Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
b. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pelaksanaan kerja agar penelitian ini mengarah
pada sasaran yang telah ditetapkan, maka masalah dibatasi “upaya
meningkatkan hasil belajar Sains dengan menggunakan metode Kooperatif
teknik Numbered Heads Together terhadap hasil belajar Sains”.
C. Rumusan Masalah
Rumussan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat
pengaruh penggunaan metode pembelajaran Kooperatif tejnik Numbered
Heads Together terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan dalam pembelajaran Sains ?.
Rumusan masalah tersebut lebih lanjut dirinci dengan pernyataan
penelitian tindakan sebagai berikut :
1. Bagaimana “perencanaan” mengajarkan Sains yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pencemaran lingkungan
melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads.
2. Bagaimanakah “pelaksanaan” mengajarkan Sains yang
dapat meningkatkan pemahan siswa terhadap konsep pencemaran
lingkungan melalui metode Kooperatif teknik Numbered Heads Together.
BAB II
KAJIAN TEORITIS/ PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar
Definisi belajar yang dikemukakan para ahli berbeda-beda, sesuai
dengan disiplin ilmu yang digelutinya, namaun demikian pada prinsipnya
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Purwanto (1990) belajar merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk.
Menurut Makmum (dalam skripsi yang berjudul perbedaan
pondokan di dalam dan luar pesantren terhadap prestasi belajar siswa
2005) belajar itu merupakan suatu perunabahan tingkah laku atau
pengalaman tertentu. Perubahan belajar dapat bersifat fungsional
(struktural), material dam behaviorial. Ketiga sifat tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Belajar merupakan perubahan fungsional, bahwa jika manusia itu
terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi tertentu yang mewakili daya atau
kemampuan tertentu, agar berlaku secara fungsional, maka harus telati.
Oleh karena itu dalam kontek ini, belajar berarti melatih daya otak
supaya tajam, sehingga berguna untuk memecahkan masalah.
b. Belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan (material) dan
perkyaan pola-pola sambutan (respon) prilaku baru. Dalam hal ini
belajar merupakan suatu proses pengisian jiwa dengan pengtahuan dan
pengalaman sebanyak-banyaknya.
c. Belajar merupakan prilaku dan pribadi secara keseluruhan berarti
bukan hanya bersifat mekanis melaikan juga merupakan prilaku
organisme sebagai totalitas, meskipun yang dipelajari itu hal-hal
khusu, namun merupakan makna bagi totalitas pribadi yang
bersangkutan.
Dimyati (2006) mengatakan bahwa belajar merupakan tindakan
dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hannya
dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar.
Gane mengatakan (Dimyati, 2006):
“Belajar terjadi apabila situasi stimulus besama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
kembali dari waktu ia sebelum ia mengalami situasi sewaktu ia
mengalami situasi tadi. Belajar adalah berhubungan dengan
perubhan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang. Belajar adalah setiap
perubahan yang relatif mantap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
2. Pengertian Mengajar
Para ahli psikologis memberi batasan atau pengertian tentang
mengajar yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan perbedaan titik
pandang terhadap makna hakikat mengajar. Berdasarkan pandangan
tersebut, Sudjana (2005) mengemukakan bahwa “mengajar pada
hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar mengajar”.
Menurut Bocttecourt (dalam Rusyana, 2003) bukanlah
memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan
yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya, artinya
berpartisipasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat
makna, mencari kejelasan, bersikap kritis.
Menurut Slameto (2003) “mengajar dalah penyerahan kebudayaan
berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita
atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut
sebagai generasi penerus”.
Dari beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa tugas guru
harus berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik dan
kecenderungan langsung untuk mengubah tingkah laku siswanya. Itu suatu
bukti bahwa guru harus memutuskan, membuat atau merumuskan tujuan
pengajaran.
B. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bahwa metode
pembelajran kooperatif tekni numered heads together (kepala bernomor) dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa, mengajak siswa melatih daya pikir
sehingga timbul keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan
mengmukakan pendapat, meskipun kerjanya berkelompok
Pembelajaran Sains menekan pada pemberian belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses (Badan Standar
Pendidikan Nasioal : 2006). Maka dengan hal ini untuk meningkatkan mutu
pendidikan diperlukan adanya penggunaan metode pembelajaran yang
bervariasi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini !
Variabel X Variabel X
Penggunaan Metode
Hasil Belajar
Pembelajaran
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan berdasarkan kajian teori dan sejumlah
anggapan dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah : metode pembelajaran kooperatif teknik Numbered
Heads Together (kepala bernomor) dapat meningkatkan hasil belajar Sains
peserta didik kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa Kabupaten
Ciamis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara untuk memecahkan seuatu
permasalahan secara ilmiah, sistematis, logis dan faktual. Metode yang
digunakan dalam metode ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mecobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan
mut dan hasil pembelajaran.
Mode yang digunakan dalampenelitian ini adalah Metode Penelitian
Kelas (PTK) dengan metode PTK Kemmis dan MC Taggart. Pertimbangan ini
didasarkan pada tujuan dari penelitian yaitu untuk memperbaiki kinerja guru
dalam mengelola pembelajaran IPA. Selain itu juga model penelitian ini
mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan
karen Model Kemmis & Taggart dicirikan satu kali tindakan sama dengan satu
kali pelaksanaan pembelajaran (mulai dari membuat RPP hingga evalasi
keseluruhan) sama dengan satu siklus tindakan. Operasional metode ini terdiri
dari tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi
(observising), dan refleksi (reflecting) dilanjutkan dengan rekomendasi dan
pengambilan kesimpulan.
Bentuk PTK yang dilaksanakan adalah PTK kolaboratif yang
melibatkan beberapa pihak dengan jalinan bersifat kemitraan.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini digambarkan alur daar Penelitian
Tindakan Kelas Model Kemmis & MC Taggart sebagai berikut :
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses
berdaur (siklus). Setiap siklus terdiri dari tahapan: perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), observasi (Observisin), dan refleksi
(reflecting).
B. Subjek Penelitian
Kegiatan penelitian tidakan kelas ini akan dilakukan dalam
pembelajaran Sains di kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan Rajadesa
Kabupaten Ciamis. Semester Ganjil Tahun 2009/2010 pada topik pencemaran
lingkungan.
Penelitian dilaksanakan dikelas IV SD N 2 Tanjungsari yang
berjumlah 20 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan
dengan berbagai latar belakang, kemampuan tingkat berpikir, dan jenis
kelamin yang berbeda. Penelitian ini melibatkan Kepala Sekolah dan 1 orang
guru sebagai peneliti mitra terutama dalam melakukan observasi dan refleksi.
Identitas peneliti mitra sebagai guru kelas IV SD N 2 Tanjungsari Kecamatan
Rajadesa Kabupaten Ciamis.
C. Prosedur Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh penulis di observasi. Agar variabel tersebut dapat terukur,
variabel tersebut didefinisikan kedalam bentuk rumusan yang lebih
operasional. Variabel penulisan dalam PTK terdiri dari variabel input,
variabel proses, dan variabel output.
a. Variabel Input
Variabel input adalah kondisi kelas awal, keterampilan proses
siswa, kemampuan awal guru dalam pembelajaran Sains mereflesikan
penggunaan penilaian kinerja dalam pembelajaran sebelum dilakukan
penelitian. Penelitian Tindakan Kelas, Variabel-variabel tersebut
dijabarkan secara lebih luas berdasarkan hasil refleksi penulis yang
bekolaborasi dengan dosen pembimbing.
b. Variabel Proses
Variabel proses dalam tindakan pembelajaran adalah :
• Aktifitas guru kelas IV menggunakan metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif teknik
numbered heads together (kepala bernomor) dalam proses
pembelajaran pada topik pencemaran lingkungan. Dinyatakan
dengan skor dan deskripsi hasil penilaian observer terhadap kinerja
guru.
• Aktifitas siswa kelas IV dalam prose pembelajaran sains
pencemaran lingkuangan dengan mengunakan penilaian kinerja
dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode
pembelajarann kooperatif teknik numbered heads together (kepala
bernomor), dinyatakan dengan skor dan deskripsi hasil penilaian
peneliti terhadap kemampuan siswa dalam kelompok yang
berhubungan dengan keterampilan proses siswa.
c. Variabel Output
Variabel output adalah peningkatan kemampuan guru dalam
merencanakan dan mengelola proses pembelajaran dengan
menerapkan penilaian kinerja untuk meningkatkan keterampilan proses
dan hasil belajar siswa.
