You are on page 1of 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saaja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembagan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi danmemahami alat sekitar
secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar mengacu pada kurikulum 2006.
Kurikulum tersebut secara proaktif sebagai pengembang informasi ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, serta tuntunan desentralisasi pendidikan. Siswa
dengan bekal sains diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, sehingga dapat meningkaykan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Dalam kurikulum 2006 dijelaskan bahwa kata pelajaran Sains di
SD/Mi bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya (BNSP, 2006:34).
Perubahan kurikulum 2004 menjadi kurikulum 2006 dalam bidang
Sains adalah sebagai upaya mengoptimalkan untuk pendidikan dengan
memuktahirkan pengetahuan alam disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Pengembangan kurikulum dilakukan secara menyeluruh, sebab munculnya
berbagai perubahan yangsangat cepat hampir pada sapek semua kehidupan
yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan sikap dan pengetahuan.
Kualitas pembelajaran Sains di sekolah dapat dipengaruhi oleh
kegiatan proses belajar mengajar guru di kelas. Guru terutama guru sains perlu
mengetahui berbagai cara, model, pendekatan, metode serta teknik
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih tertarik dan menyenangkan.
Guru disekolah saat ini bukan berpikir lagi bagaimana mengajar, akan tetapi
bagaimana cara siswa belajar. Pembelajaran berubah dari guru mengajar,
menjadi siswa aktif belajar. Disinilah guru perlu mengetahui, dan mecari juga
merumuskan pembelajaran yang digunakan untuk membimbing siswa
sehingga metode pembelajaran menjadi lebih bermakna, efektif dan efisien.
Salah satu teknik dalam pembelajaan Sains adalah medel pembelajaran
Kooperatif teknik Numbered Heads Together (kepala bernomor).
Mengingat bahwa hasil pembelajaran Sains saat ini masih belum
memenuhi harapan, maka perlu adanya upaya yang terus menerus dalam hal
perbaikan pembelajaran baik dari segi kualitas gru maupun ari inovasi
pembelajaran. Berkenan dengan hal itu maka proses pembelajaran disekolah
harus dirumuskan dengan tepat. Guru perlu mendesain interaksi mengajar
yang berorientasi kepada bagaimana siswa dapat belajar aktif dengan tidak
berusaha memaksa siswa diluar kemampuan intelektualnya.
Salah satu alternatif dari metode pembelajaran yang bisa
dikembangkan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together, karena dalam pelaksanaannya memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih efektif dan memudahkan siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan uraian diatas,
maka penelitian ini yang kan dilakukan berjudul “Penggunaan Metode
Pembelajaran Kooperatif tejnik Numbered Heads Together terhadap hasil
belajar Sains”.
B. Indentifikasi Masalah dan Bantuan Masalah
a. Identifikasi Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi
masalahnya adalah:
1. Rendahnya prestasi belajar peserta didik terutama pada
pelajaran Sains.
2. Rendahnya motivasi belajar peserta didik.
3. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang
bervariasi.
4. Kurangnya pemahaman perserta didik terhadap materi
pelajaran.
5. Kurangnya semangat belajar peserta didik.

b. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pelaksanaan kerja agar penelitian ini mengarah
pada sasaran yang telah ditetapkan, maka masalah dibatasi “upaya
meningkatkan hasil belajar Sains dengan menggunakan metode Kooperatif
teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar Sains”.

C. Rumusan Masalah
Rumussan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
pengaruh penggunaan metode pembelajaran Kooperatif tejnik Numbered
Heads Together terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan dalam pembelajaran Sains ?.
Rumusan masalah tersebut lebih lanjut dirinci dengan pernyataan
penelitian tindakan sebagai berikut :
1. Bagaimana “perencanaan” mengajarkan Sains yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran lingkungan
melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads.
2. Bagaimanakah “pelaksanaan” mengajarkan Sains yang
dapat meningkatkan pemahan siswa terhadap konsep pencemaran
lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads Together.

3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep


pencemaran lingkungan melalui metode Kooperatif Teknik Numbered
Heads Together.

D. Tujuan dan manfaat Penelitian


1. Tujuan Peneitian
Tujuan utama tindakan kelas ini adalah mengetahui efektifitas
metode pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Heads Together untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pernapasan dan
pelajaran Sains.
Adapun secara khusus dan operasional, PTK ini sebagai berikut :
1. Bagaimana “perencanaan” mengajarkan Sains yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran
lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads.
2. Bagaimanakah “pelaksanaan” mengajarkan Sains yang dapat
meningkatkan pemahan siswa terhadap konsep pencemaran
lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads
Together.
3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran
lingkungan melalui metode Kooperatif Teknik Numbered Heads
Together.
4. Sejauh mana Efektifitas metode Kooperatif Teknik Numbered
Heads Together dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep pencemaran lingkungan.

2. Kegunaan/ Manfaat Penelitian


Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa melaui penggunaan metode Kooperatif
teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar siswa pada materi
pencemaran lingkungan di Kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis. Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini, sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini akan memberikan
gambaran kepada semua pihak tentang bagaimana mengelola
pembelajaran yang menuntut siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan
belajar mengajar, siswa membangun pengetahuannya sendiri dalam
memperoleh sebua pengetahuan, sehingga merintis sebuah
pembelajaran yang perpusat pada siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
- Siswa akan lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
- Memotifasi siswa agar lebih giat lagi dalam proses
pembelajaran berikutnya.
- Melatih dan membiasakan siswa untuk
mengembangakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
2. Bagi Guru
- Guru lebih kreatif menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
- Sebagai bahan dasar untuk melakukan intropeksi
diei terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung.
3. Bagi Sekolah
- Menciptakan proses pembelajaran yang sesuai
denga pendekatan IPA.
- Meningkatkan mutu pendidikan dalam hal proses
belajar mengajar
Sebagai masukan yang sangat berarti yang dapat digunakan
sebagai kajian dalam membantu guru, meningkatkan kompetisi
propesionalnya, khususnya dalam mengelola kelas.

BAB II
KAJIAN TEORITIS/ PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar
Definisi belajar yang dikemukakan para ahli berbeda-beda, sesuai
dengan disiplin ilmu yang digelutinya, namaun demikian pada prinsipnya
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Purwanto (1990) belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk.
Menurut Makmum (dalam skripsi yang berjudul perbedaan
pondokan di dalam dan luar pesantren terhadap prestasi belajar siswa
2005) belajar itu merupakan suatu perunabahan tingkah laku atau
pengalaman tertentu. Perubahan belajar dapat bersifat fungsional
(struktural), material dam behaviorial. Ketiga sifat tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Belajar merupakan perubahan fungsional, bahwa jika manusia itu
terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi tertentu yang mewakili daya atau
kemampuan tertentu, agar berlaku secara fungsional, maka harus telati.
Oleh karena itu dalam kontek ini, belajar berarti melatih daya otak
supaya tajam, sehingga berguna untuk memecahkan masalah.
b. Belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan (material) dan
perkyaan pola-pola sambutan (respon) prilaku baru. Dalam hal ini
belajar merupakan suatu proses pengisian jiwa dengan pengtahuan dan
pengalaman sebanyak-banyaknya.
c. Belajar merupakan prilaku dan pribadi secara keseluruhan berarti
bukan hanya bersifat mekanis melaikan juga merupakan prilaku
organisme sebagai totalitas, meskipun yang dipelajari itu hal-hal
khusu, namun merupakan makna bagi totalitas pribadi yang
bersangkutan.
Dimyati (2006) mengatakan bahwa belajar merupakan tindakan
dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hannya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar.
Gane mengatakan (Dimyati, 2006):
“Belajar terjadi apabila situasi stimulus besama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
kembali dari waktu ia sebelum ia mengalami situasi sewaktu ia
mengalami situasi tadi. Belajar adalah berhubungan dengan
perubhan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang. Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif mantap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

Hamalik (2007) mengatakan belajar mengandung pengertian


terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk perbaikan prilaku
misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat atau pribadi secara lebih
lengkap.
Menurut Sumiati dan Asra (2008) belajar diartikan sebagai proses
perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Belajar
merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai suatu
pengalaman individu itu sendiri dalam ineraksi dan lingkungannya.
Dari berbagai definisi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
beberapa elemen penting yang bercirikan pengertian belajar, yaitu :
a. Merupakan suatu perubahan dalam tingkah lak.
b. Suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c. Perubahan tingkah itu relatif mantap.
d. Tingkah laku yang berubah menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis.

2. Pengertian Mengajar
Para ahli psikologis memberi batasan atau pengertian tentang
mengajar yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan titik
pandang terhadap makna hakikat mengajar. Berdasarkan pandangan
tersebut, Sudjana (2005) mengemukakan bahwa “mengajar pada
hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar mengajar”.
Menurut Bocttecourt (dalam Rusyana, 2003) bukanlah
memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan
yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya, artinya
berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat
makna, mencari kejelasan, bersikap kritis.
Menurut Slameto (2003) “mengajar dalah penyerahan kebudayaan
berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita
atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut
sebagai generasi penerus”.
Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas guru
harus berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik dan
kecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya. Itu suatu
bukti bahwa guru harus memutuskan, membuat atau merumuskan tujuan
pengajaran.

