You are on page 1of 17

Ryan Budianto 1

Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

JALAN RAYA DAN PERKERASAN JALAN


#1
MAKALAH TRANSPORTASI 1

Disususn Oleh:
RYAN BUDIANTO (ryan.budianto@civilforfuture.com)

www.civilforfuture.com
www.civilforfuture.com/transportasi

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 2
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pembangunan akan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
sedang berkembang dengan pesat. Antara lain mulai dari bidang teknologi, teknik, sistem
komunikasi, sosial sampai bahasa pun sedang berkembang dengan pesat. Salah satunya
adalah bidang teknik sipil yang merupakan suatu cabang ilmu teknik yang mempelajari
tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.

Salah satu yang berkembang pesat dari bidang teknik sipil adalah pembangunan
berbagai jalan raya sebagai penghubung antara kota yang satu dengan kota yang lain, sistem
transportasi, dan semua aspek yang bermanfaat bagi masyarakat misalnya ekonomi, sosial,
politik dan teknologi. Di Indonesia pembangunan jalan raya saat ini sedang berkembang
pesat, baik di kota-kota besar maupun di daerah. Hal ini dilakukan untuk memajukan dan
menyeimbangkan suatu sistem dan segala aspek agar tercipatanya kemajuan dari segala
bidang bagi seluruh wilayah di Indonesia.

Salah satu hal yang sekarang sedang dilakukan adalah perkerasan jalan, dimana ini
dilakukan untuk menciptakan suatu jalan yang bermanfaat dan mendukung kegiatan
transportasi suatu daerah.

Oleh Karena itu, kami menyusun karya tulis ini untuk mengkaji, menjelaskan dan
mengulas salah satu hal kecil dari perencaan geometric suatu jalan raya yaitu perkerasan jalan
raya untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di lingkungan akademisi.

1.2 Rumusan Masalah


i. Apa saja tipe-tipe jalan yang digunakan di Indonesia?
ii. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan?
iii. Apa yang membedakan perkerasan lentur dan perkerasan kaku?
iv. Bagaimana cara melakukan pelaksanaan perkerasan?
1.3 Tujuan
i. Mengetahui tipe-tipe jalan.
ii. Mengetahui ap yang dimaksud dengan perkerasan jalan.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 3
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

iii. Dapat membedakan antara perkerasan lentur dan kaku.


iv. Mengetahui cara pelaksanaan perkerasan.
1.4 Pembatasan Masalah

Makalah ini hanya membahas tentang JALAN RAYA DAN PERKERASAN


JALAN.

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan ini adalah pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif


melalui referensi yang ada.

1.6 Data dan Sumber data


Data dan sumber data didapat dari materi kuliah, sumber-sumber pustaka
dan unduh internet.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 4
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

BAB II
KONSTRUKSI JALAN RAYA

2.1 Pengertian Jalan


Jalan dalam arti yang luas adalah sepias ruang baik di udara, air maupun darat
yang khusus dan pantas digunakan untuk perhubungan lalu lintas antara beberapa
tempat di muka bumi. Perencanaan geometric adalah bagian dari perencanaan jalan
dimana geometric atau dimensi yang nyata dari suatu jalan besrta bagian-bagiannya
disesuaikan dengan tuntutan, sifat lalu lintas dan keadaan lapangan sehingga di dapat
suatu perencanaan geometric yang efisien, aman dan nyaman dalam pertimbangan
ekonomi yang layak.

2.2 Penggolongan Jalan

a. Berdasarkan Geometrik
1. Jalan Utama (Kelas I) adalah jalan raya yang melayani lulu lintas penting
atau yang tinggi antara kota-kota penting sehingga harus direncanakan
dapat melayani lalu lintas cepat dan gerak.
2. Jalan Sekunder adalah jalan yang melayani lalu lintas cukup tinggi antara
kota penting dengan kota yang lebih kecil disektarnya.
3. Jalan terhubung yaitu jalan untuk keperluan aktivitas daerah dan juga
dipakia sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama
dan berbeda.
b. Berdasarkan Pengelola
1. Jalan Negara atau Nasional, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum
ditjen Bina Marga pusat.
2. Jalan propinsi, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum propinsi
dengan pengawasan ditjen Bina Marga pusat.
3. Jalan Kabupaten atau kota, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum
Kabupaten dengan bantuan Pemda.
4. Jalan Khusus jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau badan
hukum atau perseorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.
Contoh: Jalan tol, jalan dalam lingkungan daerah pertambangan dll.
c. Berdasarkan fungsinya

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 5
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

