You are on page 1of 19

RESUME BAHASA INDONESIA

MENGENAI EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa indonesia

Dosen pengampu : Nuryani, S.Pd.,M.A.

Disusun oleh :

ATIKAH OKTAVIANI 08680024

PENDIDIKAN BIOLOGI

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

A. Pemakaian huruf kapital

Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada
huruf biasa) yang biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama orang, dan sebagainya.

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
contohnya

bangsa Indonesia

suku Sunda

bahasa Inggris

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang dipaki
sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya

mengindonesiakan kata asing

keinggris-inggrisan

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah. Misalnya:

bulan Agustus tahun Hijriah

hari Galungan Perang Candu

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tarikh Masehi

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama. Misalnya

Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan bangsanya

Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya:

Asia Tenggara Pegunungan Jayawijaya

Banyuwangi Ngarai Sianok


Kali Brantas Lembah Baliem

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri. Misalnya:

berlayar ke teluk menyeberangi selat

mandi di kali pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama
jenis. Misalnya:

garam inggris kacang bogor

gula jawa pisang ambon

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure-unsur nama orang. Misalnya

Amir Hamzah Wage Rudolf Supratman

Dewi Sartika Ampere

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukuran. Misalnya:

mesin diesel

10 volt

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa Yayasan ilmu-ilmu Sosial

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:

“Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto Adik bertanya “Itu apa, Bu?”

Surat Saudara sudah saya terima “Silakan duduk, Dik!”kata Ucok

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita


Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:

Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.Misalnya

Dr. doktor

M.A. master of arts

S.H. sarjana hukum

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata didalam nama buku, majalah, surat
kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal. Misalnya

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra

B. Penulisan Gabungan Kata

Gabungan kata ditulis dengan aturan sebagai berikut.

1. Gabungan kata ditulis serangkai jika salah satu unsurnya hanya dipakai dalam kombinasi.
Misalnya:

Abdikasi adidaya

Adakala adikuasa

Adakalanya adipura

Agroekonomi agrobisnis

Namun, gabungan kata seperti berikut ditulis terpisah.

Andai kata kerja sama

Ibu kota sering kali

Inti sari simpang siur

2. Gabungan yang berunsur pun yang lazim dianggap padu ditulis serangkai. Misalnya:

Ataupun maupun
Meskipun Adapun

Bagaimanapun kendatipun

Biarpun walaupun

kalaupun

Khusus kata sekali yang mendapat tambahan pun dapat ditulis terpisah jika pun
ituberarti ‘saja’ dan dapat ditulis serangkai jika hasil gabungannya mempunyai arti yang
sinonim engan meskipun atau walaupun.

Sekali pun dia belum pernah datan ke rumah kami sekalipun sudah tinggal di
kampung ini selama hampir lima tahun

3. Pun yang berarti ‘juga’ atau ‘saja’ ditulis secara terpisah dari kata
yangmendahuluinya.Misalnya: apa pun diperhatikannya, siapa pun boleh datang.

4. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:

Kutulis, kudengar, kautulis, kaudengar

5. Per yang berarti ‘mulai’, demi’, dan ‘tiap’ dituliskan terpisah dari kata yanmengikutinya,
sedangkan yang per yang merupakan imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misalnya per hari, per bulan, satu per satu,

6. Jika gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, gabungan kata itu
ditulisserangkai. Misalnya: menggarisbawahi, menandatangani,
mempertanggungjawabkan, pengambilalihan
7. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di
antarakedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-
Afrikanisme
8. Kata di dan ke yang merupakan kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: di depan, ke depan, di atas, ke atas disamping, ke samping

9. Gabungan dari dengan pada, ke dengan pada, ke dengan mari, dan ke dengan hendak
ditulis serangkai. Misalnya:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.
Bawa kemari gambar itu!
Percayalah bahwa semua ini bukan kehendak saya.
10. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Misalnya duta besar, mata pelajaran, orang tua, simpang empat,
kambing hitam, meja tulis

11. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahan
pngertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsure
yang bersangkutan. Misalnya alat panang-dengar, buku sejarah-baru, orang tua-muda

C. Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik. Misalnya:

Muh. Yamin

M.B.A. master of business administration

S.E. sarjana ekonomi

Bpk. bapak

2. Bentuk singkat atau bentuk pendek yang diambil atau dipotong dari bentuk lengkapnya
ditulis dengan menggunakan huruf kecil semua tanpa diikuti tanda titik. Misalnya:

ekspres bentuk singkat dari kereta api ekspres

harian bentuk singkat dari surat kabar harian

mingguan bentuk singkat dari majalah mingguan


bulanan bentuk singkat dari majalah bulanan

3. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf masing-masing diikuti tanda titik. Misalnya:

a.n. atas nama d.a. dengan alamat

u.p. untuk perhatian u.b. untuk beliau

4. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik. Misalnya:

dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya

dst. dan seterusnya sda. sama dengan atas


5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Misalnya

Cu Kuprum TNT trinitrotoluene

Cm sentimeter L liter

kg kilogram

6. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi,
serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf capital
dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

