Professional Documents
Culture Documents
(BANAH LISTRIK)
(TE2212)
Oleh :
Kelompok 9
JIMBARAN-BALI
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena
atas berkat dan rahmatnya, tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya .
Tugas makalah ini merupakan perwujudan usaha saya untuk senantiasa
menambah wawasan. Dalam pelaksaan ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang tidak mungkin disebut satu persatu. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
membantu pelaksanaan penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga penulis tidak menutup diri untuk menerima kritik dan
sarandari pembaca, pada akhir kata, besar harapan penulisan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 1
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2
1.5 Batasan Masalah..................................................................................... 2
1.6 Sistematika Pembahasan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Sifat Dasar Penghantar .......................................................................... 3
2.2 Aluminium ............................................................................................ 5
2.3 Tembaga ............................................................................................... 7
2.4 Baja....................................................................................................... 9
2.5 Wolfram................................................................................................ 10
2.6 Molibdenum.......................................................................................... 10
2.7 Platina ................................................................................................... 11
2.8 Air Raksa ............................................................................................. 11
2.9 Bahan-Bahan resistivitas Tinggi ............................................................ 12
2.10 Timah Hitam ......................................................................................... 15
2.11 Bimetal.................................................................................................. 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 18
3.1 Simpulan ................................................................................................ 18
3.2 Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 19
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel
2.1 Nilai Tahanan Jenis, Berat Jenis, dan Titik Cair Bahan............................ 4
2.2 Penandaan Paduan aluminium................................................................. 6
2.3 Konstanta Bahan Penghantar................................................................... 11
2.4 Bahan Resistivitas Tinggi........................................................................ 12
2.5 jenis-jenis sikat karbon............................................................................ 15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Merupakan tugas pendahuluan dari mata kuliah bahan listrik.
2. Dapat memahami bahan-bahan penghantar dan mampu menerapkannya.
3. Dapat mengetahui sifat-sifat dari macam-macam penghantar.
1
4. Dapat memilih bahan penghantar yang baik.
1.4 Manfaat
Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi
pangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui dan memahami penghantar
listrik secara mendalam serta memilih bahan penghantar yang baik untuk
digunakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berapa sifat penting yang dimiliki penghantar ialah : tahanan jenis listrik,
koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan
timbulnya daya elektro-motoris termo.
dimana R : besar tahanan salam satuan ohm, l : panjang kawat dalam satuan
meter, q : penampang kawat dalam satuan mm2, dan ρ(rho) : tahanan jenis
R = R0 { 1 + (t – t0) }
dengan Ro : besar tahanan awal (ohm), R : besar tahanan akhir (ohm), to : suhu
awal (0C), t : suhu akhir (0C), dan : koefiien suhu tahanan. Nilai tahanan jenis,
berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada table 2.1
3
Nama Bahan Tahanan Jenis Berat Jenis Titik Cair
Perak 0,016 10,5 960
Tembaga 0,0175 8,9 1083
Cobalt 0,022 8,42 1480
Emas 0,022 19,3 1063
Aluminium 0,03 2,56 660
Molibdin 0,05 10,2 2620
Wolfram 0,05 19,1 3400
Seng 0,06 7,1 420
Kuningan 0,07 8,7 1000
Nikel 0,079 8,9 1455
Platina 0,1 21,5 1774
Nikeline 0,12
Timah putih 0,12 7,3 232
Baja 0,13 7,8 1535
Vanadium 0,13 5,5 1720
Bismuth 0,2 9,85 271
Mangan 0,21 7,4 1260
Timbel 0,22 11,35 330
Duraluminium 0,48 2,8
Manganin 0,48
Konstanta 0,5 8,9
Air raksa 0,958 13,56 – 38,9
Tabel 2.1 Nilai Tahanan Jenis, Berat Jenis, dan Titik Cair Bahan
4
c. Daya Hantar Panas
Daya hantar panas ini menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan
bahan tiap satuan waktu dalam satuan kkal/m.jam, derajat. Pada umumnya logam
mempunyai daya hantar panas yang tinggi sedangkan pada bahan-bahan bukan
logam rendah.