3. Pengertian Hasil Belajar


Sebagaimana dikemukakan Dimyati dan Moedjiono (1994) bahwa
“hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau
tindak belajar”. Sedangkan Karti Soeharto (1984) menyatakan bahwa
“mengajar ditandai dengan ciri-ciri yaitu: (a) Disegaja dan bertujuan, (b)
Tahan Lama, (b) Tahan Lama, (c) Bukan Karena kebetulan, (d) Bukan
karena kematangan dan pertumbuhan”.
Demikian pula kamus umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :
“ hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh
suatu usaha atau dapa juga berarti pendapat” (Poerwadarminta, 1996).
Gagne (Makmun, 2008) mengatakan bhwa ada lima kemampuan
hasi belajar yaitu: 1) keterampilan-keterampilan intelektual, karena
keterampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukan oleh siswa
tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya, 2) penggunaan
strategi koognitif, karena siswa perlu menunjukan penampilan yang baru,
3) Berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukan oleh perilaku
yang mencerminkan pilihan tindakan teradap kegiatn-kegiatn TIK, 4) Dari
hasil belajar adalah informasi verbal, 5) Ketermapilan motorik.
Pendapat lain mengatakan bahwa “belajar aktif merupakan
pembelajaran yang melibatkan siswa, baik secara fisik maupun mental,
pikiran, perasaan, sosial serta sesuai dengan perkembangan anak sekolah
dasar” (Depdikbud, 1994).
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajara adalah hasil yang dipeoleh oleh siswa setelah mengalami interaksi
proses pembelajaran.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia medern yang disusun
oleh Muhammad Ali “Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa, dan
sebagainya, yang ikut menyebabkan, mempengaruhi terjadinya sesuatu”.
Makmum (2000) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi 4 hal yaitu :
a. Motivasi.
b. Perhatian.
c. Usaha.
d. Evaluasi dan pemantapan.
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar,
menurut Purwanto (1990) dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individua, dan
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang
termasuk ke dalam individual antara lain : faktor kematangan/
pertumbuan, kcerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara keluarga/ keadaan
rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan
dalam belajar mengajar, linkungan dan kesehatan yang tersedia dan
motivasi sosial.

5. Pengertian Metode Pembelajaran


Mode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
berlangsunnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode
pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran
(Ramayulis, 2004).
Menurut Sumiati dan Asra (2008) metode pembelajaran
menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam upaya
memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran menunjuk
kepada apa yang terjadi disekolah sehubungan denga proses pembelajaran,
baik didalam maupun dilur kelas. Proses pembelajaran menuntut guru
mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.
Metode pembelajaran adalah cara tertentu yang digunakan oleh guru untuk
menciptakan kondisi yang merangsang kepada siswa untuk aktif
(Depdikbud, 1990).
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun dapat tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk
merelesiasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan implementasi
strategi pembeajaran sangant tergantung pada cara guru menggunakan
metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin
dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Dari pengertian-pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa pada dasarnya metode pembelajaran adalah cara yang didalam
fungsinya merupakam alat untuk mencapai tujuan.

6. Metode Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (Kepala


Bernomor)
Teknik belajar mengajar kepala bernomor (numbered heads)
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.
Penggunaan teknik pembelajaran ini dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut (Lie, Anita, 2004):
a. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa. Nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
e. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok yang melaporkan,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan
f. Kesimpulan.

Teknik pembelajaran numered heads together (kepala bernomor)


ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :
a. Kelebihan metode pembelajaran numered heads together (kepala
bernomor) adalah setiap siswa menjadi siap semua, dapat melakukan
diskusi dengan sunguh-sunguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai.
b. Kelemahan metode pembelajaran Numered Heads Together (kepala
bernomor) adalah terjadinya kemungkinan nomor yang dipanggil dapat
dipanggil lagi oleh guru, dan tidak semua anggota kelompok dipanggil
oleh guru.

B. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bahwa metode
pembelajran kooperatif tekni numered heads together (kepala bernomor) dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa, mengajak siswa melatih daya pikir
sehingga timbul keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan
mengmukakan pendapat, meskipun kerjanya berkelompok
Pembelajaran Sains menekan pada pemberian belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses (Badan Standar
Pendidikan Nasioal : 2006). Maka dengan hal ini untuk meningkatkan mutu
pendidikan diperlukan adanya penggunaan metode pembelajaran yang
bervariasi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini !

Variabel X Variabel X
Penggunaan Metode
Hasil Belajar
Pembelajaran

Gambar 2.1 BaganMetode Pembelajaran

C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan berdasarkan kajian teori dan sejumlah
anggapan dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah : metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together (kepala bernomor) dapat meningkatkan hasil belajar Sains
peserta didik kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten
Ciamis.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara untuk memecahkan seuatu
permasalahan secara ilmiah, sistematis, logis dan faktual. Metode yang
digunakan dalam metode ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mecobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan
mut dan hasil pembelajaran.
Mode yang digunakan dalampenelitian ini adalah Metode Penelitian
Kelas (PTK) dengan metode PTK Kemmis dan MC Taggart. Pertimbangan ini
didasarkan pada tujuan dari penelitian yaitu untuk memperbaiki kinerja guru
dalam mengelola pembelajaran IPA. Selain itu juga model penelitian ini
mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan
karen Model Kemmis & Taggart dicirikan satu kali tindakan sama dengan satu
kali pelaksanaan pembelajaran (mulai dari membuat RPP hingga evalasi
keseluruhan) sama dengan satu siklus tindakan. Operasional metode ini terdiri
dari tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observising), dan refleksi (reflecting) dilanjutkan dengan rekomendasi dan
pengambilan kesimpulan.
Bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang
melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini digambarkan alur daar Penelitian
Tindakan Kelas Model Kemmis & MC Taggart sebagai berikut :
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses
berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan: perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), observasi (Observisin), dan refleksi
(reflecting).
B. Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian tidakan kelas ini akan dilakukan dalam
pembelajaran Sains di kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa
Kabupaten Ciamis. Semester Ganjil Tahun 2009/2010 pada topik pencemaran
lingkungan.
Penelitian dilaksanakan dikelas IV SD N 2 Tanjungsari yang
berjumlah 20 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan
dengan berbagai latar belakang, kemampuan tingkat berpikir, dan jenis
kelamin yang berbeda. Penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah dan 1 orang
guru sebagai peneliti mitra terutama dalam melakukan observasi dan refleksi.
Identitas peneliti mitra sebagai guru kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis.
C. Prosedur Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh penulis di observasi. Agar variabel tersebut dapat terukur,
variabel tersebut didefinisikan kedalam bentuk rumusan yang lebih
operasional. Variabel penulisan dalam PTK terdiri dari variabel input,
variabel proses, dan variabel output.
a. Variabel Input
Variabel input adalah kondisi kelas awal, keterampilan proses
siswa, kemampuan awal guru dalam pembelajaran Sains mereflesikan
penggunaan penilaian kinerja dalam pembelajaran sebelum dilakukan
penelitian. Penelitian Tindakan Kelas, Variabel-variabel tersebut
dijabarkan secara lebih luas berdasarkan hasil refleksi penulis yang
bekolaborasi dengan dosen pembimbing.
b. Variabel Proses
Variabel proses dalam tindakan pembelajaran adalah :
• Aktifitas guru kelas IV menggunakan metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik
numbered heads together (kepala bernomor) dalam proses
pembelajaran pada topik pencemaran lingkungan. Dinyatakan
dengan skor dan deskripsi hasil penilaian observer terhadap kinerja
guru.
• Aktifitas siswa kelas IV dalam prose pembelajaran sains
pencemaran lingkuangan dengan mengunakan penilaian kinerja
dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
pembelajarann kooperatif teknik numbered heads together (kepala
bernomor), dinyatakan dengan skor dan deskripsi hasil penilaian
peneliti terhadap kemampuan siswa dalam kelompok yang
berhubungan dengan keterampilan proses siswa.
c. Variabel Output
Variabel output adalah peningkatan kemampuan guru dalam
merencanakan dan mengelola proses pembelajaran dengan
menerapkan penilaian kinerja untuk meningkatkan keterampilan proses
dan hasil belajar siswa.

