Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN EKSPERIMENTAL
PLANTAE
BIOLOGI SMA KELAS I
1
PLANTAE
Kompetensi Dasar
2
MODE SCREEN ONLY
DIBAWAH PEMBATASAN UU
HAKI
Maindexchange Archive
www.maindexchange.com
PLANTAE
Kalian tentu masih ingat tentang ganggang hijau, bukan?
Ganggang hijau dipercaya memiliki hubungan yang sangat
dekat dengan tumbuhan. Banyak ahli vang berpendapat bahwa
ganggang hijau merupakan leluhur dari tumbuhan. Pendapat
demikian dimungkinkan karena adanya beberapa kesamaan
ciri yang dimiliki ganggang hijau dan tumbuhan. Berarti,
tumbuhan sekarang ini dapat dikatakan hasil evolusi dari
leluhur ganggang hijau.
Tumbuhan adalah kelompok makhluk hidup eukariot
fotosintetik yang tersusun atas banyak sel (multiseluler) dan
memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik.
Tumbuhan hidup pada berbagai lingkungan darat, mulai dari
lingkungan hutan basah hingga daerah padang pasir atau tun-
dra, Dalam sistem lima kingdom, semua makhluk hidup yang
tergolong tumbuhan dimasukkan ke dalam kingdom Plantae.
Adapun ciri-ciri makhluk hidup yang termasuk kingdom
Plantae adalah sebagai berikut.
1. Struktur tubuh berupa multiseluler, eukariot, dan memiliki
sel-sel yang sudah terspesialisasi membentuk jaringan dan
organ.
2. Mengandung klorofil a dan b serta karotenoid; menyimpan
makanan dalam bentuk tepung; dan mempunyai dinding Gambar-1. Penyebaran lumut yang
sel dari bahan selulosa. hidup pada batu
3
3. Melindungi perkembangan embrio dari kekeringan dengan
menyuplai air dan nutrisi ke dalam struktur reproduksi
betina.
4. Mempunyai siklus hidup berupa pergiliran keturunan
(metagenesis).
A. Lumut
Secara umum, kingdom Plantae dibedakan atas dua
kelompok utama, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh dan
tumbuhan berpembuluh. Anggota kelompok tumbuhan tidak
berpembuluh adalah semua tumbuhan lumut (Bryophyta),
sedangkan kelompok tumbuhan berpembuluh (Trachaeophyta)
meliputi tumbuhan paku, Gymnospermae, dan Angiospermae.
Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat, mulai dari
daerah Kutub Utara (Arktika), melintasi daerah tropis hingga
ke daerah Kutub Selatan. Meskipun lumut menyukai tempat
yang lembab, tumbuhan tersebut dapat juga hidup di daerah
gurun, lumpur, dan sungai. Di hutan, lumut seringkali
ditemukan membentuk lantai dasar hutan atau menempel pada
pohon. Lumut dapat juga ditemukan menempel pada tembok,
sumur, dan permukaan batu bata di sekitar lingkungan kita.
Gambar-2. Penyebaran lumut yang
hidup pada pohon
1. Ciri dan Struktur Tumbuhan Lumut
Lumut umumnya berukuran kecil, tingginya kurang dari
dua sentimeter, meskipun ada juga yang tingginya mencapai
setengah meter. Ukuran tubuh demikian ada kaitannya dengan
ketiadaan jaringan pengangkut yang efisien pada lumut. Lumut
tidak memiliki sistem pembuluh khusus untuk mengangkut
air dan mineral organik. Proses pendistribusian air berjalan
lambat, yakni secara difusi.
Tumbuhan lumut tidak memiliki akar, batang, dan daun
yang sebenarnya. Hanya saja, tumbuhan tersebut dikatakan
memiliki struktur yang menyerupai akar, menyerupai batang,
dan menyerupai daun. Sebagai pengganti akar, lumut memiliki
rizoid. Rizoid merupakan bagian dari tubuh lumut yang
strukturnya menyerupai bulu-bulu akar. Melalui rizoid inilah
lumut menempel pada substrat dan menyerap air serta min-
eral dari dalam tanah.
a Lumut homotalus
Merupakan kelompok lumut yang memiliki anteridiun,
arkegonium pada satu tubuh (talus). Lumut demikian disebut
juga lumut berumah satu.
b. Lumut heterotalus
Merupakan kelompok lumut yang masing-masing talusnya
memiliki anteridium saja atau arkegonium saja. Lumut
demikian disebut juga lumut berumah dua.
a. Lumut hati
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk
lembaran. Lumut hati tidak memiliki akar, batang, dan daun
yang sebenarnya sehingga mereka disebut juga tumbuhan ta-
5
lus. Struktur talus pada lumut hati dikenal dengan istilah lo-
bus.
Salah satu jenis lumut hati yang paling terkenal adalah
Marchantia. Setiap lobus lumut ini memiliki ukuran panjang
sekitar satu sentimeter atau lebih. Permukaan atas lobus licin,
sedangkan pada permukaan bawahnya terdapat sejumlah rizoid
yang dapat tertanam ke dalam tanah.
Marchantia dapat bereproduksi secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan
gemma atau kuncup. Gemma dihasilkan dari bagian dorsal
talus. Pada setiap gemma terdapat sekumpulan titik tumbuh.
