You are on page 1of 10

c c 

    


 
VIRTUAL  cc  
     
 c
 
Nur Rohmadi
Ê   
 
 

 



Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya: (1) Pengaruh penggunaan laboratorium 


  dalam bentuk
demonstrasi dan eksperimen terhadap prestasi belajar siswa. (2) Pengaruh kemampuan awal siswa kategori
rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi terhadap prestasi belajar siswa. (3) Interaksi antara metode
mengajar menggunakan laboratorium 
 dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar.

Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan disain faktorial 3D2. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas IX MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe kabupaten Sragen tahun pelajaran 2007/2008.
Sampel diambil secara acak dengan memperhatikan strata atau tingkat kemampuan awal siswa. Kelompok
kontrol terdiri dari 45 siswa kelas IX-A dan kelompok eksperimen juga 45 siswa kelas IX-C. Pengumpulan
data menggunakan teknik tes untuk mendapatkan nilai kemampuan awal dan nilai prestasi belajar (ranah
psikomotorik dan kognitif) dan teknik non tes berupa angket untuk mendapatkan nilai prestasi belajar ranah
afektif. Validitas instrumen kemampuan awal dan prestasi belajar ranah kognitif diuji dengan menggunakan
rumus koefisien korelasi biserial. Reliabilitas instrumen diuji dengan rumus K-R 20. Uji validitas instrumen
kemampuan awal diperoleh  å 0,87 dan prestasi belajar pada ranah kognitif diperoleh  å 0,92. Data
dianalisis dengan menggunakan Anava dua jalan frekuensi sel tak sama.

Hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) Ada pengaruh metode demonstrasi dan metode eksperimen
menggunakan laboratorium 
 terhadap prestasi belajar siswa (F A å 11,865 > Ftabel å 3,956). (2) Ada
pengaruh kemampuan awal siswa kategori rendah, sedang, dan kategori tinggi terhadap prestasi belajar
siswa (F B å 9,332 > Ftabel å 3,092). (3) Tidak ada interaksi antara penggunaan metode mengajar
menggunakan laboratorium 
  dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa (FAB å 0,724 <
Ftabel å 3,092).

 : Laboratorium virtual, demonstrasi, eksperimen, kemampuan awal

c 

Selama proses belajar mengajar berlangsung selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa.
Pemilihan dan penggunaan metode mengajar sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar
mengajar.
Penggunaan laboratorium 
  (media komputer) akan lebih mengarahkan dan memusatkan
perhatian siswa pada materi pelajaran. Penggunaan laboratorium 
  juga dapat memperkuat
persepsi siswa dan mendorongnya agar ingin mengetahui materi pelajaran lebih mendalam.
Banyak materi pelajaran Fisika yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, namun
dalam proses belajar mengajar guru dan siswa tidak mungkin menyampaikannya dengan obyek
yang sebenarnya. Dengan alasan pertimbangan biaya, resiko yang mungkin terjadi dan waktu yang
tak memungkinkan. Oleh karena itu pembelajaran yang cocok dengan keadaan di atas adalah
dengan simulasi menggunakan perangkat lunak (!" #) komputer. Siswa dengan menggunakan
laboratorium 
  model simulasi akan mengalami pembelajaran seperti kejadian yang
sebenarnya. Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa dan akan menimbulkan
semangat yang lebih tinggi pada diri siswa untuk belajar Fisika.
Keberhasilan belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti bakat, motivasi, minat, intelegensi,
penguasaan konsep dasar dan lain sebagainya. Penguasaan konsep dasar, termasuk di dalamnya
adalah kemampuan awal siswa sebelum ia belajar materi konsep selanjutnya. Kemampuan awal
siswa merupakan prasyarat untuk memperoleh kemampuan baru yang lebih tinggi, sehingga dalam
melakukan aktivitas kemampuan awal sangat berpengaruh terhadap kegiatan berikutnya.