2. Rencana Tindakan
1. Rencana Umum
a. Membangun kerjasama dan kepahaman antara peneliti dan
mitra peneliti tentang konsep dan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas, topik yang akan diangkat, kererampilan peroses siswa dan
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran , serta
penentuan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas.
b. Memgkaji kurikulum mata pelajaran Sains kelas V untuk
memgetahui standar kompetensi dan hasil belajar siswa yang
diterapkan kurikulum pada topi pernapasan masnusia. Menyusun
rancangan umum pembelajaran, instrumen penelitian untuk
pengumpulan data yang berhubungan dengan Rencana pelaksanaan
tindakan, peningkatan keterampilan proses siswa, serta faktor
pendukung dan penghambar pelaksanaan selam pembelajaran sains
pada saat PTK berlangsung.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah nyata
yang ditempuh oleh penulis bersama peneliti mitra dilapangan sejak
orientasi, pra tindakan hingga terselesakanny pemecahan masalah.
Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Orientasi
Orientasi yang dilakukan oleh penulis bersama peneliti
mitra adalah melakukan studi pendahuluan yang
berhubungandenga konsep-konsep penting bersama PTK. Studi
tersebut berupa hal-hal berkut :
• Menyamakan presepsi antara penulis, peneiliti mitra
tentang Penelitian Tindakan Kelas.
• Menyamakan pemahaman penulis dan peneliti mitra
tentang pembelajaran Sains dengan menggunakan penilaian
kinerja dan metode penemuan terbimbing.
• Penetapan siklus dan fokus tindakan, topik
pembelajaran beserta instrumen (alat) dan administrasi
persiapan mengajar yang akan digunakan.

b. Persiapan Pra Tindakan


Sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam
bentuk pembelajaran, persiapan awal yang dilakukan guru adalah
sebagai berikut :
• Bersama peneliti mitra mendiskusikan rencana umum
PTK sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses siswa
dalam pembelajaran sains, alternatif topik pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian yang diperlukan dan waktu
pelaksanaan.
• Bersama peneliti mitra mendiskusikan aspek
keterampilan proses yang bagaiman yang mungkin untuk
ditingkatkan dalam PTK. Aspek tersebut meliputi: Obsevasi,
mengajukan pertanyaan, mengelompokan, berkomunikasi, dan
menyimpulakan.
• Berdasarkan hasil kesepahaman dengan peneliti mitra
dan dosen pembimbing dibuat rencana pembelajaran dan
instrumen penelitian.
• Untuk keperluan membuat instrumen penelitian,
menetapkan indikator bagi masing-masing aspek fokus
tindakan baik guru maupun siswa.
• Direncanakan bahwa seluruh aspek fokus tindakan
tersebut akan ditindaki dan diobservasi pada setiap siklus
tindakan.

c. Pelaksanaan tindakan dan Observasi Pembelajaran


Tindakan pembelajaran dilakukan dalam bentuk siklus
tindakan. Setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan pembelajaran.
Jumlah pembelajaran pada setiap siklus bersifat realistik, artinya
bergantung kepada ketercapaian tujuan PTK. Upaya tindakan
perbaikan pada penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam 2
sampai 3 siklus tindakan sesuai dengan ketercapaian optimal
rencana tindakan.
Untuk merelesiasikan fokus tindakan dan mencapai indakor
keberhasilan yang ditetapkan, siklus dan tindakan akan
dilaksanakan dalam format sebagai berikut :
1. Merancang tindakan pembelajaran antara lain:
pembuatan persiapan mengajar guru, pembuatan lembar
pengamatan, menyiapkan media dan alat peraga yang
diperlukan, dan mengelompokan siswa untuk memudahkan
dalam pengamatan proses aktifitas siswa.
2. Melaksanakan tindakan pembelajaran 1, 2, dan
seterusnya. Pada saat berlangsung tindakan pembelajaran, guru
kelas dan pengamat mitra berindak sebagai observer.

d. Tahap Refleksi
Data yang terkumpul sebagai hasil observasi dalam setiap
pembelajaran kemudian diolah dan dideskripsikan maknanya. Data
yang terlah tersaji dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang
bersama peneliti mitra yang difokuskan pada hal yang berkaitan
dengan kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran.
Kegiatan refleksi dilakukan pada dan setelah kegiatan
pembelajaran dan hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana tindakan berikutnya, yang dilaksanakan,
dioservasi dan direfleksi seperti pada pembelajaran sebelumnya.
Keterkaitan refleksi dan setiap tindakan pembelajaran sebagai
berikut:
• Penulis dan peneliti mitra menganalisis dan
merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran 1
(siklus I). Untuk keperluan analisis ini dilakukan kegiatan
antara lain memeriksa catatan lapangan, menganalisis lembar
observasi untuk siswa dan guru, menganalisis keterampilan
siswa melakukan observasi. Hasil analis dan refleksi terhadap
tindakan pembelajaran siklus I ini menjadi bahan bagi
rekomendasi dan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus
berikutnya.
• Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap
tindakan pembelajaran 1, selanjutnya merancang rencana
tindakan pembelajaan II (siklus II)
• Penulis sebagai guru melaksanakan pembelajaran
siklus II sebagaimana yang direncanakan. Peneliti mitra
bertindak sebagai observer selama pembelajaran siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Pendidikan


1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
a. Teknik Observasi
Observasi kegiatan dikelas dibantu oleh peneliti mitra yang
mengamati proses pembelajaran, sementara penulis sendiri bertugas
melakukan pengolahan kelas dan pengamatan langsung pada siswa.
Alat yang digunakan untuk menjaring data tersebut yaitu lembar
observasi untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran, lembar
observasi untuk mengamati keterampilan proses siswa, dan catatan
lapangan. Tiga alat bantu tersebut digunakan peneliti mitra dan guru
sebagai alat bantu untuk menganalisis dan merefliksi setiap tindakan
tahapan pembelajaran yang akan dijadikan bahan perbaikan pada
tindakan berikutnya, sehingga mengahasilkan proses dan hasil belajar
yang lebih meningkat, sehingga akan diketahui apa saja yang sudah
dan belum tercapai dalam pembelajaran. Sains pada khususnya dan
didiskusikan agar segera diketahui yang sudah dan belum tercapai.
b. Tes atau Penilaian
Penilaian yang digunakan untuk menjaring data tentang hasil
belajar siswa dilakukan dengan pemberian skor terhadap setiap lembar
kerja yang dilakukan oleh siswa dan hasil belajar yang dimaksud pada
penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan proses siswa.
c. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif kualitatif digunakan untuk menyelesaikan
seluruh rangkaian penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hasil penelitian, dan saran tindak lanjut.

2. Instrument Penelitian
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Lembar Kerja Siswa
c. Lembar Observasi Siswa
d. Lembar Observasi Guru

E. Indikator Kinerja
1. Guru
- Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan penilaian kinerja dalam
pembelajaran Sains apabila mencapai nilai rata-rata 3.5
- Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan
menggunakan penilaian kinerja apabila mencapai nilai rata-rata 3,0
- Kemampuan guru dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa apabila mencapai kinerja rata-rata 3.0
2. Siswa
Kualitas keterampilan proses siswa apabila intensitas jumlah pelaku
mencapai nilai rata-rata 55 %.

F. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi
kualitatif, yaitu suatu mode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan persentase intensitas melakukan
keterampilan proses siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa
melakukan percobaan, dan diberikan LKS pada setiap siklusnya dengan
kriterianya : > 80%-100% = sangat baik: >60%-80% = baik: >50%-60% =
cukup: >25%-50% = kurang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Studi Pendahuluan


Studi pendahuluan ini dilaksanakan bersama peneliti yaitu kepala
sekolah dan 1 oramh guru sejawat. Kegiatan ini dilakukan adalah orientasi dan
observasi untuk mencermati aspek-aspek pendukung kelebihan dan
kekurangan pembelajaran SAINS dikelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis.
Hasil dari studi pendahuluan ini digunakan untuk melengkapi data
dalam penyusunan rencangan penelitian tindakan kelas serta sebagai informasi
dasar bagi pihak luar yang akan menindaklanjuti penelitian ini. Data yang
diperoleh dari hasil studi pendahuluan adalah sebagai berikut.

1. Profil Umum Sekolah


Sekolah yang menjadi lokasi penelitian adalaj SDN 2 Tanjungsari,
yang didirikan pada tahun 1975. Kondisi fisik bangunan SDN 2
Tanjungsari pada saat penelitian ini dilaksanakan dalam keadaan optimal
untuk penyelenggaraan proses belajar mengajar.
2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Siswa
Berdasarkan data pada tahun pelajaran 2009-2010, SDN 2
Tanjungsari dipimpin oleh Iwa Hasibuan, S. Ag yang membawahi 9 orang
guru terdiri dari 4 orang laki-laki dan 5 orang perempuan, dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 4.1
Keadaan Guru SDN 2 Tanjungasari Tahun Pelajaran 2009-2010

No Nama Status L/P Pendidikan Jabatan

1. Iwa H, S. Ag PNS L S1 IAIN Kepsek


2. Juju Juriah, S. PdI PNS L S1 IAIn Guru Bidang
3. Teti Kusmiati, S. PdI PNS P PGA Guru Kelas
4. Nani, S. PdI GTT P S1 IAIN Guru Kelas
5. Juli, A. Ma PNS L D2 STAI Guru Kelas
6. Ade, A. Ma PNS L D2 STAI Tata Usaha
7. Mimin, S. PdI GTT P S1 IAIN Sukwan
8. Rani, A.Ma GTT P D2 STAI Sukwan
9 Soleh PNS L Penjaga
(Sumber : TU SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010)

Jumlah Siswa di SDN 2 Tanjungsari Pada Tahun Pelajaran 2009/2010


yaitu berjumlah 98 orang dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4.2
Jumlah Siswa SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010
Banyaknya Siswa
No Kelas
L P Jumlah
1. I 10 8 18
2. II 4 6 10
3. III 5 10 15
4. IV 10 10 20
5. V 5 10 15
6. VI 10 10 20
Jumlah 44 54 98
(Sumber : TU SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010)