Gemma yang dewasa dapat terpencar atau terlepas dari
talusnya karena tetesan air atau sentuhan serangga kecil. Jika
gemma jatuh di tempat yang cocok, maka akan tumbuh
menjadi talus (individu) baru. Cara reproduksi aseksual lainnya
adalah dengan melakukan fragmentasi.
Reproduksi seksual dilakukan dengan melibatkan alat
kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina
(arkegonium). Anteridium yang sudah matang akan me-
ngeluarkan spermatozoid berflagel. Selanjutnya, melalui
perantaraan air spermatozoid berenang menuju sel telur yang
dihasilkan oleh arkegonium hingga terjadi peleburan. Hasil
peleburan atau pembuahan tersebut akan membentuk zigot.
Selanjutnya, zigot akan berkembang dan tumbuh menjadi ta-
lus atau tumbuhan lumut baru. Contoh, Marchantia poly-
morpha dan Marchantia geminata
b. Lumut Tanduk
Lumut tanduk dapat ditemukan di sepanjang pinggir
sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya hampir serupa
dengan lumut hati. Itulah sebabnya ada sebagian ahli
mengelom-pokkannya ke dalam lumut hati. Seperti halnya
lumut hati, lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan.
Salah satu jenis lumut tanduk adalah Anthoceros sporophytes.
c. Lumut sejati
Lumut sejati banyak ditemukan di daerah yang lembap
dan teduh. Mereka memiliki daya kompetisi yang lebih baik
dibanding kelompok lumut yang lain sehingga daerah
penyebarannya lebih luas. Lumut sejati dapat saja ditemukan
di daerah kutub, tropis, atau gurun.
Lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki
batang semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun
spiral. Sepintas tumbuhan tersebut tampak seperti rumput.
Selain itu, lumut sejati ada juga yang tampak seperti hamparan
karpt-, atau beledu. Di hutan, tumbuhan ini seringkali
membentuk lantai dasar hutan atau menempel pada batang
kayu.
Lumut sejati dapat beradaptasi di lingkungan yang “aneh”.
6
Misalnya, lumut tembaga (copper mosses) ditemukan hanya
di daerah yang mengandung tembaga sehingga tumbuhan
tersebut dapat dijadikan sebagai indikator untuk deposit
tembaga. Jenis lainnya, lumut bercahaya (luminous mosses)
yang memiliki cahaya hijau keemasan ditemukan hanya di
dalam gua, di bawah akar pohon, dan beberapa tempat yang
teduh.
Lumut sejati memiliki kutikula dan stomata sehingga
dapat mencegah hilangnva air dari dalam selnya. Bila datang
musim kering secara terns-inenerus dan berlangsung lama,
maka lumut sejati akan mengalami dormansi. Tumbuhan
tersebut tampak layu, berwarna cokelat, dan tampak seolah-
olah mati. Namun, segera setelah turun hujan, lumut sejati
menjadi hijau dan aktivitas metabolismenya kembali aktif.
Reproduksi lumut sejati dapat terjadi secara aseksual dan
seksual. Kebanyakan reproduksi aseksual (vegetatif) dilakukan
dengan cara tragmentasi. Bagian dari tumbuhan tersebut dapat
tumbuh menghasilkan tunas atau kuncup. Kuncup akan
berkembang erkeii-iban menjadi tumbuhan lumut baru.
Selain itu, lumut sejati juga mengalami pergiliran
keturunan (metagenesis) dari fase gametofit ke fase sporofit
yang berlangsung secarabergantian. Pada fase gametofit (fase
generatif), tumbuhan lumut akan menghasilkan gametangium,
yakni berupa anteridium dan arkegonium. Anteridium akan
menghasilkan spermatozoid dan arkegonium menghasilkan sel
telur. Pada fase tersebut spermatozoid berenang menuju sel
telur hingga terjadi peleburan sel kelamin. Hasil peleburan
kedua sel kelamin akan membentuk zigot. Selanjutnya, zigot
akan tumbuh menjadi sporogonitim (fase sporofit) yang tetap
menempel pada tumbuhan lumut (fase gametofit).
Pada sporogonium lumut sejati terdapat bagian-bagian
sebagai berikut.
1. Vaginula, yaitu semacam selubung pada pangkal tangkai
sporogonium yang berasal dari dinding arkegonium.
2. Seta, yaitu tangkai sporogonium.
3. Apofisis, yaitu bentuk pelebaran dari ujung seta atau suatu
peralihan dari seta ke sporogonium.
4. Sporangium, yaitu berupa kotak spora, tempat pem-
bentukan spora. Pada bagian tengahnya terdapat kolumela
yaitu bagian yang bersifat steril.
5. Kaliptra, yaitu semacam kapsul atau tudung sporangium
yang berasal dari dinding arkegonium.
Sporangium (kotak spora) berbentuk seperti periuk. Pada
bagian ujung terdapat sederet gigi peristom yang tersusun
melingkar. Sporangium juga memiliki semacam tutup kotak
spora yang disebut operkulum. Operkulum biasanya akan
terlepas bila spora sudah matang.
