You are on page 1of 36

PROSES PEMBUATAN PLASTIK

(MAKALAH)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan

disusun oleh
3 DEB
Aditia Ramdhan 207342003
Dani Murdani 207342008
Sidik Prihatna 207342022

TEKNIK PERANCANGAN MEKANIK UMUM


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
MEI 2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan karunia dan rahmat-NYA
makalah yang berjudul “PROSES PENGERJAAN PLASTIK” akhirnya dapat penulis
selesaikan dengan baik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah pengetahuan bahan plastik.
Makalah ini berisikan mengenai proses pengerjaan plastik, baik pengerjaan pada
thermoplastik maupun thermosetting.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis cukup banyak mengalami hambatan dan
masalah, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Agus Suryana, selaku dosen Pengetahuan Bahan Plastik,
2. Rekan-rekan kelas 3 DEB atas segala bantuannya .
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat
memperbaiki penulisan makalah yang akan datang. Namun tersirat setitik pengharapan,
semoga makalah ini dapat memberikan bekal keilmuan yang berguna khususnya bagi penulis,
umumnya bagi mereka yang sempat membacanya.

Bandung, Mei 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Batasan masalah ........................................................................................................ 1
1.4 Tujuan penulisan ........................................................................................................ 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................. 2

BAB II PROSES PENGERJAAN PLASTIK


2.1 Plastik ............................................................................................................................... 3
2.1.1 Definisi .............................................................................................................. 3
2.1.2 Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum ........................................................ 3

2.2 Proses Pengerjaan Pada Thermoplastik ............................................................................ 4


2.2.1 Mesin Injeksi ..................................................................................................... 4
2.2.2 Blow Moulding .................................................................................................. 7
2.2.3 Ekstrusi .............................................................................................................. 9
2.2.4 Vacum Vorming ( Thermoforming ) .............................................................. 13
2.2.5 Pembuatan Lembaran Plastik ( Calendaring ) ................................................. 13
2.2.6 Rotational Casting ( Roto casting ).................................................................. 14
2.2.7 Foaming (Expanding) ...................................................................................... 17
2.2.8 Spinning ........................................................................................................... 18
2.2.9 Blown Film ..................................................................................................... 21

2.3 Proses Pengerjaan Pada Thermosetting .......................................................................... 23


2.3.1 Hand Lay Up ................................................................................................... 23
2.3.2 Reaction Injection Moulding (RIM) ................................................................ 24
2.3.3 Cetak Tekan (Compression Moulding) ........................................................... 25
ii
2.3.4 Cetak Transfer ( Transfer Moulding) .............................................................. 26
2.3.5 Spraying .......................................................................................................... 27
2.3.6 Casting ............................................................................................................. 28

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 31
5.2 Saran ........................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di Indonesia pemakaian bahan plastik baik untuk keperluan industri, rumah tangga,
pengemasan, transportasi, komunikasi dan keperluan lainnya meningkat dengan cepat. Bahan
ini secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam di bidang industri bangunan
dan digunakan juga sebagai pelapis dan serat untuk tekstil.
Istilah plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk. Dalam pengertian
modern yang lebih luas, plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah
menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Plastik
dapat juga didefinisikan sebagai senyawa kimia yang dibangun dan dibentuk sebagian besar
dari elemen karbon (C) dan hydrogen (H), dapat juga ditemui juga beberapa bahan organik
senyawa dari elemen oksigen dan nitrogen
Jenis-jenis plastik yang sudah ditemukan sekarang ini sangat beragam baik bentuk,
sifat, dan komposisi yang dikandungnya. Untuk memudahkan dalam proses pengembangan
teknologi, plastik dibagi ke dalam tiga jenis yaitu thermoplastic, thermosetting dan elastomer.
Agar dapat menuai hasil dari kegunaan barang bermaterial plastik yang memiliki beragam
jenis, sifat dan komposisi yang dikandungnya tersebut, maka setiap industri yang
memproduksi plastik harus mengetahui bagaimana pengerjaan yang tepat untuk menghasilkan
fungsi yang tepat sesuai dengan sifat yang dimiliki plastik tersebut.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis merumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses Pengerjaan Pada Thermoplastik?
2. Bagaimana Proses Pengerjaan Pada Thermosetting?

1.3 Batasan masalah


Batasan masalah yang ditetapkan dalam pembuatan makalah ini adalah proses
pengerjaan plastik, untuk jenis termoplastik dan termoseting saja.

1
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari prnulisan makalah ini adalah:
1. Menginformasikan proses pengerjaan plastik pada thermoplastik dan thermosetting.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan.

1.5 Metoda Pengumpulan Data


1. Studi Pustaka
Melakukan studi pustaka dengan mencari teori-teori dasar dan solusi-solusi yang
disarankan oleh para ahli yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi penulis. Studi pustaka menghasilkan literatur-
literatur yang membantu dan mendukung makalah ini.
2. Observasi Media Elektronik
Metoda ini dilakukan dengan cara browsing internet, untuk mendapatkan
informasi yang umum.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembaca dalam memahami karya tulis ini, maka penulis
membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, berisikan secara singkat latar belakang dilakukannya kegiatan
penulisan karya tulis ini. Kemudian dilanjutkan dengan rumusan dan batasan masalah yang
dibahas oleh penulis. Selanjutnya penulis menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan ini serta metoda pengumpulan data yang dilakukan penulis. Dan pada bagian akhir
penulis memberikan sistematika penulisan untuk mempermudah pembaca dalam membaca
dan memahami karya tulis ini.
BAB II Proses Pengerjaan Plastik, berisikan teori-teori tentang proses pengerjaan
pada thermoplastik dan proses pengerjaan pada thermosetting.
BAB III Kesimpulan dan Saran, berisikan perumusan hasil pembahasan yang disusun
secara singkat dan padat. Dan kesimpulan yang dibuat harus relevan dan konsisten dengan
tema yang dibahas.