Keterangan :
L = Laki-Laki P = Perempuan

3. Pembahasan Hasil Studi Pendahuluan


Dari hasil Studu pendahuluan di lapangan yang dilakukan oleh
peneliti dengan melakukan orientasi dan observasi yaitu dengan
mencermati lebih mendalam aspek-aspek kekurangan dalam pembelajaran
SAINS di kelas IV SDN 2 Tanjungsari. Peneliti mencoba mengamati/
mengobservasi pembelajaran SAINS yang dilaksanakan di kelas IV oleh
guru kelas IV serta pengalaman peneliti ketika mengajar dikelas tersebut,
peneliti mencoba mengidentifikasi ketidakefektifan pembelaaran SAINS
yang dilakukan dikelas tersebut, indikasinya yaitu dalam menyampaikan
materi guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran
terkesan menolong, dan monoton sehingga hasilnya pun tidak sesuai
dengan yang diharapkan.
Atas dasar itulah peneliti merefleksi keadaan tersebut guna mencari
solusi yang tepat untuk meningkatkan kefektifan pembelajaran SAINS dan
keterampilan proses siswa dengan merencanakan suatu metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk
meningkatkan keterampilan proses siswa pada topik Pencemaran
Lingkungan di kelas IV SDN 2 Tanjungsari, diharapkan dengan
menggunakan metode pembelajaran ini dapat memberikan suatu
pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan berprilaku aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses siswa.
Rencana ini diaktualisasikan dalam bentuk Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) jenis kolaboratif yang melibatkan beberapa pihak dengan
jalinan bersifat kemitraan, penulis bertindak sebagai peneliti dan guru
kelas IV sebagai observer. Untuk keperluan tersebut peneliti melakukan
berbagai persiapan dan pengkajian bersama peneliti mitra (guru kelas IV).
Persiapan tersebut meliputi penentuan waktu PTK serta konsep-konsep
dalam PTK yang berhubungan dengan :
a. Metode Penelitian Tindakan Kelas
b. Metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together
c. Keterampilan Proses SAINS untuk siswa SD
d. Materi Pokok Sistem Pencemaran Lingkungan
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
f. Alat Peraga dan Instrument Penelitian lainnya (Lembar Observasi,
LKS dan Soal)

Tindakan Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober hingga Maret 2009/2010,
adapun pelaksanaan tindakan memerlukan waktu dua minggu, yaitu minggu
pertama dan minggu kedua bulan November 2009, pembelajaran dilakukan
untuk dua siklus pada pokok bahasan Pencemaran lingkungan dikelas IV
semester I, dengan urutan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanan dan
observasi, serta refleksi. Masing-masing siklus dengan sub materi pokok dan
fokus tindakan (fokus perbaikan) materi pada siklus II merupakan kelanjutan
dari materi pada siklus sebelumnya. Demikian juga denga fokus tindakan pada
suatu siklus merupakan perbaikan terhadap aspek kinerja guru dan kinerja
siswa yang belum optimal pada siklus-siklus sebelumunya. Untuk lebih
jelasnya yaitu sebagai berikut :
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a) Waktu
Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2010
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit, 2 jam pelajaran
b) Materi Pokok
Sistem Pernapasan Manusian
c) Fokus Tindakan
1) Guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together serta
kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa

.
2) Siswa
Memfasilitasi atau memberi peluang agar siswa mampu melakukan
keterampilan proses untuk memperoleh penguasaan konsep siswa
tentang materi Sistem pernapasan Manusia.
d) Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
Guru mempersiapkan buku mata pelajaran, alat peraga, Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan materi pelajaran, kemudian
mengkondisikan siswa pada keadaan siap belajar, meemrikasa
kehadiran siswa dan memberikan motivasi belajar siswa serta
membereskan posisi duduk siswa. Pada keadaan awal ini guru
mengidentifukasikan pengetahuan awal siswa dengan melakukan
tanya jawab dengan pertanyaan antara lain: “Apa yang kalian
rasakan ketika menghirup asap yang keluar dari kendaraan?” dan
memberikan siswa contoh lain mengenai pencemaran lingkungan.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian siswa cukup antusian
dan mampu menjawabnya.
b. Kegiatan Inti
Guru menyajikan materi pencemaran lingkungan diserta
demonstrasi mengenai pengaruh pencemaran terhadap organisme
tertentu. Kemudian guru membagi Siswa dalam kelompok. Setiap
siswa dalam kelompok medapat nomor misalnya : Kelompok A ; 1,
2, 3 dan 4, Kelompok B : 5, 6, 7, dan 8, dan setrusnya. Guru
memberikan tugas kepada kepada masing-masing kelompok untuk
mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan dan memutuskan
jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap
anggota kelompok mengetahui jawabannya. Kemudian guru
mengambil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil kerja
sama mereka. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok
yang dilaporkan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
kemudian guru melakukan pembahasan dari hasil diskusi, dalam
kegiatan ini guru dan siswa melakukan tanya jawab secara
langsung.
c. Kegiatan Akhir
Guru menugaskan siswa untuk merapihkan kembali alat peraga
pada tempat yang disediakan. Guru memberikan tes akhir setelah
itu guru memberikan tindak lanjut berupa pesan dan penanaman
sikap ilmiah kepada siswa untuk dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Hasil Observasi
a. Kemapuan Guru menyusun RPP
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru dalam
menyusun RPP maka diperoleh hasil penilaian sebagai mana terdapat
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kemampuan Guru Menyusun RPP
Siklus I
Nilai
No Aspek Yang Diamati Ket
SB B C K
1. Aspek Kurikulum √
a) Mencantumkan
Standar kompetensi dam kompensi
dasar
b) Jumlah dasar
Kompetensi sesuai dengan alokasi 4
waktu
c) Jumlah Kompetensi
dasar sesuai dengan alokasi waktu
d) Jumlah Indikator hasil
belajar sesuai dengan alokasi waktu
2. Bahan Pembelajaran √
a) Mencantumkan materi
pembelajaran yang menunjang SK,
KD dan indikator hasil belajar
b) Bahan pembelajaran tersusun
secara sistematis, logis, dan 3
propesional
c) Bahan pembelajaran sesuai
dengan tingkat perkembangan psikis
dan fisik saya
d) Menyiapkan materi pembentukan
sikap dan perilaku
3. Strategi Pembelajaran √ 2
a) Menetapkan langkah
pembelajaran sesuai dengan indikator
b) Mengorganisir pembelajaran
aktif, kreatif, elaboratif,
menyenangkan dan bermakna
c) Alokasi waktu untuk langkah-
langkah pembelajaran realistis dam
propesional
d) Merancang dengan tepat
penataan kelas dan pengorganisasian
siswa
4. Media dan Sumber Belajar √
a) Menentukan alat/ media dan
sumber belajar sesuai dengan SK,
KD, dan Indikator hasil belajar
b) Disesuaikan dengan kondisi
kelas, sekolah atau lingkungan sekitar 3
c) Mempertimbangkan prinsip
efektifitas efisien, kesederhanaan,
proaktif dan inopatif
d) Merencanakan penggunaan lebih
dari satu alat peraga atau media
kreatif yang tepat
5. Evaluasi √
a) Mencantumkan minimal 2 dari 4
jenis penilaian
b) Menetapkan prosedur, bentuk,
jenis, alat, kunci jawaban dan skala
penilaian 3
c) Alokasi waktu dan pelaksanaan
penilaian dirancang secara
propesional
d) Instrument dan jenis penilaian
sesuai dengan KD dan Indikator
6 Lampiran √
a) Melampirkan ringkasan materi
sesuai dengan KD, SK dan Indikator
b) Melampirkan LKS/ teks wacana
sesuai dengan KD, SK dan Indikatot
c) Melampirkan instrumen 3
penilaian sebagaimana ditetapkan
pada poin
d) Menyiapkan alat peraga/ media
sekurang-kurangnya berbentuk
rancangan)
7 Kerapihan dan Kebersihan Rencana √ 3
Pembelajaran
a) Tulisan dapat dibaca dengan
mudah
b) Penggunaan kosa kata, bahasa
dan penulisan sesuai dengan EYD
c) Penataan tulisan atau gambar
propesional dam estetis
d) Rencana pembelajaran secara
umum memberikan kesan rapi dan
bersih
Jumlah 21
Rata-rata 3.0
Prosentase 75 %
Kriteria Penelitian :
SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator
B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator
C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator
K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator
Tabel diatas menunjukan bahwa secara keseluruhan kinerja
guru dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat dikatagorikan
cukup baik, akan tetapi masih terdapat aspek yang kurang terpenuhi
dan harus diperbaiki.

b. Hasil dan pembahasan aktifitas guru


pembelajaran siklus I
Aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Sains dengan
menggunakan penilaian kinerja pada siklus I dinilai dai observer. Hasil
penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Hasil Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Metode
Pembelajaran CTL Pembelajaran Siklus I
Skor
No Aspek Kemampuan Guru
1 2 3 4
Kemampuan membuka pelajaran
a. Mengucapkan salam dan berdoa √
b. Mengabsen siswa √
1. c. Mengondisikan siswa untuk √
melaksanakan pembelajaran
d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan √
pembelajaran
2. Kemampuan mengelola proses pembelajaran

a. Mengadakan penjelasan materi √
b. Menunjukan hal-hal yang penting
dengan materi pembelajaran √
c. Menjawab pertanyaan siswa dengan √
jelas
d. Mengadakan bimbingan selama situasi
pembelajaran

Keterampilan Mengadakan Variasi


a. Intonasi suara terdengan jelas oleh siswa √
b. Menguasai lokasi dengan cara berpindah √
tempat
3 c. Memberi penghargaan dalam rangka √
memotivasi siswa
d. Penggunaan media pembelajaran √
dengan tepat

Keterampilan Memberikan Penguatan


a. Memberikan Pujian √
b. Mau mendekati siswa yang butuh √
4. penjelasan √
c. Memberi teguran kepada siswa yang
mengganggu kegiatan belajar

