You are on page 1of 8

BIMBINGAN KARIER SEBAGAI UPAYA MEMPERSIAPKAN

PESERTA DIDIK DALAM BEKERJA


Oleh : Nendi Bahtiar

A. Pengertian Bimbingan Karier


Kata karier diambil dari bahasa Inggris, yaitu career. Ada beberapa
kata yang mempunya makna yang sama, yaitu job, employment, dan
occupation. Akan tetapi, kata-kata tersebut sebenarnya mempunyai penekanan
yang berbeda. Kata job dan employment lebih ditekankan kepada pekerjaan
yang digeluti seseorang, dimana orang tersebut hanya mendapatkan upah saja,
sedangkan dia tidak menikmati pekerjaan yang digelutinya. Kata ocupation
berarti suatu pekerjaan yang sudah dapat diresapi dan dinikmati oleh
pelakunya, tetapi pekerjaan tersebut hanya terbatas pada jam-jam kerja saja.
Yang terakhir, kata career digunakan pada suatu pekerjaan yang dihayati oleh
seseorang, dan menganggap pekerjaan tersebut sebagai panggilan hidup serta
mewarnai gaya hidupnya.1
Menurut Veron G. Zunker, career refers to the activities associated
with an individual’s lifetime of work2 (karier menunjukan pada aktifitas yang
dihubungkan dengan pekerjaan yang mewarnai kehidupan seseorang). Merujuk
pada pengertian karir, tidaklah mengherankan jika bimbingan pekerjaan yang
ada di indonesia lebih dikenal dengan bimbingan karier, karena diharapkan
orang yang dibimbing dapat menjadikan pekerjaanya kelak bukan hanya
pekerjaan yang menghasilkan uang saja, tetapi juga bisa dihayati dan mewarnai
gaya hidupnya.
Dari pegertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan karir adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang berupa
saran-saran dan masukan-masukan yang berhubungan dengan pekerjaan yang
cocok bagi orang tersebut, dengan melihat latar belakang orang yang

1
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: PT
Gramedia, 1997), hal. 571.
2
Vernon G. Zunker, Career, Counseling, Applied Consepts of Life Planning, (Belmont:
Wadsworth Inc, 1981), hal. 3.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
dibimbing. Saran-saran dan masukan tersebut bukanlah hal yang mutlak harus
dilaksanakan, akan tetapi hal tersebut dikembalikan kepada individu yang
diberi saran.
B. Prinsip-Prinsip Bimbingan karier di Sekolah
Agar bimbingan karier di Sekolah dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan
tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu diperhatikan oleh para pembimbing
pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya, terutama dalam
penyusunan program pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah. Secara
umum prinsip-prinsip bimbingan karier di Sekolah, adalah sebagai berikut:
1. Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan
dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. Tidak ada perkecualian,
baik itu yang kaya maupun yang miskin, dan faktor-faktor lainnya.
2. Setiap siswa harus memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalan
hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.
3. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup
memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial
pribadi dan perencanaan pendidikan karier.
4. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.
5. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep,
berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan
norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.
6. Program Bimbingan Karier di sekolah hendaknya diintegrasikan secara
fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya.
7. Program bimbingan karier di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat. 3

3
Arifah, “Pengaruh Bimbingan Karier terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih
Karier pada Siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen)
Tahun Ajaran 2005/2006”, Sekripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2005,
Hal. 10.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut
dapat disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya memiliki
pedoman yang umun dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada siswanya
dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang karakteristik dunia kerja
sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih
karier yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu mencapai kebahagiaan
hidup dimasa depan kariernya.
C. Tujuan Bimbingan Karier di Sekolah
Bimbingan karier dan pembangunan nasional mempunyai keterkaitan
satu sama lain. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari tujuan pembangunan
nasional, yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tujuan ini hanya
dapat tercapai apabila setiap warga negara mempunyai kemampuan kerja yang
diharapkan dari padanya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu
kehidupan pribadi maupun bangsanya, sesuai dengan nilai hidup yang
tercantum dalam pancasila. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang
secara kuantitatif maupun kualitatif diperlukan dalam pembangunan nasional,
sistem pendidikan secara menyeluruh dan terpadu wajib melaksanakan
program bimbingan karier yang terintegrasi dalam keseluruhan program di
dekolah-sekolah.
Secara umum, tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier di
Sekolah menurut Dewa Ketut Sukardi ialah membantu siswa dalam
pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier
dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan
seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.4 Sedangkan, tujuan khusus dari
diselenggarakannya bimbingan karier adalah:
1. Meningkatkan pemahaman diri siswa.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang dunia kerja.

4
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka,
1987), hal. 34.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
3. Membina sikap yang serasi terhadap partisipasi dalam dunia kerja dan
terhadap usaha dalam mempersiapkan diri dari suatu jabatan.
4. Meningkatkan kemahiran berpikir agar mampu mengambil keputusan
tentang jabatan dan melaksanakan keputusan itu.
5. Mengembangkan nilai-nilai sehubungan dengan gaya hidup yang dicita-
citakan, termasuk jabatan.
6. Menopang kemampuan berkomusikasi dan bekerja sama.5
D. Fungsi Bimbingan Karier di Sekolah
Bimbingan karier sebagai satu kesatuan proses bimbingan memiliki
manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam mengarahkan diri dan
menciptakan kemandirian dalam memilih karier yang sesuai dengan
kemampuan siswanya. Pentingnya bimbingan karier di sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan kemantapan pilihan penjurusan kepada siswa, karena
penjurusan akan mempersiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak
diinginkan.
2. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat
siap kerja sesuai dengan keinginannya.
3. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil
bekerja.6
E. Penyelenggaraan Bimbingan Karier di Sekolah
Menurut Dewa Ketut Sukardi, penyelenggaraan Bimbingan Karier
yang diberikan di sekolah-sekolah dapat dilakukan melalui beberapa metode,
yaitu ceramah dan narasumber, diskusi kelompok, pengajaran unit, sosiodrama,
karyawisata karier, informasi melalui kegiatan ekstrakulikuler dan
intrakulikuler, serta hari karier.7 Berikut penjelasan mengenai metode-metode
tersebut:
1. Ceramah dan Narasumber