2.2 Aluminium
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, -nya 1,4. 10-5,
titik leleh 6580C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35
m/ohm.mm2 atau kira-kira 61, 4 % daya hantar tembaga. Aluminium murni
dibentuik karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2. Untuk itu jika
aluminium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu
5
diperkuat dengan baja atau paduan aluminium. Penggunaan yang demikian mis
alnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR
(Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi penghantar dari aluminium
dan baja dapat dilihat pada gambar 2.1.
Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar, dan karena alasan
tertentu misalnya ekonomi, maka dibuat penghantar aluminium yang berisolasi,
seperti : ACSR – OW. Menurut ASA (American Standard Association), paduan
aluminium diberi tanda seperti tabel 2.2 berikut.
6
b. x0xx tidak ada pemeriksaan terhadap sisa pengotoran 1 % – 0,45 % = 55
%
c. xx45 menunjukkan 99,45 % bahan tersebut dari aluminium
2. Penandaan 6050 untuk aluminium tempa, berarti :
a. 6xxx menunjukkan aluminium dengan campuran mayoritas Si dan Si
b. x0xx tidak ada pemeriksaan terhadap pengotoran 1 % – 0,5 % = 5 %
c. xx45 menunjukkan bahan tersebut dari paduan magnesium dan silikon
99,5 %
2.3 Tembaga
7
tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk
dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil penampang batang
tembaga menjadi kawat dengan menggunakan penarik tembaga seperti gambar
2.3.
8
Gambar 2.4 Pemberian isolasi untuk kawat
2.4 Baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.
Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :
baja dengan kadar karbon rendah ( 0 – 25 %), baja dengan kadar karbon
menengah (0,25 – 0,55 %), dan baja dengan kadar karbon tinggi ( di atas 0,55 %).
Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu : 7,7 = .
, tetapi digunakan pada
penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini adalah untuk
memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan
seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian
aluminium. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal
(berbeda dengan termal bimetal pada pengaman) seperti gambar 2.5.
9
Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor
(efek kulit)
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat
penghantar terhindar dari korosi.
2.5 Wolfram
2.6 Molibdenum
Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya.
Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 26200C, titik didih
37000C, = 53. 10– 7
per 0
C, resistivitasnya 0,048 Ω.mm2/m, koefisien suhu
0
0,0047 per C. Penggunaan Molibdenum, antara lain : tabung sinar X, tabung
hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat dengan
10
gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras,
tahan korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
2.7 Platina
Massa 0 – 100o
jenis Titik didih Kondukti Kekuatan
Bahan Titik leleh
3 x 10 -6 panas vitas tarik
g/cm
Aluminium 2,7 23,86 659,7 2447 0,57 20 – 30
Baja 7,7 10,5 -13,2 1170-1530 - 0,11 37 – 64
Tembaga 8,96 16,86 1083 2595 0,944 40
Air raksa 13,55 61 -38,86 356,73 0,02 -
Molibdenum 10,22 54 2620 4800 0,33 100-250
Wolfram 19,27 4,5 3390 5500 0,31 420
Platina 21,5 9,09 1769 4300 0,17 34
Tabel 2.3 Konstanta Bahan Penghantar
Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar.
Resistivitasnya 0,95 Ω .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0C. Pada pemanasan
di udara air raksa sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya
khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas
11
pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada pompa
diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik
padat. Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain :
tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium
banyak digunakan sebagai kapasitor elektrolitik.
1. Konstantan
Konstantan merupakan logam paduan dari tembaga dan nikel.
Hubungan antara resistivias, koefisien suhu () dan komposisi antara tembaga
dan nikel terlihat bahwa resistivitas tertinggi adalah pada perbandingan 60%
Ni dengan 40% Cu, tetapi koefisien suhu terendah adalah 40% Ni dengan 60%
Cu. Sebagai bahan elemen resistansi tinggi, misalnya : rheostat, elemen
12
pemanas dengan suhu kerja 4000 hingga 5000 C dibuat komposisi 60% Ni
dengan 40% Cu yaitu Konstantan.
