You are on page 1of 26

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Suatu bangsa tidak dapat hidup dan


eksis tanpa bantuan dan kerjasama
dengan bangsa lain. Kerjasama
dengan bangsa lain mutlak diperlukan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
warganya dan pencapaian
kepentingan nasional.

Hubungan antar bangsa atau negara dapat berupa hubungan


politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam. Dalam pelaksanaan
hubungan tersebut harus dilandasi oleh prinsip persamaan
derajat
PENGERTIAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Menurut Rencana Strategi Pelaksanaan


Politik Luar Negeri (Renstra)
Hubungan Internasional adalah hubungan
antar bangsa dalam segala aspeknya yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai
kepentingan negara.
Menurut Encyclopedia Americana
Hubungan Internasional adalah hubungan
antar bangsa atau antar individu dari negara
yang berbeda-beda, baik berupa hubungan
politik, budaya, ekonomi, ataupun hankam.
TUJUAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Memacu pertumbuhan ekonomi suatu


negara.
Menciptakan saling pengertian antar
bangsa dalam membina dan menegak-
kan perdamaian dunia.
Menciptakan keadilan dan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyatnya.
LANDASAN HUKUM
HUBUNGAN INTERNASIONAL

1. Pembukaan UUD 1945 alenia IV “…ikut melaksanakan ketertiban


dunia...”.
2. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
yang menyatakan ketentuan-ketentuan :
 PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha
mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan.
 PBB mengembangkan persahabatan antar bangsa atas dasar persamaan
dan hak menentukan nasib sendiri
 PBB mengembangkan kerjasama internasional dalam rangka memecahkan
persoalan-persoalan ekonomi, sosial budaya, kemanusiaan, serta
menghormati hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis
kelamin, bahasa dan agama.
 PBB menjadi pusat penyelesaian masalah internasional.
3. Perjanjian Internasional (traktat= treaty)
suatu persetujuan (agreement) yang dinyatakan secara formal antar
dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang
hak dan kewajiban masing-masing pihak.
ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pacta Sun Servanda
Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak
yang mengadakan
Egality Rights
Pihak yang mengadakan hubungan itu berkedudukan sama
Reciprocity
Tindakan suatu negara kepada negara lain dapat dibalas setimpal,
baik tindakan yang bersifat negatif maupun negatif
Courtesy
Asas saling menghormati dan saling menjada kehormatan negara
Rebug Sig Stantibus
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar
dalam keadaan bertalian dengan perjanjian
PERJANJIAN INTERNASIONAL

Oppenheimer – Lauterpacht
Suatu persetujuan antar negara
yang menimbulkan hak dan
kewajiban di antara pihak-pihak
yang mengadakannya.
G. Schwarzenberger
Suatu persetujuan antara subjek-
subjek hukum internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban
yang mengikat dalam hukum
internasional.
Mochtar Kusumaatmadja Konferensi Wina tahun 1969
Perjanjian yang diadakan Perjanjian yang diadakan oleh dua
antar bangsa yang negara atau lebih, yang bertujuan
bertujuan untuk untuk mengadakan akibat-akibat
menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
hukum tertentu.
MACAM PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Menurut Subjeknya
Perjanjian antar negara yang dilakukan oleh banyak negara yang
merupakan subjek hukum internasional.
Perjanjian internasional antar negara dan subjek hukum internasional
lainnya, seperti antara Organisasi Internasional Tahta Suci (Vatican)
dengan Organisasi Uni Eropa.
Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain negara,
seperti antara suatu organisasi internasional dan organisasi
internasional lainnya. Contoh: kerjasama ASEAN dan Uni Eropa.
2. Menurut Isinya
Segi Politis, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian. Contoh:
Nato
Segi Ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan.
Contoh: CGI, IMF, World Bank
Segi Hukum, seperti status kewarganegaraan (Indonesia–RRC),
ekstradisi
Segi Batas Wilayah, seperti laut teritorial, batas daratan
Segi Kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah
penyakit
3. Menurut Proses/Tahapan Pembentukannya
Perjanian bersifat penting yang dibuat melalui proses
perundingan, penandatanganan dan ratifikasi
Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua
tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan (biasanya
digunakan) kata persetujuan atau agreemaent).
4. Menurut Fungsinya
Perjanian yang membentuk hukum (law making treaties)
yaitu suatu perjanian yang melakukan ketentuan atau
kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan (bersifat multilateral). Perjanjian ini bersifat
terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: Konferensi Wina
tentang hubungan diplomatik. Konvensi Montego tentang
Hukum Laut Internasional
Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract)
yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban
bagi negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian
bilateral). Contoh: Perjanjian antara RI dan RRC mengenai
Dwi Kewarganegaraan tahun 1955, perjanjian batas
wilayah
TAHAPAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

