Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah Paper “Bahan Isolasi Cair” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah
banyak membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada
Bapak Ir. Ketut Wijaya M. Erg selaku dosen Mata Kuliah Bahan Listrik Jurusan
Teknik Elektro dan juga berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahan
Listrik dan memberikan pengetahuan mengenai bahan isolasi cair. Kami
menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami
sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat
membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan makalah berikutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah .............................................................................. 2
1.6 Sistematika Pembahasan .................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Umum ............................................................................. 4
2.2 Tingkat Ketahanan Isolasi .............................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Bahan Isolasi Cair ................................................................................... 6
3.2 Minyak Transformator ............................................................................ 7
3.3 Proses Pemurnian Minyak Transformator................................................ 11
3.3.1 Pemanasan .................................................................................... 11
3.3.2 Penyaringan .................................................................................. 12
3.3.3 Pemusingan................................................................................... 13
3.3.4 Regenerasi..................................................................................... 14
3.4 Bahan-Bahan Isolasi Cair Lain................................................................ 16
3.5 Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair ......................................................... 18
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ........................................................................................... 20
4.2 Saran-saran ....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang gambaran umum isi tulisan, mulai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
batasan masalah yang akan dibahas dan sistematika penulisan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini yang berisikan kesimpulan dari uraian pembahasan dan saran-
saran yang menghubungkan dengan pembahasan sebelumnya.
3
BAB II
DASAR TEORI
5
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan isolator berserat mudah sekali kita dapatkan, karena bahan isolator
berserat merupakan bahan –bahan dari alam. Bahan-bahan tersebut diambil dari
alam, kemudian diproses dan dijadikan bahan isolator.
Berikut adalah bahan yang termasuk bahan isolator berserat.
3.2.1 Kayu
Pada tahun-tahun yang silam, kayu banyak digunakan sebagai isolasi sejak
perkembangan teknik listrik misalnya untuk tiang listrik, karena terdapat dimana-
mana dan harganya murah. Sekarang kayu banyak terdesak oleh besi, beton, dan
bahan sintetis. Kelebihan kayu adalah kekuatan mekanisnya cukup tinggi
tergantung dari macam dan kerasnya kayu dan tidak terlalu berat. Kekuatan
tariknya berkisar antara 700 hingga 1300 kg/cm2, massa jenisnya berkisar antara
0,5 hingga 1 gr/cm2, tetapi kelemahannya adalah menyerap air, dapat rusak karena
hama dan penyakit serangga sehingga mudah rapuh. Supaya daya tahan lama,
maka kayu harus diawetkan atau diimpregnansi lebih dahulu.
Cara mengimpregnansi kayu sebagai berikut :
Bahan untuk mengimpregnansi antara lain minyak cat, minyak vernis yang
dipanaskan hingga 120o hingga 130oC denga kayu yang diimpregnansi
dimasukkan kedalamnya. Selanjutnya didinginkan hingga suhu 60oC dan kayu
dikeluarkan dari minyak. Kayu yang sudah dikeluarkan dari minyak selanjutnya
dikeringkan dalam oven dengan suhu 110o hingga 130oC. Jika dilakukan dengan
cat, impregnansi tanpa dilakukan pemanasan selama 5 hingga 8 jam pada suhu
135oC. Kayu yang telah diimpregnansi bertambah beratnya 70 hingga 80% di
samping kekuatannya bertambah. Jika yang digunakan mengimpregnansi adalah
vernis bakelit dengan kandungan alkohol 50%, benda yang sudah diimpregnansi
harus dikeringkan pada suku 110o hingga 130oC, kemudian dicelupkan lagi ke
dalam bahan pengimpregnansi dan selanjutnya dikeringkan lagi dengan suhu 130o
hingga 135oC.
Kayu yang akan digunakan sebagai isolator selain diimpregnansi juga perlu diberi
antiseptik agar tahan terhadap peluruhan dan dilapisi dengan antipirin agar tidak
mudah terbakar.
3.2.2 Kertas
Kertas atau karton merupakan bahan berserat yang seratnya pendek, kertas
dan karton pada dasarnya adalah selulosa (C6H10O5) atau asetat, dimana bahan ini
7
adalah zat sel tumbuh-tumbuhan yang terdapat antara kulit dan batangnya.
