You are on page 1of 18

ruang yang cukup bagi prakarsa,

Sertifikasi Kompetensi LPTK


pada Era Globalisasi, Otonomi, dan Kebutuhan Daerah

Wisnu Djatmiko, dan Muhammad Yusro


Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Makalah telah disampaikan pada Konvensi Nasional III APTEKINDO & Temu Karya XIV
FT/FPTK/JPTK Universitas se-Indonesia 1 Gorontalo 15 -17 Pebruari 2006. Pembahasannya
menyangkut tentang kompetensi tenaga kependidikan kejuruan, sertifikasi di LPTK, dan peningkatan
mutu LPTK pada Era Otonomi Daerah.

Pendahuluan
Adanya kebijakan peningkatan jaminan
kualitas membawa konsekuensi di kreativitas, dan kemandirian sesuai
bidang pendidikan, antara lain dengan bakat, minat, dan perkembangan
perubahan dari pendekatan fisik serta psikologis peserta didik.
pembelajaran berbasis isi (content- Dengan demikian guru diharapkan
based instruction) ke pendekatan mampu memberikan dorongan dan
pembelajaran berbasis kompetensi mengembangkan sikap positif siswa
(competency-based instruction). untuk mengembangkan diri sesuai
Pembelajaran berbasis kompetensi dengan potensi yang dimilikinya. Guru
menuntut perubahan desain kurikulum, diharapkan mampu mengajarkan
dari model lama yang berisi uraian mata bagaimana siswa bisa memecahkan
pelajaran ke dalam desain kurikulum masalah yang dihadapi. Melalui
yang berisi pernyataan seperangkat kegiatan belajar interaktif memperoleh
kompetensi. Hal ini membawa pengetahuan, memperluas dan meng-
konsekuensi bahwa proses pembelajaran haluskan pengetahuan, dan
harus berorientasi pada pencapaian menggunakan pengetahuan secara ber-
kompetensi. Dengan demikian, guru makna diharapkan siswa dapat
dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang
memilih model-model pembelajaran dan dimilikinya, sehingga dapat menjadikan
mampu merancang pembelajaran yang siswa mampu berpikir kreatif, inovatif
sesuai dengan kompetensi dan dan produktif.
karakteristik siswa. Dengan adanya UU Guru dan Dosen,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun kedudukan guru dan dosen sebagai
2005 tentang Standar Nasional tenaga profesional akan berfungsi untuk
Pendidikan, Pasal 19 Ayat (1) meningkatkan martabat dan peran guru
menyebutkan bahwa proses sebagai agen pembelajaran sehingga
pembelajaran pada satuan pendidikan pada gilirannya nanti akan berfungsi
diselenggarakan secara interaktif, meningkatkan mutu pendidikan
inspiratif, menyenangkan, menantang, nasional. Diantara butir dalam UU
memotivasi peserta didik untuk Guru dan Dosen ini adalah
berpartisipasi aktif, serta memberikan pemberdayaan profesi guru dan dosen
yang diselenggarakan melalui

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 23


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
24
pengembangan diri yang dilakukan Asia lain seperti Vietnam, Kambodia
secara demokratis, dan berkelanjutan yang baru mulai dengan pembangunan
dengan menjunjung tinggi hak asasi industrinya akan segera dengan mudah
manusia, nilai keagamaan, dan kode etik mengambil alih. Ketergantungan
profesi untuk menjadi guru dan dosen teknologi luar negeri harus secara
yang memiliki kompetensi. Pengakuan terencana dikurangi dengan
kedudukan guru dan dosen sebagai menumbuhkan kemampuan di dalam
tenaga profesional akan dibuktikan negeri. Untuk dapat mengatasi
dengan sertifikat pendidik. Sedangkan tantangan dan kendala tersebut di atas,
sertifikasi pendidik menurut pasal 11 kualitas SDM harus segera ditingkatkan,
UU Guru dan Dosen diselenggarakan baik untuk tenaga profesional untuk
oleh perguruan tinggi yang memiliki penerapan iptek maupun tenaga ahli
program pengadaan tenaga yang berkemam puan untuk
kependidikan yang terakreditasi. mengembangkan iptek.
Khusus bagi tenaga kependidikan Penguasaan teknologi yang dibutuhkan
lembaga Pendidikan Teknologi dan industri menjadi sangat penting dalam
Kejuruan (LPTK) dituntut memiliki dua proses globalisasi, di mana persaingan
kompetensi yakni sebagai pendidik dan ekonomi sangat ketat dan tidak lagi
sebagai pelatih yang profesional mengenal batas-batas negara.
disamping sikap yang peka terhadap Penguasaan harus pula disertai dengan
inovasi. Dari banyak penelitian yang kemampuan untuk mengembangkan,
dilakukan terungkap bahwa tingkat agar selalu dapat menghasilkan produk
partisipasi guru dan dosen LPTK dalam dengan kualitas yang lebih baik, harga
upaya pembaharuan pendidikan selama lebih murah, proses lebih aman dan
ini relatif rendah, rasa mampu diri dan dampak terhadap lingkungan yang lebih
keyakinan tentang keuntungan dan kecil. Untuk mencapai hal tersebut,
kerugian, akan dialami sebagai dampak perlu tersedia tenaga pelaksana dan
dari suatu inovasi itu. Salah satu faktor peneliti, yang sesuai dalam jumlah, jenis
penting LPTK adalah profesionalisme dan tingkat kemampuan dengan
dari tenaga kependidikannya. kebutuhan pembangunan.
Di samping hal-hal tersebut di atas, Pengembangan kemampuan penguasaan
globalisasi akan semakin besar iptek ini akan menghadapi berbagai
dampaknya pada berbagai bidang hambatan karena bangsa-bangsa yang
kehidupan; sosial budaya, politik, maju ingin tetap mempertahankan
maupun ekonomi. Salah satu dominasinya dalam persaingan dengan
diantaranya yang perlu kita waspadai berbagai macam cara, termasuk
adalah semakin terbuka dan semakin pembatasan akses terhadap pendidikan,
ketatnya persaingan antar bangsa. Hasil hasil-hasil penelitian maupun teknologi
berbagai pertemuan internasional telah kunci yang mereka kuasai. Kesenjangan
menghasilkan berbagai kesepakatan kemampuan antara negara maju dengan
perdagangan bebas, yang memberi kita negara berkembang akan semakin besar,
peluang maupun tantangan baru. Dari tanpa upaya khusus yang dilakukan oleh
segi ekonomi, kita harus meningkatkan negara berkembang dalam meningkat
daya saing industri serta diorientasikan kan kualitas SDM.
ke arah ekspor agar dapat mengambil
Proses sertifikasi kompetensi Lembaga
manfaat globalisasi. Tenaga kerja murah
Pendidikan Teknologi Kejuruan
tidak lagi dapat digunakan sebagai
idealnya harus berdasar pada
tumpuan usaha, karena negara-negara
kompetensi tenaga kependidikan