2
BAB II
PROSES PENGERJAAN PLASTIK

2.1 Plastik
2.1.1 Definisi
Plastik mencakup semua bahan yang mampu dibentuk, mencakup semua
bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan, dan mampu
dibentuk dibawah pengaruh tekanan. Senyawa kimia organik yang di dibentuk
sebagian besar dari elemen karbon ( C ) dan Hidrogen ( H ) dan elemen-elemen lain
seperti oksigen dan Nitrogen. Sehingga plastik merupakan material organis yang
merupakan :
- Terbentuk dari molekul
- Diolah melalui proses kimia dan nature produk
- Melalui proses sintesa dan material-material lainnya.
Sifat plastik dipengaruhi oleh cara atom bersenyawa membentuk molekul dan
tergantung dari molekul-molekul yang menyusunnya serta cara molekul itu bersatu.
Molekul dalam plastik menyatu menjadi sebuah rangkaian panjang yang disebut
polimer.
Bahan plastik terdapat dari batu bara dan minyak bumi, melalui menara fraktioer
dihasilkan 4% plastik (PE, dan PVC). Dimana cara pembentukan makromolekul
melalui :
a. Polymerisasi yaitu menyatukan beberapa molekul yang serupa, diamana
membentuk molekul besar polymerisate contohnya PVC, PS, PMMA, PE.
b. Polykondensasi yaitu ikatan beberapa molekul membentuk makromolekul
yang besar melalui proses pemisahan salah satu atom untuk mengikat
molekul kecil, contohnya PA, PC

2.1.2 Metoda Pengerjaan Plastik Secara Umum


Secara umum metoda pengerjaan plastik terbagi menjadi tiga jenis, namun
yang akan di bahas nantinya hanya dua jenis, yaitu thermosetting dan thermoplastik.
a). Thermoplastik,
Thermoplastik yaitu bahan plastic yang bersifat lentur bila dipanaskan
atau dibentuk dengan panas, dapat didaur ulang, dapat diproses kembali

3
dengan pemanasan dan penekanan menjadi bentuk baru. Contoh dari plastic
thermoplastic adalah acetal, acrylic, cellulose acetate, nylon, polyethylene,
polystyrene, vinyl dan nylon. Thermoplastic elastomers atau TPE adalah
material thermoplastic yang bersifat fleksibel meskipun dalam kondisi dingin.

b). Thermosetting
Thermosetting berbeda dengan thermoplastic yakni tidak dapat
digunakan lagi jika telah dibentuk. Sifat lain yang dimiliki oleh thermosetting
adalah dapat menahan panas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai
isolator panas. Contoh dari plastic jenis thermosetting adalah amino, epoxy,
phenolic, polyesters, butyl, latex, neoprene, nitrile, polyurethane dan silicon.

c). Elastomer
Elastomer bersifat fleksibel yang dapat ditarik sekitar dua kali panjang
awalnya pada temperature kamar dan dapat kembali pada panjang awal ketika
dilepaskan. Contoh dari plastic jenis elastomer adalah karet. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai additive (penambah) untuk meningkatkan kekuatan
terhadap impact (benturan).

2.2 Proses Pengerjaan Pada thermoplastik

2.2.1 Mesin Injeksi


Pengerjaan dengan cara ini adalah untuk membuat produk dari plastik dalam
jumlah besar. Mesin cetak injeksi mirip dengan mesin pengecoran cetak (die casting).
Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam
rongga cetakan di mana bahan membeku. Bahan ini dapat diubah berulang kali dari
bahan padat menjadi cairan tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan susunan kimia,
oleh karena itu bahan ini sangat sesuai untuk pemrosesan yang cepat.
Kapasitas mesin cetak injeksi tergantung pada besar gaya tekan pada cetakan dan
banyaknya bahan yang yang dapat diolah per siklus. Umumnya mesin cetak injeksi
mempunyai gaya tekan yang berkisar antara 0,4 hingga 22 MN, dan jumlah bahan yang
dapat dicetak bervariasi antara 1 gram sampai 9 kg.
Gambar di bawah merupakan skema yang menggambarkan operasi mesin cetak
injeksi. Bahan cetak diumpamakan di bawah pengaruh gaya gravitasi dari pengumpan