  
Menurut Gagne: ³Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi´ (Ngalim Purwanto, 1992).
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah suatu proses bukan suatu
hasil yang merupakan dasar perkembangan hidup manusia.
Pembelajaran Fisika yang menuntut keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam menemukan konsep.
Hasil pembelajaran fisika sesuai dengan teori belajar Gagne yaitu ketrampilan motorik (aspek
psikomorik), ketrampilan intelektual (kognitif), dan sikap (aspek afektif).
Pembelajaran fisika materi listrik dinamis sangat erat kaitannya dengan peristiwa yang ditemukan
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan
eksperimen, meskipun menggunakan lab virtual melalui simulasi media komputer akan
memberikan tambahan bermakna pada penguasaan konsep listrik dinamis. Apa yang dipelajari
siswa pada materi listrik dinamis dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, ini merupakan
konsep pembelajaran bermakna seperti yang dikemukakan oleh Ausubel.
Siswa tingkat SMP/MTs telah mempunyai kemampuan berpikir abstrak, sehingga dalam
pembelajaran fisika tidak harus menunjukkan benda yang sebenarnya. Sehingga jika pembelajaran
dilakukan dengan simulasi media komputer siswa tidak akan kesulitan menerima materi pelajaran.
Bruner mengusulkan teori yang disebut ³à $
!  %
´. Menurut teori ini, proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru atau dosen memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk teori, konsep, definisi, dan sebagainya) melalui
contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili sumbernya. Dengan kata lain siswa dibimbing
secara induktif untuk memahami suatu kebenaran umum.
Pembelajaran melalui metode demonstrasi dan eksperimen, siswa diberi kebebasan untuk
menuangkan pikiran dan kreatifitasnya, sehingga konsep materi pelajaran listrik dinamis dapat
dipahami oleh siswa lebih mendalam. Dengan menggunakan metode demonstasi dan eksperimen,
siswa diajak berpikir secara induktif hingga ditemukannya suatu kesimpulan yang tidak lain
merupakan konsep atau pengetahuan baru.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh kondisi atau keadaan dari dalam siswa sendiri,
termasuk didalamnya adalah pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelum menerima materi
pelajaran selanjutnya. Lingkungan di luar siswa juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa,
termasuk di dalamnya adalah guru dan metode pembelajaran yang digunakan serta sarana prasarana
yang dipergunakan.
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Jika media
itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Media pembelajaran menggunakan komputer yang dipilih oleh peneliti adalah CAI format
simulasi, yang nantinya digabungkan dengan metode mengajar demonstrasi dan eksperimen. Media
pembelajaran komputer yang dimaksud pada penelitian ini tidak lain merupakan perangkat
laboratorium virtual.
Keunggulan Media Pembelajaran:
1.? dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat mengurangi
verbalisme
2.? memberikan pengalaman nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap
siswa
3.? memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya pengalaman belajar yang lebih sempurna
Metode eksperimen atau percabaan adalah suatu teknik mengajar yang menekankan pada pelibatan
secara langsung siswa untuk mengalami proses dan membuktikan sendiri hasil percobaan. Metode
ini merupakan suatu metode mengajar yang termasuk paling sesuai untuk pembelajara IPA.
Tujuan Penggunaan Metode Eksperimen
1.? Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang
diperoleh melalui pengamatan pada proses eksperimen.
2.? Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.
3.? Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari
fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Keunggulan dan Kekurangan Metode Eksperimen
1.? Mampu melatih peserta didik untuk menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah
serta berpikir ilmiah, sehingga terlatih untuk membuktikan ilmu secara ilmiah.
2.? Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif, realistis, dan menghilangkan
verbalisme.
Metode demonstrasi adalah suatu teknik penyajian pelajaran di mana guru/kelompok siswa
memperlihatkan kepada seluruh siswa sesuatu proses sehingga siswa dapat mengamati dan
merasakan proses tersebut. Metode demonstrasi digunakan dengan pertimbangan sekolah tidak
memiliki alat dengan jumlah yang memadai untuk menggunakan metode eksperimen. Media
komputer pada pembelajaran metode demonstrasi menggunakan 3 unit komputer.
Tujuan Penggunaan Metode Demonstrasi
1.? siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
2.? siswa dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda atau alat
3.? bila siswa melakukan sendiri demonstrasi, maka ia dapat mengerti juga menggunakan suatu
alat
Keunggulan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
1.? Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman melalui kata-kata atau kalimat)
2.? Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan
mencoba melakukannya sendiri
Pada penelitian ini kemampuan awal yang digunakan adalah kemampuan prasyarat, yaitu
kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada pokok materi bahasan sebelumnya yang menunjang
materi pokok berikutnya. Sedangkan tes yang digunakan adalah tes prasyarat (pre-requisite test).
Materi bahasan yang digunakan sebagai prasyarat pada penelitian ini adalah listrik statis dan
sumber arus listrik searah. Sedangkan materi pokok berikutnya adalah listrik dinamis.
Penelitian dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe kabupaten Sragen pada semester
gasal tahun pelajaran 2007/2008 bulan Mei - Desember 2007
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimentasi dengan desain faktorial
(AÑ B). Faktor pertama (A) adalah metode pembelajaran yang digunakan, yaitu metode demonstrasi
dan eksperimen dengan menggunakan laboratorium virtual. Sedangkan faktor kedua (B) adalah
kemampuan awal siswa yang dibagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Perlakuan
dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 1.
A
A1 A2
B1 A1B1 A2B1
B B2 A1B2 A2B2
B3 A1B3 A2B3
Gambar 1 Skema Perlakuan Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe kabupaten
Sragen tahun pelajaran 2007/2008 dengan cacah 164 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Sampel
penelitian diambil dengan teknik random sampling, maksudnya dalam menentukan anggota sampel
diambil secara acak dengan diundi. Hasil pengambilan undian diperoleh kelas IX-C memperoleh
pembelajaran eksperimen dan kelas IX-A memperoleh pembelajaran demonstrasi.
Variabel Penelitian, Variabel bebas :
1.? Metode Pembelajaran, terdiri dari: a) Metode pembelajaran demonstrasi, adalah penyajian
materi fisika oleh guru dan siswa secara bergiliran dengan mempertontonkan atau menujukkan
suatu kejadian atau proses dengan mengacu pada langkah-langkah tertentu sesuai LKS.
Kejadian atau proses pada penelitian ini adalah peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan
listrik dinamis. Jumlah komputer sebagai laboratorium virtual pada metode demonstrasi
menggunakan 3 set komputer. b) Metode pembelajaran eksperimen, adalah cara penyajian
materi fisika dimana siswa melakukan peragaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu
yang dipelajari melalui laboratorium virtual. Sesuatu yang dipelajari pada penelitian ini adalah
materi pelajaran tentang listrik dinamis. Kegiatan percobaan dilakukan berkelompok di
laboratorium komputer dengan jumlah komputer 25 unit.
2.? Kemampuan Awal Siswa, adalah penguasaan konsep materi pelajaran sebelumnya yang
merupakan materi prasyarat pembelajaran materi pelajaran selanjutnya. Pada penelitian ini
yang dimaksud dengan materi pelajaran prasyarat adalah materi pokok bahasan listrik statis dan
sumber tegangan listrik, sedangkan materi pelajaran selanjutnya adalah materi pokok bahasan
listrik dinamis. Skala Pengukuran: Nominal dengan tiga kategori, yaitu: a) Kemampuan awal
siswa kategori tinggi, b) Sedang, dan c) Rendah. Indikator, masing-masing nilai > mean + ½
Standart Deviasi, di antara mean  ½ Standart Deviasi hingga mean +½ Standart Deviasi, dan
nilai < mean  ½ Standart Deviasi