Pengeluaran spora diatur oleh gigi peristom. Kedudukan
gigi peristom dapat berubah-ubah sesuai dengan kelembapan
7
udara di sekitarnya. Jika udara lembap, maka gigi peristom
akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Sebaliknya,
jika keadaan udara kering, maka gigi peristom membuka
sehingga spora dapat keluar. Jika spora jatuh di tempat yang
sesuai, maka akan tumbuh menjadi protonema. Selanjutnya,
protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut sejati
sebagai fase (generasi) gametofit. Dari daur hidup demikian,
kalian dapat mengetahui bahwa fase gametofit lebih dominan
daripada fase sporofit. Misalnya, Sphagnum, fimbriatum, Sph-
agnum squarrosum, Polytrichum commune, Funaria
hygrometrica, Pogonatum circhatitiii, Mniodendron
divaricatum dan Aerobryopsis longisima.
RANGKUMAN
1. Lumut merupakan tumbuhan kecil tidak berpembuluh.
Pendistribusian air berlangsung secara difusi.
2. Lumut memperoleh air dan mineral dari substratnya
melalui suatu struktur mirip akar yang disebut rizoid.
3. Berdasarkan letak gametangium, tumbuhan lumut ada
berupa homotalus (berumah satu) dan heterotalus
(berumah dua).
4. Lumut dapat dikelompokkan atas lumut hati, lumut
tanduk, dan lumut daun atau lumut sejati.
5. Lumut berperan dalam ekosistem, antara lain dapat
memelihara siklus air dan mampu mencegah terjadinya
banjir.
8
6. Lumut juga bernilai komersial, misainyajenis Sphagnum,
dapat dijadikan sebagai bahan bakar dan bahan pengganti
kapas.
B. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang mendominasi
daratan selama periode Karboniferus (286 juta hingga 360 juta
tahun yang lalu). Tumbuhan paku dapat ditemukan di berbagai
habitat, ada yang hidup di daratan yang tanahnya netral, tanah
berkapur. tanah asam, dan ada juga yang hidup di air. Biasanya
tumbuhar, paku menyukai tempat yang lembap dan teduh.
Tumbuhan paku sangat beraneka ragam. Kalian tentu sudah
pernah melihat tumbuhan paku yang ditanam sebagai tanaman
hias. Dapatkah kalian membedakan antara akar, batang, dan
daun? Bukti sejarah adanya kehidupan tumbuhan paku pada
zaman purba.
a. Generasi gametofit
Generasi gametofit ditandai dengan adanya protalium.
Protalium adalah semacam tumbuhan baru yang berbentuk
seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada substrat
dengan rizoidnya. Protalium tersebut biasanya berukuran kecil
atau beberapa sentimeter dan tidak berumur panjang (hanya
beberapa minggu saja). Artinya, generasi gametofit tidak
berlangsung lama seperti halnya pada tumbuhan lumut.
Di dalam protalium terdapat suatu gametangium sehingga
dapat membentuk anteridium (alat kelamin jantan) dan
arkegonium (alat kelamin betina). Anteridium akan meng-
hasilkan sperma dan arkegonium akan menghasilkan sel telur. Gambar-3. a. Paku sarang burung. b.
Bila terjadi pertemuan sperma dengan sel telur (fertilisasi), Paku resam
10
maka akan terbentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh
menjadi tumbuhan paku (individu) baru.
b. Generasi sporofit
Generasi sporofit merupakan tumbuhan penghasil Spora,
yakni berupa tumbuhan paku itu. sendiri. Spora dihasilkan oleh
struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut
menyebar diterbangkan angin. Spora yang jatuh di tempat
sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yakni berupa
protalium.
Mengingat generasi sporofit merupakan tumbuhan paku
ini sendiri yang dapat tumbuh, bertunas, dan berkembang
bia’.11 maka sudah jelas bagi kita bahwa generasi sporofit
lebih dominan daripada generasi gametofit.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan
paku dapat dibedakan atas paku homospora, paku heterospora,
dan paku peralihan antara homospora dan heterospora.
11
Makrospora (n)
Mikrospora (n)
Mikroprotalium Makroprotalium
(Mikrogamet) (Makrogamet)
Mikrosporangium
Sperma (n) Zigot (2n) Ovum (n)
Tumbuhan Paku
Mikrosporofil Makrosporofil
Mikrosporangium Makrosporangium
Spora (-)
Spora (+)
Protalium Protalium
Anteridium Arkegonium
Sperma Ovum
Zigot
Sporofil
Sporangium
12
semula diklasifikasikan pada tingkat kelas dapat berkembang
menjadi tingkat divisi. Berdasarkan klasifikasi baru dengan
sistem lima kingdom, tumbuhan paku dibedakan atas beberapa
divisi, yaitu: Psilotophyta, Lycopodophyta, Equisetophyta, dan
Pteridophyta.
a. Psilotophyta
Anggota tumbuhan paku Psilotophyta tidak memiliki daun
atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh rizoid.
Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-
ujung cabangnya.
Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang
sudah hampir punah. Anggota divisi ini pernah dominan pada
periode Silurian hingga Devonian. Salah satu jenis Psilotophyta
yang masih ada hingga sekarang ini adalah Psilotum.
b. Lycopodophyta
Jumlah anggota divisi Lycopodophyta mencapai sekitar
1.000 spesies. Mereka memiliki daun berupa mikrofil yang
tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium
yang muncul dari ketiak daun dan berkumpul membentuk stro-
bilus (seperti bentuk pentungan kayu). Kebanyakan hidup
menempel pada tumbuhan lain (epifit), tetapi bukan parasit.