Selulosa ini berserat, fleksibel, lunak dan menyerap air, sedangkan bahan pembuat
kertasnya diambil dari kayu, merang, rami, majun (sisa bahan tekstil), dan lain-
lain. Kertas yang terlalu kering atau lembab, kekuatan isolasinya berkurang
karena kertas sangat menyerap cairan, sehingga untuk mengatasinya kertas
dilapisi lak isolasi. Penggunaan kertas untuk isolasi selain sebagai pembalut lilitan
kawat dan kumparan, juga untuk isolasi kabel dan kondensator kertas. Untuk
memenuhi tebal yang diharapkan kertas dibuat berlapis-lapis. Kertas yang
digunakan untuk bahan isolasi selulosa digodok dengan senyawa alkali. Sifat dari
selulosa alkali dibanding dengan kertas biasa adalah secara mekanis lebih kuat
dan lebih tahan terhadap panas.
Pemakaian kertas atau karton untuk bahan isolasi listrik antara lain sebagai :
- Bahan isolasi kabel
- Kertas telepon
- Penyaring minyak transformator
- Kertas kapasitor (dielektrik)
Adapula jenis kertas yang lain yaitu kertas mika. Kertas ini dibuat dari serat katun
atau jenis lain dari substansi tumbuhan serat panjang.
Kekuatan tarik kertas ini kearanh memanjang lebih besar daripada kearah
melebar. Banyak digunakan untuk memperkuat pita kertas dengan cara
mengelemkannya.Kertas mika juga diperkuat dengan vernis.
3.2.3 Prespan
Prespan juga sebetulnya kertas, karena bahan dasarnya sama hanya berbeda sifat-
sifatnya saja. Dibandingkan dengan kertas, prespan lebih padat sehingga kurang
menyerap air. Padat karena pembuatannya ditekan dengan tegangan tinggi
sehingga lebih keras dan lebih kuat, tetapi dapat dibengkokan dengan tidak retak-
retak sehingga baik sekali untuk penyekat alur stator atau rotor mes in listrik, juga
pada transformator sebagai penyekat lilitan dan kawatnya. Prespan ini di pasaran
berbentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran tebal antara 0,1 sampai 5 mm,
8
warnanya kekuning-kuningan, coklat muda atau abu. Karena daya menyerap air
masih ada, maka dalam pelaksanaannya selalu masih perlu dilapisi lak penyekat.
3.2.4 Benang
Benang merupakan hasil pemintalan pertama dari sebuah kapas yang berserat
cukup panjang, setelah biji-bijinya yang menempel dipisahkan terlebih dahulu.
Dari kumpulan benang ini dapat dibuat tali, pita, dan kain tenun, yang selanjutnya
disebut dengan tekstil. Dalam bidang kelistrikan banyak digunakan sebagai
penyekat kawat. Pemakaian benang banyak dipakai untuk penyekat kawat halus
yang digunakan dalam pembuatan pesawat-pesawat cermat seperti pengukuran
listrik. Sekarang banyak digunakan benang sintetis dari bahan plastik, gelas, dan
sebagainya karena lebih kuat dan tahan panas.
9
ini, yaitu kekuatan mekanis, elastisitas, dan ketahanan terhadap panas yang tinggi,
higroskopisitas rendah, den lebuh stabil terhadap pengaruh kimia.
Serat sintetis yang paling penting diantaranya adalah serat poliamid (yaitu
nilon, kapron, silon, dederon), serat poliester (yaitu lavsan, terilin, tetron, dakron),
serat-serat yang dibuat dari polistrin, pvc atau politetrafluoroethilen. Berikut ini
adalah tabel perbandingan antara lavsan, kapron, dan sutera.
Sifat-sifat utama Lavsan Kapron Sutera alam
1. Panjang pemutusan dalam keadaan
kering (km) 40 – 50 40 – 50 32 – 36
2. Pengurangan kekuatan mekanis dalam
keadaan basah (%) 0 10 15
3. Pengurangan kekuatan mekanis setelah
3 jam pada suhu 190oC (%) 1 48 53
4. Pemuluran dalam keadaan kering (%) 20 – 25 20 – 25 17 – 18
5. Massa jenis (g/cm3) 1,38 1,14 1,37
6. Persentase kelembaban pada
kelembaban relatif 65% 0,5 3,4 – 4 11
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kapron lebih ekonomis daripada sutera alam,
karena kapron lebih tipis, lebih ringan dibanding sutera alam.
Suatu hal yang perlu diperhatikan pada bahan berserat yaitu panjang
pemutusan (rupture-length). Panjang pemutusan adalah panjang rentangan suatu
bahan yang menyebabkan bahan tersebut patah atau putus secara mendadak
disebabkan oleh berat benda itu sendiri.
