You are on page 1of 156

Prof. Dr. H. M.

Rasjidi

KOREKSITERHADAP
DR.HARUN NASUTIION

tenta.ng .
"Ys1a.m ditinja.u da.ri
berba.ga.i a.speknya."

PERPUSTAKAAN

Dr. H. MOH. 'BARIED 'ISHOM

291·°7
RaSt .
K

~~~
PROF. DR. H.M.RASJIDI

KOREKSI
TERHAOAP -DR. HARUN· NASUTION
te n to n 9
"ISLAM DITINJAU DARI BERBAGAI
ASPEKNYA"

PENERBIT ~~ ~JAJCAR.TA
Kramat Kwitang 1/8 Telp. 42883-46247
,.
..

Cetalcan pertama - 1977


KATA PENGANTAR

Pada th. 1974, kami menerbitkan buku karangan Dr. Harun


Nasution yang berjudul.' Islam Ditinjau ·Dari Berbagai aspeknya,
dalam dua jilid.
Dr. Mulyanto Sumardi, Kepala DirektQ,rat Perguruan 1'inggi.
Departemen Agama pada waktu itu memb'r·.'ean sarnbutan yang
antara lain berbunyi.' "buku Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek-
nya (adalah) suatu buku yang akan bermanfa 'at terutama untuk
mata kuliah Pengantar Ilmu Agama Islam - l1lata Kuliah Kompo-
nen Institut yang wajib diambil oleh setiap mahaslswa f.A.I.N.
apapun fakultas dan jurusannya, seperti telah ditetapkan dalam
rapat Kerja Rektor J.A. f.N. se Indonesia di Ciumbuluit Ban dung,
bulan Agustus 1973." ,
Akan tetapi setelah buku "151am Ditinjau dari Berbagai As-
peknya" beredar beberapa lama, dari beberapa pihak kami mene-
rima pernyat'aan-pernyataan tidak setuju dengancara penulisan
buku tersebut.
Kami merasa mendapat kesulitan, karena kami menerbitkan buku
tersebut dengan segala niat baik dan iengan persetujuan dan restu
dari Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Agama.
Ternyata, selama kami merasakan kesulitan tersebut, Prof DR.
H.M. Rasjidi memajukan laporan kepada Menteri Agama dan para
pembantunya mengenai buku tersebut. Dan setelah lebih dari satu
tahun laporan terse but tidak mendapat perhatian dari Departemen
Agama, Prof Rasjidi menulis buku yang berjudul .'Koreksi Terha-

5
dap Dr. Harun Nasution ten tang "Islam· Ditinjau Dari Berbagai
A'SfJeknya" ..
Dengan menerbitkan buku:·· Koreksi Terhadap Dr.. Harun
Nasution ten tang Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya yang
ditu/is oleh Prof Dr. H.M. Rasjidi, kami mengharap agar mere-
ka yang menyatakan ketidak setujuannya terhadap bukit Dr.
Harun Nasution, dapat menemukan kderangan-keterangan yang
mereka rasakan perlunya untuk diketahui dan disajikan kepada
para mahasiswa I.A.l.N., khususnya dan Umat Islam Indonesia
pada umumnya.

Penerbit N. V. BULAN BINTANG

Jakarta: 1 Ramadhan 1397


16 Agustus 1977

6
.. ~.
DAFT AR IS! .
•..

Halaman

Kata pengantar 5
Pendahuluan 8

1. KOREKSI TERHADAP BAB I TENT ANG AGAMA


DAN PENGERTIAN AGAMA DALAM BERBAGAI
BENTUKNY A 15
2. KOREKSI TERHADAP BAB II TENTANG ISLAM
DALAM PENGERTIAN YANG SEBENARNY A .... 25
3. KOREKSI TERHADAP BAB III TENTAN"~~ ASPEK
IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN AJARAN
MORAL 42
4. KOREKSI TERHADAP BAB IV TENT ANG ASPEK
SEJARAH DAN KEBUDA YAAN 53
5. KOREKSI TERHADAP BAB V TENT ANG ASPEK
POLITIK , 56
6. KOREKSI TERl{ADAP BAB VI TENT ANG . LEM-
BAGA KEMASYARAKATAN 72
7. KOREKSI TERHADAP BAB VII TENTANG ASPEK
HUKUM 78
d. KOREKSI TERHADAP BAB VIII TENT ANG AS-
PEK TEOLOGI 102
9. KOREKSI TERHADAP BAB IX TENTANG ASPEK
FILSAFAT 113
10. KOREKSI TERHADAP BAB X TENTANG ASPEK
MISTICISME 122
11. KOREKSI TERHADAP BAB Xl TENT ANG ASPEK
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM 130
12. PEN U T UP 142

DAFTAR NAMA-NAMA DAN ISTILAH 151

7
t,

"

PENDAHULUAN

I
Agama Islam adalah agama Samawi yang terakhir yang diba-
W4 oleh Nabi Muhammad s.a. w. dengan wahyu yang dibukukan
menjadi Al Qur-an.
Sebelum ada agama Islam dan sebelum Nabi Muhammad lahir dan
dipilih sebagai Rasul yang terakhir oieh A ilah s. w. t., teiah ada
agama Masehi, yaitu agama yang dianut oie/1 pengikut-pengikut
Isa Al Masih (Jolayang diusap dengan minyak kasturi) dan daiam
bahasa Y ununi Yesus Kristus.
Nabi Isa sesungguhnya tidak membawa agama baru; ia ddalah
seorang Yahudi dari keiuarga Yahudi yang baik yang mengikuti
agama yang dibawa oiehMusa aiaihissalam dengankitabnya Taurat,
dan agama yang-dianut oleh Nabi Dawud yang membawakan kitab
Zabur. Petunjuk yang dibawa oleh Nabi Isa adaiah JnJil yang kita
tidak mengetahui aslinya. Menurut penyelidik: agama Kristen, Isa
narJpak dalam sejarah selama satu tahun menurut Injil karangan
Marcus, Matius dan Lukas dan tiga tahun menurut Injil karangan
Yahya, artinya,' yang kita ketahui daripada riwayat hidup Nabi ,
Isa semenjak ia meiakukan tugasnya memimpin Bani lsrail .sampai
ia tiada lagi di Dunia iagi itu hanya 1 - 3 tahun. Dikatakan bahwa
umur Nabi Isa adalah 30 tahun, dandengan begitu maka riwayat
hidup beliau seiama 27 tahun tak dapat diketahui. Oleh karena
Nabi Isa memang dari keiuarga Yahudi dan ia menyampaikM
aJaran-ajarannya juga di antara orang Yahudi, maka kitab suci
pengikut Isa Ai Masih yang sekarang disebut Bible dan untuk In-
donesia belakangan ini biasa dinamakan Ai Kitab, terdiri daft dua
bagian : bagian pertama dinamakari Perjanjian Lama (old teSla-

8
IIICI/lJ, dllll yang kedua,dinamilkah P~rjanji~n Baru (new t;Uament).
I'e/limjillll Lama merupakan i. 2./3"dari flible sedangkan perjanjian:
hili'll ff/l'mpakan 1/3 yang terakhtr. Di antara isi Perjanjian iaru
/1(11111111k('('mpat Injil: Injil karangan Matius, Iniil karangan Markus,
1"," Allrllflgan Lukas dan Injil karangan Yahya.

(jur-an adaiah wahyu dari Allah s. w. t. yang diturunkan


11

A"I'tlc/a Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril. Ai


",'-a" diturunkan sedikit demi sedikit selama 23 tahun, ya'ni
/11",11 Nahi Muhammad m~lakukan tugasnya menjadi Rasui. Pada
/1/i/sa lIie/up Nabi Muhammad, Al QUNJ.n sudah ditulis dengan
/li/;'afl·hahan yang ada pada waktu itu seperti batu, kulit dan tu-
/(lIIIl.sa/a dihafal oleh beribu Sahabat Nabi. Set~~1h Nab; Muham-
mad wafat, mulai dikerjakan pembukuannya dan oaru seles;ai pada
tlff/llll Khanfah Utsman, Al Qur-an yang kita baca adalah menurut
1"''''/1I4kuan tersebut.
/"jil Ndak merupakan wahyu. Oleh karena itu kita dapatkan
Kllah Jrljil karangan Matius, karangan.. Markus, karangan Lukas
'il" Aarangan Yahya. Di sam ping itu terqapat pula surat kiriman
I'llli/us kepada orang-orang Rum, Koren/ius, Galatia, Epesus dan
'illlI-lain. Me.nurut 'teologi' Kristen, yang dikatakan wahyu adalah
A('/waian yang mendorong para pengarang Injil dan surat itu untuk
""'/Ilt/is karya masing-masing,sehingga timbui pertanyaan-perta-
"Yllafl apakah jika seseorang menulis sebuah buku, ia juga dido-
,.()"~ uleh wahyu?

III
J>idalam Islam, seoagai tersebut -di atas, Isa adalah seorang
-,h' sl'belum Nabi Muhammad ,s.a. w. utusan yang terakhir.
'''lIntt Agarru1 Kristen, Isa atau Yes us adalah Lord, (adona;),
illig "alJaC diterjemahkan .sebagai Tuhan atau Tuhan anak, yaitu
,mIll dari Aetiga oknum Trinitas, Allah Bapa, Allah anak dan Ru-
'"t//\ lie/US.

9
",

'. Kepe.rcayaan bahwa Allahadala}l Tritunggal menurut agama


.. ·Kris~en ~idak terjadi sekaligu's,:aka~ tf!J(Jpimelalui proses yang
lama; dalam concili-concili Nicea th.3J5, Ephesus th. 449 dan
akhirnya concili Kalcedon tho 451, y.a'ni setelah.Kaesar Konstan-
tin memeluk agama Kristen, hampir 3 abad sebelum Mu1.nmmad
menerima wahyu, padd tho 611 M
Status Nabi Isa irzilah yang menjadi pokok perbedaan antara
agama Islam dan agama Kristen, dan lebih lagi keUka Islam menjel-
ma menjadi negara-negara di Asia Afrika dan Kristen menjadi
negara-negara di Eropa.,

IV
Dalam seja;ah lama terjadilah bahwa lslam sebagai negara
bertempur dengan negara Byzantium atau KerajaIm Romawi Timur
di Palestina dan Syria, kemudian di Mesir dan seluruh Afrika
utara, sampai ke Spanyol dan Perancis.
Dalam sejarah modern semenjak abad 15, bangsa-bangsa yang
beragama Kristen menjajah dan menaklukkan kerajaan-kerajaan
Islam, dan akhirnya pada tahun 1918 hampir seluruh umat Islam
di Dunia menjadi jajahan Kolonialis Kristen.. Pada waktu i.tu
seluruh. kepulauan Indonesia dikuasai Belanda dan Malaysia dikua-
sai Inggris,

v
Pada periode permulaan abad ke 20 itulah banyak sarjana-
sarjana Barat yang mempelajafl Isklm: Bangsa Belanda memberi-
kan Snouck Hurgroonje (J857-1936) dan lain-lainnya, bangsa
Perancis memberikan Louis Massignon(wafat 1958) dan lain-lain-
nya, Bangsa Inggris memberikan Hamilton Gibb (±1960) dan la-
innya, bangsa Jerma~ memberikan Joseph Schacht dan lain-lain-
nya, bangsa Canada memberikan Cantwell Wilfred Smith.

VI
Para sarjana Barat yang mempelajari Islam dapat dibagi jadi

10
. ' .
.•....

dua golongan besar: G(/longa'nyangberdasarkan sikap ilmiYllh clan ;.,


golongan, 'yang berdasarRJfl"si1dip'missionaris memusuh1. IsI(f!1J.
Tentang golongan missionaris, seperti Hendrik Kraemer ialah Guru
Resar Belanda, tak petiu' dibicdrakan; sikap mereka jelas-jelas
segala yang ada dalam Islam itu jahat, Islam harus diganti dengan
Kristen. Adapun golongan yang berdasqrkan sikap ilmiyah juga
bermacam-macam, ada yang kelihatan sangat simpati, ada yang
memban,tu perjuangan' umat Islam dan ada pula yang kadang-ka-
dang masih terpengaruh oleh rasa di bawah sadar kebencian
Kristen. Hal ini sukar diberikan contoh, karena persoalannya ter- ~
gantung kepada perorangan dan permasalahan.
VII

Yang penting bagi kita umat Islart Indonesia: setelah kita


menjadi bangsa yang merdeka, kita rasa/Janperlimya menyempur-
nakan penyelidikan dan penelitian ajaran-ajaranIslam secara ilmi-
yah sebagai yang telah dilakukan oleh sarjana-sarjanaRarat. Di
samping itu kita juga merasa perlu mengetahui agama Kristen
dari sejarahserta ajaran-ajarannya,sebagaimana'orang-orang missio~
naris Kristen banyak yang mempelajari agama Islam.
VIII

Ketika zaman NASAKOM ( Nasionalisme, Agama, Komunis-


me), yaitu dalam periode almarhum Presiden Sukarno sangat
cenderung imtuk mendekatkan PKI kepada Pemerintah R.l sebe-
lum tho 1958, saya terpaksa mencari kesempatan bercuti dari ja..
batan saya -sebagaiDubes RI di Pakistan tahun 58, dan mengajar
sebagai associate professor di Institute of Islamic Studies di Me.
gill University, Montreal Canada.
. Selama 5 tahun saya mengajar dan belajar dan mendapat
kesempatan banyak untuk mengetahui hal-hal yang beru dalam
dunia orientalisme dan Kristen.

IX
Terdorong oleh Ifasafaedah mengetahui hal-hal yang baru

11
,',' ... ,

:j'ang dtlpat 6/a)'a menfaatkan rj~latj1 rfreMqbdi kepada Islam dan


Umat Islam di Indonesia, sac11a :"lefintis jalan untuk beru.saha me-
nyalurkan para sarjalla tamatan l.A.LN. dalllain-lain untuk mema-
suki alam likiran orientalisme; dalam hal illi saya tidak bertindak
sebagai perin tis. Saya mengetahui bal1wa banyak ulama dari al
Azhar di Cairo dik;;im ke Jerman atau London atau Paris oleh sa-
tu panitya yang memakai nama Almarhum Syekh Muliammad Ab-
dull. Saya kenaI beberapa rektor dari Al Azhar yang juga membawa
gelar Docteur de l'wzil'ersite de Paris seperti Rektor Azhar
sekarang Syekh Abdulflr/lim Malzmud da" Rektor Azhar yang
sebelumnya Syekh Muhamad al Faklzam, dan yang sebelumnya la-
gi Syekh Abdul Rahman al Ta;.
x
Akan tetapi entah karena sesuatu Izal yang tak terduga, di
alltara yang saya uJahakan melanjutkan belajar di Institute of
Islamic Study ada :rang memberikan hasil yang mengecewakan.
Dalam menyelami alam fik-iran orientalisme, mereka bukan menda-
patkan sumber kekeliruan para sat1ana Barat ten tang Islam, akan
tet.::pi mc!ah menelan segala sesuatu yang mereka katakan dengan
Ii, !ak m.:makai daya kritis .
...•

Memang' kemegahan Barat dalam keuletan cara meneliti dan


berfikir dapat dibanggakan akan tetapi bagi orang yang bijak,
di celah-celah hal-hal yang mengagumkan itu sering terdapat keke-
liruan~kekeliruan yang besar.
XI

Di antara merek:a yang terpengaruh dengan cara berfikir


orieni..:!isme yang merugikan Islam adalah ternan saya sendiri
Dr. IIurun Nasution, yang saya bantu untuk datang ke Canada
pada tahufl 1963.
Beliau mendapat MA pada tallun 1965 dan Ph. D. pada ta~
hUn 1968 sebagai putra Indonesia pertama yang mendapat gelar
tersebut.

12

'.

.. . ,
-.i.
" .. :... , ~.
Akan tetapi cara ber[ikir !J.e,lta.!I..ser[{l
konsepsi beliau'tentang:
Islam sangat merugikari· kepa&tJsl.tJ..m dan limat Isk£m' di Indonestz,
sehingga perlu di koreksi.

XIl
Mula-mula saya tiaak mau melakukan kore/(si tersebut di
muka umum: pada tanggal 3/12 tahun 1973 saya menulis laporan
Rahasia kepada sdr. Menteri Agama dan beberapa orang staf
echelon tertinggi di Kementerian Agarna. Laroran Rahasia tersebut
berisi Kritik terhadap buku sdr. DR Harun Naslltion yang berju-
dul: Islam ditinjau dari herbagai a,~peknya. Saya menjelaskan kritik
saya fasal demi fasal dan menunjukkan bahwa garnbaran DR. Ha-

run tentang Islam Uu sangat berbahaya, ~!1 saya mellgharap~n


agar Menteri Agama me1Jgambil tindakan ~'hadap buku tersebut
yang oleh Kementerian A~a/na dan Direktorat Perguruan Tinggr
dijadikan buku wajib di seluruh 1.A.I.N. di Indonesia.

XIII
Karena telah lebih dari satu tahun tidak ada response cian
Departemen Agama. maka saya menggambarkan dua kemungkin -
an :
A. Pihak Departemen Agama, khususnya fliperta setuju
dengan isi buku tersebut dan ingin mencetak sarjana
I.A.1.N. menurut konsepsi Dr. Harun Nasution tentang
Islam.
B. A tau pihak-pihak tersebut di atas tidak mampu menilm
buku tersebut dan balzayanya bagi existensi Islam di In-
donesia serta umatnya.

Kedua kemungkinan tersebut di atas tidak memberi harapan


yang baik.

XIV
Dengan begitu maka satu-satun-ya- jalan, yang dapat saya
tempuh adalah menyiarkan Koreksi saya terseQut dalam .bentuk

13
~.."
.
buku iintuk umum, sehingga pendapat.~mumlah yang akan mem-
beri penilaian kepada duO.pandanglln yang berlainan ini.
Maka dengtm kata pengantar dan sejarah singkat latar bela-
kang ini saya mempersembahkan buku: Koreksi terhadap Dr.
Harun Nastuion dan bukunya "Islam ditinjau dari berbagai
aspeknya" kepada umat Islam Indonesia, dengan harapan bahwa
tulisan ini akan membuka cakrawala baru bagi cara berfikir umat
Islam Indonesia dalam menghadapi aliran-aliran dan ideologi-
ideologi yang bermacam-macam yang serentak kita hadapi semua-