1. Jalan Arteri, jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri


perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien.
2. Jalan kolektor, jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan cirri perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah
jalan dibatasi.
3. Jalan local, jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
d. Berdasarkan cukai
1. Jalan cukai, disebut juga jalan tol adalah jalan umum yang digunakan
tariff tertentu bagi si pemakai jalan yang besarnya tergantung pada jenis
kendaraan.
2. Jalan bebas cukai, jalan yang dipakai untuk umum tanpa dikenakan tariff
atau cukai.
e. Berdasarkan Hambatan
1. Jalan bebas hambatan (Free way), jalan lintas cepat dimana sepanjang
jalan semua persilanga adalah persilangan tidak sebidang.
2. Jalan tidak bebas hambatan (High way), jalan dimana terdapat
persilangan-persilangan sebidang.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 6
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

BAB III

PERKERASAN JALAN

Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang diletakan diatas lapis pondasi dengan
ketebalan tertentu dan dapat menahan beban lalu lintas serta kedap air agar air tidak
merembes ke lapis dibawahnya tapi dapat mengalirkan air ke tepi jalan.

Aggregat yang dipakai adalah batu pecah, batu belah dan batu kali serta hasil samping
peleburan baja. Sedangkan bahan pengikatnya yaitu aspal, semen, dan tanah liat.

3.1 Jenis-jenis Perkerasan Jalan

3.1.1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan


pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan
beban lalu lintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan.

3.1.1.1 Lapisan-lapisaan tersebut adalah:

a) Lapisan Permukaan (Surface Coarse)

Merupakan lapisan jalan yang paling atas. Lapisan itu berfungsi sebagai:

 Lapisan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi untuk


menahan roda selama masa pelayanan.
 Lapisan kedap air, air hujan yang jatuh tidak menyerap langsung ke
lapisan bawah.
 Lapis aus, lapisan ulang yang langsung menderita gesekan akibat roda
kendaraan.
 Lapis-lapis yang menyebabkan beban ke lapisan dibawahnya sehingga
dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.

Lapis permukaan berdasarkan fungsinya:

 Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.


 Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 7
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

Bahan-bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah


dengan semen atau kapur. Aspal diperlukan agar lapisan dapat kedap air
dan memeberikan bantuan tegangan tarik yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban lalu lintas.

Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan umur rencana


serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaan yang sebesar-besarnya.

b) Lapisan Pondasi atas(Base Coarse)


Adalah bagian lapisan yan terletak antara lapis permukaan dengan lapis
pondasi bawah. Fungsi lapisan pondasi atas adalah:
a. Menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke
lapisan bawah.
b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondsi bawah.
c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
c) Lapisan Pondasi Bawah (Sub-base Coarse)

Lapisan yang terletak antara lapisan pondsi atas dan tanah dasar. Fungsi
pondasi lapisan bawah adalah:

d. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.


e. Efisiensi penggunaan material.
f. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
g. Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondsi
atas.

Bahannya dari bermacam-macam bahan setempat (CBR>20%, PI<10%)


yang relatif jauh lebih baik dengan tanah dasar dapat digunakan sebagai
bahan pondasi atas.

d) Tanah dasar (Subgrade)


Adalah permukaan tanah dasar/asli yang dipadatkan. Kekuatan dan
keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat tanah ini.
Persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah:
 Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen)
 Sifat kembang susut dari tanah tertentu akibat kadar air

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 8
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

 Daya dukung tanah yang tidak merata


 Lendutan atau lendutan balik.

Lapis Penetrasi (Macadam) merupakan suatu lapisan perkerasan yang terdiri


dari gabungan agregat bergradasi terbuka dan seragam yang diatasnya
disemprotkan bahan pengikat berupa aspal dan dipadatkan, bila untuk lapis
permukaan perlu diberi laburan aspal kemudian ditutup dengan pasir/abu batu.
Sedangkan Prime coat, Tack coat merupakan lapisan yang berada antara lapis
bawah dan atas dan berfungsi sebagai lapis resap pengikat dan aspal dibakar pada
suhu sedang .

3.1.1.2 Cara perkerasan lentur terdiri atas :

I.Cara Panas dengan disiram atau dicampur

a. Cara Panas disiram dikenal dengan nama :


 Burda merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi
agregat dan dikerjakan dua kali berturut turut dengan tebal padat
maksimum 3,5 cm.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 9
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

 Burtu merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi
agregat bergradasi sama,dengan tebal padat maksimum 2 cm
 Buras merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi
pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inchi (agregat halus)

b. Tata cara pelaksanaan panas disiram:


i. Permukaan harus bersih dan rata bila perlu dileveling.
ii. Siramkan aspal panas secara merata langsung disusul dengan
penebaran agregat secara merata.
iii. Lakukan penggilasan dengan PTR pada kecepatan 4-5 km/jam,
dipakai 4-6 lintasan sehingga agregat tertanam dengan baik 2-6 jam.
iv. Dibuka untuk lalulintas dengan kecepatan sedang (25 km/jam)
trgantung jenis aspal.

