You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah: Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan
Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di
pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga
mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan
narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy yang banyak tumbuh di
sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan
Afganistan.

Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai
risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena
itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu
UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan
Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada
susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental
dan perilaku.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi
sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi)

Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin,
termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain.

Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi,


shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK,
termasuk LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti
alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut
(solven).

Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20
tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut
cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya
(Putauw)

Apa yang dimaksud dengan narkotika ?

Narkotika berasal dari bahasa Yunani Narkoun yang berarti membuat lumpuh atau mati
rasa. Menurut Undang-undang R.I No.22/1997 ditetapkan sebagai zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Undang-undang ini
memberi batasan penyalahgunaan narkotika adalah orang yang menggunakan narkotika
tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Dalam pasal 45 dinyatakan bahwa pecandu
narkotika wajib menjalankan pengobatan dan atau perawatan
Mengapa narkotika merupakan masalah kita semua ?
Sebenarnya narkotika yang digunakan sebagai terapi nyeri dalam dunia kedokteran tidak
banyak menimbulkan masalah namun penyalahgunaannya selalu membawa persoalan
serius karena di samping merusak kesehatan juga berdampak kerugian ekonomi serta
menimbulkan masalah sosial dan moral.

Apa saja konsekuensi penyalahgunaan narkotika pada kesehatan seseorang ?

Pada pemakaian melalui hisapan dapat menyebabkan kerusakan paru karena iritasi jalan
pernafasan. Namun yang jauh lebih serius adalah kerusakan akibat pemakaian melalui
jarum suntik. Overdosis atau luaptakar dapat menyebabkan kematian. Tertular infeksi
hepatitis, endokarditis bahkan parah kalau kena HIV/AIDS. Makan yang tidak teratur
serta tidak memperhatikan higienis mengundang penyakit kulit, anemia, dan gigi keropos
karena karies.

Sejak kapan orang mengenal narkotika ?

Jauh sebelum Masehi orang-orang Mesopotamia telah membudidayakan tanaman poppy


yang berkhasiat mengurangi nyeri dan memberi efek nyaman (joy plant). Zat ini dalam
bahasa Yunani disebut opium atau yang kita kenal sebagai candu. Pada tahun 1803
seorang apoteker Jerman berhasil mengisolasi bahan aktif opium yang memberi efek
narkotika dan diberi nama Morfin. Morfin berasal dari bahasa Latin, Morpheus yaitu
nama dewa mimpi Yunani.

Apa yang melatarbelakangi seseorang menyalahgunakan narkotika ?

Alasannya berbeda-beda namun umumnya merupakan interaksi beberapa faktor risiko


yang mendukung yaitu faktor individu dan lingkungan. Banyak yang berpengaruh pada
faktor individu seperti kurang percaya diri, kurang tekun dan cepat merasa bosan atau
jenuh. Rasa ingin tahu dan ingin mencoba, mengalami depresi, cemas atau persepsi hidup
yang tidak realistis. Juga kadang-kadang dipakai sebagai simbol keperkasaan atau
kemodernan di samping penghayatan kehidupan beragama sangat kurang. Pengaruh
lingkungan yang berbahaya adalah mudah diperolehnya narkotika, hubungan antar
keluarga tidak efektif dan harmonis disertai kondisi sekolah yang tidak tertib atau
berteman dengan pengguna narkotika.

Apa yang dimaksud dengan ketergantungan narkotika ?

Ketergantungan narkotika dapat berupa ketergantungan fisik dan psikis. Ketergantungan


fisik ditimbulkan akibat adaptasi susunan syaraf tubuh (neurobiologis) untuk
menghadirkan narkotika yang ditandai dengan gejala putus narkotika. Ketergantungan
psikis adalah pola perilaku yang sangat kuat untuk menggunakan narkotika agar
memperoleh kenikmatan. Pada tingkat penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika
dapat menimbulkan konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang serius.

Bagaimana bisa terjadi ketergantungan narkotika ?

Tidak semua yang baru mencoba narkotika dapat menjadi ketergantungan. Ada beberapa
tahap yang dilalui setelah mencoba dan menikmati narkotika yaitu menjadi pemakaian
sosial yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang saja. Peningkatan selanjutnya
menjadi pemakaian situasi artinya menggunakan narkotika pada saat-saat tertentu
misalnya untuk menghalau perasaan stres, depresi atau sedih. Namun bilamana dipakai
terus menerus minimal 1 bulan tanpa indikasi medis atau telah terjadi gangguan fungsi
sosial maka keadaan ini telah bersifat menyimpang atau patologis atau dikatakan telah
menyalahgunakan narkotika (abuse). Tingkat terakhir merupakan tingkat ketergantungan
dengan adanya toleransi tubuh dan timbulnya gejala putus narkotika bila pemakaian
dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya.