24 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


kejuruan, sertifikasi LPTK, kualitas lahiriah disebut performance. Seseorang
LPTK, pendidikan kejuruan di era dapat menunjukkan performance
otonomi daerah, Upaya Meningkatkan apabila memiliki kompetensi.
Profesional Dosen LPTK, Strategi Kompetensi guru dapat dilihat dari
Pelaksanaan, Peningkatan Mutu LPTK penampilannya ketika mengajar.
pada Era Otonomi Daerah, dan Potensi Menurut Suwarno, dkk. (2005) ada
dan kebutuhan daerah yang ada sepuluh kompetensi guru yaitu (1)
disekitar lembaga pendidikan teknologi Kompetensi menguasai bahan, (2)
kejuruan tersebut. Kompetensi mengelola program, (3)
Kompetensi mengelola kelas, (4)
Kompetensi menggunakan media /
Kompetensi Tenaga Kependidikan sumber, (5) Kompetensi menggunakan
Kejuruan landasan pendidikan, (6) Kompetensi
Pendidikan merupakan wahana untuk mengelola interaksi belajar mengajar,
meningkatkan kemampuan dan (7) Kompetensi menilai prestasi siswa
kapasitas peserta didik untuk untuk kepentingan pengajaran, (8)
memahami serta mengikuti tata nilai Kompetensi mengenal dan
kemasyarakatan yang berlaku. menyelenggarakan administrasi sekolah,
Pendidikan merupakan usaha sadar dan (9) Kompetensi mengenal fungsi dan
terencana untuk mewujudkan suasana program layanan bimbingan, dan (10)
belajar agar peserta didik secara aktif Kompetensi memahami prinsip-prinsip
dapat mengembangkan potensi dirinya. dan hasil penilaian pendidik guna
Dalam konteks perkembangan ilmu keperluan pengajaran.
pengetahuan dan teknologi serta Kompetensi pendidik sebagai agen
perubahan masyarakat dan lingkungan pembelajaran termuat dalam PP RI No
global, pendidikan adalah usaha 19 Th 2005 tentang Standar Nasional
penyiapan peserta didik yang terencana, Pendidikan Bab IV disebutkan bahwa
sistemik dan sistimatik untuk Standar pendidik dan tenaga
menghadapi tantangan kehidupan. kependidikan meliputi empat
Kompetensi tenaga kependidikan kompetensi yaitu : (a) kompetensi
terutama guru bersifat kompleks. paedagogik: meliputi pemahaman
Kompetensi merupakan satu kesatuan terhadap peserta didik, perancangan,
utuh yang menggambarkan potensi, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran,
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengembangan pendidikan, (b)
nilai yang dimiliki guru terkait dengan kompetensi kepribadian terkait dengan
profesinya, terkait dengan kemampuan pribadi mantap dan stabil, dewasa, arif,
mengaktualisasikan atau mewujudkan berwibawa dan memiliki akhlak mulia,
dalam bentuk perilaku, tindakan atau (c) kompetensi profesional ditunjukkan
kinerja untuk menjalankan profesi. dengan menguasai keilmuan bidang
Kualifikasi profesional merupakan studi dan mampu mengkaji secara kritis
bentuk perwujudan kompetensi yang untuk mendalami bidang studi, dan (d)
dimililiki guru terutama yang menjadi kompetensi sosial terkait dengan
tenaga kependidikan kejuruan. kemampuan berkomunikasi dan bergaul
dengan peserta didik, kolega dan
Kompetensi mengandung unsur-unsur masyarakat.
yang dapat ditampilkan dan yang tidak
dapat ditampilkan. Manifestasi yang Dengan mempertimbangkan kajian
dapat ditampilkan dan nampak secara tentang berbagai konsep, maka

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 25


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
26
kompetensi guru, minimal dirangkum peserta didik yang perlu dikembangkan,
ke dalam empat bidang yaitu : (b) menguasai karakteristik potensi
1. Penguasaan Bidang Studi peserta didik, (c) memiliki komitmen
terhadap hak dan kewajiban peserta
2. Pemahaman Peserta Didik didik, (d) mengenal dan memanfaatkan
3. Penguasaan Pembelajaran yang lingkungan peserta didik, (e) menguasai
Mendidik cara belajar peserta didik, (f) bersikap
dan berperilaku empati terhadap anak
4. Pengembangan Kepribadian dan didik dan (g) membimbing
Keprofesionalan pengembangan karir peserta didik.
Penguasaan bidang studi merupakan Penguasaan pembelajaran yang
kemampuan untuk memahami mendidik merupakan kemampuan untuk
karakteristik dan substansi ilmu sumber memahami konsep dasar serta proses
bahan ajaran, memahami disiplin ilmu pendidikan dan pembelajaran,
yang bersangkutan dalam konteks yang memahami konsep dasar dan proses
lebih luas, menggunakan metodologi pembelajaran bidang studi yang
ilmu yang bersangkutan untuk bersangkutan, serta mampu menerapkan
memverifikasi dan memantapkan dalam pelaksanaan dan pengembangan
pemahaman konsep yang dipelajari, dan proses pembelajaran yang mendidik.
mampu menyesuaikan substansi ilmu Performance yang ditampilkan adalah
yang bersangkutan dengan tuntutan dan (a) merencanakan dan merancang
ruang gerak kurikuler, serta memahami pembelajaran yang mendidik, (b)
tata kerja dan cara pengamanan kegiatan menguasai pendekatan, metode dan
praktek. Performance yang ditampilkan media pembelajaran, (c) melaksanakan
adalah (a) menguasai substansi bidang pembelajaran yang mendidik, (d)
studi, (b) mampu mengaitkan dan mengenal prinsip dan prosedur asesmen
mengaplikasikan bidang studi dan proses dan hasil belajar peserta didik,
materi kurikulum bidang studi yang (e) merencanakan dan melaksanakan
berlaku sesuai dengan konteks atau asesmen proses dan hasil belajar peserta
lingkungan, (c) mampu didik, (f) memanfaatkan hasil asesmen,
mengembangkan konsep ilmu, dan (g) merencanakan dan
teknologi dan seni, (d) menguasai melaksanakan penelitian dalam rangka
stuktur dan materi kurikulum diklat, (e) meningkatkan mutu pembelajaran.
mampu menyesuaikan materi keilmuan
dengan perkembangan siswa, f) Pengembangan kepribadian dan
merencanakan dan membimbing keprofesionalan merupakan kemampuan
keselamatan dan kesehatan peserta didik mengembangkan intuisi keagamaan dan
dalam tempat kerja, dan (g) mampu kebangsaan yang religius dan
mengelola tempat kerja ( unit produksi, berkepribadian, memiliki sikap dan
laboratorium). kemampuan aktualisasi diri, serta
memiliki sikap dan kemampuan
Pemahaman peserta didik merupakan mengambangkan profesionalitas
kemampuan untuk memahami berbagai kependidikan. Performance yang
ciri peserta didik, memahami tahap- ditampilkan adalah (a) mampu
tahap perkembangan anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
berbagai aspek dan penerapannya dalam kerja, (b) mampu menilai kinerjanya
mengoptimalkan perkembangan dan sendiri, (c) mampu bekerja mandiri dan
pembelajaran peserta didik. bekerja sama dengan orang lain, (d)
Performance yang ditampilkan adalah mampu mencari sumber-sumber baru
(a) mampu mengidentifikasi potensi

26 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


dalam bidang studinya, (e) memiliki keguruan (kompetensi guru) yang
komitmen terhadap profesi dan tugas meliputi kompetensi pedagogik,
profesional, (f) mampu berkomunikasi kompetensi kepribadian, kompetensi
dengan teman sejawat dan peserta didik, sosial dan kompetensi profesional yang
dan (g) mampu meningkatkan diri diperoleh melalui pendidikan profesi.
dalam kinerja profesinya. Kompetensi guru atau dosen adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan,
dan prilaku yang dimiliki, dihayati, dan
Sertifikasi
dikuasai oleh guru atau dosen dalam
Istilah sertifikasi biasanya dipakai untuk melaksanakan tugas
memberi penghargaan pada prestasi keprofesionalannya. Dokumen
seseorang sesuai dengan kemampuan Penyusunan Standar Kompetensi Guru
profesi yang diembannya. Apabila saat ini disiapkan oleh Depdiknas yang
diterjemahkan secara populer, kata mencakup (1) Organisasi penyelenggara
sertifikasi adalah suatu proses standarisasi; (2)Mekanisme
pemberian sertifikat yang mengandung penyelenggaraan; (3) Koordinasi dan
makna bukti formal sebagai pengakuan Bimbingan Teknis; dan (4) Pengawasan
yang diberikan kepada seseorang dan Pelaporan.
sebagai tenaga profesional. Sertifikat
Pembahasan mengenai kepuasan
pendidik pada guru dan dosen seperti
layanan pendidikan, sudah pasti terkait
yang akan diatur dalam UU tentang
dengan mutu atau kualitas layanan
guru dan dosen adalah bukti formal
pembelajaran dan hasil pendidikan.
pengakuan kedudukan guru dan dosen
Kualitas seringkali dilihat dari
sebagai tenaga profesional.
kesesuaian tujuan dan penggunaan yang
Tujuan dari sertifikasi adalah dibandingkan dengan rencana atau
memberikan kepuasan bagi yang spesifikasi yang telah ditetapkan
memperolehnya. Oleh sebab itu, sebelumnya. Kualitas pendidikan
pemberian sertifikasi pada seseorang hendaklah sesuai dengan standar,
atau lembaga biasanya ditandai dengan harapan kastamer atau semua
pengakuan bentuk moral dan insentif. karakteristik produk pendidikan dan
Pada proses pendidikan, sertifikasi layanan pendidikan yang memenuhi
diukur dari kepentingan kastamer persyaratan dan harapan.
(pengguna atau pelanggan) jasa
Kualitas ini harus merupakan unjuk
pendidikan yang terdiri dari kastamer
kerja yang memenuhi standar atau
internal dan eksternal (Sallis dalam
kriteria yang telah ditetapkan tadi.
Satori,1997). Kastamer internal primer
Pandangan kualitas ini sering disebut
meliputi para pendidik dan staf
kualitas sebenarnya (quality in fact)
pendukung, sedangkan kastamer
yang merupakan dasar dari sistem
eksternal primer yaitu peserta didik,
jaminan kualitas yang ditemukan dalam
kastamer eksternal sekunder adalah
”The British Standard Institution in BS
orang tua, pemerintah, dan empoyers
5750”atau”The Identical International
sedangkan kastamer eksternal tersier
Standard Organization ISO 9000”
yaitu pasaran kerja, pemerintah, dan
( Satori, 1997).
masyarakat. Sertifikasi ini selalu
didahului dengan proses penilaian Dalam konteks jaminan mutu
menurut kriteria yang telah ditetapkan pendidikan, akreditasi telah
atas kesepakatan bersama. Misalnya dikembangkan untuk meyakinkan
bagi guru diukur dari profesional tercapainya standarisasi. Salah satu