4
(hopper) melalui alat pengukur, langsung masuk ke dalam ruang pemanas, dimana
bahan mengalami plastisasi. Selanjutnya diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup di
bawah tekanan yang cukup besar. Produk cetakan di bawah pengaruh tekanan yang
cukup besar. Produk cetak akan mengeras dalam rongga cetakan di bawah pengaruh
pendinginan air yang bersirkulasi melalui- saluran-saluran dalam cetakan. Suhu ruang
pemanas pada cetakan diatur antara 120-260°C, tergantung pada bahan dan besarnya
cetakan yang digunakan.
Pada beberapa jenis mesin cetak, proses injeksi untuk bahan termoplastik
menggunakan mesin ulir umpan-balik, menggantikan mesin penekan.dari pengumpan
bahan dialirkan ke skrupo yang berputar yang membawa bahan ke bagian depan dari
tabung ekstrusi. Panas dihasilkan oleh pemanas listrik yang mengelilingi silinder skrup
ditambah panas gesekan yang ditimbulkan skrup yang berputar. Skrup berputar terus
dan bahan yang terplastisir masuk ke dalam cetakan. Bahan tersebut akan berada di situ
sampai membeku. Suatu katup akan menghalangi bahan masuk kembali ke dalam
silinder ekstrusi.Keunggulan cetak injeksi termoplastik diantaranya :
a. Jauh lebih cepat dibandingkan cetak tekan
b. Cetakan berada pada suhu tetap biasanya 75 sampai 95°C
c. Siklus produksi berkisar antara dua sampai enam cetakan per menit
d. Harga cetakan lebih murah karena lebih sederhana
e. Berbagai bentuk produk, baik rumit maupun yang tipis dapat dihasilkan
f. Pemakaian bahan hemat karena spru dan saluran masuk dapat digunakan
kembali.

Gambar 2.1 Contoh mesin cetak injeksi untuk plastik

5
Press dingin
Pada pengerjaan ini biasanya resin + pengeras + katalisator sudah menjadi satu.
Bahan tersebut dicetak pada suatu cetakan press dan dibiarkan dalam temperatur ruan
ruangan.
Untuk pengerasan cepat dapat dibantu dengan temperatur sampai 60°C. Biasanya bahan
untuk proses pengerjaan ini berupa lembaran.

Gambar 2.2 Pengerjaan plastik dengan press dingin


Press panas
Pada prinsipnya prosesnya sama dengan proses press dingin. Tetapi bahan yang
digunakan disini adalah resin + pengeras + panas. Jadi bukan katalisator seperti pada press
dingin. Panas yang dibutuhkan adalah 90° - 110°C , dan cetakan yang digunakan adalah
dari aluminium, baja, besi tuang.
Injeksi press.
engan injeksi press ini menggunakan mesin otomatis, dimana bahan
Pengerjaan dengan
akan dicetak disimpan dalam suatu tempat penyimpanan diinjeksikan melalui gate (lubang
masukan) kedalam cetakan tertutup yang dipanaskan untuk dipress.

Gambar 2.3 Pengerjaan plastik dengan injeksi press

6
Injeksi tuang
Pengerjaan dengan injeksi ini persis sama dengan pengerjaan injeksi untuk
Thermoplastik.Untuk pengerjaan ini dibutuhkan temperatur cetakannya antara 1450
sampai 180°C. Tekanan injeksinya 50 - 150 N/mm2.

Gambar 2.4 Pengerjaan plastik dengan injeksi tuang

2.2.2 Blow Moulding


Untuk pengerjaan cetak tiup ini dibutuhkan mesin ekstrusi dan cetakan. Cetak tiup
terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin
termoplastik. Suatu silinder bahan plastik yang disebut
dise parison diekstrusi secepat
mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah seperti terlihat pada gambar 2.5 di bawah
ini.

Gambar 2.5 Mesin cetak tiup

7
Pada waktu cetakan ditutup parison dipotong akibat tekanan
tekanan udara yang memadai
akibat tertekan ke permukaaan cetakan. Cetakan harus mempunyai saluran udara yang
memadai agar permukaan poroduk mulus. Segera setelah produk cukup dingin, cetakan
dibuka dan produk dikeluarkan. Proses cetak tiup mirip dengan proses pembuatan botol
dalam industri gelas. Pada gambar 2.5
2. tampak sebuah mesin untuk membuat botol secara
kontinu. Suatu pipa yang terbuat dari bahan termoplastik diekstrusi dalam cetakan yang
terbuka. Kedua ujung pipa plastik tersebut terjepit dan tertutup dan
dan udara tekan dialirkan
ke dalam pipa kosong tersebut melalui pipa kosong tersebut melalui pipa pusat dalam
kepala cetakan.Contoh produk cetak tiup diantaranya botol,pelampung, kemasan untuk
bahan kosmetik, botol detergen cair, botol air panas, dll. Bahan baku yang digunakan
dalam proses cetak tiup diantaranya polietilin, asetan selulosa, polipropilen dan asetan
selulosa.

Gambar 2.6 Proses kontinue untuk membuat kemasan plastik.

8
2.2.3 Ekstrusi
Pada prinsipnya semua Thermoplastik dapat diekstrusi, tetapi disini berlaku
thermoplastik yang mempunyai viskositas tinggi.
Dibawah ini ada tabel thermoplastik yang dapat diekstrusi:
Bahan Temperatur Contoh Pengerjaan
Pengerjaan (°C)
CA 160 ÷ 200 Profil, lembaran, pipa
PS 170 ÷ 210 Lembaran busa
SB 170 ÷ 220 Lembaran, profil
ABS 170 ÷ 220 Lembaran, pipa, profil
LDPE 130 ÷ 200 Pipa, lembaran, bungkus kawat
HDPE 140 ÷ 220 Pipa, lembaran, bungkus kawat, pipa
pengikat
PP 180 ÷ 260 Pipa, lembaran, pipa pengikat
PVC-keras 180 ÷ 200 Pipa, profil, lembaran
PVC-lunak 150 ÷190 Selang, profil, bungkus kabel, dan karet
PMMA 160 ÷ 190 Lembaran, profil, pipa
PC 300 ÷ 340 Lembaran, profil
PA 260 ÷ 300 Selang, bungkus kabel, pipa
POM 170 ÷ 200 Pipa, profil

