Professional Documents
Culture Documents
ragam budayanya menjadikan Indonesia dikenal seantero dunia. Faktor apakah yang menyebabkan
Indonesia memiliki keanekaragaman keindahan tersebut? Coba analisalah agar kalian makin tertarik
mempelajari materi berikut secara keseluruhan.
a. Wilayah Indonesia beriklim laut, sebab merupakan Negara kepulauan, sehingga banyak memperoleh
pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan.
b. Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berembus setiap
6 bulan sekali berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.
a. Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan
agama.
b. Indonesia terletak di antara negara-negara berkembang, sehingga memiliki banyak mitra kerja sama.
c. Lalu lintas perdagangan dan pelayaran di Indonesia cukup ramai, sehingga menunjang perdagangan di
Indonesia dan menambah sumber devisa negara..
Jika kalian mengamati dengan saksama peta ataupun globe, akan kalian temukan adanya garis lintang dan
garis bujur.
Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi
sampai daerah kutub.
Adapun garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan
selatan.
Letak astronomi adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Berdasarkan
letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6o LU – 11o LS dan antara 95o BT – 141o BT.
Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau Weh di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6 o LU.
Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Roti di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11 o LS.
Wilayah Indonesia paling barat adalah di ujung utara Pulau Sumatra yang berada pada 95 o BT. Adapun
wilayah Indonesia paling timur di Kota Merauke yang berada pada 141 o BT. Berdasarkan letak
lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara 6o LU – 11o LS. Hal ini menyebabkan Indonesia beriklim
tropis dengan ciri-ciri:
a. memiliki curah hujan yang tinggi,
b. memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi,
c. menerima penyinaran matahari sepanjang tahun,
d. banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup
tinggi.
Perhitungan garis bujur 0o dimulai dari Kota Greenwich dekat Kota London.
Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu suatu daerah.
Letak astronomi Indonesia yang berada di antara 95 o BT – 141o BT menjadikan Indonesia memiliki tiga
daerah waktu, yaitu:
a. Daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), meliputi seluruh Sumatra, Jawa, Madura, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Waktu Indonesia Barat memiliki selisih
waktu 7 jam lebih awal dari GMT (Greenwich Mean Time).
b. Daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tengara, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur , Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki
selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
c. Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau
kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.
3. Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah berdasarkan susunan batuan yang ada pada bumi.Letak
geologis wilayah Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu rangkaian
Pengunungan Mediteran dan rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik.
b. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia – Australia yang
bertumbukan dengan lempeng Asia.
c. Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul dan Daerah
Laut pertengahan Australia Asiatis.
Letak geologis inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia banyak dijumpai gunung berapi, sehingga
banyak wilayah di Indonesia yang kesuburannya cukup tinggi. Namun perlu disadari pula bahwa letak
geologis yang demikian itu menyebabkan wilayah Indonesia rawan dengan bencana alam seperti gunung
meletus dan gempa bumi.
Peredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara
23½o LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang balik selatan 23½ o LS dan
kembali lagi ke khatulistiwaPeredaran semu matahari adalah gerakan semu matahari dari khatulistiwa
menuju garis lintang balik utara 23½ o LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang
balik selatan 23 ½o LS dan kembali lagi ke khatulistiwa
Angin muson adalah angin yang bertiup setiap 6 bulan sekali dan selalu berganti arah. Di Indonesia
terdapat dua angin muson, yaitu:
a. Angin muson barat
Bertiup setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari di belahan bumi selatan. Hal
ini menyebabkan tekanan udara maksimum di Asia dan tekanan udara minimum di Australia, maka
bertiuplah angin dari Asia ke Australia (tekanan tinggi ke rendah). Karena angin melalui Samudra Hindia,
Maka angin tersebut mengandung uap air yang banyak, sehingga pada bulan Oktober sampai Maret di
Indonesia terjadi musim penghujan.
b. Angin muson timur
Bertiup mulai bulan April sampai September, di mana kedudukan semu matahari di belahan bumi utara.
Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan tekanan udara di Australia tinggi, sehingga angin bertiup
dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering.
Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian mengenai penyebaran hewan
bagian Barat dengan hewan di Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke
Selat Makasar. Oleh sebab itu, garis batasnya dinamakan garis Wallace. Batas ini bersamaan pula dengan
batas penyebaran binatang dan tumbuhan dari Asia ke Indonesia.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber, berdasarkan penelitiannya
tentang penyebaran fauna di Indonesia, menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia
bagian Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber.
Sedangkan daerah di antara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para ahli biografi disebut daerah
Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat
beberapa jenis hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran Sunda dan
dataran Sahul.
a. Flora Asiatis
Flora Asiatis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Flora ini terdiri atas:
1) hutan bakau (mangrove) dan rawa gambut di bagian timur Sumatera
2) meranti, rotan, rawa gambut, rawa air tawar di bagian barat Sumatera
b. Flora Australis
Flora Australis terdapat di Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Flora Australis terdiri atas:
1) hutan hujan tropis yang berupa pepohonan tinggi dan lebat;
2. Sebaran Fauna
Dunia hewan atau fauna di Indonesia, secara geografis terbagi menjadi dua wilayah utama, dan satu
wilayah peralihan. Wilayah-wilayah tersebut adalah wilayah Asiatis, wilayah Australis, dan wilayah
Peralihan.
a. Fauna Asiatis
Fauna di wilayah Indonesia bagian barat banyak menyerupai daratan Asia. Persebaran fauna di Indonesia
bagian barat, yaitu dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan hingga Selat Makasar dan Selat
Lombok. Fauna di daerah bagian barat ini terdapat banyak binatang menyusui dengan ciri jenis hewan
besar.
b. Fauna Australis
Fauna Australis banyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur, berupa burung, dan jenis binatang
berkantung
Tanah merupakan batuan yang sudah lapuk bercampur dengan sisa makhluk hidup, air, dan udara. Tanah
merupakan lapisan bagian atas bumi tempat tumbuhnya tanaman. Penamaan jenis tanah sangat
bermacam-macam, tergantung dari instansi yang memberikan nama
Penamaan jenis tanah lainnya secara sederhana dilakukan Mohr, berdasarkan perbedaan temperatur dan
kelembaban udara. Klasifikasi tanah di Indonesia khususnya Jawa dan Sumatera menurut penelitian Mohr
seperti berikut:
1. Tanah kuning hingga coklat, terjadi pada temperatur tinggi dan curah hujan tinggi.
2. Tanah merah terjadi pada temperatur tinggi dengan musim hujan berselang seling.
3. Tanah pucat dengan temperatur rendah dan curah hujan tinggi.
4. Tanah kristal garam, temperatur tinggi curah hujan rendah.
5. Tanah kelabu, temperatur tinggi dan tanah selalu tergenang air.
6. Tanah hitam, bertemperatur tinggi, musim hujan dan kemarau seimbang.
A. KUANTITAS PENDUDUK INDONESIA
Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun
waktu minimal 6 bulan.
2. Sumber Data Penduduk
Untuk mengetahui bagaimanakahkeadaan penduduk berkaitan dengan kuantitas penduduk di suatu negara
diperlukan data yang lengkap dengan melakukan:
a. Sensus penduduk (cacah jiwa), yaitu pencatatan penduduk di suatu daerah/negara pada kurun waktu
tertentu. Sensus penduduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali (setiap dekade). Pemerintah Indonesia
telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1930, 1961, 1970, 1980, 1990 dan 2000. Sensus
penduduk ada dua macam, yaitu:
Sensus de facto yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yang berada di suatu wilayah
ketika sensus dilaksanakan.
Sensus de yure yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang benarbenar bertempat tinggal
di wilayah yang dilaksanakan sensus. Jadi penduduk yang hanya bertamu atau menumpang tidak ikut
didata.
