You are on page 1of 8

Penjabaran Ar-Raafi'

(maha meninggikan).

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: ilmu tauhid
Dosen Pengampu: Fuad Riyadi lc

Disusun Oleh:

Irwan Chakim nim: 209054

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN SYARIAH PROGDI AS

1
TAHUN 2010

2
I.PENDAHULUAN
Sembilan puluh sembilan nama Allah SWT (asma'ul husna), yang kesemuanya
menggambarkan betapa baiknya Allah, dan Allah sendirilah yang menciptakn nama-
nama itu yang berjumlah sembilan puluh sembilan tersebut. Allah telah
memproklamasikan diri kepada semua hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya sebagai
berikut:
         
Yang artinya; "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang baik),"
(Qs. Thaahaa 20 : 8).

Ayat tersebut menerangkan dengan jelas bahwasan-Nya Dia-lah Dzat yang


patut disembah dan Dia-lah yang mempunyai nama-nama baik. Oleh sebab itu, Allah
juga menganjurkan agar kita selalu berdzikir dan berdo'a dengan nama-nama-Nya
yang baik lagi agung. Diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

         


      
Artinya: "Hanya milik Allah asmaa-ul husna1, Maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya2. nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan".

Allah telah memerintahkan agar kita senantiasa berdo'a dan bertawassul


kepada-Nya dengan nama-nama-Nya. Karena, hal ini menunjukkan keagungan-Nya
dan kecintaan Allah kepada do'a yang disertai dengan nama-nama-Nya.

II.RUMUSAN MASALAH
A. Ta'rif Ar-Raafi'
B. Ayat-ayat dan Hadis yang Terkait dengan Ar-Raafi'.

1
Maksudnya: nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
2
Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama
yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi
dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain
Allah.

3
C. Realisasi ar-Raafi' dan pengaruh terhadap orang Mu'min.

III.PEMBAHASAN
A. Ta'rif Ar-Raafi'
Pengertian ar-Raafi' menurut arti bahasa adalah kata ar-rafi berasal
dari kata "Al-raf'u" yang artinya adalah yang memulyakan dan yang
meninggikan, yang diambil dari bentuk isim fa'il, baik peninggian itu
menyangkut tempat maupun kedudukan, kehinaan, maupun kemulyaan.
Sedangkan menurut istilah adalah kata "Rafi' " disini dapat berarti "
yang Maha Tinggi " dan jika ia berbicara tentang Allah bukan dari sisi
keterkaitan-Nya dengan makhluk. Karena Allah wujud yang Maha Tinggi,
bahkan setinggi-tinggi wujud dari segala sifat keagungan-Nya. Makna ini
sejalan dengan sifatnya sebagai " Aliy " yaitu yang Maha Tinggi.
Betapapun dengan demikian, kita dapat menemukan sekian banyak
ayat yang mengisyaratkan bahwa Allah Maha Tinggi. Dalam Al-Qur'an
ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang peninggian derajat para nabi dan
wali, serta makhluk-makhluk-Nya dari segi pengetahuan, rezeki, dan
sebagainya, sebagaimana Dia juga yang meninggikan benda-benda seperti
langit, bintang-bintang dan lain sebagainya. Ada juga manusia-manusia
tertentu yang secara khusus disebut-Nya. Allah berfirman kepada Nabi Isa a.s.,
dalam surat Ali-Imran 3 : 55. yang berbunyi:

         
        
         
  
55. (ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, Sesungguhnya Aku akan
menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku
serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
kiamat. Kemudian Hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan
diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".

Yang maksud ayat diatas adalah " Sesungguhnya aku akan


mewafatkanmu dan meninggikanmu ". Meninggikan disini, dalam arti
meninggikan derajat dan kedudukan beliau disisi Allah, setelah mengalami
penghinaan dalam kehidupan beliau di dunia. Ada juga yang mengartikan

4
meninggikan dalam arti fisik, yakni diangkat ke langit untuk menyelamatkan
beliau dari ancaman-ancaman orang-orang durhaka.

B. Ayat-ayat dan Hadis yang Terkait dengan Ar-Raafi'.


Ayat ayat yang terkait dengan Ar-Rafi diantaranya adalah Qs. Al-
Mujadalah, yang berbunyi:
        
          
         
  
Yang artinya: "Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Surat at-Tin 95 : 5 yang berbunyi:


    
Artinya: "Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka)".