Variabel Terikat adalah prestasi belajar Fisika. Prestasi belajar merupakan nilai hasil tes setelah dan
pada saat proses pembelajaran Fisika. Skala Pengukuran adalah interval Indikator: Ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan dua teknik yaitu teknik tes dan nontes.
Instrumen pelaksanaan penelitian meliputi Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan
LKS. Silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata
Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok/Pembelajaran,
Kegiatan Pembelajaran, Indikator, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh
karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Instrumen Pengambilan Data:
1.? Instrumen Tes Kemampuan Awal siswa
Instrumen kemampuan awal siswa berupa tes tertulis pilihan ganda yang dilaksanakan sebelum
pembelajaran listrik dinamis dan setelah siswa menerima materi pelajaran listrik statis serta sumber
tegangan listrik. Dari hasil tes tersebut, siswa dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu memiliki
kemampuan awal rendah, sedang, dan tinggi.
2.? Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Psikomotorik
Instrumen merupakan alat pengumpulan data untuk mengetahui nilai prestasi belajar ranah
psikomotorik siswa. Data prestasi belajar ranah psikomotorik dikumpulkan melalui
observasi/pengamatan.
3.? Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Kognitif
Tes prestasi belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis pilihan ganda dilaksanakan setelah
proses pembelajaran. Item pilihan ganda berjumlah 4 buah dengan simbol pilihan a, b, c, atau d.
Setiap item soal hanya memiliki satu jawaban betul. Jika jawaban siswa betul diberi skor 1 dan
sebaliknya diberi skor 0.
4.? Instrumen Tes Prestasi Belajar Ranah Afektif
Nilai prestasi belajar ranah afektif siswa diperoleh melalui angket. Angket diberikan oleh guru pada
siswa setelah proses pembelajaran. Lembar angket tersebut disusun dalam bentuk checklist yang
terdiri daftar pernyataan yang meliputi sikap ilmiah siswa dalam melakukan demosntrasi atau
eksperimen/percobaan. Format isian yang disediakan terdiri dari lima kolom yang memuat
alternatif ³SS´, ³S´, ³TB´, ³TS´, dan ³STS´. Setiap indikator untuk mengukur sikap siswa paling
tidak diwujudkan dalam 2 pernyataan sikap, pernyataan sikap positif dan sikap negatif.
Uji Kelayakan Instrumen:
1.? Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi, sedangkan
yang tidak atau kurang valid memiliki validitas yang rendah. Untuk mengetahui validitas
instrumen tes kemampuan awal siswa, tes prestasi belajar ranah psikomotorik, dan tes prestasi
belajar ranah afektif, digunakan teknik:
2.? Uji Reliabilitas, Reliabilitas ( ) menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen yang
disusun dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data, instrumen memiliki keajegan dalam
menilai apa yang dinilainya. Artinya kapanpun digunakan, akan memberikan hasil yang relatif
sama.
Setelah dilakukan uji reliabilitas item soal pada alat ukur kemampuan awal diperoleh r11 å 0,87
sehingga dikategorikan sangat tinggi. Sedangkan pada uji reliabilitas item soal alat ukur
prestasi ranah kognitif diperoleh r11 å 0,92 sehingga dikategorikan sangat tinggi.
3.? Uji Taraf Kesukaran Butir Soal
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran pada item soal tes kemampuan awal diperoleh seluruh
item soal memiliki taraf kesukaran sedang dengan harga P diantara 0,31 hingga 0,70.
Sedangkan pada uji taraf kesukaran butir soal tes prestasi belajar ranah kognitif diperoleh
seluruh item soal memiliki taraf kesukaran sedang.
4.? Uji Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda (D) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Butir-butir soal yang baik adalah yang memiliki indeks daya beda antara 0,4 sampai 0,7.
Setelah dilakukan pengujian daya beda pada item soal tes kemampuan awal diperoleh 1 butir
soal jelek, 14 butir soal cukup, 16 butir soal baik, dan 1 butir soal baik sekali. Pada uji daya
beda butir soal tes prestasi belajar dari 40 butir soal diperoleh 1 butir soal jelek, 21 butir soal
cukup, dan 18 butir soal baik. Item soal yang memiliki daya beda jelek dibuang atau tidak
digunakan.

