You are on page 1of 19

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Penanganan Paska Panen yang berjudul “Analisis Bakteri
Escherichia coli pada Danging Ikan” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Laporan ini penulis mendapatkan materi dan bahannya dari
berbagai referensi seperti dari buku dan beberapa fasilitas lainnya seperti dari
internet. Penyusunan Laporan ini bertujuan sebagai salah satu syarat tugas mata
Kuliah Biologi Perikanan. Penyusunan Laporan ini tidak lepas dari bantuan teman-
teman dan dorongan orang tua serta bimbingan dari Dosen mata kuliah Penanganan
Paska Panen.

Penulis menyadari bahwa Lapooran ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan Laporan ini. Besar harapan penulis semoga Laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya maupun pembaca umumnya.

Jember, Juni 2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ...i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………………. .1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. ..1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………... ..1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................2


2.1 Bakteri ...........................................................................................................2
2.2 Prinsip Pertumbuhan Bakteri .......................................................................2
2.3 Kurva Pertumbuhan Bakteri..........................................................................3
2.4 Escherichia coli.............................................................................................5
2.5 Infeksi E.coli .................................................................................................6

BAB 3. METODOLOGI ……………………………………………………...... ...7


3.1 Waktu dan Tempat ………………………………………………………… 7
3.2 Alat dan Bahan ...…………………………………………………………... 7
3.3 Langkah Kerja ...………………………………………………………….... 7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………... 10


4.1 Hasil ……………………………………………………………………. ..10
4.2 Pembahasan………………………………………………………………..10

BAB 5. PENUTUP ………………………………………………………………... 14


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... ...15
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya
dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan
mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita
butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam
ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan
fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar,
1986).
Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga
adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik
pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan.
Berdasarkarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk
mengetahui teknik dari isolasi dan inokulasi bakteri.

1.2 Tujuan
 Mahasiswa diharapkan dapat menghitung jumah bakteri Escherichia Coli pada
media PAC

 Mahasiswa dihaapkan dapat menginterprestasikan hasil perhitungan bakteri


Escherichia Coli
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai
prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan
organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah "bakteri" telah
diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung
pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di
kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον
yang memiliki arti "small stick".
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme
lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya
hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel
tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan).
Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari
flagela kelompok lain.

2.2 Prinsip Pertumbuhan Bakteri


Istilah pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada pertambahan jumlah sel
bukan mengacu kepada perkembangan individu organisme sel. Bakteri memiliki
kemampuan untuk menggandakan diri secara eksponensial dikarenakan sistem
reproduksinya adalah pembelahan biner melintang, dimana tidap sel membelah diri
menjadi dua sel. Selang waktiu yang dibutuhkan sel untuk membelah diri disebut
dengan waktu generasi.
Tiap spesies bakteri memiliki waktu generasi yang berbeda-beda, seperti
Escherichia coli, bakteri umum yang dijumpai di saluran pencernaan dan di tempat
lain, memiliki waktu generasi 15-20 menit. Hal ini artinya bakteri E. coli dalam
waktu 15-20 menit mampu menggandakan selnya menjadi dua kali lipat. Misalnya
pada suatu tempat terdapat satu sel bakteri E. coli, maka ilustrasinya dapat
berlangsung sebagai berikut

Tabel 2.2.1 Contoh Pembelahan biner Bakteri tiap 15 menit


0’ 15’ 30’ 45’ 60’ 75’ 90’ 105’ 120’ 135’
1 sel 2 sel 4 sel 8 sel 16 sel 32 sel 64 sel 128 sel 256 sel 512 sel
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Hal ini menunjukkan hubungan antara pertambahan sel dengan waktu adalah
berbentuk geometrik eksponensial dengan rumus 2n. Jadi, bakteri E. coli dalam waktu
10 jam berkembang dari satu sel menjadi 1,09×1012 sel atau lebih dari 1 triliun sel.