nya.
Semoga Allah s. W.t. memberi kita petunjuk dan bimbingan.
Ia adalah maha pendengar dan maha mengetahui.

M.Rasjidi

14
: . .~

KOij.EKSI TERHADAP BAB I TENT ANG AGAMA DAN


PENGERTIAN AGAMA DALAM BERBAGAI BENTUKNYA

Bab ini dimaksudkan untuk menrberi pengertian kepada


mahasiswa ten tang agama dan pengertian agama dalam ber-
bagai bentuknya.
Tiga perkataan yang dipakai ~Jam masyarakat Indonesia
ill

dikupasnya, yaitu agama, al dien AJ.:jJ \ dan religion, yang per-


tama dari kata Sanskrit, yang kedua dari kata Arab dan yang
ketiga dari kata Latin.
Sesungguhnya amat sukar untuk mengambil kesimpulan
dari definisi-definisi terse but, karena memang kqnotasi dari tiap-
tiap kata itu sangat berlainan. Agama dalam bahasa Sanskrit
lebih menonjolkan soa1 tradisi, religion dalam bahasa Latin
menonjo1kan ikatan manusia dengan ke1ompoknya di samping
dengan dewanya. Kata religion tidak terdapat dalam Injil, se-
dang kata al dien adalah kata yang te{dapat dalam.AI Qur-an,
yang konotasinya sangat berlainan dengan kata .agama atau
religion. Memang kita menterjemahkan al dien dengan agama,
atau kalau meniakai bahasa barat kita memakai religion, akan
tetapi hal itu sekedar untuk mempermudah berkomunikasi de-
ngan orang banyak .. Dalam hakekatnya, ·al dien bukan tradisi
saja dan bukan religion atau ikatansaja .
. eara penyajian d3Iam buku ini adalah· cara pengarang-
pengarang Baiat yange dalam fikiran mereka menyimpan suatu
pemsaan bahwa semJ,1aagama itu pada dasamya sarna dan meru-
. pakan gejala sosial Yang .dapat ditemukan pada tiap-tiap ke-
lompok manusia.' Penganjur ke1onwok ini adalah sarjana Pe-

15
" ~.
.:. ," ..

'" rancis y~n~ bernama ,Emile· 'DuilFheim d 858-1917).


Saya inerasa ada cara lain untuk menyajikan agama, yaitu de-
ngan membedakan antara agama alamiyah yang merupakan kebu-
dayaan, yakni yang timbul tum'buh dan be'rkembang dalam sesua-
tu masyarakat, dan agama Samawi, yaitu agama yang sudah dapat
diselidiki secara ilmiyah dari semenjak Nabi Ibrahim 4000 tahun
yang la1u, sampai yang terakhir yaitu agama Islam yang di-
bawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. semenjak 14 abad yang lalu.'
Agama yang dibawa Nabi Muhammad adalah agama yang terakhir,
yang mengkoreksi agama-agama sebefumnya.
Mungkin cara yang saya sebutkan di atas akan dianggap
sebagai cara orang yang fanatik, orang yang exclusif. Tuduhan
yang serhacam itu biasa dilontarkan terhadap agama Islam, akan
tetapi jY<:akita ingat bahwa agama Islam se1alu mengajak ber-
da'wah dengan j.alan kebijaksanaan, argumentasi dan nasehat yang
baik, sggala tuduhan terhadap Islam tersebut akan membuktikan
bahwa yang fanatik dan yang exclusif adalah para penyerang
itu sendiri, dan Islam tetap bersikap 1apang dada serta terbu-
ka.
Dengan latar belakang ballwa semua agama itu pada dasan-,
nya sarna, yakni dengan mengikuti para pengarang dari Barat '
yang menyelidiki semua agama- sebagai .aspek kehidupan ma-
nusia, maka Dr. Harlin Illenyebutkan dalam halaman 11

Empat Unsur Agama


Dengan demlkian unsur-unsur penting yang terdapat dalam
agama adalah :
1. Kekuatan gaib: manusia merasa dirinya lemah dan berhajat
pada kekuata,ri gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh
karena itu manusia merasa, harus mengadakan hubungan
baik dengan kekuatan gaib tersebut. Hubungan baik ini
dapat diwujudkan dengan mematuhi perintah dan larangan
kekuatan galb itu.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini
..
16
"""

dan hidupnya di .akh~ra.~·"'t~~ga.~fu~g·pada~adany'ahubung~m:/


baik dengan kekuatan gaib yari:g, dimaksud. Dengan hilang-
nya hubungan baik itu, kesejahteraan dan kebahagiaan
yang dicari akan hilang pula.
3. Respons yang bersifat emosionil dari manusia. Respons
itu bisa mengambil bentuk perasaan takut seperti yang
terdapat dalam agama-agama primitif, atau perasaan cinta,
seperti yang terdapat dalam agama: monoteisme, . Sela-tljtit-
nya respons mengambil bentuk penyembahan yang ter-
dapat dalam agama, primitif atau pemujaan yang terdapat
dalam agamamonotejsme. Lebih lanjut lagi respons itu
mengambil bentuk cara hidup tertentu bagL masyarakat
yang bersangkutan. \••
4. Paham adanya yang kudus (saclM) dan suci, dalam bent uk
kekuatan gaib, dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-
. ajaran agama bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat
tertentu.

Empat hal yang tersebut di atas dapat difahami sebagai


unsur-unsur yang semuanya terdapat dalam suatu agama atau
dalam semua agama.
Akan tetapi dalam meneliti beberapa agama hal' tersebut
tidak benar secara keseluruhan. Dan penulis buku,IDr. Harun
Nasution dalam fisal Pertama juga menyebutkan bermacam-
macam agama yang berbeda satu dengan yang lain dengan per~
bedaan yang sangat besar.

Mengenai Unsur Pertama, yaitu Kekuatan Gaib

D~lam Islam, seorang mukmin tidak hanya percaya kepada


kekuatan gaib akan tetapi kepada alam ghaib yang tak dijangkau
oleh pancaindra. Selain daripada itu,· Allah bukan sekedar
kekuatan. Allah adalah Zat yang mempunyai sifat-sifat sebagai
tersebut dalaifl Al Qur-an, di antaranya sifatHidup, Berkehendak,
Rahman dan Rahim, jadi bukan sekedar kekuatan.

17
Mengenai unsur ,k;edua 1?ahwa k;es~ahteraan 'di dunia dan
akhirat tergantung pada adanya hilb\;mgan baik dengankekuatan
gaib y"ang dimaksud, Ikata-kata di atas memberi kesan bahwa ke-
kuatan gaib itu bersifat autoritatif, kekuatan yang dalam mengha-
dapinya manusia ~arus menyesuaikan diri. Gambaran ini adalah
gambaran penulis-pehulis Barat yang beranggapan at au merasa
bah,wa ada suatu phenomena umum yang dinamakan agama. Ke-
mudian agama, sebagai genus mempunyai species (corak-corak)
yang bermacam-m;lcam. Islam tidak dapat disama ratakan dengan
agama-agama kebudayaan atau agama alamiyah, karena memang
lain, baik dari segi sumbernya, maupun dari segi ajarannya.

Mengenai unsur ketiga yaitu respons; sebaiknya diganti


dengan sikap (attitude), walaupun dua perkataan itu menunjuk-
kan dua wajah dari suatu problema.
Dalam hal yang oleh penulis buku dikatakan agama primitif,
tindakan manusia merupakan expressi dari keyakinannya sendiri
jadi bukan merupakan respons terhadap hal yang datangnya dari
luar.

Selanjutnya, penulis mengatakan ada respons yang mengam-


bi! bentuk perasaan takut seperti terdapat dalam agama primitif
atau cinta seperti dalam agama monoteis.
Kata-kata tersebut di atas entah dengan sadar atau dengan
tak sadar, menunjukkan bahwa penulis sangat terpengaruh oleh
cara berfikir dalam agama Masehi. Agama masehi mengaku
dirinya monoteb tetapi tak mau meninggalkan trinitas, se-
hingga oleh Al Qur-an dikatakan bahwa mereka itu menyembah,
tiga Tuhan. Dalam agama Masehi, perkataan cinta merupakan
suatu kata kunci. Manusia cinta kepada Tuhan dan Tuhan cinta
kepada manusia; bahkan Tuhan itu adalah cinta.

Agama yang betul-betul monoteis yaitu agama Islam meng-


gambarkan sikap manusia terhadap Tuhan bukan hanya cinta
tetapi juga takut seperti tersebut dalam beberapa ayat dalam Al

18
.";l

Qur-an. Kata:khasyyah; kha.l.lf. )<eduanya jeJas berarti taKtit seper-


ti ayat 13 surat 9 (At-T<111bah~:· ".

Artinya

"Apakah kamu takut kepada mereka? Maka ALLah-lahyang lebih berhak


kamu takuti."

dan ayat 175 surat 3 (Ali Imran):

Artinya:
~"Maka,janganlah kamu takut kepada mereka,· dan takutlah kepadaKu,
jika memang kamu itu orang-orang yang beriman." .

Jadi sikap takut kep"ada Tuhan bukan terdapat dalam agama


primitifsaja ·tetapi jelas ada dalam Islam. Walaupun takut kepadil
Tuh.an dalam Islam jauh lebih halus dan tinggi daripada takut
dalam agama primitif.

Kemu\;lian :
Dalam haJaman 15 terdapat kata-kata: "Faham serupa ihi
(Hen(jteis~, yakni percaya kepada Tuhan yang bersifat Nasional)
terdapat dalam perkembangan faham keagamaan masyarakat
Yahu~i:' Untuk menjauhkan kesalah fahaman, kata-kata tersebut
di atas perlu ditambahkan dengan "ketika Vmat Yahudi menye-
leweng dari ajaran Tauhid nabi Ibrahim""
Kesucian
Dalam halaman- 17 terdapat kata-kata :
19
:
. .
'
·,..,.~:
.. .•.

.' "Tuhan dalam faharn·. mon'oteisme adalah Maha Suci dan


Tuhan menghendaki supaya manusi;1 tetap suci. Manusia akan
kembali kepada Tuhan, dan yang d.apat kembali ke sisi Tuhan yang
Maha suci hanyalah orang-orang yang suci. Orang-orang yang
kotor tidak akan diterima kembali ke sisi Yang Maha Suci"
"Jalan untuk tetap menjadi suci ialah senantiasa berusaha supaya
dekat pada Tuhan, ingat dan tidak lupa pada Tuhan."
Dalam Islam, agama yang paling monoteis, , manusia itu
tidak sud, manusia diperintahkan supaya baik, melakukan amal
baik, atau amal soleh. Dalam Al Qur-an kita meniumpai ayat-
ayat· yang seperti ini
Surat 6 (al An'am) ayat 48.

Artinya:
(£~: \~~\) .~;~~~~~;~~~~~?;
"Maka barang. sio.pa yang percaya dan melakukan amal soleh,mereka
tak merasa takut dan tak merasa seaih. b

Adapun perkataan suci .ra1 banyak dipakai untuk menun-


jukkan usaha membersihkan djri dari hadas,: atau membersihkan
pakaian dari naiis, at au dari kejahatan. Tersebut dalam surat
Mujadilah (58) ayat 12 :

r~~~~Y'~",-:;,-:
'.'~\/'-< .,/,/ -" '/\'''?
/J ~V'
' ~21(J~G\)~j--
0/1(/-\"-'/1\ /"~ (~?'"'/
J:';U14P~4

~,/~'..
.'
~.J~ ~\
!I/1/'/ ~~\''''~;J
U-" '-' . //
; \' O~ -' rs 5f'--:'
: I~;-Q).j./:/ ~~) ~..lt>
<It', ~-::,/ -"
lJ')
( 'f: ~ ...•
Artinya : .
"Hai orang yang beriman, jika kamu ingin mengadakan pertemuan
khusus dengan Rasulullah, maka berikanlah-sedekah lebih dulu.ltu
adalah lebih baik dan lebih suci. Tetapi kalau kamu tidak mampu,
Allah maha Pengampun dan Pemurah"

Jadi istilah manusia suci itu tak terdapat dalam Islam, yang

20
"
. ""
...."...
,"
ada ,ialah Istilah manusia yang"melakuk.an amal soleh.
) Saya menjadi termenung memikirkan ,hal ini. Dari man~ Dr.
Harun Nasution mendapat istilah "dan Tuhan menghendaki supa-
ya manusia tetap suci".
Akhirnya timbul suatu dugaan: mungkin Dr. Harun ini mem-
haca buku Kristen dan terlekatlah istilah: Suci itu. Dugaan saya
it~ timbul karena kemudian Dr. Harun Nasution memakai kata-kata
"Orang-orang yang kotor tidakakan diterima kembali ke sisi
Yang Maha Suci". Istilah "sisi Yang Maha Suci" adalah istilah
Masehi. Dalaml Injil dikatakan bahwa Tuhan mendudukkan putra-
nya, Yesus, di sisi kanannya. (lnjil Lukas ayat 20, 42).
Bagi umat Islam, di akhirat, manusi,p. adalah di hadirat Tu·
han. Datam bahasa arabnya.: 'inda rabbilAhl, bukan di sisinya.
Dugaan say a bahwa Dr. Harun telah memakai istilah Kristen
menjadi jelas setelah say a ingat bahwa RudolfOtt'o untuk mem-
pertahankan agama Kristen telah menulis buku: The idea of the
Holy. Perkataan Holy inilah yang diterjemahkan dengan: Suci.

Tujuan Hidup Beragama dalam Agama Monoteis

Pada halaman 18, Dr. Harun Nasution meilUlis: "Jelasl(\h


kiranya bahwa tujuan hidup beragama dalam agama monoteisme
ialah membersihkan tliri dan mensucikan jiwa dan rokh."
Kata tersebut di atas adalah sambungan dari rangkaian fikiran-
Iikiran yang sebelumnya. Fikiran tersebl,lt adalah hasil daripada
tcrjemahan kat a ""holy", dan pemisahan antara kehidupan dunia
d an akhira t.
Dalam Islam tujuan beragama bukan hanya membersihkan
diri dan mensucikan jiwa dan rokh. Tujuan beragama adalah hidup
yang baik di dunia, baikdalam keluarga, negara at au dunia
internasional, agar di akhirat juga dapat hidup yang baik, karena
akhirat adalah kelangsungan aari dunia.

Tersebut dalam surat Al Isra' (17) ayat 71 + 72:

21

, .
1

Artinya:
"Pada hari itu (hari kiarnatJ' aku mengundang tiap kelompok de-
ngan membawa kitabnya, barangsiapa diberi buku arnalnya dengan
tangan kanannya, mereka akan membaca buku mereka dan tidak
akan teraniaya sedikitpun. Dan barangsiapa ;idi dunia ini buta (hati) i
mako ia di akhirat buta (hati) juga dan 'lebih :~ersesat.~·

Membersihkan diri dan mensucikan jiwa dan rokh' adalah,


sarana dasar untuk mendapatkan kebahagiaan di' dunia. dan
akhirat, tetapi bukan tujuim hidup beraga~a .

. Mungkin orang akan berkata: sesungguhnya tak terdapat:


perbedaan antara uraian Dr. Harun Nasution dan uraian saya ini,
karena ,Dr. Harun Nasution menu,lis selanjutnya: "Tujuan agama
memanglah membina manusia baik, manusia' yang jauh dari keja-
hatan. Olehsebab itu agama monoteisme erat hubungannya
dengan pendidikan moral. Agama-agama monoteisme mempunyai
ajaran-ajaran ten tang norma-norma akhlak tinggi,kebersihan
jiwa, tidak mementingkan diri sendiri, cinta kebenaran, suka
membantu manusia, kebesaran jiwa, suka damai, rendah hati dan
sebagainya, adalah norma-norma yang diajarkal'l agama-agama be-
sar,,".
Terhadap kemungkinan tersebut di atas, saya menegaskan
bahwa ajaran-ajaran tersebut adalah sebagian daripada ajaran Islam.
Tetapi agama Islam lebih daripada itu semua.
Agama Islam mempunyai dua pokok ajaran yaitu hubungan an tara

22 ,
'.
,...
..
'. .

manusia dengan Tuhaq dar1·hubungan aBeanl manusia deflgah'ma-':


nusia. Hubungan antara man usia' de1).gan Tuhan adalah berma -
eam ibadat seperti Salat. Tetapi banyak juga ibadat yang ada
hubungannya dengan masyarakat seperti puasa, zakat dan haji.
Hubungan antara mamisia dengan manusia terdapat dalam
ajaran Islam yang mengenai keluarga, ne.gara, ekonomi, hukum
dan hubungan internasional yang semua itu terdapat dalam ayat-
ayat Al Our-an., Almarhun. Rasyid Ridha telah menggambarkan
ajanfn-aJaran itu dalam bukunya: Al Wahyul Muhammady. Saya
mengharap ada sarjana lulusan LA. LN. yang mampu menterjemah-
kan kitab yang sangat penting itu.
Perbedaan pokok antara uraian Dr. Hamn Nasution dan urai-
an saya ini adalah bahwa yang memb~~ uraian Dr. Hamn
mendapat kesimpulan bahwa agama-aganlh itu, setidak-tidaknya
agama-agama besar, memberikan ajaran yang Sarna; dan ini seS'nai
dengan cara approachnya mengenai unsur-unsur empat yang
terdapat dalam agama. Yang membaca uraian saya akan berkesim-
pulan bahwa agama itu ada dua: alamiyah at au timbul dari kebu-
dayaan sekelompok manusia dan samawiyah atau agama -wah-
yti yang datang dari Tuhan. Agama wahyu yang terakhir adalah