2. Rencana Tindakan
1. Rencana Umum
a. Membangun kerjasama dan kepahaman antara peneliti dan
mitra peneliti tentang konsep dan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas, topik yang akan diangkat, kererampilan peroses siswa dan
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran , serta
penentuan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas.
b. Memgkaji kurikulum mata pelajaran Sains kelas V untuk
memgetahui standar kompetensi dan hasil belajar siswa yang
diterapkan kurikulum pada topi pernapasan masnusia. Menyusun
rancangan umum pembelajaran, instrumen penelitian untuk
pengumpulan data yang berhubungan dengan Rencana pelaksanaan
tindakan, peningkatan keterampilan proses siswa, serta faktor
pendukung dan penghambar pelaksanaan selam pembelajaran sains
pada saat PTK berlangsung.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah nyata
yang ditempuh oleh penulis bersama peneliti mitra dilapangan sejak
orientasi, pra tindakan hingga terselesakanny pemecahan masalah.
Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Orientasi
Orientasi yang dilakukan oleh penulis bersama peneliti
mitra adalah melakukan studi pendahuluan yang
berhubungandenga konsep-konsep penting bersama PTK. Studi
tersebut berupa hal-hal berkut :
• Menyamakan presepsi antara penulis, peneiliti mitra
tentang Penelitian Tindakan Kelas.
• Menyamakan pemahaman penulis dan peneliti mitra
tentang pembelajaran Sains dengan menggunakan penilaian
kinerja dan metode penemuan terbimbing.
• Penetapan siklus dan fokus tindakan, topik
pembelajaran beserta instrumen (alat) dan administrasi
persiapan mengajar yang akan digunakan.
d. Tahap Refleksi
Data yang terkumpul sebagai hasil observasi dalam setiap
pembelajaran kemudian diolah dan dideskripsikan maknanya. Data
yang terlah tersaji dianalisis, didiskusikan dan dikaji ulang
bersama peneliti mitra yang difokuskan pada hal yang berkaitan
dengan kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran.
Kegiatan refleksi dilakukan pada dan setelah kegiatan
pembelajaran dan hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun rencana tindakan berikutnya, yang dilaksanakan,
dioservasi dan direfleksi seperti pada pembelajaran sebelumnya.
Keterkaitan refleksi dan setiap tindakan pembelajaran sebagai
berikut:
• Penulis dan peneliti mitra menganalisis dan
merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran 1
(siklus I). Untuk keperluan analisis ini dilakukan kegiatan
antara lain memeriksa catatan lapangan, menganalisis lembar
observasi untuk siswa dan guru, menganalisis keterampilan
siswa melakukan observasi. Hasil analis dan refleksi terhadap
tindakan pembelajaran siklus I ini menjadi bahan bagi
rekomendasi dan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus
berikutnya.
• Berdasarkan hasil analisis dan refleksi terhadap
tindakan pembelajaran 1, selanjutnya merancang rencana
tindakan pembelajaan II (siklus II)
• Penulis sebagai guru melaksanakan pembelajaran
siklus II sebagaimana yang direncanakan. Peneliti mitra
bertindak sebagai observer selama pembelajaran siklus II.
2. Instrument Penelitian
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Lembar Kerja Siswa
c. Lembar Observasi Siswa
d. Lembar Observasi Guru
E. Indikator Kinerja
1. Guru
- Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan penilaian kinerja dalam
pembelajaran Sains apabila mencapai nilai rata-rata 3.5
- Kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan
menggunakan penilaian kinerja apabila mencapai nilai rata-rata 3,0
- Kemampuan guru dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa apabila mencapai kinerja rata-rata 3.0
2. Siswa
Kualitas keterampilan proses siswa apabila intensitas jumlah pelaku
mencapai nilai rata-rata 55 %.
F. Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi
kualitatif, yaitu suatu mode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk analisis tingkat keberhasilan persentase intensitas melakukan
keterampilan proses siswa dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa
melakukan percobaan, dan diberikan LKS pada setiap siklusnya dengan
kriterianya : > 80%-100% = sangat baik: >60%-80% = baik: >50%-60% =
cukup: >25%-50% = kurang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Keadaan Guru SDN 2 Tanjungasari Tahun Pelajaran 2009-2010
Tabel 4.2
Jumlah Siswa SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010
Banyaknya Siswa
No Kelas
L P Jumlah
1. I 10 8 18
2. II 4 6 10
3. III 5 10 15
4. IV 10 10 20
5. V 5 10 15
6. VI 10 10 20
Jumlah 44 54 98
(Sumber : TU SDN 2 Tanjungsari Tahun Pelajaran 2009/2010)
Keterangan :
L = Laki-Laki P = Perempuan
Tindakan Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober hingga Maret 2009/2010,
adapun pelaksanaan tindakan memerlukan waktu dua minggu, yaitu minggu
pertama dan minggu kedua bulan November 2009, pembelajaran dilakukan
untuk dua siklus pada pokok bahasan Pencemaran lingkungan dikelas IV
semester I, dengan urutan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanan dan
observasi, serta refleksi. Masing-masing siklus dengan sub materi pokok dan
fokus tindakan (fokus perbaikan) materi pada siklus II merupakan kelanjutan
dari materi pada siklus sebelumnya. Demikian juga denga fokus tindakan pada
suatu siklus merupakan perbaikan terhadap aspek kinerja guru dan kinerja
siswa yang belum optimal pada siklus-siklus sebelumunya. Untuk lebih
jelasnya yaitu sebagai berikut :
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a) Waktu
Hari/ Tanggal : Senin, 2 Maret 2010
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit, 2 jam pelajaran
b) Materi Pokok
Sistem Pernapasan Manusian
c) Fokus Tindakan
1) Guru
Meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numbered Heads Together serta
kinerja guru dalam meningkatkan keterampilan proses siswa
.
