You are on page 1of 15

MANAJEMEN RITEL

INDOMARET

OLEH:

1. Dwi Putri Y 320822610


2. Dwi Retna 320822611
3. Guruh Saputro 320822638

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2010
PROFIL INDOMARET

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan


kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan
kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal
pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol,
Jakarta Utara. Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai
waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari
230 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan
Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Hingga Oktober
2009 Indomaret mencapai 3750 gerai. Dari total itu 2095 gerai adalah
milik sendiri dan sisanya 1655 gerai waralaba milik masyarakat, yang
tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jogjakarta, Bali dan Lampung. Di DKI Jakarta terdapat sekitar 488 gerai.
Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran
dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada
motto “mudah dan hemat”. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan
nonmakanan tersedia dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua
kebutuhan konsumen sehari-hari. Didukung oleh 12 pusat distribusi, yang
menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset
bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat oleh
anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, BSD
Plaza dan Charmant.

VISI DAN MOTTO INDOMARET


 VISI INDOMARET
Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang
unggul dalam persaingan global.
 MOTTO INDOMARET
mudah & hemat

BUDAYA PERUSAHAAN

Dalam bekerja kami menjunjung tinggi nilai-nilai:


• Kejujuran, kebenaran dan keadilan
• Kerja sama tim
• Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
• Kepuasan pelanggan

SISTEM DISTRIBUSI

Sistem distribusi dirancang seefisien mungkin dengan jaringan pemasok


yang handal dalam menyediakan produk terkenal dan berkualitas serta
sumber daya manusia yang kompeten, menjadikan Indomaret
memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Saat ini Indomaret
memiliki 12 pusat distribusi di Ancol Jakarta, Cimanggis Depok,
Tangerang, Bekasi, Parung, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Jember,
Surabaya, Lampung dan Medan. Dengan menjalin lebih dari 500 pemasok,
Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan produk yang akan
dijualnya.

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Laju pertumbuhan gerai Indomaret yang pesat dengan jumlah


transaksi 14,99 juta transaksi per bulan didukung oleh sistem teknologi
yang handal. Sistem teknologi informasi Indomaret pada setiap point of
sales di setiap gerai mencakup sistem penjualan, persediaan dan
penerimaan barang. Sistem ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan
saat ini dengan memperhatikan perkembangan jumlah gerai dan jumlah
transaksi di masa mendatang. Indomaret berupaya meningkatkan
pelayanan dan kenyamanan belanja konsumen dengan menerapkan
sistem check out yang menggunakan scanner di setiap kasir dan
pemasangan fasilitas pembayaran Debit BCA. Pada setiap pusat distribusi
diterapkan digital picking system (DPS). Sistem teknologi informasi ini
memungkinkan pelayanan permintaan dan suplai barang dari pusat
distribusi ke toko-toko dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan efisiensi
yang optimal.

MARKETING MIX STRATEGY

Sasaran pasar Indomaret adalah konsumen semua kalangan


masyarakat. Lokasi gerai yang strategis dimaksudkan untuk memudahkan
Indomaret melayani sasaran demografisnya yaitu keluarga. Strategi
pemasaran Indomaret diintegrasikan dengan kegiatan promosi. Secara
berkala Indomaret menjalankan program promosi dengan berbagai cara,
seperti memberikan harga khusus, undian berhadiah maupun hadiah
langsung. Indomaret menawarkan konsumen dengan harga yang
kompetitif, bahkan kadang – kadang memberikan diskon khusus untuk
menarik minat konsumen. Produk-produk yang ditawarkan Indomaret
sangat variatif yang tersusun rapi dalam rak-rak dalam ruangan yang
memanjang.

WARALABA
Pada tahun 1997 Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan
kepemilikan dan pengelolaan gerai dengan cara waralaba. Sampai Juli
2009 telah mencapai jumlah 3531 gerai waralaba. Mitra usaha waralaba
ini meliputi : koperasi, badan usaha dan perorangan. Sistem waralaba
Indomaret telah teruji keberhasilannya dengan diperolehnya penghargaan
dari Presiden Republik Indonesia sebagai Perusahaan Waralaba Nasional,
pada tahun 2003. Indomaret memiliki pusat distribusi di Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Jember, Lampung dan
Medan. Pengalaman panjang yang telah teruji itu mendapat sambutan
positif masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah gerai
waralaba Indomaret, dari 2 gerai pada tahun 1997 menjadi 1097 gerai
pada Mei 2008. Program waralaba Indomaret yang tidak rumit terbukti
dapat diterima masyarakat. Bahkan, sinergi pewaralaba (Indomaret) dan
terwaralaba (masyarakat) ini merupakan salah satu keunggulan domestik
dalam memasuki era globalisasi.