agama Islam yang dibawaoleh Nabi Muhammad s.a.w. utusan Tuc
han yang terakhir- dan ajarannya sempurna;' tak ada lagi wahyu
sesudah Al Qur-an.

Agama Monoteisme

Dalam halaman 19, terdapat kata-kata "Agama monoteisme


adalah Islam, Yahudi, Kristen (Protestan dan Katolik) dan Hindu".
Dan dalam ijalaman 22, terdapat kata-kata "monoteisme
Kristen dengan faham trinita,s dan monoteisme Hindu dengan fa-
ham politeisme yang banyak terdapat di dalamnYla, tidak dapat
dikatakan monoteismemurni".
Kata-kata terse but dL atas adalah kata-kata lidah yang tidak
bertulang, yang tersirat di dalamnya adalah bahwa semua agama

23
·...
. " . .,"
itt.i sarna, sedikitnya bagi bangsa II1dorie~i~~"Agama Kristen diberi
penjelasan Protestan dan Kat.aUk"' Padahat"di samping Protestan
dan Katolik ada lagi kelompok besar, lebih besar dati Protestan
yaitu kelompok Orthodox yang terdapat di Russia, Europa Timur,
Asia Barat dan Abbyssinia.
Agama Hindu yang merupakan agama alamiyah disejajarkan
dengan agama Yahudi, Kristen dan Islam. Dan ini sarna sekali tak
dapat diterima oleh orang" Islam.
Kemudian Dr. Harun Nasution mengakui bahwa agama Kris-
ten dengan . trinitasnya dan Hindu dengan politeismenya tidak
dapat dikatakan monoteisme murni Jadi soalnya dijadikan begitu
ringan, bukan prinsip: monoteisme atau bukan monoteisme
tetapi monoteisme murni dan monoteisme tidak murni" Semua-
nya monoteisme dan serpuanya agama.
Uraian Dr. Harun Nasution yang berselubung uraian ilmiyah
sesungguhnya mengandung bahaya bagi generasi muda Islam yang
ingin dipudarkan ke Iman-annya; jika soalnya agar terdapat jiwa
toleninsi di an tara bangs a Indonesia, rriaka Islam sudah lengkap
dengan toleransinya yang diakui oleh sarjana -sarjana Barat _sen-
diri. Tetapi janganlah menyama ratakan segala agama, dan menga-
takan segala agama itu sarna, seperti yang sering kita dengar dari
orang-o!ang yang tak pernah menyelidiki agama.

24
...•. "".

•" . ,0
,.
' ..

KOREKSI TERHADAP BAB II TENTANG ISLAM DALAM


PENGERTIAN YANG SEBENARNY A

Dalam bab I betjudul : Agama dan pengertian agama dalam


bcrbagai bentuknya, Dr. Harun Nasution telah menggambarkan
bahwa dalam kehidupan manusia itu terdapat aspek yang bernama
agama. Genus agama itu mengandung spcci;c:, yang bermacam-
macam, diantaranya agama Islam.
Koreksi yang kami kemukakan adalah bahwa agama itu tidak
merupakan genus yang mempunyai species, akan tetapi kita ber-
hadapan dcngan dua geJala : gejala alamiah yang dinamakan
agama Kebudayaan dan yang timbul dari kehidupan manusia
scndiri~ serta agama Samawiyah atau wahyu yang diberikan oleh
Allah S.W.t. kepada manusia, dan Islam adalah agama Samawiyah
yang terakhir.

Dalam bab II ini Dr. Harun N asution menguraikan' "Islam


dalam pengertian yang sebenarnya", judul ini memberi kesan
scolah-olah apa yang dikatakan itulah yang benar, dan ini ber-
arti bahwa segal a sesuatu yang berlainan dengan apa yang dika-
takan' adalah salah.
Oleh karena itu marilah kita teliti bab .II ini dengan seksama.
Faham dan keyakinan (kita) Vmat Islam
.
Dalam halaman 24 terdapat kata : "Dalam faham dan keya-
kinan Vmat Islam Al Qur-an mengandung Sabda Tuhan (kalam
Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. JI/ •

Saya merasa alangkah baiknya jika setelah kata keyakinan, ditam-


bah kata "KIT A" sehingga seluruh susunan itu berbunyi "Dalam

25
.. ... .
faham d"an keyakinan kita U-iriirIsl~m"."·
. Persoalannya adalah bahwa buku n"r".·Harun Nasution itu. ditulis
olehseorang Muslim serta dibaca oleh Umat Islam Indonesia.
Kalau ada pembaca yang tidak beragama Islam mereka itu jum-
lahnya sangat sedikit sekali. Dengan susunan yang ada sekarang,
ctapat terkesan seolah-olah faham bahwa Al Qur-an itu mengan-
dung Sabda Tuhan hanya merupakan kevakinan tlmat Islam dan
pengarang tidak termasuk di dalamnya.
Jadi persoalannya hanya soal kemantapan kata. Lain tidak.
Dalam halaman 26 terdapat kata-kata: "BUKTI BAHWA AL
QUR-AN ADALAH WAHYU" atas dasar Ayat-Ayat dan Hadis-Ha-
dis serupa inilah Urnat Islam mempunyai keyakinan bahwa apa
yang terkandung dalam Al Qur-an adalah sabda Tuhan dengan kat a
lain, teks Arab yang tersebut dalam kitab suci itu adalah wahyu
dari Tuhan. Hanya kata-kata Arab yang tersebut dalam teks itulilh
yang diakui sebagai wahyu dan kalau diganti dengan kata~kata
Arab lain, sungguhpun sinonimnya, itu tidak diakui lagi wahyu.
Apalagi terjemahannya ke dalam bahasa asing, semua itu bukan
lagi merupakan wahyu atau Al Qur-an yang sebenarnya!'
Membaca tulisan Dr. Harun Nasution tersebut di atas saya
mendapat kesan bahwa pengarang tersebut berpendapat bahwa
keyakin;m Umat Islam tentang Al Qur-an sebagai wahyu hanya
didasarkan kepada beberapa Ayat dan Hadis yang menceritakan
bagaimana wahyu di turunkan.
Dr. Harun Nasution sebagai seorang yang telah lama belajar di
. Universitas Al Azhar di Mesir dan menRetahui bahasa Arab mesti-
nya tidak dapat menganggap sepi keindahan bahasa Al Qur-an.
Keindahan bahasa Al Qur-an adalah suatu unsur yang sangat
pen~ing dan mu'jizat yang membuktikan bahwa Al Qur-an itu
adalah wahyu.
Kisah masuknya Umar bin Khattab kepada Islam justru menun-
jukkan hal ini. Ketika beliau datang ke rumah adiknya perempuan
yang telah masuk Islam, dengan maksud untuk melarangnya me-
meluk agama Islam, ia menemukannya sedang mempelajari per-
mulaan surat Taha (XX) yang bunyinya :
26
1_-

Artinya:

••Taha. Aku tidak menurunkan kepadamu kitab Al Qur-an ini agu:


engkau celaka. tetapi agar menjadi peringatan hag;orangyang takut
kepadlz Tuhan. Al Qur-an itu diturur',an dari zat yeng menciptakan
bumi don langit - yang tinggi. zat Y.l.1l:,- bemfat maha penyayang dan
bersemayam di atas singgasanaNya."

Membaca ayat-ayat tersebut, Umar bin Khattab yang ter-


sohor bersifat keras, seketika menjadi lunak. Ia bukannya me-
larang adiknya untuk memeluk agama Islam, akan tetapi ia sendiri
langsungmenujuke tempat Muhammad untuk mengumumkan
bahwa ia telah memeluk agama Islam.
Sahabat Abu Bakar juga diganggu oleh oran!; ,nusyrikin
di Mekah, karena jika ia serp.bahyang malam, ia membaca ayat
Al Qur-an yang mempersona para tetangganya sehingga banyak
diantara mereka yang masll;k Islam.
Realitas inilah yang diketahui oleh mereka yang tidak suka
kepada Islam sehingga pelajaran bahasa Arab tilk dijuinpai di
televisi umpamanya; seandainya Umat Islam mendapat kesempa-
tan urituk mempelajari bahasa Al Qur-an (yang pada:waktu yang
sarna juga merupakari bahasa Arab) niscaya ke Imanan mereka
akan lebih kuat lagi.

Injil Bukan Wahyu


1 Dalam halam~n 27 terdapat kata-kata : Dalam agam<..d
(KIJisten) Injil dalarn teksnya bukanlah wahYu. Yang wahyu

27
,"

.hanyalah isi atau arti YWg dik3.!1du.rlg-Jel}"s


~tu, Maka terjemahan-
nya dalam bahasa asing diangg~p "sarna· kuat. Berd(isarkar.. atas
ini ada kaum orientalis yang mengatakap :,;iabda Tuhan dalam
Islam menjadi Al Qur-an, sedang dalam agama Kristen sabda Tu-
han menjadi Yesus.'·

Dengan tidak menerangkan bahwa bahasa Al Qur-an adalah


suatu unsur yang penting dan mu 'jizat yang menunjukkan bahwa
Al Qur-an itu wahyu, maka kata-kata tersebut di atas sangat ber-
bahilya. Generasi muda akan mendapat kesan bahwa_ Umat Islam
selalu brengsek; kita musti membaca Al Qur-an dalam bahasa
Arab yang kita tidak mengerti, sedangkan Umat Kristen cukup
membaca terjemahan Injil dalam bahasa Indonesia atau bahasa-ba-
hasa .daerah yang banyak di Indonesia, yang semua itu dianggap
sania kuat.

Bahwa sabda Tuhan dalam Islam menjadi Al Qur-an bukan


kata kaum orientalis, tetapi itu tersebut dalam Qur-an sendiri
tersebut dalam surat 12 (Yusuf) Ayat 2:

Artinya: .
,.,..,
.
~.J!) •
/~.,
i) ..
/ '~(c.:~
If_~-.r-
W....s.v
//I~r\.J...1
'"
~ ~ /
OI"...J·u
«i/:7.'\~1 V

"Sesungguhnya Aku turunkan kitab Al Qur-an dalam bahasa Arab


agar kamu berfikir".

Juga tidak benar bahwa kaum orientalis mengatakan sabda


Tuhan menjadi Yesus, Kata-kata tersebut adalah kata Injil Yahya
I : 16 yang bunyinya : And the word was made flesh and dwell
among us. Dan firman Tuhan dijadikan daging (manusia) dan tiIlf,-
gal diantara kita. Mengenai persoalan yang pokok, bahwa Injil
itu bukan wahyu adalah benar. William Sanday telah berceramah
di Universitas Oxford tahun 1893. Menjaw'ab pertanyaan : if it
is no longer possible to believe in the verbal inspiration and
en~rrancy of the scr,i pture, in what sense ought a Christian to
hold that the Bible is inspired andtherefore authoritative: Yangarti-
nya : jika sudah tidak mungkin lagi untuk percaya bahwa dalam

28

'.
,,'
~' ..
Injil itu tidak ada s'aiaJjl;"r11ak-a'
l;<;lg~imanakah mempertahankan ke~
yakinan Kristt:n bahwa Injil itu diwahyukan dan dengan begitu
bersifat authoritative", Wiiliam Sanday mengemukakan pendapat
kaum ~Liberal akhir abad 19 dan permulaan abad 20 bahwa :
yang diwahyukan oleh Tuhan itu bukannya kalimat-kalimatnya
Bible akan tetapi orang-orang yang menulis kitab Injil itu (lihat
Alan Richardson, The Bible in the age of Science halaman 67-68):
.
"It is not the word of the Bible that are inspired but the writers of
the scd ptural boo ks",

Hadis Nabi
Hadis adalah sumber kedua daripada ajaran-ajaran Islam,
Materinya, dinamakan Sunnah atau t~adisi,Aal Imran, ayat 31-32:

Artinya'

"Katakanlilh hai MUhammad: "Jika kamu cinta kepada Allah maka


ikutilah aku, Tuhan ~kan mencintai kamu dan mengampuni segala
dosamu, dan Allah itu yang maha Pengampun dan i maha Pengasih.
Katakanlah. hai Muhammad, ikutilah perintah Allah dan ikutilah perin-
tah RasulNya; dan jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah itu tidak
suka kepada orang yang kafir. "

Sunnah Nabi ini ada yang merupakan ucapan, perbuatan


atau 'persetujuanNabi terhadap sesuatu tindakan, Sunnah Nabi
menjelaskan ayat Al Qur-an umpamanya dalam Al Qur-an,

29

, .. ' , .'
..
" ~.
.
,.-- .•..... ...
" '

. ;Itanya ada perintah 'untuk"lnelakukan,s.ertl'bahyang, tetapi tak di-


sebutkan earanya. Nabi Muhammadlal1 yapg memberi penjelasan
itu dengan menunjukkan b~u~airri'anabeliau sendiri melakukan
sembahyang .. '. _
Karena itu maka ruang lingk.up.Iiadis ini luas;ada yang!:berhubu-
ngan dengan ibadat seperti salat dan puasa, ada yang bethubungan
dengan kehidupan Nabi Muhammad dalam rumah tangganya,
.ada yang lJlengenai cara beliau hidup sehari-l1ari dari eara mandi,
berpakaian, makan minum dan hiin-lain, ada y'ang Il}engenaisuatu
peristiwa, umpamanya ketika beliau mengadakatf perundingan
diplomasi di Hudaibiyah, sehingga barang siapa s¥patinembaea
buku-buku Hadis itu, ia akan merasa hidup mendampingi Nabi
Muhammad.
Selama Nabi Muhammad masih hidup sampai kepada zaman
Pemerintah Khulafa Rasyidin, para :.sahabatNabi sangat berminat
untuk mengingat dan menghafal apa yang pernah dikatakan atau
dilakukan oleh Nabi.
Tetapi makin lama makinbertambah terasa.hajat umat
Islam untuk mengetahui Sunnah Nabi seeara terperinci. Khalifah
Kerajaan Amawiyah, yaitu Umar Ibn Abdul Aziz (717-'20 M)
memerintahkan kepada Muhammad Ibnu Syihab alZuhri,
maka dikumpulkannya apa yang dapat dikeIjakannya ..
Pada zaman Kerajaan Abbasiyah, Khalifah Aqu Ja'far' al
Mansur (Khalifah Kedua daripada Kerajaan Abbasiyah 754-720 M)
memeriritahkan kepada Malik bin Anas (93 - 179 H) untuk
mengumpulkan ,Hadis-hadis yang ia ketahui, dan dikumpulkan-
lah buku Hadis yang dinamakan al Muwatha' (artinya : yang
telah terkuasai), beIjumlah. 870 Hadis, menurut IbnHazm. ,
Pengumpulan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Abu J a'far
al Mansur-yang dilakukan oleh al Zuhrii dan Malik bin Anas
hanyamerupakan usaha keeil, karena malik bin Anas tak pernah
meninggalkan kota Medinah kecuali beberapa kali sebentar untuk
haji~ sedangal Zuhri juga tidak melakukan penelitian yang besar
seopenya.
Akan tetapi pada Abad ketiga Hijrah lahirlah gerakan ilmiyah
yang menyeluruh berbarengan dengan teIjemahan buku dari
Yunani. Baik ilmu hukum,' maupun tafsir maupun ilmul kalam

30
·.•.

.•
.. :',:- ."
'.. ; .'..... ~.
tau tauhid berkembang:sec'ara
.
be$ar·besatan .
~. ,. .' .....
.

Mengenai pembuk,uan· Sunnah menonjol pula nama-nama


1 Bukhary (wafat 256) M.uslim .(wafat 261) dan Ibn Majah
(wafat tahun 273), Turn1Uzi .(wafattahun 274) al Nasai (wafat
tahun 303) Abu Daud (wafat tahun 275). ..
Diantara mereka itu al Bukhary dan Muslim menggunakan
riteri~ yang sangat ketatuntuk menyaring Hadis-Hadis. Cara
penyelidikan . al Bukhary dan Muslim' yang begitu tetn:i telah
menghasilkan dua kumpulan yang sekarang termasyhur dengan
nama Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yakni kumpulan yang sah,
yang benar daripada. al Bukhari dan Muslim.
Pengumpul yang lainpun memakai ,criteria juga, akan tetapi
dirasakan agak lebih lunak. Dan di samping yang enam tersebut
ada lagi peberapa kumpulan lain sep~rti Musnad bin Hambal.
Sunnah Nabi atau Hadis adalah(.tA~titu penti!lg dalam Islam.
J ika Al Qur-an penting karena ia adalah wahyu dan barang siapa
yang membacanya dengan mengerti bahasa se~ta maknanya
ia akan hidup dalam suasana kerukhanian yang tinggi, maka de-
ngan membaca Sunnah atau buku Hadis, seseorailg akan menjel-
r11a menjadi sahabat Nabi, seakan-akan ia dapat menemani dan
melihat segala gerak gerik Nabi Muhammad s.a.w. Al Qur7an
tidak dapat dir-agukan lagi kebenarannya, dan Dr. I:Iarun Nasu-
'\
tion meng-quote (mengutip) kata-kata Nicholson dan Gibb yang
menguatkan keaslian Al Qur-an.
Tetapi orang yang tidak suka .kepada Islam mencoba untuk
menyerang sumber kedua yakni al Sunnah, karenajika al Sunnah
/
didiscreditkan maka akan kuranglah sumber kekuatan Islam.'
Caramendiscreditkan Hadis adalah pertama menunjukkan
bahwa ada kemungkinan Hadis itu dibuat-buat atau dipalsukan
dan memang hal itu teIjadi, khususnya ketika teIjadi sengketa
politik dan perebutan kekuasaan. Bahwaada Hadis'yang palsu
telah disoroti oleh penyelidik-penyelidik Islam sendiri, khususnya
al Bukhary dan Muslim, dan oleh karena itu maka mereka mem-
bentuk criteria yangketat dan ilmiyah untuk menerima Hadis.
Akan tetapi sekali dikatakan bahwa ada kemungkinan Hadis