KTP Kartu Tanda Penduduk

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

1. Akronim nama diri ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:

Kowani Kongres Wanita Indonesia

Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi

2. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungn
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:

pemilu pemilihan umum

rapim rapat pimpinan

tilang bukti pelanggaran

rudal peluru kendali

3. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya

ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia


D. Angka dan Lambang Bilangan

1. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga pilihan yang berikut.
Misalnya:

Paku Buwono X Paku Buwono ke-10

Bab II Tingkat XX

Bab ke-2 Bab kedua

2. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf.
Misalnya:

Buku ini terdiri atas dua jilid.

Kami memesan dua puluh kilogram jeruk.

Namun, bila lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata itu terdiri
atas beberapa yang dipakai secara berurutan, lambang bilangan itu ditulis dengan angka.
Misalnya: Kendaraan yang ditempah untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 helicak,
dan 100 bemo.

3. Lambang bilangan yang dipakai dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan
cek, dapat ditulis dengan angka dan huruf sekaligus. Misalnya: Telah dijual sebidang tanah
seluas 2.000 (dua ribu) meter dengan harga Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

4. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya:

Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu

5. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka arab atau angka romawi.

Angka arab : 0, 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8

Angka romawi : I, II, III, IV, VI, VII, VIII,IX,

6. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat. Misalnya Jalan Tanah Abang I No. 15

Hotel Indonesia, Kamar 169

7. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya

Bab X, Pasal 5, halaman 252

Surat Yasin:9
8. Penulisan lambing bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.

a. bilangan utuh. Misalnya

dua belas 12

dua puluh dua 22

b. bilangan pecahan, misalnya

setengah

tiga perempat

satu persen

E. Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain,
baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,
atau Inggris. Kata-kata seperti ambil, bawa, duduk, gigi, minum, dan ikan, misalnya, merupakan
kata Indonesia asli. Kata-kata seperti telaah, jamak, insan, insinyur, dan jelita, misalnya,
merupakan kata serapan.

Kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat berasal dari bahasa serumpun dan dari bahasa
asing. Kata-kata seperti paceklik, pabean, bopong, sogok, dan pacek, misalnya, merupakan kata
serapan dari bahasa serumpun, sedangkan kata-kata seperti ikhtiar, masinis, paket, dan palsu,
misalnya, merupakan serapan dari bahasa asing. Kata-kata serapan itu dapat dikelompokkan me-
nurut taraf integrasinya menjadi tiga golongan, yaitu:

1. kata-kata yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu lagi
diubah ejaannya, misalnya sirsak, iklan, otonomi, akal, dongkrak, pikir, paham, dan
aki;

2. kata asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle
cock, real estate, spare part, dan lift; dan

3. kata asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.

