Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Eko Pamungkas
XI IPA 4 / 10
Oleh :
Eko Pamungkas
XI IPA 4 / 10
Tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
tentang In Vitro Vertilizaion yang lebih dikenal dengan nama bayi tabung dalam
kehidupan masyarakat khususnya dimata hukum dan agama. Selama penelitian ini
berlangsung menggunakan teknik “Deskriptif Kualitatif “ dimana pengambilan
data didalamnya dilakukan dengan studi pustaka.
Berdasarkan telaah pustaka yang kami dapatkan ternyata bayi tabung atau
In Vitro Vertilizaion bisa menjadi alternatif terakhir yang dilakukan pasangan
suami istri yang kesulitan mempunyai keturunan akibatnya adanya kelainan
system reproduksi keduanya/salah satu.
Proses In Vitro Vertilizaion juga cukup lama dan mengeluarkan biaya
yang besar. Namun hal ini tidak masalah jika pasangan suami istri tersebut benar-
benar menginginkan keturunan yang memiliki sifat seperti pasutri tersebut.
Melihat kenyataaan diatas, maka kami sebagai penulis ingin lebih
mengupas secara rinci apa itu bayi tabung, dengan harapan, hal ini bisa dijadikan
informsai tambahan bagi suami istri yang belum memiliki keturunan untuk
mencobanya.
KATA PENGANTAR
Kami menyadari keterbatasan kami sebagai penulis yang mana masih jauh
dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan karya tulis selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Bayi Tabung.....................................................
........................................................................................14
4.2 Alasan Pasangan Suami Istri Melakukan Proses Bayi
Tabung................................................................................
........................................................................................14
4.3 Teknik Teknik Bayi Tabung...............................................
........................................................................................15
4.4 Resiko melakukan bayi tabung ..........................................
........................................................................................17
4.5 Hukum Islam Tentang Bayi Tabung...................................
........................................................................................18
4.6 Kedudukan Bayi Tabung Secara hukum Negara................
........................................................................................20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................
........................................................................................22
5.2 Saran...................................................................................
........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Masalah Orang Tua Anak Hasil Bayi Tabung atau Legaltas Bayi Tabung
Bayi yang benihnya berasal dari pasangan suami – istri namun
dikandung dan dilahirkan oleh wanita sewaan dapat menimbulkan persoalan
siapakah orang tua dari bayi itu. Bisa dikatakan bahwa bayi orang tua itu
adalah pasangan yang memiliki benih tadi. Tetapi wanita sewaan juga telah
menyumbangkan darah dan dagingnya selama mengandung bayi tersebut.
Sudah pernah terjadi bahwa seorang wanita sewaan tidak mau mengembalikan
bayi yang telah dikandung dan dilahirkannya. Orang tua bayi tersebut
menuntut di pengadilan, namun hukum yang dipakai untuk menyelesaikan
masalah tersebut belum dibuat.
Kalau benih diambil dari seorang donor, maka timbul persoalan juga
tentang siapakah orang tua bayi itu. Secara biologis orang tua bayi itu adalah
donor yang telah memberikan benihnya, tetapi secara legal, orang tua anak itu
adalah orang tua yang menerima dan membesarkannya dalam keluarga. Mana
yang disebut orang tua? Orangtua biologis atau orang tua legal. Sebelum ada
teknik bayi tabung, maka orang tua biologis adalah orang tua legal.
[qondio.com]
Rangkuman :
• Bila ingin melakukan bayi tabung secara halal lakukanlah dengan
pasangan anda sendiri (suami- isteri).
• Bila dilakukan secara beda pasangan / bukan suami – isteri maka
hukumnya haram.
BAB III
KERANGKA TEORI
Kita pasti pernah mendengar tentang bayi tabung. Walaupun secara jelas
masalah bayi tabung belum banyak muncul. Namun dengan kemajuan teknologi
saat ini semua hal bisa dilakukan oleh manusia. Seperti halnya bayi tabung. Bayi
tabung bisa menjadi alternative bagi pasutri yang tidak bisa memiliki keturunan
karena beberapa faktor. Bayi tabung juga cukup jarang dilakukan oleh masyarakat
karena dimata mereka pelaksaannya membutuhkan banyak biaya. Itupun tidak
100% akan berhasil. Lalu apa sebenarnya bayi tabung itu.
Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh
wanita dengan cara pengambilan ovum dan sperma dari pasangan suami istri yang
menginginkan keturunan namun tidak bisa mewujudkan karena kelainan pada
organ reproduksi.
