksimum:

MPPx1 MPPx 2 MPPxn 1


  ......... 
P1 P2 Pn Pn

Meminimumkan ongkos Produksi :

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
ONGKOS PRODUKSI

Kurva ongkos adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah ongkos
produksi dengan tingkat output yang dihasilkan . Ongkos produksi adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi
guna memproduksi output.

Macam-macam ongkos sebagai berikut :

1. Total Fixed Cost ( Ongkos Total Tetap)


Adalah jumlah onkos yang tetap yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi.
Contoh : Penyusutan , sewa, dan sebagainya.
2. Total Variable Cost ( Ongkos Variable Total)
Adalah jumlah yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang
dihasilkan. Contoh : Ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya.
3. Total Cost ( Ongkos Total)
Adalah penjumlahan antara ongkos tot al tetap dengan ongkos total Variable .
TC=TFC+TVC
4. Average Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-rata)
Adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.

TFC
AFC= Q  tingkatoutput
Q
5. Average Fixed Cost ( Ongkos Variable Rata-rata)
Adalah ongkos variable yang dibebankan untuk setiap unit output.

TVC
AVC=
Q
6. Average Total Cost ( Ongkos Totao Rata-rata)
Adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.

TC
ATC=
Q
7. Marginal Cost ( Ongkos Marginal)
Adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau
berkurangnya satu unit output .

TC TVC
MC= 
Q Q

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
Ongkos produksi dibedakan menjadi “

1. Ongkos produksi Jangka Pendek.


Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-
peralatan untuk produksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang perlu
diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga kerja dan lain-lain
yang merupakan variable . Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini
terdapat ongkos tetap dan ongkos variable.

Ongkos-Ongkos Jangka Pendek

Kurva Biaya Total

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
Kurva Ongkos Variable dan rata-rata

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari gambar di atas sebagai berikut :
1. AVC minimum bila garis singung kurva TVC melalui titik origin.
2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin.
3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC.

2. Ongkos Produksi Jangka Panjang

Dalam ongkos produksi jangka panjang , perusahaan dapat menambah semua factor
produksi , sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua pengeluaran
merupakan ongkos variable.

Kemungkinan Kapasitas Produksi

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve AC, kapasitas 1
ditunjukkan oleh AC1, kapasitas 2 ditunjukkan oleh AC2 dan kapasitas 3 oleh AC3,
dengan demikina pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta
ongkosnya.

Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa :


1. Produksi < 125 unit, kapasitas 1 merupakan kapasitas yang paling efisien, karena
ongkos produksinya paling minimum.
2. Produksi antara 125 dampai 140 unit , kapasitas 2 merupakan kapasitas yang
paling efisien.
3. Produksi > 140 unit, kapasitas 3 merupakan kapasitas yang paling efisien.

Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukkan ongkos rata-
rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi, apabila perusahaan selalu
menambah kapasitas produksinya, LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang
banyak sekali, maka bentuknya menyerupai U.

Long Run Average Cost Curve

Kurve LRAC tidak menyinggung kurve-kurve AV pada titik yang terendah. Dalam
gambar tersebut hanya kurva ACx yang disinggung oleh Kurva LRAC pada titik yang
paling rendah yaitu titik B. Kurva-kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan Kurva
ACx tidak disinggung pada titik yang paling minimum. Dalam jangka panjang titik
terendah AC tidak menggambarkan ongkos produksi yang paling minimum untuk
menghasilkan satu tingkat produks, sebab terdapat AC lain yang dapat lebih
meminimumkan ongkos, Kurva AC1 dan AC2. Titik A merupakan titik terendah dari
AC1, sehingga dalam jangka pendek produksi sebesar qa merupakan produksi dengan
ongkos yang paling minimum, sebab kalau kapasitas produksi yang berikutnya digunakan
(AC2), produksi qa dapat diproduksi dengan ongkos yang lebih rendah lagi yaitu A2 pada
AC2

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
Bebarapa kemingkinan Ongkos Produksi

Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang

Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek, pengusaha memilih
kapasita pabrik pada kurva SAC1 dengan biaya Rp 300,-untuk produksi 4 unit,
pengusaha akan memilih kapasitas pabrik pada kurve SAC2 dengan ongkos Rp 150,-.
Pada produksi 4 unit ini. Perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SAC1, tapi
hanya lebih tinggi, dan seterusnya , Kurva LRAC disebut piula dengan Kurva Amplop ,
sebab SAC selalu di dalamnya.

Kurva LRAC menyerupai bentuk U disebabkan oleh sebagai berikut :

1. Economic of Scale/ Increasing Returns To Scale.


Kurva LRAC bergerak ke kanan semakin menurun . Ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan produksi atau produktivitas, karena para pengusaha bisa memperbesar
fasilitas produksi, sehingga terjadi penghematan ongkos produksi. Hal ini
menyebabkan ongkos produksi rarta-rata menjadi rendah. Faktor p faktor yang
merupakan Economic Scale sebagai berikut :

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)
a. Spesialisasi faktor-faktor produksi.
b. Penurunan harga bahan mentah, karena pembelian yang besar.
c. Hasil dari produk sampingan.
d. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang
berguna baginya.

2. Diseconomies Of Scale ? Decreasing Returns To Scale .


Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tingkat tertentu cenderung tidak
efisien, sehingga produktivitasnya menurun. Akibat ongkos produksi menaik. Hal ini
terlihat pada Kurva LRAC sisi kanan menaik.

Sumber :
http :// elearning .gunadarma/ac.id

Teori Organisasi Umum 2


Bab V ( Perilaku Produsen)

You might also like