Apa saja gejala putus narkotika itu ?

Akibat penggunaan berjangka lama dengan dosis yang cukup besar maka otomatis tubuh
menyesuaikan diri dengan narkotika dengan cara membentuk keseimbangan baru. Suatu
saat narkotika mendadak dihentikan maka segera terjadi kekacauan pada sistem
keseimbangan tersebut dengan timbulnya reaksi hebat yang dikenal sebagai gejala putus
narkotika. Gejala ini meliputi gejolak fisik maupun psikis. Timbul kaku otot, nyeri sendi,
diare, mual, muntah, berdebar-debar, berkeringat, merinding, demam, menguap dan tidak
bisa tidur. Pikiran saat itu hanya mendambakan narkotika (sugesti atau craving), perasaan
atau suasana hati menjadi gelisah, cemas, lekas marah dan tidak nyaman atau disforia.

Bagaimana cara mengatasi gejala putus narkotika ?

Sebenarnya gejala putus narkotika tidak menyebabkan kematian langsung walaupun


memang dirasakan sangat tidak menyenangkan. Berat dan lama gejala putus narkotika
bergantung pada sifat bersihan (clearance) dari masing-masing obat. Heroin misalnya
berlangsung singkat sekitar 5-10 hari. Namun bagi mereka yang tidak tahan dengan
cobaan ini maka cenderung berusaha mencari dan kembali memakainya sehingga akan
tetap bergantung dengan obat tersebut. Bagi yang kuat dan tahan selama penderitaan
maka dengan sendirinya gejala putus narkotika akan berkurang dan akhirnya menghilang
setelah narkotika dikeluarkan oleh tubuh melalui air seni.
NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :

1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu


pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM )

ZAT ADIKTIF LAINNYA :

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang


berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh
obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :

a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).


b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner,
Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat


digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan ( Downer ).

Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional


tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi : tenang dan bahkan
membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya : Opioda
( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik ( obat tidur )
dan Tranquilizer (anti cemas ).

2. Golongan Stimulan ( Upper ).


Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar
dan bersemangat. Contoh : Amphetamine ( Shabu, Ekstasi ), Kokain.

3. Golongan Halusinogen.

Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang


bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu.
Contoh : Kanabis (ganja).

II. PENYALAHGUNAAN NAPZA :

Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :

1. OPIAT atau Opium (candu)

terdapat 3 golonagan besar ;

a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.


b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.

Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap
(inhalasi).

• Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation)


• Menimbulkan semangat
• Merasa waktu berjalan lambat.
• Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
• Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang).
• Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.


Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih
keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu
dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik
mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah
zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada
opreasi, penderita cancer.

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin
menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan
kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai
akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

2. KOKAIN :

Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base
kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih.Kokain berupa
kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut.
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus
diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan
menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan
tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar
lubang hidung bagian dalam.
Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan
kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian
dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar
bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada
sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek pemakain kokain :

• Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).


• Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
• Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
• Timbul masalah kulit.
• Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
• Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
• Merokok kokain merusak paru (emfisema).
• Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
• Paranoid.
• Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
• Gangguan penglihatan (snow light).
• Kebingungan (konfusi).
• Bicara seperti menelan (slurred speech).

3. MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara
kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di
bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena)

• Menimbulkan euforia.
• Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi).
• Kebingungan (konfusi).
• Berkeringat.
• Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar.
• Gelisah dan perubahan suasana hati.
• Mulut kering dan warna muka berubah.
4. KANABIS / GANJA

Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman
ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan
kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.

• Denyut jantung atau nadi lebih cepat.


• Mulut dan tenggorokan kering.
• Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
• Sulit mengingat sesuatu kejadian.
• Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan
koordinasi.
• Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
• Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang
berkepanjangan, rasa letih/capek.
• Gangguan kebiasaan tidur.
• Sensitif dan gelisah.
• Berkeringat.
• Berfantasi.
• Selera makan bertambah.

Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.


Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa
gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi,
selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.

Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin
ringan atau singkat
5. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna
putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum
dengan air.
Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis
pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung
(dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu
MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy. Nama lain fantacy
pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam)
dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam
bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas
alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol
kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga
melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena).

• Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps).


