You are on page 1of 47

Dokumen Teknis

PROPOSAL TEKNIS

KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN


DAN PEMURNIAN NIKEL DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI


DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN
PANAS BUMI

Halaman III-1
Dokumen Teknis

KATA PENGANTAR

Ass. Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepda Allah SWT atas terselesaikannya


Proposal Teknis untuk Pekerjaan KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN
FASILITAS PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI
SULAWESI TENGGARA.

Proposal ini disusun dalam rangka mengikuti Pelelangan Pekerjaan di


lingkungan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal
Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

Dengan disampaikannya Proposal ini kami berharap dapat memenuhi


kreteria serta maksud dan tujuan dari pekerjaan studi ini dimana diperlukannya
masukan dan saran kebijakan sebagai dukungan serta acuan terlaksananya
Program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Demikian Proposal teknis ini disampaikan untuk dapat dijadikan sebagai


pegangan penawaran kualitas dari kami. Atas perhatian dan kesempatan yang
telah diberikan kami ucapkan terima kasih.

Was. Wr. Wb.

PT. ADITAMA INFOCON

____________________
Direktur Utama

Halaman III-2
Dokumen Teknis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAGIAN-1 PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2. Maksud Dan Tujuan.......................................................................................................5
1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan..............................................................................................6
1.4. Sasaran................................................................................................................................7
1.5. Hasil Yang Diharapkan......................................................................................................7
BAGIAN-2 PENGALAMAN PERUSAHAAN KONSULTANSI BIDANG YANG
SEJENIS.............................................................................................................................9
BAGIAN-3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI ......................................................10
3.1. Pemahaman Terhadap KAK...........................................................................................10
3.2. Metodologi ........................................................................................................................11
3.3. Hasil Kerja........................................................................................................................27
BAGIAN-4 KUALIFIKASI TENAGA AHLI KONSULTAN SERTA STRUKTUR
ORGANISASI KONSULTAN..........................................................................................37
Tenaga Ahli..............................................................................................................................37
Jadwal Alokasi/Penempatan Tenaga Ahli.............................................................................38
4.3. Struktur Organisasi..........................................................................................................39
4.4. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli......................................................................40
BAGIAN-5 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN....................................................45
BAGIAN-6 KUALIFIKASI TENAGA AHLI..................................................................46
6.1. Surat Pernyataan dari Tenaga Ahli.................................................................................46
6.2. Tingkat Pendidikan..........................................................................................................46
6.3. Pengalaman Kerja Profesional........................................................................................46
6.4. Referensi Dari Pengguna Jasa.........................................................................................46
6.5. Daftar Riwayat Hidup......................................................................................................46
6.6. Copy Ijazah.......................................................................................................................46
6.7. Copy NPWP......................................................................................................................46
6.8. Copy KTP..........................................................................................................................46
6.9. Copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Ps. 21...................................................................46
6.10. Copy SPT PPh Orang Pribadi dan SSPnya..................................................................46
6.11. Dokumen Pendukung Lainnya......................................................................................46
BAGIAN-7 PENUTUP.....................................................................................................47

Halaman III-3
Dokumen Teknis

PROPOSAL TEKNIS

KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN DAN


PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAGIAN-1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

a. Gambaran Umum Singkat

Besarnya potensi sumber daya nikel nasionai mencapai 1.338.182.200


ton, dengan cadangan sebesar 627.810.000 ton, sedangkan produksi nikel
nasional pada tahun 2008 adalah 7.105.330 ton. Memperhatikan kondisi tersebut
di atas, maka akan jauh lebih besar lagi manfaat yang dapat diperoleh oleh
negara apabila ke depan selanjutnya kita mengekspor nikel dalam bentuk nikel
yang telah diolah terlebih dahulu di dalam negeri. Disampmg merupakan
penerapan langkah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi nikel, ha! ini juga
berdampak terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja karena
industri/pabrik pengolahan nikel membutuhkan banyak tenaga kerja. Efek positif
lain yang dapat menyertai rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan
pemurnian nikel jika jadi terwujud adalah triger pembangunan ekonomi daerah
yang menjadi lokasi pembangunan tersebut.

Kebijakan tersebut di atas telah dituangkan dalam Undang-undang No 4


tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pasal 102, Pasal 103
dan Bab XXV (Ketentuan Peralihan), Pasal 170, berbunyi: ”Perusahaan wajib
meningkatkan nilai tambah sumberdaya mineral dan atau batubara dalam
pelaksanaan penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pemanfaatan
mineral dan batubara”, sedangkan pada Pasal 104 berbunyi: ”perusahaan yang
lelah berproduksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil
penambangan di dalam negeri, selambat-tambatnya 5 (lima) tahun sejak UU No.
4 Tahun 2009 diundangkan". Berdasarkan ini maka perusahaan yang teiah
berproduksi, wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri
selambat-lambatnya pada tahun 2014.

Perlu juga diperhatikan adanya Undang-Undang No 25 Tahun 2007


tentang Penanaman Modal Pasal 3 (ayal 2) yaitu bahwa tujuan dan
penyelenggaraan penanaman modal adalah diantaranya berupa:

1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional


2. menciptakan lapangan kerja,
3. meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan,
4. meningkatkan daya saing dunia usaha nasional,
5. meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional,
6. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan,
7. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

Halaman III-4
Dokumen Teknis

menggunakan dana yang berasal, baik dan dalam negeri maupun dari luar
negeri; dan
8. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Maka sangat tepat dan beralasan jika ke depannya rencana


pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Indonesia (khususnya
di Bahudopi) dapat diwujudkan dan dimatangkan terlebih dahulu melalui sebuah
kajian yang khusus.

Disamping beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, adanya tren


peningkatan kebutuhan dunia terhadap nikel sebagai akibat dan semakin
pesatnya pembangunan di negara-negara berkembang maupun negara maju,
tentunya menjadi suatu keuntungan bagi Indonesia. Jika selama ini negara kita
hanya mengirimkan hasil produksi bijih nikel maka akan sangat bijak jika dapat
kita olah terlebih dahulu sehingga meningkatkan nilai jualnya. Berdasarkan haI
tersebut maka sangat perlu dilaksanakan suatu kerja tim yang bertujuan untuk
melakukan kajian pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di
Bahudopi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang bermuara
akhirnya pada peningkatan penerimaan negara.

b. Dasar Hukum

Ketentuan pada Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan


Mineral dan Batubara, Pasal 102, Pasa! 103, Pasal 104, dan Bab XXV
(Ketentuan Peralihan) dan Pasa! 170 mengamanatkan bahwa dalam
pengusahaan pertambangan mineral dan batubara nasional maka perusahaan
diwajibkan untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
Pengolahan dan pemurnian ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan
badan usaha atau perusahaan yang lelah mendapalkan IUP alau IUPK, dan hal
ini merupakan bagian dan upaya meningkatkan nilai tambah hasil produksi
mineral dan batubara dalam negeri

Selanjutnya berdasarkan ketentuan pada Undang-Undang No 25 Tahun


2007 tentang Penanaman Modal. Dalam undang-undang tersebut, bidang usaha
pertambangan sepenuhnya terbuka bagi investor baik luar negeri maupun dalam
negeri, namun lebih ditekankan untuk meningkalkan nilai tambah dan produk
nasional.

1.2. Maksud Dan Tujuan

a. Maksud Kegjatan

Melakukan kajian terhadap kelayakan, kesiapan, dan kemampuan


Pemenntah Daerah dan Pemerintah Pusat menerima investasi pembangunan
dan pengoperasian fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di wilayah
Bahudopi, pada khususnya, dan Kabupaten pada umumnya di Provinsi Sulawesi
Tenggara

Halaman III-5
Dokumen Teknis

b. Tujuan Keqiatan

Menciptakan peningkatan nilai tambah terhadap produk


pertambangan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara umum, serta meningkatkan investasi dan
penerimaan Negara.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan dan kegunaannya, maka


ruang lingkup dari kegiatan ini adalah:

a. Uraian Kegiatan

Kegiatan kajian kajian peluang investasi pembangunan fasilitas


pengolahan dan pemurnian Nikel meliputi:

1) Studi literatur

Mengumpulkan informasi dan mempelajari data-data yang


berkaitan dengan pengolahan dan pemurnian nikel.