itu dipalsukan dan memang sudah dibuktikan adanya beberapa
Hadis palsu, kaum orientalis menjadikan hal 'tersebut sebagai
pokok, seakan-akan semua Hadis Uu sangat mungkin merupakan
r
31

,-
"

'Hadis palsu.:· "-:


Dengan cara ini mereka bertnaksud untuk menghilangkan satu
daripada sumber kekuat.q~ Islam ..
Dengan peringatan tersebut di atas, marilah kita baca uraian
Dr. Harun Nasution dalam bukunya, jilid' I halaman 29 sebagai
berikut.
"Karena Hadis tidak dih.afal,dan tidilk dicatat dari sejak semu- '
la, tidaklah dapat diketahui dengan pasti mana Hadis yang betul-
betul berasal dari Nabi dan mana Hadis yang dibuat-buat. Abu
Bakar dan Vmar sendiri, walaupun mereka sezaman dengan Nabi,
bahkan dua sahabat yang terdekat dengan Nabi, tidak begitu saja
menerima Hadis yang disampaikan kepada mereka. Abu Bakar
meminta supaya dibawa sa:ksi yang memperkuat Hadis itu berasal
daTi Nabi, dan Ali Ibn Abi Talib meminta supaya pembawaHadis
bersumpah atas kebenarannya.
Dalam pada itu jumlah Hadis yang dikatakan berasal dari Nabi
bertambah banyak, sehingga keadaannya bertambah sulit mem-
bedakan mana Hadis yang orisinil dan mana Hadis yang dibuat-
buat. Diriwayatkan bahwa Bukhari mengumpulkan 1600.000'
(enam ratus ribu) Hadis, tetapi setelah mengadakan seleksi, yang
dianggapnya Hadis orisinil hanya 3000 (tiga ribu) dari yang
600.000 itu, yaitu hanya setengah persen.
Tid~k ada kesepakatan kata antara umat Islam tentang
keorisinilan semua Hadis dari Nabi".

Keterangan Dr. Harun Nasution tersebut sudah cukup untuK


memasukkan rasa goyah dalam kci:nanan generasi muda kita,
sesuai dengan yang dimaksudkan dell kaum orientalis yang tidak
suka Islam menjadi kuat.

Perbedaan amara'IIrnu Kalam dan Teologi


Dalam halaman 30 disebutkan oleh Dr. Harun Nasution
sebagai berikut : "Di samping ini (tauhid, pengakuan/adanya
Tuhan Y.M.E.) menjadi dasar pula soal kerasulan, wahyu, kitab
suci yaitu Al Qur-an, soal orang yang percaya kepada ajaran yang
dibawa NaQi Muhammad yaitu soalmukmin dan Muslim, soal

32

. ~
..
',.
rail/! yan~ tak. percay'a kep'~da a}aran~ajaran itu, yakni orang'.
Inr dan musyrik, hubungan makhluk terutama 'manusia dengan.
l'IH;ipta, soal ini dibahas oleh ilmu tauhid atau ilmu kalam yang
datum istilaJl Baratnya disebut "teologi". Aspek teologi meru-
pukan aspek yang penting sebagai dasar-bagi Islam'.'
Orang yang membaca kata-kata tersebut di atas mendapat
kcsan bahwa ilmu kalam adalah teologi Islam dan teologi adalah
i1mu kaJam Kristen. Kesan yang. seperti ini sesuai dengan jiwa
yang menjadi landasan buku' : "Islam ditinjau dari berbagai as-
pcknya", yaitu bahwa ada agama genus, dan ada species agama
diantaranya Islam dan Kristen. Dengan kata lain, pada pokoknya
ama-agama itu tujuannya sarna, hanya perincinyaJah
yang berbeda-beda ..
Seharusnya, untuk memberikan gambaran yang tepat, dite-
askan sebagai berikut : soal-soal kepercayaan dalam Islam dibahas
Jatam ilmu tauhid.

Walaupun kepercayaan itu ada yang mengenai hal ihwal


orang muslim atau kafir, mengenai wahyu dan sebagainya, tetapi
ilmu terse but, dinamakan tauhid oleh karena yang terpenting
datam Islam adalah pemurnian keesaan Tuhan yang semenjak
00' tahun telah menjadi persoa~an diantara umat Kristen sen-
diri dan diantara umat Kristen dan umat Yahudi.

Ilmu tauhid juga dinamakan ilmu kalam. Ini dapat diarti-


kan bahwa diantara 'soal-soal yang penting di dalamnya adalan.
soal sifat kalam (bicara) N.ya, atau firn1an Tuhan yakni Al
ur-an. Dapat pula diartikan bahwa soal-soal kepercayaan itu
memerlukan diskusi dan. argumentasi yang dalam bahasa Arab
dinamakankalam.

Biasanya orang Barat memakai istilah teologi untukme-


nunjukkan taufiid atau kalam, b.rena mereka tak punya istilah
t'llin. Teologi terdiri dari dua perkataan yaitu teo (theos) arti-
nya .Tuhandan logos artinya ilmu .. Jadi teologi berarti ilmu
ketuhanan; datam bahasa Arab adalah ilmul ilaahiyaat.

33

., ... "
;~Adapu~ sebab ·timbulnya· te~l~g~ d~Thm Kristen adalah karen(i .
yang pokok dalam agama I<:risten itu adalah ke Tuhanan Nabi
Isa, s~bagai salah satu dari pacta tri tunggal atau trinitas.
Akan tetapi kemudian kata teologi .. ~engandung beberapa
aspek-aspek agama Kristen, yang diluar· kepercayaan, sehingga
teologi dalam agama Kristen tidak sarna dengan tauhid atau
ilmul kalam akan tetapi dapat ditafsirkan sebagai ilmu keagama-
ah. Inilah sebabnya maka kita jumpai bermacam-macam teolo-
gi seperti teologi systematic, Heilgeschichte theology (salvation
theology), the theology of images, theology of social justice,
dialectical theology cip~aan Karl Barth dan lain sebagainya.
Dengan begitu kalau aspek hukum dalam l-slam tidak ter-
masuk ilmu kalam akan tetapi termasuk ilmu Fiqih, maka_ d(i-
lam agama Kristen soal-soal masyarakat juga merupakan bagian
dari teologi jika masyarakat itu ditinjau dari pandangan Kris-
ten.
Saya harap dengan penjelasan diatas, dapatlah kiranya
orang membedaican antara arti dan perkembangan ilmu kalam
Islam dan arti dan perkembangan teologi Kristen ..
Manusia berasal dati Tuhan dan akan kembali ke Tuhan ?

Dalam halaman 30 juga, kami dapatkan :sebagai berikut: -


"Salah satu ajaran dasar lain dalam agama Islam ialah bahwa
manusia yang tersusun dari badan dan rokh itu berasal dari Tu-
han dan al<:an kembali ke Tuhan. Tuhan adalah suci dan rokh
itu datang dati Tuhan juga suci dan akan dapat kembali ke tem-
pat asalnya disisi Tuhan kalau ia tetap suci. Kalau ia menjadi
kotor denganmasuknya ia kedalam tubuhmanusia yang ber-
sifat materi itu, ia tak akan kembali ke temp at asalnya".

Ketika saya membacakata-kata tersebut di atas, saya fikir-


tikir dari manakah kata-kat2' tersebut dikutip ? Sepanjang ingat-
an saya, saya tak pernah menjumpai gambaran tersebut, baik
dalam Al Qur-an maupun dalam Hadis.
Akan tetapi ketika saya renungkan kembali, saya ingat bahwa
ajarail tersebut terdapat dalam filsafat Yunani, Neo Platonisme.
34
~.....

Mcnurut· ajaran tersebu·t~~·alam··:t~rinasuk manusia terjadi Secara


pancaraI!. (emanasi atau faidh) dari Tuhan, dan ma~usia dapat
kcmbali kepada Tuhan dengan 'cara membersihkan jiwanya, de-
ngan hasH bersatu dengan Tuhan.
Ajaran Islam tidak begitu. Manusia diciptakan oleh Tuhan
tctapi tidakdatang dari pada Tuhan. Ia akan kembali kepada
Tuhan, tetapi tidak ke tempat asalnya. Ia akan kembali ke ha-
dirat Tuhan dan bukan disisinya. Di hadirat Tuhan ia akan mene-
rima perh.itungan atau hisab. Jika pekerjaannya baik ia akan
masul( Surga dan jika pekerjaannya jahat ia akan masuk Neraka.
Badan yang bersifat materi tidak mengotori jiwa manusia. Yang
mengotori jiwa manusia adalah pelang~aran terhadap larangan-'
larangan 'Fuhan.
Tersebut dalam surat 2 (al Baq ~/"&h),ayat 156:
/' /,...;/. \ /--} /.!i!,/ •. /~/
.w'/
~.)/ ,/ £:lIt\'/ ~t,r't; ~.., '/~__
../ /!!;/./,/~ ·-'.?/I/:1\:"
~~ ~o"'\
)/U"M~

Artinya:
( \0"\; ~r')
"Dan jika mereka terkena musibah mereka berkata : sesungguhnya
kami ini milik Tuhan (bukan berasal dari Tuhan). Dan sesungguhnya
.
kami akan kembali kepadaNya, yakni menghadap ke hadirat Tuhan ".
Gambaran Neo Platonisme berlainan dengan gambaran IS-
lam. Neo Platonisme adalilh ajaran mistik, dan menganggap milteri
rcndah dan kotor. Islam menganggap bahwa badan itu netral.
Nyawa atau nafas jika mellgikuti godaan syaitan, ia akan mem-
pengaruhi badan untuk kejal1atan. Badan tidak dianggap jahat oleh
Islam, bahkan dipandang sebagai bentuk yang indah daripada
makhluk Tuhan yang lain .
Apakah Fiqih itu ?
Dalam halaman 31 terdapat kata-kata sebagai berikut :
"Selanjutnya Islam berpendapat bahwa hid up manusia di
dunia ini tidak bisa terlepas dari hidtip manusia di akhirat, bahkan
Icbih dar,i itu,' corak hidup manusia di dunia ,ini menentukan'
coral<. hidupnya di akhirat kelak. Kebahagiaan di akhirat bergan-

35

..
. - .. " ...
·.:.•..

>;. 'tung'pada hidup baik di·\luilia. Hidr;tp baik menghendaki maysa-


'.Takat l1}anusia yang teratur.Oleh ;eba.b itu, Islam mengandung
peraturan-peraturan tentang kehidupai1'masyarakat manusia.
D.emikian terdapat peraturan-peraturim mengenai ,hid up keke-
luargaan (perkawinan, perceraian, waris d~m lain-lain), ten tang
hidup ekonomi dalam bentuk jiJai :beli, sewa menyewa, pinjam-
meminjam, perserikatan dan lain-lain; tentang hidup kenegaraan,
tentang kejahatan (pidana), tentang hubungan Islam dan bukan
Islam teritang hubungan orang kaya dengan orang miskin ,dan
sebagainya. Semua ini dibahas dalam lapangan hukum Islam yang
dalam istilah Islamnya disebut ilmu Fiqih. Fiqih memberikan
gambaran ten tang aspek hukum dari Islam".

Membaea paragraph di atas, saya merasa gembira oleh karena'


Dr. Harun NasutlOn mengakui adanya hukum Islam untuk masya-
rakat. Ini merupakan suatu. hal yang tidak seirama dengan apa
yang ditulis dalam bab I. Seba.,gai kita masih ingat (halaman 17)
Dr. Harun Nasution menggambarkan Islam dengan kata-kata "Tu-
han ?alam faham Monoteisme adalah maha suci dan Tuhan meng-
hendaki supaya manusia tetap suei, manusia akan kembali ke-
pada Tuhan dan yang dapat kembali ke sisi Tufian yang maha suci
hanyalah orang-orang yang suei. Orang yang kotor tidak akan di-
terima kembali ke sisi yang maha suei. Jalan untuk tetap menjadi
suci ialah ·.senantiasa berusaha supaya dekat pada, Tuhan, ingat
dan tidak lupa kepada Tuhan".
Dan kata-r ttla lain "J elaslah kiranya bahwa tujuan hidup ber-
agama da1~m agama ,.Monoteisme ialah membersihkan diri dan
merisueikan jiw::l dan rokh".
Saya merasa gembira pula bahwa Dr. Harun Nasution menyebut-
kan: "tentang hidup ekonomi" dan "tentang hidup kenegaraan"
sebagai hal-hal yang tersebut dalam ajaran Islam. Cuma sayangnya
Dr. Harun .tidak memahami seeara keseluruhan apakah ajaran eko.
nomi dan ajaran kenegaraan itu; yang terlihat dalam uraia.nnya ha-
nya eontoh-eontoh mengenai jualbeli, sewa menyewa, pinjam me-
minjam sedang garis besar dan dasar filsafatnya tidak disinggung
sarna sekali.

3p
. ..... ~
• .•.• ,I!.

- '.-

Da1am ajaran,: ken,egaraan tidal< disebutkan contohiwa, dim


It:lliti dalam bab Y'tentang aspek politik, akall kelihatan bahwa
I>r. HaJllll kehilartgan arah; bukan ajaran prinsip kenegaraan
yang diuraikan melainkai1 sejarah tragedi perebutan kekuasaan,
wpcrti yang biasa ditulis 6Ieh kaum orieutalis yang tidak suka
kq)ada Islam.
Setelah menyampaikan rasa, kegembiraan yang tercampur
,!t-ngan kekecewaan, seperti tersehu.t di atas, saya akan membica-
rukan soal yang pokok : apakah Fiqih itu ?
Yang dapat diambil kesimpulan daripada uraian Dr. Harun,
Fiqih ada1ah hukum Islam. Dr. Harun berkata : "semua ini diba-
hus dalam lapangan hukum Islam yang da1am istilah Islamnya
discbut Umu Fiqih. Fiqih memberikan gambaran tentang aspek
hukum dari Islam".

Di Indonesia orang awam tidak membedakan antara fiqih


dan hukum Islam. Bukan orang awam saja, banyak orang terpe-
Injarpun mencampur adukkan dua hal tersebut.

Hukum Islam adalah syari'at. Dalam surat 45 Al Jatsiyah ayat


IH disebutkan :

/"j/
~
'\ ~' ~.f~/':~G
-, .• /
';:ii( ~/' ~ 'I~8Q;~~'
V7' ~~~~ •
/
r ~
Artinya: ', ( \~ ~ ;:;'W:' I . zip.l
/ •.J/ V"", /O'I~
0:.lJ\
'/

J) Kemudian aku jadikan engkau di atas syari'at (cara hfdup) maka ikuti-
lah syari'at itu dan jangan mengikuti keinginan orang-orang yang
tidak mengerti.»

Sesungguhnya Dr. Harun membicatakan hukum Islam dalam


Hub VII dan pada tempatnya nanti akan kami bicarakan ..
Yang perlu ialah 'bahwa Fiqih bukan Hukum Islam. Fiqih
Ildalah pemikiran-pemikiran tentang Hukum Islam atau syari'at,
sL'hingga ilmu Fiqih itu meneerminkan eara berfikir umat Islam

37,
~..
'
.
.,

.
.
'

~,..
'"

pada suatu waktu. Ada hal-hal dalam' fiqih ,:yang sudah sangat
usang\ tetapi yang masih dijumpai orang -rn;cl1;1ptak:tekkan,umpa-
manya air sud itu air yang lebih dan, qua 'gullah, sehingga di
kalangan rakyat yang tidak terpelaja'i:;ba~,)(ak:, orailg berwudlu
berkumur dengan air bekas air yang sudahdipakai berkumur
orang lain. Ini suatu contoh dari fiqih. '
Adapun syari'at atau hukum Islam adalah Ayat-Ayat Al'Qur-andan
Hadis-Hadis yang dapat dipercayai yang jumlahnya banyak dan
telah diteliti dan disaring oleh para saIjaria seperti Bukhari (wafat
tahun 256) ~uslim (wafat tahun 261) dan lain-lain.
Syari'at --adalah tetap, tak berobah. Akan tetapi masyarakat
selalu berobah, sehingga para ahli hukum Islam mempunyai
kaidah penting sebagai tersebut dalam kodifikasi Turki (majalah)
principe 39 (1ilajalah: la yungkaru taghatyurul ahkam, bi taghayuril
azman, yang artinya tak diingkari bahwa hukum itu berubah me-
nurut zaman. Arti kata-kata tersebut, prinsip hukum tetap dalam
AI Qur-an dan Hadits, tetapi pengertian dan pelaksanaannya perlu
difikirkan dengim mengambil bahan daripada keadaan yang ad~.
Soal ini akan saya uraikan lebih panjang dalam membica-
rakan Hukum Islam; Bab VII.

Yang ingin saya tegaskan sekarang adalah bahwa _ fiqih


itu bukar~t>tlkum Islam, akan tetapi pemikiran-pemikiran sarjana
Islam teri'tang syari'at, dalam rangka periode dan kondisi tertentu.

Keta tanegaraan dalam Islam


Pada halaman'32 terdapat kata-kata sebagai berikut :
"Sementara itu Islam dalam sejarah mengambil bentuk
kenegaraan. Dalam perkembangannya terjadi perbedaan faham
tentang organisasi negara yang semestinya. Perbedaan faham
terbesar dalam soal lembaga politik ini terdapat antara kaum
Sunni dan kaum Syi'ah. Kaum Sunni berpenda1?at bahwa kepala
negara tidak mesti dari keturunan N abi melalui Fatimah dan AlL
Kaum Syi'ahsebaliknya berkeyakinan bahwa hanya keturunan

38
, ""
.~
','
..
<"

Nabi yang bolehrn~nj~di -kepala negara\ Selanj~tnya terdapat


pula perbedaan ,faham' :te~tang
"".,' persoalan
. apakah
i Jabatan kepala
negara mempuny~i slfat t~ti1n temurun da~i bapak kepada anak
ataukah pengan"gkata-n k¢pala negara didasarkan atas kesanggupan
• '. " .·iII ••• " •• ' \

scrta keahlian danpukiu). atas keturunan ?"


\

Segala yang dikatakan .oleh Dr. Harun Nasution dalam Bab

II ini hanya sebagai pengantar untuk menulis ~jUdUI-jUdUIselan-