Uji Prasyarat Analisis


1.? Uji Normalitas, Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dengan menggunakan Metode Liliefors.
2.? Uji Homogenitas, Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau
tidak digunakan Metode Bartlett:
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau
ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan
dengan frekuensi isi sel tidak sama.

Tabel 1. Tata Letak Data Rancangan ANAVA Dua Jalan Isi Sel Tidak Sama
B
B1 B2 B3
A
A1 A1 B1 A1 B2 A1 B3
A2 A2 B1 A2 B2 A2 B3


  
Uji Normalitas Rata-rata Nilai Tes Prestasi Hasil Belajar
Hasil uji normalitas dengan metode Lilliefors diperoleh harga statistik uji Lobs untuk tingkat
signifikansi 5% pada masing±masing kelas disajikan pada tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2. Harga Statistik Uji beserta Harga Kritik pada Uji Normalitas Rata -rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi, Sedang dan Rendah
Kelompok Statistik Uji Lobs Harga Kritik Keputusan
Kemampuan awal tinggi 0,08 0,16 Normal
Kemampuan awal sedang 0,03 0,16 Normal
Kemampuan awal rendah 0,10 0,17 Normal

Dari tabel 2 dan tabel 3 terlihat bahwa harga statistik uji Lobs dari masing-masing kelompok tidak
melebihi harga kritiknya. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa H0N ditolak. Ini berarti
bahwa sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 3. Harga Statistik Uji beserta Harga Kritik pada Uji Normalitas Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Demonstrasi
Kelompok Kelas Statistik Uji Lobs Harga Kritik Keputusan
Eksperimen 0,06 0,13 Normal
Demonstrasi 0,06 0,13 Normal

Uji Homogenitas Rata-rata Nilai Hasil Prestasi Belajar


Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dilakukan dua kali, yaitu homogenitas antar kelompok
kolom (kategori kemampuan awal) dan antar baris (metode mengajar).
Uji homogenitas menurut kelompok kolom (kategori kemampuan awal) diperoleh harga statistik uji
Ê 2hitungå1,08 sedangkan Ê2 tabel å3,84 pada taraf signifikansi 0,05. Karena Ê2 hitung tidak melebihi Ê2tabel ,
dengan demikian dapat diperoleh keputusan uji bahwa H0H ditolak. Ini berarti menunjukan bahwa
populasi menurut kelompok kolom (kategori kemampuan awal) tersebut homogen.
Uji homogenitas menurut kelompok baris (metode mengajar) diperoleh Ê 2hitungå1,82 sedangkan
Ê 2tabel å5,99 pada taraf signifikansi 0,05. Karena Ê2hitung tidak melebihiÊ 2tabel, dengan demikian dapat
diperoleh keputusan uji bahwa H0H ditolak. Ini menunjukan bahwa populasi menurut kelompok
baris (metode mengajar) tersebut homogen.
Hasil Pengujian Hipotesis Analisis Variansi Dua Jalan
Tabel 5. Rangkuman Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Nilai Prestasi Belajar
Sumber Variansi JK dk RK FObs FĮ P
Efek Utama
A (Baris) 370,24 1 370,24 11,87 3,96 <0,05
B (Kolom) 582,38 2 291,19 9,33 3,09 <0,05
Interaksi (AB) 45,18 2 22,59 0,72 3,09 >0,05
Galat 2621,11 84 31,20 - - -
Total 3618,91 89 - - - -

