Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
PENDIDIKAN BIOLOGI
YOGYAKARTA
2010
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada
huruf biasa) yang biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama orang, dan sebagainya.
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
contohnya
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang dipaki
sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya
keinggris-inggrisan
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah. Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama. Misalnya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri. Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama
jenis. Misalnya:
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure-unsur nama orang. Misalnya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.Misalnya
Dr. doktor
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata didalam nama buku, majalah, surat
kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal. Misalnya
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
1. Gabungan kata ditulis serangkai jika salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi.
Misalnya:
Abdikasi adidaya
Adakala adikuasa
Adakalanya adipura
Agroekonomi agrobisnis
2. Gabungan yang berunsur pun yang lazim dianggap padu ditulis serangkai. Misalnya:
Ataupun maupun
Meskipun Adapun
Bagaimanapun kendatipun
Biarpun walaupun
kalaupun
Khusus kata sekali yang mendapat tambahan pun dapat ditulis terpisah jika pun
ituberarti ‘saja’ dan dapat ditulis serangkai jika hasil gabungannya mempunyai arti yang
sinonim engan meskipun atau walaupun.
Sekali pun dia belum pernah datan ke rumah kami sekalipun sudah tinggal di
kampung ini selama hampir lima tahun
3. Pun yang berarti ‘juga’ atau ‘saja’ ditulis secara terpisah dari kata
yangmendahuluinya.Misalnya: apa pun diperhatikannya, siapa pun boleh datang.
4. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:
5. Per yang berarti ‘mulai’, demi’, dan ‘tiap’ dituliskan terpisah dari kata yanmengikutinya,
sedangkan yang per yang merupakan imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya per hari, per bulan, satu per satu,
6. Jika gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, gabungan kata itu
ditulisserangkai. Misalnya: menggarisbawahi, menandatangani,
mempertanggungjawabkan, pengambilalihan
7. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di
antarakedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-
Afrikanisme
8. Kata di dan ke yang merupakan kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: di depan, ke depan, di atas, ke atas disamping, ke samping
9. Gabungan dari dengan pada, ke dengan pada, ke dengan mari, dan ke dengan hendak
ditulis serangkai. Misalnya:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.
Bawa kemari gambar itu!
Percayalah bahwa semua ini bukan kehendak saya.
10. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Misalnya duta besar, mata pelajaran, orang tua, simpang empat,
kambing hitam, meja tulis
11. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahan
pngertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsure
yang bersangkutan. Misalnya alat panang-dengar, buku sejarah-baru, orang tua-muda
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik. Misalnya:
Muh. Yamin
Bpk. bapak
2. Bentuk singkat atau bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya
ditulis dengan menggunakan huruf kecil semua tanpa diikuti tanda titik. Misalnya:
3. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti tanda titik. Misalnya:
4. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik. Misalnya:
Cm sentimeter L liter
kg kilogram
6. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf capital
dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:
2. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungn
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
3. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya
1. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga pilihan yang berikut.
Misalnya:
Bab II Tingkat XX
2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Namun, bila lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata itu terdiri
atas beberapa yang dipakai secara berurutan, lambang bilangan itu ditulis dengan angka.
Misalnya: Kendaraan yang ditempah untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak,
dan 100 bemo.
3. Lambang bilangan yang dipakai dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan
cek, dapat ditulis dengan angka dan huruf sekaligus. Misalnya: Telah dijual sebidang tanah
seluas 2.000 (dua ribu) meter dengan harga Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).
5. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka arab atau angka romawi.
Angka arab : 0, 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8
6. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat. Misalnya Jalan Tanah Abang I No. 15
7. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya
Surat Yasin:9
8. Penulisan lambing bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
dua belas 12
setengah
tiga perempat
satu persen
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,
atau Inggris. Kata-kata seperti ambil, bawa, duduk, gigi, minum, dan ikan, misalnya, merupakan
kata Indonesia asli. Kata-kata seperti telaah, jamak, insan, insinyur, dan jelita, misalnya,
merupakan kata serapan.
Kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat berasal dari bahasa serumpun dan dari bahasa
asing. Kata-kata seperti paceklik, pabean, bopong, sogok, dan pacek, misalnya, merupakan kata
serapan dari bahasa serumpun, sedangkan kata-kata seperti ikhtiar, masinis, paket, dan palsu,
misalnya, merupakan serapan dari bahasa asing. Kata-kata serapan itu dapat dikelompokkan me-
nurut taraf integrasinya menjadi tiga golongan, yaitu:
1. kata-kata yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi
diubah ejaannya, misalnya sirsak, iklan, otonomi, akal, dongkrak, pikir, paham, dan
aki;
2. kata asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle
cock, real estate, spare part, dan lift; dan
3. kata asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.
haemoglobine hemoglobin
(04) ai tetap ai
(05) au tetap au
calomel kalomel
vocal vokal
central sentral
circulation sirkulasi
accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
accent aksen
accessory aksesori
charisma karisma
cholera kolera
check cek
China Cina
echelon eselon
chiffon sifon
(13) e tetap e
atmosphere atmosfer
system sistem
phoneme fonem
morpheme morfem
(15) ea tetap ea
idealist idealis
ideal ideal
team tim
(17) ei tetap ei
eicosane eikosan
eidetic eidetik
(18) eo tetap eo
geometry geometri
geology geologi
(19) eu tetap eu
eugenol eugenol
euphony eufoni
(20) f tetap f
factor faktor
fossil fosil
(21) g tetap g
energy energi
gene gen
(22) gh menjadi g
sorghum sorgum
spaghetti spageti
igue ige
gigue gige
iambus iambus
ion ion
politiek politik
riem rim
hierarchy hierarki
patient pasien
(27) iu tetap iu
calcium kalsium
premium premium
(28) ng tetap ng
congress kongres
contingent kontingen
foetus fetus
oenology enologi
exploitatie exploitasi
exploitation eksploitasi
cartoon kartun
pool pul
coordination koordinasi
cooperative kooperatif
gouverneur gubernur
contour kontur
(34) ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
(35) ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
(36) pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
(37) q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
(38) rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
scandium skandium
scotopia skotopia
scenography senografi
scintillation sintilasi
schema skema
schizophrenia skizofrenia
ratio rasio
action aksi
(43) th menjadi t
theocracy teokrasi
theology teologi
(44) u tetap u
unit unit
unique unik
(45) ue tetap ue
suede sued
duet duet
(46) ui tetap ui
equinox ekuinoks
conduite konduite
(47) uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
(48) uu menjadi u
prematuur prematur
vacuum vakum
(49) v tetap v
vitamin vitamin
television televisi
xanthate xantat
xenon xenon
executive eksekutif
taxi taksi
exception eksepsi
excess ekses
(53) xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excommunication ekskomunikasi
excursive eksursif
yakitori yakitori
yangonin yangonin
yttrium itrium
dynamo dinamo
(56) z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
1. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Namun, jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf,
tanda titik itu tidak dipakai. Misalnya:
a. 1. Patokan Umum
1.2 Ilustrasi
1.2.2 Tabel
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menyatakan
jumlah. Misalnya:
Dasar-dasar Manajemen
4. Tanda titik tidak dipakai untuk singkatan penunjuk uang seperti rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya. Misalnya:
5. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan jam.
Misalnya
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya:
Mereka bukan pemain yang penuh bakat, melainkan pemain yang hanya memiliki keinginan
kuat.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Biasanya anak kalimat itu didahului oleh kata karena, agar, bahwa, walaupun, meskipun,
biarpun, manakala, bila, apabila, jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya, dan asalkan.
Misalnya:
Karena harus menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu juga, ia terpaksa membatalkan
rencananya untuk bekunjung kepada saudaranya di kota.
Agar swasembada di bidang beras dapat kita pertahankan, para petani diharapkan dapat
bekerja lebih keras lagi dan konsisten menerapkan Pancausaha Tani.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Kata atau ungkapan penghubung antarkalimat itu antara lain adalah oleh
karena itu, oleh sebab itu, sehubungan dengan itu, jadi, namun, selanjutnya, lagi pula,
tambahan lagi, tambahan pula, meskipun begitu, sebenarnya, sebetulnya, kalau begitu, selain
itu, di samping itu, bahkan, kemudian, walaupun demikian, meskipun demikian, sebaliknya,
dalam pada itu, akhirnya, misalnya, contohnya,dan malahan. Misalnya:
Hiasan dinding dari makrame juga bagus. Bahkan, makrame juga dapat dibuat selendang atau
sal.
1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang trpisah oleh pergantian
baris. Misalnya:
Suku kata yang berupa satu vokal (huruf hidup) tidak boleh ditempatkan pada ujung baris atau
pangkal baris. Misalnya:
telah disampaikan……
beranjak……
Bukan:
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
Kukuran baru itu memudahkan kita me-
ngukur kelapa.
Namun, akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris supaya tidak terdapat satu huruf saja pada
pangkal baris.
Daftar Rujukan
-------. 2001, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan & Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.