Bentuk-bentuk yang biasanya diekstrusi adalah:

Gambar 2.7 Bentukan yang biasa diekstrusi

9
Prinsip Kerja mesin Ekstrusi

Gambar 2.8 Bagian-bagian mesin ekstrusi

Pertama-tama Thermoplastik baik berupa tepung atau granulat dilelehkan pada


Ekstruder (1), kemudian diinjeksikan melalui cetakan (2), setelah keluar dari cetakan
yang sesuai dengan profil yang diinginkan dinasukkan ke dalam alat kalibrasi (3).
Keluar dari alat kalibrasi masuk tangki air (4) untuk didinginkan, setelah dingin
dimasukkan ke ban penarik (5) kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang
diminta pada alat potong (6) dan disusun pada alat penyusun (7).
Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstrusi digunakan secara
meluas untuk melapisi kertas, kain, dan lembaran logam. Bahan thermoplastik diekstrusi
melalui cetakan yang pipih (lihat gambar di bawah ini) pada lembaran kertas/kain atau
logam yang bergerak dibawahnya, lapisan yang diekstrusi yang masih lunak, melekat
pada lapisan bawahnya kemudian ditekan oleh rol karet pada rol logam.

Gambar 2.9 Prinsip kerja roll dalam ekstrusi

10
Sisi lapisan dipotong sebelum digulung. Meskipun setiap bahan thermoplastik dapat
diekstrusi untuk pelapis, bahan yang paling banyak digunakan adalah vinil, polietilen, dan
polipropilen. Proses lapis ekstrusi lainnya yang penting juga adlah penyalutan isolasi pada
kawat dan kabel.

Roll
Tidak hanya metal yang dapat diroll, Thermoplastik pun dapat dikerjakan dengan
cara ini. Secara prinsip semua Thermoplastik dapat dikerjakan dengan cara ini. Tetapi
pada kenyataannya Thermoplastik yang banyak dikerjakan dengan sistim roll ini adalalah
PVC keras,PVC lunak,PS,ABS,PE,PP.

Bentuk Roll
Biasanya Roll untuk pengerjaan lembaran ini terdiri dari 4 atau 5 roll utama.
Susunan dari roll ini ada bermacam – macam , yaitu susunan I, L, F, dan Z.

Gambar 2.10 Skema letak roll dalam pengerjaan plastik

Prinsip kerja mesin Roll.


Termoplasti dilelehkan pada ekstuder kemudian diekstrusi keluar. Plastic yang
diekstrusi ini dipindahkan pada ban berjalan dan di-roll awal. Dan roll ini dipndahkan
pada ban berjalan lagi, dibawa pada alat pengaduk, keluar dari alat ini dipindakan dengan
ban berjalan kemesin rollnya.

11
Di mesin ini Thermoplastic diroll sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan
dilakukan pada roll penarik kemudian didinginkan pada roll pendingin dan kemudian
digulung.
Ekstrusi plastik lembaran tiup
Untuk pembuatan kantong plastik dimana bahan dasarnya adalah plastik lembaran
yang tepinya tanpa sambungan, atau seperti selang besar yang tipis. Biasanya bahan yang
diproses cara ini adalah PE, PP, PVC, dan PS.
Pembuatan lembaran ini menggunakan mesin ekstrusi tiup.

Gambar 2.11 Mesin ekstrusi tiup


Cara kerjanya :
Thermolastik pertama kali dilelehkan pada ekstruder (1) kemudian diinjeksikan
pada alat tiup (3). Kemudian didinginkan pada ring pendingin (4). Setelah didinginkan
Thermoplastik mengembung karena ada udara yang ditiupkan dan ditarik keatas
kemudian dilipat dengan roll (5) dan ditarik kebawah akhirnya digulung pada
penggulung.
Cara kerja mesin injeksi :
Cetakan plastik yang digunakannya ini terdiri dari dua bagian. Yaitu bagian tetap
dan bagian yang bergerak.
Cetakan bagian yang tetap akan dicekam pada meja mesin yang tetap, sedang
cetakan bagian yang bergerak akan dipasang pada meja mesin yang dapat bergerak maju
mundur, dalam hal ini akan membuka dan menutup kedua belah cetakan plastik tadi.
Penginjeksian berlangsung pada saat cetakan tertutup. Setelah penginjeksian akan
ada tekanan berikutnya yang disebut “back pressure” supaya tidak ada tekanan balik dari
cetakan dan untuk memadatkan struktur plastik. Setelah proses ini berlangsung beberapa
detik, maka ada proses pendinginan. Proses pendinginan inipun berlangsung beberapa

