Professional Documents
Culture Documents
3. Memberok Induk
Setelah induk ikan dipilih dilakukan pemberokan induk ikan. Memberok induk
berarti memisahkan tempat antara induk jantan dan betina dan memuasakan
induk tersebut sehari dua hari serta memberikan lingkungan yang lain. Tujuan
pemberokan induk adalah untuk mengurangi lemak yang terdapat pada saluran
pengeluaran telur, menambah rangsangan pada saat pemijahan. Lemak yang
terdapat pada saluran pengeluaran telur dapat mengganggu keluarnya sel telur
pada saat pemijahan. Ikan Mas, Nila, dan Lele berpengaruh positif pada proses
pemijahan jika dilakukan pemberokan. Tetapi untuk komoditas ikan kerapu dan
bandeng biasanya tidak dilakukan pemberokan terlebih dahulu.
Wadah yang seringkali dipergunakan pada saat pemberokon induk tidak baku
harus wadah tertentu. Tetapi wadah tersebut hendaknya memenuhi syarat
sebagai wadah pemberokan induk, diantaranya adalah luas wadah, kedalaman
wadah atau volume wadah. Wadah tersebut bisa berupa bak semen, bak
buatan/berdinding plastik, hapa, waring atau kolam-kolam kecil.
Jika pemberokan induk dilakukan pada air yang mengalir sebaiknya induk jantan
ditempatkan pada wadah bagian atas/hulu dan induk betina ditempatkan pada
wadah bagian bawah/hilir. Hal ini untuk menghindari adanya induksi yang
berasal dari induk jantan, sehingga mijah maling tidak terjadi. Jika pemberokan
induk ditempatkan pada wadah hapa atau waring sebaiknya induk ikan antara
jantan danbetina saling melihat, tempatkanlah tidak begitu berjauhan. Hal
tersebut disinyalir akan menambah daya rangsang terutama pada saat
pemijahan. Tetapi jika pemberokan dilakukan pada wadah berupa bak semen
dengan air tertutup maka wadah sebaiknya diberi aerasi secukupnya. Pastikan
bahwa induk yang diberok tidak loncat keluar wadah, sehingga wadah perlu
ditutup.
Kegiatan pemijahan ikan berkaitan dengan sistem reproduksi ikan. Sistem
reproduksi ikan terdiri dari alat kelamin, gonad, kelenjar hipofisa dan saraf–saraf
yang berhubungan dengan perkembangan alat reproduksi. Reproduksi ikan
dikendalikan oleh tiga sumber utama yaitu hipotalamus, hipofisa dan gonad.
Secara alami sistem kerja reproduksi ikan adalah dimulai dari keadaan
lingkungan seperti suhu, cahaya dan cuaca yang diterima oleh organ perasa
yang meneruskannya ke saraf. Selanjutnya hipotalamus melepaskan GnRH
yang bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan GTH. Selanjutnya
gonadotropin akan berfungsi dalam perkembangan dan pematangan gonad serta
pemijahan (Sumantadinata, 1997).
Pemijahan adalah pertemuan induk jantan dan induk betina yang bertujuan untuk
pembuahan telur. Pemijahan terdiri dari tiga cara yaitu pemijahan secara alami,
semi buatan dan buatan. Pemijahan secara alami adalah pemijahan yang tidak
dilakukan penanganan khusus, pada pemijahan secara alami, pembuahan telur
oleh sperma terjadi di kolam pemijahan. Pemijahan secara semi buatan adalah
dimana induk ikan tersebut sebelum dipijahkan terlebih dahulu disuntik hormon,
selanjutnya kedua induk ikan tersebut memijah di kolam. Pemijahan secara
buatan adalah pemijahan yang terlebih dahulu menyuntikan hormon ke dalam
tubuh induk ikan, demikian juga halnya dengan ovulasi telur dan sperma
dilakukan dengan cara stripping atau pengurutan. Beberapa jenis ikan,
pemijahannya hanya dapat dilakukan secara buatan seperti halnya ikan patin.
Setelah induk ikan selesai memijah, induk tersebut akan merasa lapar karena
kehabisan energi. Bahayanya induk ikan tersebut akan memakan telur yang
telah dikeluarkan. Sehingga secepatnya setelah induk ikan selesai memijah
segera telur dipisahkan dengan induk tersebut. Cara pemisahan telur dengan
induk ikan bisa telur ditebar ke dalam wadah penetasan telur. Atau induk
ditangkap dikembalikan ke dalam wadah induk ikan dan telur tetap didalam
wadah pemijahan.
Seluruh telur yang ditetaskan harus terendam air, tentunya proses ini
memerlukan kakaban. Kakaban yang penuh dengan telur diletakan terbalik
sehingga telur menghadap ke dasar bak. Dengan demikian telur akan terendam
air seluruhnya. Telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah kecoklatan,
sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Di dalam proses
penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi
kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak penetasan di pasang
aerasi.
Gambar 1. Telur Menempel Pada Kakaban
Telur akan menetas tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara.
Jika suhu semakin panas, telur akan menetas semakin cepat. Begitu juga
sebaliknya, jika suhu rendah, menetasnya semakin lama. Telur ikan lele dumbo
akan menetas menjadi larva antara 18 –24 jam dari saat pemijahan.
7. Membuat Laporan Hasil Pemijahan
No Aspek Deskripsi
Kaidah penyusunan laporan secara garis besar seperti di bawah ini, secara
detail ada pada petunjuk pemnyusunan laporan.
Aspek
No Deskripsi
1.3 Temuan/Pengembangan
a. Faktor Pendukung dan
Penghambat;
b. Rencana Tindak Lanjut.
1.4 Pengorganisasian Portfolio
bersifat:
a. Lengkap;
b. Autentik;
c. Relevan.