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 27


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
28
kegiatan akreditasi adalah sertifikasi lainnya yang aktif terhadap
yang bertujuan menjamin adanya perkembangan pendidikan teknologi
standarisasi kinerja sekolah atau tenaga dan kejuruan. Oleh sebab itu perlu
kependidikan termasuk tenaga adanya kerja sama antara kedua
pendukung untuk mendukung lembaga dalam perencanaan,
terwujudnya kondisi kondisi yang pelaksanaan, evaluasi program
diperlukan bagi kepentingan mutu. pendidikan di LPTK. Menurut Syarif
(1999) bahwa dengan adanya kerjasama
ini, tentu kedua institusi akan memetik
Sertifikasi di LPTK manfaatnya. Dunia industri/usaha akan
Tujuan Pendidikan Teknologi dan memperpendek umur pendidikan yang
Kejuruan yaitu menghasilkan lulusan sesuai dengan kebutuhan mereka, dan
yang memiliki kemampuan akademik berarti memperkecil pengeluaran dalam
dan profesional sebagai tenaga melatih karyawannya. Dunia pendidikan
kependidikan pada sekolah sekolah dapat manfaat untuk mengidentifikasi
kejuruan teknologi dan sebagai tenaga kebutuhan dunia usaha dalam
non kependidikan di dunia industri dan mengembangkan program studi yang
dunia usaha. Sehubungan dengan itu, dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu
misi utama PTK diharapkan dapat pendidikan di LPTK perlu
menerjemahkan kebutuhan tenaga memperhatikan perkembangan ilmu
pemakainya. Dalam proses pengetahuan dan teknologi pada saat ini
pembelajaran terdapat dua bidang untuk mengantisipasi masa yang akan
terintegrasi yang harus dikuasai oleh datang.
mahasiswa yakni memahami Seiring dengan pesatnya kemajuan
perkembangan teknologi dan bersikap teknologi pembelajaran, teknik
sebagai pendidik. mengajar perlu dikembangkan dengan
Tujuan pendidikan teknik menurut metode dan teknik penyampaian yang
pandangan industri dan dunia usaha lebih efektif dan efisien. Dosen dituntut
adalah pencapaian mobilitas yang tinggi mau mengembangkan profesional
dengan kemampuan profesional awal mengajarnya dengan mengikuti
yang cukup (Hernaut dalam Mardapi, program-program pendek dan studi
1994). Mobilitas profesional akan lanjut. Untuk memudahkan mahasiswa
terjadi bila tenaga kerja memiliki belajar, dosen bersama-sama mahasiswa
kemampuan yang cukup untuk diharapkan mau melakukan penelitian
menyesuaikan diri dengan tuntutan kolaborasi dalam bentuk eksperimen
kebutuhan kemampuan industri. LPTK atau penelitian tindakan kelas dan pada
harus mampu membekali mahasiswa tingkat yang lebih besar dengan mem
dengan pengetahuan dasar yang tidak perhatikan karakteristik mahasiswa.
cepat usang terhadap kemajuan dan Sikap profesional dosen perlu pula
perkembangan teknologi yang begitu dikembangkan untuk menciptakan
pesat. Dengan demikian lulusan LPTK iklim belajar yang kondusif.
dapat mengembangkan potensinya dan Karakteristik dosen LPTK tidak hanya
siap masuk dunia kerja untuk memiliki keahlian how to transfer
kepentingan kehidupan dan untuk knowledge tetapi harus menguasai dasar
peningkatan produksi. dasar kependidikan, metode mengajar,
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas memahami berbagai pendekatan
diperlukan dana yang besar dan pembelajaran, mampu menggunakan
keterlibatan industri dan dunia pemakai media pembelajaran, teknik efaluasi

28 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


khususnya evaluasi hasil belajar diperlukan penelitian dan evaluasi
keterampilan kejuruan, dan mampu program secara berkesinambungan agar
mengorganisasi kelas. dapat ditemukan kendala kendala yang
dihadapi. Upaya meningkatkan kinerja
Era globalisasi dan perdagangan bebas
dosen perlu pula dilakukan, penilaian
menuntut perubahan yang cepat di
kinerja dengan cara pemberian
berbagai bidang kehidupan. Akibatnya,
sertifikasi yang bertujuan untuk
persaingan dalam mencari pekerjaan
meningkatkan kompetensi profesional
bagi lulusan LPTK menjadi semakin
sebagai seorang pendidik pada
ketat, sedangkan sturktur
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
ketenagakerjaan selalu berkembang
berdasarkan pendidikan yang
dipengaruhi oleh pemberdayaan Kualitas Pendidikan Kejuruan di Era
teknologi modren. Industri Otonomi Daerah
membutuhkan tenaga tenaga kerja
terdidik yang terampil dan profesional, Terwujudnya lembaga pendidikan
adaptif terhadap kemajuan teknologi, kejuruan yang menghasilkan sumber
memiliki kemampuan komunikasi, dan daya manusia berkelas dunia serta
dapat bekerja secara kelompok. Dalam perluasan layanan pendidikan berbasis
rangka itulah, LPTK perlu keunggulan lokal menurut Undang-
dipersiapankan untuk mendidik undang No. 20 Tahun 1999 tentang
mahasiswanya agar memiliki Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21
kompetensi kerja yang dikehendaki oleh menyebutkan bahwa pendidikan
pasar kerja. Dampak dari perdagangan kejuruan merupakan jenjang pendidikan
bebas akan membuat persaingan pencari menengah yang bertujuan untuk
kerja antar bangsa semakin ketat dan mengembangkan kepribadian dan sikap,
bebas, produk-produk baru teknologi pemahaman ilmu dan pengetahuan serta
akan memunculkan profesi profesi yang teknologi, apresiasi seni, dan
menuntut kompetensi sesuai dengan keterampilan hidup untuk mampu hidup
kebutuhan (Hanoto, 2002). Untuk mandiri atau mengikuti pendidikan
menjawab tuntutan tersebut diperlukan lebih lanjut. Pendidikan kejuruan
sumber daya manusia yang memiliki bertujuan mengembangkan potensi anak
kompetensi tinggi dibidangnya. didik sehingga dapat memiliki
Selanjutnya Mardapi (1994) keterampilan pada suatu pekerjaan atau
menyatakan bahwa LPTK melalui karier tertentu serta agar peserta didik
Fakultas Pendidikan Teknologi dan memiliki keterampilan dan kemampuan
Kejuruan tidak saja harus dipekerjakan untuk hidup. Pendidikan kejuruan
tetapi juga bisa membuat lapangan terkait dengan perkembangan jenis
pekerjaan baru, seperti wirausaha yang pekerjaan dan profesi yang sangat luas
sesuai dengan keahliannya. di masyarakat. Sedangkan
perkembangan macam dan jenis profesi
Upaya untuk mencapai maksud diatas, sejalan dengan perkembangan teknologi
akhirnya terpulang pada pelaksana dan kebutuhan masyarakat. Menurut
pendidikan sebagai ujung tombak Sukamto (1998) eksistensi pendidikan
mensukseskan program pembelajaran. kejuruan memiliki empat landasan
Upaya yang dilakukan harus meliputi yaitu: (1) pendidikan dan asumsi anak
pengembangan potensi sumber daya didik, (2) kontek sosial pendidikan
manusia yang memiliki dan perbaikan kejuruan, (3) dimensi ekonomi
sasaran yang dituju. Untuk itu pendidikan kejuruan, dan (4)