12
detik dan kemudian cetakan membuka, setelah membuka produk yang ada dalam cetakan
akan didorong jatuh. Kemudian cetakan akan kembali menutup untuk penginjeksian
selanjutnya. Satu putaran proses tersebut disebut siklus injeksi.
2.2.4 Vacum Forming (Thermo forming)
Proses pemberian bentuk vakum (vaccum snappack forming) seperti pada gambar x
di bawah ini. Setelah lembaran plastik dipanaskan dijepit, ruang cetakan divakumkan,
akibatnya lembaran tersebut tertarik kebawah, lihat garis putus. Cetakan atas kemudian
ditekankan pada lembaran yang akan dibentuk. Vakum ditiadakan dengan perlahan-lahan
yang menyebabkan lembaran tersebut kembali kecetakan atas. Pada gambar c dipaparkan
cara pemberian bentuk pada lembaran dengan menggunakan tekanan udara. Di sini
lembaran yang telah dipanaskan ditiupkan pada permukaan cetakan. Proses ini digunakan
untuk membuat produk yang rumit yang tidak memerlukan ketelitian yang ketat. Cacat
permukaan yang tidak terlalu mencolok masih diperbolehkan. Dengan menggunakan
pelumas sintetis khusus dalam cetakan, kecenderungan untuk terjadi cacat permukaaan
dapat ditekan.Pada pembentukan selubung (drape forming), lembaran plastik dijepit
kemudian direntangkan di atas permukaaan cetakan, atau cetakan ditekankan ke dalam
lembaran tadi. Contoh produk dari proses thermoforming ini, diantaranya: tempat
penyimpanan telur, bungkus tablet, tempat jelly, pintu bagian dalam interior mobil,dll.

Gambar 2.12 Pemberian bentuk vakum

2.2.5 Pembentukan lembaran plastik (Calendaring)


Penggilingan (Calendaring) adalah proses pembuatan lembaran yang tipis dengan
cara mendesak bahan termoplastik di antara rol seperti pada gambar 2.13. Bahan yang
terdiri dari resin, plastisor, pengisi dan zat pewarna diaduk dan dipanaskan sebelum

13
diumpankan ke dalam penggilingan. Tebal lembaran yang dihasilkan tergantung pada sela
antara kedua rol yang mendesak plastik tersebut dan pada kecepatan rol penyeles
penyelesaian
yang merentang plastik tersebut. Sebelum lembaran digulung, plastik melalui rol yang
didinginkan dengan air.Film dan lembaran vinil, polietilindan asetat selulosa dan ubin
vinil dibuat dengan cara karet vulkanisir mentah untuk memvulkanisir ban. Conto
Contoh
produk dari proses pengerjaan ini, diantaranya: plastik film mobil, taplak meja, karpet
(alas) plastik,dll.

Gambar 2.13 Pembuatan lembaran dengan proses penggilingan

2.2.6 Rotational Casting (Roto Casting)


Pada cetak rotasi suatu cetakan yang berdinding
berdinding tipis berputar melalui dua
sumbu secara serempak. Sumbu pertama dan kedua tegaki lurus sesamanya. Setelah diisi
bahan plastik, sambil berputar cetakan dipanaskan, hal ini menyebabkan partikel meleleh
pada bagian dalam cetakan membentuk lapisdan-lapisan
lapisdan apisan hingga akhirnya bahan menjadi
satu. Cetakan kemudian di buka sehingga dapat dikeluarkan dan cetakan siap diisi
kembali. Proses ini terutama digunakan untuk membuat produk berongga dari bahan
termoplastik.

14
Gambar 2.14 Skema alat untuk proses cetakan
cetakan rotasi dengan dua sistem pemasangan cetakan.
Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya, pada proses cetak
lainnya diperlukan panas dan tekanan untuk plastisitasi resin sedang dalam proses serbuk
rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan.
Cetakan aluminium cor yang tipis dapat digunakan dalam cetakan rotasi, begitu
pula tembaga yang dibentuk secara elektro atau lembaran logam. Bagian
Bagian-bagian cetakan
harus rapat sambungannya sehingga cairan tidak dapat memasuki cetakan dan
menyebabakan pelengkengungan.
gkengungan. Kedua sumbu cetakan biasanya dijalankan oleh motor
yang berbeda; biasanya dengan perbandingan 3:1 antara sumbu utama dan sumbu
tambahan. Kecepatan putar sumbu utama biasanya kurang dari 18 ppm sedang suhu
cetakan berkisar antara 260 sampai 370ºC.
370º
Prinsip cetakan rotasi dapat dilihat dalam gambar 2.14.
2.1 . pada gambar sebelah kiri
terlihat cetakan tunggal, sedang pada lainnya mpat cetakan dirakit pada satu lengan.
Lengan dipasang sedemikian sehingga dapat dimasukkan ke dalam ruang pendingin, lihat
gambar 2.15.

15
Gambar 2.15 Skema sistem cetak dengan lengan-putar
sumbu dan cetakan dapat berputar 90ºC, dari dapur pemanas dan ruang pendingin.
Penambahan ruang pendingin kedua dan gerak putar (garis terputus-putus) mengurangi
waktu siklus cetak. Beberapa desain lainnya mempunyai motor dan sumbu putar pada trak
sehingga dapat digerakkan ke luar masuk dapur, ruang pendingin dan tempat pengeluaran.
Keunggulan dari cetak rotasi diantaranya :
a. Biaya investasi yang rendah.
b. Fleksibilitas yang memungkinkan dibuatnya berbagai jenis produk pada mesin yang
sama.
c. Biaya peralatan yang murah.
d. Benda cetak yang tertutup seluruhnya maupun yang terbuka ujung-ujungnya.
e. Detil yang tajam.
f. Penyelesaian permukaaan yang halus dan biaya produksi yang rendah
Produk dengan menggunakan cetak rotasi dari serbuk dapat mencapai ukuran
yang cukup besar. Sebagai contoh: kursi anak-anak, drum untuk menyimpan bahan
makanan berkapasitas 0,2 m³, kotak gramafon, pelindung mesin, tempat sampah dan

16
tangki bahan bakar. Perangkat mesin yang sama dapat digunakan untuk mencetak serbuk
termoplastik atau plastisol.