• Suhu badan naik/demam.
• Tidak bisa tidur.
• Merasa sangat bergembira (euforia).
• Menimbulkan hasutan (agitasi).
• Banyak bicara (talkativeness).
• Menjadi lebih berani/agresif.
• Kehilangan nafsu makan.
• Mulut kering dan merasa haus.
• Berkeringat.
• Tekanan darah meningkat.
• Mual dan merasa sakit.
• Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar.
• Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari.
• Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.

Ada 2 jenis Amphetamine :

a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )

Nama jalanan : Inex, xtc. Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.

b. Metamphetamine ice

Nama jalanan : SHABU, SS, ice. Cara pengunaan dibakar dengan


mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan
menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).

6. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs

Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat


khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas
berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak
warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau
kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD
pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-
12 jam.

• Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan
waktu.
• Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang
dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya.
• Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat
perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid).
• Denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
• Diafragma mata melebar dan demam.
• Disorientasi.
• Depresi.
• Pusing
• Panik dan rasa takut berlebihan.
• Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian.
• Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.

7. SEDATIF – HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ)

Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama


jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara
pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan
melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis
mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain
seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan.
Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta
pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya aprazolam/Xanax/Alviz.

• Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan.


• Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko
terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama.

Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan misalnya


seconal.

• Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan.


• Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
• Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir.
• Nampak bahagia dan santai.
• Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
• Jalan sempoyongan.
• Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan,
kejang.

8. HEROIN atau Putaw


Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan
atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan
sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga
99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna
putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi
lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik
atau dihisap

Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik) diikuti
rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau
ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya.

• Denyut nadi melambat.


• Tekanan darah menurun.
• Otot-otot menjadi lemas/relaks.
• Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
• Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
• Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat.
• Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal.
• Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari.
• Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat
besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul
gangguan kebiasaan tidur.

9. SOLVENT / INHALASI :

Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi
korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan
yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan,
mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

• Pada mulanya merasa sedikit terangsang.


• Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan.
• Bernafas menjadi lambat dan sulit.
• Tidak mampu membuat keputusan.
• Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan.
• Mual, batuk dan bersin-bersin.
• Kehilangan nafsu makan.
• Halusinasi.
• Perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan.
• Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest).
• Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap,
keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan
ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang
menetap di sekitar hidung dan tenggorokan.
• Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena jatuh,
kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan sering
sendirian. bat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.

10 ALKOHOL :

Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia


Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian
yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan
proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi,
bahkan 100 %.
Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai
100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap,
alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan
kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya
orang tersebut menjadi depresi.
Nama jalanan : booze, drink
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu :
.a golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir)
.b golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine)
.c golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson
House, Johny Walker, Kamput).
Pada umumnya alkohol :

• Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi.


• Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah).
• Merasa senang dan banyak tertawa.
• Menimbulkan kebingungan.
• Tidak mampu berjalan.
• euphoria, bahkan penurunan kesadaran.

PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN :

Penyalahgunaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara
berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah ( toleransi ), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat ( withdrawal
symptom ).

PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA :

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :


1. Faktor individual :

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan
biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri - ciri remaja yang mempunyai resiko
lebih besar menggunakan NAPZA :

a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan :

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

Lingkungan Keluarga :

a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik


b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :

a. Sekolah yang kurang disiplin


b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA.

Lingkungan Teman Sebaya :


a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.

Lingkungan Masyrakat / Sosial :


a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.

GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA :


1. Perubahan Fisik :

a. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ),


apatis ( acuh tak acuh ), mengantuk, agresif.
b. Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan
nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
c. Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

2. Perubahan sikap dan perilaku :

a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,


pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
c. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
d. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga,
mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
g. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan,
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

III. PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA :

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :


1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama.
Pengaruhnya pada :

a. Otak dan susunan saraf pusat :

- gangguan daya ingat


- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ). pembengkakan


paru ( Oedema Paru )

c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.


d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS, Para pengguna NAPZA dikenal
dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukan hubungan seksual demi
mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi
adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA
yang mengunakan jarum suntik secara bersama - sama membuat angka penularan HIV /
AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan
hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.

f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.

g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.

h. Komplikasi pada kehamilan :

2. Dampak Sosial :

a. Di Lingkungan Keluarga :

- Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi


pertengkaran, mudah tersinggung.
- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
- Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas ) dan menjadi aib keluarga.
- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.

b. Di Lingkungan Sekolah :
- Merusak disiplin dan motivasi belajar.
- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
- Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.

c. Di Lingkungan Masyarakat :

- Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari


pengguna / mangsanya.
- Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang
telah menjadi ketergantungan.
- Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
- Meningkatnya kecelakaan.

