You are on page 1of 2

Gus Dur

Menghina Al-Quran
IslamSejuk 2010
(JIL) dengan Gus Dur tentang pelbagai persoalan mutakhir negeri ini
Gus Dur tidak menghina Al-Quran ? pekan lalu.
Keberpihakan media terhadap seseorang atau lembaga yang
berlawanan dengan islam semakin jelas terasa hingga ke media JIL: Gus Dur, akhir-akhir ini ada polemik tentang Perda Tangerang
nasional tanah air. Saat ini berita-berita tentang penghinaan GusDur tentang pelacuran dan rencana UU Anti Pornografi dan Pornoaksi
terhadap Al-Quran coba dikaburkan dengan menyatakan bahwa (RUU APP). Apa komentar Gus Dur tentang Perda yang melarang
media yang menganggap GusDur menghina Al-Quran salah pelacuran tanpa pandang bulu itu?
menuliskan berita karena penafsiran yang keliru atas ucapan GusDur. >> KH. ABDURRAHMAN WAHID: Menurut saya, baik Perda
Ini adalah cara media untuk mengubah sejarah, mengubah Tangerang maupun RUU APP yang kini diributkan, harus jelas dulu
yang salah menjadi benar walau dengan cara memfitnah pihak yang siapa yang merumuskan dan menentukannya. Pelacuran memang
jujur. Ini bukanlah cara baru, hampir semua media yang dimiliki dilarang agama, tapi siapakah pelacur itu?! Jangan-jangan, yang kita
yahudi atau dipengaruhi menggunakan metode yang sama; menutupi tuduh pelacur justru bukan pelacur. Dari dulu memang ada dua hal
kebenaran dan menyatakan sumber lain tidak akurat atau salah yang perlu kita perhatikan sebelum menetapkan undang-undang.
memuat berita. Pertama tentang siapa yang merumuskan. Dan kedua tentang
Hal ini bisa dengan mudah terlihat bila kita tanyakan mengapa apakah dia memiliki hak antara pelaksana dan pihak lain. Contoh
seseorang mendukung GusDur yang sudah menghina Al-Quran? maka paling jelas adalah soal definisi
mereka menjawab itu adalah kesalahan media islam memahami pornografi. Ketika tidak jelas ini dan itu pornonya, yang berhak
pernyataan GusDur. "Cuci otak" oleh media telah terlaksana dengan menentukannya adalah Mahkamah Agung.
sukses. Tapi di luar itu, masih banyak masalah-masalah yang mendera
negara kita yang lebih butuh penyelesaian, seperti persoalan
ekonomi. Jadi prioritas kita bukan membikin aturan macam-macam.
Petikan Asli Hinaan GusDur Contohnya, isu pelacuran itu juga sangat terkait dengan soal
Untuk mengembalikan situasi pada keadaan sebenarnya ekonomi. Meski kita mau bikin seribu peraturan, tapi tidak ada
apakah GusDur menghina Al-Quran atau Media islam yang salah peningkatan taraf kehidupan, pelacuran tidak akan pernah bisa
menafsirkan ucapan GusDur, baiknya sama kita perhatikan ucapan tersentuh, boro-boro bisa dihilangkan. Jika hal ini terjadi, maka
GusDur yang sebenarnya seperti dimuat oleh website JIL (jaringan aturan tidak akan berfungsi apa-apa, kecuali untuk selalu
islam liberal) di islamlib.com dilanggar.

JIL: Gus, ada yang bilang kalau kelompok-kelompok JIL: Salah satu dasar munculnya perda-perda seperti itu adalah
penentang RUU APP ini bukan kelompok Islam, alasan otonomi daerah. Menurut Gus Dur bagaimana?
karena katanya kelompok ini memiliki kitab suci yang >> Otonomi daerah tidak mesti sedemikian jauh. Dia harus spesifik.
porno? Seperti salah satu negara bagian Amerika Serikat, Louisiana, yang
Sebaliknya menurut saya. Kitab suci yang paling masih melandaskan diri pada undang-undang Napoleon dari
porno di dunia adalah Alqur an, ha-ha-ha.. (tertawa Perancis, walaupun negara-negara bagian lain menggunakan
terkekeh-kekeh). undang-undang Anglo-Saxon. Perbedaan tersebut sudah dijelaskan
JIL: Maksudnya? dalam undang-undang dasar mereka di sana semenjak awal, bukan
Loh, jelas kelihatan sekali. Di Alqur an itu ada ayat ditetapkan belakangan dan secara serampangan. Untuk Indonesia,
tentang menyusui anak dua tahun berturut-turut. Cari dalam InJIL daerahdaerah mestinya tidak bisa memakai dan menetapkan
kalau ada ayat seperti itu. Namanya undang-udang secara sendiri-sendiri. Itu bisa kacau.
menyusui, ya mengeluarkan tetek kan?! Cabul dong
ini. Banyaklah contoh lain, ha-ha-ha JIL: Bagaimana kalau otonomi daerah juga hendak mengatur
persoalan agama?
Kalimat diatas adalah petikan dari kalimat asli yang diucapkan >> Otonomi daerah itu perlu dipahami sebagai kebebasan untuk
GusDur, bukan penafsiran jurnalis muslim seperti yang dituduhkan melaksanakan aturan yang sudah ada, bukan kebebasan untuk
oleh media dan orang-orang pendukung GusDur. Para pendukung menetapkan undang-undang sendiri. Pengertian otonomi daerah itu
GusDur tidak hanya mendukung penghina Al-Quran tetapi bukan seperti yang terjadi sekarang ini; daerah mau merdeka di
menggunakan 'fitnah' untuk membenarkan kesalahan idolanya. Suatu manamana dan dalam segala hal. Sikap itu tidak benar.
cara yang sangat jauh dari nilai islam.
JIL: Apakah beberapa daerah yang mayoritas nonmuslim seperti
Petikan lengkap wawancara GusDur dengan JIL NTT, Papua, Bali, dan lain-lain, dibolehkan menerapkan aturan
10 April 2006 agama mereka masing-masing dengan alasan otonomi daerah?
Berikut petikan wawancara M. Guntur Romli dan Alif Nurlambang >> Iya nggak apa-apa. Itu konsekuensinya kan? Makanya, kita tidak