2) Pengumpulan data di lapangan (wilayah studi)

a) Persiapan pelaksanaan dan pelaporan


b) Sumber data, instrumen dan teknik pengumpul data
c) Pengumpulan data terkait dengan aspek-aspek yang
berkaitan dengan kajian peluang investasi pembangunan
fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi.
Kabupaten Konawe, provinsi Sulawesi Tenggara, meliputi
hal-hal yang sudah ada dan yang direncanakan, baik oleh
Pemda maupun oleh Pemenntah Pusal sebagai berikut:

 potensi nike! dan wilayah izin eksploitasi maupun


eksplorasi bahan galian nikel yang ada di wilayah studi,
 infrastruktur dan kesiapan daerah dalam penyiapan
infrastruktur kebutuhan investasi Daerah
 pasokan energi dan elektrifikasi di wilayah studi,
 investasi yang sudah masuk ke wilayah studi
termasuk investasi smelter,
 jalur transportasi di wilayah studi,
 kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di
wiiayah studi,
 Pendapat Pemerintah Daerah dari berbagai institusi
yang terkait dengan studi (Bappeda, BPID, Dinas

Halaman III-6
Dokumen Teknis

Pertambangan dan Energi, Dinas Kehutanan, Dinas Tata


Ruang, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, dll)

3) Rapat koordinasi dan konsolidasi

Melakukan koordinasi dan rapat konsinyering dengan Pemerintah


Daerah dan Instansi terkait serta para Akademisi untuk membahas
data dan informasi hasil temuan di lapangan serta issu terkait
dengan penyusunan kajian rencana pembangunan fasilitas
pengolahan dan pemurnian nikel, sehingga akan didapatkan feed
back dari peserta rapat sebagai tambahan informasi.

4) Mengumpulkan informasi dan masukan serta saran dari hasil rapat


untuk bahan penyusunan kajian.

5) Penyusunan kajian dan evaiuasi terhadap rencana pembangunan


fasilitas pengolahan dan pemurnian nikei.

b. Batasan Kegiatan

Kegiatan penyusunan kajian rencana pembangunan fasilitas


pengolahan dan pemurnian nikel dilakukan pada wilayah studi yang
meliputi wilayah Bahudopi pada khususnya dan Kabupaten Konawe pada
umumnya, di Provinsi Sulawesi Tenggara dimana terdapat potensi nikel.

1.4. Sasaran

Adanya sebuah panduan buku kajian peluang investasi pembangunan


fasilitas pengolahan dan pemurnian Nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe,
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tersedianya berbagai data dan informasi mengenai kelayakan,


kesiapan, dan kemampuan suatu daerah didalam menerima investasi
pengolahan dan pemurnian nikel, termasuk didalamnya nilai Kebutuhan investasi
apabila dibangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di Bahudopi.

1.5. Hasil Yang Diharapkan

Dengan adanya kajian ini hasil yang diharapkan, Pemerintah khususnya


Departemen ESDM memiliki acuan dalam upaya Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara, sbb:

a. Mampu menyediakan informasi potensi sumberdaya nikel di Bahudopi,


Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Mampu menyediakan teknologi proses pengolahan dan pemurnian bijih


nikel dari Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara

Halaman III-7
Dokumen Teknis

c. Mampu menyediakan infrastruktur pendukung pembangunan pabrk


pengolahan dan pemurnian bijih nikel dari Bahudopi, Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara

d. Mampu menyediakan informasi sarana transportasi dalam pembangunan


pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara

e. Tersedianya informasi kesiapan Daerah dalam pembangunan pabrik


pengolahan dan pemurnian bijih nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara.

Halaman III-8
Dokumen Teknis

BAGIAN-2 PENGALAMAN PERUSAHAAN


KONSULTANSI BIDANG YANG SEJENIS
(Dilengkapi & disisi oleh perusahaan)

Halaman III-9
Dokumen Teknis

BAGIAN-3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan oleh pihak ketiga (Konsultan)
dengan supervisi dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat
Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi sebagai berikut:

3.1. Pemahaman Terhadap KAK

a. Tujuan Kegiatan

Melakukan kajian terhadap kelayakan, kesiapan dan kemampuan


Pemerintah Daerah menerima investasi pembangunan dan pengoperasian
fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di wilayah Bahudopi, pada
khususnya dan Kabupaten Konawe pada umumnya di Provinsi Sulawesi
Tenggara

(Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009, Penjelasan Pasal 103 ayat 1 :


Kewajiban untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri,
antara lain, untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai tambah dari
produk, tersedianya bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan penerimaan negara)

b. Lingkup/Aspek Utama Kegiatan

1. Studi Literatur
o Geologi dan sumberdaya nikel di Bahudopi Propinsi
Sulawesi tenggara
o Produksi dan konsumsi nikel dunia
o Produksi nilel Indonesia dan penggunaannya
o Teknologi Proses pengolahan dan pemurnian nikel

2. Pengumpulan data di lapangan


o Perijinan dan tumpang tindih lahan
o Infratruktur
o Transportasi
o Pelabuhan
o Pasokan energi
o Sosial Ekonomi

c. Kajian Teknis Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian


Nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe pada umumnya di Provinsi
Sulawesi Tenggara

Melalui teknologi proses pengolahan dan pemurnian nikel yang


dipilih, dilakukan kajian teknis pembangunan fasilitas pengolahan
dan pemurnian nikel di Bahudopi, Kabupaten Konawe Provinsi

Halaman III-10
Dokumen Teknis

Sulawesi Tenggara mengacu pada type, kuantitas dan kualitas


nikel di Bahudopi, ketersediaan infrastruktur dan kondisi sosial dan
ekonomi Daerah.

3.2. Metodologi

3.2.1. Analisa Masalah dan Langkah Pemecahan

Dilakukan untuk memperoleh data maupun klarifikasi informasi dari


berbagai instansi terkait. Koordinasi terutama dilakukan dengan Instansi
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral,
Batubara dan Panas Bumi, kepala daerah, bupati, pejabat pemerintahan lokal,
dan kepala lembaga swadaya masyarakat.

3.2.1.1. Metode Survey

Pelaksanaan penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas


Pengolahan Dan Pemurnian Nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan
dengan menggunakan jasa pihak ke tiga (konsultan).

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Konsultan adalah
meliputi persiapan tim kerja, penyiapan sarana dan perlengkapan kerja,
pembuatan program kerja, persiapan pengumpulan dan penyusunan
berbagai Dokumen yang terkait dengan dengan pekerjaan ini:

• Konsolidasi Tim Kerja, di mana semua tim pelaksana harus mengetahui


lingkup dan tugas yang akan dikerjakan sehingga output akhir sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini
• Pembuatan Jadwal Kerja Utama secara detail
• Koordinasi dan Penyusunan Proposal:
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan ahli-ahli dibidang-bidang
yang terkait, serta dalam rangka memberikan arahan dan masukan yang
dituangkan dalam bentuk proposal dan laporan-laporan kegiatan.
• Studi Literatur
Dilaksanakan dalam upaya untuk mencari masukan-masukan dengan cara
mencari data dan informasi pembanding terhadap kondisi yang ada.
• Mengadakan diskusi dengan pihak pemberi kerja untuk mendapatkan
informasi dan arahan yang dibutuhkan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan.
• Penentuan Lokasi Survey dan Responden (di bahudopi, Kab. Konawe,
Provinsi Sulawsei Tenggara).
• Pembuatan draft kuisioner dan checklist data-data/responden yang akan
dicari/diinterview bila diperlukan.

Halaman III-11
Dokumen Teknis

• Melakukan koordinasi dengan pihak Pemilik Proyek, seperti pembuatan


surat-surat/administrasi atau contact person dari responden yang
dikunjungi sebelum turun ke lapangan/survei (bila diperlukan).
• Persiapan survei lapangan.
• Jenis dan Teknis Pengumpulan Data
• Dalam kajian ini terdapat 2 (dua) jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasill melakukan wawancara,
observasi/survei dan penyebaran angket, sedangkan data sekunder
diperoleh dari data yang telah ada di beberapa instansi terkait yang
terlibat didalam kajian ini (studi pustaka).
• Melakukan pengumpulan data-data sekunder yaitu melalui instansi teknis
yang terlibat didaerah penelitian dan studi literatur;
• Melakukan pengumpulan data-data primer yang diharapkan dapat
memberi gambaran terhadap situasi, kondisi yang sebenarnya (sampling
data);
• Melakukan Benchmarking/pembanding informasi yang ada.

b. Pengumpulan, pengelompokan dan pengolahan Data dan Informasi


(Data Sekunder)

Data dan informasi yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan dan


ditabulasi‚ selanjutnya dianalisa guna penyusunan Laporan Kerangka Acuan
Penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan
Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari hasil wawancara
mendalam melalui in-depth interview dan peralatan kuesioner yang ada,
kemudian diperoleh pula data sekunder berupa publikasi.