Bersama-sama dengan tembaga atau besi, konstantan dapat dapat
merupakan termokopel yang dapat membangkitkan emf ± 40 mikro volt setiap
perbedaan suhu 10 C diantara sambungan-sambungannya.
Hal ini memungkinkan termokopel konstantan-tembaga atau
konstantan-besi digunakan alat ukur.
Jika dipanasi dengan suhu yang cukup tinggi, pada konstantan akan
terbentuk lapisan oksida tipis dan ini memungkinkan terjadinya isolasi jika
dililitkan. Tegangan tembus untuk isolasi tersebut tidak lebih dari 1 volt.
2. Kromel
Logam ini merupakan perpaduan 0,7% Mn, 0,6% Ni, 23 sampai 27%
Cr dengan 4,5 hingga 6,7% Al, sisanya Fe.
Kromel baik untuk elemen pamanas air, setrika, pemanggang dan
peralatan yang memerlukan ketahanan korosi korosi dan panas.
3. Manganin
Warna logam ini kuning kemerah-merahan, komposisi manganin
dapat dilihat pada tabel 2.4. Suhu kerjanya ±700C, dibawah suhu kerja
konstantan. Logam ini biasanya digunakan untuk rheostat yang presisi karena
resistivitasnya tinggi dan nya rendah.
4. Nikrom
Nikrom mempunya suhu kerja yang tinggi. Hal ini merupakan alasan
digunakannya nikrom sebagai elemen pemanas.
Dipasaran nikrom dapat dijumpai dengan penampang bulat diameter
0,1 m ke atas dan berbentuk pita dengan ukuran penampang 0,1 x 1 mm ke
atas.
13
5. Karbon
Peranan karbon dalam teknik listrik cukup penting jika dilihat
kegunaannya sebagai berikut : sikat-sikat pada mesin listrik, resistor dan
rheostat, elektroda pada tungku pembakaran (tanur) busur kolam galvanis.
Beberapa perangkat elektronik dan telekominikasi juga terbuat dari
karbon. Untuk penggunaan karbon sebagai sikat pada mesin listrik, fungsinya
adalah sebagai jembatan yang harus dilalui arus.
Untuk itu ukuran sikat-sikat mesin listrik tergantung besarnya
kapasitas mesin. Rapat arus untuk karbon sebagai sikat pada mesin-mesin
litrik juga perlu diperhitungkan sesuai dengan daya mesin. Selain faktor
kekerasan, koefisien kontak juga perlu diperhatikan. Beberapa jenis yang
digunakan sebagai sikat adalah : karbon-grafit, elektro-grafit, grafit-tembaga
dan grafit-kuningan.
Gafit-tembaga dan grafit-kuningan paling banyak digunakan karena
resistivitasnya rendah, tegangan anjlok pada persinggungan antara sikat
dengan komutator atau cincin seret adalah rendah.
Pada tungku pembakaran busur, elektrode yang digunkan diantaranya
adalah grafit dan karbon. Pertimbangan penggunaan karbon atau grafit adalh
karena : tidak lumer, mengghantarkan listrik, sifat tidak larut, kemurnian
kimianya ,kekuatan mekanis dan tahan terhadap kejutan termal.
Secara kimia, karbon dan grafit adalah sama, tetapi secara fisis dan
elektris banyak perbedaannya. Karbon adalah berongga sedangkan grafit
tidak. Grafit diperoleh dengan cara memanasi karbon pada temperatur yang
tinggi. Resistivitas grafit adalah 0,25 resistivitas karbon sehingga Kemampuan
Hantar Arus (KHA) grafit adalah lebih basar daripada karbon. Untuk itu
tungku pembakaran yang besar yaitu 3 MVA ke atas, tidak menggunakan
karbon tetapi grafis sebagai elektroda.
14
6. Nikelin
Sebagai sikat pada bagian berputar ada mesin listrik, karbon mempunyai
kelebihan karena :
a. Tahan terhadap efek yang disebabkan oleh suhu tinggi. Hal ini karena
sikat karbon mampu menahan suhu hingga 30000 C.
b. Kepadatannya rendah. Karbon lebih ringan dibanding logan pada
umumnya (kecuali magnesium). Hal ini memudahkan adaptasi dengan
gerakan permukaan yang tidak beraturan.
c. Tidak terjadi pengelasan (menyatu) dengan logam pada kondisi yang sama
jika logam-logam menyatu satu sama lain, misalnya karena panas.