IslamSejuk @2010
Ummi Kultsum penyanyi legendaris Mesir bisa sambil teriak-teriak Allah
usah ribut-ribut soal perda dan aturan yang berasal dari satu agama.
Allah Padahal isi lagunya kadang ngajak orang minum arak, ha-ha-ha..
Dulu di tahun 1935, kakek saya dari ayah, Almarhum KH. Hasyim
Sangat saya sayangkan, kita mudah sekali menuding dan memberi cap
Asy ari, sudah ngotot-ngotot berpendapat bahwa kita tidak butuh
sana-sini; kitab ini cabul dan tidak
negara Islam untuk menerapkan syariat Islam. Biar masyarakat yang
sesuai dengan Islam serta tidak boleh dibaca. Saya mau cerita. Dulu saya
melaksanakan (ajaran Islam, Red), bukan karena diatur oleh negara.
pernah ribut di Dewan Pustaka dan Bahasa di Kuala Lumpur Malaysia.
Alasan kakek saya berpulang pada perbedaan-perbedaan
Waktu itu saya diundang Prof. Husein Al-Attas untuk membicarakan tema
kepenganutan agama dalam masyarakat kita. Kita ini bukan negara
Sastra Islam dan Pornografi. Nah, saya ributnya dengan Siddik Baba. Dia
Islam, jadi jangan bikin aturan-aturan yang berdasarkan pada agama
sekarang menjadi pembantu rektor di Universitas Islam Internasional
Islam saja.
Malaysia. Menurut dia, yang disebut karya sastra Islam itu harus sesuai
dengan syariat dan etika Islam. Karya-karya yang menurutnya cabul
JIL: Gus, ada yang berpendapat dengan adanya RUU APP dan
bukanlah karya sastra Islam. Saya tidak setuju dengan pendapat itu.
sejumlah perda-perda syariat, Indonesia akan diarabkan . Apa Gus
Kemudian saya mengulas novel sastrawan Mesir, Naguib Mahfouz,
Dur setuju dengan pendapat itu?
berjudul Zuqaq Midaq (Lorong Midaq), yang mengisahkah pola kehidupan
>> Iya betul, saya setuju dengan pendapat itu. Ada apa sih sekarang
di gang-gang sempit di Mesir. Tokoh sentralnya adalah seorang pelacur.
ini? Ngapain kita ngelakuin gituan. Saya juga bingung; mereka
Dan pelacur yang beragama Islam itu bisa dibaca pergulatan batinnya
menyamakan Islam dengan Arab. Padahal menurut saya, Islam itu
dari novel itu. Apakah buku itu tidak bisa disebut sebuah karya Islam
beda dengan Arab. Tidak setiap yang Arab itu mesti Islam.
hanya karena ia menceritakan kehidupan seorang pelacur? Ia jelas produk
Contohnya tidak usah jauh-jauh. Semua orang tahu bahwa
seorang sastrawan brilian yang beragama Islam. Aneh kalau novel itu tidak
pesantren itu lembaga Islam, tapi kata pesantren itu sendiri bukan
diakui sebagai sastra Islam.
dari Arab kan? Ia berasal dari bahasa Pali, bahasa Tripitaka, dari
kitab agama Buddha.
JIL: Gus, ada yang bilang kalau kelompok-kelompok penentang RUU APP
ini bukan kelompok Islam, karena katanya kelompok ini memiliki kitab suci
JIL: Kalau syariat Islam diterapkan di Indonesia secara penuh,
yang porno?
bagaimana kira-kira nasib masyarakat non-muslim?
>> Sebaliknya menurut saya. Kitab suci yang paling porno di dunia adalah
>> Ya itulah Kita tidak bisa menerapkan syariat Islam di Indonesia
Alqur an, ha-ha-ha.. (tertawa terkekeh-kekeh).
kalau bertentangan dengan UUD 45. Dan pihak yang berhak
menetapkan aturan ini adalah Mahkamah Agung. Hal ini menjadi
JIL: Maksudnya?
prinsip yang harus kita jaga bersama-sama. Tujuannya agar negeri
>>Loh, jelas kelihatan sekali. Di Alqur an itu ada ayat tentang menyusui
kita aman. Jangan sampai kita ini, dalam istilah bahasa Jawa, usrek
anak dua tahun berturut-turut. Cari dalam InJIL kalau ada ayat seperti itu.