KEUNTUNGAN WARALABA INDOMARET

Transformasi Pengetahuan

Bergabung dengan Indomaret, akan banyak diperoleh pengetahuan bisnis


toko modern dan sekaligus menempatkan Anda sebagai pelaku bisnis.

Potensi Pasar
Bantuan survey lokasi dari Indomaret akan memperkaya wawasan
mengenai potensi dan strategis tidaknya suatu lokasi

Tidak full time


Dukungan sistem operasional toko yang terintegrasi, membuat para
investor tidak perlu terlibat secara full time dalam operasional toko
ataupun meninggalkan pekerjaan sebelumnya.

Peluang Berkembang
Investor dapat memiliki lebih dari 1 (satu) unit toko dengan tingkat
kesibukan yang sama dan dapat diatur.

Minimalisasi Risiko
Perencanaan matang, mulai survey lokasi sampai dengan pembukaan
toko, kecepatan distribusi dan kelengkapan barang dagangan, serta
dukungan manajemen toko yang solid akan membantu investor dalam
menekan risiko kerugian.

PERSYARATAN MENJADI TERWARALABA INDOMARET


Jika Anda memutuskan untuk membeli hak waralaba Indomaret, langkah
awal yang harus dipenuhi adalah :
1. Warga Negara Indonesia
2. Menyediakan ruang usaha ukuran 120-150 m2 (milik sendiri/sewa)
3. Memiliki NPWP dan PKP, serta kelengkapan perijinan lainnya
4. Investasi peralatan toko dan biaya waralaba

Indomaret akan membantu Anda dalam menyiapkan pengelolaan toko


dalam hal :

1. Survey kelayakan tempat usaha dan bantuan mencari lokasi


2. Perencanaan anggaran biaya
3. Studi kelayakan investasi
4. Tata ruang dan perencanaan toko
5. Pengurusan ijin usaha dan NPWP
6. Renovasi ruang usaha
7. Pembelian peralatan toko
8. Seleksi dan pelatihan karyawan
9. Standard kerja dan sistem penggajian karyawan
10. Paket sistem operasional toko dan administrasi keuangan
11. Seleksi dan kredit barang dagangan tanpa bunga dan tanpa
jaminan
12. Program promosi penjual

SISTEM PEMBELIAN BARANG DAGANGAN

Pada dasarnya terdapat dua system pembelian barang dagangan, yaitu


system pembelian barang pokok (staple merchandise) dan anggaran
barang untuk barang fesyen. Beberapa metode peramalan permintaan
dapat dilakukan untuk mendukung proses sistem pembelian, hal ini dapat
dibantu dengan informasi masa lalu maupun digunakannya alat-alat
statistic untuk memprediksi ramalan permintaan.

Secara spesifik ritel harus menentukan strategi mereknya, apakah harus


membeli merek nasional yang telah terkenal atau harus mengembangkan
merek sendiri. Ritel juga harus menentukan bagaimana dan dimana
bertemu dan berkomunikasi dengan vendor, apakah komunikasi tersebut
sebaiknya dilakukan dengan tatap muka atau menggunakan teknologi
internet. Negoisasi terjadi pada saat berkomunikasi maupun ketika
transaksi pembelian. Banyak hal yang harus dicapai dalam kesepakatan,
misalnya harga barang dagangan maupun masalah pengiriman barang.
Ritel biasanya mengharapkan kesepakatan dalam negoisasi ini tidak akan
banyak mengalami perubahan-perubahan dalam suatu periode tertentu.
Untuk itu, banyak ritel terus melakukan hubungan kemitraan yang
strategis dengan vendor.

