You are on page 1of 5

Makalah Evaluasi Pengajaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Dua prinsip dasar permasalahan dalam penilaian adalah menentukan apakah sebuah
tes telah mengukur apa yang hendak diukur dan apakah sebuah tes telah tepat
digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang pengambilan tes. Mungkin saja
para pengembang tes berpendapat bahwa tes matematika misalnya dapat
memperkirakan kemampuan seseorang dalam fisika. Seorang guru dapat berpendapat
bahwa kemampuan seseorang dalam membaca misalnya akan berpengaruh terhadap
semua nilai kenaikan kelas. Tentu saja, pendapat tersebut harus dibuktikan dengan
data-data yang mendukung. Sebagai contoh apabila skor fisika berkolerasi positif
dengan skor matematika, atau skor kemampuan membaca berkolerasi dengan semua
skor hasil kenaikan kelas, maka sangat masuk akal untuk membuat kesimpulan bahwa
tes matematika atau tes kemampuan membaca merupakan predikator yang valid yang
dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan seseorang.
Diskusi tentang penilaian berbasis kelas senantiasa berkaitan dengan validitas dan
reliabilitas. Reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg dari
waktu ke waktu. Artinya, reliabilitas berkaitan dengan keajegan suatu tes. Suatu tes
dikatakan ajeg “apabila” dari waktu ke waktu menghasilkan skor yang sama atau
relatif sama.
1.2BATASAN MASALAH
Baik dan buruknya suatu tes atau suatu alat evaluasi dapat ditinjau dari beberapa segi
yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Tapi di sini kami
membatasi pembahasan ini hanya pada pembahasan validitas dan reliabilitas.

1.3RUMUSAN MASALAH
Bertolak dari latar belakang diatas maka dianggap perlu untuk merumuskan dan
memaparkan masalah guna mengarahkan penyusunan ini pada sistematikanya.
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.Apa definisi dari Validitas?
2.Apa definisi dari Reliabilitas?
3.Sebutkan macam-macam Validitas!
4.Sebutkan macam-macam Reliabilitas!

1.4TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah supaya mahasiswa mengerti tentang:
1.Definisi Validitas
2.Definisi Reliabilitas
3.Macam-macam Validitas
4.Macam-macam Reliabilitas

BAB II
PEMBAHASAN
2. 1VALIDITAS
Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Misalnya barometer
adalah suatu alat yang valid untuk mengukur tekanan udara. Tapi alat ini tidak valid
untuk mengukur suhu. Demikian pula dalam alat-alat evaluasi. Suatu tes hasil belajar
dapat dikatakan tes yang valid apabila ts tersebut betul-betul dapat mengukur hasil
belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingatan atau kemampuan bahasa saja.
2.1.1Pengertian
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah tes selalu dibedakan menjadi dua
macam yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis sama dengan analisis
kualitatif terhadap sebuah soal.
Nunnaly (1972) menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan
penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung kepada macam
validitas yang digunakan. Validitas tes perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas tes
dalam kaitannya mengukur hal yang seharusnya diukur. Menurut Anastasis (1988)
validitas adalah suatu tingkan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai
dengan apa yang diukur. Sedangkan Gronlund (1985) mengatakan bahwa validitas
berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus
sesuai dengan tujuan pengukuran yang akan dilakukan. Para pengembang tes
memiliki tanggung jawab dalam mambuat tes yang benar-benar reliabel dan valid.
Oleh karena itu validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung seberapa
jauh suatu alat telah berfungsi.

2.1.2Macam-macam Validitas
Validitas suatu tes dapat ditinjau dari beberapa segi, seperti yang akan diuraikan di
bawah ini.
Validitas ramalan (Predictive validity)
Validitas ramalan artinya ketepatan (kejituan) daripada suatu alat pengukur ditinjau
dari kemampuan tes tesebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian.
Misalnya suatu tes hasil belajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramalan yang
tinggi, apabila hasil yang dicapai oleh siswa dalam tes tersebut betul-betul dapat
meramalkan sukses tidaknya siswa tersebut dalam pelajaran-pelajaran yang akan
datang. Cara yang digunakan untuk menilai tinggi rendahnya validitas ramalan ini
ialah dengan jalan mencari kolerasi antara nilai-nilai yang dicapainya kemudian.
Apabila koefisien korelasi yang diperoleh cukup tinggi, maka berarti validitas
ramalan tes tersebut cukup tinggi. Sebaliknya pula apabila koefisien kolerasi yang
diperoleh rendah, maka berarti pula validitas tes tersebut rendah.
Validitas bandingan (Concurent validity)
Validitas bandingan artinya kejituan daripada suatu tes dilihat dari kolerasinya
terhadap kecakapan yang telah dimiliki saat kini secara riil. Perbedaan antara validitas
ramalan dengan validitas bandingan ialah dilihat dari segi waktunya.
Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan ialah dengan jalan
mengkolerasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang
dicapai dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang dicapai dalam tes yang sejenis yang
telah diketahui mempunyai validitas yang tinggi (misalnya tes standar). Tinggi
rendahnya koefisien kolerasi yang diperoleh menunjukkan tinggi rendahnya validitas
tes yang akan kita nilai kualitasnya.
Validitas isi (Content validity)
Validitas isi artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari isi tes tersebut. Untuk
menilai apakah suatu tes memiliki validitas isi atau tidak dapat kita lakukan dengan
jalan membandingkan materi tes tersebut dengan analisis rasional yang kita lakukan
terhadap bahan-bahan yang seharusnya digunakan dalam menyusun tes tersebut.
Validitas susunan(Construct validity)
Validitas susunan artinya kejituan daripada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut.

