You are on page 1of 6

PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM

ISLAM

I. Pendahuluan

Islam itu sesungguhnya lebih dari satu system agama,

artinya Islam merupakan satu kebudayaan yang lengkap. Hal

ini juga banyak diungkapkan oleh pakar Islam dari kalangan

barat, bahwa Islam adalah agama yang universal dan

komprehensip meliputi berbagai bidang. Oleh sebab itu Islam

juga dikenal dengan ajaran yang hadir dimana-mana. Artinya

bahwa kehadiran agama ini selalu memberikan panduan etik

yang benar bagi setiap tindakan manusia (Fazlurrahman,

1966:241).

Ajaran Islam yang demikian telah mendorong umatnya

untuk mengerahkan segala daya dan upaya dalam kebaikan

dan kesejahteraan umat manusia, termasuk dalam

pengembangan kebudayaan. Upaya-upaya tersebut kemudian

telah menghasilkan suatu prestasi peradaban baru yang

tinggi yang dikenal dengan “peradaban Islam.” Ayat-ayat

Alquran memang banyak memberikan dorongan kepada umat

manusia bagi pengembangan kebudayaan. Sifat akomodatif

Islam terhadap budaya bukan berarti bahwa Islam menerima

begitu saja segala wujud kebudayaan yang ada. Karena jika

demikian Islam seolah-olah dipahami tidak memiliki nilai-nilai

dasar bagi pengembangan kebudayaan.

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM
ISLAM

II. Dasar-Dasar Islam Dalam Perkembangan

Kebudayaan

Terdapat beberapa prinsip dasar yang terkandung di

dalam Alquran dan hadis, sehingga umat Islam dapat

mengembangkan kebudayaan secara maksimal. Prinsip-

prinsip tersebut antara lain:

1. Penghargaan terhadap akal fikiran

Akal fikiran yang dimiliki oleh manusia, dalam Islam

diposisikan paling tinggi. Hal ini telah terdapat pada Qs. Ali

Imron : 190-191. menyatakan bahwa sesungguhnya dalam

penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam

dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil

berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan

mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka

peliharalah kami dari siksa neraka. Selain itu juga

tercantum dalam Hadis Nabi “Agama itu adalah akal, tidak

ada agama bagi seseorang yang tidak mmpunyai akal.”

2. Anjuran untuk menuntut ilmu

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM
ISLAM

Anjuran untuk menuntut ilmu sendiri dalam Islam

telah di ajarkan dan dijelaskan pada Qs. Al Mujadalah : 11

bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa

derajat. Serta Rasulullah juga bersabda dalam hadis

menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi kaum

muslimin dan muslimat serta tuntutlah ilmu buaian hingga

liang lahat.

3. Larangan untuk melakukan perbuatan taklid

4. Anjuran untuk dapat berinovasi dan berinisiatif

Penghargaan Islam akan nilai suatu kreasi dijelaskan

lewat keterangan hadis nabi: “Barangsiapa memulai satu

cara (keduniaan) yang baik, dia akan mendapat ganjaran

orang-orang yang mengerjakan cara yang baik itu sampai

hari kiamat”.

III. Akulturasi Islam dalam Kebudayaan Di

Indonesia

Sejak awal perkembangannya, Islam di Indonesia telah

menerima akomodasi budaya. Karena Islam sebagai agama

memang banyak memberikan norma-norma tentang

kehidupan dibandingkan dengan agama-agama lain. Bila

dilihat kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada dua hal

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM
ISLAM

yang perlu diperjelas: Islam sebagai konsepsi sosial budaya

(great tradition), dan Islam sebagai realitas budaya (little

tradition) (Natsir, 1988:24). Tradisi besar adalah doktrin-

doktrin original Islam yang permanen, atau setidak-tidaknya

merupakan interpretasi yang melekat pada ajaran dasar.