Keterampilan Menjelaskan
a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan √
5. b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan √
bahasa yang dimengerti siswa

Keterampilan Membimbing Siswa


a. Terbuka terhadap pendapat masing-
masing siswa √
6 b. Mengendalikan situasi
c. Memberi penjelasan pada siswa yang √
masih ragu dalam mengerjakan tugas √

7 Karakteristik Khusus Pembelajaran


Penemuan
a. Penyajian masalah yang mengundang
rasa ingin tahu siswa √
b. Guru senantiasa membimbing siswa
c. Siswa aktif dalam kegiatan √
pembelajaran √

d. Siswa menarik kesimpulan dari hasil
diskusinya

Penggunaan Sumber, Media dan Alat peraga


pembelajaran
a. Keterampilan memilih media dan alat
peraga pembelajaran √
8
b. Media dan alat peraga yang digunakan
dapat meningkatkan kualitas roses √
pembelajaran

Evaluasi
a. Menggunakan jenis penilaian yang
relevan dengan jenis yang dirancang dalam √
9 RPP
b. Menggunakan jenis penilaian sesuai √
dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar

Proses Desain Penilaian Kinerja


a. Menentukan Tujuan
- Sesuai dengan tujuan
kompetensi dalam kurikulum

b. Menentukan Target yang akan dicapai


berdasarkan kurikulum
- Proses penilaiannya dilakuakan
mulai persiapan, melaksanakan tugas,
sampai hasil akhir yang dicapai
- Aspek yang diamati sesuai
dengan target pembelajarannnya
10
c. Menentukan detail kinerja yang akan
diobserfasi
- Kejelasan karakter penampilan
yang akan dinilai
- Menentukan kriteria penilaian
dari masing-masing aspek kinerja siswa
- Tugas-tugas kinerja diciptakan
secara menarik

d. Kriteria Penilaian dari tiap kinerja siswa


yang diamati sudah mengerti dan
disepakati bersama siswa
11 Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali dan menyimpulkan
materi pembelajaran
b. Malaksanakan evaluasi
c. Mengumumkan hasil pekerjaan siswa
dan memberi motivasi
d. Menutup pembelajaran dengan
membaca do’a bersama
Jumlah 119
Rata-rata 2.9
Prosentase 72.5 %
Keterangan : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik

Dari tabel 4.4 kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran


Sains secara umum cukup, meskipun dalam mengelola proses
pembelajaran masih harus ditingkatkan lagi. Aspek kinerja guru yang
memerlukanperbaikan pada siklus berikutnya adalah kemampuan guru
dalam menyampaikan pelajaran pada kegiatan awal, sehingga siswa
mempunyai pemahaman yang lebih mendalam dalam melaksanakan
pengamatan, memberikan penghargaan pada siswa dalam rangka
memotifasi siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa
mampu meningkatkan keterampilan proses yakni dalam hal mampu
menimpulkan sendiri hasil diskusi yang dilakukan.
Selain observasi pada aspek kinerja guru dalam menerapkan
dan mengelola pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Togethe,
juga dilakukan observasi pada aspek kinerja guru dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa, berikut adalah hasil analisis observer yang
diringkaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Kinerja Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa
Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang dinilai Nilai


Kesesuaian materi pelajaran dengan aspek-aspek 4 Sangat
1.
keterampilan proses yang dilaksanakan Baik
2. Kemampuan guru mengondisikan siswa untuk belajar 3 baik
3. Keterampilan bertanya guru dalam proses pembelajaran 3 baik
4. Kemampuan guru membimbing siswa melakukan diskusi 3 baik
kelompok pencemaran lingkungan
Kemampuan guru membimbing siswa membuat laporan
5. 3 baik
hasil diskusi
Kemapuan guru membimbing siswa menyebutkan macam-
6 3 Cukup
macam pencemaran lingkungan
Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan
7. 3 baik
hasil kerja tulisannya
Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan
8. 3 baik
hasil kegiatanya secara tulisan
Kemampuan guru membimbing siswa menyimpilkan hasil
9 2 baik
kegiatan pembelajarannya secara tertulis
Kemampuan guru memberikan jawaban dari setiap
10. 3 baik
pertanyaan siswa dalam setiap aspek keterampilan proses
Jumlah skor 30
Rata-rata 3,0
Prosentase 75 %
Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)

Dari tabel 4.5, ddiperoleh informasi bahwa secara umum


kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa pada
siklus I dapat dikategorikan cukup memadai, guru mampu
membimbing siswa dalam melakukan diskusi. Namun, terdapat
beberapa aspek kinerja guru yang perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya yaitu pada aspek kinerja guru dalam membimbing siswa
melakukan diskusi kelompok, dalam pelaksanaan kegiatan diskusi
dirasakan kurang efekti, karena banyaknya siswa yang bertanya
tentang langkah-langkah diskusi, padahal langkah-langkah tersebut
sudah dijelaskan oleh guru. Selain itu, aspek kinerja guruyang perlu
ditingatkan yaitu pada aspek kemampuan guru dalam membimbing
siswa menyimpulkan hasil diskusinya karena masih ada siswa yang
bertanya tentang kesimpulan dari hasil diskusi yang dilakukan.

c. Hasil dan pembahasan keterampilan siswa


pada pembelajarn siklus I
Data aktifitas siswa pada pembelajaran siklus I dalam
penelitian ini penulis menetapkan 5 aspek keterampilan proses siswa
yang menjadi target pembelajaran. Hasil Observasi terkait 5 aspek
tersebut ditunjukan pada tabel berikut :

Tabel 4.6
Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Intensitas Melakukan Keterampilan Rata-
Jenis Keterampilan
No Proses Tiap Aspek rata
Proses
I II II IV V Aspek
1. Diskusi 60% 70% 51% 50% 50% 56.1%
2. Mengajukan pertanyaan 60% 55.5% 55.1% 50.3% 50.3% 50.1%
3. Kerjasama 71.4% 57.1% 66.6% 66.6% 83.3% 60%
4. Berkomunikasi 22.1% 42.8% 40% 30% 30% 32.9%
5. Menyimpulkan 42.8% 28.5% 30% 22.6% 22.5% 30.8%
Menyimpulkan 42.2 50.6 47.3 48.6
53.3% 47.6%
keterampilan proses % % % %
Keterangan :
1. Keterangan Intensitas jumlah pelaku : diisi dengan jumlah siswa
yang aktif menunjukan kinerja x 100 % : jumlah anggota kelompok
2. Tentang Penilaian
- > 80%-100% = sangat baik
- > 60%-80% = baik
- > 50%-60% = Cukup
- > 25%-50% = Kurang
Dari tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa peningkatan
keterampilan proses siswa mulai terlihat dan terjadi peningkatan dari
keterampilan awal yang dimiliki siswa, yaitu mencapai nilai rata-rata
50.4 % dengan kategori cukup baik namun terdapat beberapa aspek
keterampilan proses siswa yang masih perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya, yaitu pada jenis keterampilan menyimpulkan, karena siswa
belum mampu menarik kesimpulan sendiri dari hasil diskusinya pada
pencemaran lingkungan sesuai dengan materi dan konsep yang
dipelajari, juga pada keterampilan mengkomunikasikan secara lisan,
selain karena daya dukung guru dalam memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil kegiatannya siswa juga
terlihat kurang memiliki inisiatif untuk mengkomunikasikan hasil
dikusinya. Selain jenis keterampilan berkomunikasi secara lisan.
Efektifitas penguasaan konsep siswa pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut :

Tabel 4.7
Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Anita 50 KKM=70
2. Ade Rika 60
Nilai terendah <70=10
3. Arif Iskandar 100
4. Ali 60 orang
5. Anisa 80 Nilai 70-100=10 orang
6. Embay 100
7. Epul 80
8. Fajar 50
9. Farid Maulana 80
10. Fitria R 100
11. Gia 70
12. Ima 60
13. Jajang 60
14. Kun Anisa 90
15. Lastri 60
16. Miftah Farid 70
17. Mila 100
18 Meyka 60
19. Odah 50
20. Reni 60
Jumlah 1440
Rata-rata 72

Dari tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa 55 % dari 32 siswa pada


siklus I telah mencapai nilai penguasaan konsep sistem pernapasan
manusia lebih dari batas Kriteria Ketuntasan Minimal (70). Sedangkan
nilai rata-rata kelas 70. ini berarti bahwa penerapan mode
pembelajaran CTL melalui keterampilan proses siswa telah dapat
dilakukan guru untuk membantu siswa memahami konsep pernapasan
manusia. Meskipun demikian masih ada 14 orang siswa yang masih
belum mencapai batas minimal keberhasilan. Pada siklus berikunya,
fokus tindakan dalam hal penguasaan konsep adalah meningkatkan
pencapaian nilai rata-rata dan mengurangi jumlah siswa yang masih
mendapat nilai kurang ari 70.