2.2.7 Foaming (Expanding)


Plastik dapat dibusakan/dileburkan (Foaming) dalam beberapa cara. Plastik yang
telah dibusakan merupakan selular atau pelemuran plastik, memiliki banyak kegunaan
yang sangat penting.
Langkah-langkah pembuatan plastik dengan foaming pertama-tama adalah udara
dikocok dan dimasukan ke dalam dispersi plastik, yang kemudian akan mengeras karena
panas atau keadaan katalik dari keduanya. Kemudian cairan dengan titik didih rendah
dimasukan juga dan bercampur akibat panas. Gas karbon dioksida akan dihasilkan dalam
plastik akibat reaksi kimia. Kemudian gas nitrogen, dilarutkan juga dalam plastik di
bawah tekanan dan akan meluas dengan pengurangan tekanan ketika peleburan terjadi.
Maka terbentuklah manik-manik berongga kecil yang tertanam dalam matriks resin.

Gambar 2.16 Skema daur ulang dengan proses foaming

17
Gambar 2.17 Contoh mesin foaming
Produk yang dihasilkan dari proses foaming adalah styrofoam, plastik polistiren.

Gambar 2.18 Produk hasil foaming

2.2.8 Spinning
Spinning, sebagaimana proses yang digunakan untuk fiber alami, dengan cara
menggulung fiber-fiber pendek menjadi panjang secara berkelanjutan. Dalam industri
fiber modern, cara ini digunakan untuk semua proses produk yang berkelanjutan. Suatu
fiber dapat didefinisikan sebagai sebuah unit yang memiliki panjang sekurang-kurangnya
100 kali diameternya. Satu individu dari panjang yang berkelanjutan disebut filamen.
Gulungan bersama-sama beberapa filamen menjadi satu disebut benang filamen.
Proses pabrikasi utama pembuatan fiber adalah spinning. Dalam beberapa kasus
polimer akan meleleh atau larut dalam larutan pelarut dan dihasilkan bentuk filamen.

18
Gambar 2.19 Skema 3 jenis pengerjaan Spinning

Gambar 2.20 Proses pengerjaan dengan Spinning

19
Gambar 2.21 Penggulungan fiber dalam Spinning

Gambar 2.22 Skema produksi fiber polyacrylonitrile dengan Spinnging

20
Gambar 2.23 Mesin pengerjaan Spinning
Contoh Produk yang dihasilkan dari proses Spinning adalah jaring, benang
layangan, jala ikan.

Gambar 2.24 Contoh produk hasil pengerjaan Spinning


2.2.9 Blown Film
Blown film extrusion adalah proses pembuatan lembaran plastic untuk kebutuhan
pengepakan di industry. Mesin ini memproses plastic dengan cara menarik plastic melalui
circular die, dan metode ini adalah metode umum dalam pembuatan plastic yang dapat
digunakan untuk menghasilkan bermacam macam jenis pengepakan dan laminasi. Plastik
cair ditarik melalui sebuah die di dalam mesin untuk dibentuk manjadi sebuah pipa yang
tipis. Pipa tipis ini akan ditiup oleh udara sehingga pipa ini seperti balon, lembaran panas
dari plastic kemudian didingainkan dengan menggunkan udara dingin dan kemudian
diratakan. Jenis resin yang digunakan adalah HDPE, LLDPE, LDPE, dll.

21
Gambar 2.25 Diagram pengerjaan plastik dengan blown mold

Gambar 2.26 Skema sederhana blown mold

22
Gambar 2.27 Contoh mesin blown mold

Gambar 2.28 Contoh produk hasil blown mold


2.3 Proses Pengerjaan Pada Thermosetting
2.3.1 Hand Lay Up
Proses ini adalah proses pengerjaan yang termurah, dimana disini kita hanya
membutuhkan model sebagai cetakan dan beberapa peralatan lainnya seperti kwas, Roll
busa, Roll grip terbuat dari PTFE, PE, atau Alumunium.

23
Gambar 2.29 Pengerjaan plastik dengan hand lay up
Cara mengerjakannya:
1.Siapkan cetakan. Cetakan biasanya terbuat dari kayu, gips, atau metal.
2.Lapisi cetakan dengan bahan pemisah. Bahan pemisah ini nanti akan menjaga
jangan sampai resin melekat pada cetakan.
3.Lapisi cetakan dengan resin dengan menggunakan kwas.
4.Setelah resin, lapiskan potongan serat gelas dalam bentuk lembaran, ditekan juga
dengan menggunakan roll.
Untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan tinggal mengulang urutan seperti
diatas, hanya tidak perlu lagi melapiskan bahan pemisah. Pengerasannya pada temperatur
kamar atau dalam ruangan khusus yang dipanaskan pada 40-60ºC.
Adapun ciri-ciri dari proses pengerjaan ini, diantaranya: untuk produk dengan jumlah
yang sedikit, bagian luar produk halus, dan bagian dalam produk tidak presisi. Sebagai
contoh: papan luncur/perosotan, bak mandi, kursi pada bus,dll.