Selanjutnya dilakukan pengolahan, analisa, pengkajian dan pengelompokan


dalam rangka menghasilkan Tersedianya berbagai data dan informasi
mengenai kelayakan, kesiapan, dan kemampuan suatu daerah didalam
menerima investasi pengolahan dan pemurnian nikel, termasuk didalamnya
nilai Kebutuhan investasi apabila dibangun fasilitas pengolahan dan
pemurnian di Bahudopi.

3.2.1.2. Metode Analisis

Proyek ini merupakan kajian segitiga mencakup pengumpulan dan analisa


dari data primer dan sukender, meliputi: secondary analysis dari dokumentasi
perusahaan, dampak yang timbul; semi-structured interviews dengan pemegang
saham lokal (kepala daerah, bupati, pejabat pemerintahan lokal, kepala lembaga
swadaya masyarakat, dan kepala komunitas keagamaan); feedback from
interviewees, yang akan diundang untuk mengkaji ulang rangkuman wawancara
dari hasil wawancara mereka sebelumnya.

Pelaksanaan pengumpulan data baik primer maupun sekunder dilakukan oleh


pihak ketiga bekerjasama dengan Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Pusat dan
instansi terkait serta instansi penanaman modal daerah.

Halaman III-12
Dokumen Teknis

Kerangka Pendekatan

Perumusan metodologi adalah mutlak dilakukan dalam rencana


pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana disebutkan dalam Dokumen Rencana
Kerja, pokok tugas dan tanggung jawab Konsultan Pelaksana dalam hal ini
adalah melakukan kegiatan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan
Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.
.
Untuk mencapai sasaran tugas seperti yang telah digariskan dalam
Kerangka Acuan Kerja, maka Konsultan Pelaksana akan mengembangkan
metoda kerja yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Adapun diagram alir kerangka metodologi dan pendekatan analisis yang
digunakan ini diilustrasikan pada gambar 3.2.1 di bawah ini.

Halaman III-13
Dokumen Teknis

PERSIAPAN, KOMPILASI DATA & ANALISIS & EVALUASI, DISKUSI PANEL, FINALISASI
INFORMASI, SURVEY

Identifikasi Identifikasi
Stakeholders Narasumber
Focus Group Peserta
Discussion Diskusi Panel
Instansi
Pemerintah

Dunia Usaha/ Analisis & Narasumber :


Industri Evaluasi Pembicara

Komponen
Masyarakat
Draft Konsep
Usulan Kajian
Penyusunan Rencana Kerja &
Kegiatan Pelaksanaan
Pelaksanaan
Duskusi Panel
Identifikasi Data &
Informasi

Kompilasi Kompilasi
Data & Informasi Data & Informasi Draft Konsep Konsep
Sekunder Primer (Survey)
Usulan Kajian Usulan Kajian dan
Rekomendasi
Peraturan dan Penyebaran
kebijakan/ regulasi
Konsultatif
Kuesioner
Wawancara Ya
Referensi/acuan/literatur Proses Verifika
Publikasi/Penelitian/ Pengkajian si
Peraturan dan Pelaporan
Karya Ilmiah/Studi
kebijakan/ regulasi
Tida
Opini/Pemikiran
Implementasi k
Pakar/Ahli/Narasumber
Informasi Lainnya Peraturan dan
kebijakan/ regulasi

Halaman III-14
Dokumen Teknis

Adapun pokok-pokok metoda yang akan dikembangkan oleh Konsultan


Pelaksana dan akan digunakan dalam menyusun strategi dan langkah kerja
nantinya, meliputi:
 Proses persiapan pekerjaan.
 Proses pengumpulan data dan informasi.
 Proses analisis pekerjaan.
 Proses diskusi panel.
 Proses finalisasi.

Pokok-pokok kegiatan tersebut memiliki suatu bagan alir yang secara


sistematis akan disajikan pada gambar 3.2.2. pada halaman berikut ini.

Halaman III-15
Dokumen Teknis

Gambar 3.2.2.
Metodologi Pelaksanaan
Pekerjaan

Rencana kerja & Identifikasi stakeholder :


kegiatan Instansi pemerintah
Persiapan Masyarakat
Industri/dunia usaha
Identifikasi
data & informasi

Referensi/literatur
Kebijakan & peraturan Pengumpulan
Dan lain-lain Data & Informasi

Permasalahan program
Survey
Tantangan & hambatan

Analisis
dan Evaluasi
Analisis Kelayakan,
Kesiapan dan
kemampuan dalam Visi dan Misi
Pembangunan Fasilitas
investasi
Pengolahan & Pemurnian Nikel
Analisis Lingkungan
Eksternal & Internal
(SWOT) Draft Konsep
Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan & Pemurnian Nikel

Diskusi Panel

Pengkajian
Rencana Pembangunan
Fasilitas Pengolahan &
Pemurnian Nikel

LAPORAN
Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan & Pemurnian Nikel

Halaman III-16
Dokumen Teknis

3.2.2. Rencana Kerja

Pekerjaan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian


Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara akan dimulai setelah diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pemberi Kerja. Pekerjaan ini akan
dilaksanakan selama 5 (lima) bulan.
Konsultan Pelaksana mengajukan jadual kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai sasaran yang diharapkan sebagaimana yang telah ditetapkan pada
Kerangka Acuan Kerja. Jadual kegiatan kerja ini digambarkan sebagai hubungan
antar bagian pekerjaan satu dengan yang lainnya dalam tiap-tiap fase yang
berlandaskan kerangka waktu. Pengaturan jadual kegiatan ini diharapkan dapat
menjamin keefektifan tim Konsultan Pelaksana dalam penanganan pekerjaan.
Agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
dan untuk mempertajam hasil analisis dan evaluasi, Konsultan Pelaksana
menggunakan metode koordinatif yang dipahami dengan kegiatan interaksi
dengan Tim Counterpart (Tim Pendamping dan Pengarah Dep. ESDM Direktorat
Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi) dan pihak yang berkepentingan
lainnya guna memperoleh masukan dan arahan.

Pelaksanaan metode koordinatif dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

 Tahap perencanaan pekerjaan. Metode koordinatif pada tahapan ini


dilakukan untuk mendapatkan arahan dari Tim Counterpart mengenai
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Konsultan Pelaksana dalam
melakukan pekerjaan. Dalam pertemuan dan diskusi ini pihak Konsultan
Pelaksana memberikan pandangan dan pemahaman awal terhadap
pekerjaan yang bertujuan untuk mendapatkan masukan, instruksi, dan revisi
sehingga pencapaian keluaran dan hasil pekerjaan dapat sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Pandangan dan pemahaman yang
disampaikan meliputi :
- Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan.
- Identifikasi kebutuhan data primer dan sekunder.
- Identifikasi daerah/wilayah yang merupakan lokasi untuk studi lapangan.
- Jadual pelaksanaan pekerjaan.
- Rencana kerja yang akan dilakukan selanjutnya.

 Tahap pelaksanaan pekerjaan. Metode koordinatif yang digunakan


pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pada 3 (tiga) kegiatan :
a). Pengumpulan data & informasi.
b). Analisis dan evaluasi yang dilakukan untuk penyusunan draft
laporan.
c). Verifikasi dokumen draft Konsep laporan dari hasil proses
pengkajian dan konsultatif.
Sesuai dengan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang telah diajukan pada
bagian sebelumnya, termasuk pemahaman dan tanggapan Konsultan
17
Dokumen Teknis

Pelaksana terhadap KAK, maka rencana kerja konsultan secara umum terdiri
atas :
- Penyusunan rencana kerja dan kegiatan pelaksanaan.
- Identifikasi kebutuhan data dan informasi.
- Identifikasi stakeholders dan narasumber terkait.
- Pengumpulan data dan informasi sekunder.
- Pengumpulan data dan informasi primer : survey.
- Pelaksanaan analisis dan evaluasi meliputi :
-
a. Identifikasi parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
b. Analisis parameter-parameter tersebut.
c. Pelaporan.
Setiap bagian dari rencana kerja tersebut terbagi atas 4 (empat) bagian dari
siklus rencana kerja yang akan digunakan oleh Konsultan Pelaksana. Tujuan
dari penggunaan siklus rencana kerja oleh Konsultan Pelaksana adalah :

1. Penyusunan dokumen Konsep yang mengacu pada kebutuhan


pelaksanaan pekerjaan.
2. Ketepatan Konsultan Pelaksana terhadap tata kelola waktu dan biaya
yang telah dipersyaratkan oleh pihak Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi.