jutnya. B a b II ini diberi judul "Islam dalam/ pengertian yang
sebenarnya". B a b. III diberi judul "Aspek ilbadat, latiha.q, spi-
rituil dan ajaran moral".
B a b IV diberijuduL "Aspek sejarah dan kebudayaan".
B a b V diberi judul " Aspek politik."
B a b VI diberijudul "Lembaga-Iembaga kemasyarakatan".
\

Kemudian dalam jilid kedu'a, B a b VII diberi judul "Aspek


hukum". B a b VIII diberi judul "Aspek teologi"'. ~ a b IX diberi
judul "Aspek falsafat". Bab,. X diberi judul "Aspek misticisme".
Bab XI diberi judul "Aspek pembaharuan dalalil1 Islam", kemu-
dian buku karangan Dr. Harun N asution tersebu t, diakhiri dengan
"Penutup'.'.
Oleh karena "koreksi" ini akan membahas' buku tersebut
bab. demi bab:" maka kiranya,mengenai KETATA NEGARAA,N
DALAM ISLAM ini, saya hanya memberi koment<p" sebagai be-
rikut : '

Kata Dr. Harun Nasution "Sementara itu Islam dalam sejarah


mengambil bentuk kenegaraan", memberi kesan bahwa "Ke-
tatanegaraan dalam Islam" hanya suatu kejadian ;sampingan,
bukan merupakan prinsip at au ajaran pokok. Oleh I karena itu
isi bab tersebut hanya menceritakan bentrokan anta"ra ahlussun-
nah dan Syi'ah serta antara republikein dan monark.ist.
Ini adalah yang dimaksudkan oleh kaum orientalis yang
in gin menjauhkan Umat Islam daripada ajaran-ajaran Islam,
dan menggambarkan bahwa Islam itu tidak mempunyai teori
atau filsafat politik ..

39
\;..
. ..;

Lembaga ymasyarakatan dalamlslam


Dalam halaman 3 terdapat kata-kata '. sebagai berik:ut :
"Islam sebagai negara entu mempunyai'tembaga~lembaga kema-
syaraJ<:atan seperti Ie baga kekeluargaan, lerilbaga kemiliteran,
lembaga kepolisian, 1 baga kehakiman dan l~mbaga pendidikan.
Semua ini menggam, arkan aspek lembaga kemasyarakatan dalam
Islam".

Hal-hal yang pisebutkan oleh Dr. Harun Nasution memberi


kesan bahwa itu adalah lembaga Islam "Yang sebenarnya" sehing-
ga kalau mahasiswa atau orang muslim sekarang, pada tahun 1977
ini membaea bab II ia akan mei1dapat kesan Islam itu primitif,
tak dapat mengh;adapi keperluan masyarakat abad 20 .
.y ang digatnbarkanlembaga kemasyarakatan dalam Islam
tidak lain adal~h lembaga ~ebagai yang berfungsi pada abad 7,
8 dan 9, yakni sudah ± seribu tahun yang lalu.
I •

Memang begitti eara kaupl orientalis menggambarkan lembaga-


lembaga Islam,1 seakan-akan lembaga-Iembaga itu tetap tak boleh
dan tak dapat dirobah.
Modernisasi atali Pembaharuan

Dala~ b,!\a1aman33 kami dapatkan kata-kata sebagai berikut:


"Del)gan adanya kontak antara Islam dan kemajuan Barat
yang dimulai pada pembukaan abad ke 19 yang lalu, umat Islam
I

dipi.mgaruhi oleh pemikiran-pemikiran modern Barat. Dalam

Islam timbull~h
soal hangat pula dipemikiran
s~mpai pembaharuan
zaman kita yang di
sekarang. Maka masih menjadi
samping as-
pek-aspek terse but, terdapat pulaaspek modernisasi atau pem-
baharuan dalam Islam".
Dertgan' mengingat bahwa Dr. Harun Nasution memberi
judul-judul "Aspek pembaharuan" untuk Bab XI atau terakhir,
dan di sanalah nanti saya sampaikan koreksi saya, pada sa'at
in! saya hanya mengkonstatir bahwa kata-kata tersebut di at as
memberi gambaran-gambaran a. umat Islam dipengaruhi oleh pe-
mikiran-pemjkiran modern Barat. b. dengan begitu maka timbullah
pemikiran pembaharuan.
40

.-

Dcngan kata lain', Islam itu ~assif, dipengaruhi oleh Barat


.1011\karcna dipengaruhi'maka
. timbullah
. pemikiran pembaharuan .
Gambar seperti" terse but di atas tidak betul. Lebih tepat
h .•ltwa Islam bertemli dengan Barat dalam dua bidang : teknik
(1.111hidang fikiran. Islam menerima bidang teknik. Dan bidang
lihlran Islam menunjukkan perhandingan-perbandingan panda-
11/'.;11\
hidup, yangakhirnya makin lama makin nyata kekuatan
1':Il\t1angan hidup Islam itu.

Hakekat Islam
Dalam halaman 34 kami dapatkan kata-kata di bawah ini :
"Untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan faham itu per-
IlIlah diketahui dan diajarkan hakekat Islam, yaitu Islam dalam
q~ala aspeknya".
Komentar .saya mengenai kata-kata di atas adalah sebagai
Itnikut :
Maril~h kita mengikuti jalan fikiran Dr. Harun Nasution
cl.dam Bab III sampai Bat> XI yang akan datang.
Dalam Bab II ini Dr. Harun Nasution memakai judul: Islam
lI.dam pengertian yang sehenarnya. Ternyata banyak pengertian-
Pl'ngertian yang disampaikan dalam Bah II tersebut bukan penger-
Il:In yang sebenarnya. tentang Islam, akan tetapi pengertian kaum
lIIientalis ten tang Islam.
Nanti kita akan mengetahui, sesudah membaca Bab III sam-
pai XI apakah Bah II 'itu mengandung hakekat Islam atau suatu
1.lham yang' mengandung banyak idee-idee yang tidak sesuai
d(;ngan faham Islam, dan memberi gambaran Islam yang sang at
111crugikandan akan menjauhkan generasi muda dari Islam.

41

.. ~..
"

.' .'
"..

KOREKSITERHADAP BAB III TENTANG


ASPEK IBADAT, LATIHAN SPIRITUIL DAN AJARAN MORAL

Badan tidak jib-at, Roh tidak selalu baik

Bab III ini oleh Dr. Hartin N asution dimulai dengan kata-
kata beriku t :
"Manusia dalam faham Islam, sebagai halnya dalam agama
monoteisme lainnya, tersusun dari dua unsur, unsur jasmani
dan unsur mhani. Tubuh manusia berasal dari materi dan mem-
punyai kebutuhan materiil,sedangkan roh manusia bersifaf
immateri dan mempunyai kelJutuhan spirituil. Badan karena
mempunyai hawanafsu, bisa membawa kepada kejahatan, sedang
roh karena berasal dari unsur yang suci mengajak kepada kesu-
cian, Kal.\lseseorang hanya mementingkan hidup kematerian
ia mudah sekali dibawa hanyut oleh kehidupan yang tidak bersih,
bahkan dapat dibawa hanyut kepada kejahatan ,".1
Kata-kata tersebut jika kita baca sepintas lalu kita lebih
cendemng untuk menerimanya. Akan tetapi jika kita renungkan
lebih mendalam, kita akan merasa bahwa faham yang terkandung
di dalaml1)'a bukan faham Islam. Kata-kata tersebut mengandung
ajaran Gnosticism dan Neo Platonism yakni ajaran yang mengan-
jurkan menjauhkan diri dari dunia karena segalakeduniaan itu
jahat.
Badan itu tidak jahat danrokh itu tidak selalu baik. Badan
tidak mempunyai' kecenderungan; tetapi bad an selalu dengan
rokh, Kalau badan terlepas dati rokh itu namanya b{ngkai,' jiwa
atau nafs atau rokh dapat mempunyai kecenderungan baik atau

42
"
.. '

..'
"

kl'<.:cnderungan jahat. Badan tidak mempunyai hawa nafsu; hawa


lIarsu artinya keinginan j~hatdari nafsu. Nafsu dalam Al Qu:r-an
.Ida yang disebut ammarah. memerintah kepada kejahatan, la'Ywa-
1111111, nafsu yang inencela orang lain, dan nafsu mutmainnah,
lIarsuyang tentram. \ '
Kalau kita perhatikan uraian Dr. Harun Nasution sering me-
Ilgandung kontradiksi. Padahalaman 36, ia mengatakan: "sedang
loll, karena berasal dari unsur yang suci, mengajak kepada kesu-
cian". Pada halaman 37, Dr. Harun Nasution berkata: "Pendek
kata, dalam dialog dengan Tuhan (selJ1bahyang) itu seseorang me-
minta supaya rohnya disucikan." "Puasajuga merupakan pensuci-
an roh." "Ibadah haji juga merupakan pensucian ' roh",
"Zaka(sungguhpun itu mengambil bentuk mengeluarkan sebagian
dari harta"untuk menolong fakir-miskin dan sebagainya, juga me-
lllpakan penrocian, roh".
Tersebut dalam Surat Al Dzariyat Ayat 56 :
./.

( 0"\ ~ ~~) I.:J \) 9-'•...?"'./


~/ ~~
1~~/· •••.
t·/~ ~ ,'...?~//
~\-, /\~ //
L:;;-,
llDan Aku ttdak jadikan jin dan manusia mela/nkan supaya mel:eka
menyembah akan-daKu."

Dalam Islam Tuhan Adalah Suatu Zat Yang DitakutiTetapi


Juga Suatu Zat Yang Dikasihi.

Pada halaman 39'; kami dapatkan kata-kata sebagai berikut:


"SelanjUtnya arti sembah dan sembahyang yang diberikan kepad~
~ dan ~ juga membawa kepada faham yang'tidak te-
pat. Kata sembahyang berasal dari suatu bahasa yang memakai
I"ilsafat lain dari filsafat Islam. Sembahyang mengandung arti
mcnyembah kekuatan gaib dalam faham masyarakat ,animisme
dan politeisme. Dalam filsafat masyarakat serupa ini kekuatan
gaib yang demikian ditakuti dan mesti disembah dan diberi
scsajen agar ia jangan, murka dan jangan membawa bencana
hagi ala!TI'"
"Kata sembahyang yang mengandung arti demikian ketika

43
.....
. "~ •."

.. ".

dibawa ke dalam konteks Islam, sebagai t~rjemahan bagi kata


'abada dan SoHa', menimbulkan perobahan dalam konsep Tuhan
yang ada dalarri Islam!'
"Dalam Islam, Tuhan bukanlah merupakan suatu zat yang
ditakuti akan teta}?i suaJll zat yang dikasihi. Ini banyak dari
ucapan-ucapan ~J'iJ.Z"') 1-iL1~. yang tiap ha.ri berkali-kali
dibaca umat Islam. Rahman dan Rahim berarti Pengasih dan
Penyayang, jadi bukan Tuhan yang ditakuti, tetapi Tuhan yang
dikasihi mereka. "Tetapi kata sembahyang yang masuk ke dalam
konteks Islam itu menghilangkan sifat Pengasih dan Penyayang
itu dari kesadaran umat Islam. Inilah pula kelihatan salah
saju sebabnya maka "'\-Ill ~\ dalam AI Qur-an di Indonesiakan
menjadi "takutilah Tuh~n", sedang arti sebenamya ialah "peliha-
ra dan jagalah dirimu dari tlukum Tuhan di akhirat dan patuhlah
kepada nerintah dan larangannya."
Dari halaman 39 terse but sengaja saya kutip secara panjang,
karena pentingnya. Dr. Harun berpendapat bahwa "Tuhan bukan-
lah suatu zat yang ditakuti, tetapi suatu zat yang dikasi~
hi." Kata-kata tersebllt adalah kata-kata yang menunjukkan pe-
ngaruh agam::l•.Kristen dalam pikiran Dr. Harun Nasution.
Bahasau!alah
• oj sangat terbatas, apalagi kalau untuk soal-soal
kerohanlan dan abstrak, maka dipakailah kata-kata yang lebih
konkrit untuk menterjemahkan istilah-istilah keagamaan dengan
mengambil istilah yang sudah ada. Kita me.makai "sembahyang"
untuk salat yang berarti do'a atau permohonan dan kita memakai
puasa untuk siyam. Semua itu untuk memudahkan faham.
Dalam agama Kristen "God is love." Tuhan itu cinta, asal
perkataan love atau cinta sesungguhnya berarti kekuatan apa
saja, seperti daya tarik bumi umpamanya. Yesus menurut teologi
Kristen adalah juru selamat, yang menyelamatkan manusia.
Islam tidak begitu, Tuhan itu pengasih dan penyayang tetapi
juga pemurka, Tuhan itu maha pengampun, Ghafur Rahim, te!api
juga menjatuhkan hukuman berat, Syadidul iqaab. /'
Bangsa Indonesia tidak keliru untuk menteIjemahkan Ittaqul
44
<r

' .. ~:.-.:. ~;.:.. ".'

laha dengan takut kepada Tuluvl. Takut itu bermacam-macanj,


•• r •

Illl'Iluru1 fiisafat agama di Ba:tat; Rudolf Otto menggambarkan


I.lIw t dalam agama sebagai numinous feelings yang terdiri dari
Il'Iigious dread yakni takut yang membangkitkan bulu rama ma-
Illlsia dan religious fascination yakni ras-a cinta dan kagum. Takut
d:i1am Islam adalah seperti orang takut kepada orang tua, dalam
h:dlasa Jawa: wedi asih. Takut kepada seorang pemimpin yang
hl'rani dan jujur, takut di sini berarti hormat dan cinta. Dr. Harun
Illpa bahwa selain "l11~\ . ~ ' terdflpat k~t~-kata lain di
dalam Al Qur-an seperti: ~ dan "t;... ) yang
Sl~caraharfia! jlH~aberarti takuL. palam aya! 13 sur at ~ .?I, ter-
s~but: o~~,~u' ~\.:Ul\,; ~~l : Apakah kamu ta-
kut kepada manusia padahal Allah lebih berhak untuk kamu
hakuti. Ayat 175 surat C>~S berbunyi :

v.~ ./ ~
• ./ ;~ ~ f• J ~~~./• 0~~~ l>.,.a
,. / /:;;:r-
w' "'./"~ ./rA~~')\!
.7
"...'.I~~
"'-:
Maka limgan takut kepada mereka, tapi takutlah kepadaku jika kamu
itu beriman.
\ -:;; /1
•• t* •.••• I'
Bahwa secara bahasa -P~berasal dari ~ ~, yang ber-
arti menjaga diri sudahn£anyak orang mengetahui. Tetapi alangkah
indahnya perkataan o(i\
sebagai kata nama, jika diterjemah-
kan dengan takut yang harppir sarna bunyinya, sedangkan artinya
juga sarna dengan: Khasyyah dan KhauL
Dalam halaman 39 + ha1aman 40, baris terakhir, terdapat
kata-kata sebagai beI'ikut "Tujuan ibadat da1am Islam bukanlah
menyembah', tetapi mendekatkan diri kepada Tuhan, agar· dengan
demikian roh manusia senantiasa diingatkan kepada har-hal yang
betsih lagi suci, sehingga akhirnya rasa kesucian sese orang menjadi
kuat dan tajam. Roh yang suci membawa kepada budi pekerti
baik dan luhur. Oleh karena itu ibadat lii samping merupakan latih-
an spirituil, juga merupakan 1atihan moral."
Dr. Harun berusaha mengkaitkan ibadat dengan moral. Tuju-
an ibadat bukan menyembah tetapi mendekatkan diri' kepada Tu-
!lan, selungga ingat kepada' hal yang bersih dan suet Sebagai saya
katakan pada lain halaman, ini ada1ah gnosticism, yang menggam-

45

;", .....
,. ~

barkan dunia ini iahat dan Tuhanitulah suci.


Ibadat ada dua ~acam. Ibadat murni ialah untuk berhubl,mgan
dengan Tuhan, berdo'a, meminta, mengagungkan, memahasuci-
kan, ini tercermin dalam salat at au yang kita namakan sembah-
yang. Ada pula ibadat yang banyak hubungannya dengan masya-
rakat seperti zakat, puasa dan haji, sehingga dalam 3 macam
ibadat ini seseorang muslim secara simultan menyembah Tuhan
dan mengabdi kepada masyarakat.
Kata Dr. Harun N~.sution: "roh yang suci membawakan
kepada budi peketti baik dan luhur, berarti ada roh yang ti--
dak suei, dan ini bertentangan dengan apa yang ia katakan pada
permulaan bab III bahwa: Badan karena mempunyai hawa nafsu
bisa m~mbawa kep'ada kejahatan, sedang roh berasal dari unsur
yang suci mengajak kepada kesueian. -
.Ibadat sebagai diterangkan di atas mencakup segi spirituil
dan moral, karena dalam Islam dua segi itu tak. dipisahkan,
sebagaimana juga segi akhirat .tak dapat dipisahkan dengan segi
keduniaan.
Sampai di sini dapatlah kiranya saya menerima uraian Dr.
Harun Nasution, walaupun di dalamnya teras a ada campur aduk
. ide gnostic dan ide Islam.
Tet \.i . akibat dari kata Dr. Harun Nasution bahwa ibadat
di sampifl.g merupakan latihan spirituil juga merupakan latihan
moral, akan menjauhkan umat Islam dari ibadat.
Dalam halaman 40, Dr. Harun Nasuti»n memberikan tafsiran
kepada Hadis :_~\J~~\¥AG~~"'j
t1,,!"*/ t";."·~' '" 1.L /./ ~~~;{
".., •• '" "./. "./ / ' sebagai
berikut: Salat yang tidak menjauhkan pelakunya dan kelakuan
tidak senonoh dan perbuatan jahat bukanlah salat ; yang mengan-
dung arti bahwa salat yang tidak mencegah sese orang dati perbu-
atan jahat dan tidak baik bukanlah sebenarnya salat. Salat demiki-
an tidak ada artinya, DAN MEMBUAT ORANG BERTAMBAH
JAUH DARI TUHAN.
Dalam halaman 41, Dr. Harun Nasution juga menyebutkan
Hadis

46
/; t' .•~ ~,/ /,' /./.1' / -'/"/ ,,~ /./""",,,,'
<2.

