Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Banyak metode dan cara yang dapat dilakukan agar para generasi
penerus dapat berkaca pada perjuangan di masa lampau, kejayaan para
tokoh penggerak di masa lalu, mengenal, mengetahui, serta mengaplikasikan
pengetahuannya tentang para tokoh pergerakan untuk terus membangun
negeri tercinta.
1.2 TUJUAN
Beberapa tujuan yang dapat kami ambil dari makalah yang berjudul
“Pengenalan Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional Pada Generasi Muda Guna
Menumbuhkan Jiwa Bela Negara Dan Nasionalisme Sejak Dini” adalah :
2
BAB II
ISI
3
dari gambaran umum kualitas produk akhir yang dihasilkan sistem pendidikan
nasional sebagai media pembangunan SDM.
4
mementingkan ideologi para penguasa namun kurang peduli terhadap masa
depan bangsa dan rakyatnya sehingga rasa kebangsaan (nation) tidak
terlihat dari generasi penerus bangsa sekarang.
5
hari semakin canggih dan berkualitas tinggi. Sejarahwan juga harus mampu
mensiasati fenomena ini karena disinilah letak tingkat keilmuan mereka
bagaimana mengamati persoalan bangsa saat ini.
BAB III
6
dijadikan idola, panutan dan teladan bagi seluruh lapisan masyarakat, namun
mengingat peran strategis pahlawan dalam pembentukan karakter bangsa
sosok pahlawan harus terus dihadirkan. Dalam konteks itu, mungkin yang
perlu diupayakan adalah penetapan figure secara hati-hati,sehingga sosok
yang ditampilkan memenuhi berbagai persyaratan kepahlawanan yang
berlaku umum.
7
3.2. ESENSI MASING-MASING TOKOH DALAM MENUMBUHKAN RASA,
PAHAM, DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
8
menguasai penjualan bahan-bahan batik. Tujuan berdirinya Sarikat Dagang
Islam adalah memajukan perdagangan, melawan monopoli pedagang
tionghoa, dan memajukan agama Islam. Serikat Dagang Islam mengalami
perkembangan pesat karena bersifat nasionalis, religius, dan ekonomis.
Tokoh yang berikutnya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka bertiga inilah yang
mendirikan Indische Partij pada tahun 1912. Indische Partij bertujuan
mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Tokoh-
tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar. Dalam waktu
singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di
seluruh Indonesia.
Selain itu ada juga Kelompok Belajar Umum (Algemeene Studie Club)
yang beranggotakan Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq
Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir.
Anwari. Mereka mendirikan perkumpulan baru yang dinamakan Perserikatan
Nasional Indonesia. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai
Nasional Indonesia (PNI).
Tidak hanya kaum tersebut yang berjuang, tetapi ada juga pergerakan
kaum wanita yang dipelopori oleh R.A Kartini dan R. Dewi Sartika . Keduanya
ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui pendidikan. Pada awalnya
tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki kedudukan sosialnya.
Namun, dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan
kebangsaan.
Ada juga pergerakan pemuda berdasarkan kedaerahan. Pergerakan
pemuda pun lahir karena mereka tidak tahan melihat penderitaan yang
dialami oleh daerahnya. Akhirnya, perkumpulan-perkumpulan tersebut
menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan tersebut seperti Tri
Koro Darmo (yang kemudian diubah menjadi Jong Java) dan Jong Minahasa,
Pergerakan pemuda tidak hanya berdasarkan kedaerahan, tetapi ada juga
yang dalam bentuk kelompok belajar seperti Indonesiche Studie Club (ISC).
9
Sedangkan yang berdasarkan kebangsaan dan keagamaan adalah
Perhimpunan Indonesia (PI) dan Jong Islamienten Bond.
Para tokoh pergerakan nasional yang dipaparkan telah memberikan
contoh kepada generasi penerus untuk terus berjuang menumbuhkan dan
mempertahankan rasa, paham, dan semangat kebangsaan. Seperti
dr.Wahidin Sudirohusodo, dengan semangat untuk memajukan bangsa
mendirikan studiefunds untuk membiayai pelajar yang memliki kemampuan
dan semangat belajar. Jika dibandingkan dengan saat ini, dengan begitu
banyak kemudahan sebagai dampak dari kemerdekaan, namun semangat
menuuntut ilmu untuk keluar dari belenggu kebodohan bangsa Indonesia
malah menurun. Dr. Wahidin sebagai salah satu tokoh pergerakan mewakili
bagaimana semangat dan kepribadian generasi Indonesia dalam keluar dari
belenggu kebodohan yang mengikat bangsa ini.
Contoh lainnya dari para tokoh di atas yakni para pendiri Indische
Partij, begitu kuat fighting spirit mereka untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan, baik dari segi fisik maupun non fisik dan
mempersatukan bangsa Indonesia. Juga para pemuda Jong Java, Jong
Minahasa, dan para pemuda pergerakan nasional di masa lampau yang
memiliki rasa, paham, dan semangat kebangsaan.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
11
Pada masa sekarang ini,kita masih dapat melihat bahwa generasi
muda belum dapat sepenuhnya untuk berjiwa nasionalisme. Untuk itu,mari
bersama-sama kita sebagai generasi muda dapat memiki aspek cinta tanah
air. Dengan jiwa nasionalisme tersebut,kita dapat menghadapi tantangan dari
dalam dan luar dengan siap.
12