SISTEM PEMBELIAN BAHAN POKOK

Siklus ini digunakan untuk brang dagangan yang memiliki siklus pesanan-
penerimaan-pesanan yang relative dapat diramalkan. Akan tetapi system
ini tidak dapat duganakan untuk barang-barang fesyen, karena system ini
menggunakan data pada masa lalu yang digunakan untuk meramal
penjualan di masa yang akan datang.

Laporan Manajemen Persediaan

Dalam laporan manajemen persediaan, disiapkan segala informasi


mengenai persediaan digudang, kecepatan penjualan, jumlah pemesanan,
pergantian persediaan, ramalan penjualan, dan jumlah yang harus
dipesan untuk setiap SKU.
Laporan manajemen persediaan terdiri atas:

1. Daftar stock dasar


Daftar ini terdiri atas nomor stock dan deskripsi barang, berapa
banyak barang yang tersedia dan yang dipesan, serta penjualan
selama 4 hungga 12 minggu terakhir.

2. Perputaran persediaan
Pergantian persediaan yang direncanakan dibuat berdasarkan
tujuan keuangan keseluruhan dan mengendalikan system
manajemen persediaan.

3. Ketersediaan produk
Untuk menentukan berapa banyak produk yang harus tersedia
diperlukan keputusan manajerial yang rumit.

4. Stok cadangan
Stok cadangan adalah stok yang digunakan untuk berjaga-jaga jika
terjadi kehabisan stok yang dikarenakan permintaan melebihi
jumlah yang diperkirakan atau ketika kedatangan barang tertunda.
5. Peramalan
Salah satu teknik untuk meramalkan penjualan adalah dengan
penghalusan eksponensial (smoothing exponential), di mana
penjualan di periode waktu yang lalu diberi bobot untuk
meramalkan penjualan di periode mendatang.

Jenis ramalan yang menggunakan penghalusan eksponensial adalah


permintaan nonmusiman, yaitu meramalkan permintaan tanpa
mempertimbangkan pengaruh musiman.

6. Titik pemesanan
Titik pemesanan adalah jumlah barang minimum yang harus
tersedia, sehingga barang tidak boleh habis sebelum pesanan
berikutnya datang.

7. Jumlah yang dipesan


Jumlah yang dipesan adalah selisih antara jumlah yang tersedia dan
titik pemesanan.

ANGGARAN UNTUK BARANG-BARANG FESYEN

Rancangan anggaran barang mencatat investasi persediaan dalam


suatu kategori terhadap waktu. Rancangan ini hanya menjelaskan
berapa banyak uang yang dihabiskan setiap bulannya untuk
mendukung penjualan dan menentukan titik impas (break even
point). Rancangan ini terdiri atas:

• Distribusi persentase penjualan bulanan terhadap musim


dengan pemeriksaan persentase penjualan setiap bulannya selama
beberapa periode tahunan, maka dapat diketahui adanya
perubahan.

• Penjualan bulanan
Penjualan bulanan sebanding dengan penjualan total yang
diramalkan untuk periode waktu tertentu dikalikan dengan setiap
persentase penjualan di tiap bulannya

• Distribusi persentase reduksi bulanan terhadap musim


Untuk memiliki barang dagangan yang cukup untuk memenuhi
penjualan bulanan yang diramalkan, maka pembeli harus
mempertimbangkan factor yang dapat mengurangi stok barang di
gudang. Walaupun penjualan adalah reduksi yang utama, nilai
persediaan juga reduksi dengan adanya markdown, penyusutan,
dan diskon pada karyawan. markdown dapat diramalkan secara
cukup akurat dengan melihat data-data lama. Diskon seperti
markdown diberikan pada karyawan, bukan pelanggan. Penyusutan
adalah reduksi persediaan yang disebabkan oleh pengutilan oleh
karyawan atau pelanggan, kesalahan penempatan atau kerusakan
barang dagangan, atau karena pembukuan yang buruk. Pembeli
mengukur penyusutan dengan menghitung selisih antara (1) nilai
persediaan yang terekam berdasarkan catatan barang dagangan
yang dibeli dan yang diterima, dan (2) persediaan fisik di toko dan
pusat-pusat distribusi lainnya.

• Reduksi bulanan
Reduksi bulanan sama dengan reduksi total dikalikan tiap
presentasenya.