~~..' ,~\J./:'~6.,~/. "~ ' , ~".I' ~\


L/, ./•.,/"•. J~-;l.-~
v/'/./~J\ '.T
~./""./rl>J
f -'r Z;'
.1'/
.-"'(~,
.d.1 :. .cJ...ALl.
~
"Orang yang tidak meninggalkan kata-kata bohong dan senantiasa
berdusta tidak ada faedahnya menahan din' dan' ma~n dan minum ".
Jadi puasa yang tidak menjauhkan manusia d<!-riucapan dan.
pl'rbuatan tidak baik tidak ada gunanya. Orang yang demikian
lidak perlu menahan diri dari makan dan riiinum, karena puasa-
lIya tak berguna.
Dalam halaman 42, Dr. Hamn menyebutkan Hadis :

c.;;'\
"",/ ,~ /' '-I/'~ ~/1/ ?'
/ '..7 j~~'/ :. 1'1 VI- - /
.. ~ f4Al1\t-
> ~,j..,
\ "-' '::
/j)/.' I ~/ ./ f\7"".,
../
tl •• '"
\~'
-./ /,.'"
0""":'
' -.,
9.1I / '" ,.~J f\".l'" /' "/iI'/ / ~\:\, '/-,-. --:
J\rtinya: .~~
\ ,/ ,";d,~
,,/ .. ~-' \,b..\ ~~.• ""/L;
J, \ '•••..

"Puasa bukanlah menahan diri darimakan dan minum, tetapi puasa


ialah menahan diri darikata sia-sia don kata-kata tak sopan, jika kamu
dicaci atau tidak dihargai, katakanlah 'aku berpuasa".
D.ENGAN DEMIKIAN BERPUASA BUKANLAH MENAHAN
I)lRI BARI MAKAN DAN MINUM, TETAPI MENAHAN DIRI
D!\RI UCAPAN TIDAK BAlK LAGI KOTOR.
Jika seorang mahasiswa LA.l.N. tingkat pertama at au kita ti-
dak hati-hati membaca uraian di atas,' niscaya kita akan berkesim-
(lulan: berpuasa bukan menahan diri dari makan dan minum,
lak usahlah kita bersembahyang jika masih melakukan jahat"
karena kita akan bertambah jauh dari Tuhan.
Pada halaman 44, Dr. Hamn menye'butkan Hadis:

~¥'~~Q~~;;~
\::"
/.. '/-,;.//./\~ ./ \/'" /J,/
,/1"" /,/ /..//.~
- \ v-/
,;~"'~.'4'//"~ / / \ /,~//
:.c~~~\A1\J"-,,LJ./ .•.•

/,,1// "",.-:'{" . / /:.~.~44J~->j~~\~


J~~~:Jl;,I~IJ\~~:J~ ./ / ///.•.•• , /.~//'J./

\~~l~t/:'~L;\:~\/
-;;, // <~~..
/'7:"7'/ / i.9:L':YG~~~\
;\}/,-,/YJ.. /
•• tJ / '). / /.: // /. , , ,,/.; .~,' /

.q\~~\Jl;,~~
/ / ,.../ , s~~~~~
/J.-/ ~'-'\)I'~
/ /
47
Artinya:
<

"Wahai Rasul Tuhan, wan ita Ahu terkenal banyak melakukan salat, pu·
asa dan bersedekah, tetapi lidahnya menyakiti hati tetangf!a". TJjarNa·
bi: "fa masuk neraka". Kemudian petanya berkata: "Wahai Rasul Tu·
han, wanita Anu terkenal sedikit melakukan salat serta puasa dan
memberikan sedekah hanya kepingan keju asam, tetapi tidak menya-
kiti hati tetangga". Beliau menjawab: "fa masuk surga".

JADI SEBAGAI DIJELASKAN HADIS INI, ORANG YANG


KUAT SEMBAHY ANG, BERPUASA DAN BERSEDEKAH, TE-
T API LIDAHNY A MENY AKITI TET ANGGA, AKAN MASUK
NERAKA. DAN ORANG YANG SEDIKIT MENJALANKAN
IBADAT SEMBAHYANG, PUASA DAN SEDEKAH TETAPI
TIDAK MENY AKITI HATI TETANGGA, AKAN MASUK SUR-
GA.

Orang yang belum ban yak mengetahui ajaran-ajaran Islam,


jika membaca uraian tersebut di atas akan mendapat kesimpulan
bahwa IBADAT atau RUKUN ISLAM dari sembahyang, puasa,
zakat dan haji adalah tidak penting. Ia kurang penting jika diban-
dirigkan dengan budi pekerti yang tinggi.
Fahar ~:<ang semacam ini sangat berbahaya. lni adalah fanam
Kebatinan ·Yang tidak mengakui syari'at. Yang diakui adalah hake-
kat, suatu hal yang tak ada hubungannya dengan ibadat.
Dengan gambaran seperti di atas, nyata sekali bahwa Dr.
Harun Nasution mempelajari Islam tidak secara systematis. Syari-
'at dan Ibadat adalah hal yang mutlak harus dilakukan o1.eh orang
-Yilngmengaku dirinya muslim. Dalam hal ini tentu tidak tiap orang
sarna. Ada yang sering ketinggalan sembahyang, ada yang sekali
dua kali /seminggu tidak melakukan sembahyang, ada yang setiap
'waktu melakukan sembahyangfardlu dan acta pula yang di samping
melakukan sahtt fardlu juga melakukan salat sunnat. Orang yang
melakukan ibadat semacam itu dengan sempurna, akan merasa
sebagai akibatnya, bahwa ia lebih cenderung kepada melakukan

48

.-
kchajikan, bersikap ramah terhadap tetangganya dan sesama ma-
IIlIsia, merasa belas kasihan terhadap (Orang yang menderita Jadi
kalau ada orang" yang selalu melakukan sembahyang tetapibudi
Jlckertlnya jelek, maka sesungguhnya ia tidak melakukan sembah~
i1ngyang semestinya.
Maksud daripada Hadis-~adis yang disebutkan oleh Dr. Hamn
Nasution bukan untuk meninggalkan ibadat, seperti yang ditulis~
lIya, ya'ni BERPUASA BUKANLAH MENAHAN DIRI DARI
MAKAN DAN MINUM TETAPI MENAHANDlRI DARI UCAP~
AN TIDAK BAlK LAGI KOTOR; maksud Hadis tt::rsebut adalah·
Iilngan sampai kita melakukan ibadat hanya secara formil, tanpa isi
afau arti. -

Barangkali ada pembaca yang bertanya bagaimanakah hukum-


Ilya orang yang berbudi baik tetapi tidak melakukan ibadat?
Orang Islam yang semacam itu akan mendapat pahala berhubung
dcngan kebaikan budinya, tetapi ia berdosa meninggalkan syari'at
dan ibadatnya. '

Sampai di sini dapatlah kiranya say a anggap cukup untuk


IIlCnyampaikan koreksi saya terhadap Bab III. Aspek ibadat, latill-
.Ill spiri tuil.

Tentang ajaran moral yang disebutkanoleh Dr. Ha,mn Nasuti-


lllldari halaman 46, mulai oaragraph.¥ang berbunyi "Di samping
latihan spirituil dan moral, AI Quran d.~n Hadis' juga membawa
,Ijar an-ajar an atau' norma-norma moral yang hams dilaksanakan
!Ian dipegang setiap orang Islam" sampai akhir halaman 54, menu-
lul hemat. say a merupakan bab yang tersendiri, luas dan lebar
'l'rta mendalam, dan tidak dapat diboncengkan dalamsoal ibadat
!Ian latihan spirituil.

Saya ringkaskan kbreksi terhadap bab III adalah sebagai ber-


Ikut:

I Dr. Hamn Nasution. selalu menekankan adanya dualisme


yaitu: unsur jasmani dan unsur rokhani. Badan merrtpunyai hawa

49
nafsu dan dapat membawa kepada kejahatan sedang roh karena
berasal dari unsur suci mengajak kepada kesucian.

Dualisme tersebut adalah faham yang usang, faham Yunani,


Hindu dan Kristen. Faham Islam tidak begitu. Badan itu sendiri
bersifat netral. Badan tanpa jiwa artinya bangkai'
. ,
yang baik
atau iahat itu roh. Di sinilah letak bedanya Islam daripada aga-
ma-agama lain. Kita harus memelihara badan kita, di samping me-
melihara rokh atau jiwa kita.
, II. Dr. Harun tidak dapat membedakan Hadis-Hadis dan Ayat-
Ayat hukum daripada Hadis-H(idis dan Ayat-Ayat akhlak. Hadis
yang mengatakan bahwa: "Salat yang tidak menjauhkan pelaku-
nya dari kelakuan tidak senonoh dan perbuatan jahat bukanlab.
salat", Hadis tersebut bukan Hadis hukum akan tetapi Hadis
akhlak, ya'ni anjuran sUPllya jika kita sembahyang hendaknya
dengan secara khusyu' dart jangan hanya sekedar formalitas kosong,
begitu juga Hadis yang mengatakan "Puasa bukanlah menahan diri
dari, makan dan minum, tetapi puasa ialah menahan diri dari kat a
sia-sia dan kata-kata tak' sopan" bukan Hadis hukum tetapi
Hadis akhlaJc, yang menganjurkan kita supaya jangan puasa de-
ngan ,puasa formil, tak makan tak minum sepanjang hari, akan
tetapi mejtkukan hal-hal yang tidak baik.
Aki~jdt dari dua kekeliruan tersebut adalah besar. Kekeliruan
pertama 'menyebabkan kita condong kepada ascetisme, Zuhud
yang melewati batas dan menyiksa bad an untuk kepentingan
rokh, seperti yangdikerjakan oleh fakir-fakir dari agama Hindu
dan oleh mistik Kristen dalam abad pertengahan.

Kekeliruan kedua: dapat dipakaioleh pengikut "kebatinan"


yang tidak suka kepada syari'at Islam. Apa gunanya orang sem-
bahyang jika tanpa sembahyang orang sudah dapat memperbaiki
diri.nya.

Ada lagi kekeliruan ketiga, yaitu yang tersebut dalam halaman


51 dan 52. ,/

50
Dr. Harun 11}enulis: "Dapatkah manusia melalui akalnya me-
IIp.L'lahuiperbuatan mana yang buruk? Ataukah untuk TJ1engetahui
Ilil manusia perlu pacta wahyu.

"Golongan Asy'ariyah mengatakan !ak dapat diketahui dengan


Ilwl. Golongan Mu'tazilahmeng?tak~ln bahwa akal cukup kuat
IIl1tuk mengetahui buruk baiknya sesuatu perbuatan. Wahyu
1',llIya memperkuat pendapat akal dan membuat nilai-nilai yang
dillasilkan fikiran manusia itu bersifat absolute dan universil,
'!gar dengan demikian, mempunyai kekuatan mengikat bagi seluruh
IlIllat. "

Soal perbedaan antara Asy'ariyah dan Mu'tazilah lebih meru-


flakan suatu lembaran daripada sejarah Al Firaq a1 Islamiyah
(l'olongan-golongan dalam Islam) pada abad 4 H atau 11 M,
dafl sebaiknya tidak dimasukkan- dalam aspek ajaran moral at au
Ilah III. Soal kemampuan akal sampai hari ini tetap dibahas oleh
I'ilsarat modern. Kaum Mu'tazilah sebagai suatu golongan yang
kl'pengaruh o1eh Filsafat Yunani yang bersifat rationali~ dan yang
llidup pada abad 11 M, belum mengalami sejarah filsafat Kritik
.lIlg baru muncul pada abad 18 M.

Emmanuel Kant (1724-1804) filosuf Jerman yang memulai


lilsilJ"at Kritik menunjukkan dalam Qukunya: Critique of pure
I L .!son bahwa ada hal-hal yang tak mampu diketahui oleh Akal,
Illll hal-hal yang 1a namakan noumena (thing in itself). Emmanu-
I Kant berpendapat bahwa untuk mengetahui adanya Tuhan dan
lam akhirat, manusia dapat melakukan dengan memikirkan
\.I1-$oalyang berkenaan .:~engan Budi Pekerti, yaitu yang dibahas
dilliltn bukunya yang berjudul Critique of Practical reason.

Dengan perkataan lain, percayalah kepada adanya Tuhan dan


Ill: Illhalasan di hari kemudian (baik pahala maupun siksaan), nisca-
a L'ngkau akan melakukan budi pekerti yang baik. Jadi yang
Illl'lIl;l1tukan baik buruk sesuatu perbuatan adalah kepercayaan
klllang adanya Tuhan dan Hari Kemudian, Dengan kata lain,
1'~.1Il1 menunjukkan bahwa akal manusia terbatas, dan iman kepa-

51
da Tuhan dan hari kemudian menjadi landasan bagi perbuatan
manusia.

Menonjolkanperbedaan pendapat antara Asy'ariyah dan


Mu'tazilah dalam buku Pengantar Ilmu Agama Islam akan mele-
Il)ahkan Iman para mahasiswa~ memang tidak ada agama yang
mengagungkan akal seperti agama Islam, tetapi dengan meng-
gambarkan bahwa akal dapat mengetahui baik dan buruk sedang
wahyu hanya membuat nilai yang dihasilkan fikiran manusia itu
bersifat absolute u.piversal, berarti menganggap sepiayat-ayat
Qur-an seperti: Wallahu ya'lamu wa antum laa ;ta'lamun; artinya.
,Dan Allahlah yang Maha Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui
(Surat Al Baqarah avat 232) ..

Pada zaman sekarang di Barat sendiri sudah dirasakan bahwa


akal itu tidak mampu mengetahui baik dan buruk. Existentialism
religiou~ adalah suatu aliran baru yang timbul sebagai reaksi
terhadap rationalisme.

52
4

KOREKSI TERHADAP
I - BAB IV TENTANG ASPEK
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN

Buku Dr. _Harun Nasution menunjukkan kurang adanya


keseimbangan antara panjang pendeknya Bab, karena ada yang
panjang seperti bab .IV ini, sedangkan lainnya ada yang jauh leb~h
pendek dati Bab IV ini. Tetapi di samping ketidakseimbangan _
panjang ~ndeknya bab,. ada lagi ketidak seimbangan isi. FasallV
ini mengandung sejarah -Islam dati Permulaan (permulaan abad 7M)
sampai ak:hir abad 18 M .dan mengenai seluruh Dunia, dati Arabia
sampai Afrika utara dan Spanyol, sam,pai Persia dan Turki, dan
sampai Philipina dan Indonesia. Di sam ping itu Bab IV ini memuat
sejarah kebudayaan dati bahasa dan sastra sampai ilmu kedokte-
ran dan filsafat. Padahal kita dapatkan dalam jilid itu juga Gilid I)
bab V yang membicarakan aspek politik di Bab VI tentang aspek
lembaga-Iembaga kemasyarakatan, kemudian dalam jilid II kita
dapatkan bab VII tentang aspek hukum, bab VIII ten tang aspek
theologi, bab IX tentang aspek filsafat bab X tentang misticisme
yang kesemuanya itu telah dibicarakan secara singkat pada Bab V
atau aspek Sejarah dan Kebudayaan. -

. ~alam penilaian saya, Bab IV tentang Sejarah dan Kebudaya-


an Inl merupakan Bab yang terbaik, karena Bab ini dapat membeti
gambaran yang, menyeluruh tentang sejarah Islam.
Walaupun begitu, kami harus hati-hati membaca bab ini
mengenai beberapa hal :
Per~ma:
Perkataan' expansi, pada halaman 36. Perkataan expansi
dalam bahasa latin expandere mengandung arti : berkembang
dan membesar. Akan tetapi dalam bahasa Indonesia perka-

53
taan expansi selalu ada hubungannya dengan peluasan daerah
dengan merebut daerah lain, atau menambah pengikut
agama dengan merongrong pengikut' agama lain.
Yang teljadi dalam perkembangan Islam adalah penambahan
pengikut dan pada waktu tertentu pembelaan diri dengan
akibat kemenangandan perluasan. daerah.
Uraian Dr. Harun dalam Bab IV ini selalu memakai perka-
taan expansi tanpa keterangan, sehJ.ngga memberi kesan
kepada orang yang belum mengetaJlUi iljaran Islam secara
mendalam bahwa tujuan Islam adalah expansi, menaklukkan ,
negara-negara lain.
- Kedua:
Perkataan Jizyah pada halaman 60, Dr.. Harun menulis pada
akhir halaman tersebut : "Mereka tetap dalam agama mereka
masing,-nlasing, tetapi diharuskan memba.yar semacam pajak
yang disebut Jizyah".
Kata-kata .tersebut di atas tidak diterangkan lebih jauh,
sehingga berakibat bahwa pembaca yang baru in gin mempelajari
Islam mendapat kesan bahwa Pemerintah Islam itu tidak adil,
menga'nggap warga negara yang tidak beragama Islam sebagai
warganer /1 kelas II atau setengah asing, Katanya tidak ada pak-
saan dalam 'agama, akan tetapi nyatanya orang yang tidak meme-
Iuk agama Islam harus membayar Jizyah.
Untuk menghilangkan kesan semacam tersebut, perlu dite-
rangkan bahwa Jizyah adalah pengganti kewajiban pertahanan.
Orang-orang y,ang tidak beragama Islam tidak diwajibkan ikut
berperang melawan musuh; dan karena bebas tugas pertahanan
itulah mereka harus membayar Jizyah. Saya rasa penjelasan
seperli tersebut di' atas sangat perlu untukIrendudukkan persoa-
Ian kenrerdekaan agama dalam negara Islam.
Ketiga :
, Ibnu Sina (Avicenna)(tahun 980-1037) disebutkan dalam
halaman 73 sebagai seorang yang memberi syarah tentang Filsa-
fat Aristoteles. Ibnu Sina dalam filsafatnya, sebagai filosuf-filo-

54
Islam lainnya di Timur, yakni sebelum Ibnu Rusyd di Barat
II f'
f 1126-1198), mengikuti aliran Neb Platonisme yang timbul di
k-x<:ildria sekitar abad ketiga Masehi . Perbedaan antara Axisto-
II ks dengan Plato dan Neo Platonisme sangat besar dan meru-
pilkan pertentangan.
l'cmpat:
Dalam halaman 76, disebutkan kata "Hasysyasyin" (Assassin)
sebagai Ianjutan dari Karamitah. Saya rasa perIu ada penje-
lasan bahwa yang disebut oleh orang Barat assasin.-, dan
yang nama sesungguhnya dalam bahasa arab "Hasysyasyin"
adalah berasal dari kata ' Hasysyasy artinya penggemar