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 29


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
30
ketenagakerjaan. terwujud hubungan yang demikian.
Desentralisasi dan otonomi daerah yang Pendidikan masih cenderung dilihat
berhembus sejak reformasi dimulai, dengan sebelah mata, hanya
membawa implikasi perubahan pada diperhatikan waktu anak-anak
tatanan politik, sosial, ekonomi. memerlukan kelanjutan studi. Tentu saja
Kebijakan desentralisasi dan otonomi kelemahan atau kekurangan juga dapat
daerah, menyebabkan kekuasaan, terjadi di sekolah, oleh karena itu sektor
kebijakan pembangunan, dan kekayaan pendidikan dan sekolah melakukan
ekonomi untuk sebagian besar akan analisis introspeksi dan ekstrospeksi
bertumpu di daerah. Dengan mengkaji agar dapat mengenal permasalahan
Undang-undang No. 22 dan 25 tahun pokoknya dan mencarikan jalan keluar
1999 tentang Perimbangan Pusat dan yang tepat dan strategis untuk
Daerah, maka setiap daerah dapat meningkatkan akses dan mutu
mengidentifikasi keseluruhan sumber- pendidikan.
sumber dana yang dapat dihimpun Peningkatan akses dan mutu pendidikan
untuk membangun potensi daerah dalam keduanya sangat penting dalam bidang
bidang pendidikannya termasuk pendidikan di daerah. Keduanya
pendidikan kejuruan. Hal ini juga akan merupakan suatu paradoks karena tidak
berdampak pada peningkatan bisa dicapai secara berbarengan. Akses
pendidikan meliputi akses, mutu, atau pemerataan pendidikan khususnya
kesejahteraan, pengembangan karier harus bisa menampung secara maksimal
yang beragam sesuai dengan kebutuhan peserta didik, yang artinya sebanyak
masyarakat yang semula dikelola pusat mungkin anak-anak lulusan SMP dapat
ke pemerintah daerah kabupaten/kota. masuk ke sekolah menengah kejuruan
Adanya otonomi daerah yang (SMK), anak-anak SLTA dapat masuk
berdampak pada pengelolaan keuangan ke jenjang DI, D2, D3 dan D4, serta
dan anggaran belanja pendidikan, lebih ketersediaan tempat kursus-kursus
didominasi oleh anggaran belanja vokasi. Begitu pula mutu pendidikan
daerah dengan sebagian dibantu oleh kejuruan dalam menghasilkan proses
subsidi dari pemerintah pusat, sehingga dan hasil belajar harus memiliki
proses pengambilan keputusan terutama relevansi yang tinggi dengan kebutuhan
terkait dengan akses dan mutu pengguna di pasar kerja.
pendidikan lebih bergantung pada Kualitas pendidikan sampai dengan
keputusan pemkab/pemkot masing- tahun 2004 juga dinilai masih rendah
masing. Yang menjadi fokus karena belum sepenuhnya mampu
permasalahan adalah bagaimana memberikan kompetensi sesuai dengan
mengembangkan sistem pembiayaan tahap pendidikan yang dijalani peserta
pendidikan daerah untuk menjamin didik. Hal tersebut terlihat juga pada
pemerataan dan keadilan dalam pencapai nilai ujian nasional SMP 2005
penyediaan kesempatan pendidikan bagi yang masih sangat bervariasi antar
masyarakat daerah tersebut, sehingga propinsi. Lalu apa yang harus
dana yang dihimpun itu dapat dilakukan, karena akses maupun mutu
dialokasikan dengan tepat dan dikelola pendidikan kedua-duanya penting.
dengan efisien. Kalau mau akses pendidikan merata
Pendidikan dan pembangunan daerah mutu tidak bisa tercapai dengan baik,
perlu membangun hubungan resiprokal, dan begitu pula sebaliknya mutu
saling mempercayai, dan saling pendidikan diutamakan akses
memberikan manfaat. Selama ini belum pendidikan tidak bisa tercapai secara

30 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


merata. Oleh karena itu diperlukannya Perlu diupayakan suasana "persaingan"
model kebijakan evaluasi potensi dan yang sehat, yang menuju pada
kebutuhan daerah agar pendirian peningkatan mutu pekerjaan/ pelayanan.
maupun pengembang pendidikan Untuk mendapat jaminan pelaksanaan
kejuruan diharapkan pendidikan memenuhi mutu minimal,
penyelenggaraannya harus tepat maka telah ditentukan jumlah minimal
jurusannya, tepat kualifikasinya, dan serta kualifikasi staf pengajar tetap yang
tepat jumlahnya. harus dimiliki LPTK. Tentu saja
penyelenggara pendidikan memerlukan
tambahan staf pengajar, diatas ketentuan
Kualitas LPTK
minimun tersebut. Hal ini dapat
LPTK sebagai sebuah lembaga dilakukan melalui pengangkatan tenaga
pelayanan jasa pendidikan yang di pengajar tidak tetap, dengan senantiasa
dalam melaksanakan kegiatannya harus memperhatikan dipenuhinya
selalu berupaya memenuhi keinginan persyaratan-persyaratan yang ada yang
pelanggan. Pelanggan adalah kelompok berlaku bagi staf pengajar serta
orang/masyarakat yang mempunyai diperolehnya kesanggupan dalam
kepentingan baik langsung maupun jangka panjang. Persyaratan ketentuan
tidak langsung, atas pelaksanaan jabatan akademik bagi staf pengajar
pendidikan maupun hasil-hasilnya: LPTK mencakup berbagai macam
meliputi mahasiswa, orang tua kegiatan/ aktivitas staf pengajar yang
mahasiswa, staf peguruan tinggi, meliputi pendidikan, penelitian dan
masyarakat dan pemerintah. Berbagai pengabdian kepada masyarakat, maka
kepentingan yang berbeda dari masing-masing penyelenggara
pelanggan tersebut harus menjadi acuan pendidikan harus pula memberikan
utama dalam merencanakan maupun peluang yang cukup. Hal ini
melaksanakan pendidikan. Kualitas memerlukan tersedianya waktu serta
pendidikan adalah sesuatu yang tidak dana bagi kegiatan penelitian, studi
mudah diukur, karena menyangkut lanjut, program pelatihan serta
pandangan pihak yang menghasilkan keikutsertaan dalam kegiatan temu
dan pihak yang menggunakan hasil ilmiah.
pendidikan. Kedua pihak perlu sepakat
atas ukuran-ukuran yang digunakan
untuk menetapkan kualitas. Upaya Meningkatkan Profesional
Dosen LPTK.
Staf LPTK adalah pelaksana-pelaksana
pendidikan yang terdiri dari staf Tidak dapat disangkal bahwa dosen
pengajar dan staf administrasi, yang adalah sentral dari upaya peningkatan
menentukan keberhasilan pendidikan. mutu pendidikan di perguruan tinggi.
Hanya melalui suasana kerja yang Maka,untuk membenahi sistem
kondusif dapat diharapkan terjadi proses pendidikan haruslah melibatkan
pendidikan yang bermutu dan efisien. penataan dan pembinaan dosen.
Suasana kerja yang kondusif berarti Menurut Sucipto (1999) bahwa ada lima
pula kepastian masa depan bagi tenaga topik pembahasan isu-isu yang saling
pelaksana. Perlu ditumbuhkan pola terkait untuk pemberdayaan guru dan
pengembangan karir yang terbuka dan tenaga kependidikan yang perlu
transparan, dengan sistem insentif dan diperhatikan yaitu (1) Kesejahteraan
penghargaan bagi staf yang benar-benar guru; (2) Pendidikan calon guru dan
dapat menunjukkan kinerja yang baik. tenaga kependidikan; (3) Seleksi,