(Red: ribut) terus. Kalau kita usrek, gimana mau membangun
Namanya menyusui, ya mengeluarkan tetek kan?! Cabul dong ini.
bangsa? Ribut mulu sih... Dan persoalannya itu-itu saja.
Banyaklah contoh lain, ha-ha-ha
JIL: Bagaimana dengan barang dan tayangan erotis yang kini
JIL: Bagaimana dengan soal tak boleh membuka dan melihat aurat dan
dianggap sudah akrab dalam masyarakat kita?
karena itu orang bikin aturan soal aurat perempuan lewat perda-perda?
>> Erotisme merupakan sesuatu yang selalu mendampingi manusia,
>>Menutup aurat dalam arti semua tubuh tertutup itu baik saja. Namun
dari dulu hingga sekarang. Untuk mewaspadai dampak dari erotisme
belum tentu kalau yang disebut aurat itu kelihatan, hal itu tidak baik.
itu dibuatlah pandangan tentang moral. Dan moralitas berganti dari
Aurat memiliki batasan maksimal dan minimal. Nah bukan berarti
waktu ke waktu. Dulu pada zaman ibu saya, perempuan yang pakai
batasan minimal itu salah. Kesalahan RUU yang ingin mengatur itu adalah:
rok pendek itu dianggap cabul. Perempuan mesti pakai kain sarung
menyamakan batasan maksimal dan minimal dalam persoalan aurat. Sikap
panjang yang menutupi hingga matakaki. Sekarang standar
itu merupakan cara pandang yang salah. Kemudian, yang disebut aurat itu
moralitas memang sudah berubah. Memakai rok pendek bukan
juga perlu dirumuskan dulu sebagai apa. Cara pandang seorang sufi
cabul lagi. Oleh karena itu, kalau kita mau menerapkan suatu ukuran
berbeda dengan ahli syara tentang aurat, demikian juga dengan cara
atau standar untuk semua, itu sudah merupakan pemaksaan. Sikap
pandang seorang budayawan. Tukang pakaian melihatnya beda lagi; kalau
ini harus ditolak. Sebab, ukuran satu pihak bisa tidak cocok untuk
dia tak bisa meraba-raba, bagaimana bisa jadi pakaian ha-ha-ha.. Batasan
pihak yang lain. Contoh lain adalah tradisi tari perut di Mesir yang
dokter beda lagi. Kerjanya kan ngutak-ngutik, dan buka-buka aurat, itu, he-
tentu saja perutnya terbuka lebar dan bahkan kelihatan puser.
he-he. Saya juga heran, mengapa aurat selalu identik dengan perempuan.
Mungkin bagi sebagian orang, tari perut itu cabul. Tapi di Mesir, itu
Itu tidak benar. Katanya, perempuan bisa merangsang syahwat, karena itu
adalah tarian rakyat; tidak ada sangkutpautnya dengan kecabulan.
tidak boleh dekatdekat, tidak patut salaman. Wah saya tiap pagi selalu
kedatangan tamu. Kadang-kadang gadis-gadis dan ibu-ibu. Itu bisa sampai
JIL: Jadi erotisme itu tidak mesti cabul, Gus?
dua bis. Mereka semua salaman dengan saya. Masak saya langsung
>> Iya, tidak bisa. Anda tahu, kitab Rawdlatul Mu aththar (The
terangsang dan ingin ngawinin mereka semua?! Haha-ha.. Oleh karena itu,
Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu merupakan kitab bahasa
kita harus hati-hati. Melihat perempuan tidak boleh hanya sebagai objek
Arab yang isinya tatacara bersetubuh dengan 189 gaya, ha-haha..
seksual. Perempuan itu sama dengan laki-laki; sosok makhluk yang utuh.
Kalau gitu, kitab itu cabul, dong? ha-ha-ha Kemudian juga ada kitab
Jangan melihatnya dari satu aspek saja, apalagi cuma aspek seksualnya.
Kamasutra. Masak semua kitab-kitab itu dibilang cabul? Kadang-
................
kadang saya geli, mengapa kiai-kiai kita, kalau dengerin lagu-lagu
(Referensi: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1028)

IslamSejuk @2010

You might also like