Dalam ruang yang lebih kecil doktrin ini tercakup dalam

konsepsi keimanan dan syariah-hukum Islam yang menjadi

inspirasi pola pikir dan pola bertindak umat Islam.

Sedangkan tradisi kecil adalah influence of realism

kawasan-kawasan yang berada di bawah pengaruh Islam

(great tradition). Tradisi local ini mencakup unsur-unsur yang

terkandung di dalam pengertian budaya yang meliputi konsep

atau norma, aktivitas serta tindakan manusia, dan berupa

karya-karya yang dihasilkan masyarakat (Azra, 1980:7-8).

Dalam proses akulturasi antara Islam dengan kebudayaan

local, lahirlah istilah local genius yang merupakan suatu

tindakan penyerapan kebudayaan yang dibarengi dengan

penyeleksian dan pengolahan aktif terhadap pengaruh

kebudayaan asing sehingga dapat suatu ciptaan baru yang

unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa

pengaruh budayanya (Hartati,1992:1204-1219).

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM
ISLAM

Sebagai suatu norma, aturan, maupun segenap

aktivitas masyarakat Indonesia, ajaran Islam telah menjadi

pola anutan masyarakat. Dalam konteks inilah Islam sebagai

agama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat Indonesia.

Di sisi lain budaya-budaya local yang ada di masyarakat, tidak

otomatis hilang dengan kehadiran Islam. Budaya-budaya local

ini sebagian terus dikembangkan dengan mendapat warna-

warna Islam. Perkembangan ini kemudian melahirkan

“akulturasi budaya”, antara budaya local dan Islam. Akulturasi

budaya ini hingga sekarang masih dapat dijumpai. Misalnya,

acara slametan di kalangan suku Jawa. Tingkeban (nujuh

hari). Dalam bidang seni, juga dijumpai proses akulturasi

seperti dalam kesenian wayang di Jawa. Wayang merupakan

kesenian tradisional suku Jawa yang berasal dari agama Hindu

India.

Proses Islamisasi tidak menghapuskan kesenian ini,

melainkan justru memperkayanya, yaitu memberikan warna

nilai-nilai Islam di dalamnya.tidak hanya dalam bidang seni,

tetapi juga di dalam bidang-bidang lain di dalam masyarakat

Jawa. Dengan kata lain kedatangan Islam di nusantara dalam

taraf-taraf tertentu memberikan andil yang cukup besar

dalam pengembangan budaya local. Di sisi lain, secara fisik

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1
PENGARUH AGAMA TERHADAP KEBUDAYAAN DALAM
ISLAM

akulturasi budaya yang bersifat material dapat pula dilihat

misalnya, bentuk masjid Agung Banten yang beratap

tumpang, benar-benar menunjukkan ciri-ciri arsitektur local.

Sementara esensi Islam terletak pada “ruh” fungsi masjidnya.

Demikian pula dua jenis pintu gerbang bentar dan paduraksa

sebagai ambang masuk masjid di Keraton Kaibon. Namun

sebaliknya, “wajah asing” pun tampak sangat jelas di

kompleks Masjid Agung Banten, yakni melalui pendirian

bangunan Tiamah dikaitkan dengan arsitektur buronan

Portugis, Lucas Cardël, dan pendirian menara berbentuk

mercu suar dihubungkan dengan nama seorang bangsawan

Cina (Mu’arif, 1998:209).

Akulturasi Islam dengan budaya-budaya local nusantara

sebagaimana yang terjadi di Jawa didapati juga di daerah-

daearah lain di luar Jawa, seperti Sumatera Barat, Aceh,

Makasar, Kalimantan, Sumatera Utara, dan daerah-daerah

lainnya. Khusus di daerah Sumatera Utara, proses akulurasi

ini antara lain dapat dilihat dalam acara-acara seperti upah-

upah, tepung tawar, dan Marpangir.

Ditulis oleh:Dian T Indrawan


Page 1

You might also like