• Rasio stok penjualan untuk awal bulan


Rasio stok penjualan adalah persediaan yang harus tersedia pada
awal bulan untuk memenuhi ramalan penjualan. Rasio stok dengan
penjualan sebanding dengan jumlah bulan penyediaan (month of
supply) pada awal bulan.

Persediaan BOM adalah pembilang, dan penjualan yang diramalkan


pada bulan tersebut adalah penyebutnya. Rasio stok-penjualan
sama dengan 2 berarti direncanakan untuk memiliki persediaan
yang tersedia di awal bulan dua kali lebih banyak dari pada yang
diramalkan akan terjual. Rasio stok dengan penjualan sebanding
dengan jumlah bulan penyediaan pada awal bulan. Banyak ritel
yang lebih memilih untuk menyatakan hubungan ini sebagai minggu
penyediaan (month of supply) dikalikan empat.

• Stok BOM
Jumlah persediaan yang direncanakan untuk awal bulan sama
dengan penjualan bulanan dikalikan dengan rasio stok – penjualan.

• Stok akhir bulan


Stok BOM untuk bulan ini adalah sama dengan stok EOM di bulan
sebelumnya.

• Penambahan stok bulanan


Penambahan stok bulanan dengan jumlah yang akan dipesan untuk
dikirimkan setiap bulannya.

Penambahan stok = penjualan + Reduksi + Persediaan EOM –


Persediaan BOM

Mengevaluasi Rancangan Anggaran Barang Dagangan Jika pergantian,


peramalan, dan GMROI yang sebenarnya lebih besar daripada yang
direncanakan, maka kinerja lebih baik dari yang diharapkan sehingga
tidak perlu dilakukan evaluasi. Namun ada beberapa pertanyaan
tambahan yang perlu dijawab. Mengapa kinerja melebihi atau kurang dari
yang direncanakan? Apakah penyimpangan dari rencana disebabkan oleh
dibawah kendali pembali? Perlu dilakukan upaya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.

PEMBELIAN TERBUKA
System pembelian terbuka (open to buy) dimulai setelah barang dibeli
dengan menggunakan rencana anggaran barang atau system pembelian
bahan pokok. System pembelian terbuka adalah system di mana aliran
barang tersebut harus terus dicatat. Lebih spesifiknya, system ini
mencatat berapa banyak uang yang dikeluarkan tiap bulan, dan berapa
banyak yang tersisa. Pencatatan barang dan kapan harus dikirimkan
harus dicatat dengan teliti. System ini merupakan komponen penting
dalam proses manajemen barang dagangan. Penghitungan Pembelian
Terbuka Untuk Periode Yang Lalu Penghitungan pembelian terbuka di
akhir periode mudah dilakukan, karena bulan telah berlalu, maka stok
akhir bulan (EOM) yang sebenarnya sebanding dengan stok EOM yang
diproyeksikan. Penghitungan Pembalian Terbuka Untuk Periode Sekarang
Rencana stok EOM yang diproyeksikan adalah sama dengan stok BOM
ditambah dengan penambahan actual bulanan (barang apa saja yang
sebenarnya diterima) ditambah barang-barang yang dipesan dikurangi
rencana penjualan dan dikurangi rencana reduksi bulanan. Dengan kata
kain, proyeksi rencana stok EOM adalah estimasi baru atu perbaikan dari
rencana stok EOM dari anggaran barang dagangan. Versi baru dan
perbaikan ini akan memberikan informasi untuk menghitung
ketidaktersediaan ketika rencana anggaran barang dagangan dibuat.
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rencana pembelian terbuka:
Rencana pembelian terbuka= Stok EOM yang direncanakan - Stok EOM
yang diproyeksikan.