Contoh anggota divisi ini adalah Lycopodium dan Selaginella.
c. Equisetophyta
Jumlah anggota divisi Equisetophyta hanya terdapat
sekitar 15 spesies. Mereka biasa tumbuh subur di tempat-
tempat yang lembap. Daun berukuran menengah, bersisik, dan
tersusun melingkar pada setiap buku.
Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang ke atas
hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada ujung batang
terdapat strobilus dengan warna khusus berupa kekuning-
kuningan.
d. Pteridophyta
Divisi Pteridophyta meliputi tumbuhan paku menurut
pengertian kita sehari-hari. Mereka memiliki daun-daun
berukuran besar (makrofil) dengan tulang-tulang daun dan
daging daun (mesofil).
Tinggi tumbuhan paku ini bervariasi, mulai dari yang
berukuran kecil dan tampak seperti lumut hingga tinggi
menjulang seperti pohon. Anggota divisi ini ada yang tingginya
mencapai enam kaki (1 kaki = 30 cm). Beberapa contoh dari
Pteridophyta adalah Alsophilla glauca (paku tiang), Gleichenia
linearis (paku resam), Adiantum cuneatum (suplir), dan
Marsilea crenata (semanggi).
13
4. Beberapa Tumbuhan Paku pada Kehidupan
Manusia
Beberapa manfaat tumbuhan paku bagi kehidupan
manusia adalah sebagai berikut.
a. Sebagai bahan obat-obatan, misalnya Lycopodium
clavatum dan Dryopteris filix-mas.
b. Sebagai tanaman hias, misalnya Asplenium nidus (paku
sarang burung), Adiantum cuneatum (paku suplir), dan
Selaginella (paku rane).
c. Sebagai tanaman sayuran, misalnya Marsilea crenata
(semanggi).
d. Sebagai pupuk hijau dalam pertanian, misalnya Azolla
pinnata yang hidupnya bersimbiosis dengan Anabaena
azollae (ganggang biru). Anabaena azollae merupakan
jenis ganggang biru yang dapat memfiksasi N2 bebas
di udara. Dengan demikian, kehadiran Azolla pinnata
dapat meningkatkan kesuburan tanaman pertanian.
e. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara,
yakni tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman
purba.
RANGKUMAN
1. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh. Pada bagian organ tubuhnya sudah
ditemukan jaringan angkut berupa xilem dan floem.
2. Tumbuhan paku sudah mengalami diferensiasi. Artinya, tumbuhan tersebut sudah dapat dibedakan
antara bagian akar, batang, dan daun.
3. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut yang keluar dari rizomnya. Ujung akar biasanya
dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra.
4. Batang tumbuhan paku umumnya berupa rimpang atau rizom, yakni batang yang tumbuh
mendatar di dalam tanah. Sebagian kecil tumbuhan paku tumbuh tegak (menjulang) ke atas,
mirip seperti batang pohon.
5. Daun memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang kecil (mikrofil) dan ada yang besar (makrofil).
Berdasarkan fungsinya daun dibedakan atas sporofil dan tropofil.
6. Sporofil adalah daun tumbuhan paku yang secara khusus berfungsi untuk menghasilkan spora.
Tropofil adalah daun yang berfungsi untuk melakukan asimilasi.
7. Spora disimpan di dalam kotak spora (sporangium). Sekumpulan sporangium membentuk suatu
badan yang disebut sorus. Sorus dilindungi oleh selaput pelindung yang disebut inclusium.
Sorus biasanya terclapat di permukaan bawah daun.
8. Tumbuhan paku mengalami metagenesis, yakni mengalami pergiliran antara generasi sporofit
dan generasi gametofit. Pada tumbuhan paku generasi sporofit lebih dominan daripada generasi
gametofit.
9. Generasi sporofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Generasi
gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet.
10. Paku dapat berupa homospora (menghasilkan satu macam spora berukuran sama), heterospora
(menghasilkan dua macam spora dengan ukuran berbeda), dan peralihan homospora dan
heterospora (menghasilkan spora berukuran sama, tetapi sebagian spora ada yang jantan dan
ada yang betina).
14
C. Tumbuhan Berbiji
Kebanyakan tumbuhan yang kalian jumpai di sekitar
lingkungan kalian adalah tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Dikatakan demikian karena tumbuhan tersebut menghasilkan
biji. Para ahli botani tertarik pada tumbuhan berbiji bukan
hanya karena jumlahnya, tetapi juga karena kenekaragaman
jenis dan peranannya yang menonjol dalam kehidupan kita.
16
terbuka. Oleh sebab itu, bakal biji dapat secara langsung
diserbuki oleh serbuk sari yang terbawa oleh angin.
