You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Hakikat PTK ............................................................... 2


B. Langkah-langkah PTK ............................................... 4
C. Perbaikan Dalam Pembelajaran ................................ 6
D. Analisis Hasil PTK ..................................................... 7
E. Penulisan Laporan PTK ............................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11

1
PENDAHULUAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli


psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahum 1946. Inti
gagasan Lewis inilah selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain, seperti:
Stephen Kemmis, Robin Mc.Taggart, Jhon Elliot, Dave Ebbutt, dan
sebagainya.PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh
karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis
penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan
dengan bobot keilmiahannya.

Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend


untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan
peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK ditujukan untuk
mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan
lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada waktu itu. PTK dilakukan dengan
diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hasil
kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam
proses pelaksanaan rencana yang disusun kemudian dilakukan suatu observasi
dan evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan refleksi atas apa yang
terjadi pada tahapan pelaksanaan. Hasil dari refleksi ini kemudian melandasi
upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapa-
tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu
kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai.

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK


berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan
melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan solusi dari
masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, yaitu dengan
menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan dan
kreatif. Selain itu, sebagai penelitian terapan, di samping guru melaksanakan
tugas utamanya mengajar di kelas, guru juga tidak perlu harus meninggalkan
siswanya. Jadi, PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-
masalh aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK,
guru mempunyai peran ganda, yaitu praktisi dan peneliti

2
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PTK

1. Pengertian dan karakteristik PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh


guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adalah
sebagai berikut.

(1) An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya)
(2) Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
(3) Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
(4) Tujuannya: memperbaiki pembelajaran

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dibandingkan ciri-ciri PTK


dengan penelitian kelas dan penelitian formal. Guru dianggap paling tetap
melakukan PTK karena:

(1) Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya


(2) Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk
memperbaiki pembelajaran
(3) Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya
(4) Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik, dan
(5) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatis yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di
kelasnya

2. Manfaat, Keterbatasan, dan Persyaratan PTK

PTK bermanfaat bagi guru, pembelajaran/siswa, dan sekolah. Manfaat


PTK bagi guru adalah sebagai berikut:

(1) Membantu guru memperbaiki pembelajaran


(2) Membantu guru berkembang secara profesional
(3) Meningkatkan rasa percaya diri guru
(4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan

3
Bagi pembelajaran/siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan
proses/hasil belajar. Di samping itu guru yang melaksanakan PTK dapat
menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil
belajarnya. Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena
adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah
tersebut.

Di samping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan, yaitu validitasnya


yang sering masih dipertanyakan dan tidak memungkinkan untuk melakukan
generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari guru yang berperan sebagai
pengajar dan peneliti. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat
berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain
dukungan dari semua personel di sekolah; iklim yang terbuka yang
memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdiskusi,
berkolaborasi, dan saling mempercayai di antara guru dengan siswa.
Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.

B. LANGKAH-LANGKAH PTK

1. Rencana dan Pelaksanaan PTK


Langkah-langkah dalam PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri
dari:
(1) Merencanakan perbaikan
(2) Melaksanakan tindakan
(3) Mengamati, dan
(4) Melakukan refleksi

Untuk merencanakan perbaikan, terlebih dahulu perlu dilakukan


indentifikasi masalah, analisis masalah, dan perumusan masalah.
Indentifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada
diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah
terindentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan
menelaah berbagai dokumen yang terkait. Berdasarkan hasil analisis, dipilih
dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin dipecahkan
oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat
memandu usaha perbaikan.

Setelah masalah dijabarkan, langkah berikutnya adalah


mencari/mengembangkan cara perbaikan yang dilakukan dengan cara
mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman
sejawat dan pakar, dan menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hal ini
dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan

4
kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas
yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana


pembelajaran dan skenario tindakan, termasuk bahan pelajaran dan tugas-
tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang diperlukan,
mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, dan melakukan
simulasi pelaksanaan jika diperlukan.

Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi


dilakukan secara simultan. Aktor utama adalah guru. Namun, guru dapat
dibantu oleh alat perekam data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar
pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu diterapkan enam
kriteria berikut ini.

(1) Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru


sebagai pengajar
(2) Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau
banyak
(3) Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat menerapakan
strategi yang sesuai dengan situasi kelas
(4) Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan
komitmennya
(5) Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang berkaitan
dengan tugasnya
(6) PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah

2. Obsevasi, Analisi Data, Tindak Lanjut, dan Laporan PTK

Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan


pelaksanaan tindakan perbaikan. Selain untuk menginterpretasikan peristiwa
yang muncul sebelum direkam, interpretasi juga membantu guru melakukan
penyesuaian. Observasi yang efektif berlandaskan pada lima dasar, yaitu: (1)
harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat; (2) fokus
observasi harus dtetapkan bersama; (3) guru dan pengamat harus
membangun kriteria observasi bersama-sama; (4) pengamat harus memiliki
keterampilan mengobservasi; dan (5) observasi akan bermanfaat jika balikan
diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan. Ada empat jenis observasi
yang dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka, observasi terfokus, observasi
terstruktur, dan observasi sistematik. Observasi yang bertujuan memantau
proses dan dampak perbaikan dikaitkan dengan mengikuti tiga langkah yang
merupakan satu siklus yang selalu berulang, yaitu: pertemuan pendahuluan
(perencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan. Agar ketiga
tahap ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari

5
saling mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses tergantung dari
pengumpulan dan pemanfaatan data yang objektif, guru didorong untuk
berkesinambungan, serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan
profesional yang saling menguntungkan.Selain melalui observasi, data
mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui catatan/laporan harian,
catatan harian siswa, wawancara (antara guru dengan siswa, pengamat dan
siswa, serta pengamat dan guru), angket, dan telaah berbagai dokumen.

Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan pengelompokan data,


memaparkan atau mendeskripkan data dalam bentuk narasi, tabel, dan atau
grafik, serta menyimpulkan data dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan hasil
analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang
sudah berhasil dikerjakan. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan
perencanaan tindak lanjut yang dapat berupa revisi dan rencana lama atau
baru sama sekali.

Laporan PTK dibuat dan disebarkan dalam konteks tilik sejawat, sehingga
sejawat guru yang lain dapat menelaah/memanfaatkan laporan tersebut.
Dengan membuat laporan, guru berlatih mengembangkan kemampuan
profesional ssebagai guru dan peneliti yang semau ini mempunyai manfaat
praktis. Laporan PTK harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan laporan
penelitian.

C. PERBAIKAN DALAM PEMBELAJARAN

1. Perbedaan Peran Guru sebagai Pengajar dengan Pelaksanaan PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berupaya untuk memperbaiki


pelaksanaan proses pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas
kelulusan. Kegiatan PTK sebagian besar guru yang berpengalaman sudah
menerapkannya dalam pembelajaran, walaupun kurang disadari dan belum
direncanakan.

Pada awal pelaksanaan PTK ini, guru sangat merasakan adanya


tambahan kegiatan dibandingkan dengan tugas mempersiapkan beberapa
alternatif dalam pelaksanaan setiap tahap dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Jadi, harus tersedia beberapa alternatif mengenai apersepsi,
metode, berbagai alat ukur (tes), materi yang mengembangkan berbagai
aspek berfikir, aspek afektif, dan aspek keterampilan. Sebelum keterampilan
PTK menyatu dengan diri guru, alternatif tindakan pada setiap tahap
seyogyanya dibuat tertuis. Namun, kalau PTK sudah menyatu dengan guru,
catatan tertulis ini kurang diperlukan. Siklus perencanaan -> pengamatan ->
refleksipun tidak akan muncul secara spontan dalam pelaksanaan

6
pengajaran. Siklus PTK ini memerlukan latihan yang berkesinambungan dan
dilaksanakan terus-menerus.

2. Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran

Banyak aspek pembelajaran yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Untuk


mengetahui aspek yang kurang tersebut, Anda dapat membaca komentar
kepala sekolah, pemilik/pengawas aspek yang mana yang harus Anda
perbaiki, membaca hasil penelitian, atau meminta komentar sejawat.
Biasanya, meminta komentar sejawat, kurang banyak informasi yang dapat
dimanfaatkan karena enggan/basa-basi/toleransi terhadap teman sejawat.

Semua kekurangan dalam pembelajaran akan dapat diperbaiki asalkan


ada kemauan guru dan pihak sekolah untuk melaksanakan PTK. Sekiranya
semua guru di sekolah, termasuk kepala sekolah, secara serempak
melaksanakan PTK pada waktu yang tidak terlalu lama (akan dapat)
meningkatkan kualitas bahkan menjadi sekolah unggulan.

Pengalaman melaksanakan PTK dapat digunakan guru harus menulis


bahan ajar yang berkualitas dan mencari alat bantu mengajar yang paling
tepat. Di samping itu, guru tidak cepat puas dengan apa yang telah
dikerjakannya di kelas namun secara terus menerus ingin
menyempurnakannya.Semua perubahan sebagai dampak PTK dapat diukur,
baik kualitasnya maupun kuantitasnya dengan menggunakan berbagai alat
pengumpul informasi, seperti: pedoman observasi, tes, skala sikap, angket,
dan berbagai alat elektronik.

D. ANALISIS HASIL PTK

1. Analisis Hasil PTK


Melalui kegiatan PTK, kualitas proses pembelajaran dapat ditingkatkan
karena guru langsung mengetahui apa yang harus diperbaiki. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran yang sudah baik dan yang memerlukan
perbaikan dapat diketahui.

Melalui analisis data, hasil PTK dapat diketahui apakah kegiatan PTK
dapat memperbaiki hasil pembelajaran, baik dalam domain kognitif, afektif,
psikomotor, maupun aspek lainnya dalam pembelajaran, seperti pemanfaatan
waktu belajar, teknik bertanya, metode yang digunakan, dan sebagainya?
Apakah perbaikan tersebut masih perlu ditingkatkan? Jika perlu, apa,
bagaimana, dan kapan, perbaikan dilaksankan. Pelakssanaan PTK adalah
tugas semua guru, tidak seorang pun terkecuali.

7
2. Tindak Lanjut Hasil Perbaikan
Tidak semua masalah pendidikan dapat diselesaikan melalui PTK. Ada
keterbatasan dalam pelaksanaannya, antara lain tenaga yang dapat
membantu pelaksanaan PTK dan kelas/sekolah terbatas dalam fasilitas.
Selanjutnya, untuk membuat kesimpulan secara rasional, regional, atau
kelompok sekolah, data tidak tepat karena penelitian dilaksanakan hanya
pada satu kelas/sekolah. Dengan kata lain pelakssanaan PTK adalah studi
kasus.

Alat pengumpul data diperlukan banyak macamnya. Yang penting adalah


alat pengumpul data ini harus dibiasakan membuatnya ataupun
menerapkannya. Partisipasi teman sejawat dalam kegiatan PTK sangat
membantu kesempurnaan pelaksanaannya. Oleh karena itu, diperlukan
partisipasi aktif semua guru dan dorongan yang terus menerus dari kepala
sekolah atau wakilnya serta para penilik dan pengawas.Peran guru pada era
otonomi daerah sangat menentukan dalam membentuk SDM yang berkualitas
yang bukan menjadi beban daerah. Justru sebaliknya, membantu
pembangunan daerah. Hanya guru-guru yang profesionalah yang mampu
menciptakan lulusan yang siap membangun daerahnya.

E. PENULISAN LAPORAN PTK

1. Cara Penulisan Laporan Hasil PTK


Untuk memudahkan anda dalam membuat laporan, terlebih ahulu harus
dikembangkan format atau struktur laporan. Format terdiri dari bagian
Pendahuluan, Prosedur, Hasil dan Implementasi, Meta Analisis, serta
Kesimpulan dan Rekumendasi. Setelah membuat format tersebut, setiap
bagiannya diberikan judul atau topik yang akan memberi isi pada laporan
tersebut.

Laporan dibuat setelah PTK selesai dilakukan dan data yang diperoleh di
lapangan kemudian dianalisis. Jadi, laporan bukanlah karangan si penulis,
yang dibuat tanpa dibarengi data dan informasi yang diperoleh di lapangan.
Untuk memudahkan anda dalam menulis laporan, lakukanlah hal-hal berikut:
(1) Kembangkan judul-judul untuk setiap bagian dari format yang anda
kembangkan untuk memberi isi pada laporan tersebut.
(2) Tuliskan apa yang ada dalam pikiran anda, baik itu isi, konsep maupun
informasi lainnya tanpa memikirkan bentuk dan susunan kalimatnya.
(3) Apabila isi yang anda inginkan sudah masuk dalam laporan tersebut,
betulkan bentuk dan formatnya sesuai dengan bentuk dan format yag
dikembangkan.
(4) Betulkan kalimatnya sesuai dengan gramatika, sintaks, dan gaya
penulisan.

8
Hal lain yang penting dalam pembuatan laporan adalah sinkronisasi
antara masalah, tujuan, hipotesis, tindakan, dan kesimpulan. Ini sangat
penting karena masalah ssebagai titik tolak anda dalam melakukan PTK
sehingga hasilnya dan kesimpulannya harus merupa cara untuk mengatasi
masalah tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laporan hasil
PTK adalh cara untuk memecahkan permasalahan yang anda hadapi dalam
proses pembelajaran.

Berikut ini adalah contoh format atau struktur laporan yang dimodifikasi
dari Hopkins (1993)

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan
- Tujuan yang ingin dicapai
- Penjelasan tujuan
- Rasional

2. Prosedur
- Desain PTK
- Teknik pengumpulan data
- Uraian konsep
- Kegiatan yang dilaksanakan

3. Hasil dan Implementasi


- Hasil
- Implikasi teori
- Tidakan yang diambil sebagai hasil
- Penilaian terhadap tindakan

4. Meta Analisis
- Kaji ulang seluruh prose kegiatan selanjutnya

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

6. Daftar Kepustakaan

9
2. Diseminasi Hasil PTK
Diseminasi penelitian hasil PTK bukan merupakan kegiatan yang terpisah
dari penelitiannya itu sendiri melainkan bagian integral yang tak terpisahkan.
Oleh karena itu, diseminasi ini perlu dirancang sejak awal dan biaya untuk
melaksakannya sudah dimasukkan dalam anggaran penelitian.

Diseminasi sangat berguna untuk menyebarluaskan hasil penlitian atau


memberitahukan kepada khalayak bahwa untuk permasalahan dalam
pembelajaran dapat diatasi dengan melakukan PTK. Diseminasi dapat
dilakukan melalui rapat dinas, seminar, kelompok kerja guru, dan mass
media. Sebaliknya, melakukan penelitian secara kolaboratif bersama guru
lainnya merupakan cara yang paling efektif dalam mendiseminasikan hasil
penelitian

10
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarat: Dirjen Disdakmen

Depdiknas. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbitan UT: Jakarta

Depdiknas. 2005. Panduan Diklat Tim Penilai Jabatan Fungsional Guru dan
Pengawas Sekolah. Semarang, LPMP.

Hopkins D.1993. a Teacher’s Guide to Classroom Research, Philadelphia:


Open University Press.

Kemmis, S., Mc.Taggart, R. 1992. The Action Research Planner victoria.


Deaken University

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Surabaya: SIC

Aqib, Zainal. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Yrama Widya:

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

11

You might also like