2.3 Kurva Pertumbuhan Bakteri


Apabila satu bakteri tunggal (seperti E. coli di atas) diinokulasikan pada suatu
medium dan memperbanyak diri dengan laju yang konstan/tetap, maka pada suatu
waktu pertumbuhannya akan berhenti dikarenakan sokongan nutrisi pada lingkungan
sudah tidak memadai lagi, sehingga akhirnya terjadi kemerosotan jumlah sel akibat
banyak sel yang sudah tidak mendapatkan nutrisi lagi. Hingga akhirnya pada titik
ekstrim menyebabkan terjadinya kematian total bakteri. Kejadian di atas apabila
digambarkan dalam bentuk kurva adalah sebagaimana di bawah.
Gambar 2.3.1 Kurva Pertumbuhan Bakteri

Kurva di atas disebut sebagai kurva pertumbuhan bakteri. Ada empat fase pada
pertumbuhan bakteri sebagaimana tampak pada kurva, yaitu :

Tabel 2.3.1 Ciri dan Fase pada Kurva Pertumbuhan


Fase Pertumbuhan Ciri
Lag (lambat) Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel
mengalami perubahan komposisi kimiawi dan
ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler
sehingga siap untuk membelah diri.
Logaritma atau eksponensial Sel membela diri dengan laju yang konstan, massa
menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan
seimbang.
Stationary (stasioner/tetap) Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme
sel dan kandungan nutrien mulai habis, akibatnya
terjadi kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel
mati dan lainnya tetap tumbuh. Jumlah sel menjadi
konstan.
Death (kematian) Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan
habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang
mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan
jumlah sel secara eksponensial.
Pengetahuan akan kurva pertumbuhan bakteri sangat penting untuk
menggambarkan karakteristik pertumbuhan bakteri, sehingga akan mempermudah di
dalam kultivasi (menumbuhkan) bakteri ke dalam suatu media, penyimpanan
kultivasi dan penggantian media.
2.4 Escherichia coli
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam family
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang
fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu
membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan
tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan
penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang
mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level
pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Dalam ilmu taksonomi bakteri E. coli dapat Klasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escheriachia
Spesies : E. coli

Escherichia coli biasanya hidup di dalam intestinum pada manusia ataupun


hewan,memiliki gram negative, dan fakultatif anaerob. Merupakan makhluk
prokariot. Pada kondisi tertentu bisa menjadi pathogen atau dapat menyebabkan
penyakit. Dan bakteri ini juga dapat menyebabkan keracunan makanan, dan yang
paling sering adalah dapat menyebabkan diare serta beberapa penyakit yang sejenis
(Anonim, 2008).
Escherichia coli memproduksi racun yang berbahaya di lapisan intestinum. Bila
terjadi desakan pada intestinum maka akan menghasilkan racun tersebut untuk
menkontaminasi daging dan susu. Escherichia coli merupakan mikroorganisme
normal yang berasal dari kotoran hewan atau manusia baik dalam kondisi sehat
maupun sakit.

Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja. Morfologi sel bakteri
Escherechia coli berupa batang pendek (0,5-1,0 X 1,0-3,0 μm), serta motil (sel-selnya
peritrikus, yaitu flagela secara merata tersebar diseluruh permukaan sel) dan ada juga
yang non motil. Ciriciri biokimiawinya adalah banyak sekali terjadi perubahan pada
substrat. Keterangan ini memberikan cara-cara dasar untuk membedakannya dengan
yang lain. Habitatnya pada lingkungan aquatik, tanah, makanan, air seni dan tinja
(Pelczar, 1986).