3. Refleksi dan Hipotesis Tinadakan


Peneliti dan observer (guru kelas IV) berdikusi untuk
melakukan refleksi terhadap segala kegiatan yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I.
Tabel 4.8
Refleksi dan Hipotesis Tindakan Siklus I
No Aspek Refleksi Hipotesis Tambahan
1. eKeterampilan Kinerja guru dalam Guru menciptakan
mengadakan variasi mengelola pembelajaran suasana baru dalam
Tabel 4.4 siklus I sudah cukup pembelajaran sehingga
memadai, namun terdapat pembelajaran tidak
aspek yang perlu bersifat monoton dan
ditingkatkan yaitu siswa menjadi aktif
kemampuan guru untuk
mengadakan variasi dalam
pembelajaraan

2. Tugas-tugas kinerja Guru kurang kreatif dalam Pemberian tugas-tugas


diciptakan secara memberikan tugas yang kinerja dibuat semenarik
menarik diberikan kepada siswa mungkin agar siswa dapat
Tabel 4.4 belajar dengan suasana
yang menyenangkan
3. Penilaian dari tiap Penilaian yang dilakukan Pada saat membagikan
kinerja siswa yang belum dipahami siswa LKS, guru menjelaskan
didiskusikan sudah karena guru kurang kriteria yang akan dinilai
dimengerti dan menjelaskan dan tidak dari tiap-tiap kinerja,
disepakati bersama adanya kesepakatan dengan jugaa menyepakati
siswa siswa bersama siswa
Tabel 4.4

4. Kemampuan Kinerja guru dalam Pada kegiatan ini, guru


membimbing siswa membimbing siswa memberikan keleluasaa
mengkomunikasikan mengkomunikasikan hasil waktu bagi siswa
Tabel 4.5 kegiatannya masih kurang mengkomunikasikan hasil
efektif, karena guru kurang diskusinya
memberikan kesempatan
siswa dalam
mengkomunikasikan hasil
kegiatan diskusinya

5. Keterampilan Kineja siswa pada Fokus tindakan pada


mengkomunikasikan pembelajaran siklus 1 untuk kinerja siswa dalam
dan menyimpulkan meningkatkan meningkatkan
Tabel 4.6 keterampilaan prosesnya ketermpilan prosesnya
yang harus ditingkatkan pada siklus berikutnya
yaitu pada jenis lebih difokuskan pada
keterampilan jenis keterampilan
mengkomunikasikan dan mengkomunikasikan dan
menyimpulkan. menyimpulkan.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II


1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a) Waktu
Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2010
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit, 2 jam pelajaran
b) Materi Pokok
Pencemaran Lingkungan
c) Fokus Tindakan
1) Guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together serta
kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa
selama pembelajaran.
2) Siswa
Memfasilitasi atau memberi peluang agar siswa mampu
melakukan keterampilan proses untuk memperoleh penguasaan
konsep siswa tentang materi Pencemaran Lingkungan.

d) Pelaksanaan Tindakan
1) Perencanaan
Sebagaimana pada siklus I, perencanaan tindakan
pembelajaran siklus II dituangkan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan merujuk
kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain
tetap berorientasi karakteristik pendidikk Sains terutama aspek
keterampilan proses dan langkah-langkah metode pembelajaran
Kooperatif teknik Numbered Heads Together. Aspek keterampilan
proses yang akan ditingkatkan pada siklus II, yaitu aspek
mengkomunikasikan secara lisan, dan keterampilan
menyimpulkan. Selain itu RPP juga dilengkapi dengan instrumen
observasi dan evaluasi yang berhubungan dengan kinerja guru dan
siswa dalam pembelajaran.
Adapun rencana khusus yang dirancang oleh guru untuk
meningkatakan keterampilan proses siswa dan efektifitas
pembelajaran Sains yang akan dilakukan melalui hal-hal berikut:
(a) Merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan lebih
menarik agar siswa lebih termitivasi dalam proses
pembelajaran
(b) Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang
mampu bekerja dengan baik selama proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan keterampilan proses guru merencanakan
hal berikut :
a) Pada kegiatan awal, keterampilan proses menyimpulkan
dikembangkan dengan mengungkap kemampuan siswa
menyimpulkan pencemaran lingkungan yang telah
direncanakan pada siklus I. Pada kegiatan inti keterampilan
proses menyipulkan dilakukan siswa melalui dua cara yaitu
lisan dan tulisan, setelah melalui diskusi, siswa diminta
menarik kesimpulan terhadap pencemaran lingkungan menurut
pendapatnya atau konsepnya masing-masing. Secara tulisan
siswa menarik kesimpulan dari diskusi yang dituntun dengan
langkah-langkah pernyataan pada LKS.
b) Dalam aspek mengkomunikasikan, setiap kelompok
ditugaskan mengkomunikasikan hasil kegiatannya setelah
melakukan diskusi dengan memberikan kesempatan kepada
tiap kelompok yang akan mengkomunikasikan secara lisa
terlebih dahulu.
2) Tindakan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Pada pembelajaran siklus II guru (peneliti) mengawali
pembelajaran dengan memperisiapkan buku pelajaran, alat peraga
dan lembar pengamatan kerjasama kelompok siswa. Kemudian
mengondisikan siswa pada keadaan siap belajara dengan
membereskan posisi duduk siswa daan pada kegiatan awal guru
melakukan apersepsi dengan meminta siswa menyebutkan
klembali sistem pernapasan manusia yang dipelajari pada siklus I
yaitu dengan pertanyaan : “anak-anak, dari hasil diskusi kalian
pada minggu kemarin, coba sebutkan salah satu contoh
pencemaran lingkungan?”.
Respon siswa terhadap pertanyaan guru cukup antusias
banyak siswa yang berani mengungkapkan jawabannya ada juga
yang bertanya mengenai hal yang belum dimengerti sehingga siswa
dapat termotivasi untuk belajar.
b. Kegiatan inti
Garis kegiatan guru pada pembelajaran siklus II adalah
sebagai berikut:
1. Guru membagikan LKS untuk
aktivitas siswa melakukan keterampilanproses, selain itu guru
menjelaskan kriteria penilaian yang akan dinilai untuk
disepakati bersama sehingga siswa mempunyai acuan yang
jelas dalam mengerjakan tugas.
2. siswa melakukan diskusi dengan
kelompoknya masing-masing.
3. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi tentang pencernaan lingkungan.
4. Siswa menjawab pertanyaan pada
LKS dan menarik kesimpulan dari setiap hasil diskusinya.
5. Setelah selesai berdiskusi, guru
memberikan memanggil nomor siswa dari sekelompok yang
akan tampil terlebih dahulu.
6. Siswa mengkomunikasika hasil
kegiatan kelompoknya dengan pendapat daan kesimpulan
masing-masing kelompok.
7. Setelah mengkomunikasikan hasil
diskusi guru melakukan tanya jawab dengan siswa tenang hasil
kegiatan diskusi. Siiswa yang bertanya cukup baik dengan
beberapa siswa berani mengacungkan tangan dan mengajukan
pertanyaan, dan respon siswa yang paling sering adalah
menjawab pertanyaan. Guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan baik. Guru dan
siswa melakukan pembahasan dengan memberikan pemantap
konsep tentang pencemaran lingkungan.
c. Kegiatan akhir
Guru menugaskan siswa merapihkan alat percobaan dan
pembelajaran siklus II diakhiri dengan memberikan test akhir pada
siswa secara individu untuk memperolrh data penguasaan konsep
siswa pada siklus II
3) Hasil Observasi
a. Kemampuan guru menyusun RPP
Kemampuan guru menyusun RPP ditujukan pada label sebagai
berikut:

Tabel 4.9
Hasil Observasi kemampuan Guru menyusun RPP Siklus II
Nilai Ket.
No. Aspek Yang Diamati
SB B C K
1. Aspek Kurikulum √
a. Mencantumkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Jumlah Standar kompetensi
sesuai dengan alokasi waktu.
4
c. Jumlah kompetensi dasar sesuai
dengan alokasi waktu.
d. Jumlah Indikator Hasil belajar
sesuai dengan alokasi waktu.

2. Bahan Pembelajaran √
a. Mencantumkan materi
pembelajaran yang mengandung
SK,KD dan indikator hasil belajar.
b. Bahan pembelajaran tersusun
secara sistemasis, logis, dan
proposional. 4
c. bahan pembelajaran sesuai
dengantingkat perkembangan psikis
dan fisik siswa.
d. menyiapkan materi
pembentukan sikap dan prilaku.
3. Strategi Pembelajaran √
a. Menetapkan langtkah
pembelajaran sesuai dengan
indikator.
b. Mengorganisir pembelajaran
aktif, kreatif, elaboratif,
menyenangkan dan bermakna.
4
c. Alokasi waktu untuk langkah-
langkah pembelajaran realistis dan
proporsional.
d. Merancang dengan tepat
penataan kelas dan pengorganisasia
siswa.

4. Media Dan Sumber Belajar √


a. Menentukan alat/media dan
sumber belajar sesuai dengan
SK,KD,dan indikator hasil belajar.
b. Disesuaikan dengan kondisi
kelas, sekolah, atau lingkungan
sekitar.
4
c. Mempertimbangkan prinsip
efektifitas, efisien, kesederhanaan,
proaktif dan inovatif
d. Merencanakan penggunaan
lebih dari satu alat peraga atau media
kreatif yang tepat

5. Evaluasi √
a. Mencantumkan minimal 2 dari 4jenis
penilaian.
b. Menetapkan prosedur, bentuk, jenis,
alat,kunci jawaban dan skala
penilaian.
3
c. Alokasi waktu dan pelaksanaan
penilaian dirancang secara
proporsional.
d. Instrumen dan jenis penilaian sesuai
dengan KD dan indikator.