5. Klasifikasi Gymnosperma
Gimnosperma kemungkinan telah hidup di bumi sejak
periode Devonian (410-360 juta tahun yang lalu). Berdasarkan
pendapat para ahli taksonomi, seluruh anggota gimnosperma
terbagi dalam tujuh kelas, yaitu kelas Pteridospermae, kelas
Cycadinae, kelas Bennettitinae, kelas Cordaitinae, kelas
Coniferae, kelas Ginkgoinae, dan kelas Gnetinae. Namun, tiga
kelas di antaranya, yaitu kelas Pteridospermae, kelas
Bennettitinae, dan kelas Cordaitinae telah mengalami
kepunahan.
b. Kelas Bennettitinae
Seluruh spesies kelas Bennettinae dimasukkan ke dalam
famili Bennettitaceae.
c. Kelas Cordaitinae
Tumbuhan Cordaitinae hanya hidup di hutan pada periode
Karboniferus dan Permtubuhnya berupa pohon yang tinggi dan
bercabang-cabang. Memiliki daun tunggal berbentuk lanset
atau pipa dengan tulang daun sejajar.
Hingga saat ini, hanya tersisa empat kelas tumbuhan
gimnosperma dan oleh sebagian ahli taksonomi telah
digolongkan dalam empat divisi tersendiri, yaitu divisi
Pinophyta (tumbuhan konifer), divisi Cycadophyta (tumbuhan
cycad), divisi Ginkgophyta (tumbuhan ginkgo), dan divisi
Gnetophyta (tumbuhan gnetofita).
a. Tumbuhan konifer
Konifer merupakan tumbuhan gimnosperma yang umum
ditemukan di sekitar kita. Sebanyak lebih kurang 550 spesies
anggota divisi ini memiliki habitus berupa semak, perdu, atau
18
pohon. Kebanyakan memiliki tajuk berbentuk kerucut (conus
= kerucut; ferein = mendukung) dan memiliki daun berbentuk
jarum. Oleh karena itu, konifer sering disebut “pohon jarum”.
Berikut ini adalah beberapa contoh tumbuhan konifer mulai
dari tingkatan takson ordo.
b. Tumbuhan cycad
Gambar-7. Tumbuhan cycad
Sampai sekarang telah tercatat 100 spesies tumbuhan
cycad. Tumbuhan cycad merupakan tumbuhan berkayu yang
tidak atau sedikit bercabang.
Bunga tersusun dalam strobilus berumah dua. Strobilus
jantan berukuran sangat besar, terdiri atas banyak sporofil yang
berbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium. Strobilus
betina juga berukuran besar yang mengandung sporofil
berbentuk sisik dengan dua bakal biji.
Anggota tumbuhan cycad dikelompokkan lagi dalam satu
ordo, yaitu ordo Cycadales dan satu famili, yaitu famili
Cycadaceae. Contoh spesies: Cycas rumphii (pakis haji), Dioon
edule, dan Ramia floridiana. Mereka telah menyebar hampir
19
di seluruh dunia. Genus (marga) Dioon, Zamia, Ceratozamia,
dan Microcycas menyebar di Benua Amerika, genus
Encephalartos dan Stangeria di Benua Asia, genus Makrozamia
di Benua Afrika, dan genus Bowenia di Benua Australia.
c. Tumbuhan ginkgo
Anggota tumbuhan ginkgo merupakan tumbuhan berumah
dua. Ginkgo memiliki habitus berupa pohon bertunas panjang
dan pendek. Daunnya bertangkai panjang berbentuk kipas
dengan tulang daun bercabang-cabang seperti garpu. Daun
tersebut akan meranggas dalam musim gugur.
Tumbuhan ginkgo dikelompokkan dalam ordo Ginkgoales
dan famili Ginkgoaceae. Contoh spesies: Ginkgo biloba,
merupakan tumbuhan asli Tiongkok.
d. Tumbuhan gnetofita
Sebanyak 90 spesies tumbuhan gnetofita merupakan
tumbuhan berkayu. Tumbuhan tersebut batangnya ada yang
bercabang, tidak bercabang, atau terdiri atas hipokotil yang
menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa (trakea).
Daun-daun gnetofita tunggal berhadapan dan bunganya
berkelamin tunggal. Berikut ini beberapa contoh anggota mulai
dari tingkatan takson ordo.
1. Ordo Ephedrales, terdiri atas famili Ephedraceae. Contoh
spesies: Ephedra altissima.
2. Ordo Gnetales, terdiri atas famili Gnetaceae. Contoh
spesies: Gnetum gnemon (tangkil atau melinjo, banyak
ditanam di pekarangan, daun yang muda dan buah
digunakan untuk sayur, sedangkan bijinya untuk bahan Gambar-8. Tumbuhan Gingko
baku pembuatan emping).
3. Ordo Welwitschiales, terdiri atas famili Welwitschiaceae.
Contoh spesies: Welzvitschia bainesii.
6. Manfaat gimnosperma
Konifer tersebar luas di permukaan bumi dan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi. Kayu konifer banyak digunakan
sebagai bahan kontruksi bangunan dan produksi kertas.
Tumbuhan ini juga menghasilkan beberapa senyawa kimia
yang berharga, misalnya resin, yaitu cairan kental yang dapat
melindungi konifer dari serangan jamur dan serangga (hama).
Kasus
TUMBUHAN KONIFER
Spesies dari kelompok konifer lebih banyak spesies, merupakan kelompok paling besar dari
dikenal daripada anggota gimnosperma lainnya. ordo Pinales. Pohon konifer tersebar luas di
Di antara konifer yang lebih banyak dikenal permukaan bumi, terutama di daerah yang lebih
adalah pohon pinus, cemara, dan juniper. dingin dari zona iklim sedang dan di daerah tinggi
Pohon pinus yang berjumlah sekitar 80 pada zona iklim tropik.