1. Perundingan (Negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antara pihak/negara
tentang objek tertentu. Sebelumnya diadakan penjajakan terlebih dahulu
atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang
berkepentingan.
Dalam melaksanakan negosiasi, suatu negara dapat diwakili oleh pejabat
yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). dapat dilakukan
juga oleh menteri luar negeri atau duta besar.
2. Penandatanganan (Signature)
Lazimnya penandatanganan dilakukan oleh para menteri luar negeri
(Menlu) atau kepala pemerintahan.
Untuk perundingan yang bersifat multilateral, penandatanganan teks
perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir
memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain.
3. Pengesahan (Retification)
Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila
telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Penanda-tanganan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih
harus dikuatkan dengan pengesahan dinamakan ratifikasi.
BERLAKUNYA
PERJANJIAN INTERNASIONAL

Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang


disetujui oleh negara-negara perunding.
Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai
berlaku segera setelah persetujuan diikat dan dinyatakan oleh
semua negara perunding.
Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul
setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi
negara itu pada tanggal tersebut, kecuali jika perjanjian
menentukan lain.
Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan
teksnya, pernyataan persetujuan suatu negara untuk diikat oleh
suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,
fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang
timbul yang perlu sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku
sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
BERAKHIRNYA
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional.
Masa berlaku perjanjian internasional sudah habis.
Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau
punahnya objek perjanjian.
Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri
perjanjian.
Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian
meniadakan perjanjian yang terdahulu.
Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan
ketentuan perjanjian yang terdahulu.
Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.
JENIS PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Perjanjian Bilateral
Perjanjian bilateral bersifat khusus
(treaty contract) karena hanya
mengatur hal-hal yang menyangkut
kepentingan kedua negara saja. Oleh
karena itu perjanjian bilateral bersifat
“tertutup”. Artinya, tertutup
kemungkinan bagi negara lain untuk
turut serta dalam perjanjian tersebut.
contoh Perjanjian antara Republik
Indonesia dengan RRC tahun 1955
tentang penyelesaian
“dwikewarganegaraan”.

2. Perjanjian Multilateral
Perjanjian ini sering disebut sebagai law making treaties karena
biasanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan
bersifat “terbuka.” Perjanjian multilateral tidak saja mengatur
kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga
kepentingan negara lain yang turut (bukan peserta) dalam perjanjian
multilateral tersebut.
contoh Konvensi Wina tahun 1961 tentang “Hubungan Diplomatik”.
POLITIK LUAR NEGERI RI
BEBAS AKTIF
Bebas, artinya bebas menentukan
sikap dan pandangan terhadap
masalah-masalah internasional dan
terlepas dari ikatan kekuatan-
kekuatan raksasa dunia secara
ideologis bertentangan (Timur
dengan Komunisnya dan Barat
dengan Liberalnya).