6. Lampiran √ 4
a. Melampirkan Ringkasan Materi
Sesuai Dengan KD,SK Dan
Indikator.
b. Melampirkan LKS / Teks Wacana
Sesuai Dengan KD,SK Dan Indikator
c. Melampirkan Instrumen Penilaian
Sebagaimana Ditetapkan Pada Poin.
d. Menyiapkan Alat Peraga/Media
(sekurang-kurangnya berbentuk
rancangan)
7 Kerapihan dan keberhasilan √
Rencana Kerja
a. Tulisan dapat dibaca dengan
mudah
b. Pengguna kosa kata, bahasa, dan
penulisan sesuai dengan kaidah
EYD
c. Penataan tulisan atau gambar
propesional dan estesis
d. Rencana pembelajaran secara
umum memberikan kesan rapi dan
bersih

Jumlah 26
Rata-rata 3.7
Prosentase 92.5%

Kriteria Penelitian :
SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator
B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator
C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator
K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator

Dari data pada tabel diatas menunjukan adanya peningkatan


membuat rencana pembelajaran dari 72% menjadi 92.5%. Aspek-
aspek yang masih perlu sedikit perbaikan pada siklus I mengalami
peningkatan meskipun tidak sepenuhnya meningkat, tetapi
sepenuhnya setidaknya ada usaha ke arah perbaikan.

d. Hasil dan pembahasan aktifitas guru pada


pembahasan siklus II
Tabel 4.10
Hasil Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Dengan Metode
Pembelajaran CTL Pembelajaran Siklus II

Skor
No Aspek Kemampuan Guru
1 2 3 4
Kemampuan membuka pelajaran
a. Mengucapkan salam dan berdoa
b. Mengabsen siswa
1. c. Mengondisikan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran
d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan
pembelajaran

Kemampuan mengelola proses pembelajaran

a. Mengadakan penjelasan materi


b. Menunjukan hal-hal yang penting
dengan materi pembelajaran
c. Menjawab pertanyaan siswa dengan
2.
jelas
d. Mengadakan bimbingan selama situasi
pembelajaran

Keterampilan Mengadakan Variasi


a. Intonasi suara terdengan jelas oleh siswa
b. Menguasai lokasi dengan cara berpindah
tempat
3 c. Memberi penghargaan dalam rangka
memotivasi siswa
d. Penggunaan media pembelajaran
dengan tepat

Keterampilan Memberikan Penguatan


a. Memberikan Pujian
b. Mau mendekati siswa yang butuh
4. penjelasan
c. Memberi teguran kepada siswa yang
mengganggu kegiatan belajar

5. Keterampilan Menjelaskan
a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan
b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan
bahasa yang dimengerti siswa

Keterampilan Membimbing Siswa


a. Terbuka terhadap pendapat masing-
masing siswa
6 b. Mengendalikan situasi
c. Memberi penjelasan pada siswa yang
masih ragu dalam mengerjakan tugas

Karakteristik Khusus Pembelajaran


Penemuan
a. Penyajian masalah yang mengundang
rasa ingin tahu siswa
7 b. Guru senantiasa membimbing siswa
c. Siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran
d. Siswa menarik kesimpulan dari hasil
diskusinya

Penggunaan Sumber, Media dan Alat peraga


pembelajaran
a. Keterampilan memilih media dan alat
8 peraga pembelajaran
b. Media dan alat peraga yang digunakan
dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran

Evaluasi
a. Menggunakan jenis penilaian yang
relevan dengan jenis yang dirancang dalam
9 RPP
b. Menggunakan jenis penilaian sesuai
dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar

10 Proses Desain Penilaian Kinerja


a. Menentukan Tujuan
- Sesuai dengan tujuan
kompetensi dalam kurikulum

b. Menentukan Target yang akan dicapai


berdasarkan kurikulum
- Proses penilaiannya dilakuakan
mulai persiapan, melaksanakan tugas,
sampai hasil akhir yang dicapai
- Aspek yang diamati sesuai
dengan target pembelajarannnya

c. Menentukan detail kinerja yang akan


diobserfasi
- Kejelasan karakter penampilan
yang akan dinilai
- Menentukan kriteria penilaian
dari masing-masing aspek kinerja siswa
- Tugas-tugas kinerja diciptakan
secara menarik

d. Kriteria Penilaian dari tiap kinerja siswa


yang diamati sudah mengerti dan
disepakati bersama siswa

Kemampuan Menutup Pelajaran


a. Meninjau kembali dan menyimpulkan
materi pembelajaran
b.Malaksanakan evaluasi
11 c. Mengumumkan hasil pekerjaan siswa
dan memberi motivasi
d.Menutup pembelajaran dengan
membaca do’a bersama

Jumlah 128
Rata-rata 3.2
Prosentase 80 %
Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)
Berdasarkan data pada tabel 4.10 diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
dalam mengelola pembelajaran hampir memadai, yaitu memperoleh skor rata-rata
3.2.

Tabel 4.11
Kinerja Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa
Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang dinilai Nilai


Kesesuaian materi pelajaran dengan aspek-aspek 4 Sangat
1.
keterampilan proses yang dilaksanakan Baik
2. Keterampilan bertanya guru dalam proses pembelajaran 3 baik
Kemampuan guru membimbing siswa melakukan diskusi
3. 3 baik
kelompok terhadap sistem pernapasan manusia
Kemampuan guru membimbing siswa menjawab dan
4. 3 baik
mengajukan pertanyaan.
Kemapuan guru membimbing siswa membuktikan proses
5. 3 baik
pernapasan manusia.
Kemampuan guru membimbing siswa melakukan 4 Sangat
6
diskusitentang proses pernapasan manusia. Baik
Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan
7. 3 baik
hasil kegiatanya secara lisan.
Kemampuan guru membimbing siswa mengomunikasikan 4 Sangat
8.
hasil kegiatanya secara tulisan Baik
Kemampuan guru membimbing siswa menyimpilkan hasil
9 3 baik
kegiatan pembelajarannya secara tertulis dalam LKS
Kemampuan guru memberikan jawaban dari setiap
10. 3 baik
pertanyaan siswa dalam setiap aspek keterampilan proses
Jumlah skor 33
Rata-rata 3,3
Prosentase 783 %
Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)
Dari tabel 4.11 nampak pada siklus II, kinerja guru dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa dapa dikatagorikan cukup memadai dan lebih efektif
dari siklus I, guru sudah mampu membimbing siswa dalam mengkomunikasikan
hasil kegiatannya dan menarik kesimpulan.

e. Hasil dan pembahasan keterampilan proses


siswa pada pembelajaran siklus II
Tabel 4.6
Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus II

Intensitas Melakukan Keterampilan Rata-


Jenis Keterampilan
No Proses Tiap Aspek rata
Proses
I II II IV V Aspek
1. Diskusi 71.4% 57.1% 57.1% 42.8% 57.1% 57.1%
2. Mengajukan pertanyaan 57.1% 57.1% 42.8% 57.1% 42.8% 51.3%
3. Kerjasama 83.3% 66.6% 66.6% 66.6% 83.3% 73.2%
4. Berkomunikasi 42.8% 42.8% 83.3% 66.6% 66.6% 60.1%
5. Menyimpulkan 66.6% 83.3% 42.8% 66.6% 66.6% 30.8%
Menyimpulkan
64.2% 61.3% 58.5% 59.9% 63.2% 61.1%
keterampilan proses
Keterangan :
3. Keterangan Intensitas jumlah pelaku : diisi dengan jumlah siswa
yang aktif menunjukan kinerja x 100 % : jumlah anggota kelompok
4. Tentang Penilaian
- > 80%-100% = sangat baik
- > 60%-80% = baik
- > 50%-60% = Cukup
- > 25%-50% = Kurang
Dari tabel 4.12 diketahui bahwa secara umum peningkatan keterampilan proses
siswa dapat dikatagorikan baik, terjadi peningkatan keterampilan proses pada
jenis mengkomunikasikan secara lisan, dan keterampilan menyimpulkan.
Seperti yang ditargetkan pada siklus I, selain hasil refleksi kinerja guru dalam
memberikan kesempatan dan kelulusan waktu dalam mengkumunikasikan hasil
diskusinya. Pada aspek menyimpulkan siswa dapat menyimpulkan sistem
pernapasan manusia dari hasil diskusinya dengan rangkaian pertanyaan pada LKS
dan bimbingan guru.
Proses pembelajaran siswa terlihat cukup antusias dan bersemangat untuk belajar
dan dan melakukan diskusi seperti halnya pada siklus I. Keaktifan siswa dapat
menunjang pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Meski pada alur pembelajaran konsentrasi siswa mulai berkurang karena
pembelajaran dimulai pada siang hari.
Kesimpulan berdasarkan hasil observasi pada keterampilan proses siswa pada
pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama
jenis keterampilan proses yang ditargetkan pada siklus I yaitu:
mengkomunikasikan secara lisan dan menyimpulkan.

f. Efektifitas penguasaan konsep siswa


pembelajaran Siklus II
Tabel 4.7
Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Anita 60
2. Ade Rika 80
3. Arif Iskandar 100
4. Ali 80
5. Anisa 80
6. Embay 100
7. Epul 80
8. Fajar 70
9. Farid Maulana 80 KKM=70
10. Fitria R 100
11. Gia 70 Nilai terendah <70= 2
12. Ima 70 orang
13. Jajang 70
14. Kun Anisa 90 Nilai 70-100=18 orang
15. Lastri 60
16. Miftah Farid 70
17. Mila 100
18 Meyka 70
19. Odah 80
20. Reni 75
Jumlah 1.585
Rata-rata 80

Dari tabel 4.13 diatas, diketahui 18 siswa pada siklus I telah mencapai nilai
penguasaan konsep sistem pencemaran lingkungan lebih dari batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (70). Sedangkan nilai rata-rata kelas 80 lebih besar dari
nilai rata-rata pada siklus I. Ini berarti bahwa penerapan metode pembelajaran
Kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk meningkatkan
keterampilan proses telah dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
memahami konsep pencemaran lingkunga. Meskipun demikian, walaupun
modus pencapaian nilai adalah 100, namu masih ada 2 orang siswa yang
masih belum mencapai batas minimal keberhasilan.