Berdasarkan tabel 5. didapatkan hasil-hasil:


1.? Hipotesis 1, FA å 11,87 sedangkan FTabel å 3,96. Tampak bahwa Fhit> Ftabel dengan demikian
H0A ditolak dan H1A diterima
2.? Hipotesis 2, FB å 9,33 sedangkan FTabel å 3,09. Tampak bahwa Fhit> Ftabel dengan demikian H0B
ditolak dan H1B diterima
3.? Hipotesis 3, FAB å 0,72 sedangkan FTabel å 3,09. Tampak bahwa Fhit< Ftabel dengan demikian
H0AB diterima dan H1AB ditolak
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan yang terdiri dari dua efek utama dan interaksi dapat
disimpulkan bahwa:
Efek Utama, yang berupa baris (Pembelajaran Fisika Menggunakan laboratorium virtual)
perhitungan yang ditunjukkan dengan harga statistic uji FA å 11,87 melampaui harga Ftabel å 3,96
pada taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa faktor A (Pembelajaran Fisika Menggunakan
laboratorium virtual) mempunyai pengaruh terhadap rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan listrik dinamis semester gasal siswa MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe kabupaten
Sragen tahun pelajaran 2007/2008.
Efek utama yang berupa kolom (kemampuan awal) perhitungan yang ditunjukkan dengan harga
statistik uji F B å 9,33 melampaui harga Ftabel å 3,09 pada taraf signifikansi 5% yang berarti bahwa
factor B (kemampuan awal) mempunyai pengaruh terhadap rata-rata nilai prestasi belajar siswa
pada bahasan listrik dinamis semester gasal siswa MTs Muhammadiyah 2 Kalijambe tahun
pelajaran 2007/2008.
Interaksi, berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan dengan harga statistic uji FABå 0,72
kurang dari Ftabel å 3,09 pada taraf signifikansi 5%, yang berarti bahwa tidak ada interaksi
pengaruh antara faktor A (Pembelajaran Fisika Menggunakan laboratorium virtual) dan B
(kemampuan awal) terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat dikemukakan bahwa:
1.? Ada pengaruh pembelajaran fisika menggunakan laboratorium virtual dalam bentuk
eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa.
2.? Ada pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap prestasi
belajar siswa.
3.? Tidak ada interaksi antara penggunaan metode mengajar menggunakan laboratorium virtual
dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa..