Gambar 1.6 perkerasan dengan cara panas disiram

c. Cara Panas dicampur dikenal dengan nama :


 Laston merupakan lapisan konstruksi jalan yang terdiri dari campuran
aspal keras,agregat dengan gradasi menerus dicampur dalam keadaan
panas, kemudian dihampar dan dipadatkan pada panas tertentu dan
menjadi bagian lapisan jalan

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 10
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

 Lataston merupakan lapis aus yang terdiri dari campuran agregat


bergradasi timpang, filler, aspal keras dengan perbandingan tertentu
dicampur dalam keadaan panas, kemudian dihamparkan dan
dipadatkan pada panas tertentu dg ketebalan 2,5 cm s/d 3 cm.
 Latasir merupakan lapis aus yang terdiri dari campuran pasir/agregat
halus, filler, aspal keras dengan perbandingan tertentu dicampur dalam
keadaan panas, kemudian dihamparkan dan dipadatkan pada panas
tertentu dengan ketebalan 1-2 cm.

d. Tata cara pelaksanaan panas dicampur:


i. Pelaksanaan pencampuran bahan :
 Agregat dipanaskan sampai 175 °C kemudian disemprotkan aspal
panas dan diaduk kemudian disimpan dalam Pan dan siap
didistribusikan ke DumpTruck untuk dikirim ke lokasi proyek.
ii. Pengiriman harus sesegera mungkin agar campuran tidak menjadi
dingin.
iii. Penggelaran harus dengan suhu minimum 115°C dan cuaca cukup
mendukung (tidak hujan) dan permukaan jalan sudah diberi tack coat
atau prime coat dan dimulai dari yang terjauh.
iv. Pemadatan awal dilakukan dengan tire roller dengan kecepatan 3-4
km/jam pada 2-4 lintasan dipakai berat 6-8 ton tergantung kelas jalan
(Breakdown Rolling).
v. Pemadatan antara langsung dilakukan dengan Pneumatic Tire Roller
10-12 ton dengan kecepatan 5-10 km/jam pada 4-6 lintasan memakai
tekanan angin 70-100 Psi (Intermediate Rolling). Ini tergantung pada
kelas jalan.
vi. Pemadatan akhir dengan Tire Roller atau Three Wheel Roll 8-10 ton
dengan kecepatan 5-8 km/jam sampai alur roda pemadat tidak terlihat.
Setelah 60°C atau kurang atau 2-4 jam kemudian lalulintas sudah dapat
dibuka.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 11
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

Gambar 1.7 perkerasan dengan cara panas dicampur

II. Cara Dingin dengan disiram atau dicampur


a. Cara dingin dicampur dikenal dengan nama:
 Lapis Aspal Buton Agregat (Lasbutag)

Merupakan lapisan konstruksi jalan yang terdiri dari agregat Aspal Buton
dan bahan pelunak yang dicampur kemudian dieramkan dan dipadat kan
pada suhu lapangan.

 Lapis Tipis Aspal Buton Murni (Latasbum)

Merupakan lapis penutup yang terdiri dari agregat halus, Asbuton, bahan
pelunak yang dicampur kemudian dieramkan dan dipadatkan pada suhu
lapangan dengan ketebalan sekitar 1 cm padat.

b. Tata cara pelaksanaan cara dingin dicampur:


i. Pelaksanaan pencampuran tidak boleh dilakukan sekaligus sebaiknya
50% dari kapasitas molen/mixer .
ii. Kemudian agregat + 25 % bahan pelunak diaduk.
iii. Selanjutnya tambahkan asbuton + 75 % bahan pelunak.
iv. Setelah merata di turunkan dan dibawa ke tempat pemeraman,
dihampar setinggi 10 cm dan tinggi penimbunan maximam 1 meter.
v. Setelah 2-4 hari baru dihampar untuk lapis perkerasan jalan, sebelum
dihampar permukaan harus kering, bersih dan telah diberi Prime/tack
coat ketebalan hamparan harus memperhatikan tebal padat maximum.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 12
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

vi. Pemadatan awal dengan tire roll 2-4 pass dengan kecepatan 3-4
km/jam.
vii. Pemadatan antara dengan Pneumatic Tire Roll 4-6 pass dengan
kecepatan 4-5 km/jam.
viii. Pemadatan akhir 5-6 km/jam dengan TR/TWR sebanyak 2-3 Pass.
ix. Sedangkan Latasbum bisa hanya dg TR 4-6 ton atau lebih tergantung
kelas jalan dengan 4-6 pass.
x. Teak Coat / Prime Coat lapis resap pengikat yang berada antara lapisan
pondasi atau lapisan lama dengan lapisan diatasnya dan berfungsi
mengikat kedua lapisan tersebut .
xi. Bahan yang dipakai aspal emulsi, setelah dicampur dengan air
kemudian disiramkan dengan ukuran tertentu pada suhu lapangan.