4) Refleksi dan evaluasi keseluruhan tindakan


Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, peneliti bersama observer
(guru kelas IV) sepakat untuk melakukan refleksi dan evaluasi terhadap
keseluruhan tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam diskusi dengan observer (guru kelas IV) dilakukan pencermatan terhadap
hasil observasi, hasil refleksi dan orientasi tujuan pelaksanaan PTK yang
bersumber dari data-data persiapan dan pelaksanaan siklus I, dan siklus II, yang
secara global diinformasikan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama observer sepakat bahwa pelaksanaan
PTK meskipun baru pertama kali dilaksanakan telah memberikan pengalaman
dan hasil yang sagat berharga bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran
kelas IV SDN 2Tanjungsari, khusunya dalam mata pelajaran Sains topik
pencemaran lingkungan. Pengalaman tersebut antara lain bertambahnya
wawasan dan keterampilan menyusun dan melaksanakan RPP.
2) Pengalaman yang paling berkesan bagi peneliti adalah
secara umum PTK yang baru pertama kalinya dilaksanakan peneliti ternyata
dapat dilaksanakan dengan cukup baik, meski pada siklus satu dirasakan
kurang efektif, namun pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dari
kinerja guru dan kinerja siswa. Selain itu, guru juga memperoleh pengalaman
baru, bahwa pembelajran lebih terasa menjadi efektif. Maka, penerapan
metode pembelajaran dan penilaian harus dipersiapkan secara matang dengan
daya dukung alat peraga dan Lembar kerja Siswa yang memadai.
3) Adapun kendala yang dirasakan guru belum mampu
dioptimalkan dengan baik selama PTK adalah keterbatasan dalam
meningkatkan keterampilan proses berkomunikasi siswa, khususnya dalam
mengajukan pertanyaan dan kendala lainnya adalah alokasi waktu yang
terbatas pada pembelajaran.
4) Kerjasama siswa secara keseluruhan mulai dari siklus I
sampai II, yang dimasksudkan untuk menilai kerjasama siswa dalam bekerja
kelompok dapat dikatagorikan cukup memadai.
5) Karena pertimbangan waktu dan hasil yang telah dicapai,
peneliti dan observer (guru kelas IV) sepakat untuk menghentikan dulu
pelaksanaan PTK ini.

g. Pembahasan Akhir Siklus


Setelah selesai pembelajaran siklus II, penulis dan observer melakukan
refleksi. Penulis dan observer sepakat bahwa pembelajaran sains dikelas IV
SDN 2 Tanjungsari dengan metode Kooperatif teknik Numbered Heads
Together telah dapat dilaksanakan dengan baik. Target perbaikan kualitas
pembelajaran dapat dicapai baik yang terkait dengan guru maupun siswa. Hal
demikian ditunjukan dengan adanya peningkatan selama tindakan
pembelajaran sebagai berikut :
1. Peningkatan Kemampuan Guru
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Peningkatan kemampuan guru membuat rancangan (RPP) dapat dilihat
peningkatannya dalam grafik dibawah ini :

(grafik)

Peningkatan kemapuan guru dalam membuat ranpel dicapai pada siklus II,
lebih baik dari pada siklus I.
2. Kinerja Guru Dalam Mengelola
Pembelajaran
Hasil yang diperoleh dari masing-masing siklus dapat dilihat
perbandingannya pada grafik dibawah ini :
(grafik)

3. Kinerja Guru Dalam


Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa
(grafik)
4. Peningkatan Keterampilan
Proses Siswa
Fokus tindakan utama pelaksanaan PTK yang dilakukan peneliti adalah
meningkatkan keterampilan proses siswa melalui penerapan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together. Selain itu,
pencapaian peningkatan keterampilan proses tersebut diharapkan dapat
berpengaruh Positif terhadap hasil belajar siswa berupa penguasaan
konsep sistem pernapasan manusia. Seting pembelajaran dilaksanakan
melalui pembelajaran formal yang biasa dilaksanakan melalui
pembelajaran formal yang biasa dilaksanakan di SDN 2 Tanjungsari, yaitu
terdiri dari tiga fase : kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Dari data hasil observasi pada setiap siklus diperoleh temuan bahwa
keterampilam bahwa keterampilan proses Sains pada siklus I dirasakan
kurang efektif, karena jarangnya guru mengembangkan keterampilan
proses. Pada siklus II keterampilan proses siswa secara keseluruhan lebih
efektif dibandingkan siklus I. Bahwa siswa yang biasanya kurang aktif
dalam pembelajaran sebelum PTK , mampu berinisiatif untuk melakukan
diskusi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan keterampilan proses
siswa dapat aktif dalampembelajaran dan mengambil pengalaman
pembelajaran dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
Adapun hasil observasi rata-rata peningkatan keterampilan proses siswa
yang ditunjukan pada tabel berikut

Tabel 4.14
Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I dan
Siklus II
Perolehan Siklus
No Jenis Keterampilan Proses Peningkatan
I II
1. Diskusi 56,1 % 57,1 % 1%
2. Mengajukan Pertanyaan 50,1 % 51,3 % 0,98 %
3. Kerjasama 69 % 73,2 % 4.2 %
4. Berkomunikasi 32,1 % 64,4 % 23,3 %
5. Menyimpulkan 30,8 % 65,1 % 34,3 %
Rata-rata 47,6 % 61,4% 13,8%

Dari tabel diatas, dapat terlihat peningkatan keterampilan proses siswa


yang cukup signifikan dalam proses pembelajaran dari siklus I dan Siklus
II.
Peningkatan keterampilan proses siswa yang cukup signifikan juga
berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa yang meningkat pada
setiap siklus.

5. Efektifitas Penguasaan Konsep


Siswa
Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa pada masing-masing siklus
ditunjukan pada grafik berikut

(Grafik)
Berdasarkan keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numberen Heads Together dapat
meningkatkan keterampilan siswa, alat peraga dan lember kerja siswa pada
setiap siklus tindakan telah berpengaruh positif pada hasil belajar
penguasaan konsep dan kinerja keterampilan proses siswa pada
pembelajaran konsep pencemaran lingkungan dikelas IV SDN 2
Tanjungsari.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan dilapangan selam penelitian
tentang penggunaan metode pembelajaran CTL dikelas IV SDN 2
Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru
berorientasi pada kurikulum KTSP. Selain itu juga mengacu pada konsep-
konsep perbaikan pada siklus I, setelah direfleksi yang dilakukan oleh
peneliti dan mitra peneliti (guru kelas IV).
2. Pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan, hal itu karena refleksi dari siklus I tentang kelemahan-
kelemahan yang terjadi disiklus I benar-benar diperhatikan dan diperbaiki
dalam proses kegiatan berikutnya, sehingga hasilnya menjadi efektif
dengan hasil memadai.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siklus I dan siklus II yaitu
dari 50% menjadi 99%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan kualitas dalam
proses pembelajran sains dikelas IV SDN 2 Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa,
Kabupaten Ciami, penelitimenyarankan beberapa hal untuk dijadikan
alternatif dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Dalam penilaian yang dilakukan guru jangan menggunakan tes
obyektif dan subyektif sehingga membuat siswa lebih fasif daei kreatif.
2. Guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran, keterlibatan
antara guru dan siswa dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam
menguasai suatu konsep dalam pembelajaran.
3. Proses penilaian yang dilakukan guru jangan hanya mampu
menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik, namun harus
mampu mengungkap hasil belajar siswa dari aspek sikap dan kinerja siswa
secara aktual.
4. Dalam proses kegiatan pembelajaran, guru jangan hanya
menggunakan metode jeramah. Banyak metode dan media yang dapat
digunakan sebagai alat peraga untuk membantu dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
5. Guru harus pandai membuat tugas-tugas pembelajaran dengan
menarik sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dan enggan untuk
melaksanakan tugas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta : Bumi


Aksara.
Depdikud,1990, Petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar, Jakarta:
Depdikub.
Dimyati, dkk, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar, 2002, Pendidikan Guru, Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgana Endi, 1985, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV Permadi.
Purwanto M. Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta :
Kalam Mulia
Rusyana, Adun, 2003, Prinsip-prinsip, Pembelajaran Efektif, Ciamis:
Famili Publishers
Sumiati, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV Wacana Prima.
Hakim, Lukmanul, 2008, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : CV. Wacana
Prima
Hamalik, Oemar, 2007, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Arikunto, Suharsini, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta Bumi
Aksara.
Hadi, Amirul, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : CV. Pustaka
Setia.
Subowo, 1995, Biologi Sel, Bandung: Aksara.

You might also like