5
W. S. Winkel, Op Cit, hal. 618.
6
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,
1989), hal. 153.
7
Dewa Ketut Sukrdi, Op Cit, hal. 102.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
Kegiatan yang dilakukan bersumber dari pembimbing, konselor, guru,
maupun dari nara sumber (pihak dunia kerja), dalam rangka memberikan
penerangan tentang informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan,
jabatan dan karier.
2. Diskusi Kelompok
Suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan satu keterkaitan pada
suatu pokok masalah (dalam hal ini perencanaan karier), dimana siswa
sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan,
mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur.
3. Pengajaran Unit
Merupakan teknik dalam membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman tentang suatu pekerjaan tertentu, melalui kerjasama antara
pembimbing dan guru bidang studi. Namun dengan pola ini sudah barang
tentu perlu adanya jam tersendiri yang khusus disediakan untuk keperluan
kegiatan bimbingan karier.
4. Sosiodrama
Suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendramatisasi sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti
yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari dimasyarakat,
sehubungan dengan pekerjaan dan karier.
5. Karyawisata Karier
Berkarya atau bekerja dan belajar sambil berwisata untuk membawa
para siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan.
Dengan demikian akan tumbuh sikap menghargai pekerjaan yang
diamatinya.
6. Informasi Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler dan Intrakulikuler
Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier dengan cara
mengaitkan dengan mata pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dalam
kaitan ini tiap guru dapat memberikan bimbingan karier pada saat-saat
mengajarkan pelajaran yang berkaitan dengan suatu karier tertentu.
7. Hari Karier

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
Hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai
bentuk kegiatan yang bersangkut paut dengan pengembangan karier. Pada
hari tersebut semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan
program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap
tahun.
F. Paket-Paket Bimbingan Karier
Terdapat lima peket dalam bimbingan karier di sekolah. Paket-paket
tersebut terdiri dari paket pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pemahaman
lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya, dan perencanaan masa depan.8
1. Paket Pemahaman Diri
Paket pemahaman diri adalah suatu paket yang dimagsudkan agar
siswa dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dia itu. Para
siswa diharapkan akan dapat mengetahui dan memahami potensi,
kemampuan, minat, bakat, dan cita-citanya.
2. Paket Mengenai Nilai-Nilai
Dengan paket ini diharapkan siswa dapat mengetahui serta memahami
nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat.
3. Paket Pemahaman Lingkungan
Dengan paket ini, siswa diharapkan dapat mengetahui serta
memahami keadaan lingkungan. Dalam mengetahu dan memahami
lingkungan siswa akan lebih tepat dalam mengambil langkah.
4. Paket Hambatan dan Cara Mengatasinya
Paket ini menjadikan siswa dapat mengetahui hambatan-hambatan
yang ada dalam mencapai tujuan karier yang diminati. Setelah hambatan-
hambatan tersebut teridentifikasi, kemudian dicoba mencari solusi dari
permasalahan tadi.
5. Paket Perencanaan Masa Depan
Melalui paket ini, siswa diharapkan dapat merencanakan masa
depannya atas bahan-bahan yang telah dipahami pada paket-paket

8
Bimo Walgito, Op Cit, hal. 156.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
sebelumnya. Dalam paket ini mencakup pengelolaan informasi diri,
mempertimbangkan alternatif, keputusan dan rencana, serta merencanakan
masa depan.

KESIMPULAN

Bimbinagn karier merupakan komponen yang sangat vital dalam


penyelenggaraan pendidikan. Hal ini dikarenakan bimbingan karier dapat melatih
siswa menjadi mandiri. Tuntutan dunia kerja dewasa ini juga menjadi alasan lain
akan perlunya bimbingan karier di institusi pendidikan.
Selain dua hal tersebut, bimbingan karier juga dapat membantu siswa
dalam menentukan penjurusan sekolah. Ketepatan penjurusan sekolah akan
membuat siswa menikmati sekolah tanpa adanya beban berarti. Lebih jauh lagi,
ketepatan penjurusan juga akan menjadikan siswa menghayati bidang
pekerjaannya kelak ketika sudah dewasa.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com
DAFTAR PUSTAKA

Arifah, “Pengaruh Bimbingan Karier terhadap Kemandirian Siswa dalam Memilih


Karier pada Siswa kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis
dan Manajemen) Tahun Ajaran 2005/2006”, Sekripsi, Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang, 2005.
Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah, Jakarta: Balai
Pustaka, 1987.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,
1989.
Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT
Gramedia, 1997.
Zunker, Vernon G., Career, Counseling, Applied Consepts of Life Planning,
Belmont: Wadsworth Inc, 1981.

Created by Nendi Bahtiar


http//www.tiarec.wordpress.com

You might also like