2.3.2 Reaction Injection Moulding (RIM)


Untuk pengerjaan dengan proses injeksi ini dibutuhkan cetakan tertutup.
Kemudian dengan vakum atau dengan tekanan campuran resin diinjeksikan kedalam
cetakan.
Pengerasan bisa dengan suhu kamar atau langsung bila cetakannya dari metal
dipanaskan pada cetakannya.

24
Gambar 2.30 Pengerjaan plastik dengan RIM

2.3.3 Cetak Tekan (Compression Moulding)


Prinsip cetak tekan dapat dilihat pada gambar,sejumlah bahan dimasukan dakam
cetakan logam yang telah dipanaskan terlebih dahulu.Ketika cetakan ditutup, bahan yang
telah lunak tertekan shg mengalir mengisi rongga cetakan.Bahan yang digunakan dapat
berupa serbuk atau tablet pembentuk.Tekanan yang lazim digunakan berkisar antara 0,7
sampai 55 Mpa,tergantung pada bahan yang digunakan dan bentuk produk.Suihunmya
berkisar antara 120 hingga 205°C. Panas sangat penting bagi termoseting, karena pertama-
tama diperlukan untuk plastisasi, kemudian untuk polimerisasi atau pengerasan. Serbuk
uintuk dipanaskan secara merata suatu hal yang cukup sulit karena daya hantar panas
bahan tidak baik. Suatu siklus pemanasan dan pendinginan cetakan yang cepat akan
menimbulkan kesulitan. Produk mungkin cacat sewaktu dikeluarkan bila pendinginan
cetakan tidak sempurna.Ada berbagai macam jenis mesin press hidrolik mulai dari yang
dikendalikan oleh tangan sampai dengan yang otomatis. Fungsi dari pres ialah
memberikan tekanan dan panas yang ckp sekaligus sehingga terjadi plastisasi yang
sempurna dari bahan. Panas yang diperlukan dapat dialirjkan melalui pelat pemanas, atau
langsung dari ua, cairan yang dipanaskan, listrik, atau arus berfrekuensi tinggi.

25
Gambar 2.31 Proses dengan reaction injection molding

2.3.4
.4 Cetak Transfer (Transfer Moulding)
Pada cetak transfer, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakan pada
tempat tersendiri atau dalam ruang tekanan di atas ronnga cetakan.Pada proses ini bahan
mengalami plastisasi akibat
at panas dan tekanan dan di injeksikan ke dalam rongga cetakan,
sebagai cairan panas, disini bahan tersebut kemudian mengalami pengerasan.

Gambar 2.32 Proses cetak transfer

26
Gambar 2.33 Siklus pengerjaan plastik dengan transfer mold

2.3.5 Spraying
Pengerjaan
gerjaan plastik dengan cara spraying menggunakan suatu alat penyemprot yang
dikendalikan oleh seorang operator atau control computer, dan hal ini merupakan hal yang
cukup popular yang digunakan sejak pertengahan abad 21. Hal ini dimungkinkan dengan
secara hati-hati
hati meregulasikan deposit material dan akan sangat efektif dalam
pembentukan plastik di industry.
Pembuatan produk dengan cara spraying sering digunakan sebagai komponen
pendukung untuk struktur solid dan aplikasi lainnya. Alat penyemprot itu sendiri biasanya
dilengkapi dengan mekanisme yang dapat memotong serat fiber menjadi helaian
helaian-helaian,
yang kemudian didistribusikan sepanjang permukaan cetakan. Kemajuan teknologi
dengan cara spraying telah terbukti lebih efisien dan merupakan sistem penyemprotan
yang lebih bersih, dengan mengurangi emisi stirena, kapasitas penyemprotan yang lebih
besar dan keseragaman lebih baik diantara polam penyemprotan. Alat penyemprot
dihasilkan dengan konfigurasi yang bermacam
bermacam-macam, masing--masing dengan
kemampuan yang berbeda--beda.

27
Gambar 2.34 Pengerjaan plastik dengan cara spraying
Produk yang dihasilkan dari proses pengerjaan ini adalah kolam renang, rak piring,
bagian belakang wajan.

Gambar 2.35 Contoh produk hasil pengerjaan spraying

2.3.6 Casting (Pengecoran)


Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resin
alyl. Yang terakhir ini sangat cocok untuk lensa optik dan penggunaan lainnya yang
memerlukan plastik yang sangat jernih. Resin ini mudah dicor karena memiliki sifat
fluiditas yang baik. Akrilik digunakan untuk mengecor benda yang tembus cahaya dan
lembaran
Plastik di cor apabila jumlah tidak seberapa. Sering kali dibuat cetakan terbuka
dari timah hitam dengan menceluokan mandril baja dengan bentuk tertentu dalam timah
hitam cair yang kemudian dilepaskan setelah membeku.
Dapat digunakan inti timah hitam, adukan semen atau karet bila diperlukan.
Cetakan yang kosong dibuat dengan cara pengecoran ‘slush-casting’ :yaitu bahan baku
dituang dalam cetakan, lalu kelebihannya dikeluarkan kembali.
Benda padat dapat dibuat dengan menggunakan cetakan dari adukan semen,gelas,
kayu, logam, atau karet sintetis.