Imam Ghazali berpendapat, bahwa ar-Raafi' adalah "Dia yang


meninggikan orang-orang mukmin dengan kebahagiaan dan syurga". Serta Dia
pula yang meninggikan auliya'-Nya dengan kedekatan kepada-Nya serta
merendahkan musuh-musuh-Nya dengan kejauhan dari hadirat-Nya".
Ghazali berkata "Siapa yang mengangkat / menyingkirkan
pandangannya dari hal-hal yang bersifat indrawi dan imajinatif khayali, serta
membersihkan kehendaknya dari keburukan syahwat, maka dialah yang
diangkat-Nya ketingkat para malaikat Almuqorrobin. Sedang yang membatasi
pandangannya hanya pada hal-hal yang bersifat indrawi atau kehendaknya
hanya pada hal-hal yang menyenangkan dirinya sebagaimana menyenangkan
binatang, maka dialah yang direndahkan hingga mencapai tingkat yang
serendah-rendahnya.
Seperti diketahui, manusia terdiri dari ruh dan jasad. Jasad
mendorongnya melakukan aktifitas guna mempertahankan hidup
jasmaniahnya, seperti makan, minum, dan sexsual. Sedangkan ruh
mengantarnya berhubungan dengan Pencipta, Allah SWT; karena ruh itu
bersumber dari-Nya atau dalam istilah al-Qur'an "Min Rûhiy". Ruh illahi pada

5
unsur kejadian manusia berfungsi antara lain sebagai daya tarik yang
mengangkat manusia ketingkat "Ahsani taqwim" (sebaik-baik/kesempurnaan
pencipta).

Dan Hadits yang berkaitan dengan ar-Raafi' ialah hadits yang


diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui Abu Addarda' yang berbunyi
"Termasuk kesibukan-Nya adalah mengampuni dosa, menghilangkan
keresahan, meninggikan kelompok-kelompok manusia dan merendahkan yang
lain".
Ghazali berpendapat Allah akan merendahkan serendah-rendahnya,
meninggikan, menganugerahkan kedudukan yang tinggi atau memuliakan dan
sebaliknya, terjadi di dalam kehidupan dunia ini. Bukankah. "Dia memuliakan
siapa yang dikehendaki-Nya dan merendahkan siapa yang dikehendaki-Nya".3
Tentu saja keduanya berdasarkan Hikmah kebijaksanaan serta hukum-hukum
yang sudah ditetapkan.

C. Realisasi ar-Raafi' dan pengaruh terhadap orang Mu'min.


Allah SWT adalah Dzat yang meninggikan derajat orang yang
dikehendaki-Nya dengan memberikan nikmat-nikmat-Nya. Semua pangkat
dan derajat dalam kekuasaan Allah. Oleh karena itu, apapun kedudukan kita
itu sudah ditentukan oleh Allah SWT, dengan demikian patut untuk kita
syukuri. Allah akan mengangkat derajat kekasih-Nya dengan memberikan
kemenangan dan meinggikan derajat orang-orang yang beriman dengan
kebahagiaan hakiki yang datangnya dari Allah SWT.
Bagi hamba yang benar-benar beriman memahami rukun iman yang
keenam, serta meyakini dan memahami nama Allah "ar-Raafi' " maka jatuh
dan rendahnya ia di dunia ini bukanlah dianggap sebagai hinaan, melainkan
hal itu adalah ujian yang syarat makna. Karena jika seorang hamba berhasil
melewati ujian tersebut dengan mulus, niscaya Allah akan meninggikan
derajatnya.
Sesuatu yang dipandang hina oleh manusia belum tentu hina dimata
Allah SWT, dan sesuatu yang dipandang tinggi oleh manusia belum tentu
tinggi dihadapan Allah. Oleh karena itu, ada baiknya jika seseorang
3
Al-Qur'an, Ali-Imran ayat 26.

6
bertawadlu' (merendahkan diri), sebab dengan demikian Allah akan
mengangkat derajatnya.
Hamba yang dalam kehidupannya mengalir Asma Allah ini niscaya
akan senantiasa mencari hikmah jika ia jatuh, demikian pula bila naik pangkat,
ia akan senantiasa menjalankan amanat kenaikan derajatnya sesuai dengan
koridor agama.
Allah akan memberikan derajat yang tinggi kepada hamba-Nya dengan
ilmu dan iman. Dengan ilmu seorang hamba dapat mengenali eksistensi tuhan
dan sekaligus mengimani keberadaan-Nya.4
: Allah SWT berfirman dalam Surat al-Mujadalah ayat 11
       
        
       
       
Yang artinya: "Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".

IV.PENUTUP

Demikianlah pemaparan saya mengenai pengertian Ar-raafi', saya kira masih


banyak kekurangannya, semoga bisa bermanfaat bagi pembaca, dan terlebih lagi bagi
penulis, kritik dan sarannya saya harapkan yang bersifat mendukung, demikian kalau
ada kesalah dalam saya menulis dan memaparkanya pribadi memohon ma af yang
sebesar-besarnya karna manusia tempatnya salah dan yang maha benar hanyalah allah
swt.

V.REFERENSI
o Abu Abdurrahman al-Murafakfury, Mu'jizat asma'ul Husna, Serambi Ilmu
Semesta, Jakarta, 2008.
4
Sadirman Endin M, Keajaiban Asma'ul Husna dan cara Amaliah meraih kemanfaatannya
dalam kehidupan, Garailmu, Yogyakarta 2009 , hal 99.

7
o Departemen Agama RI, Al-Qur'an Terjemah, CV Asyifa', 1999.
o Sadirman Endin M, Keajaiban Asma'ul Husna dan cara Amaliah meraih
kemanfaatannya dalam kehidupan, Garailmu, Yogyakarta 2009.

You might also like