Pembahasan Hasil Analisis


Hipotesis Pertama
Harga FA å 11,87 lebih besar dari Ftabel å 3,96 sehingga hipotesis nol di tolak dan hipotesis
alternatif diterima, maka terdapat pengaruh pembelajaran fisika menggunakan laboratorium virtual
dalam bentuk eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
listrik dinamis.
Dari penelitian terlihat bahwa nilai prestasi hasil belajar siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
menggunakan laboratorium virtual melalui metode eksperimen di laboratorium komputer
mempunyai rerata 79,71 dengan standar deviasi 5,61. Nilai ini lebih besar dibanding dengan siswa
yang memperoleh perlakuan pembelajaran menggunakan laboratorium virtual dalam bentuk
metode demonstasi di ruang kelas dimana rerata prestasinya 75,54 dengan standar deviasi 6,57.
Melihat rataan prestasi belajar tersebut siswa yang mendapat pembelajaran Fisika menggunakan
laboratorium virtual (media komputer) melalui metode eksperimen di laboratorium komputer
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapat
pembelajaran Fisika menggunakan media komputer melalui metode demonstrasi.
Kenyataan tersebut di atas disebabkan pembelajaran fisika dengan menggunakan media komputer
sebagai laboratorium virtual dalam bentuk eksperimen, memiliki keuntungan: siswa dapat
mengulang-ulang percobaan yang dilakukan tanpa harus takut kehabisan bahan dan alat, siswa
tidak khawatir adanya kecelakaan praktikum, dengan mengulang-ulang percobaan, siswa menjadi
yakin akan hasil percobaan dan kesimpulan percobaan yang diperoleh, tidak pernah dijumpai alat
atau bahan dalam keadaan rusak sehingga hasil pengukuran selalu sama, dan realistic artinya alat
dan bahan yang digunakan dalam lab virtual menyerupai alat dan bahan dalam kenyataan (real).
Sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan Piaget, siswa kelas IX tingkat SMP/MTs memiliki
kemampuan berpikir abstrak, sehingga saat melakukan percobaan menggunakan laboratorium
virtual siswa tidak kesulitan dalam melakukan kegiatan percobaan. Kenyataan tersebut dapat
dicontohkan siswa mampu memilih komponen, menyusun rangkaian, menghidupkan rangkaian
serta mengambil dan melakukan analisa data percobaan.
Siswa dalam kegiatan eksperimen, dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan guru dengan
menggunakan pedoman praktikum berupa lembar kerja siswa. Langkah-langkah percobaan yang
dibuat dengan urutan pertanyaan yang membimbing siswa hingga diperoleh kesimpulan. Melalui
prosedur semacam ini siswa merasakan menemukan sendiri konsep atau teori dalam materi listrik
dinamis. Hal ini sesuai dengan karakteristik mata pelajaran fisika, bahwa fisika bukan merupakan
penguasaan kumpulan pengetahuan (fakta, prinsip, atau konsep) melainkan proses penemuan.
Melalui metode pembelajaran dalam penelitian ini, siswa mampu menemukan konsep listrik
dinamis.
Software Edison 4 yang telah diinstall pada semua komputer yang terdapat di laboratorium,
memungkinkan siswa melakukan percobaan sendiri di luar jam pelajaran fisika. Sebagai contoh
siswa sering minta ijin untuk menggunakan komputer pada jam-jam istirahat dan setelah jam
sekolah. Hal ini tentunya menambah kuat pemahaman siswa dalam menguasai teori atau konsep
materi listrik dinamis. Di samping itu, siswa secara bebas melakukan percobaan dengan bentuk
rangkaian dan jenis komponen lain. Percobaan di luar jam pelajaran memberikan manfaat
menambah kuat pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang diperoleh.
Sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan David Ausubel (hal. 16), siswa yang memperoleh
pembelajaran melalui metode eksperimen, memperoleh informasi melalui gambar komponen listrik
yang mirip dengan keadaan sebenarnya. Informasi ini selanjutnya dikaitkan dengan konsep atau
pengetahuan yang telah ada. Konsep yang telah ada pada siswa berupa hasil dari membaca buku
paket dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Karena informasi yang diperoleh tidak
bertentangan dengan konsep atau pengetahuan yang telah ada pada siswa, maka hal ini memperkuat
pemahaman siswa dalam belajar fisika materi listrik dinamis.
Siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan laboratorium virtual melalui metode
demonstrasi di ruang kelas, memiliki kelemahan antara lain:
1.? siswa mendapat kesempatan yang sangat terbatas dalam melakukan percobaan. Setiap
kelompok hanya memperoleh kesempatan melakukan percobaan satu atau dua judul percobaan.
Hal ini dikarenakan jumlah komputer yang ada di ruang kelas hanya 3 unit dan waktu yang
sangat terbatas.
2.? kelompok siswa yang berada di belakang tidak merasakan sendiri melakukan percobaa, mereka
hanya memperhatikan apa yang dilakukan oleh siswa yang maju ke depan.
3.? data percobaan yang diperoleh siswa tidak seluruhnya merupakan hasil praktikumnya sendiri,
tetapi hasil percobaan siswa lain.
4.? tingkat partisipasi siswa dalam menemukan konsep secara individual sangat rendah.
5.? rendahnya motivasi siswa dalam memperhatikan kegiatan demonstrasi. Siswa yang tidak
melakukan percobaan di depan kelas mempunyai kesempatan yang besar untuk tidak
konsentrasi pada proses belajar mengajar. Siswa yang tidak mendapat giliran melakukan
demonstrasi memiliki kecenderungan membuat gaduh (ramai, berbicara sesama teman
sebangku). Kenyataan ini dapat dilihat pada lampiran foto L.18.7. beberapa siswa kelihatan
ngobrol dan menundukkan kepala tidak memperhatikan teman yang melakukan demonstrasi.
Hal-hal yang diuraikan di atas menyebabkan kesimpulan percobaan yang diperoleh siswa tidak
dapat merasuk dalam pikiran siswa dengan kuat. Sehingga dalam penelitian ini, diperoleh hasil
rerata nilai untuk siswa yang memperoleh pembelajaran eksperimen lebih tinggi dibandingkan
rerata nilai untuk siswa yang memperoleh pembelajaran demonstrasi.