Hasil sensus penduduk Indonesia, antara lain:
tahun 1920 = 34,3 juta jiwa tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
tahun 1930 = 60,7 juta jiwa tahun 1990 = 179,3 juta jiwa
tahun 1961 = 97,1 juta jiwa tahun 2000 = 209,6 juta jiwa
tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
b. Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah yang terbatas dan mengenai hal tertentu.
c. Registrasi penduduk, yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara terus-menerus di
kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status
sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
3. Pertumbuhan Penduduk
b. Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah
migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).
c. Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth)
adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian
ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.
Migrasi juga dapat dihitung jumlahnya berdasar selisih jumlah imigrasi dan emigrasi.
Rumus: Pn = Po + (Mi – Mo)
Keterangan: Pn = Jumlah penduduk pada tahun tertentu (setelah penambahan)
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun hitungan (sebelum penambahan).
Mi = Migrasi masuk
Mo = Migrasi keluar
b. Faktor sosial (social increase)
Yaitu pertambahan penduduk yang disebabkan selisih kelahiran dan kematian serta migrasi, dihitung
dengan rumus berikut:
Rumus: Pn = Po + {(L – M)+(Mi – Mo)}
Contoh perhitungan:
Awal tahun, tanggal 1 Januari tahun 2004, jumlah penduduk Desa Umbulmartani sebesar 20.000 jiwa,
kelahiran 140 dan kematian 80. Jumlah penduduk yang masuk ada 200 jiwa dan yang keluar ada 150
jiwa. Berapa jumlah penduduk pada awal tahun 2005?
Jawab: Pn = 20.000 + {(140 – 80)} + (200 – 150)}
= 20.000 + (60 + 50)
= 20.000 + 110
= 20.110
Jadi pada tanggal 1 Januari 2005 jumlah penduduk Desa Umbulmartani 20.110 jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun, hal itu tidak terlepas dengan program keluarga
berencana. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun seperti berikut.
Periode 1971-1980 sebesar 2,32 persen
Periode 1981 – 1990 sebesar 1,97 persen,
Periode 1991 – 2000 sebesar 1,6 persen.
Kepadatan penduduk yang tidak seimbang dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan.
Masalah-masalah itu antara lain:
1) semakin berkurangnya lahan pertanian,
2) kemampuan produksi lahan menurun,
3) fasilitas sosial tidak mampu mengimbangi kebutuhan penduduk,
4) lowongan pekerjaan semakin sempit,
5) pendapatan penduduk rendah, dan
6) persaingan semakin ketat.
Demikian juga bagi daerah yang ditinggalkan, akan terjadi masalah, yaitu:
1) kekayaan alam belum bisa dimanfaatkan secara optimal,
2) tenaga kerja berkurang.
Negara kita memiliki lebih dari 17.000 pulau, namun demikian, hanya sekitar 930 pulau yang dihuni.
Persebaran penduduk untuk masing-masing pulau juga tidak sama, ada pulau yang padat penduduknya
dan ada pulau yang kekurangan penduduk.
Pulau Jawa yang luasnya kurang lebih hanya 7 persen dari seluruh wilayah Indonesia (123.187 km 2)
tetapi dihuni oleh 60 % dari seluruh penduduk Indonesia. Sebaliknya Papua yang luasnya 421.981 km 2
jumlah penduduknya hanya 0,85 persen dari seluruh penduduk Indonesia.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada
kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap
dengan memerhatikan factor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama
Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT
Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Kuantitas penduduk adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jumlah penduduk.Kebutuhan akan
tenaga kerja akan terpenuhi dengan adanya jumlah penduduk yang memadai, sehingga secara kuantitas
tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri. Banyak sedikitnya jumlah penduduk di suatu
negara secara riil dipengaruhi oleh:
a. Angka kelahiran, makin tinggi angka kelahiran, maka jumlah penduduk makin bertambah.
b. Angka kematian, makin rendah angka kematian dibandingkan dengan angka kelahiran, maka jumlah
penduduk makin bertambah.