20
Kebanyakan konifer merupakan pepohonan, faatkan kayunya untuk bahan papan/bangunan.
namun ada beberapa spesies berupa. perdu. Daun pohon damar (Agathis alba) dipakai dalam
Konifer umumnya merniliki battingpohon pembuatan cat dan pernis. Beberapa spesies
dominan yang lurus, sering mencapai ketinggian pinus, yaitu Pinus pinon di Amerika Serikat
bagian barat daya dapat menghasilkan biji-biji
lebih dari 30 m. Daun konifer berbentuk jarum.
yang dapat dimakan. Konifer yang tumbuh di
Konifer secara ekonomis paling bermanfaat
hutan yang luas dapat menahan air hujan sehingga
di antara anggota gimnosperma lainnya. Con- mencegah terjadinya erosi tanah.
tohnya, pohon pinus dan cemara dapat diman- Sumber: Kehidupan Tumbuhan, 1999.
Habitus (bentuk tubuh) Semak, perdu, pohon Terna, semak, perdu, pohon
Sistem akar Batang Tunggang Serabut dan tunggang
Batang Tegak lurus, bercabang-cabang Bercabang-cabang atau tidak
Daun Jarang yang berdaun lebar dan Kebanyakan berdauan lebar,
bersifat majemuk ada yang berdaun majemuk
dengan komposisi yang beraneka
ragam
Penyerbukan Serbuk sari jatuh di tetes -Serbuk sari jatuh di kepala putik
Penyerbukan pada bakal biji. -Jarak waktu relatif lebih pendek
Jarak waktu antara penyerbukan
sampai pembuahan relatif panjang.
3. Reproduksi angiosperma
Pembentukan lembaga atau embrio angiosperma dapat
dilakukan secara seksual (melalui proses pembuahan) dan
secara aseksual (tanpa melalui proses pembuahan).
Pembentukan embrio tanpa melalui proses pembuahan tersebut
dinamakan apomiksis.
4. Klasifikasi Angiosperma
Tumbuhan berbiji tertutup dibedakan menjadi dua kelas
berdasarkan jumlah daun lembaga (kotiledon) yang dimiliki
24
anggotanya, yaitu sebagai berikut.
a. Kelas Monocotyledonae, memiliki biji dengan lembaga
yang hanya memiliki satu daun lembaga.
b. Kelas Dicotyledonae, memiliki biji dengan lembaga yang
memiliki dua daun lembaga.
Pada Tabel 2 dapat kalian pelajari perbedaan antara
tumbuhan dikotil dan monokotil.
5. Manfaat Angiospora
Manusia banyak memanfaatkan tumbuhan angiosperma
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik untuk bahan
pangan, papan, maupun sandang. Oleh karena itu, pelestarian
dan budi daya angiosperma teramat penting agar terjadi
keseimbangan antara kebutuhan dan produktivitasnya.
Beberapa manfaat angiosperma dalam kehidupan manusia
antara lain sebagai berikut.
a. Bahan pangan sumber karbohidrat, misalnya: Oryza sa-
tiva (padi), Zea mays (jagung), Triticum estivum
(gandum), Solanum tuberosum (kentang), Manihot
utilissima (ketela pohon), dan Saccharum officinarum
(tebu).
b. Bahan pangan sumber protein, misalnya: Glycine max
Biji Memiliki lembaga dengan dua daun Memiliki lembaga dengan satu dau lembaga
lembaga
Ketika berkecambah, biji membelah Ketika berkecambah, biji tidak membelah
Menjadi dua
Lembaga Akar lembaga tumbuh menjadi akar Akar lembaga mati disusul dengan
tunggang yang bercabang pembentukan akar serabut
Batang Dari pangkal ke ujung berbentuk Dari pangkal ke ujung hampir sama besar
kerucut panjang bercaban-cabang tidak bercabang, dan berbuku-buku dengan
dan berbuku-buku dengan ruas ruas yang tampak jelas.
tidak jelas
25
(kedelai) dan Phaseolus radiatus (kacang hijau).
c. Bahan pangan sumber lemak, misalnya: Cocos nucifera
(kelapa), Elaeis guineesis (kelapa sawit), dan Arachis
hypogea (kacang tanah).
d. Bahan pangan (sayuran) sumber vitamin dan mineral,
misalnya: Brassica oleracea (kubis), Solanum
lycopersicum (tomat), Phasedus vulgaris (buncis), dan
Pisum sativum (kapri).
e. Bahan pangan (buah-buahan) sumber vitamin dan min-
eral, misalnya: Carica papaja (pepaya), Mangifera indica
(mangga), Psidium guajava (jambu biji), Eugenea aquea
(jambu air), dan Citrus sp. (jeruk).
f. Bahan sandang, misalnya: Gossipium sp. (kapas) dan
Boehmeria sp. (rami).
g. g) Bahan pemberi rasa nikmat pada makanan atau yang
lain, misalnya : Coffea sp. (kopi), Camellia sp. (teh),
Theobroma cacao (kakao), dan Nicotiana tabacum
(tembakau).
h. h) Bahan obat-obatan, misalnya: Cinchona succirubra
(kina), Eucalyptus sp. (minyak kayu putih), golongan
Zingiberaceae (kencur, jahe, dan lain-lain).
i. Bahan bangunan, misalnya: Tectona grandis (jati),
Swietenia mahagoni (mahoni), dan Shorea sp. (meranti).