Siklus Rencana Kerja Penyusunan


KAJIAN RENCANA PEMBANGUNAN FASILITAS PENGOLAHAN
DAN PEMURNIAN NIKEL Dl PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PLAN DO CHECK

CORRECT

Siklus tersebut memperlihat bahwa setiap bagian dari rencana kerja Konsultan
Pelaksana yang akan dipaparkan lebih detail pada Jawal Pelaksanaan Pekerjaan
akan dimulai dari Perencanaan, Pengerjaan, Evaluasi dan Perbaikan.

3.2.3. Inovasi

Indonesia memiliki kekayaan sumber nikel yang melimpah yang diolah oleh
berbagai perusahaan pertambangan di Indonesia.. Sebagian besar produksi bijih
nikel yang diproduksi tersebut diekspor ke Jepang. Ironisnya, untuk memenuhi
kebutuhan nikel dalam negeri, Indonesia harus mengimpor kembali nikel yang
18
Dokumen Teknis

sudah diolah di Jepang.

Pengembangan industri pengolahan pemurnian nikel, seperti antara lain melalui


proses Mond dapat meningkatkan nilai tambah kekayaan nikel bagi
perkekonomian nasional.

Ada beberapa teknologi proses pengolahan dan pemurnian nikel selain


menggunakan proses Mond, seperti; Pengolahan Biji Nikel Laterit Dan
Peningkatan Perolehan Total Nikel Dan Kobal Pada Proses Leaching Bijih Nikel
Laterit. Bijih nikel laterit merupakan salah satu sumber bahan logam nikel yang
banyak terdapat di Indonesia, diperkirakan mencapai 11% cadangan nikel dunia.
Bijih nikel yang kandungan nikelnya lebih kecil dari 2% belum termanfaatkan
dnegan baik. Proses pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah pada bijih nikel
laterit jenis limonit dan jenis saprolit telah berhasil dilakukan.
Selain itu, telah ditemukan cara untuk memperbaiki kinerja proses leaching
dengan AAC (Ammonia Ammonium Carbonate ) terhadap bijih nikel laterit kadar
rendah yang kandungan magnesiumnya sampai 15 % yaitu dengan penambahan
bahan aditif baru seperti kokas dan garam NaCl yang digabungkan dengan aditif
konvensional sulfur ke dalam pellet. Pengolahan dengan AAC saat ini
mempunyai kelemahan perolehan total nikel dan kobalnya rendah.

Kegunaan

• Untuk mengolah bijih nikel laterit berkadar rendah


• Dapat meningkatkatkan perolehan total nikel dan kobal dari proses leaching
dengan AAC, terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang kandungan
magnesiumnya (Mg) tinggi.

Keuntungan teknis/ekonomis

• Ekstraksi kobal dari bijih nikel laterit lebih tinggi dibandingkan proses lain
• Pemakaian energi lebih murah karena bahan reduktor yang digunakan adalah
batubara
• Tidak diperlukan alat pembangkit gas CO atau H2
• Proses reduksi/metalisasi dapat dilakukan secara selektif dan dapat dikontrol
dengan mudah
• Menghindari oksidasi kembali logam nikel dan kobal dengan dialirkannya gas
berkadar oksigen < 1 % selama proses pendinginan
• Proses pelarutan cukup dengan menggunakan asam sulfat encer
• Unsur besi yang ikut terlarut dapat diperkecil
• Dapat meningkatkan perolehan total nikel dan kobal yang mencapai 75 –
89,89 % untuk nikel dan 35 – 47,77 % untuk kobal dari proses leaching
dengan AAC terhadap bijih nikel laterit kadar rendah yang berkadar
magnesium 15 %

19
Dokumen Teknis

PROSES PENAMBANGAN (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

Endapan nikel laterit di Soroako terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang
terbentang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km.
Sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara.

Operasi penambangan nikel PT Inco di Soroako digolongkan sebagai tambang terbuka dengan
tahapan sebagai berikut:

Pemboran, pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna
mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut

Pembersihan dan pengupasan, lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian
dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna
tambang.

Penggalian, lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke stasiun
penyaringan.

Pemisahan, bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir hasil penyaringan
bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk akhir bijih tipe Barat adalah – 4/-2 inci.

Penyimpanan, bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk pengurangan kadar air
secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses pengeringan dan penyaringan ulang di pabrik.

Penghijauan, lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining yang dilakukan
20
Dokumen Teknis

sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa dan dibuang ke daerah purna
tambang, untuk selanjutnya dilakukan landscaping, pelapisan dengan lapisan tanah pucuk,
pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase sebelum proses penghijauan/penanaman ulang
dilakukan.

PROSES DI PABRIK (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

Pabrik pengolahan PT Inco di Soroako mempunyai kapasitas produksi 72.500 ton nikel setahun.
Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di
atas 75 persen.

Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:

21
Dokumen Teknis

Pengeringan di Tanur Pengering, bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan – 25 mm.

Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi, untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

Peleburan di Tanur Listrik, untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa
lelehan matte dan terak.

Pengkayaan di Tanur Pemurni, untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen
menjadi di atas 75 persen.

Granulasi dan Pengemasan, untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

ALAT YANG DIGUNAKAN (ILUSTRASI)

Sumber: Foto doc PT. INCO

22
Dokumen Teknis

PUSAT KENDALI (ILUSTRASI)

23
Dokumen Teknis

Sumber: Foto doc PT. INCO

HASIL PRODUKSI (ILUSTRASI)

24
Dokumen Teknis

Sumber: Foto doc PT. INCO

3.2.4. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR)

Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa bumi, air


dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini
merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk
memanfaatkan potensi kekayaan sumberdaya alam mineral dan energi yang
dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang
berkelanjutan.

Sumberdaya alam mineral dan energi memiliki ciri-ciri khusus yang memerlukan
pendekatan sesuai dengan pengembangannya. Ciri khusus sektor pertambangan
yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pertambangan, antara lain
sumberdaya alam pertambangan menempati sebaran ruang tertentu di dalam
bumi dan dasar laut, terdapat dalam jumlah terbatas dan pada umumnya tak
terbarukan. Pengusahaannya melibatkan investasi dan kegiatan sarat risiko,
yang seringkali harus padat modal dan teknologi. Proses penambangan memiliki
potensi daya ubah lingkungan yang tinggi. Hasil tambang mineral dan energi
mempunyai fungsi ganda, terutama sebagai sumber bahan baku industri dan
energi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Usaha
pertambangan mampu berperan sebagai penggerak mula dan ujung tombak
pembangunan daerah, di samping perannya dalam memenuhi hajat hidup
25
Dokumen Teknis

masyarakat luas.

Potensi bijih nikel di Indonesia sudah diketahui sejak lama. Indonesia dikenal
sebagai negara yang memiliki kandungan bahan tambang yang besar, baik yang
telah maupun yang belum ditambang. Pasar nikel dunia tetap kuat hingga saat
ini, dan permintaan nikel dunia semakin meningkat terutama negara-negara
Eropa dan Asia.

Lokasi Penambangan PT. ANTAM


Proyek
ProyekSGA
SGAdengan
denganHJG
HJG Proyek
ProyekCGA
CGATayan
Tayan Mornopo
Mornopo
(Bauksit)
(Bauksit) (Bauksit)
(Bauksit) (Bijih
(BijihNikel)
Nikel)
Gee
Gee
Geomin
Geomin (Bijih
(BijihNikel)
Nikel)
(Unit
(UnitEksplorasi)
Eksplorasi) Pomalaa
Pomalaa
(Feronikel
(Feronikeldan
dan Tanjung
TanjungBuli
Buli
Kijang Bijih
BijihNikel)
Nikel) (Bijih
(BijihNikel)
Nikel)
Kijang
(Bauksit)
(Bauksit)
Pearl
Pearl
Project
Project
Logam
LogamMulia
Mulia (Nikel)
(Nikel)
(Pengolahan
(Pengolahandan
dan
Pemurnian
PemurnianLogam Weda
Logam CFPP
CFPP WedaBayBay
Mulia)
Mulia) Project
Project
Project Project
(Nikel)
(Nikel)
Pongkor
Pongkor
(Emas)
(Emas) Proyek
ProyekStainless
StainlessSteel
Steel Proyek
ProyekStainless
StainlessSteel
Steel
Proyek
ProyekSGA
SGAJV JV JV
JVdgn
dgnJindal
Jindal JV
JVdgn
dgnTsingshan
Tsingshan
Unit Operasi dng
dngRusal
Rusal (Nikel)
(Nikel) (Nikel)
(Nikel)
(Bauksit)
(Bauksit)
Proyek Pengembangan

Kegiatan Antam Terintegrasi dari Eksplorasi Hingga Pemasaran (Direct Selling)


Sumber: PT. ANTAM

Disamping bijih nikel sangat dibutuhkan metode dan teknologi yang mumpuni
untuk pengelolaan dan pengolahannnya. Sistem penambangan yang diterapkan
adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining) dengan membuat jenjang
(Bench) sehingga terbentuk lokasi penambangan yang sesuai dengan kebutuhan
penambangan. Metode penggalian dilakukan dengan cara membuat jenjang
serta membuang dan menimbun kembali lapisan penutup dengan cara back
filling dan dengan sifat selective mining yang diterapkan per blok penambangan
serta menyesuaikan kondisi penyebaran bijih nikel.