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 31


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
32
pengangkatan dan penempatan; (4) para pendidiknya sebagai berikut :
Pembinaan mutu guru; dan (5)
1. Dosen hendaknya memberi
Pengembangan kerier guru dan tenaga
teladan pada mahasiswa dan sesama
kependidikan.
kolega bahwa ia dapat memiliki sikap
Pengamatan di lapangan menunjukkan profesional interaktif.
bahwa perubahan apapun yang
2. Setiap saat mau mengembangkan
dilaksanakan di persekolahan akan
kompetensi kependidikannya secara
sangat tergantung pada sikap, pola
baik dan berperan aktif dalam kegiatan
berfikir, kreatifitas dan tindakan staf
pengembangan karir dan diskusi ilmiah
pengajar atau guru disamping tentu saja
guna keperluan pembelajaran dan
kepemimpinan kepala sekolah. Dari
pengmbangan program pendidikan.
uraian ini jelaslah LPTK sebagai
penghasil lulusan yang dapat berperan 3. Aktif dalam kegiatan
ganda yaitu tenaga teknisi dan tenaga peningkatan mutu dan pengembangan
kependidikan harus memiliki tenaga profesi yang dilaksanakan oleh asosiasi
pendidik yang profesional. Menurut profesi.
Sukamto (1994), yang diperlukan LPTK
adalah profesionalisme interaktif seperti
yang dikutip dari Fullan menyatakan Di dalam proses pembelajaran, dosen
bahwa interactive professionalism yaitu atau guru harus dapat menciptakan
menempatkan guru sebagai ”continous suasana belajar yang menarik dan
learners in a community of interactive menyenangkan sehingga apa yang
professionals”. Kebekuan dalam pola dipelajari dapat dicapai pembelajar
sikap dan prilaku mengajar digantikan dengan pemahaman yang mendalam.
oleh keaktifan memberi sumbang saran Degeng (2006) menyatakan bahwa guru
dan menerima ide dari luar secara yang profesional dalam pembelajaran
kolaborasi untuk mencapai hasil yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1)
lebih baik. selalu menggubah belajar-mengajar
yang dinamis; 2) menggubah suasana
Menurut Pakpaham (1999), Sikap yang menggairahkan; 3) selalu
profesional adalah sesuatu yang menggubah interaksi guru-siswa yang
tertanam dalam diri seseorang yang optima; 4) selalu menggubah kondisi
mempengaruhi prilaku, peduli pada terbaik untuk belajar,dan 5) selalu
mutu (tidak asal jadi); bekerja cepat, menggubah penumbukan keterampilan
tepat dan efisien diawasi atau tidak belajar.
diawasi orang lain, menghargai waktu
dan menjaga reputasi. Sikap semacam Guna mengembangkan mutu pendidikan
ini sangat diperlukan oleh dunia kerja dan profesional dosen pada LPTK, ada
terutama dunia usaha dan dunia industri. beberapa pemecahan yang dapat
Sikap profesional haruslah dibentuk dilakukan yaitu pemberdayaan,
melalui proses pembiasaan yang pemotivasian, dan pendampingan
memerlukan waktu lama dan dosen; peningkatan kesejhteraan dosen;
terinternalisasi dengan nilai-nilai yang memberi kebebasan dosen berkreasi dan
dianggap baik dan menguntungkan bagi berinovasi dalam pembelajaran;
dirinya. prosedur penghitungan kredit poin yang
menjadi dasar kenaikan jabatan
Paling tidak LPTK harus mampu akademik perlu dikaji ulang untuk lebih
memfungsikan diri sebagai pusat disempurnakan dengan lebih
pengembangan profesional bagi para menekankan kesederhanaan prosedur
lulusannya. Untuk itu diperlukan sikap namun efektif; dan perlu dikembangkan

32 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


budaya kerja berorientasi profesional kompetensi untuk masuk ke dalam
dan nilai-nilai profesi yang dunia kerja.
mengutamakan kejujuran. 5. Personal yang ditunjuk sebagai
(Sucipto,1999 dan Kistono,2002) pelaksana sertifikasi atau asesor perlu
dipilih melalui seleksi yang pantas
sehingga tercapai ”the right man in the
Strategi Pelaksanaan
right place”.
Guna meningkatkan mutu pendidikan
6. Mengoptimalkan fungsi lembaga
dan profesional tenaga dosen PTK
penjamin mutu, lembaga penelitian, dan
melalui program sertifikasi, maka
asosiasi profesi atau unit aplikasi
tulisan ini ingin mengemukakan
sebagai sarana pengembangan keahlian,
beberapa hal yang perlu
magang, kerjasama antara lembaga
dipertimbangkan. Hal hal itu dapat
terkait untuk pengembangan profesional
dilakukan dengan strategi sebagai
tenaga kependidikan.
berikut:
7. Secara kultural harus
1. Agar program sertifikasi dapat
dikembangkan budaya kerja berorientasi
dijalankan dengan baik, perlu dibentuk
mutu, budaya pembelajaran berorientasi
satu tim yang handal dan profesional
profesional, dan nilai nilai profesi yang
terdiri dari unsur masyarakat pemakai,
mengutamakan kejujuran.
industri, orang tua mahasiswa,
pemerintah dan pelaksana pendidikan
dalam hal ini lembaga PTK. Peningkatan Mutu LPTK pada Era
2. Perlu dilakukan pengkajian Otonomi Daerah
materi yang sungguh sungguh untuk Mengingat keterbatasan sumber daya
menetapkan kompetensi apa yang yang kita punyai dan besarnya
diperlukan dalam pelaksanaan tantangan yang dihadapi, perguruan
sertrifikasi yaitu dengan tinggi harus dapat dikelola secara
mempertimbangkan keseimbangan sangkil (efisien) dan menjawab
antara kompetensi pedagogik, kebutuhan yang ada. Suatu perguruan
kompetensi profesional ,kompetensi tinggi dapat dipandang sebagai sebuah
akademik / kejuruan, kompetensi sosial organisasi profesional, yang hasil dan
dan kompetensi kepribadian. dampaknya bagi masyarakat sangat
3. Pelaksanaan sertifikasi ditentukan oleh kemampuan dan kinerja
hendaknya dilakukan secara lebih sivitas akademika yang ditandai oleh
interaktif dialogis terbuka dan kreativitas dan ingenuitas. Hal tersebut
penyediaan option yang cukup untuk memerlukan adanya suasana yang
diajukan kepada calon pendidik. berbeda dari industri manufaktur
misalnya, dimana kualitas kerja sangat
4. Perlu adanya koordinasi yang
ditentukan oleh ketepatan melaksanakan
baik antara masyarakat terinstitusi yang
prosedur yang menyangkut cara, urutan
terdiri dari asosiasi profesi, industri,
dan waktu. Penelaahan dan pengalaman
departemen tenaga kerja (BSNP), dan
lapangan menyimpulkan bahwa
lembaga pemakai pendidikan (BNSP),
kreativitas, ingenuitas dan produktivitas
karena PTK menghasilkan lulusan yang
yang profesional lebih terangsang oleh
mengutamakan keseimbangan antara
pola kerja yang luwes dan mandiri
kemampuan pengetahuan, ketrampilan
daripada pola kerja yang berstruktur
dan sikap yang membentuk suatu
secara kaku. Oleh sebab itu perguruan