2.5 Infeksi E.coli


E. coli adalah nama sebuah kuman, atau bakteri, yang tinggal di tracts
pencernaan manusia dan hewan. Ada beberapa jenis E. coli, dan kebanyakan dari
mereka yang tidak berbahaya. Tetapi ada dapat menyebabkan diare berdarah. Ini
disebut enterohemorrhagic E. coli (EHEC). Satu jenis disebut E. coli O157: H7.
Dalam beberapa orang, jenis E. coli juga bisa menyebabkan anemia berat atau gagal
ginjal, yang dapat mengakibatkan kematian.
E. coli dapat menjadi daging selama pemrosesan. Jika daging yang terinfeksi
tidak dimasak ke 160 ° F (71 ° C), bakteri dapat bertahan dan menulari Anda ketika
Anda makan daging. Ini adalah cara paling umum orang di Amerika Serikat menjadi
terinfeksi E. coli. Setiap makanan yang telah bersentuhan dengan daging mentah juga
dapat menjadi terinfeksi. Makanan lainnya yang dapat terinfeksi E. coli
termasuk: Susu mentah atau produk susu. Bakteri dapat menyebar dari sapi dari
udders nya susu. Periksa label pada produk susu untuk memastikan mereka berisi
kata "pasteurized." Ini berarti makanan yang telah dipanaskan untuk menghancurkan
bakteri.
Bakteri juga dapat menyebar dari satu orang lain, biasanya ketika orang yang
terinfeksi tidak mencuci tangan-nya dengan baik setelah gerakan usus. E. coli dapat
menyebar dari orang yang terinfeksi ke tangan orang lain atau benda.
BAB 3. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum “Analisis Bakteri
Escherichia coli pada Danging Ikan ” adalah pada hari Kamis hingga Minggu 20-23
Mei 2010 bertempat di laboratorium analisis Politeknik Negeri Jember.

3.2 Alat dan Bahan

No Alat Bahan
1 Pisau Ikan Laut: Ikan Tongkol dan
2 Telanan Udang
3 Timbangan
4 Erlenmeyer Ikan Tawar: Ikan Nila dan Ikan
5 Tabung reaksi dan raknya Gurame
6 Pipet ukur
7 Pipet ball
8 Lampu bunsen
9 Aluminium foil
10 Hot plate
11 Sendok plastic
12 Inkubator
13 Sprayer
14 Peralatan penunjang lainnya

3.3 Prosedur Pelaksanaan


3.3.1 Prosedur Pengujian Total Bakteri Pada Ikan Segar
 Siapkan alat dan bahan
 Ambil sebagian sample daging ikan
 Cincang halus daging ikan tersebut
 Timbang 10 gram cincang daging
 Masukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 90 ml larutan NaCl 0,85%
 Kocok erlenmeyer sampai larutan di dalamnya homogen untuk membuat
larutan pengenceran 10-1.
 Siapkan 6 buah tabung reaksi dan letakkan pada rak.
 Isi tabung reaksi masing-masing dengan menggunakan larutan NaCl 0,85%
sebanyak 9 ml.
 Ambil 1 ml larutan dari erlenmeyer kemudian masukkan ke dalam tabung
reaksi pertama dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan
pengenceran 10-2.
 Ambil 1 ml larutan tabung reaksi pertama kemudian masukkan ke dalam
tabung reaksi kedua dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan
pengenceran 10-3.
 Ambil 2 ml larutan tabung reaksi kedua kemudian masukkan ke dalam 2 buah
petri disk masing-masing 1 ml.
 Tambahkan PCA ke dalam masing-masing petridisk sebanyak 12,5 ml
 Ambil 1 ml larutan tabung reaksi kedua kemudian masukkan ke dalam tabung
reaksi ketiga dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan pengenceran
10-4.
 Ambil 1 ml larutan tabung reaksi ketiga kemudian masukkan ke dalam tabung
reaksi keempat dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan
pengenceran 10-5.
 Ambil 2 ml larutan tabung reaksi keempat kemudian masukkan ke dalam 2
buah petri disk masing-masing 1 ml.
 Tambahkan PCA ke dalam masing-masing petridisk sebanyak 12,5 ml
 Ambil 1 ml larutan tabung reaksi keempat kemudian masukkan ke dalam
tabung reaksi kelima dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan
pengenceran 10-6.
 Ambil 1 ml larutan tabung reaksi kelima kemudian masukkan ke dalam
tabung reaksi keenam dan kocok sampai homogen untuk membuat larutan
pengenceran 10-7.
 Ambil 2 ml larutan tabung reaksi keenam kemudian masukkan ke dalam 2
buah petri disk masing-masing 1 ml.
 Tambahkan PCA ke dalam masing-masing petridisk sebanyak 12,5 ml
 Biarkan PCA dalam petri disk memadat
 Setelah memadat balik petridisk kemudian bungkus menggunakan kertas
buram
 Simpan di dalam inkubator pada suhu 35-37oC selama 2 kali 24 jam.
 Hitung koloni mikroorganisme yang terdapat pada media PCA
3.3.2 Prosedur pengambilan E. colli dari daging ikan
 Siapkan alat dan bahan
 Ambil sebagian sample daging ikan
 Cincang halus daging ikan tersebut
 Timbang 10 gram cincang daging
 Masukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 90 ml larutan NaCl 0,85%
 Kocok erlenmeyer sampai larutan di dalamnya homogen untuk membuat
larutan pengenceran 10-1.
 Ambil 2 ml larutan dalam erlenmeyer kemudian masukkan ke dalam 2 buah
petri disk masing-masing 1 ml sebagai inokulum untuk menumbuhkan E.
colli.
 Tambahkan VRBA ke dalam masing-masing petridisk sebanyak 12,5 ml
 Biarkan VRBA dalam petri disk memadat
 Setelah memadat balik petridisk kemudian bungkus menggunakan kertas
buram
 Simpan di dalam inkubator pada suhu 30-32oC selama 2 kali 24 jam.
 Amati apakah media agar VRBA mengandung koloni E. colli atau tidak.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Bakteri Total dan Bakteri E. coli
No. Jenis Ikan Jumlah Koloni Bakteri E. coli
Bakteri Total
1. Ikan Nila 7,4 x 104 +
2. Ikan Gurame 6,2 x 104 +
3. Ikan Tongkol 7,7 x 104 +
4. Udang 3,0 x 105 +