Kegiatan penambangan yang dilakukan di perusahaan ini terdiri dari :


pembabatan (Clearing), pengupasan Overburden (Top Soil dan Limonit),
penggalian dan pengangkutan (Saprolit) dan pembuatan jenjang (bench).
Ekstraksi bahan mineral dengan sistem tambang terbuka sering menyebabkan
terpotongnya puncak bukit dan menimbulkan lubang yang besar. Seperti halnya
pada tambang nikel, bila tidak dilakukan reklamasi lahan pasca penambangan
maka akan menghasilkan relief morfologi yang ekstrim, berupa bukit atau
gundukan dan cekungan-cekungan besar. Pada waktu musim hujan, cekungan
besar tersebut berubah menjadi danau. Dampak negatif pasca penambangan
nikel terhadap kondisi fisik permukaan bumi seperti tersebut bertolak belakang
dengan kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.
26
Dokumen Teknis

Dunia pertambangan sering dianggap sebagai perusakan alam dan lingkungan,


oleh karena itu negara dengan cadangan tambang yang cukup besar seperti
Indonesia selain harus memiliki metoda dan teknologi yang mumpuni dalam
dunia pertambangan juga sudah harus memiliki pedoman standar lingkungan
pertambangan.

Sumberdaya mineral yang ada di Indonesia saat ini merupakan sumber


pendapatan negara dan dapat mengalahkan sektor ekonomi di tingkat
masyarakat dan keberadaannya lebih banyak di kawasan hutan. Hutan dan
sumberdaya alam lain seperti tanah dan sumber-sumber air semestinya tidak
boleh rusak selama pasca penambangan. Keinginan untuk menggalakkan
kehidupan ekonomi yang dinamis demi kehidupan masyarakat umum, tidak
berarti dibolehkan mengorbankan kelestarian lingkungan. Dalam kenyataannya,
aktivitas sektor-sektor pertambangan di beberapa tempat atau lokasi sering
mendatangkan masalah berupa penurunan kualitas lingkungan.

Perluasan daerah penambangan di beberapa daerah di Indonesia akan


mengalami gangguan dan lingkungan yang tercemar karena adanya kegiatan
penambangan yang menghasilkan limbah dalam bentuk tailing atau limbah
batuan akan bertambah. Reklamasi lahan pasca penambangan merupakan
kegiatan yang diwajibkan oleh undang-undang. Pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, reklamasi lahan pasca penambangan merupakan
bagian integral dari usaha pertambangan mutlak diperlukan.

Keberhasilan reklamasi sangat tergantung dari sistem kebijakan pemerintah,


kesadaran manajemen, kemampuan perusahaan dan keterlibatan masyarakat.
Di lain pihak kemampuan perusahaan sangat tergantung pada banyak faktor,
antara lain mineral yang di gali, keadaan setempat, faktor lingkungan, kelayakan
ekonomis, serta tersedianya dana. Semua faktor tersebut merupakan faktor
perencanaan yang harus dituangkan ke dalam suatu konsep yang jelas dan
dapat dilaksanakan.

3.3. Hasil Kerja

Hasil yang diperoleh dari pekerjaan kajian ini adalah hasil Kajian Rencana
Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi
Tenggara, yang meliputi :

1. Laporan Pendahuluan, diserahkan sebanyak 12 (duabelas) buku.


2. Laporan Antara, diserahkan sebanyak 12 (duabelas) buku.
3. Laporan Akhir, diserahkan sebanyak 12 (duabelas) buku.

27
Dokumen Teknis

3.3.1. Analisis

3.3.1.1. Proses Analisis Pekerjaan

Proses analisis terhadap pekerjaan dilakukan setelah data dan informasi (baik
primer maupun sekunder) telah diperoleh. Pendekatan yang dilakukan untuk
kegiatan analisis pekerjaan dapat didasarkan pada output yang dihasilkan dari
lingkup pekerjaan ini, yaitu Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan
Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penyusunan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan


Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari uraian
tahapan pekerjaan diatas. Dengan demikian kegiatan proses analisis yang
digunakan dalam lingkup pekerjaan ini diilustrasikan pada gambar 3.2.3. di
bawah ini.

Gambar 3.2.3. Kegiatan Proses Analisis Penyusunan Kajian Rencana


Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi
Tenggara.

Proses
Analisis Kasus

Metode
SWOT

Usulan
Rekomendasi

3.3.1.2. Proses Analisis Kasus

Kerangka analisis kasus meliputi 4 (empat) tahap, yaitu :


 Tahap 1 : pemahaman terhadap informasi secara detail yang berkaitan
dengan program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan
Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara, kebijakan dan
peraturan/regulasi pemerintah yang mendasari kondisi usaha nasional dan
28
Dokumen Teknis

investasi, sasaran dan program strategi utama pemerintah pada tingkat pusat
maupun daerah.
 Tahap 2 : pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi, baik masalah
yang bersifat umum maupun spesifik yang timbul melalui kebijakan,
peraturan/regulasi, sasaran, dan strategi utama pemerintah terhadap program
kegiatan yang diimplementasikan oleh berbagai instansi pemerintah,
khususnya di provinsi penelitian.
 Tahap 3 : menguraikan berbagai alternatif dan solusi setiap alternatif
untuk menyempurnakan dan mengembangkan sasaran dan strategi utama
pemerintah dengan berdasarkan pada program kegiatan yang akan
diimplementasikan oleh instansi pemerintah.
 Tahap 4 : evaluasi setiap alternatif dengan memberikan bobot/nilai dan
kemungkinan yang timbul.

3.3.1.3. Metode Analisis SWOT

Untuk melakukan analisis dengan metode SWOT mempertimbangkan :


- Faktor lingkungan internal : kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness).
- Faktor eksternal : peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
internal dan peluang eksternal untuk Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan internal dan ancaman yang timbul
pada eksternal.
Proses rangkaian penggunaan metode SWOT untuk pekerjaan ini adalah :

1. Proses pengumpulan dan klasifikasi data dan informasi yang terdiri dari :
- Identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan dan kelemahan
internal.
- Identifikasi dan pemetaan parameter peluang dan ancaman
eksternal.

2. Proses analisis, dimana pada proses ini data atau informasi yang ada
dianalisis dengan menggunakan salah satu bentuk model dari beberapa
model ataupun menggunakannya sekaligus model yang ada. Model yang
dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :

- Matrik TOWS atau SWOT.


- Matrik BCG.
- Matrik General Electric.
- Matrik Internal Eksternal.
- Matrik Space.
- Matrik Grand Strategy.
29
Dokumen Teknis

- McKinsey Framework : struktur, sistem, tata nilai atau budaya kerja,


keahlian, gaya kepimpinan, dan manajemen.

3.3.1.4. Proses Pengumpulan Dan Klasifikasi Data Dan Informasi

Identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan


ancaman di lokasi provinsi yang menjadi kajian dalam pekerjaan ini memiliki
karakteristik yang berbeda. Kemampuan potensi internal wilayah untuk merebut
peluang pasar ataupun untuk meminimalkan ancaman yang ada dapat dilakukan
dengan perilaku yang berlainan, bergantung pada sosial, ekonomi, pendidikan,
iklim wilayah/lokasi/provinsi.