Kami mengangkat tema bayi tabung karena sampai saat ini proses
pelaksanaan bayi tabung belum menyebar ke semua lapissan masyarakat. Hanya
kalangan tertentu yang bisa melaksanakannya karena biaya pelaksanaan yang
tinggi. Apakah yang membuat bayi tabung setinggi langit, akan kami bahas dalam
bab pembahasan. Selain itu bagaimana nanti status anak yang dilahirkan jika
ternyata ovum/sperma tidak berasal dari pasangan yang legal artinya tidak terikat
perkawinan.
Adanya proses bayi tabung banyak disebabkan karena terdapat pasangan
suami istri yang tidak bisa menghasilkan keturunan. Mereka telah berusaha untuk
mengatasi problem tesebut namun banyak mengalami kegagalan sehingga pilihan
terakhir adalah melakukan bayi tabung dengan biaya yang tinggi. Apakah biaya
tersebut bisa ditekan sehingga tidak hanya kalangan atas yang bisa menikmati
bayi tabung. Tetapi semua kalangan terutama menengah kebawah. Itulah yang
menjadi tugas peneliti bidang kedokteran untuk bisa menciptakan teknlogi baru
dibidang reproduksi yang hemat biaya, tidak mengandung banyak resiko
kegagalan dan menghasilkan keturunan yang sehat (tidak mengalami cacat)
Para peneliti bisa berupaya untuk mencari jalan keluar tentang biaya bayi
tabung. Dengan tetap berdasarkan nilai-nilai hukum dan agama yang berlaku
dalam masyarakat. Meskipun bayi tabung masih menjadi kontroversi atas
bagaimana status anak jika sperma dan ovum berasal dari pasangan yang tidak
legal manfaatnya telah bisa dirasakan oleh pasutri yang melakukannya
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesimpulan
• Bayi tabung merupakan pembuahan ovum dan sperma diluar tubuh wanita
dan dimasukkan ke dalam endometrium agar terjadi kehamilan.
• Kebanyakan pasangan suami istri melakukan bayi tabung karena faktor
intern seperti kerusakan pada saluran reproduksi (tubuh falofi’i) pada
wanita. Dan lemahnya sperma sehingga tidak bisa membuahi ovum.
• Teknik-teknik bayi tabung ternyata sangat rumit dan panjang. Selain itu
alat-alat yang digunakan juga terkesan mahal. Hal itu yang membuat biaya
bayi tabung juga melambung tinggi.
• Resiko yang dihadapi adalah ketika terjadi kegagalan dalam pembuahan,
maka biaya yang dikeluarkan akan sia-sia. Selain ini pemasukan induksi
hormon juga mempengaruhi mental sang ibu. Sehingga umur menjadi
tolak ukur dalam keberhasilan bayi tabung.
• Agama memperbolehkan melakukan bayi tabung dengan syarat ovum dan
sperma berasal dari pasangan suami istri yang legal dalam pernikahan.
• Negara menjamin status anak yang berasal dari ovum yang legal dalam
pernikahan juga mengatur status anak yang berasal dari wanita sewaan
atau sperma donor asal prosesnya sesuai dengan ketentuan yang ada.
Saran
• Berbagai usaha bisa dilakukan untuk mendapatkan keturunan, namun jika
semuanya gagal, bayi tabung bisa dijadikan alternatif terakhir.
• Sebelum memutuskan melakukan bayi tabung, perlu dipertimbangkan
kelebihan dan kekurangan agar tidak terjadi penyesalan, mengingat biaya
bayi tabung yang tidak sedikit.
• Perlu dilakukan upaya-upaya baru agar teknik-teknik bayi tabung bisa
sedikit sederhana, tidak membutuhkan alat dan obat-obatan yang biayanya
tinggi namun hasilnya tetap maksimal. Sehingga semua kalangan bisa
mengambil alternatif bayi tabung untuk mendapatkan keturunan.
• Perlu dilakukan penelitian ulang untuk meminimalkan resiko yang terjadi
jika pasangan suami istri melakukan bayi tabung mengingat sampai saat
ini, dampak terhadap bayi hasil bayi tabung belum diketahui misalnya
apakah bayi tersebut terkena cacat bawaan atau tidak.
• Jika telah memutuskan untuk melakukan bayi tabung seharusnya sesuai
dengan syariat agama yaitu ovum dan sperma dari pasangan suami istri
yang terikat pernikahan legal agar status anaknya jelas. Bukan melalui
wanita sewaan atau sperma donor.
• Melakukan bayi tabung sesuai dengan ketentuan hukum dan undang-
undang yang mengatur agar status anak nantinya jelas.
DAFTAR PUSTAKA