2) Siswa
Memfasilitasi atau memberi peluang agar siswa mampu melakukan
keterampilan proses untuk memperoleh penguasaan konsep siswa
tentang materi Sistem pernapasan Manusia.
d) Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
Guru mempersiapkan buku mata pelajaran, alat peraga, Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan materi pelajaran, kemudian
mengkondisikan siswa pada keadaan siap belajar, meemrikasa
kehadiran siswa dan memberikan motivasi belajar siswa serta
membereskan posisi duduk siswa. Pada keadaan awal ini guru
mengidentifukasikan pengetahuan awal siswa dengan melakukan
tanya jawab dengan pertanyaan antara lain: “Apa yang kalian
rasakan ketika menghirup asap yang keluar dari kendaraan?” dan
memberikan siswa contoh lain mengenai pencemaran lingkungan.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian siswa cukup antusian
dan mampu menjawabnya.
b. Kegiatan Inti
Guru menyajikan materi pencemaran lingkungan diserta
demonstrasi mengenai pengaruh pencemaran terhadap organisme
tertentu. Kemudian guru membagi Siswa dalam kelompok. Setiap
siswa dalam kelompok medapat nomor misalnya : Kelompok A ; 1,
2, 3 dan 4, Kelompok B : 5, 6, 7, dan 8, dan setrusnya. Guru
memberikan tugas kepada kepada masing-masing kelompok untuk
mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan dan memutuskan
jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap
anggota kelompok mengetahui jawabannya. Kemudian guru
mengambil salah satu nomor siswa untuk melaporkan hasil kerja
sama mereka. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja kelompok
yang dilaporkan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
kemudian guru melakukan pembahasan dari hasil diskusi, dalam
kegiatan ini guru dan siswa melakukan tanya jawab secara
langsung.
c. Kegiatan Akhir
Guru menugaskan siswa untuk merapihkan kembali alat peraga
pada tempat yang disediakan. Guru memberikan tes akhir setelah
itu guru memberikan tindak lanjut berupa pesan dan penanaman
sikap ilmiah kepada siswa untuk dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Hasil Observasi
a. Kemapuan Guru menyusun RPP
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan guru dalam
menyusun RPP maka diperoleh hasil penilaian sebagai mana terdapat
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kemampuan Guru Menyusun RPP
Siklus I
Nilai
No Aspek Yang Diamati Ket
SB B C K
1. Aspek Kurikulum √
a) Mencantumkan
Standar kompetensi dam kompensi
dasar
b) Jumlah dasar
Kompetensi sesuai dengan alokasi 4
waktu
c) Jumlah Kompetensi
dasar sesuai dengan alokasi waktu
d) Jumlah Indikator hasil
belajar sesuai dengan alokasi waktu
2. Bahan Pembelajaran √
a) Mencantumkan materi
pembelajaran yang menunjang SK,
KD dan indikator hasil belajar
b) Bahan pembelajaran tersusun
secara sistematis, logis, dan 3
propesional
c) Bahan pembelajaran sesuai
dengan tingkat perkembangan psikis
dan fisik saya
d) Menyiapkan materi pembentukan
sikap dan perilaku
3. Strategi Pembelajaran √ 2
a) Menetapkan langkah
pembelajaran sesuai dengan indikator
b) Mengorganisir pembelajaran
aktif, kreatif, elaboratif,
menyenangkan dan bermakna
c) Alokasi waktu untuk langkah-
langkah pembelajaran realistis dam
propesional
d) Merancang dengan tepat
penataan kelas dan pengorganisasian
siswa
4. Media dan Sumber Belajar √
a) Menentukan alat/ media dan
sumber belajar sesuai dengan SK,
KD, dan Indikator hasil belajar
b) Disesuaikan dengan kondisi
kelas, sekolah atau lingkungan sekitar 3
c) Mempertimbangkan prinsip
efektifitas efisien, kesederhanaan,
proaktif dan inopatif
d) Merencanakan penggunaan lebih
dari satu alat peraga atau media
kreatif yang tepat
5. Evaluasi √
a) Mencantumkan minimal 2 dari 4
jenis penilaian
b) Menetapkan prosedur, bentuk,
jenis, alat, kunci jawaban dan skala
penilaian 3
c) Alokasi waktu dan pelaksanaan