Dengan demikian perlu dilakukan analisis terhadap berbagai parameter tersebut


di atas, baik yang merupakan faktor internal, yang mungkin menjadi parameter
kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), maupun analisa faktor
eksternal, yang mungkin menjadi parameter peluang (Opportunities) dan
ancaman (Threat). Hasil dari analisis ke-4 parameter strategis tersebut menjadi
dasar pertimbangan untuk menyusun strategi dan langkah ke tahap
implementasi, khususnya dalam Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Dl Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.3.1.5. Proses Analisis SWOT

Setelah identifikasi dan pemetaan parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan


ancaman untuk lokasi provinsi survey dilakukan langkah selanjutnya adalah
memasukkan parameter-parameter ini ke dalam matrik SWOT. Hasil dari analisa
matrik tabulasi silang antara faktor internal dan ekternal tersebut, dapat
menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal, yang mungkin
terjadi/dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat tersebut, sehingga dapat
diantisipasi atau disiasati kelemahan dengan kekuatan internal yang ada.
Dengan memadukan 2 faktor internal (Strenght: kekuatan dan Weakness:
kelemahan) serta 2 faktor eksternal (Opportunities: peluang dan Threats:
Ancaman), akan muncul 4 macam kombinasi/alternatif kemungkinan atau
alternatif strategi.

Gambar 3.2.4. Matrik SWOT

30
Dokumen Teknis

Faktor INTERNAL KEKUATAN KELEMAHAN


(STRENGHTS) (WEAKNESSES)

5 – 10 parameter 5 – 10 parameter kelemahan


kekuatan internal internal
Faktor EKSTERNAL

PELUANG
(OPPORTUNITIES)

5 – 10 parameter peluang Strategi SO Strategi WO


eksternal

ANCAMAN (THREATS)

5 – 10 parameter ancaman Strategi ST Strategi WT


eksternal

Gambar 3.2.5.
Matrik Grand
Strategy

PELUANG
EKSTERNAL

Rencana
Pembangunan
KELEMAHAN Fasilitas Pengolahan
INTERNAL Dan Pemurnian Nikel KEKUATAN
Di Provinsi Sulawesi INTERNAL
Tenggara

ANCAMAN
EKSTERNAL

Penjelasan :
31
Dokumen Teknis

a. KUADRAN I :
Merupakan situasi yang sangat menguntungkan, pemberdayaan masyarakat
memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan berbagai
peluang dengan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diciptakan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan agresif (Growth
Oriented Strategy).

b. KUADRAN II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, pemberdayaan masyarakat masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diciptakan adalah
penggunaan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

c. KUADRAN III :
Disamping peluang eksternal yang ada, pemberdayaan masyarakat menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal sehingga dapat melihat peluang secara lebih cermat.
d. KUADRAN IV :
Kondisi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, pemberdayaan
masyarakat menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal, sehingga
strategi yang diciptakan merupakan dukungan terhadap strategi defensif.

3.3.1.6. Proses Diskusi Panel

Hasil kegiatan analisis yang dilakukan oleh Konsultan Pelaksana memberikan


beberapa hal yang mencakup :

1. Potensi kekuatan dan kelemahan internal yang saat


ini terkandung dalam Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan
Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Berbagai macam peluang dan ancaman baik yang
dapat meningkatkan usaha maupun menghambat Rencana Pembangunan
Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.
3. Langkah stratejik yang dilakukan untuk
mengoptimalkan Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan
Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan pada kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki dengan peluang dan ancaman yang ada.
4. Draft konsep Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Dokumen Draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan


Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang sebelumnya disusun oleh
Tim Teknis Konsultan Pelaksana merupakan bahan mentah untuk kegiatan
diskusi panel yang pelaksanaannya dilakukan sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta.

Dengan demikian tujuan pelaksanaan diskusi panel tersebut adalah untuk


mensosialisasikan dan memperoleh masukan dari para stakeholder dan
32
Dokumen Teknis

narasumber atas dokumen draft konsep tersebut, sehingga diperoleh suatu


kesepakatan bersama yang dibentuk melalui dokumen Rencana Pembangunan
Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang
komprehensif dan efektif.

Tahapan proses diskusi panel yang akan dilakukan meliputi serangkaian


kegiatan yang diuraikan sebagai berikut.

1. Identifikasi komponen atau stakeholder terkait yang


terdiri dari unsur-unsur instansi pemerintah, dunia usaha/industri, dan
komponen masyarakat : para pakar, tokoh masyarakat, dan lain-lain.
2. Identifikasi narasumber perwakilan pihak praktisi dan
akademisi sebagai pembicara dalam diskusi panel dan kegiatan pengkajian.
3. Pembentukan kelompok kerja atau kelompok Focus
Group Discussion (terdiri dari perwakilan stakeholder).
4. Proses penyelenggaraan diskusi panel yang
mengacu pada dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara.
5. Proses pengkajian dan konsultatif untuk
mengembangkan dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara hasil
penyelenggaraan diskusi panel.
6. Verifikasi dokumen draft Konsep Rencana
Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi
Sulawesi Tenggara dari hasil proses pengkajian dan konsultatif dan
dipresentasikan kepada Pemberi Kerja cq. Unit Kerja Departemen Energi Dan
Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas
Bumi.
7. Proses penyelenggaraan diskusi panel yang
mengacu pada dokumen draft Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi hasil verifikasi dan
masukan/arahan dari Pemberi Kerja.
8. Penetapan Konsep Rencana Pembangunan Fasilitas
Pengolahan Dan Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi sebagai laporan akhir
pekerjaan.

3.3.2. Gambaran Kerja

3.3.2.1. Proses Persiapan Pekerjaan


Pada proses persiapan pekerjaan dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu :
- Penyusunan rencana kerja dan kegiatan pelaksanaan.
- Identifikasi kebutuhan data dan informasi.
- Identifikasi stakeholders dan narasumber terkait.

A. Penyusunan Rencana Kerja Dan Kegiatan Pelaksanaan

33
Dokumen Teknis

Tujuan yang mendasar di dalam penyusunan rencana kerja dan kegiatan


pelaksana adalah menentukan beberapa kegiatan stratejik yang akan dilakukan
oleh Konsultan Pelaksana di dalam melaksanakan kegiatan dengan memahami
berbagai kebutuhan dan persyaratan pekerjaan. Rencana kerja dan kegiatan
pelaksanaan ini disusun berbasis pada pemahaman awal Konsultan Pelaksana,
dengan demikian untuk kedepannya masih memerlukan masukan dan arahan
dari pihak Pemberi Kerja. Rencana kerja dan kegiatan pelaksana tidak terlepas
dari unsur-unsur :

a. Keterlibatan personil tenaga ahli.


b. Jadual pelaksanaan pekerjaan.
c. Instrumen kegiatan pengumpulan data dan informasi.
d. Instrumen dan metodologi analisis.
e. Pelaksanaan diskusi panel
f. Produk pekerjaan

B. Identifikasi Kebutuhan Data Dan Informasi


Kegiatan identifikasi terhadap data dan informasi yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini berkaitan dengan jenis data dan informasi tersebut. Untuk data dan
informasi sekunder mencakup peraturan dan kebijakan/regulasi mengenai
pemberdayaan, publikasi/penelitian/karya, opini/pemikiran para pakar/Ahli, dan
lain-lain.
Selain itu data dan informasi primer ditentukan dari beberapa permasalahan
yang muncul dalam program Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan
Pemurnian Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh berbagai
instansi pemerintah pada provinsi yang disurvey.

C. Identifikasi Stakeholder Dan Narasumber Terkait


Identifikasi stakeholders dan narasumber dilakukan terhadap pihak-pihak yang di
dalam pekerjaan ini akan dilibatkan pada saat pelaksanaan diskusi panel.
Stakeholders ini terdiri dari :
1. Pejabat birokrat dari berbagai instansi pemerintah yang memiliki
kompetensi pada pemberdayaan masyarakat.
2. Komponen masyarakat : cendekiawan ekonomi dan sosial, serta media
massa.
3. Pelaku usaha/ industri.
Pelaksanaan pekerjaan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan
Dan Pemurnian Nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara memerlukan dukungan dan
kerjasama dari para stakeholder serta masukan dan arahan dari narasumber
yang terkait dengan bidang keahlian. Dukungan dan kerjasama dari stakeholder
sangat membantu tercapainya penyusunan kajian ini.

3.3.2.2. Proses Pengumpulan Data Dan Informasi

Pelaksanaan pengumpulan data dan informasi sekunder berdasarkan pada hasil


identifikasi terhadap lokasi, kondisi, dan tingkat kerumitan kolektifitas data dan

34
Dokumen Teknis

informasi yang dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data dan informasi ini dapat
melibatkan inisiatif Tim Teknis Konsultan Pelaksana, serta atas kerjasama
dengan internal pihak Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI
Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi, ataupun dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan pekerjaan ini.