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 33


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
34
tinggi lebih tepat dikelola berdasarkan digunakan sebagai acuan dasar untuk
azas otonomi. mengembangkan perangkat aturan,
Dalam sistem pendidikan nasional, asas peraturan dan kesepakatan yang
otonomi dengan kebebasan akademik mengikat bagi keseluruhan sivitas
secara resmi dinyatakan dalam Undang- akademika, agar menghasilkan kinerja
Undang No. 2 tahun 1989 serta PP No. yang serasi dengan tuntutan masyarakat.
30 tahun 1990. Dalam aktualisasinya Bagi setiap perguruan tinggi berlaku
hal ini bukan suatu kebebasan yang bahwa penyelenggaraan kegiatan
tidak terbatas, tetapi tetap harus fungsional (Tridarma Perguruan Tinggi)
memperhatikan moral dan tata nilai ditujukan untuk kesejahteraan
sebagai rambu-rambu dan pemandu masyarakat dan umat manusia serta
perkembangan masyarakat Indonesia. mengacu pada ilmu pengetahuan dan
Selain daripada itu berlaku pula teknologi yang senantiasa berkembang.
kesepakatan serta kelaziman yang Masyarakat sebagai penyandang
berlaku di dunia pendidikan tinggi pada sumberdaya yang memungkinkan
umumnya. Azas otonomi dalam terselenggaranya perguruan tinggi,
pengelolaan perguruan tinggi antara lain berhak untuk memperoleh informasi
tercermin dalam kebebasan untuk: (1) dan menuntut kualitas kinerja perguruan
memilih staf akademik yang sesuai tinggi. Untuk hal tersebut diperlukan
dengan tujuan memilih dan menetapkan adanya suatu badan yang secara mandiri
mahasiswanya; (2) menetapkan standar dapat menilik dan mem-"verifikasi"
akademik serta kurikulum bagi program kinerja setiap perguruan tinggi. Untuk
studi yang diselenggarakannya; (3) maksud itulah, di Indonesia sejak
menetapkan program penelitian yang Desember 1994 telah dibentuk Badan
dilakukan civitas akademika dalam Akreditasi Nasional (BAN). Pada saat
batas tertentu; (4) pemanfaatan ini BAN telah mengembangkan
sumberdaya secara mandiri dalam peraturan dan kriteria yang sama untuk
penyelenggaraan fungsionalnya melakukan evaluasi/akreditasi bagi PTN
dan PTS, yang akan diterapkan dalam
Meskipun dikelola berdasarkan tahun 1996 ini. Hasil akreditasi ini
otonomi, namun perguruan tinggi selain merupakan informasi kepada
sebagai bagian dari masyarakat, masyarakat mengenai kualitas kinerja
pelaksanaannya harus disertai per- perguruan tinggi yang bersangkutan,
tanggungjawaban atau akuntabilitas. juga merupakan dasar pembinaan bagi
Secara harafiah, pertanggungjawaban pemerintah agar selalu diperoleh
tersebut menyangkut bagaimana peningkatan kualitas yang
sumberdaya yang diterima oleh berkelanjutan.
perguruan tinggi dimanfaatkan dalam
upaya dan kegiatan untuk mencapai Sebagai langkah strategi dalam
tujuannya. Pertanggungjawaban menghadapi persaingan yang sangat
menyangkut derajat kehematan, ketat maka setiap perguruan tinggi
kesesuaian dengan norma dan peraturan diharapkan selalu dikembangkan
yang berlaku umum serta keterbukaan berdasarkan prinsip peningkatan
terhadap penilikan dan pemantauan oleh kualitas yang berkelanjutan. Hal ini
pihak yang berkepentingan mengenai hanya dapat terjadi bila program
penyelenggaraan Tridarma perguruan pengembangan direncanakan dan
tinggi. dilaksanakan berdasarkan kemampuan
dan kemauan yang sepadan serta
Dalam pengelolaan suatu perguruan senantiasa disesuaikan dengan
tinggi, seyogyanya akuntabilitas kebutuhan yang ada. Oleh sebab itu

34 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


setiap perguruan tinggi harus dapat menetapkan kualitas.
melakukan evaluasi diri atau Oleh karena itu, evaluasi harus dapat
pengenalan diri mengenai kualitas mengungkap hal-hal yang dapat
kinerjanya. Evaluasi diri dapat digunakan sebagai ukuran kualitas
dinyatakan sebagai upaya yang perguruan tinggi, antara lain : (1)
sistematik untuk menghimpun, Ketergayutan (relevansi) tujuan dan
menyusun dan mengolah data serta sasaran, dalam arti derajat kesesuaian
informasi yang handal dan sahih, yang antara tujuan dan sasaran perguruan
dapat digunakan sebagai landasan tinggi dengan aspirasi semua pihak yang
tindakan manajemen untuk mengelola berkepentingan serta dengan keperluan
kelangsungan lembaga maupun nyata masyarakat, industri dan
program. pemerintah. (2) Kesangkilan (efisiensi),
Kemampuan melakukan evaluasi harus dalam arti derajat kehematan dalam
dikembangkan bagi setiap lembaga, penggunaan sumberdaya untuk
fakultas, jurusan, laboratorium maupun mencapai tujuan dan sasaran
pribadi anggota sivitas akademika. Pada (keterkaitan antara masukan proses).
seluruh tingkat kegiatan dari suatu (3) Produktivitas, dalam arti kuantitas
perguruan tinggi perlu dilakukan keluaran (dalam hal ini hasil, karena
evaluasi yang menyangkut segi dampak sukar dikuantifikasi)
kuantitatif dan kualitatif. Kuantitatif diperhitungkan terhadap satuan sumber
merupakan evaluasi yang jelas nyata daya tertentu yang digunakan (seperti:
dan obyektif, karena melalui lulusan per satuan waktu; penelitian
pengamatan dan perhitungan yang yang dipublikasi per staf akademik yang
dinyatakan dalam nilai atau numerik. berkualifikasi tertentu; konsultasi pada
Sebaliknya kualitas merupakan evaluasi industri per satuan waktu dan lain-lain
yang dipengaruhi oleh faktor subyektif, yang menunjukkan keterkaitan antara
karena pernyataan kualitas selalu aproses dan keluaran). (4) Efektivitas,
mengacu kepada pengalaman, harapan, dalam arti derajat kesesuaian antara
kegunaan, keperluan, cipta rasa serta tujuan dan sasaran dengan keluaran
faktor sikap yang lain. (hasil dengan memperhitungkan
dampak). (5) Akuntabilitas, dalam arti
Upaya menetapkan kualitas suatu hasil
per-tanggungjawaban perguruan tinggi
tidak mudah, karena adanya pihak yang
(pimpinan dan pribadi sivitas
menghasilkan dan pihak yang
akademika) mengenai segala sesuatu
menggunakan hasil. Kedua pihak perlu
yang dilakukan dalam rangka
mempunyai kesepakatan mengenai
pendidikan, penelitian dan pengabdian
atribut dan standar yang digunakan
kepada masyarakat.
dalam penetapan kualitas. Untuk
Pertanggungjawaban tersebut mengacu
perguruan tinggi banyak pihak yang
kepada : peraturan yang berlaku secara
berkepentingan, antara lain pimpinan
umum (di masyarakat)dan khusus (di
perguruan tinggi, staf akademik,
lingkungan perguruan tinggi). kejujuran
mahasiswa, orang tua, pemerintah,
dan kebenaran akademik dan profesi,
industri serta pengguna hasil pendidikan
tata nilai,moral dan etika yang dianut di
tinggi lainnya, baik berupa lulusan, hasil
masyarakat. (6) Pengelolaan sistem
penelitian, jasa konsultasi, dan
dalam arti kemampuan perguruan tinggi
sebagainya. Masing-masing pihak akan
menyesuaikan diri/mengadaptasi diri
menekankan kepentingan yang
terhadap perubahan yang terjadi di
digunakan sebagai acuan untuk
masyarakat (lingkungan kerja, sosial,