Contoh-contoh tumbuhan angiosperma
1. Tumbuhan dikotil
a. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Monochlamydeae
Ordo Piperales
Famili Piperaceae
Genus Piper
Spesies Piper nigrum (lads)
b. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Monochlamydeae
Ordo Euphorbiales
Famili Euphorbiaceae
Spesies Manihot utilissima (ketela pohon) dan
Euphorbia pulchenrima (kayu merah),
dan Hevea brasiliensis (para)
26
c. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Dialypetalae
Ordo Policarpicae
Famili Annonaceae
Spesies Annona squamosa (srikaya), Annona
muricata (sirsak), Annona reticulata
(buah nona), dan Canangium odo
ratium (kenanga)
d. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Dialypetalae
Ordo Rosales
Famili Mimosaceae
Spesies Leucaena glauca (lamtoro, petai cina),
Parkia speciosa (petai), Mimosa
pudica (putri malu), dan
Pittecellobium lobatum (jengkol)
e. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Dialypetalae
Ordo Rosales
Famili Caesalpiniaceae
Spesies Caesalpinia pulcherrima (kembang
merak), Tamarindus indica (asem),
dan Casia siameae (johar)
f. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Dialypetalae
Ordo Rosales
Famili Papilonaceae
Spesies Phaseolus radiatus (kacang hijau),
Phaseolus vulgaris (kacang bunds),
Arachis hypogaea (kacang tanah),
Soja max (kedelai), dan Vigna
urguiculata (kacang panjang)
g. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
27
Spesies Eugenia caryophillus (cengkih),
Eugenia malaccensis (jambu bol), dan
Psidium guajava (jambu biji)
h. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Ordo Malvaves
Famili Malvaceae
Spesies Gossypium sp. (kapas), Hibiscus
rosasinensis (kembang sepatu), dan
Hubiscus sabdariffa (rosela)
i. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Ordo Rutales
Famili Rutaceae
Spesies Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus
maxcima (jeruk bali), dan Murraila
paniculata (kemuning)
Gambar-10. Kembang sepatu
j. Divisi Spermatophyta (Hibiscus rosasinensis)
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Sympetalae
Ordo Solanales
Famili Solanaceae
Spesies Nicotiana tabacum (tembakau),
Solanum tuberosum (kentang),
Solanum lycopersicum (tomat), dan
Datura metel (kecubung)
k. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Sympetalae
Gambar-11. Kecubung (Datural
Ordo Solanales
metel)
Famili Convolvulaceae
Spesies Ipomoea batatas (ketela rambat) dan
Ipomoea aquatica (kangkung)
l. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Sympetalae
Ordo Solanales
Famili Labiatae
28
Spesies Coleus scutellarioides (miyana/jawer
kotok) dan Ocimum basilicum
(kemangi)
m. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Sympetalae
Ordo Rubiales
Famili Rubiaceae
Spesies Cinchona sccirubra (king), Coffee
canephora (kopi), Morinda citrifolia
(mengkudu), dan Gardenia augusta
(kaca piring)
n. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Dicotyledonae
Subklas Sympetalae
Ordo Cucurbitales
Famili Cucurbitaceae
Spesies Citrullus vulgaris (semangka),
Cucumis sativus (mentimun),
Cucurbita moschata
(labu), dan Momordica charantia
(pare)
2. Tumbuhan Monokotil
a. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Poales
Famili Poaceae (Gramineae)
Spesies Oryza sativa (padi), Zea mays
(jagung), Tritucum sativum (gandum),
Andropogon nardus (serai), Sacharum
officiarum (tebu), Dendrocalamus
riper (bambu betung), Gigantichalaoa
opus (bambu tali), dan Imperata
cylindrica (along-along)
b. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Liliales
Famili Lilianceae
Spesies Lilium longiflorum (lilia gereja),
29
Gloriosa superba (kembang
sungsang), Aloe vera (lidah buaya),
Alium cepa (bawang merah), dan
Alium sativum (bawang putih)
c. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Liliales
Famili Amarullidaceane
Spesies Crinum asiaticum (bakung), dan
Polianthes tuberosa (sedap malam)
d. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Liliales
Famili Dioscoreaceae
Spesies Dioscorea alata (ubi), Dioscorea
hispida (gadung), dan Dioscorea
acuminata (gembili)
e. Divisi Spermatophyta
Gambar-11. Jahe (Zingiber
Subdivisi Angiospermae
officinalis)
Klas Monocotyledonae
Ordo Bromeliales (Farinosae)
Famili Bromeliaceae
Spesies Ananas comosus (nanas)
f. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Orchidales
Famili Orchidaceae
Gambar-12. Kana (Canna sp)
Spesies Phlaenopsis amabulis (anggrek
bulan), Vanda tricolor (vanda),
Arachnis flas-aeris (anggrek kala), dan
Vanilla planifolia (vanili)