Pengumpulan data dan informasi primer dilakukan di Bahudopi, Kabupaten


Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Data primer yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan responden dan stake holder lainnya.
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini tidak terlepas dari
pada :

- Kebijakan dan peraturan/regulasi pemerintah dalam lingkup


pemberdayaan masyarakat.
- Sasaran dan strategi utama pemerintah dalam lingkup masyarakat.
- Program kegiatan yang dimiliki oleh setiap instansi pemerintah
pusat dan daerah dalam lingkup pemberdayaan masyarakat.
Pengumpulan data dan informasi primer membutuhkan suatu
perangkat/instrumen survey yang tidak terlepas dari perangkat yang mendukung
perancangan instrumen kuesioner.
Survey dilakukan untuk kompilasi data dan informasi primer dengan kegiatan
yang meliputi :

 Penyebaran kuesioner dalam rangka pengumpulan data dan informasi


secara langsung dari pihak-pihak yang berkepentingan.
 Wawancara (in-depth interview) terhadap personil yang memiliki otoritas
terhadap pemberdayaan masyarakat.
Sebelum pelaksanaan survey dilakukan, Tim Konsultan Pelaksana melakukan
mobilisasi kegiatan survey seperti metode survey, alokasi tim survey, instrumen
survey, durasi pelaksanaan survey, dan wilayah yang akan disurvey.

Data sekunder yang didapat dari dokumen-dokumen umum dan dampak yang
diakibatkan.

3.3.3. Spesifikasi/Penjelasan Teknis


(Mohon dilengkapi perusahaan)

3.3.4. Perhitungan Teknis


(Mohon dilengkapi perusahaan)

3.3.5. Laporan-laporan

Jenis laporan yang harus dilaporkan kepada pengguna jasa adalah:

a. Laporan pendahuluan, berisi:


35
Dokumen Teknis

• Rencana kerja jasa konsultan secara menyeluruh


• Mobilisasi tenaga ahli
• Jadwal kegiatan jasa konsutan
• Pengumpulan data awal

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sejak


SPMK diterbitkan, sebanyak 12 (dubelas) buku laporan.

b. Laporan antara, berisi:


• Kegiatan tim sampai dengan pertengahan jadwal akhir.
• Hasil kunjungan ke lapangan (lokasi maupun daerah pembanding)
• Hasil wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak terkait, Pemda,
stakeholder pertambangan dll
• Pengajuan hasil kemajuan pengkajian

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu


setelah akhir pertengahan dari total waktu kerja, sebanyak 12 (duabelas)
laporan.

c. Laporan akhir, berisi:


• Kegiatan pelaksanaan tim
• Hasil kegiatan pengkajian
• Permasalahan yang muncul dan paling dominan
• Alternatif pemecahan yang ditawarkan
• Kesimpulan dan saran

Laporan akan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah


waktu terakhir jadwal kerja dalam kontrak sejak SPMK diterbitkan,
sebanyak 12 (duabelas) buku laporan.

36
Dokumen Teknis

BAGIAN-4 KUALIFIKASI TENAGA AHLI KONSULTAN


SERTA STRUKTUR ORGANISASI
KONSULTAN
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan kajian rencana
pembangunan fasilltas pengolahan dan pemurnian nikel di Bahudopi, Kabupaten
Konawe. Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

1) Ahli Rekayasa Industri (team leader)

1 orang Sarjana minimal Strata dua (S2)/Masler di bidang rekayasa industri lulusan
universitas negeri atau yang disamakan, berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan dibidang perencanaan dan analisa kebutuhan fasilitas
pengolahan dan pemurnian mineral, dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya
8 (delapan) tahun.

2) Ahli Teknik Metalurgi (Ekstraktif)


1 orang tenaga ahli teknik metalurgi ekstraktif yang disyaratkan dalam pekerjaan ini
adalah minimal Sarjana Strata 2 (dua) jurusan teknik Metalurgi, lulusan universitas
negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja dibidang pertambangan
dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

3) Ahli Ekonomi Mineral


1 orang tenaga ahli Ekonomi Mineral yang disyaralkan dalam pekerjaan ini adalah
minimal strata 2 (dua) jurusan Ekonomi Mineral, lulusan universrtas negeri atau
disamakan dengan pengalaman kerja minimum 5 (lima) tahun dan telah melakukan
penyusunan berbagai kajian yang menyangkut pengolahan pemurnian khususnya
mineral dalam kaitannya dengan investasi.

4) Ahli Keuangan
1 orang tenaga ahli Keuangan. yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah minimal
Sarjana Strata 1 (satu) dari Fakultas Ekonomi jurusan akuntansi rnaupun jurusan
yang berkaitan dengan akunting, lulusan universitas negeri atau yang disamakan
dengan pengalaman bekerja dibidang keuangan dan akunting dengan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

5) Ahli Teknik Pertambangan


1 orang tenaga ahli Teknik Pertambangan. yang disyaratkan dalam pekerjaan ini
adalah minimal Sarjana Strata 2 (dua) dengan spesifikasi keahlian bidang
pertambangan lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman
bekerja minimal 5 (lima) tahun dan pernah mengkaji aspek-aspek yang berkaitan
dengan teknis di Iingkungan pertambangan.

6) Ahli Lingkungan
1 orang tenaga ahli Lingkungan, yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah
minimal Sarjana Strata 2 (dua) dengan spesifikasi keahlian bidang Iingkungan
lulusan universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja minimal
5 (lima) tahun dibidang lingkungan dan pernah mengkaji aspek-aspek yang berkaitan
37
Dokumen Teknis

dengan teknis, sosial, ekonomi dan budaya di lingkungan pertambangan.

7) Asisten Ahli Teknik Pertambangan


1 orang tenaga ahli Teknik Pertambangan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini
adalah minimal Sarjana Strata 1 (satu) dengan spesifikasi keahlian bidang teknik
pertambangan maupun jurusan yang berkaitan dengan teknik pertambangan, lulusan
universitas negeri atau yang disamakan dengan pengalaman bekerja dibidang
pertambangan dan pengolahan/pemurnian minimal 3 (tiga) tahun.

Tenaga Pendukung:
(mohon disesuai dari perusahaan)

Jadwal Alokasi/Penempatan Tenaga Ahli

Rencana penugasan dan alokasi personil disusun berdasarkan kualifikasi dan


pengalaman untuk setiap bidang pekerjaan. Alokasi menurut waktu dalam jadual
dan bobot kerja bagian personil menjadi bahan masukan dalam penyusunan
perincian biaya langsung personil (remuneration) maupun biaya langsung non
personil (direct reimbursable cost) dalam pelaksanaan pekerjaan serta
penyusunan organisasi Konsultan Pelaksana.

Alokasi waktu yang direncanakan bagi penyelesaian pekerjaan penyusunan


kajian ini adalah 5(lima) bulan kalender terhitung sejak ditandatanganinya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Adapun jadual penugasan personil Tenaga Ahli
dan Tenaga Pendukung untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

Jadwal Alokasi Tenaga Ahli & Tenaga Pendukung


BULAN
NO. TENAGA AHLI KET
I II III IV V
A TENAGA AHLI UTAMA
1 Ahli Rekayasa Industri (TL) 1orgx5bln
2 Ahli Teknik Metalurgi 1orgx5bln
3 Ahli Ekonomi Mineral 1orgx5bln
4 Ahli Keuangan 1orgx5bln
5 Ahli Teknik Pertambangan 1orgx5bln
6 Ahli Lingkungan 1orgx5bln

B ASISTEN TENAGA AHLI


1 As. Ahli Teknik Pertambangan 1orgx5bln

C TENAGA PENDUKUNG
1 Sekretaris Proyek 1orgx5bln
2 Operator Komputer 1orgx5bln
3 ? dilengkapi
4 ? dilengkapi

38
Dokumen Teknis

4.3. Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan sasaran dan output pekerjaan
yang telah ditetapkan, dibutuhkan suatu kontrol atau monitoring dari berbagai
pihak yang berkaitan dengan pekerjaan dengan membentuk suatu mekanisme
hubungan kerja.
Gambar 4.3.1.
Mekanisme Hubungan Kerja

PEMBERI KERJA TIM COUNTERPART

NARASUMBER
STAKEHOLDER PT. ADITAMA INFOCON

KETUA TIM AHLI

TENAGA AHLI
TENAGA PENDUKUNG

PEMBERI KERJA
Pemberi kerja adalah Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI
Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi.

TIM COUNTERPART
Tim Counterpart adalah pengawas teknis yang berasal dari organisasi struktural
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral,
Batubara Dan Panas Bumi, yang dibantu tenaga administrasi dari kantor proyek.