Gambar 1.87 perkerasan lentur

3.1.2 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan yang digunakan menggunakan bahan ikat semen Portland, plat


beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah tanah dasar dengan
atau tanpa pondasi atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu
lintas sebagian besar di pikul oleh plat beton.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 13
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

Jenis-jenis perkerasan kaku antara lain:

3.1.2.1 Perkerasan Beton semen

Adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung
(tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan,
terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis
permukaan beraspal.
Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama
diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar
sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan
dan perubahan kadar air selama masa pelayanan.
Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan
merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang
berfungsi sebagai berikut :
a. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
b. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-
tepi pelat.
c. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.
d. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang
rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya. Bila diperlukan tingkat kenyaman
yang tinggi, permukaan perkerasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis
campuran beraspal setebal 5 cm.
Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4 jenis :
a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan
Yaitu perkerasan kaku yang tidak menggunakan tulangan pada
strukturnya, kecuali pada bagian sambungannya.
b. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan
Konstruksi perkerasan ini selain menggunakan sistem sambungan juga
menggunakan tulangan pada strukturnya. Penulangan pada struktur ini

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 14
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

tidak mempengaruhi kekuatan strukturnya tetapi hanya mengurangi


terjadinya keretakan-keretakan akibat adanya penyusutan.
c. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan
Jenis ini tidak mempunyaisistem sambungan pada strukturnya. Namun
dengan adanya tulangan menerus ini perkerasan beton bisa mempunyai
panjang lebih dari 30 meter.
d. Perkerasan beton semen pra-tegang
Perkerasan ini juga menggunakan sistem sambungan atau transverse
joint pada arah memanjang dan melintang. Dengan menggunakan sistem
prategang maka akan mengurangi keretakan.
e. Rolled Compacted Concrete Pavement (RCCP)
Perkerasan beton semen tanpa tulangan dan kadar rendah sehingga
slump dihasilkan adalah nol.
Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk :
a. Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh
penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.
b. Memudahkan pelaksanaan.
c. Mengakomodasi gerakan pelat.
Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan antara lain :
a. Sambungan memanjang
b. Sambungan melintang
c. Sambungan isolasi
Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint sealer),
kecuali pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint
filler).

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 15
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

Gambar 1.9 Pembuatan lapisan macadam Gambar 2.0Pembuatan lean concrete

3.1.2.2. Perkerasan Komposit


Yaitu perkerasan kaku dengan plat beton semen sebagai lapis pondasi dan
aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering digunakan
sebagai runway lapangan terbang.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 16
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Jalan Raya merupakan sepias ruang baik di udara, air maupun darat yang khusus
dan pantas digunakan untuk perhubungan lalu lintas antara beberapa tempat di
muka bumi.
2. Di Indonesia jalan di kelompokkan berdasarkan geometrik, berdasarkan pengelola,
berdasarkan fungsinya, berdasarkan hambatan dan berdasarkan cukai.
3. Perkerasan Jalan adalah adalah suatu lapisan yang diletakan diatas lapis pondasi
dengan ketebalan tertentu dan dapat menahan beban lalu lintas serta kedap air agar
air tidak merembes ke lapis dibawahnya tapi dapat mengalirkan air ke tepi jalan.
4. Perkerasan Lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan.
5. Perkerasan Kaku adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat semen
Portland, plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah tanah dasar
dengan atau tanpa pondasi atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah.
Beban lalu lintas sebagian besar di pikul oleh plat beton.
6. Pada pelaksanaan perkerasan suatu jalan kita harus memperhatikan kondisi
lingkungan sekitar apakah mendukung atau tidak (ex:cuaca), dan juga kita harus
dapat memperhitungkan sesuatu yang tidak kita perkirakan agar jalan bisa selesai
tepat pada waktunya.

Saran:

Dalam melakukan perkerasan jalan memang diperlukan dari beberapa disiplin ilmu agar jalan
bisa dibuat sesuai rencana. Profesionalisme dalam merancang suatu jalan diperlukan agar
jalan tersebut bisa bermanfaat pada nantinya.

www.civilforfuture.com
Ryan Budianto 17
Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

DAFTAR PUSTAKA

Barnabas, Peter L. tahun. Perkerasan Jalan. Kota: Penerbit

NN. 2009. Lapisan Permukaan Jalan. Kota:Penerbit

Prihutomo, Nuzul Barkah.2009. Konstruksi Perkerasan Kaku.Depok:Politeknik Negeri


Jakarta.

Wiyono, Eko. 2009. Konstruksi Jalan Raya. Depok: Politeknik Negeri Jakarta

www.civilforfuture.com

You might also like