Hasyisy, , yaitu semacam ganja. Mereka dinamakan Hasysya..,
syin oleh karena mereka mempergunakan ganja untuk orang
yang ditugaskan melakukan pembunuhan, sehingga orang
tersebut yang jika dalam keadaan sadar ragu-ragu akan me-
lakukan pekerjaan itu, mereka akan merasa berbahagia
dan berani melakukannya karena effek ganja yang telah
diisapnya.

55
5
KOREKSI TERHADAP BAB V TENTANG
ASPEK POLITIK

Jika dalam menilai bab IV ten tang sejarah saya mengatakan


bahwa bab IV itu saya ap.ggapyang terbaik karena dapat memberi.,
. kan tinjauan sejarah selama lebih dari seribu tahun dalam beberapa
halaman, walaupun ada beberapa kata-kata yang akan menjadikan
Islam sebagai tiljuan serangan darlpada mereka yang. memben-
cinya, makaaspek -politik atau bab V ini sangat .mengecewakan
dan salah setta sama sekali tidak mengenai sasaral'l.nya.
Sebab kesalahan bab V ini terdapat dari permulaan, dati
bab'I, di, mana Dr. Harun Nasution menggambarkan Islam sebagai
salah satu species dari genus agama yang tujuannya ialah men-
dekatkan diri manusia kepada Tuhan.
Agama Islam tidak sekedar mensucikan roh, mendekatkan
diri kepa08 Ifuhan
'~ .
yang semuanya itu bersifat individuil (pero-
rangan). AgMla Islam menuju kepadapengaturan' masyarakat
(habluIll minannas) di samping mengatur hubungan manusia de-
ngan Tuhan (hablun inin Allah).
Isi daripada bab V atau aspek politik bukannya ajaran-aja-
ran Islam yang mengenai ketata negaraan yang tersebar di beber~-
pa bagian dari AI Qur-an dan beberapa tempat dari kitab-kitab
Hadis, serta kata-kata mutiara dari para sahabat Nabi Muhammad
s.a.w. Yang kami dapatkan dalam bab V atau aspek politik adalah
halaman 6ejarah yang hitam dan merah' karena tercampur dengan
darah dan sarna sekali bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam
tiap-tiap bangsa atau umat terdapat orang-orang yang jahat yang
mementingkan oirl sendiri dan berkhianat, tetapi kepada mereka
tidak diberikan tempat dalam membicarakan prinsip suatu

56
negara. Mereka dianggap sebagai kekecualian, sebagai penyakit
dalam tubuh yang-normal.
Metode Dr. Harun Nasution persis seperti met ode yang di-
pakai oleh kaum orientalist Barat yang anti Islam, artinya, me-
nonjolkan soal-soal jelek yang pemah. teIjadi dalam Islam dan
dilakukan olehorang-orang Islam akan tetapi tidak menunjukkan
ajaran-ajaran Islam yang baik yang dilanggar oleh orang-orang
tersebut.
Apa yang diuraikan oleh Dr. Harun Nasution dalam bab
V bukan aspek politik tetapi termasuk aspek sejarah yang juga
telah disebutkannya dalam aspek sejarah secara ringkas.
Pada halaman 96 Dr. Harun Nasution .menulis : "Dalam
pada itu perIu ditegaskan bahwa menurut pendapat timum
yang ada di zaman itu, seorang Khalifah (kepada Negara) harus-
lah berasal dari suku Quraisy. Pendapat ini didasarkan atas Hadis
yang membuat Quraisy mempunyai kedudukan lebih tinggt dari
suku-suku Arab lainnya dan terutama Hadis-Hadis Al Airmnatu
min Quraisyin. Imam-imam (kepala negara) harus berasal dari
suku Quraisy .... Pendapat ini kemudian meniadi teorl ketata-
negaraan yang dianut oleh Ahlussunnah".
Kalau sese orang mempelajari Islam secara mendalam, ia
tentu akan merasa bahwa kata-kata "Kepala negara harus berasal
dari suku Quraisy," itu bertentangan 'dengan jiwa Islam. Banyak
ajaran Islam baik' dalam Qur-an atau "Hadis yang mengatakan
bahwa manusia itu ~ma derajatnya, tilk ada perbedaan antara
suku-suku dan bangsa-bangsa. Tetapi Dr. Harun Nasution menye-
butkan Hadis tersebutsebagai Hadis yang benar walaupuri tidak
memberikan sanad atau rangkaian nama-nama orang-orang yang
\

meriwayatkan; pada hal pada halaman 29 dari bukunya sendiri


ia mengatakan bahwa hanya Y2% daripada Hadis-Hadis Nabi yang
dapat dianggap benar.
Pada halaman 97, Dr. Harun Nasution'menulis : "Sementara
itu seorang pemu'ka Khawarij, Najdah Ibn 'Amr Al Hanafi mem-
punyai faharn bahwa kepala negara diperlukan hanya jika masla-

57
hat umat menghendaki yang demikian ..Pada hakekatnya, demikian
Najdah, umat tidak berhajat pada adanya Khalifah atau Imam
untuk memimpin mereka. Dalam hal ini ia sebenarnya dekat
dengan faham Komunis yang mengatakan bahwa negara akan
hHang dengan sendirinya dalam masyarakat Komunis".
Adalah kebiasaan kaum orientalis anti Islam untuk me-
nonjolkan hal-hal yang keeil untuk menunjukkan seakan-akan
tak ada kesepakatan diantara umat Islam. Pada saat ini berapa
rihukah diantara ratusan juta umat Islam, yang dapat dikatakan
Khawarij, yang sadar apakah prinsip Khawarij itu. Dan diantara
Khawarij yang sadar itu berapa orangkah yang mengikuti pendapat
Najdah yang dekat dengan faham Komunis itu ? Sungguh orang
menjadi heran apakah latar belakang tulisan yang semaeam ini
Kemudian dari halaman 97 (paragraph terakhir) sampai
akhir halaman 100, Dr. Harun Nasutian membiearakan teori
politik Syi'ah tentang kepala negara. Sebagai saya katakan di atas,
teori politik Syi'ah bukan teori politik Islam, karena bertentangan
deI).gan jiwa Islam yang demokratis, sedang teori Syi'ah tentang
kepala negara bersifat feodalistis.
Dr. Harun menyebutkan : Syi'ah Itsna'asyriyah atau Syi'ah
Duabelas yakni yang berpendapat bahwa kepala negara yang
mustahak dalam sejarah adalah duabelas yaitu sebagai tereantum'
dalam halaman 99 :
1. Ali Ibn Abi TaUb
r I T
2. AI-Hasan 3. AI-Husen
I
4. AU Zain AI-Abidin
I
ZJid

I
S. Muhammad AI-Baqir

6. Ja'frr Al-Sadiq
7. Isrtail --------7-. -M-us~aAl.Kazim
I
8. AU AI-Rida
9.
I
Muhammad AI-Jawwad
I
10. All AI-Hadi
I
11. AI-Husan AJ-Askari
I
12. Muhammad AI-Muntazar.
58
Di samping itu ada Syi'ah Sab'iyah atau Syi'ah tujuh yaitu yang
Ill" pcndapat bahwa kepala negara yang mustahak dalam sejarah
hllilya tujuh. Golongan ini juga dinamakan golongan Isma'iliyah
,rllll Khoja. Rupanya golongan inilah yang dahulu datang di In·
ollllJcsia sehingga di Jakarta umpamanya sampai sekarang masih
It'rdapat kampung Pekojan. Di India dan Pakistan mereka adalah
III'/Igikut Karim Khan, yang menjadi Ketua mereka, mengganti
IIIIlcknya Almarhum Agha Khan.
Golongan Syi'ah ketiga C\dalah Syiah Zaidiyah yang berada
oll Yaman. Nama Zaidiyah dinisbatkan kepada Zaid bin Ali Zainal
hidin bin Husein bin Ali, jadi keturunan Ali ke empat. Golongan
/,:ddiyah ini hampir tidak berbeda dengan -ahlussunnah kecmili
d,lIi segi sejarah dan hubungannya dengan Zaid putra Ali Zamal
hillin.

Inilah tiga golongan Syi'ah yang besar; bahkan yang terasa


d,dam phenomena empiris adalah go]ongan Dua belas dan Tujuh.
Dr. Harun mcnulis dalam halaman 100 : "Di sam ping ketiga
"lliongan besar ini, masih ada golongankecil seperti Syi'ah sab'i-
.Ih, Ghurabiyah, Kasaniyah dan Rafidah".
Syi'ah merupakan ± 1/1 0 dari jumlah, umat Islam seluruh
ollillia, yang terbesar adalah Itsna asyriyah, kebanyakan di Iran.
1\l'lompok Isma'iliyah sangat sedikit, apalagi setelah pemimpin-
lIya dipegang oleh Karim Khan yang ibunya seorang wanita
Iliggris lama tak kedengaran aktifitasnya; seperti say a katakan
dlnlas, golongan Zaidiyah hampir tak berbeda dengan Ahlussunnah.
Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa justru perpecahan
Illnat Islam ini yang ditonjolkan sebagai aspek politik, sampai
dlscbutkan bahwa Sab'iyah mengatakan Ali itu Tuhan dan tidak
,"ati terbunuh, dan Ghurabiyah mengatakan bahwa wahyu itu
l1/1tuk Ali tetapi Jibril salah alamat dan disampaikan kepada
Na,bi Muhammad?
1'.ldahal Dr. Harun Nasution sendiri menulis pada halaman 103:
(:oJongan extrim serupa ini tidak diakui oleh go long an Syi'ah
1.111l11ya.

59
Saya merasa bahwa penyajian semacam ini yang mestinya
bagi mereka yang ingin memperdalam sejarah, sangat merugikan
kepada keimanan generasi muda kita yang belum mengetahui
ajaran-ajaran Islam secara cukup mendalam.
Kemudian Dr. Harun Nasution meloncat kepada Al Mawardi
(wafat tahun 1058) pengarang buku AI Ahkam AlSultaniyah
(hukum-hukum tentang kekuasaan politik).
Al Mawardi adalah seorang pengarang yang seperti pengarang-
pen~arang lainnya, banyak terpengaruh dengan keadaan di mana
ia hidup. Ia mempertahankan kesukuan Quraisy bagi seorang
Khalifah; tetapi di samping itu iamemajukan syarat-syarat lain
yang lebih berarti seperti sifat adil, berilmu, sehat mental dan
phisik, berani dan tegas. Ia. juga menyebutkan sifat-sifat pemilih,
~ehingga dengan begitu dapat ~ikatakan bahwa pemilihan Khalifah
·oukannya pemilihan langsung dari rakyat. Al Mawardi mencerita-
kan- kontrak dengan umat,' sehingga kalau Khalifah menyeleweng-
kan kekuasaan, hal ini berarti ia tellih melanggar kontraknya
dan rakyat dapat memberhentikannya.
Kemudian, secara tidak KIonologis, Dr. Hamn menye-
butkan pendapat AI Gazali dan Ibn Jama'ah yang mengatakan
bahwa Qrang tidak boleh menjatuhkan Khalifah yang dhalim
karena Khalifah yang dhalim itu tentu kuat dan akan membunuh
sebanyak mungkin orang-orang yang menentangnya.
Kemudian menyebutkan pendapat Al Farabi (260-339 H)
yang mengikuti pendapat Plato, filosuf Yunani (429-347 SM).

Akhirnya Ibnll Sina (980-1037) juga disebut-sebut sebagai seo-


rang yang mengutamakan fllosuf sebagai kepala negara akan te-
tapi harus mengetahui Syari'at.
Sumber-surriber yang menjadi pedoman uraian Dr. Harun
Nasution adalan dua buku karangan orang Barat, yaitu The I<ha-
liphate karangan Arnold T.W. dan Political Thought in Medie-
val Islam (fikiran politik Islam pada abad pertengahan) karangan
Rosenthal,E.I.J., di samping al Ahkamal Sultaniya}i' karangan

60
Al MawardiCwafat tahun 1058),al Mazahibal Islamiyah karangan
Abu Zahrah danTheori Politik Islam karangan EI Rayes M.D.
(Cairo).
Diantara sumber-sumber tersebut, Khaliphate karangan Ar-
nold h~mya membicarakan systim Khilafah dan sejarah,
sedang buku Rosenthal secara terang-terangan meinbicarakan
fikiran politik Islam pada abad pertengahan dan karangan Abu
Zahrah membicarakan- golongan Islam, jadi bukan theori politik.
Untuk mengetahui Islam dan ajaran-ajarannya, sesungguhnya
dengan mudah orang menyelidiki dalam Al Qur-an dan Hadis,
kedua-duanya mengandung ajaran-ajaran yang kadang-kadang
belum dapat difaham pada zaman dahulu karena keadaan belum
membuka mata manusia. Cara tersebut di atas adalah cara seorang
[slam untuk menggali ajaran Islam.
Seorang orientalist apalagi yang mempunyai dasar benci
kepada Islam, ia tidak suka menyelidiki ajaran Qur~an dan Hadis
akan tetapi mencurahkan perhatiannya kepada sejarah umat
[slam yang sering menyeleweng dari ajaran Qur-an dan Hadis.
Dengan cara terse but di atas, mereka dapat memberi gambaran
yang jelek tentang Islam, seakan-akan keadaan yang jelek itu
adalah hasH daripada ajaran Islam.

Rupanya Dr. Harun Nasution memilih jalan kedua ini,


cntah sadar entah tidak, sehingga akibatnya Bab V atau aspek
politik ini menggambarkan Islam secara sangat Jelek.
Sebagai kesan bahwa ajaran Islam ten tang politik sangat jelek,
kecuali timbul karena yang diterangkan itu bukan ajaran Islam
akan tetapi sejarah penyelewengan umat Islam dari ajaJan Islam,
juga timbul karena hal-hal jelek itu merupakan keadaan pada abad
Purba dan abad pertengahan sedang kita sekarang hidup dalam
abad modern, penghabisan abad ke 20. Secara halus, dan tidak
terasa uraian Dr. Rarun membandingkan keadaan umat Islam
pada abad pertengahan dengan keadaan orang-oraQg Barat atau
yang tidak memeluk agama Islam pada zaman modern.

61
Sebagai perbandingan, marilah kita mempelajari apa yang
ditulis oleh almarhum Sayid Rasyid Ridha, pengarang majalah
dan tafsir al Manar, dalam bukunya : Wahyu Muhammad.
Dalam b:.tku Rasyid Ridlia kita dapatkan : Maksud keempat
daripada Al Qur-an. Diantara maksud-maksud itu kita dapatkan:
a. kesatuan umat sebagai terse but dalam surat 23 ayat 52:

0,., • .•
eJY'"
~
\ ' . "~I"'-;' '"
U~1..:::l
/~-.
-.9-;;' ./
:Ju, 01.>-/~ ~ /. '-4 o1.A.:.>
1',-1
~f-"///./
~/ \/

"Dan sesungguhnya hai para Rasul, manusia itu umat yang satu, dan
..
'p
"'--"'\/0
-) / /./J./
0. ~ ."
~.;,\ • 1 "\
Co

Aku ini TuhanMu, maka takutilah Aku."

Artinya :
"Hai man usia, sesungguhnya Aku menciptakan kamu dari laki-laki
dan wanita dan aleu jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-.suku
agar kamu berkenal mengenal, sesungguhnya yang paling utama di
an tara kamu di hadapan Tuhan adalah ya-ng paling bertaqwa."

c. persamaan dalam hukum masyarakat antara· orang yang


berpangkat tinggi dan orang yang tidak berpangkat, antara orang
kaya dan orang miskin, antara orang muslim dan O1~angyang
menganut agama lain, kecuali dalam hukum keluarga.
Kemudian kita baca : Maksud keenam daripada Al Qur-an
Prinsip pertama dalam ketatanegaraan :
Kedaulatan adalah di tangan umat. Dan bentuk Pem~rintahan
adalah syura (musyawarat). Kepala Pemerintah adalah Imam atau
Khalifah, yaitu pelaksana Syari'at. Dan Urnatlah yang-.berhak me-
ngangkatnya atau memberhentikannya. Tersebut dalam Al Qur-an
surat 42 ayat 38

62
Artinya~
"Dan urusan mereka dilakukan dengan cara perundingan diantara mereka."

Tersebut dalam Al Qur-an surat 3 ayat 159 :


-/ /' . /

. yj'ilL:--f. ~~~,
Artinya~ y / ~ Y
''Dan ajaklah mereka itu (umat itu) bermusyawarat dalam persoa/an-
persoalan umum.U

Rasuiullah selalu bermusyawarat dengan sahabat-sahabatnya


dalam soal-soal masyarakat dan negara baik dari segi politik
atau segi miIiter atau segi keuangan.
Adapun cara bennusyawarat itu tergantung kepada pemikiran
seluruh umat oleh karena masyarakat itu berbeda menurut tempat
dan waktu, sehingga jika cara (syura) ~ini ditetapkan niscaya akan
menjadikannya beku, seperti Ibadat yang tidak dapat dirobah.
Bukti bahwa hal-hal yang mengenai hukum dan poIitik adalah
di tangan umat bahwa Al Qur-an mengalamatkan perintah-pe-
rintah Tuhan kepada Vmat, kelompok umat yang percaya sebagai
contoh Surat Bara'ah Ayat I berbunyi:

h.,~\
, :-.1 -:' •
.~~ ••,
<:;(:{I
'/
/' "\·~t· /' I /
~~~~U-..IJ -:'0 ~~~\J'"
_/",1
-\~a......)\Q4.J.)
" ·~ ,/ '" l. \ ~O~...)
'';......7
'" ~. r, ..,r..
:../ -/
y,/
/ .,/
Artinya :
MIni adalah suatu pemutusan hubungan dan Tuhan dan utusanNya
kepada orang-orang musyrik yang kamu sekalian telah adakan per- .
janjian perdamaian."