penilaian dirancang secara
propesional
d) Instrument dan jenis penilaian
sesuai dengan KD dan Indikator
6 Lampiran √
a) Melampirkan ringkasan materi
sesuai dengan KD, SK dan Indikator
b) Melampirkan LKS/ teks wacana
sesuai dengan KD, SK dan Indikatot
c) Melampirkan instrumen 3
penilaian sebagaimana ditetapkan
pada poin
d) Menyiapkan alat peraga/ media
sekurang-kurangnya berbentuk
rancangan)
7 Kerapihan dan Kebersihan Rencana √ 3
Pembelajaran
a) Tulisan dapat dibaca dengan
mudah
b) Penggunaan kosa kata, bahasa
dan penulisan sesuai dengan EYD
c) Penataan tulisan atau gambar
propesional dam estetis
d) Rencana pembelajaran secara
umum memberikan kesan rapi dan
bersih
Jumlah 21
Rata-rata 3.0
Prosentase 75 %
Kriteria Penelitian :
SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator
B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator
C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator
K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator
Tabel diatas menunjukan bahwa secara keseluruhan kinerja
guru dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat dikatagorikan
cukup baik, akan tetapi masih terdapat aspek yang kurang terpenuhi
dan harus diperbaiki.
Tabel 4.4
Hasil Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Metode
Pembelajaran CTL Pembelajaran Siklus I
Skor
No Aspek Kemampuan Guru
1 2 3 4
Kemampuan membuka pelajaran
a. Mengucapkan salam dan berdoa √
b. Mengabsen siswa √
1. c. Mengondisikan siswa untuk √
melaksanakan pembelajaran
d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan √
pembelajaran
2. Kemampuan mengelola proses pembelajaran
√
a. Mengadakan penjelasan materi √
b. Menunjukan hal-hal yang penting
dengan materi pembelajaran √
c. Menjawab pertanyaan siswa dengan √
jelas
d. Mengadakan bimbingan selama situasi
pembelajaran
Keterampilan Menjelaskan
a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan √
5. b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan √
bahasa yang dimengerti siswa
Evaluasi
a. Menggunakan jenis penilaian yang
relevan dengan jenis yang dirancang dalam √
9 RPP
b. Menggunakan jenis penilaian sesuai √
dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar
Tabel 4.6
Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Intensitas Melakukan Keterampilan Rata-
Jenis Keterampilan
No Proses Tiap Aspek rata
Proses
I II II IV V Aspek
1. Diskusi 60% 70% 51% 50% 50% 56.1%
2. Mengajukan pertanyaan 60% 55.5% 55.1% 50.3% 50.3% 50.1%
3. Kerjasama 71.4% 57.1% 66.6% 66.6% 83.3% 60%
4. Berkomunikasi 22.1% 42.8% 40% 30% 30% 32.9%
5. Menyimpulkan 42.8% 28.5% 30% 22.6% 22.5% 30.8%
Menyimpulkan 42.2 50.6 47.3 48.6
53.3% 47.6%
keterampilan proses % % % %
Keterangan :
1. Keterangan Intensitas jumlah pelaku : diisi dengan jumlah siswa
yang aktif menunjukan kinerja x 100 % : jumlah anggota kelompok
2. Tentang Penilaian
- > 80%-100% = sangat baik
- > 60%-80% = baik
- > 50%-60% = Cukup
- > 25%-50% = Kurang
Dari tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa peningkatan
keterampilan proses siswa mulai terlihat dan terjadi peningkatan dari
keterampilan awal yang dimiliki siswa, yaitu mencapai nilai rata-rata
50.4 % dengan kategori cukup baik namun terdapat beberapa aspek
keterampilan proses siswa yang masih perlu ditingkatkan pada siklus
berikutnya, yaitu pada jenis keterampilan menyimpulkan, karena siswa
belum mampu menarik kesimpulan sendiri dari hasil diskusinya pada
pencemaran lingkungan sesuai dengan materi dan konsep yang
dipelajari, juga pada keterampilan mengkomunikasikan secara lisan,
selain karena daya dukung guru dalam memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengkomunikasikan hasil kegiatannya siswa juga
terlihat kurang memiliki inisiatif untuk mengkomunikasikan hasil
dikusinya. Selain jenis keterampilan berkomunikasi secara lisan.