Besarnya panjang pemutusan adalah :
Ps f
L
1000
L = panjang pemutus (m)
Ps = kuat tarik pemutus (gr)
f = faktor
10
Besarnya faktor (f) merupakan perbandingan panjang bahan terhadap beratnya,
persamaannya adalah :
l
f
G
l = panjang bahan (m)
G = berat bahan (gr)
Di beberapa negara ketebalan sutera dan bahan-bahan sintetis dinyatakan dengan
Titer, yaitu berat bahan-bahan sintetis delam gram setiap panjang bahan 9000
meter. Dengan demikian hubungan Titer (T) dengan faktor (f) adalah :
f T 9000
Dari sini tampak bahwa makin besar Titer suatu bahan , maka makin tebal bahan
tersebut. Diantara bahan-bahan yang digunakan pada teknik listrik adalah sebagai
berikut.
Nama Bahan Tebal (mm)
A. Katun :
1. Chifton 0,15
2. Cambric 0,12
3. Cambric muslin dan calico kasar 0,4
B. Sutera :
1. Florentin 0,08
2. Flourard 0,07
C. Pita Katun :
1. Plester 0,45 0,02
2. Calico 0,22 0,02
3. Cambric 0,12 0,01
11
Kristolin atau serpentin dengan komposisi kimia 3MgO∙2SiO2∙2H2O adalah jenis
asbes yang paling umum digunakan sebagai bahan isolasi.
Asbes dapat diperoleh dari batu-batuan yang merupakan jalur kecil yang
terdiri atas kumpulan serat yang paralel satu sama lain.Panjang serat-serat tersebut
tergantung ukuran jalurnya yang berkisar antara satu hingga beberapa sentimeter.
Makin panjang serat suatu asbeb, makin tinggi mutunya dan makin mahal
harganya.
Pada suhu 300o hingga 400oC, asbes dianggap tidak terjadi perubahan,
tetapi pada suhu yang lebih tinggi lagi kandungan airnya akan hilang dan
kekuatan mekanisnya akan menurun.
Hal yang menyebabkan asbes tahan terhadap suhu tinggi adalah karena
pori-porinya mudah dimasuki udara sehingga konduktivitas panasnya rendah.
Asbes akan meleleh pada suhu 1150o. Bahan-bahan asbes tidak digunakan di atas
1000 volt karena kemampuan isolasinya jelek.
12
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan isolai cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik.
Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator,
pemutus beban, rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai
pemisah antara bagian yang bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai
pendingin. Persyaratan agar bahan cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi
adalah mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi
(Muhaimin, 1991).
Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut:
1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut
hukum Paschen.
2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara
serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi.
3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi
pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah
mudah terkontaminasi.
Adapun sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai
isolasi adalah:
1. Withstand Breakdown
Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan
listrik (electric stress ) yang tinggi.
2. Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena
merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas
kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidakbergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada
frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan
bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang
mikro.
3. Faktor daya
Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi
akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat
sejumlah rugi-rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi-rugi daya
merupakan parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak
transformator murni memiliki faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada
20 oC dan 10-3 pada 90 oC pada frekuensi 50 Hz.
4. Resistivitas
Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih
besar dari 109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan
untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau lebih.
(www.elektroindonesia.com, 2009).
7
1. Kekuatan isolasi tinggi
2. Penyalur panas yang baik memiliki berat jenis yang kecil, sehingga partikel-
partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
5. Tidak merusak bahan isolasi padat
6. Sifat kimia yang stabil (www.elektroindonesia.com, 2007).
Sebagai bahan isolasi, minyak transfomator harus mempunyai tegangan
tembus yang tinggi. Pengujian tegangan tembus minyak transformator dapat
dilakukan dengan mengunakan peralatan seperti ditunjukan pada gambar 4.1.
8
Tabel 4.1 Tegangan tembus standar minyak transformator
9
pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang
disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka
sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan
tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke
molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik
isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian
(impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat
menurunkan tegangan tembus (www.elektroindonesia.com, 2009).
Ketahanan listrik transformator dapat menurun karena pengaruh asam dan
dapat pula karena kandungan air. Keasaman minyak transformator dapat
dinetralisir dengan menggunakan potas hidroksida (KOH). Sedangkan kandungan
air di dalam minyak transformator dapat dihilangkan dengan memakai bahan
higroskopis yaitu silikagel.
Kegunaan minyak trafo adalah selain untuk bahan isolasi juga sebagai
media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin.
Agar minyak trafo berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus sesuai dengan
standar kebutuhan ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Standard Minyak sebagai isolasi pada transformator
10
3.3 Proses Pemurnian Minyak Transformator
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya : kertas,
kayu, tekstil), damar dan yang lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian
minyak transformator. Bentuk dari pengotoran dapat bermacam-macam yaitu
meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang digunakan di dalam transformator,
partikel-partikel yang mengapung pada minyak, partikel-partikel yang mengendap
didasar tangki, pada belitan atau pada intinya. Dengan adanya pengotoran maka
tegangan tembus minyak akan menurun dan ini berarti mengurangi atau
menurunnya umur pemakaian minyak. Akhir-akhir ini usaha memperlambat
terjadinya penurunan dengan tegangan tembus minyak transformator untuk
pemakaian pada transformator yang bertegangan kerja tinggi dan dayanya besar,
ruangan yang terdapat di atas permukaan minyak diisi dengan gas murni (biasanya
nitrogen).
Cara lain untuk memperpanjang umur minyak transformator adalah dengan
mencampurkan senyawa tertentu antara lain paraoksi diphenilamin. Senyawa
tersebut dimasukkan ke dalam minyak transformator yang telah dipanasi 80o
hingga 85oC. Campuran tersebut kosentrasinya dibuat 0,1% dan selanjutnya
didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa paraoksi
diphenilamin akan berwarna kemerah-merahan (Muhaimin, 1991).
3.3.1 Pemanasan
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada
perangkat khusus yang disebut penggodok minyak (oil boiler). Air yang ada
dalam minyak akan menguap karena titik didih minyak lebih tinggi dari pada titik
didih air.
Cara ini dianggap sebagai cara yang paling sederhana dalam hal pemurnian
minyak transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya :
fiber, jelaga akan tetapi tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut
mendekati titik penguapan minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang.
Namun hal ini dapat diatasi dengan cara memanaskan minyak di tempat yang
11
pakem atau boiler minyak hampa udara (vacum oil boiler), sehingga air akan
menguap pada suhu yang relatif rendah. Alat ini dipakai dengan minyak yang
dipanaskan dalam bejana udara sempit (air tight vessel) dimana udara
dipindahkan bersama dengan air yang menguap dari minyak. Air mendidih pada
suhu rendah dalam ruang hampa oleh sebab itu menguap lebih cepat ketika
minyak dididihkan dalam alat ini pada suhu yang relatif rendah. Namun demikian
pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak. Sebagai
pengembangannya pemurnian minyak dengan udara pakem seperti gambar
berikut.
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang
tercemar. Untuk mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang
terkandung dalam minyak transformator diserap dengan kertas higroskopis.
Dengan cara ini baik air maupun patikel-partikel tercemar lainnya akan tersaring
sekaligus.
Filter ini sangat efesien memindahkan pengotor padat dan uap dari minyak
yang merupakan kelebihan dari pada alat sentrifugal. Walaupun cara ini sederhana
dan lebih mudah untuk dilakukan, keluaran yang dihasilkan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan alat sentrifugal yang menggunakan kapasitas motor
penggerak yang sama. Filter press ini cocok digunakan untuk memisahkan minyak
dalam circuit breaker (CB), yang biasanya tercemari oleh partikel jelaga (arang)
yang kecil dan sulit dipisahkan dengan menggunakan alat sentrifugal.Untuk
menambah output mesin penyaring, minyak dipanasi 40o hingga 45oC sehingga
12
viskositas minyak menurun dan dengan demikian makin memudahkan
penyaringan.
Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau
penyaring dengan tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring dilakukan
selama 4 jam, tetapi bila minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan
setiap 0,5 hinga 1 jam (Muhaimin, 1991).
3.3.3 Pemusingan
13
Gambar 4.3 Silinder Sentrifugal
(Sumber: Muhaimin, 1993)
Silinder sentrifugal dapat diatur dengan 2 cara yaitu:
1. Untuk pemisahan, yaitu jika diinginkan untuk memisahkan pencemar
misalnya karbon, fiber dan lumpur yang biasanya kuantitasnya kecil.
Pencemar yang telah terpisahkan akan terkumpul dikotak-lumpur (mud-box)
pada silinder. Karena itu pengoperasian silinder sentrifugal harus
dihentikanpada saat-saat tertentu untuk membersihkan kotak tersebut.
2. Untuk pemurnian, yaitu jika diperlukan untuk memisahkan pencemar minyak
dalam jumlah besar, khususnya air. Dalam hal ini air akan dikeluarkan secara
terus melalui pipa khusus.
Dari 2 cara tersebut di atas, output proses pemisahan ternyata lebih besar yaitu
kurang-lebih 25% dari output pemurnian.
3.3.4 Regenerasi
14
Absorben adalah substansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan
oleh pemakaian dan kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan
absorben dapat lebih baik hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah
dengan H 2 SO4 . Selanjutnya jika terjadi kelebihan asam dapat dinetralisir dengan
kalium hidroksida (KOH) dan kemudian minyaknya dicuci dengan air yang
dialirkan, ditambah dengan absorben dan kemudian disaring.
15
dikeringkan terlebih dahulu. Absorben yang lebih mahal misalnya: silikagel dan
alumina memungkinkan digunakan untuk beberapa kali regenerasi.
Penggunaan kembali absorben tanah liat yang diaktifkan tersebut adalah dengan
dipanaskan untuk menghilangkan minyak yang diserap dan produk-produk lain
yang terjadi selama pemakaian.
Tetapi hal ini tidak banyak dilakukan karena harga tanah liat baru jauh lebih
rendah dibandingkan kalau mengaktifkan kembali (reactivation). Regenerasi
minyak transformator dapat dilakukan secara terus-menerus pada waktu
transformator sedang bekerja yaitu menggunakan thermal siphon filter yang
dihubungkan pada tangki transformator seperti ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4.4 Thermal siphon filter yang terhubung pada tangki transformator
(Sumber:Muhaimin,1993)
Penyaringannya diisi dengan absorben yang jumlahnya ± 1% dari berat
minyak di dalam tangki. Dengan demiikian maka kapasitas filter tersebut
tergantung pada ukuran tangki. Karena perbedaan suhu pada bagian atas dan
bawah transformator, maka terjadilah sirkulasi minyak transformator secara alami.
Dengan demikian maka proses regenerasi minyak berlangsung terus-menerus
sehingga kualitas minyak dapat selalu dipertahankan (Muhaimin, 1991).
16
berbeda. Sebagai contoh, minyak untuk kabel yang berisolasi kertas, dibuat lebih
kental daripada minyak transformator.
Di samping itu terdapat pula bahan isolasi kabel yang diimpregnasi dengan
minyak yang kekentalannya rendah dengan pemurnian yang tinggi yaitu kabel
untuk tegangan ekstra tinggi yang diisi minyak.
Kapasitor-kapasitor kertas diisi dengan minyak yang sangat kental yaitu
vaselin yang mempunyai titik pemadaman di antara 30 hingga 50 C,
permitivitas relatif 2,2 dan tan pada 1 kHz tidak lebih dari 0,0002.
Di samping bahan-bahan tersebut diatas, didapat pula isolasi cair sintesis
yang juga digunakan pada teknik listrik. Isolasi cair isntetis yang banyak
digunakan adalah cairan yang berisi Chloor (hidrokarbon seperti difenil C10 H 12 )
dimana 3 sampai 5 atom Hidrogen diganti dengan atom Chloor. Bahan-bahan ini
diantaranya adalah: Sovol, Askarel, Araclor, Pyralen, Shibanol.
Sovol adalah cairan yang agak kental, tidak berwarna. Massa jenisnya jauh
lebih besar dari minyak transformator yaitu 1,5 g / cm 3 . Tegangan tembus Sovol
kurang lebih sama dengan minyak transformator yaitu ± 20 kV/cm, sedangkan
permitivitasnya lebih tinggi. Bahan Sovol ditambahkan sedikit dengan
Trichlorobenzena ( C8 H 3 CL3 ) untuk mengurangi kekentalannya diperoleh bahan
baru dengan nama Sovtol.
17
dielektrik kecil, higroskopisnya dapat diabaikan dan resistivitas panasnya relatif
tinggi. Massa jenisnya ± 1 g / cm 3 , permitivitas relatifnya 2,5 tan 0,0002 pada
1000 Hz, titik nyala tidak kurang dari 145C , titik beku lebih rendah dari -60oC
(Muhaimin, 1991).
18
c. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat
Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya
butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi
kegagalan
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pengisolasi dan sebagai
pendingin. Contoh isolasi cair yang lazim digunakan adalah minyak
transformator.
2. Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan
pemurnian minyak mentah. Proses pemurnian minyak transformator dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
a) Pemanasan
b) Penyaringan
c) Pemusingan
d) Regenerasi
3. Terdapat beberapa contoh bahan isolasi cair lainnya seperti Sovol, Askarel,
Araclor, Pyralen, Shibanol.
4.2 Saran
Bahan isolasi cair merupakan salah satu bahan listrik yang sering
digunakan oleh masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat mulai sekarang ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai
bahan isolasi cair dan melestarikan bahan-bahan anorganik maupun organik
sebagai bahan dasar pembuat bahan isolasi cair ini.
DAFTAR PUSTAKA