Hipotesis Kedua
Harga FB å 11,87 lebih besar dari Ftabel å 3,96, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa
terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan awal siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah
terhadap prestasi hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis.
Dari data penelitian terlihat bahwa prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi
mempunyai rerata 81,19 lebih besar dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal
sedang dimana reratanya 75,97 dan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah dimana
reratanya 75,51. Siswa yang memiliki kemampuan awal kategori sedang memiliki rerata nilai
prestasi hasil belajar lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
Hal ini membuktikan bahwa siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi akan memberikan
pengaruh yang lebih besar dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang
maupun rendah. Siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang akan memberikan pengaruh
yang lebih besar dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah
Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan praktikum, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
memiliki penilaian sikap yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan
awal sedang ataupun kemampuan awal rendah. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi
lebih mudah memahami dalam melakukan percobaan dan dalam menemukan suatu konsep
dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Selain itu siswa dengan
kemampuan awal tinggi mampu untuk mereaksi atau merespon suatu tindakan yang baru.
Siswa dengan kemampuan awal tinggi mempunyai persiapan yang lebih besar dalam menerima
materi pelajaran jika dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan awal sedang maupun rendah.
Hal ini akan menjadikan proses pembelajaran lebih mudah tercapai pada kelompok siswa yang
memiliki kemampuan awal yang lebih tinggi.
Siswa-siswa dengan kemampuan awal berbeda memiliki kecenderungan yang berbeda dalam
menangkap atau memahami konsep-konsep baru. Hal ini penulis temukan dalam penelitian, siswa
dengan kemampuan awal yang lebih tinggi sangat mudah menangkap atau memahami konsep-
konsep baru. Sementara siswa dengan kemampuan awal lebih rendah lebih sulit dalam menangkap
atau memahami konsep-konsep baru.
Siswa dengan kemampuan awal lebih tinggi dari hasil penelitian ini memiliki kreatifitas dan
keaktifan yang lebih besar, sehingga mereka sangat mudah dalam memahami cara melakukan
percobaan. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah memiliki kreatifitas dan
keaktifan yang rendah, sehingga mereka susah dalam memahami cara melakukan suatu percobaan.
Sesuai dengan pendapat Bloom bahwa untuk mempelajari pengetahuan baru, siswa dipersyaratkan
untuk menguasai pengetahuan-pengetahuan yang mendukung materi pengetahuan baru tersebut.
Dalam penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa penguasaan konsep listrik statis dan sumber arus
listrik memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi listrik dinamis. Hal ini
berarti hasil penelitian tidak bertentangan dengan pendapat Bloom.

Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh harga FAB å 0,724 lebih kecil Ftabel å 3,092 sehingga
hipotesis nol diterima. Hal ini berarti bahwa tidak ada interaksi antara penggunaan metode
mengajar menggunakan lab virtual dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Perlakuan yang berupa metode mengajar menggunakan laboratorium virtual dan faktor kemampuan
awal siswa yang dikategorikan 3 kelompok tidak memberikan pengaruh secara gabungan
(kumulatif). Pengaruh yang diberikan metode pembelajaran menggunakan laboratorium virtual
baik secara eksperimen maupun demonstrasi terhadap prestasi belajar, merupakan pengaruh yang
berdiri sendiri. Begitu pula dengan pengaruh yang diberikan oleh kemampuan awal siswa terhadap
prestasi belajar merupakan pengaruh yang berdiri sendiri. Dua perlakuan yang diberikan tidak
menghasilkan kombinasi efek, sehingga disimpulkan tidak ada interaksi antara metode
pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa.
Ini berarti, kalau dilihat pada masing-masing kemampuan awal siswa (tinggi, sedang dan rendah),
siswa yang mendapat pembelajaran Fisika menggunakan laboratorium virtual melalui metode
eksperimen mempunyai prestasi hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang melalui
metode demonstrasi. Karena tidak ada kombinasi efek antara metode mengajar dengan kemampuan
awal maka perbandingan antara metode mengajar eksperimen dan demonstrasi menggunakan
laboratorium virtual untuk setiap kemampuan awal mengikuti perbandingan marginalnya.
Memperhatikan rataan masing-masing sel dan rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode demonstrasi, baik secara umum maupun untuk
setiap kemampuan awal.
Karena tidak ada kombinasi efek antara metode mengajar dengan kemampuan awal maka
perbandingan antara kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah untuk setiap metode mengajar
mengikuti perbandingan marginalnya. Berdasarkan rataan masing-masing sel dan rataan
marginalnya dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa tinggi lebih baik dibandingkan
dengan kemampuan awal sedang maupun rendah, baik secara umum maupun untuk setiap metode
mengajar. Berdasarkan rataan masing-masing sel dan rataan marginalnya dapat disimpulkan bahwa
kemampuan awal siswa sedang lebih baik dibandingkan dengan kemampuan awal rendah, baik
secara umum maupun untuk setiap metode mengajar.