Aktif, artinya dalam politik luar negeri senantiasa aktif


memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Aktif
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta
menciptakan keadilan sosial dunia.
Landasan Hukum Politik Luar Negeri RI
Landasan Idiil adalah Pancasila
Landasan Konstitusional adalah UUD 1945 yang terdapat
dalam Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13.
Landasan Opersional adalah kebijakan yang dibuat oleh
Presiden. Dalam hal ini Keputusan Presiden (Keppres) yang
menyangkut politik luar negeri dan kebijakan atau peraturan
yang dibuat oleh menteri luar negeri.
Tujuan Politik Luar Negeri RI
Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk
negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis
dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Marauke.
Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material
dan spiritual dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik
Indonesia dan semua negara di dunia, terutama sekali dengan
negara-negara Afrika dan Asia atas dasar bekerjasama
membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan
kolonialisme menuju kepada perdamaian dunia yang
sempurna.
PRINSIP DASAR POLITIK LUAR NEGERI RI

Negara Indonesia menjalani politik damai.


Negara Indonesia bersahabat dengan segala bangsa atas dasar
saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan
corak pemerintahan negeri masing-masing.
Negara Indonesia memperkuat sendi-sendi hukum internasional
dan organisasi internsional untuk menjamin perdamaian yang
kekal.
Negara Indonesia berusaha mempermudah jalannya pertukaran
pembayaran internasional.
Negara Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial
internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB.
Negara dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan
kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa
kemerdekaan, persaudaraan dan perdamaian internasional tidak
akan tercapai.
PERWAKILAN DIPLOMATIK REPUBLIK INDONESIA

1. Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik Indonesia


Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala
negara dengan pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya).
Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara
dan berusaha untuk menyelesaikannya.
Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dan sebagainya.
2. Fungsi Perwakilan Diplomatik berdasarkan Kongres Wina 1961
Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada
pemerintah negara pengirim.
Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.
PERANAN PERWAKILAN DIPLOMATIK
Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya
dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut.
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan
kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya
yang ada.
Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau
berbeda dengan kepentingan negara lain.
Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan
sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan
tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara
menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan
menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi.
PERANGKAT
PERWAKILAN DIPLOMATIK
Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador)
Adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai
kekuasaan penuh dan luar biasa.
Duta (Gerzant)
Adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar. Dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia harus berkonsultasi dengan
pemerintahannya.
Menteri Residen
Menteri Residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara. Dia
hanya mengurus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak
mengadakan pertemuan dengan kepala negara di mana mereka bertugas.
Kuasa usaha (Charge de Affair)
Kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala negara dapat dibedakan
atas:
Kuasa usaha tetap menjabat kepala dari suatu perwakilan,
Kuasa usaha sementara melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika
pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.
Atase
Adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas
Atase Pertahanan & Atase Teknis
PERWAKILAN RI NON POLITIS
 Konsul Jenderal
Konsul Jenderal membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota
negara tempat ia bertugas.
 Konsul dan Wakil Konsul
Konsul menjadi satu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada
Konsul Jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul
jenderal yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler.
 Agen Konsul
Agen konsul diangkat oleh Konsul Jenderal dengan tugas untuk mengurus hal-
hal yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan.
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan, mencakup bidang berikut:
 Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan
menggalakan ekspor komoditas non migas, promosi perdagangan, dll
 Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; pertukaran pelajar
 Bidang-bidang lain, seperti:
a. Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan
visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim.
b. Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
administratif lainnya.
c. Bertindak sebagi subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan
atau badan lain di negara penerima.
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Tujuan Organisasi PBB
Memelihara perdamaian dan keamanan
internasional.
Mengembangkan hubungan persaudaraan
antara bangsa.
Menciptakan kerjasama dalam memecahkan
masalah usaha internasional dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, dan hak asasi.
Menjadikan PBB sebagi pusat usaha dalam
mewujudkan tujuan bersama cita-cita di atas.