Efektifitas penguasaan konsep siswa pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Nilai Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Anita 50 KKM=70
2. Ade Rika 60
Nilai terendah <70=10
3. Arif Iskandar 100
4. Ali 60 orang
5. Anisa 80 Nilai 70-100=10 orang
6. Embay 100
7. Epul 80
8. Fajar 50
9. Farid Maulana 80
10. Fitria R 100
11. Gia 70
12. Ima 60
13. Jajang 60
14. Kun Anisa 90
15. Lastri 60
16. Miftah Farid 70
17. Mila 100
18 Meyka 60
19. Odah 50
20. Reni 60
Jumlah 1440
Rata-rata 72
d) Pelaksanaan Tindakan
1) Perencanaan
Sebagaimana pada siklus I, perencanaan tindakan
pembelajaran siklus II dituangkan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat dengan merujuk
kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain
tetap berorientasi karakteristik pendidikk Sains terutama aspek
keterampilan proses dan langkah-langkah metode pembelajaran
Kooperatif teknik Numbered Heads Together. Aspek keterampilan
proses yang akan ditingkatkan pada siklus II, yaitu aspek
mengkomunikasikan secara lisan, dan keterampilan
menyimpulkan. Selain itu RPP juga dilengkapi dengan instrumen
observasi dan evaluasi yang berhubungan dengan kinerja guru dan
siswa dalam pembelajaran.
Adapun rencana khusus yang dirancang oleh guru untuk
meningkatakan keterampilan proses siswa dan efektifitas
pembelajaran Sains yang akan dilakukan melalui hal-hal berikut:
(a) Merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan lebih
menarik agar siswa lebih termitivasi dalam proses
pembelajaran
(b) Memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang
mampu bekerja dengan baik selama proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan keterampilan proses guru merencanakan
hal berikut :
a) Pada kegiatan awal, keterampilan proses menyimpulkan
dikembangkan dengan mengungkap kemampuan siswa
menyimpulkan pencemaran lingkungan yang telah
direncanakan pada siklus I. Pada kegiatan inti keterampilan
proses menyipulkan dilakukan siswa melalui dua cara yaitu
lisan dan tulisan, setelah melalui diskusi, siswa diminta
menarik kesimpulan terhadap pencemaran lingkungan menurut
pendapatnya atau konsepnya masing-masing. Secara tulisan
siswa menarik kesimpulan dari diskusi yang dituntun dengan
langkah-langkah pernyataan pada LKS.
b) Dalam aspek mengkomunikasikan, setiap kelompok
ditugaskan mengkomunikasikan hasil kegiatannya setelah
melakukan diskusi dengan memberikan kesempatan kepada
tiap kelompok yang akan mengkomunikasikan secara lisa
terlebih dahulu.
2) Tindakan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Pada pembelajaran siklus II guru (peneliti) mengawali
pembelajaran dengan memperisiapkan buku pelajaran, alat peraga
dan lembar pengamatan kerjasama kelompok siswa. Kemudian
mengondisikan siswa pada keadaan siap belajara dengan
membereskan posisi duduk siswa daan pada kegiatan awal guru
melakukan apersepsi dengan meminta siswa menyebutkan
klembali sistem pernapasan manusia yang dipelajari pada siklus I
yaitu dengan pertanyaan : “anak-anak, dari hasil diskusi kalian
pada minggu kemarin, coba sebutkan salah satu contoh
pencemaran lingkungan?”.
Respon siswa terhadap pertanyaan guru cukup antusias
banyak siswa yang berani mengungkapkan jawabannya ada juga
yang bertanya mengenai hal yang belum dimengerti sehingga siswa
dapat termotivasi untuk belajar.
b. Kegiatan inti
Garis kegiatan guru pada pembelajaran siklus II adalah
sebagai berikut:
1. Guru membagikan LKS untuk
aktivitas siswa melakukan keterampilanproses, selain itu guru
menjelaskan kriteria penilaian yang akan dinilai untuk
disepakati bersama sehingga siswa mempunyai acuan yang
jelas dalam mengerjakan tugas.
2. siswa melakukan diskusi dengan
kelompoknya masing-masing.
3. Guru membimbing siswa
melakukan diskusi tentang pencernaan lingkungan.