  c

1.? Terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar fisika pokok bahasan listrik dinamis
yang diperoleh dari proses pembelajaran menggunakan laboratorium vistual dalam bentuk
eksperimen dan demonstrasi, dimana Fobs å 11,87 sedangkan Ftabel å 3,96.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Fobs > Ftabel , secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa
siswa yang memperoleh pembelajaran fisika pokok bahasan listrik dinamis laboratorium vistual
(media komputer) dalam bentuk eksperimen menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
dibanding dalam bentuk demonstrasi.
2.? Terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar fisika pada pokok bahasan listrik
dinamis antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji statistik bahwa Fobs å 9,33 sedangkan Ftabel å 3,09.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Fobs > Ftabel , secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa
siswa yang memiliki kemampuan awal lebih tinggi memperoleh hasil prestasi belajar yang
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal lebih rendah.
3.? Tidak ada interaksi antara penggunaan metode mengajar menggunakan laboratorium virtual
(media komputer) dalam bentuk eksperimen dan demonstrasi dengan kemampuan awal
terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis. Hal ini dibuktikan dengan
adanya hasil uji statistik Fobs å 0,72 sedangkan Ftabel å 3,09.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa Fobs < Ftabel , hal ini memberikan arti bahwa tidak
ada kombinasi efek antara penggunaan metode mengajar menggunakan laboratorium virtual
dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh.
Penggunaan metode mengajar menggunakan media komputer tidak ada hubungannya dengan
kemampuan awal siswa, sehingga gabungan antara penggunaan metode mengajar dengan
kemampuan awal siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar
yang diperoleh siswa.

 c
[1]? Arief Furchan. ______.  

 

&. Surabaya: Usaha Nasional
[2]? Arikunto Suharsimi. 2002. ! 

   & & &. Jakarta: Rineka
Cipta.
[3]? Azhar Arsyad. 2006. 
. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
[4]? Bloom, Benyamin S. '  ( 
!
!    %
New York, McGraw-
Hill Company, 1976.
[5]? Bob Foster. 2004. &!)!

!à  *+

,  &&! . Jakarta: Erlangga.
[6]? Budiyono. 2004.  
!
&  &

. Surakarta: UNS Press.
[7]? Budiyono. 2005. ) !
  -
 & %  *!! *!)& *"&
"  !
& .
Makalah disampaikan pada Seminar tentang Asasmen Aspek Afektif dan Psikomotor di
UNS pada tanggal 3 Oktober 2005.
[8]? Gerlach Vernon S. and Ely, Donald P-
 
* ! 
*))New
Jersey, Prentice-Hall Inc. Engliwood Cliffa, 1971
[9]? Gino J, Suwarni, Suripto, Maryanto, & Sutijan. 1993. m   .
Surakarta: UNS Press.
[10]? Margono, S. 2005.   




&. Jakarta: Rineka Cipta.
[11]? Ngalim Purwanto. 1990. !
&


& (Edisi ke 3). Bandung: Remaja Rosdakarya.
[12]? Ornstein, Allan C. 2000.   
! " ""
 %
. United States of America:
McGraw-Hill Company.
[13]? Paul Suparno. 2007.    

 

& à
!
& .m &   
 !
!#/.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Darma.
[14]? Paul Suparno. 2007.   
à
!
&!  &

!
&  &.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Darma.
[15]? Pophan, W. James and Baker, Evil L -&
&   
! 
& Penterjemah
Amirul Hadi, dkk., Jakarta, Rineka Cipta, 1992
[16]? Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
2006.    !
         *  
&   -
&   


&0-!. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
[17]? Ratna Wilis Dahar. 1989. -
 
m. Jakarta: Erlangga.
[18]? Roestiyah N.K. 2001.   
mJakarta: Rineka Cipta.
[19]? Sharon E. Smaldino, 2005. !  
-  
"%
. Newjersey:
Pearson Education, Inc.
[20]? Slameto. 2003. m à& "&  ) 
 . Jakarta: Asdi Mahasatya.
[21]? Syaiful Bahri D., Aswan Zain. 1996.   
m. Jakarta: Rineka Cipta.
[22]? Timothy J. Newby. 1996. !  
 -  " -
   %
 $!


!  
  
() ! 1!

. Newjersey: Prentice-Hall, Inc.

You might also like