MENGALOKASIKAN BARANG DAGANGAN KE TOKO


Jaringan toko (chain store ) biasanya mengklasifikasikan toko-toko
menjadi toko A, B, atau C berdasarkan volume penjualan potensial
masing-masing. Tiap alokasi barang ke setiap toko tersebut berbeda-
beda. Toko-toko yang lebih kecil memerlukan rasio stok penjualan yang
lebih besar dari rata-rata. Pengalokasian berlaku untuk barang-barang
fesyen maupun bahan pokok. Dengan strategi distribusi tarik (pull),
pemesanan untuk bahan pokok dilakukan di tingkat toko berdasarkan
data permintaan yang diperoleh melalui POS (point of sale). Dengan
strategi dorong (push), barang dialokasikan ke toko berdasarkan
permintaan histories , posisi persediaan pada pusat distribusi ,dan
kebutuhan toko.
MENGANALISIS KINERJA BARANG DAGANGAN

Terdapat tiga macam cara untuk menganalisis kinerja barang dagangan,


yaitu: Analisis ABC Analisis ABC dilakukan dengan cara mngurutkan
peringkat barang dagangan dengan beberapa ukuran untuk menentukan
barang mana yang kadang kala diperbolehkan habis (out-of-stock) dan
barang mana yang harus dihapus dari stock. Analisis ini dapat dilakukan
pada segala tingkat klasifikasi barang dagangan, mulai dari SKU hingga
departemen. Analisis ABC menggunakan prinsip 80-20 yang umum, di
mana kira-kira 80 persen penjualan atau keuntungan ritel berasal dari 20
persen produk. Hal ini berarti ritel harus berkonsentrasi pada produk yang
memberikan keuntungan yang lebih besar. Langkah pertama dalam
analisis ABC adalah mengurutkan peringkat SKU menggunakan satu
criteria atau lebih. Ukuran kinerja yang paling penting untuk analisis ini
adalah margin kontribusi.
Margin kontribulasi= penjualan bersih - Harga pokok penjualan - Variabel
pengeluaran lainnya
Variable pengeluaran lain misalnya adalah komisi penjualan. Ukuran lain
yang digunakan dalam analisis ABC antara lain jumlah uang yang
dihasilkan dari penjualan, penjualan dalam satuan, margin kotor, dan
GMROI. Margin penjualan atau margin kotor per kaki persegi juga dapat
digunakan. Langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana barang
dengan tingkat keuntungan yang berbeda. Harus diperlakukan dengan
berbeda. Walaupun analisis ini disebut ABC, terdapat juga barang D yang
merupakan sisa 20 persen SKU, yang tidak satu pun terjual selama musim
lalu dan menjadi kadaluwarsa. Analisis Sell Through Analisis sell through
adalah perbandingan antara penjualan aktual dan yang direncanakan
untuk menentukan apakah markdown awal dibutuhkan atau apakah lebih
banyak barang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Tidak ada
aturan yang tepat untuk menentukan apakah sebuah markdown
dibutuhkan atau harus memesan barang lebih banyak. Pengambilan
keputusan tergantung pada pengalaman dengan barang dagangan di
masa lampau, apakah barang perlu dipromosikan, penjual dapat
mengurangi resiko pembeli dengan menyediakan uang markdown, atau
hal-hal lain yang terkait. Jika penjualan aktual lebih besar dari yang
direncanakan, pemesanan ulang harus dilakukan. Metode multiatribut
Metode multiatribut digunakan untuk mengevaluasi penjual dengan
menggunakan nilai rata-rata berbobot untuk tiap penjual. Nilai ini
didasarkan pada tingkat pentingnya berbagai macam kebijakan penjual
dan kinerja penjual. Pembeli dapat mengevaluasi penjual dengan
menggunakan lima langkah berikut:
1. Membuat daftar kebijakan untuk dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Daftar tidak boleh terlalu panjang atau
terlalu pendek.daftar yang terlalu pendek akan mengabaikan
beberapa kebijakan yang relevan, dan daftar yang terlalu panjang
akan susah digunakan. Dalam membuat daftar hendaknya berfokus
kepada satu penjual.
2. Bobot kepentingan setiap kebijakan harus ditentukan oleh pembeli
atau perencana beserta manajer barang dagangan. Disini
digunakan skala 1 hingga 10, dimana 1 berarti tidak penting dan 10
berarti sangat penting. Skala ini menggunakan pendekatan skala
diferensial semantic (semantic differential scale) seperti halnya
metode multiatribut yang digunakan pada tahapan proses pemilihan
alternative proses pembelian pada Bab 2. pastikan semua kebijakan
tidak menerima nilai tinggi atau rendah semua.
3. Membuat penilaian tentang pengaruh merek individual di tiap
kebijakan. Prosedur ini juga harus merupakan keputusan gabungan
antara manajer kategori dan manajer barang dagangan.
4. Mengalikan kepentingan tiap kebijakan dengan pengaruh tiap
merek atau pabriknya.
5. menjumlahkan hasil kali tiap barang untuk semua kebijakan untuk
menentukan peringkat keseluruhan penjual.
STRATEGI PENGGUNAAN MEREK

Dalam hal strategi penggunaan merek, ritel dihadapkan pada banyak


pilihan. Ritel dapat membeli merek yang sudah terkenal atau dapat
mengembangkan label privatnya ataupun mengembangkan bauran dari
keduanya. Merek Pabrik Merek pabrik, juga dikenal sebagai merek
nasional, merupakan produk yang dirancang, diproduksi dan dipasarkan
oleh penjual. Pabrik bertanggung jawab untuk mengembangkan barang
dan menjaga citra merek tersrebut. Merek pabrik akan dapat membantu
dalam hal menjaga citra toko, aliran penjualan, dan pengeluaran
penjualan atau promosi. Ritel memberi merek pabrik karena merek
tersebut memiliki pelanggan tetap orang datang ke toko dan menanyakan
barang dengan menyebutkan nama merek tersebut. Promosi untuk merek
pabrik juga membutuhkan biaya yang lebih kecil, karena pabrik telah
mempromosikan sendiri barang tersebut. Merek pabrik memiliki margin
kotor yang lebih rendah daripada merek label privat. Hal ini dikarenakan
pabrik mempromosikan mereknya sehingga meningkatkan kompetisi
antara ritel. Biasanya ritel memberikan diskon khusus untuk menarik
pelanggan ke tokonya. Biaya promosi untuk merek pabrik juga sedikit
karena pabrik tersebut sudah mempromosikan barangnya sendiri. Jika
merek pabrik hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas di gerai ritel,
maka pelanggan akan setia terhadap merek tersebut dan toko yang
menjualnya. Sebaliknya, jika merek pabrik banyak tersedia di banyak ritel,
maka kesetiaan pelanggan akan menurun karena adanya banyak pilihan.
Salah satu masalah yang timbul jika membeli merek pabrik adalah
fleksibilitas ritel dibatasi, apalagi jika produsennya mempunyai merek
yang terkenal. Produsen barang tersebut mendikte bagaimana dan
dimana produk harus dipajang, diiklankan, ataupun diberi harga. Merek
Berlisensi Merek berlisensi adalah merek di mana ritel ataupun pihak yang
membeli menandatangani surat kontrak dengan pemilik merek yang
terkenal untuk mengembangkan, memproduksi, dan menjual merek
tersebut. Pemegang lisensi dapat berupa:
• Pihak yang memiliki kontrak dengan pabrik untuk memproduksi
produk lisensi tersebut.
• Pihak ketiga yang memegang kontrak untuk memiliki barang
bermerek tersebut dan kemudian dapat menjualnya.
Label privat Label privat adalah merek produk yang dibuat dan hanya
tersedia untuk dijual oleh ritel. Apabila ritel memutuskan untuk
menggunakan label privat, maka sebagai konsekuensinya ritel tersebut
harus mempromosikan produknya sendiri. Merek atau Toko Ada beberapa
perusahaan yang telah menjadi pabrik juga berubah menjadi ritel, pabrik-
pabrik tersebut berubah menjadi ritel dikarenakan: a). Dengan menjadi
ritel mereka mempunyai kendali sepenuhnya terhadap penyajian barang
ke publik, b). Pabrik dapat menggunkan took-toko ini untuk menguji
barang dagangan dan konsep barang dagangan yang baru, c). Untuk
memamerkan barang ke publik.