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 35


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
36
ekonomi, budaya, dan lain-lain). (7) perlu, termasuk untuk menggunakan
Suasana akademik atau kesehatan prinsip-prinsip manajemen modern yang
organisasi, dalam arti derajat motivasi berorientasi pada mutu/kualitas. Bagi
dan kepuasan kerja sivitas akademika para pemilik dan pengelola Perguruan
dalam pelaksanaan fungsi pendidikan, Tinggi, sistem manajemen mutu pada
penelitian dan pengabdian pada hakekatnya berinti pada perbaikan terus
masyarakat. menerus untuk memperkuat dan
Kemampuan melaksanakan evaluasi diri mengambangkan mutu tersebut. Krisis
ini harus dikembangkan di seluruh unit ekonomi dan moneter serta pasar bebas
kerja LPTK tersebut, dari tingkat telah menuntut kita untuk lebih cermat
Universitas/Institut, Fakultas, Jurusan, dalam menentukan wawasan kedepan
sampai tingkat laboratorium. Dengan yang didasarkan atas pertimbangan
demikian setiap unit kerja dapat potensi, kendala, peluang dan ancaman
mengenali dirinya, potensi dan yang menuntut kita lebih efektif dan
kelemahannya, kinerja yang telah efisien dalam bertindak.
dilakukan sehingga dapat menyusun Kita ketahui bahwa era globalisasi
program berikutnya merujuk proses adalah era persaingan mutu atau
peningkatan kualitas yang kualitas. Maka perguruan tinggi di era
berkelanjutan. Hasil evaluasi diri globalisasi harus berbasis pada mutu,
tersebut dapat pula dipergunakan bagaimana perguruan tinggi dalam
sebagai bahan akreditasi yang kelak kegiatan jasa pendidikan maupun
akan dilakukan oleh Badan Akreditasi pengembangan Sumber Daya manusia
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). yang memiliki keunggulan-keunggulan.
Oleh sebab itu didalam mempersiapkan Para mahasiswa yang sedang menuntut
proses akreditasi yang akan datang telah ilmu di perguruan tinggi sesungguhnya
pula dilakukan uji coba yang antara lain mengharapkan hasil dari komunikasi
proses evaluasi diri pada beberapa dan motivasi ganda yaitu ilmu
perguruan tinggi. pengetahuan, gelar, ketrampilan,
Sebagaimana diketahui, sejak tahun pengalaman, keyakinan dan perilaku
1975 Direktorat Jenderal Pendidikan luhur serta dalam arti seimbang.
Tinggi menerbitkan Kerangka Semuanya itu diperlukan sebagai
Pengembangan Pendidikan Tinggi persiapan memasuki dunia kerja dan
Jangka Panjang (KPPT-JP) setiap 10 atau persiapan membuka lapangan kerja
tahun. Pada bulan Januari 1996 terbit dengan mengharapkan kehidupan yang
KPPT-JP ketiga untuk kurun waktu baik dan kesejahteraan lahir.
1995-2005. Perencanaan memuat secara Perguruan tinggi sebagai wadah untuk
garis besar arah dan program menggodog kader-kader pemimpin
pengembangan untuk kurun waktu 10 Bangsa memerlukan suatu cara
tahun, terbagi atas dua Repelita. pengelolaan yang berbeda dengan
Diharapkan setiap LPTK dapat pula pengelolaan instansi non pendidikan,
mengeluarkan rencananya yang serupa karena dalam wadah ini berkumpul
dengan mengacu dokumen tersebut. orang-orang yang berilmu dan bernalar.
Hanya dengan proses evaluasi diri yang Tanggung jawab pendidikan tidak saja
benar, rencana pengembangan dapat beban pemerintah namun oleh seluruh
disusun secara baik. lapisan masyarakat. Masalah penting
Peningkatan kemampuan untuk yang harus diperhatikan adalah
mengelola dan mengembangkan bagaiman manajemen perguruan tinggi
perguruan tinggi sudah sangat dirasakan diatur dalam suatu administrasi yang

36 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


rapi, efisien dan transparan. Diberlakukannya Undang-Undang No.
22 dan No. 25 Tahun 1999 yang
Peraturan-peraturan akademik dan
menjadi dasar diselenggrakannya
administrasi mempunyai tata kerja
Otonomi Daerah, justifikasi eksistensi
membentuk suatu sistem yang harus
pendidikan kejuruan diperoleh tidak
ditaati dengan disiplin dan dedikasi
hanya dari masyarakat karena
semua pihak. Dengan sistim seperti ini
terbukanya kesempatan bekerja pada
maka ada jaminan penuh bahwa perahu
sektor industri di kota-kota besar.
akan melaju kearah yang sudah
Justifikasi lebih kuat justru datang dari
ditentukan kalaupun nakhodanya
kepentingan pemerintah daerah,
berganti ditengah perjalanan. Prasarana
terutama terkait dengan pengembangan
dan sarana akademik harus diciptakan
SDM yang dibutuhkan untuk
sebagai landasan berpijak, disamping
mengembangkan potensi perekonomian
landasan mutu perguruan tinggi ini
daerah. Pendidikan kejuruan pada masa
terutama sangat ditentukan oleh peran
mendatang harus mampu
tenaga-tenaga pengajar yang berkualitas
mengakomodasi kepentingan daerah,
dan berbobot.
menjalin kerjasama dan bersinergi
dengan pemerintah daerah
Potensi dan kebutuhan daerah. mengembangkan dan mewujudkan misi
pemerintah daerah dan misi pendidikan
Untuk mewujudkan pendirian kejuruan yang sejalan dengan konteks
dan penyelenggaraan pendidikan dan kebutuhan daerah.
kejuruan yang tepat jurusan, tepat
kualifikasi dan tepat jumlahnya Untuk memacu pengembangan seluruh
diperlukan berbagai upaya terobosan potensi perekonomian yang dimiliki
untuk mewujudkannya. Upaya tersebut daerah terutama terkait dengan
terkait dengan berbagai aspek di dalam pengembangan SDM yang dibutuhkan,
sistem pendidikan antara lain analisis perlu dilakukan pemetaan berdasarkan
kondisi setiap komponen sistem evaluasi antara lain pencapaian APK
pendidikan, kondisi ideal untuk setiap dari masing-masing daerah. Semakin
komponen dan alternatif yang mungkin tinggi jenjang pendidikan semakin
diterapkan untuk mengatasi masalah rendah angka partisipasinya.
tersebut dalam menuju pendidikan Berdasarkan data pada program
kejuruan yang bermutu. Perwujudan pendidikan nasional (Propenas)
pendidikan kejuruan yang bermutu ketersediaan pelayanan pendidikan
hendaknya mempersiapkan peserta menengah yang sebagian baru mencapai
didik untuk dapat hidup di masa daerah perkotaan berdampak pada
sekarang dan masa yang akan datang. rendahnya angka melanjutkan lulusan
Untuk itu pendidikan kejuruan sudah SMP/MTs ke jenjang menengah dan
harus mulai menata kembali program disimpulkan pula bahwa belum seluruh
pendidikannya dengan cara kecamatan di Indonesia mampu
menyelenggarakan bidang kejuruan memberikan pelayanan pendidikan
yang dibutuhkan masyarakat dan menengah.
bidang-bidang yang akan dapat Pencapai Nilai Ujian Nasional SMP
mendorong berkembangnya berbagai Tahun 2005 untuk masing-masing
sektor perekonomian masyarakat, propinsi masih sangat bervariasi, oleh
seperti sektor informal, kewirausahaan karena itu penyelenggaraan pendidikan
dan sebagainya. kejuruan perlu menyesuaikan dengan

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 37


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
38
potensi SDM dan problematika akan pembuktian manfaat pendidikan,
pendidikan di daerahnya. pendidikan kejuruan menjadi solusi
alternatifnya. Dalam penyelenggaraan
pendidikan tentunya akses dan mutu
Kesimpulan pencapaiannya tidak bisa beriring
Dari berbagai uraian di depan dapat bersamaan meskipun kedunya sama-
disimpulkan bahwa, upaya sama penting. Model pendidikan yang
penyempurnaan pengelolaan perguruan dapat memberikan manfaat tentunya
tinggi dalam menghdapi era globalisasi, harus menyesuaikan dengan potensi dan
perlu memperhatikan beberapa aspek, kebutuhan daerahnya, agar relevan
yaitu: kualitas, otonomi, akuntabilitas dengan penggunanya. Oleh karenanya,
(pertanggungjawaban), akreditasi dan perlu dilakukan pemetaan potensi dan
evaluasi. Kelima komponen tersebut kebutuhan secara cermat dan teliti,
harus dapat dijabarkan menjadi menggunakan akronim PERDA. Jangan
seperangkat peraturan dan kesepakatan terpacu pada bentuk dan
yang dapat digunakan sebagai acuan pengelolaannya, akan tetapi harus
dan panduan dalam penyelenggaraan bertumpu pada relevansi dan kebutuhan.
pendididkan tinggi. Daerah yang secara demografis
LPTK harus mampu menetapkan tujuan merupakan daerah pantai tentunya dapat
dan sasaran yang rinci dan jelas mengembangkan pendidikan kejuruan
mengenai apa yang ingin dicapai pada Perikanan dan Kelautan dengan binaan
akhir suatu siklus program. Evaluasi pemerintah provinsi atau kabupaten.
dilakukan dengan pengumpulan, Harapannya lulusan dari pendidikan
penyusunan dan pengolahan data serta kejuruan tersebut memiliki kemampuan
informasi terhadap masukan, proses dan yang relevan dengan kebutuhan
keluaran, dengan membandingkan daerahnya, mereka akan menjadi orang
terhadap persyaratan minimal (ambang). terpelajar tapi mau berkreasi mengolah
Hasil pengolahan data dan informasi sumber daya alam tanpa tergila-gila
tersebut dimanfaatkan untuk akan gelar akademik. Daerah yang
mengungkap indikator kinerja, yang SDM berpotensi dalam bidang industri
terdiri atas keterkaitan antara komponen kecil dalam bentuk industri rumah
yaitu: efisiensi, produktivitas, tangga tentunya untuk pengembangan
efektivitas; serta keadaan organisasi SDM penyelenggaraannya bisa dalam
yang melaksanakan seperti: bentuk kursus-kursus singkat misalnya
akuntabilitas, inovasi, dan suasana industri sepatu di Cibaduyut atau
akademik. Dengan demikian indikator industri tas di Tanggulangin.
kinerja dapat bersifat kuantitatif dan Peningkatan dan pengembangan mutu
kualitatif, dan secara keseluruhan profesionalitas tenaga pendidik
merupakan ukuran keberhasilan bukanlah pekerjaan yang mudah dan
pencapaian tujuan atau kualitas dalam dapat dilakukan dalam jangka waktu
upaya mewujudkan perguruan tinggi yang pendek, tetapi perlu dipersiapkan
dalam asas otonomi dan berkelanjutan. secara matang dan sungguh sungguh.
Penyelenggaraan pendidikan Meningkat mutu pendidikan LPTK,
kejuruan sudah saatnya menawarkan pengembangan mutu pendidik sebagai
model pendidikan yang menjanjikan tenaga profesional dimaksudkan untuk
kecakapan secara nyata untuk menarik meningkatkan martabat serta peran guru
minat SDM yang ada di wilayahnya. Di dan dosen sebagai agen pembelajaran
tengah tingginya tuntutan masyarakat yang sekaligus berfungsi untuk