4. Siswa menjawab pertanyaan pada
LKS dan menarik kesimpulan dari setiap hasil diskusinya.
5. Setelah selesai berdiskusi, guru
memberikan memanggil nomor siswa dari sekelompok yang
akan tampil terlebih dahulu.
6. Siswa mengkomunikasika hasil
kegiatan kelompoknya dengan pendapat daan kesimpulan
masing-masing kelompok.
7. Setelah mengkomunikasikan hasil
diskusi guru melakukan tanya jawab dengan siswa tenang hasil
kegiatan diskusi. Siiswa yang bertanya cukup baik dengan
beberapa siswa berani mengacungkan tangan dan mengajukan
pertanyaan, dan respon siswa yang paling sering adalah
menjawab pertanyaan. Guru memberikan penghargaan kepada
siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan baik. Guru dan
siswa melakukan pembahasan dengan memberikan pemantap
konsep tentang pencemaran lingkungan.
c. Kegiatan akhir
Guru menugaskan siswa merapihkan alat percobaan dan
pembelajaran siklus II diakhiri dengan memberikan test akhir pada
siswa secara individu untuk memperolrh data penguasaan konsep
siswa pada siklus II
3) Hasil Observasi
a. Kemampuan guru menyusun RPP
Kemampuan guru menyusun RPP ditujukan pada label sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi kemampuan Guru menyusun RPP Siklus II
Nilai Ket.
No. Aspek Yang Diamati
SB B C K
1. Aspek Kurikulum √
a. Mencantumkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Jumlah Standar kompetensi
sesuai dengan alokasi waktu.
4
c. Jumlah kompetensi dasar sesuai
dengan alokasi waktu.
d. Jumlah Indikator Hasil belajar
sesuai dengan alokasi waktu.
2. Bahan Pembelajaran √
a. Mencantumkan materi
pembelajaran yang mengandung
SK,KD dan indikator hasil belajar.
b. Bahan pembelajaran tersusun
secara sistemasis, logis, dan
proposional. 4
c. bahan pembelajaran sesuai
dengantingkat perkembangan psikis
dan fisik siswa.
d. menyiapkan materi
pembentukan sikap dan prilaku.
3. Strategi Pembelajaran √
a. Menetapkan langtkah
pembelajaran sesuai dengan
indikator.
b. Mengorganisir pembelajaran
aktif, kreatif, elaboratif,
menyenangkan dan bermakna.
4
c. Alokasi waktu untuk langkah-
langkah pembelajaran realistis dan
proporsional.
d. Merancang dengan tepat
penataan kelas dan pengorganisasia
siswa.
5. Evaluasi √
a. Mencantumkan minimal 2 dari 4jenis
penilaian.
b. Menetapkan prosedur, bentuk, jenis,
alat,kunci jawaban dan skala
penilaian.
3
c. Alokasi waktu dan pelaksanaan
penilaian dirancang secara
proporsional.
d. Instrumen dan jenis penilaian sesuai
dengan KD dan indikator.
6. Lampiran √ 4
a. Melampirkan Ringkasan Materi
Sesuai Dengan KD,SK Dan
Indikator.
b. Melampirkan LKS / Teks Wacana
Sesuai Dengan KD,SK Dan Indikator
c. Melampirkan Instrumen Penilaian
Sebagaimana Ditetapkan Pada Poin.
d. Menyiapkan Alat Peraga/Media
(sekurang-kurangnya berbentuk
rancangan)
7 Kerapihan dan keberhasilan √
Rencana Kerja
a. Tulisan dapat dibaca dengan
mudah
b. Pengguna kosa kata, bahasa, dan
penulisan sesuai dengan kaidah
EYD
c. Penataan tulisan atau gambar
propesional dan estesis
d. Rencana pembelajaran secara
umum memberikan kesan rapi dan
bersih
Jumlah 26
Rata-rata 3.7
Prosentase 92.5%
Kriteria Penelitian :
SB = Ssangat baik (4) Apabila memenuhi empat indikator
B = Baik (3) Apabila hanya memenuhi tiga indikator
C = Cukup (2) Apabila hanya memenuhi dua indikator
K = Kurang (1) Apabila hanya memenuhi satu indikator
Skor
No Aspek Kemampuan Guru
1 2 3 4
Kemampuan membuka pelajaran
a. Mengucapkan salam dan berdoa
b. Mengabsen siswa
1. c. Mengondisikan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran
d. Memotifasi siswa untuk melaksanakan
pembelajaran
5. Keterampilan Menjelaskan
a. Kejelasan menggunkan bahasa lisan
b. Menggunakan contoh ilustrasi dengan
bahasa yang dimengerti siswa
Evaluasi
a. Menggunakan jenis penilaian yang
relevan dengan jenis yang dirancang dalam
9 RPP
b. Menggunakan jenis penilaian sesuai
dengan SK, KD, dan Indikator hasil belajar
Jumlah 128
Rata-rata 3.2
Prosentase 80 %
Keterangan : 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang)
Berdasarkan data pada tabel 4.10 diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
dalam mengelola pembelajaran hampir memadai, yaitu memperoleh skor rata-rata
3.2.