(01) aa (Belanda) menjadi a

baal bal octaaf oktaf

(02) ae, jika tidak bervariasi dengan e, tetap ae


aerobe aerob aerolit aerolit

aerosol aerosol aerodynamics aerodinamika

(03) ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e

anaemia anemia haematite hematit

haemoglobine hemoglobin

(04) ai tetap ai

caisson kaison trailer trailer

(05) au tetap au

autotrophe autotrof caustic kaustik

(06) c di muka a, o, u, dan konsonan menjadi k

calomel kalomel

vocal vokal

(07) c di muka e, i, oe, dan y menjadi s

central sentral

circulation sirkulasi

(08) cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k

accomodation akomodasi

acculturation akulturasi

(09) cc di muka e dan i menjadi ks

accent aksen

accessory aksesori

(10) ch dan cch di muka a, o, dan konsonan menjadi k

charisma karisma

cholera kolera

(11) ch yang lafalnya c menjadi c


charter carter

check cek

China Cina

(12) ch yang lafalnya s atau sy menjadi s

echelon eselon

chiffon sifon

(13) e tetap e

atmosphere atmosfer

system sistem

(14) e yang tidak diucapkan ditanggalkan

phoneme fonem

morpheme morfem

(15) ea tetap ea

idealist idealis

ideal ideal

(16) ea, jika lafalnya i, menjadi i

team tim

(17) ei tetap ei

eicosane eikosan

eidetic eidetik

(18) eo tetap eo

geometry geometri

geology geologi

(19) eu tetap eu

eugenol eugenol
euphony eufoni

(20) f tetap f

factor faktor

fossil fosil

(21) g tetap g

energy energi

gene gen

(22) gh menjadi g

sorghum sorgum

spaghetti spageti

(23) gue menjadi ge

igue ige

gigue gige

(24) i pada awal suku kata di muka vokal tetap i

iambus iambus

ion ion

(25) ie (Belanda), jika lafalnya i, menjadi i

politiek politik

riem rim

(26) ie (Inggris), jika lafalnya bukan i, tetap ie

hierarchy hierarki

patient pasien

(27) iu tetap iu

calcium kalsium

premium premium
(28) ng tetap ng

congress kongres

contingent kontingen

(29) oe (oi Yunani) menjadi e

foetus fetus

oenology enologi

(30) oi (Belanda, Inggris) tetap oi

exploitatie exploitasi

exploitation eksploitasi

(31) oo yang lafalnya u menjadi u

cartoon kartun

pool pul

(32) oo (vokal ganda) tetap oo

coordination koordinasi

cooperative kooperatif

(33) ou, jika lafalnya u, menjadi u

gouverneur gubernur

contour kontur

(34) ph menjadi f

phase fase

physiology fisiologi

(35) ps tetap ps

pseudo pseudo

psychiatry psikiatri

(36) pt tetap pt
pterosaur pterosaur

pteridology pteridologi

(37) q menjadi k

aquarium akuarium

frequency frekuensi

(38) rh menjadi r

rhapsody rapsodi

rhombus rombus

(39) sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk

scandium skandium

scotopia skotopia

(40) sc di muka e, i, dan y menjadi s

scenography senografi

scintillation sintilasi

(41) sch di muka vokal menjadi sk

schema skema

schizophrenia skizofrenia

(42) t di muka i menjadi s jika lafalnya s

ratio rasio

action aksi

(43) th menjadi t

theocracy teokrasi

theology teologi

(44) u tetap u

unit unit
unique unik

(45) ue tetap ue

suede sued

duet duet

(46) ui tetap ui

equinox ekuinoks

conduite konduite

(47) uo tetap uo

fluorescein fluoresein

quorum kuorum

(48) uu menjadi u

prematuur prematur

vacuum vakum

(49) v tetap v

vitamin vitamin

television televisi

(50) x pada awal kata tetap x

xanthate xantat

xenon xenon

(51) x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif

taxi taksi

(52) xc di muka e dan i menjadi ks

exception eksepsi

excess ekses
(53) xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk

excommunication ekskomunikasi

excursive eksursif

(54) y tetap y jika lafalnya y

yakitori yakitori

yangonin yangonin

(55) y menjadi i jika lafalnya i

yttrium itrium

dynamo dinamo

(56) z tetap z

zenith zenit

zirconium zirkonium

F. Pemakaian Tanda Baca

(a) Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Namun, jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf,
tanda titik itu tidak dipakai. Misalnya:

a. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menyatakan
jumlah. Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.


3. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya:

Pengantar Ilmu Ekonomi

Dasar-dasar Manajemen

4. Tanda titik tidak dipakai untuk singkatan penunjuk uang seperti rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya. Misalnya:

Rp10.000,00 10.000,00 rupiah

US$3.50 3.50 dolar Amerika

5. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya

Ayahku tinggal di Solo.

Biarlah mereka duduk di sana

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan jam.
Misalnya

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

(b) Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya:

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Mereka bukan pemain yang penuh bakat, melainkan pemain yang hanya memiliki keinginan
kuat.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Biasanya anak kalimat itu didahului oleh kata karena, agar, bahwa, walaupun, meskipun,
biarpun, manakala, bila, apabila, jika, jikalau, kalau, andaikata, seandainya, dan asalkan.
Misalnya:

Karena harus menyelesaikan pekerjaannya pada hari itu juga, ia terpaksa membatalkan
rencananya untuk bekunjung kepada saudaranya di kota.
Agar swasembada di bidang beras dapat kita pertahankan, para petani diharapkan dapat
bekerja lebih keras lagi dan konsisten menerapkan Pancausaha Tani.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Kata atau ungkapan penghubung antarkalimat itu antara lain adalah oleh
karena itu, oleh sebab itu, sehubungan dengan itu, jadi, namun, selanjutnya, lagi pula,
tambahan lagi, tambahan pula, meskipun begitu, sebenarnya, sebetulnya, kalau begitu, selain
itu, di samping itu, bahkan, kemudian, walaupun demikian, meskipun demikian, sebaliknya,
dalam pada itu, akhirnya, misalnya, contohnya,dan malahan. Misalnya:

Hiasan dinding dari makrame juga bagus. Bahkan, makrame juga dapat dibuat selendang atau
sal.

(C) Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang trpisah oleh pergantian
baris. Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada ju

-ga cara yang baru

Suku kata yang berupa satu vokal (huruf hidup) tidak boleh ditempatkan pada ujung baris atau
pangkal baris. Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masalah itu

telah disampaikan……

walaupun sakit, mereka tidak mau

beranjak……

Bukan:

Beberapa pendapat mengenai masalah i-

tu telah disampaikan ....

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-

ukur panas.
Kukuran baru itu memudahkan kita me-

ngukur kelapa.

Namun, akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris supaya tidak terdapat satu huruf saja pada
pangkal baris.

Daftar Rujukan

-------. 2001, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan & Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya.

You might also like