g. Divisi Spermatophyta/Antophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Arecales
Famili Araceae
Spesies Colocasia esculentum (talas),
Amorphophallus varabilis (bunga
bangkai), Xanthosoma lindenii (talas
perak), dan Pistia stratiotes (kayu apu)
30
h. Divisi Spermatophyta (Antophyta)
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Arecales
Famili Arecaceae (Palmae)
Spesies Cocos nucifera (kelapa), Elaeis
guinccsis (kelapa sawit), Borassus
flabellifer (siwalan pohon lontar),
Arenga pinnata (aren [enau]), Cala
mus caesius (rotan), Salacca edulis
(salak), Metroxylon sagu (sagu), dan
Phoenix dactylifera (kurma)
i. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Pandanales
Famili Pandanaceae
Spesies Pandanus tectorius (pandan duri) dan
Pandanus samarryllifolius (pandan
wangi)
j. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Cyperales
Famili Cyperaceae
Spesies Fimbristylis globulosa (mendong) dan
Cyperus rotundus (rumput teki)
k. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Zingiberaceae
Spesies Zingiber officinalis (jahe), Curcuma
domestica (kunyit), Alpinia galanga
(laos), Keampferia galanga (kencur)
l. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Cannaceae
Spesies Canna indica (bunga tasbih)
31
m. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Marantaceae
Spesies Maranta arundinacea (umbi garut)
n. Divisi Spermatophyta
Subdivisi Angiospermae
Klas Monocotyledonae
Ordo Zingiberales
Famili Musaceae
Spesies Musa paradisiaca (pisang), Musa
textilis (pisang manila), Ravenala
madagascariensis (pisangkipas)
Kasus
MANUSIA DAN ANGIOSPERMA
Hubungan antara manusia dan angiosperma penyakit kanker. Berdasarkan hasil riset se-
adalah sangat dekat. Mengapa? Karena angio- kelompok peneliti di Amerika Serikat, Dr. Chung
sperma berperan sangat penting dalam kehidupan S. Yang dan koleganya, pada tahun 1993 berhasil
manusia. Seberapa banyak tumbuhan angio- menemukan senyawa aktif bernama EGCG
sperma di sekitar kalian? Sangat banyak! Itulah (epigalokatein-3-0-galat) yang terkandung dalam
beberapa alasan betapa dekatnya hubungan kita teh hijau. Senyawa ini diyakini bermanfaat
dengan kelompok tumbuhan tersebut. sebagai antihipertensi, antioksidan, antikanker,
Manusia selalu berusaha meningkatkan antikarsinogenis, pelindung terhadap sinar UN,
kualitas hidupnya dengan memanfaatkan sumber dan lain-lain. Hanya saja, senyawa aktif tersebut
daya yang ada di sekitamya. Berbagai jenis akan rusak karena adanya pemrosesan (fer-
produk dapat kita peroleh dari angiosperma, mentasi) teh hijau menjadi teh hitam.
mulai dari bahan pangan, obat-obatan, hingga Selain beberapa manfaat langsung yang
bahan kontruksi untuk membangun prasarana dapat kita dapatkan di atas, angiosperma juga
yang dibutuhkan manusia. Sebut saja, misalnya, secara tidak langsung melindungi manusia dari
padi, jagung (makanan pokok), apel, jeruk bahaya erosi dan banjir serta menjaga keter-
(buah-buahan), bayam, wortel (sayur-sayuran), sediaan air dalam tanah. Apa jadinya jika
angiosperma yang tumbuh di hutan dibabat habis
kina, teh (obat-obatan), kayu jati, dan kayu
hanya untuk memperoleh keuntungan ekonomi
meranti (bahan kontruksi). sesaat tanpa diikuti upaya reboisasi? Akibatnya
Dalam dunia obat-obatan, teknologi. Mod- tentu dapat kalian bayangkan sendiri.
ern telah membuktikan manfaat teh hijau yang Sumber: Kehidupan Tumbuhan, 1999;
telah konsumsi manusia dalam mengatasi Kompas, 12 Desember 2003
RANGKUMAN
a. Ciri utama spermatofita adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi seksual.
b. Berdasarkan keadaan biji, spermatofita dikelompokkan menjadi gimnosperma (tumbuhan
berbiji terbuka) dan angiosperma (tumbuhan berbiji tertutup).
c. Beberapa ciri yang membedakan gimnosperma dan angiosperma adalah:
i. Gimnosperma tidak memiliki pembuluh kayu (kecuali Gnetum gnemon), sedangkan
angiosperma memiliki pembuluh kayu.
32
ii. Pada gimnosperma terjadi proses pembuahan tunggal, sedangkan angiosperma terjadi
pembuahan ganda.
d. Saat ini terdapat empat kelompok gimnosperma, yaitu tumbuhan konifer, tumbuhan cycad,
tumbuhan ginkgo, dan tumbuhan gnetofit.
e. Berdasarkan jumlah keping lembaga, angiosperma terbagi menjadi tumbuhan monokotil
(satu keping lembaga) dan tumbuhan dikotil (dua keping lembaga).
f. Spermatofita sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anggota gimnosperma, misalnya
konifer, berguna untuk bahan konstruksi bangunan dan produksi kertas; sedangkan anggota
angiosperma, misalnya Oryza sativa (padi), digunakan oleh sebagian penduduk di dunia
sebagai bahan makanan pokok.
33