Tabel 4.11
Kinerja Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa
Pembelajaran Siklus II
Dari tabel 4.13 diatas, diketahui 18 siswa pada siklus I telah mencapai nilai
penguasaan konsep sistem pencemaran lingkungan lebih dari batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (70). Sedangkan nilai rata-rata kelas 80 lebih besar dari
nilai rata-rata pada siklus I. Ini berarti bahwa penerapan metode pembelajaran
Kooperatif teknik Numbered Heads Together untuk meningkatkan
keterampilan proses telah dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa
memahami konsep pencemaran lingkunga. Meskipun demikian, walaupun
modus pencapaian nilai adalah 100, namu masih ada 2 orang siswa yang
masih belum mencapai batas minimal keberhasilan.
(grafik)
Peningkatan kemapuan guru dalam membuat ranpel dicapai pada siklus II,
lebih baik dari pada siklus I.
2. Kinerja Guru Dalam Mengelola
Pembelajaran
Hasil yang diperoleh dari masing-masing siklus dapat dilihat
perbandingannya pada grafik dibawah ini :
(grafik)
Tabel 4.14
Peningkatan Keterampilan Proses Siswa Pada Pembelajaran Siklus I dan
Siklus II
Perolehan Siklus
No Jenis Keterampilan Proses Peningkatan
I II
1. Diskusi 56,1 % 57,1 % 1%
2. Mengajukan Pertanyaan 50,1 % 51,3 % 0,98 %
3. Kerjasama 69 % 73,2 % 4.2 %
4. Berkomunikasi 32,1 % 64,4 % 23,3 %
5. Menyimpulkan 30,8 % 65,1 % 34,3 %
Rata-rata 47,6 % 61,4% 13,8%
(Grafik)
Berdasarkan keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran Kooperatif teknik Numberen Heads Together dapat
meningkatkan keterampilan siswa, alat peraga dan lember kerja siswa pada
setiap siklus tindakan telah berpengaruh positif pada hasil belajar
penguasaan konsep dan kinerja keterampilan proses siswa pada
pembelajaran konsep pencemaran lingkungan dikelas IV SDN 2
Tanjungsari.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan dilapangan selam penelitian
tentang penggunaan metode pembelajaran CTL dikelas IV SDN 2
Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru
berorientasi pada kurikulum KTSP. Selain itu juga mengacu pada konsep-
konsep perbaikan pada siklus I, setelah direfleksi yang dilakukan oleh
peneliti dan mitra peneliti (guru kelas IV).
2. Pelaksanaan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan, hal itu karena refleksi dari siklus I tentang kelemahan-
kelemahan yang terjadi disiklus I benar-benar diperhatikan dan diperbaiki
dalam proses kegiatan berikutnya, sehingga hasilnya menjadi efektif
dengan hasil memadai.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siklus I dan siklus II yaitu
dari 50% menjadi 99%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan kualitas dalam
proses pembelajran sains dikelas IV SDN 2 Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa,
Kabupaten Ciami, penelitimenyarankan beberapa hal untuk dijadikan
alternatif dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Dalam penilaian yang dilakukan guru jangan menggunakan tes
obyektif dan subyektif sehingga membuat siswa lebih fasif daei kreatif.
2. Guru harus pandai dalam mengelola pembelajaran, keterlibatan
antara guru dan siswa dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam
menguasai suatu konsep dalam pembelajaran.
3. Proses penilaian yang dilakukan guru jangan hanya mampu
menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik, namun harus
mampu mengungkap hasil belajar siswa dari aspek sikap dan kinerja siswa
secara aktual.
4. Dalam proses kegiatan pembelajaran, guru jangan hanya
menggunakan metode jeramah. Banyak metode dan media yang dapat
digunakan sebagai alat peraga untuk membantu dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
5. Guru harus pandai membuat tugas-tugas pembelajaran dengan
menarik sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dan enggan untuk
melaksanakan tugas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA