Professional Documents
Culture Documents
INDOMARET
OLEH:
YOGYAKARTA
2010
PROFIL INDOMARET
BUDAYA PERUSAHAAN
SISTEM DISTRIBUSI
WARALABA
Pada tahun 1997 Indomaret memperkenalkan sistem kemitraan
kepemilikan dan pengelolaan gerai dengan cara waralaba. Sampai Juli
2009 telah mencapai jumlah 3531 gerai waralaba. Mitra usaha waralaba
ini meliputi : koperasi, badan usaha dan perorangan. Sistem waralaba
Indomaret telah teruji keberhasilannya dengan diperolehnya penghargaan
dari Presiden Republik Indonesia sebagai Perusahaan Waralaba Nasional,
pada tahun 2003. Indomaret memiliki pusat distribusi di Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Surabaya, Jember, Lampung dan
Medan. Pengalaman panjang yang telah teruji itu mendapat sambutan
positif masyarakat, terlihat dari meningkat tajamnya jumlah gerai
waralaba Indomaret, dari 2 gerai pada tahun 1997 menjadi 1097 gerai
pada Mei 2008. Program waralaba Indomaret yang tidak rumit terbukti
dapat diterima masyarakat. Bahkan, sinergi pewaralaba (Indomaret) dan
terwaralaba (masyarakat) ini merupakan salah satu keunggulan domestik
dalam memasuki era globalisasi.
Transformasi Pengetahuan
Potensi Pasar
Bantuan survey lokasi dari Indomaret akan memperkaya wawasan
mengenai potensi dan strategis tidaknya suatu lokasi
Peluang Berkembang
Investor dapat memiliki lebih dari 1 (satu) unit toko dengan tingkat
kesibukan yang sama dan dapat diatur.
Minimalisasi Risiko
Perencanaan matang, mulai survey lokasi sampai dengan pembukaan
toko, kecepatan distribusi dan kelengkapan barang dagangan, serta
dukungan manajemen toko yang solid akan membantu investor dalam
menekan risiko kerugian.
Siklus ini digunakan untuk brang dagangan yang memiliki siklus pesanan-
penerimaan-pesanan yang relative dapat diramalkan. Akan tetapi system
ini tidak dapat duganakan untuk barang-barang fesyen, karena system ini
menggunakan data pada masa lalu yang digunakan untuk meramal
penjualan di masa yang akan datang.
2. Perputaran persediaan
Pergantian persediaan yang direncanakan dibuat berdasarkan
tujuan keuangan keseluruhan dan mengendalikan system
manajemen persediaan.
3. Ketersediaan produk
Untuk menentukan berapa banyak produk yang harus tersedia
diperlukan keputusan manajerial yang rumit.
4. Stok cadangan
Stok cadangan adalah stok yang digunakan untuk berjaga-jaga jika
terjadi kehabisan stok yang dikarenakan permintaan melebihi
jumlah yang diperkirakan atau ketika kedatangan barang tertunda.
5. Peramalan
Salah satu teknik untuk meramalkan penjualan adalah dengan
penghalusan eksponensial (smoothing exponential), di mana
penjualan di periode waktu yang lalu diberi bobot untuk
meramalkan penjualan di periode mendatang.
6. Titik pemesanan
Titik pemesanan adalah jumlah barang minimum yang harus
tersedia, sehingga barang tidak boleh habis sebelum pesanan
berikutnya datang.
• Penjualan bulanan
Penjualan bulanan sebanding dengan penjualan total yang
diramalkan untuk periode waktu tertentu dikalikan dengan setiap
persentase penjualan di tiap bulannya
• Reduksi bulanan
Reduksi bulanan sama dengan reduksi total dikalikan tiap
presentasenya.
• Stok BOM
Jumlah persediaan yang direncanakan untuk awal bulan sama
dengan penjualan bulanan dikalikan dengan rasio stok – penjualan.
PEMBELIAN TERBUKA
System pembelian terbuka (open to buy) dimulai setelah barang dibeli
dengan menggunakan rencana anggaran barang atau system pembelian
bahan pokok. System pembelian terbuka adalah system di mana aliran
barang tersebut harus terus dicatat. Lebih spesifiknya, system ini
mencatat berapa banyak uang yang dikeluarkan tiap bulan, dan berapa
banyak yang tersisa. Pencatatan barang dan kapan harus dikirimkan
harus dicatat dengan teliti. System ini merupakan komponen penting
dalam proses manajemen barang dagangan. Penghitungan Pembelian
Terbuka Untuk Periode Yang Lalu Penghitungan pembelian terbuka di
akhir periode mudah dilakukan, karena bulan telah berlalu, maka stok
akhir bulan (EOM) yang sebenarnya sebanding dengan stok EOM yang
diproyeksikan. Penghitungan Pembalian Terbuka Untuk Periode Sekarang
Rencana stok EOM yang diproyeksikan adalah sama dengan stok BOM
ditambah dengan penambahan actual bulanan (barang apa saja yang
sebenarnya diterima) ditambah barang-barang yang dipesan dikurangi
rencana penjualan dan dikurangi rencana reduksi bulanan. Dengan kata
kain, proyeksi rencana stok EOM adalah estimasi baru atu perbaikan dari
rencana stok EOM dari anggaran barang dagangan. Versi baru dan
perbaikan ini akan memberikan informasi untuk menghitung
ketidaktersediaan ketika rencana anggaran barang dagangan dibuat.
Berikut ini adalah rumus untuk menghitung rencana pembelian terbuka:
Rencana pembelian terbuka= Stok EOM yang direncanakan - Stok EOM
yang diproyeksikan.
ANALISIS SWOT
Strength (Kekuatan)
Sejak menggulirkan pola waralaba pada 1997,Indomaret memang bak
primadona yang banyak ditaksir investor. Dengan omset rata-rata per
gerai per hari mencapai Rp 7-9 juta, siapa yang tidak tergiur? Dengan
perolehan omset itu, diperkirakan investasi untuk setiap gerai yang
berkisar Rp 300350 juta (belum termasuk properti) akan habis selama
kurang-lebih tiga tahun.Sudahbegitu,jualan yang ditawarkan menyangkut
kebutuhan pokok sehari-hari yang memang semua orang perlu dan
membutuhkan. Tak pelak, Indomaret terus menggeliat dan makin
menggiurkan.
Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan bisnis waralaba Indomaret antara lain:
- Waktu jam operasional yang terlalu panjang buka jam 07.00-22.00 WIB,
pada moment-moment tertentu (Idul Fitri, Tahun Baru) s/d jam 24.00 WIB
- Barang dagangan yang dijual atau dipajang sebagian besar makanan
siap saji.
- Belum mencukupi kebutuhan dapur (sayuran).
- Belum memperhatikan lingkungan terutama para pedagang kecil.
Oportunities (Peluang)
Kehadiran Indomaret telah menginspirasi pertumbuhan minimarket-
minimarket lainnya. Menurut harian Surya, gerai minimarket di Jawa Timur
telah mencapai 1200 toko. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah.
Artinya tumbuh dan meluasnya bisnis ini memang banyak diminati para
investor. Lewat medium bisnis retail ini, celah peluang bisnis dan peluang
kerja tercipta. Dan inilah alternatif bisnis yang prospektif saat ini dan
masa mendatang.
Threats (Ancaman)
Bisnis ritel Indonesia masih dikuasai oleh empat nama besar: Carrefour,
Matahari, Hero, dan Indomaret. Ke depan, tren multiformat bakal
mendominasi. Ancaman juga datang dari perusahaan manufaktur yang
membuka toko sendiri