Untuk kebutuhan sikat-sikat komutator atau slip-ring pada mesin listrik bubuk
karbon dicampur dengan bubuk konduktor antara lain : tembaga, perunggu.
Berdasarkan tingkatannya, sikat karbon dibedakan seperti ditunjukkan pada
tabel 2.5
2.10Timah Hitam
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh
pada suhu 3270C, titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk,
yang merupakan bahan yang tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5
m/Ω.mm2.
15
Pemakaian timah hitam pada teknik listrik antara lain : sel akumulator,
selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung pada industri
nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat
sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada
tempat tersebut diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan
semen baah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah
hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga digunakan paduan dari timah hitam yang
mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat, dan lebih tahan getaran.
Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.
2.11Bimetal
Setiap logam mempunyai muai panjang () yang berbeda-beda. Hal ini
berarti bila 2 logam dengan berbeda dipanasi dengan suhu yang sama, maka
panjangnya akan berbeda. Apabila keduanya disatukan menjadi bimetal (seperti
gambar 2.6), maka apabila dipanasi bimetal akan melengkung ke arah logam yang
mempunyai yang lebih kecil.
2 1
16
0
C untuk suhu 0 hingga 1000C. Sedangkan untuk kedua logam dengan yang
lebih besar dapat digunakan : besi, nikel, konstantan, tembaga dengan proses
dingin, perunggu atau monel (66 % Ni + 28 % Cu + Fe, Mn) atau baja non
magnetik.
Penggunaan bimetal pada teknik listrik adalah untuk rele termal, seperti
pada : Miniatur circuit Breaker (MCB), dan Over Load Relay (OLR). Bimetal
sebagai rele termal tidak selamanya dilewati arus, kecuali arus yang tidak terlalu
besar. Untuk memutuskan arus besar pada rele ada lilitan pemanas khusus yang
ditempatkan disekeliling bimetal. Pengaruh panas dari lilitan inilah yang
digunakan untuk mempengaruhi pembengkokan bimetal.
17
BAB III
PENUTUP
2.1 Simpulan
Berapa sifat penting yang dimiliki penghantar ialah : tahanan jenis listrik,
koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan
timbulnya daya elektro-motoris termo. Daya Hantar Listrik yaitu arus listrik yang
mengalir dalam penghantar selalui mengalami tahanan dari penghantar itu sendiri.
Besarnya tahanan tergantung bahannya. Koefisien Suhu Tahanan, suatu bahan
akan mengalami perubahan isi apabila terjadi perubahan suhu, memuai jika suhu
naik dan menyusut jika suhu dingin, tentunya akan mempengaruhi besar nilai
tahanannya. Daya Hantar Panas ,daya hantar panas ini menunjukkan jumlah panas
yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu dalam satuan kkal/m.jam, derajat.
Kekuatan Tegangan Tarik, sifat mekanis ini penting untuk hantaran di atas tanah,
maka bahan yang dipakai harus diketahui kekuatannya lebih-lebih menyangkut
tegangan tinggi. Timbulnya Daya Elektro Motoris-Termo, sifat ini penting
terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan yang berlainan, karena pada
rangkaian arus akan terbangkit daya elektro motoris –termo tersendiri bila ada
perbedaan suhu
Dari bermacam-macam penghantar tersebut yang paling baik digunakan
adalah yang sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat penghantar tersebut dalam
penggunaannya pada alat kelistrikan. Pemilihan penghantar yang tepat akan
membuat komponen kelistrikan akan aman dan awet digunakan.
2.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Soelaeman, T.M., Samsudin, dan A. Rida Ismu, 1977, Ilmu Bahan Listrik 1,
Direktorat Pendidikan Menegah Kejuruan, Departemen P dan K, Jakarta
Tata Sardia, dan Shinraku Saito, 2000, Pengetahuan Bahan Listrik, Pradnya
Paramita, Jakarta.
19