4.2 Pembahasan
Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan
cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita.
Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin
dapat mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung
jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh
kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam
berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang
rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies
yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in
teerdiri dari satu populasi selyang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar,
1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat
yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni
yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai
untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar
biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri
yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob (Dwidjoseputro, 1990).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan.
Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi
prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan
teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik
inokulasi biakan (Dwijoseputro, 1998).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu
sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif
koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
(metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa
setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan
suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Penn, 1991).
Beratus-ratus spesies dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita,
termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit (Pelczar & Chan, 1986). Koliform
merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi
kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan produk-
produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform
fekal (Escherchia coli) dan koliform non fekal (Enterobacter aerogenes) (Fardiaz,
1996).
E. coli adalah bakteri koliform yang ada pada ikan, maka E. coli sering disebut
sebagai koliform fekal. Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat
diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Berbagai macam cara
dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara
mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada
beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat
preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Sutedjo, 1991).
Jumlah masing-masing cawan diamati setelah inkubasi, cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni,
karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka
untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam
jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran
dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan
dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada
cawan yang bersangkutan (Penn, 1991).
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan
berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.
Kekeruhan dalam media agar menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme.
Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,
sedangkan pada permukaan media agar pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay,
1998).
Pertumbuhan mikroorganisme dalam media agar seringkali menggambarkan
aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan
permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media
cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam
biakan padat.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
BAB 5. PENUTUP

Jumlah masing-masing cawan diamati setelah inkubasi, cawan yang dipilih


untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni,
karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka
untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam
jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran
dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan
dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada
cawan yang bersangkutan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media
dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian biakan bakteri. Teknik
inokulasi dapat dilakukan dengan metode tuang pada agar datar (streak plate method)
dan metode tuang pada agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus
benar-benar aseptic atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme
lain. Pada hasil pengamatan metode tuang agar miring terlihat adanya titik-titik putih
menyebar yang menandakan koloni bakteri E.coli biakan tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA

Buckle,K.A., J.A. Davey, M.J. Eyles, A.D. Hocking, K.G. Newton, and E.J.
Stuttard.1989. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed..
AIFST(NSW Branch).Australia.

Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual.


Adison-Wesley Publishing company: California

Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.

Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.

Rohimat, I. 2002. Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu Mente.
Buletin Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2. Hal : 80-83.

Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang.

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-
ITS : Surabaya.

Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, Ni Putu Ristianti. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan
Vol 3 No 1, April 2004 : 64 - 73

You might also like