28
Cetakan, baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang
telah mengalami perlakuan panas. Pembuatan cetakan memerlukan pemesinan dan presisi
yang sama dengan cetakan untuk pengecoran tekan pada logam terdapat perbedaaan
dalam konstruksi karena ciri khas bahan yang diproses, diantaranya :
a. Diperlukan tirus dan sudut-sudut untuk memudahkan pengeluaran benda dari
cetakan.
b.Pen ejector hendaknya ditempatkan di titik-titik dimana jejak pen tersebut tidak
menggangu.
Plastik menglami penyusutan antara 0,003 hingga 0,009 per milimeter (0,3-0,9%),
itupun tergantung pada jenis bahan dan cara pemrosesan.
Ada dua jenis cetakan tekan, yaitu :
a. Cetakan Tangan
Cetakan ini diisi dan dibongkar di atas bangku. Pada pres terdapat sarana
pemanasan dan pendinginan.
b.Cetakan Semi Otomatis
Cetakan ini terpasang kokoh pada mesin pres dan dipanaskan atau didinginkan
oleh pelat. Pada waktu cetakan membuka, benda dikeluarkan secara otomatik
dari cetakan jenis tunggal ataupun ganda.
Cetakan injeksi terdiri dari dua bagian, satu bagian yang terpasang dan bagian
lainnya yang dapat digerakan. Permukaaan kedua bagian ini diselesaikan dengan teliti dan
saling menutupi dengan tepat. Ruang cetak harus sentral terhadap saluran turun pada
cetakan tetap sehingga bahan dari tekanan diteruskan secara merat. Pen pemandu
dilekatkan pada belahan cetakan. Namun, sebaliknya diusahakan agar bagian luar dari
benda cetak terdapat di belahan cetakan tetap.
Pada proses pendinginan bahan cenderung menyusut dan terlepas dari dinding
cetakan, produk kemudian dapat dikeluarkan bila cetakan dibuka.
Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat bergerak,
dikeluarkan dikeluarkan dengan menggerakan mekanisme ejector.
Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar
dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya terbuat dari bahan
termoplastik. Bahan didesak masuk ke dalam cetakan di bawah tekanan 30 sampai
275Mpa dan memasuki ruang cetak pada suhu sekitar 50°C. Benda dikeluarkan oleh pen
ejector atau pelat setelah cetakan terbuka.Inti yang diperlukan diletakan pada belahan
cetakan yang bergerak.
29
Karena
ena penyusutan, ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti,
sehingga memudahkan pengeluarannya dari belahan cetakan tetap ketika cetakan dibuka.
Saluran udara yang memungkinkan keluarnya udara yang terperangkap sangat kecil dan
dibuat sedemikian sehingga memudahkan keluarnya
kelua udara dengan cepat.

Gambar 2.36 Skema perubahan sistem plastisol dari dispersi liquid ke solid

30
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia modern
sekarang ini pasti selalu ditemani oleh kehadiran barang dengan material plastik, baik pergi ke
kantor, ke sekolah, pariwisata, atau sedang diam di rumah pun barang bermaterial plastik
selalu menemani segala bentuk kegiatan manusia, karena plastik merupakan barang yang
sangat penting dan berguna baik dalam proses belajar mengajar, komunikasi, transportasi dan
lain-lainnya.
Jenis-jenis material plastik yang bermacam-macam, baik itu bentuk, komposisi yang
dimilikinya, dan berjuta-juta kegunaannya untuk manusia, menyebabkan terlahirnya
bermacam-macam cara dalam pembuatannya / pengerjaannya. Setiap pengerjaannya ini
dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula, dilihat dari sifat dan komposisi plastik dan
juga kegunaan yang dapat dihasilkan dari plastik yang bermcam-macam tersebut.

3.2 Saran
Dengan banyaknya kegunaan yang dihasilkan oleh barang bermaterial plastik untuk
kepentingan manusia, dan banyaknya pula populasi manusia yang hamper semuanya
menggunakan plastik, seharusnya dibangun industri-industri yang memproduksi barang
berbahan plastik, yang akan membawa keuntungan yang juga akan melimpah ruah, namun
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup untuk pengerjaannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Indrawibawa, Nyoman. 2009. Pengetahuan Bahan Plastik. Bandung : Polman

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic blow mold.


http://www.tecrep.com/ thermoplastic_blowmold.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic Gas Inject.


http://www.tecrep.com/ thermoplastic_gasinject.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic profile.


http://www.tecrep.com/ thermoplastic_profile.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic rotate.


http://www.tecrep.com/ thermoplastic_rotate.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoplastic shortinject.


http://www.tecrep.com/ thermoplastic_shortruninject.asp (27Mei 2010)

TecRep Engineering. 2003. Thermoset Resin Transfer Molding.


http://www.tecrep.com/thermoset_resin.asp (27Mei 2010)

The All India Plastics Manufacturers. 2010. Plastic Process.


http://www.aipma.net/info/plasticprocess.htm (27 Mei 2010)

Thomas Net. 2010.Spray-Up Plastic Molding.


http://www.thomasnet.com/articles/custom-manufacturing-fabricating/spray-
plastic-molding (27 Mei 2010)

iv

You might also like