NARASUMBER DAN STAKEHOLDER


Dalam melakukan pekerjaan ini Konsultan Pelaksana sangat membutuhkan
masukan dan arahan dari berbagai elemen (instansi pemerintah, dunia usaha,
para pakar, dan lain-lain) yang terkait. Peranan beberapa pihak ini akan

39
Dokumen Teknis

memperkaya dan mempertajam draft konsep yang disusun sebelumnya oleh


Konsultan Pelaksana, dimana keterlibatannya dimulai pada saat pelaksanaan
diskusi panel.

Gambar 4.3.2.
STRUKTUR ORGANISASI PERSONEL

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RI DIREKTORAT


JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI

DIREKTUR
PT. ADITAMA INFOCON

TEAM
LEADER
AHLI
REKAYASA
INDUSTRI

SEKRETARI
S
PROYEK

AHLI AHLI AHLI AHLI


TEKNIK EKONOMI AHLI TEKNIK LINGKUNGA
METALURGI MINERAL KEUANGAN PERTAMBA N
GAN

ASISTEN TENAGA AHLI


ASS. TENAGA AHLI TEKNIK PERTAMBAHAN & TENAGA PENDUKUNG LAINNYA

4.4. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli

Konsultan Pelaksana menyediakan Tim Tenaga Ahli yang berpengalaman untuk


dapat menjamin keberhasilan pekerjaan ini. Dalam proses pelaksanaannya akan
didukung pula oleh Tenaga Pendukung (supporting staff) yang terdiri dari
Administrasi dan Operator Komputer. Kinerja pada masing-masing anggota tim
40
Dokumen Teknis

Konsultan Pelaksana berlandaskan pada rasa profesionalisme yang mengacu


pada persyaratan yang ditetapkan dalam kerangka acuan kerja dan kesepakatan
pelaksanaan tugas.
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja untuk melaksanakan Penyusunan Studi
kegiatan Kajian Rencana Pembangunan Fasilitas Pengolahan Dan Pemurnian
Nikel Di Provinsi Sulawesi Tenggara ini digunakan tenaga-tenaga ahli
sebagaimana terinci dalam tabel berikut dibawah ini.
Tabel 4.4.
Kualifikasi Tenaga Ahli

NO TENAGA AHLI KUALIFIKASI & URAIAN TUGAS JML


1 Ketua Tim Ahli / Koordinator - Sarjana di bidang rekayasa industristrata
Penyusunan Naskah dua (S2) yang memiliki spesialisasi bidang
manajemen proyek.
Ahli Rekayasa Industri
- Bertugas sebagai Ketua Tim Ahli
merangkap sebagai Koordinator
Penyusunan Konsep & Studi.
- Memimpin semua Tenaga Ahli untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.
- Memberi arahan, pandangan dan
kebijakan secara umum.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Mengelola dan mengendalikan semua
pelaksanaan kegiatan teknis.
- Bekerja secara team work serta mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi.
- Memimpin dan mengkoordinasikan
pelaksanaan survey, penyelenggaraan
diskusi panel, pembuatan laporan, diskusi,
dan presentasi.
2 Ahli Teknik Metalurgi - Sarjana Metalurgi strata dua (S2) jurusan
teknik metalurgi.
- Bertugas sebagai teknik metalurgi.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek yg berhubungan
dengan metalurgi/bahan.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey di provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara team work serta mencari

41
Dokumen Teknis

solusi terhadap masalah-masalah yang


terjadi.
- Berpartisipasi penuh dalam
penyelenggaraan diskusi panel,
pembuatan laporan, diskusi, dan
presentasi.
3 Ahli Ekonomi Mineral - Sarjana ekonomi mineral strata dua (S2)
jurusan ekonomi mineral yang memiliki
spesialisasi bidangnya.
- Bertugas sebagai ahli manajemen mineral.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek manajemen
mineral dan pengelolaannya.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey ke provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara team work serta mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi.
- Berpartisipasi penuh dalam
penyelenggaraan diskusi panel,
pembuatan laporan, diskusi, dan
presentasi.
4 Ahli Keuangan - Sarjana akuntasi strata satu (S1) jurusan
hukum yang memiliki spesialisasi bidang
keuangan.
- Bertugas sebagai ahli keuangan.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek keuangan.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey ke provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara team work serta mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi.
- Berpartisipasi penuh dalam
penyelenggaraan diskusi panel,
42
Dokumen Teknis

pembuatan laporan, diskusi, dan


presentasi.
5 Ahli Teknik Pertambagan - Sarjana teknik pertambangan strata dua
(S2) yang memiliki spesialisasi bidang
pertambangan.
- Bertugas sebagai ahli teknik
pertambangan.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek pertambangan.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey ke provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara team work serta mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi.
- Berpartisipasi penuh dalam
penyelenggaraan diskusi panel,
pembuatan laporan, diskusi, dan
presentasi.
6. Ahli Lingkungan - Sarjana lingkungan strata dua (S2) yang
memiliki spesialisasi bidang lingkungan.
- Bertugas sebagai ahli lingkungan.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek pertambangan.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey ke provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara
team work serta mencari solusi terhadap
masalah-masalah yang terjadi.
- Berpartisipasi
penuh dalam penyelenggaraan diskusi
panel, pembuatan laporan, diskusi, dan
presentasi.
7. Asisten Ahli Teknik - Sarjana teknik pertambangan strata satu
Pertambangan (S1) yang memiliki spesialisasi bidang
pertambangan.
43
Dokumen Teknis

- Bertugas sebagai ahli teknik pertambangan


membantu ahli utama pertambangan.
- Memberikan masukan dan arahan kepada
Ketua Tim Ahli dan seluruh Tenaga Ahli
berkaitan dengan aspek pertambangan.
- Melakukan kegiatan pengumpulan data di
beberapa perusahaan & instansi terkait.
- Melakukan pengumpulan data melalui
kegiatan survey ke provinsi yang telah
ditentukan.
- Melakukan analisis dan evaluasi sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan.
- Mengadakan diskusi dan konsultasi serta
berkoordinasi dengan pihak terkait.
- Bekerja secara team work serta mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi.
- Berpartisipasi penuh dalam
penyelenggaraan diskusi panel,
pembuatan laporan, diskusi, dan
presentasi.

44
Dokumen Teknis

BAGIAN-5 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Penelitian ini memakan waktu 5 bulan dan direncanakan selesai pada
tahun 2010.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No. PENELITIAN
I II III IV V

1 Persiapan & Koordinasi tim kerja


2 Design Metodologi Pengkajian
3. Studi literatur dan identifikasi
4. Working Group Discussion di Pusat
5 Diskusi awal dalam rangka identifikasi
kebutuhan data dan permasalahan
6 Menyusun kuesioner
7 Surat pemberitahuan kepada calon
responden
8 Koleksi data primer : wawancara ke
lapangan/ Kunjungan lapangan
9 Rapat pembahasan dan Analisa data
10 Penyusunan kajian
11 Diskusi/Diskusi Panel dalam rangka
penyusunan laporan
12. Laporan
- Lap. Pendahuluan
- Lap. Antara
- Lap. Akhir
13. Serah terima pekerjaan

45
Dokumen Teknis

BAGIAN-6 KUALIFIKASI TENAGA AHLI


6.1. Surat Pernyataan dari Tenaga Ahli
(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

6.2. Tingkat Pendidikan


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

6.3. Pengalaman Kerja Profesional


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

6.4. Referensi Dari Pengguna Jasa


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

6.5. Daftar Riwayat Hidup


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing data dari T.A.)

6.6. Copy Ijazah


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing data dari T.A.)

6.7. Copy NPWP


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing data dari T.A.)

6.8. Copy KTP


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing data dari T.A.)

6.9. Copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Ps. 21


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

6.10. Copy SPT PPh Orang Pribadi dan SSPnya


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing data dari T.A.)

6.11. Dokumen Pendukung Lainnya


(Mohon dilengkapi oleh perusahaan dg susunan sesuai Anwijzing)

46
Dokumen Teknis

BAGIAN-7 PENUTUP
Demikian Proposal Teknis ini kami sampaikan kepada Pihak Pemberi Pekerjaan
yang dalam hal ini adalah Unit Kerja pada Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral RI Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas Bumi untuk dapat
ditanggapi dan didiskusikan lebih lanjut.

Terima Kasih

Hormat kami;
PT. ADITAMA INFOCON

_____________________
Direktur Utama

47

You might also like