Asas Organisasi PBB


Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua anggotanya.
Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban mereka
sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.
Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional dengan jalan
damai tanpa membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan.
STRUKTUR ORGANISASI PBB

1. Majelis Umum (General Assembly),


2. Dewan Keamanan (Security Council),
3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and
Social Council),
4. Dewan Perwalian (Trsteeship Council),
5. Mahkamah Internasional (International Court
of Justice),
6. Sekretariat.
MAJELIS UMUM
Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam
Sidang Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara
Tiap Bulan September diadakan sidang umum biasa oleh Majelis
Umum, dan sewaktu-waktu dapat diselenggarakan sidang luar
biasa bila dikehendaki oleh Dewan Keamanan atau sebagian besar
anggota PBB.
Dalam setiap sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang ketua.
Sidang Umum mempunyai kekuasaan untuk mengatur organisasi
dan administrasi PBB
Bahasa Resmi yang digunakan antara lain: Bahasa Inggris,
Prancis, Rusia, Spanyol, dan Cina, termasuk dalam siaran dan
pemberitaan pers.
DEWAN KEAMANAN (SECURITY COUNCIL)
Dewan keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai
hak veto, yakni: Amerika Serikat, Inggris, Rusia Prancis, dan Cina,
ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa 2
tahun oleh Majelis Umum.
Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan
suatu hal atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian,
mengancam perdamaian, atau tindakan agresif.
Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social
Council)
ECOSOC beranggotakan 18 negara, kemudian dengan
amandemen tahun 1963 yang mulai berlaku tahun 1965
bertambah menjadi 27 negara. Berdasarkan Amandemen
tahun 1971, yang berlaku tahun 1975, jumlah anggota
berubah lagi menjadi 54 negara.
Dewan Ekonomi dan Sosial dipilih oleh Sidang Umum untuk
masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali dalam
setahun.
Tugas ECOSOC adalah sebagai berikut:
a.Bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan
ekonomi dan sosial yang digariskan oleh PBB.
b.Mengembangkan ekonomi, sosial dan budaya.
c. Memupuk hak asasi manusia.
d.Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari bidang khusus
dengan ber-konsultasi dan menyampaikannya pada
sudang umum kepada mereka dan anggota PBB.
Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
Dewan ini terdiri dari:
Anggota yang menguasai daerah perwalian
Anggota tetap Dewan Keamanan
Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun
oleh Sidang Umum.
Fungsi Dewan Perwalian
Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian
dalam negara untuk mencapai kemerdekaan sendiri
Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak
manusia
Melaporkan hasil pengawasan kepada Sidang Umum
PBB.
Mahkamah Internasional (International Court of
Justice)
Badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Haag
(Belanda). Anggotanya terdiri atas ahli hukum dari berbagai
negara anggota PBB. Masa jabatan mereka adalah 9 tahun
Merupakan Mahkamah pengadilan tertinggi di seluruh
dunia. Mahkamah Internasional terdiri atas 15 orang hakim
yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya
dalam hukum. Semua anggota PBB adalah anggota
Mahkamah Internasional.
Negara-negara bukan anggota PBB juga menjadi peserta
Piagam Mahkamah Internasional menurut ketentuan yang
sudah ditetapkan oleh Majelis Umum atas usul Dewan
Keamanan.
Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara
berpedoman pada perjanjian internasional (traktat dan
kebiasaan internasional) sebagi sumber hukum.
Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan
terakhir walaupun dapat dimintakan banding.
Sekretariat
Sekretariat terdiri atas:
Sekretaris Jenderal dipilih oleh Sidang Umum atas usul Dewan
Keamanan. Biasanya Sekretaris Jenderal berasal dari negara
yang tidak terlibat politik besar.
Sekretaris Jenderal Pembantu (Under Secretry). Ada 8
sekretaris pembantu yang mengepalai satu departemen, yaitu:
1. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Dewan Keamanan
2. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Ekonomi
3. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Perwalian dan
Penerangan untuk Daerah yang Belum Merdeka
4. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Sosial
5. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Hukum
6. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Penerangan
7. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Kopresi dan
Pelayanan Umum
8. Sekretaris Jenderal Pembantu Urusan Tata Usaha dan
Keuangan.

You might also like