PENGAMBILAN SUMBER DAYA LUAR NEGERI

Banyak ritel menggunakan pemasok luar negeri dengan alasan untuk


menghemat biaya, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Efek negara asal; ritel dapat mengambil dari negara berkembang
yang memiliki keunggulan tehnologi.
2. Fluktuasi mata uang asing;
3. Pajak; tehadap barang impor tersebut.
4. Zona perdagangan bebas; apakah kawasan tersebut termasuk
dalam Free Trade Zone.
5. Biaya pengangkutan persediaan; yang tentunya akan lebih tinggi.
6. Biaya transportasi.
BERHUBUNGAN DENGAN PENJUAL

Agar dapat terjaga hubungan dengan vendor maka harus selalu


membangun relasi jangka panjang yang harmonis, antara lain:
1. Pertukaran melalui internet melalui Bursa Ritel.
2. Pusat grosir.
3. Pameran Dagang.
4. Membeli di Tempat Sendiri.
5. Kantor kantor Pembelian.
BERNEGOSIASI DENGAN PENJUAL

Strategi dalam bernegosiasi antara lain:


1. Mempertimbangkan sejarah penjual.
2. Menanyakan di mana barang-barang tersebut sekarang.
3. Menetapkan tujuan baik aturan pembayaran, transportasi dll.
4. Mengetahui tujuan dan batasan penjual.
5. Merencanakan untuk memiliki jumlah negosiator yang sama dengan
jumlah penjual.
6. Memilih tempat yang bagus untuk bernegoisasi
7. Mewaspadai tenggang waktu untuk menghindari perubahan
keputusan penjual.
PETUNJUK UNTUK NEGOISASI TATAP MUKA Yaitu dengan tujuh tips;

1. Pisahkan masalah pribadi dengan bisnis,


2. Memberi penekanan pada fakta objektif,
3. Bikin hubungan yang saling menguntungkan,
4. Biarkan mereka bicara,
5. Mengetahui sejauh mana harus berbicara,
6. Jangan membuat permusuhan apabila gagal bernegoisasi,
7. Mengkaji ulang pembicaraan negosiasi.

MEMBANGUN DAN MENJAGA HUBUNGAN STRATEGIS DENGAN


PENJUAL

Hubungan strategis juga dimaksud dengan hubungan kemitraan, menjalin


komitmen jangka panjang dan sama-sama menguntungkan. Menjaga
relasi strategis antara lain; saling mempercayai, komunikasi terbuka,
tujuan sama, komtmen yang kredibel. Membangun relasi kemitraan
dengan; kesadaran, eksplorasi, perluasan dan komitmen.

ANALISIS SWOT

Strength (Kekuatan)
Sejak menggulirkan pola waralaba pada 1997,Indomaret memang bak
primadona yang banyak ditaksir investor. Dengan omset rata-rata per
gerai per hari mencapai Rp 7-9 juta, siapa yang tidak tergiur? Dengan
perolehan omset itu, diperkirakan investasi untuk setiap gerai yang
berkisar Rp 300350 juta (belum termasuk properti) akan habis selama
kurang-lebih tiga tahun.Sudahbegitu,jualan yang ditawarkan menyangkut
kebutuhan pokok sehari-hari yang memang semua orang perlu dan
membutuhkan. Tak pelak, Indomaret terus menggeliat dan makin
menggiurkan.

Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan bisnis waralaba Indomaret antara lain:
- Waktu jam operasional yang terlalu panjang buka jam 07.00-22.00 WIB,
pada moment-moment tertentu (Idul Fitri, Tahun Baru) s/d jam 24.00 WIB
- Barang dagangan yang dijual atau dipajang sebagian besar makanan
siap saji.
- Belum mencukupi kebutuhan dapur (sayuran).
- Belum memperhatikan lingkungan terutama para pedagang kecil.

Oportunities (Peluang)
Kehadiran Indomaret telah menginspirasi pertumbuhan minimarket-
minimarket lainnya. Menurut harian Surya, gerai minimarket di Jawa Timur
telah mencapai 1200 toko. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah.
Artinya tumbuh dan meluasnya bisnis ini memang banyak diminati para
investor. Lewat medium bisnis retail ini, celah peluang bisnis dan peluang
kerja tercipta. Dan inilah alternatif bisnis yang prospektif saat ini dan
masa mendatang.

Threats (Ancaman)
Bisnis ritel Indonesia masih dikuasai oleh empat nama besar: Carrefour,
Matahari, Hero, dan Indomaret. Ke depan, tren multiformat bakal
mendominasi. Ancaman juga datang dari perusahaan manufaktur yang
membuka toko sendiri

You might also like