38 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40


meningkatkan mutu pendidikan tenaga kependidikan atau yang ada
nasional. Ini berarti bahwa dengan dalam lingkungan Fakultas atau Jurusan
profesionalitas, guru dan dosen akan dari LPTK sudah terakreditasi dengan
berperan sebagai ”agen of change ” prediket Baik. Apakah asessor dan
dalam pendidikan khususnya dalam perangkat lainnya sudah dipersiapkan
pembelajaran dan sekali gus oleh lembaga sertifikasi yang
meningkatkanharkatnya sebagai bersangkutan.
pendidik. Pendidikan Nasional adalah wahana
Pengakuan kedudukan guru dan dosen untuk mengembangkan sumberdaya
sebagai tenaga profesional perlu manusia Indonesia sehingga memiliki
dibuktikan dengan kepemilikan daya saing tinggi dalam konteks global.
sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik Guru sebagai bagian dari tenaga
untuk guru dan dosen dapat diterbitkan kependidikan kejuruan merupakan pilar
dan diberikan setelah memenuhi utama bagi terselenggaranya sistem
persyaratan tertentu; misalnya telah pendidikan guna menghasilkan
memiliki pengalaman kerja sebagai sumberdaya manusia berkualitas yang
pendidik minimal selama kurun waktu dibutuhkan pada era global . Guru akan
tertentu, dan juga telah lulus sertifikasi mengahasilkan sumberdaya manusia
yang dilakukan oleh perguruan tinggi berkualitas jika dalam bekerja dilakukan
yang menyelenggarakan program secara profesional dengan mengacu
pengadaan tenaga kependidikan pada pada standar kompetensi guru yang
perguruan tinggi yang ditetapkan diukur dan diakui. Standar kompetensi
Pemerintah. Penyelenggaraan sertifikasi guru menyangkut empat hal, yakni
kompetensi pendidik dapat dilakukan penguasaan isi bidang studi,
melalui kerjasama LPTK dengan semua pemahaman karakteristik peserta didik,
lembaga yang terkait. Oleh karena itu, kemampuan melakukan pembelajaran
semua unsur yang terlibat dalam yang mendidik , serta kemampuan
program ini harus bersinergi dan mengembangkan kepribadian dan
mempunyai komitmen untuk keprofesionalannya.
meningkatkan serta mengembangkan Sesuai dengan persyaratan dan
mutu pendidikan Pendidikan Teknologi tanggung jawab guru dalam
dan Kejuruan. mengemban tugas, maka untuk
Menyonsong pelaksanaan sertifikasi menjamin profesionalitasnya perlu
kompetensi pendidik yang berlandaskan diberlakukan akuntabilitas publik
dasar hukum Undang Undang tentang dengan sertifikasi kompetensi.
Guru dan Dosen yang menunuggu Sertifikasi kompetensi dapat
pengesahannya dari Presiden RI itu, dipergunakan sebagai representasi
seharusnya LPTK sudah mengambil proses yang sistimatis dan independent
ancang-ancang dalam persiapan untuk memberikan jaminan bahwa
penyelenggaraannya. Sebab pertanyaan kinerja guru sudah memenuhi standart
yang akan muncul dari calon pemohon yang ditetapkan baik dalam
sertifikasi pendidik adalah sudah sejauh perancanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
mana kesiapan LPTK dalam pembelajaran. Sertifikasi kompetensi
melaksanakan fungsi dan perannya bila dapat ditetapkan sebagai wujud
memang nanti diserahi tugas oleh penjaminan mutu profesionalitas guru
Pemerintah. Apakah semua program dalam konteks global. Idealnya
studi yang memiliki program pengadaan profesionalitas guru diikuti oleh

Sertifikasi Kompetensi LPTK pada Era Globalisasi, Otonomi, 39


dan Kebutuhan Daerah (Wisnu Djatmiko dan Muhammad Yusro )
40
perbaikan sistim imbalan dan Undang-undang No. 22 dan 25 tahun
penjenjangan karier dengan mem- 1999 tentang Perimbangan Pusat
perhitungkan imbalan progresif secara dan Daerah
wajar sehingga dapat menigkatkan
Undang-Undang No. 2 tahun 1989
harkat dan martabat guru sebagai tenaga
serta PP No. 30 tahun 1990
kependidikan teknologi kejuruan di
Indonesia. Pakpahan, J.1997. Permasalahan dan
Pembaruan Pendidikan Kejuruan
Daftar Pustaka dalam Menghadapi Era
Suwarno dkk. 2005. Pengajaran Mikro, Globalisasi. Makalah disampaikan
pendekatan Praktis Menyiapkan pada Seminar Nasional dengan
Pendidik Profesional. Yogyakarta: tema: Kontribusi Pendidikan
Tiara Wacana Teknologi dan Kejuruan dalam
Pembangunan Industri Nasional
PP Republik Indonesia Nomor 19 Menjelang Tahun 2020 di FPTK
Tahun 2005 tentang Standar IKIP Malang, tanggal 15 Desember
Nasional Pendidikan 1997.
Satori. 1997. Pengembangan Sistem Sucipto. 1999. Rekomendasi –
”Quality Assurance” pada Rekomendasi untuk Pemberdayaan
Sekolah. Naskah akademik sebagai Guru (Ringkasan Eksekutif
bahan bahasan dalam upaya Kelompok Kerja Tenaga
peningkatan mutu pendidikan di Kependidikan ). Disampaikan pada
sekolah. Bandung. Konprensi Pendidikan Indonesia di
Mardapi Djemari. 1994. Refleksi Jakarta tanggal 23 -24 Februari
Pendidikan Tenaga Kependidikan 1999.
Kejuruan pada Era Lepas Landas: Sukamto. 1994. Model Penyeleng
Masalah dan Tantangan. garaan dan Pengembangan
Disampaikan pada Seminar Pendidikan Guru Kejuruan.
Nasional Tenaga Kependidikan Makalah disampaikan pada Temu
Kejuruan Menyonsong Era Lepas Karya Forum Komunikasi FPTK
Landas tanggal 23 -24 September IKIP se Indonesia di Surabaya pada
1994 di FPTK IKIP Padang. tanggal 28 – 30 Nopember 1994.
Syarif Aljufri.B. 1999. Pendidikan Kistono AR. 2002. “Peningkatan
Kejuruan : Harapan dan Profesionalitas Guru untuk
Kenyataan. Makalah disampaikan Memasuki Abad Pengetahuan”,
pada Seminar Pengkajian Peraturan Jurnal Gentengkali, Vol. 4, No. 5
Perundangan Pendidikan dalam dan 6.
rangka Reformasi Bidang
Pendidikan di Padang, tanggal 20
Februari 1999.
Hanoto. 2002. ”Problem dan Tantangan
Pendidikan Profesional Bidang
Keteknikan di Indonesia”, Buletin
Pendidikan Profesional, Vol 4,
Desember 2002 hal 12 – 15.
Undang-undang No. 20 Tahun 1999
tentang Sistem Pendidikan
Nasional

40 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 23 - 40

You might also like