2.2RELIABILITAS
Pengukuran dalam sains maupun pengukuran dalam ilmu sosial seperti dalam
penilaian kelas tidak pernah ajeg. Ketika kita melakukan pengukuran, baik untuk
sains maupun untuk ilmu sosial lebih dari satu kali, pasti ada sedikit perbedaan.
Semisal ketika seseorang mengukur tinggi beberapa kali pada hari yang sama akan
dihasilkan angka yang berbeda.
2.2.1Pengertian
Pengukuran merupakan proses untuk memperoleh skor per-orangan sehingga attribute
yang diukur benar-benar menggambarkan kemampuan mereka. Reliabilitas adalah hal
yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang
baik.
2.2.2Macam-macam Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan tes yang reliabel apabila tes tersebut menunjukan hasil-hasil
yang mantap. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencari taraf reabilitas
daripada suatu tes.
Teknik Ulangan
Mencari rebilitas suatu tes dengan teknik ulangan ialah dengan jalan memberikan tes
tersebut kepada sekelompok siswa dalam dua kesempatan yang berlainan.
Teknik bentuk pararel
Dalam teknik ini digunakan dua buah tes yang sejenis (tetapi tidak identik), mengenai
isinya; proses mental yang diukur, tingkat kesukaran, jumlah item dan aspek-aspek
yang lain.
Keuntungan teknik pararel:
Item-item yang digunakan tidak sama, sehingga pengaruh latihan dapat dihindarkan.
Tidak adanya tenggang waktu maka perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan tes boleh dikatakan tidak ada. Misalnya faktor situasi tes, administrasi,
pengawasan dan sebagainya.
Tehnik belah dua
Dalam tehnik ini, tes yang telah diberikan kepada sekelompok subjek dibelah menjadi
2 (dua) bagian. Ada dua prosedur yang dapat digunakan untuk membelah dua suatu
tes, yaitu:
Prosedur ganjil genap artinya seluruh item yang bernomor ganjil dikumpulkan
menjadi satu kelompok, dan seluruh item yang bernomor genap menjadi kelompok
yang lain.
Prosedur secara random, misalnya dengan jalan lotre, atu dengan jalan menggunakan
tabel bilangan random.
Koefisien korelasi yang diperoleh dari kedua belahan itu menunjukkan reliabilitas dari
sebagian tes.
Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai
berikut:

Keterangan:
rn = Koefisien korelasi seluruh tes
N = Perbandingan antara panjang tes seluruhnya dengan panjang tes yang
dikolerasikan
r12 = Koefisien kolerasi antara sebagian tes dengan bagian tes lainnya
Contoh:
Suatu tes terdiri dari 50 item. Secara random diambil 25 item sebagai belahan pertama
dan 25 item sebagai belahan kedua. Skor yang dicapai oleh pengikut tes pada kedua
belahan tersebut dikolerasikan. Koefisien kolerasi yang diperoleh antara kedua
belahan tersebut adalah 0,627. Maka koefisien kolerasi seluruh tes dapat dicari
sebagai berikut.
rn = N.r12
1 + (N-1) r12
50
25
=
1+( - 1 ) x 0,627

= 0,771

BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab terdahulu, dapatlah ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Pengertian dari Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes
telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
Macam-macam Validitas:
Validitas ramalan (Predictive validity)
Validitas bandingan (Concurent validity)
Validitas isi (Content validity)
Validitas susunan(Construct validity)
Pengertian dari Reliabilitas adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah
tes telah menyajikan pengukuran yang baik.
Macam-macam Reliabilitas:
Teknik Ulangan
Teknik bentuk pararel
Tehnik belah dua

3.2Saran
Dari penyusunan makalah ini kami berharap dapat bermanfaat dan bagi lingkungan
akademis ini, khususnya lembaga STKIP PGRI Jombang dan khalayak atau instansi
yang terkait pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurkancana, Wayan & Sunartana, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:
Usaha Nasional.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil
Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja.

You might also like