IV. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :

Upaya pencegahan meliputi 3 hal :

1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan


NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk
mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan
NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak
menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak
berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang
anak dapat diatasi dengan baik.

2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi


menggunakan NAPZA.

3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :


1. Mengasuh anak dengan baik.

- penuh kasih sayang


- penanaman disiplin yang baik
- ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau
mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
5. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati
pendapat anak.
6. Memperkuat kehidupan beragama.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral
yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan
anak

Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA :


1. Upaya terhadap siswa :

a. Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat


penyalahgunaan NAPZA.
b. Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
c. Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang
positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan merokok.
d. Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa ( ekstrakurikuler
).
e. Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.
f. Membantu siswa yang telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa
menghentikannya.
g. Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.

2. Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :

a. Razia dengan cara sidak


b. Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah
c. Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru
d. Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
e. Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah.
3. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :

a. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina


huibungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
b. Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
c. Sikap keteladanan guru amat penting
d. Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang sekolah.

Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan NAPZA :

1. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal,


sehingga masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara
bersama- sama.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
penyalahguanaan NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
3. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan
NAPZA.
4. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.

Pada Tanggal 26 Juni 2006 lalu diperingati sebagai Anti Madat Sedunia. Didorong
keprihatinan akan meningkatnya pengguna narkoba khususnya di kalangan remaja, maka
sebagai wujud kepedulian bz! berkenaan dengan peringatan Hari Anti Narkoba
Internasional serta sebagai upaya mencegah meluasnya pemakaian narkoba terutama
dikalangan remaja, redaksi menurunkan artikel mengenai bahaya narkoba -- redaksi

Masalah utama remaja berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas
karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun
kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah
bagi setiap remaja di belahan dunia ini.

Oleh karena pergumulan di masa remaja ini, maka remaja mempunyai kebutuhan
sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua
dan keluarga dalam kerentanan di masa remaja.

Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam
perkembangan pribadi yang "lemah", bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam
belenggu penyalahgunaan narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama
semakin banyak di kalangan para remaja yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba.
Banyak alasan mengapa banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini
kemudian tidak mampu melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:

1. hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini
2. dibujuk orang agar merasakan manfaatnya
3. ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat
4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti
..dan mungkin masih banyak alasan lainnya.

Ada baiknya kita mengintip sedikit tentang narkoba. Apa saja sih jenis-jenis narkoba?
Menurut situs kespro dot info, pada dasarnya narkoba itu dibagi atas 4 kelompok, yaitu:
1. narkotika, terutama opiat atau candu.
2, halusinogenik, misalnya ganja atau mariyuana
3. stimulan, misalnya ekstasi dan shabu-shabu
4. depresan, misalnya obat penenang.

Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa


penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauw” menimbulkan
perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang disebut
euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian.
Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya
halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen
pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya
muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas,
ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.

Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem
syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang
tergolong stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu
gembira, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat
sampai menimbulkan kematian.

Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat


menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di
laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan
petunjuk dokter. Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat
menjadi tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan
petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat
menimbulkan akibat buruk lainnya.

Apa akibat penyalahgunaan narkoba?

Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan
psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara
penggunaan, dan lama penggunaan.

Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan
penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh,
sekitar 70 persen pengguna narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia,
sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui
penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam.
Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan,
misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.

Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang
menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut,
kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.

Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi,
kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.
Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin
mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang
lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku
tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.

Narkoba yang Adiktif

Penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap


narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk
keluar dari ketergantungan narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) telah meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon.
Diharapkan dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi
atau dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit
Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan angka kekerapan Hepatitis C di
kalangan pengguna narkoba suntikan mencapai 77 persen. Sedangkan kekerapan HIV
pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.

Dukungan Sangat Penting

Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat diatasi, maka masih ada beban
psikologis dan sosial. Beban psikologis dan sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga
dapat menyebabkan remaja kambuh kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh
karena itu, perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang
paling penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah
menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat
berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan.
Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus menghadapi kenyataan
bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.

Hendaknya kita dapat meningkatkan berbagai potensi yang ada di tengah masyarakat.
Kita perlu bergandeng tangan untuk mencegah remaja menggunakan narkoba.

Adapun bagi remaja yang telah menggunakan diperlukan layanan yang terpadu untuk
membawa mereka kembali ke tengah masyarakat. Layanan tersebut rumit dan
memerlukan upaya jangka panjang, tetapi semua upaya itu patut kita kerjakan karena
sebagian masa depan Indonesia ada di tangan mereka mereka.

You might also like