Dan lain-lain Ayat di surat Anfal, Al Baqarah dan Aal Imran


yang mengenai peperangan dan perdamaian.
Contoh kedua adalah Surat 49 ayat 9 :

63
Arfinya :
"Jika ada dua kelompok orang yang beriman berperaflg, maka damai-
kanlah antara mereka. Jika salah satu dari mereka melewati batas
terhadap yang lainnya, maka perangilah yang melewati batas itu sehing-
ga mereka kembali kepada. perintah Allah ... Maka bilamana mereka
sudah kembali damaikanlah an tara keduanya dengan adil don berla-
kulah adil, karena Allah suka kepada orang-orang yang berlaku adUn

Begitu juga soal-soal yang mengenai jarahan (harta musuh) dan


pembagiahnya, dan soal-soal keluarga.
'Rasyid Ridha berhta : Ulama-ulama Besar tentang Hukum
Islam mengatakan bahwa, kedaulatan dalam Islam adalah di tangan
umat, akaf\ tetapi diselenggarakan oleh ahlul halli wal aqdl (fie-
mimpin-pemimpin yang mustahak) yang mengangkat Imam-
imam atau Khalifah. atau memberhentikan mereka jika terpaksa
oleh keadaan (karena mereka menyeleweng).
Prinsip pokok tentang negara Islam ini adalah suatu reform
polltik yang terbesar bagi manusia. Prinsip te!"8ebut diprokla-
mirkan pada waktu bangsa-bangsa di .dunia ini diperintah oleh
Pemcrintah-pemerintah yang zalim dan yang menindasnya baik
dalam segi agamanya maupun dalam segi keduniaannya. Dan
Muhammad Rasulullah adalah orang yang mengetrapkan refotm
tersebut untuk pertama kalinya; beliau tidak mengambil kepu-
tusan politik atau administratif kecuali sesudah bermusyawarah
dengan pemimpin-pemimpin umat.
Setelah nabi Muhammad wafat, para Khalifah mengikuti
jejaknya. Abu Bakar al .Sidik berkhotbah setelah'selesai dibai'at :

64
- . "..'::~
Pidato Abu Bakar

"Saudara-saudara, aku ini telah terpilih menjadi kepala negara


dan aku ini bukannya yang terbaik diantara kamu, oleh karena
itu jika aku melakukan kebenaran maka bantulah aku, dan jika
aku melakukan kesalahan maka betulkanlah aku.

Mengatakan yang benar adalah suatu amanat, dan membo-


hongi rakyat adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah
daripada rakyat mempunyai kedudukan kuat di hadapanku
sehirtggaaku mengembalikan haknya kepadanya, Insya Allah.
Dan orang yang kuat daripada rakyat, kedudukannya lemah di-
hadapanku sehingga aku mengambil hak orang lain (yang diper-
olehnya) daripadanya, Insya Allah. Tak ada kelompok manusia
yang meninggalkan jihad dalam jalan Allah, kecuali Allah telah
menimpakan hina kepada mereka, dan tak ada kejahatan moril
yang tersiar diantara suatu umat, kecuali umat itu mendapat
kesulitan dari Tuhan. Ikutilah perintahku selama aku mengikuti
perintah Allah dan RasulNya dan jika aku tidak mengikuti pe-
rintah Allah dan RasulNya, maka aku tak berhak akan kepatuhan-
mu kepadaku. Marilah kita sembahyang, semoga Tuhan memberi
rahmat atas kamu sekaliannya".
Khalif-ah kedua, Vmar bin Khattab'iuga memberikan pidato
waktu sesudah dibai'at, ia berkata : "Barang siapa mendapatkan
penyelewengan dari tlhakku maka hendaklah ia..membetulkannya.
Mendengar khotbah itu seorang rakyat jelata berkata dengan te-
nar: jika karni rnendapatkan penyelewengan dari padarnu, niscaya
akan karni betulkan dengan pedang karni. Khalifah Vrnar rnen-
jawab :" Alharndulillah yang telah menciptakan di an tara Vmat
Islam orang yang bersedia rnernbetulkan penyelewengan Vrnar
dengan pedangnya."

Keadilan dan persarnaan


Rasyid Ridha kernudian rnenyebutkan keadilan dan persama-
an. Al Qur-an 'rnenyebutkan pada Surat 16 : Ayat 90: .

65
Artinya:
''Tuhar(. memerintahkan keadilan dan kebaikan."

Pada Surat 4 Ayat 57 disebutkan :

Artinya:

"Tuhan memerintahkan kamu agar menyampaikan amanat yang dise-


rahkan kepada kamu, kepada orang-orang yang mempimyainya; dan
Tuhan memerintahkan jika kamu memerintahkan, melakukan hukum,
agar kamu memerintah atau menghukum dengan adil."

Larangan bagi pejabat untuk komersialisasi jabatan


Tersebut dalam kitab Al Bukhari dan Muslim hadis seperti berikut:

66
Artinya:

J~bu Hamid al Sa 'eli berkata : Rasulullah memberi tugas kepada Ibn


Lutbiya untuk mengumpulkan zakat (pajak) suku Bani Salim. Setelah
selesai t'dgasnya, ia datang kepada Nabi dan diminta pertanggungan
jawab, ia berkata : Ini adalah untuk kamu (untuk negara) .dan ini
adalah hadiyah yang diberikan kepadaku. Maka Rasulullah berkata :
Kenapa engkau tidak tinggal saja di rumah ibumu sampai hadiyah
itu datang kepadamu, jika memang kamu berkata benar ? Kemudian
NaN Muhammad berdiri dan berpidato, membaca Alhamdulillah dan'
berkata Amma ba'du, aku' telah memberi tugas kepada beberapa orang
mengenai keuangan negara, ada seorang diantara mu yang berkata
Ini untuk kamu (negara) dan ini hadiyah yang diberikan orang kepada-
ku. Mengapa ia tidak tinggal saja di rumah ibunya sehingga hadiyah~
nya datang kepadanya, kalau betul ia tidak bohong. Demi Allah, se-
orangpun yang mengambi( harta dengan tanpa hak, ia akan menghadap
T,uhan pada hari Kiamat membawa harta itu. Maka aku akan melihat
orang yang menghadap Allah dengan membawa unta atau sapi atau
kambing yang masing-masing berblmyi, kemudian Nabi mengangkat
tar1gannya ke atas dan berkata . Ya Allah, aku telah menyampaikan
amanatMu."

67
Yang tersebu t di atas adalah sebagian ke~il dari gambar
aspek politik ajaran Islam. Dan ajaran-ajaran yang tersebut d~la
Al Qur-an dan Al Hadis adalah ajaran yang up t.o date samp
hari ini. Demokrasi yang dilakukan oleh negara kota (city state
di negeri Yunani merupakan dcmokrasinya orang kaya; pari
hamba yang tak ada prospek untuk menjadi merdeka, tetap be
kedudukan rendall.
Ketatanegaraan pada Kerajaan Romawi didasarkan atas k
unggulan darah Romawi; bangsa-bangsa lain dianggap bangsa Ba
bar yang rendah. Di negara-negara yang disebut Oriental empir,
kerajaan-kerajaan besar di Timur, Raja adalah seperti Tuh
yang tidak dapat keliru, dan semua tindakannya dianggap at
harus dianggap baik. Kekayaan materiil dati kenikmatan mate'
adalah satu-satunya tujuan hidup yang baik pada zam~n Kerajaa
Romawi atau Kerajaan Persia, dan setelah Kerajaan Roma
menganut agama Kristen, agama itu tetap tidak meresap kepad
jiwa rakyat karena terlalu abstrak serta dilingkungi oleh hierarc
gereja yang ketat.
Hal yang semacam di citaslah yang mustinya dijadikan i
dari aspek politik ajaran Islam; Ajaran-ajaran tersebut tiap oran,
dapat· membacanya dalam Al Qur-an dan kitab-kitab Hadis;
Adapun· si A membunuh si B, si C memerangi si D itu semu
bukan aspek politik Islam. Itu ,adalah aspek politik manusia yan
tidak mempraktekkan petunjuk Allah s.w. 1. yang telah diberik
kepada manusia.
Pad a zaman modern, kita membaca Montesquieu (1689
1755) dengan l'esprit des Lois Uiwa Hukum) di mana ia mengan
jurkan pembagian tug as antara, kekuasaan legislatif, judicati
dan executif. Hal ini pada dasarnya suatu cara untuk mewujudk
keadilan, tetapi sampai saat ini sering dilanggar oleh Penguas
yang tidak beIjiwa Islam.
Jean Jacque Rousseau (1712-1778) memajukan theo
tentang contrak sosial yang dalam garis besarnya sesuai denga
Islam.

68
Kemudian kita dapatkan. Karl Marx (1818-1883) yang
IIvgambarkan •peIjoangan permanent antara ~aum buruh dan
11111 -kapitalist. Gambaran semacam itu timbul dari salah faham
lat ;lng plus-value, yang melukiskan segala kekayaan itu dari
!!oIga physik.
Faham ini sampai hari ini bertentangan dengan kapitalisme,
1.11Ipertentangan ini sampai saat ini menjadi seeab ketidak
III"Han dun~a, menini.bulkan Blok Barat dan Blok Timur yang
lulu menjadi sebab ketegangan Dunia.
Aspek politik dalam Islam tidak hanya mengenai aspek
t utanegaraan at au aspek dalam negeri. Islam adalah agama Uni-
l~il, oleh karena itu aspek politiknya juga mengandung aspek
"krnasional, perang dan damai.
Di bawah ini kami cantumkan contoh beberapa pnnSlp:
I Islam melarang agressi akan tetapi juga melarang menyerah.
\lillum AI Qur-an,._ Surat 2 Ayat 190kita dapatkan:

.tmya:

"Dan perangilah dalam jalan Allah mereka yang memerangi kamu


dan jangan melakukan agressi, sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-otang yang melakukan agressi. "
II. Tujuan daripada perang,setelah mengelakkan agressi, adalah
IIlcndirikan masyarakat yang penuh perdamaian, masyarakat
III mana Tuhan disembah dan dimuliakan dan karena itu masya-
lukat itu masyakarat yang adil, makmur dan penuh toleransi
IItln budi pekerti luhur.
Hal tersebut dapat dimengerti dari AI Qur-an - Surat 22,
Iyat 40 yang bunyinya :

69
"Dan sekiranya Allah tidak melindungi manusia, sebagian dari mereka
dengan sebagian yang lain, niscaya dihancurkanlah pertapaan, gereja
Kristen dan tempat sembahyang orang Yahudi dan masjid di mana
banyak disebut nama Allah. Sungguh Allah akan menolong orang
yang menolong (agama)Nya. Allah itu maha K uat dan Tinggi ')'aitu
mereka yang jika memegang kekuasaan, mereka menegakkan sem" i
bahyang, mefrlberi zakat dan melakukan amar ma'ruf (menyuruh
berbuat kebaikan) dan nahi mungkar (melarang perbuatan mungkar).
Dan kepunyaan Allah-lah aqibat segala urusan."

,III. Mementingkan perdamaian daripada peperangan. Al Qur-an


Surat 8 ayat 61 berbunyi :

.'~i &PI;~;~\~j~;Q&~~\~~~;
'\1 : J1,A:.1l1

Artinya:
"Jika mereka menuju perdamaian, maka engkau harus juga menuju
perdamaian, dan tawakkal lah kepada Tuhan. Sesungguhnya fa Maha
Pendengar dan Maha Mengetahui."

IV. Harns selalu siap untuk berperang supaya jangan diserang.


Prinsip mi nyata sekali dalam AI Qur-an Surat 8 Ayat 60 yang
bunyinya :

70
\

,/ - ./.~~-'#~~
~~\.k\:~' /;:~: ?-~~/~ ~ ' .... '
'\~~"'~j\'Vi'"
"'/.1..>/ ~\'" L,,~0 ~
rtinya :
"1. : Jwj) \.
~r/..", ~./ ,/ ",~
-' -' ./ ~ \:'-' Y.,
/ .y
"Dan sediakan bagi mereka (musuh-musuhmu) apa ya,Ylg dapat kamu
sediakan = kekuatan orang, senjata dan kuda; untuk menakut-nakuti
musuh Tuhan dan musuhmu."

Harus menepati perjanjian dan tidak mengkhianatinya :


Insebut dalam Al Qur-an, Surat 16 Ayat 91 :

Ji:l'
C\\
I{~ /.; ,,'"/:"(''''''''
,~+?/"'~L,)U: ..J. ~ .J>/':; 1./'-!-· ",~(\ 1\ ''/ i.--!
~\,",J.A ~/~ ~~~-'
' '\ /
~
Itinya :
"Dan penuhilah janji (atas nama Allah) yang kamu buat, dan janganlah
menyalahi sumpah setelah diucapkan".

Begitulah sekelumit dari· pokok-pokok fikiran yang muncul


"ka seseorang membaca suatu Bab yang beIjudul aspek politik;
1J.lran-ajaran ,pOlitik Islam adalah ajaran: politik yang luhur,
Illg di tanah air kita Indonesia ini disalah fahamkan. Orarig
Il\l'ngidentifikasikan ajaran pcilitik Islam dengan terror, dengan
".I\latisme dan dengan Arabisme; semua itu dalam beberapa hal
II'ielimuti dengan purba sangka dan fitnahan.
Dengan uraian Dr. harun Nasution tentang aspek politik
lug isinya adalah sejarah hitam d~ri pe:nyelewengan . ajaran
1,lum, maka sadar atau tidak sadar Dr. Harun Nasution telah
1Ill'llambah kt;salah fahainan konsepsi politik dalam Islam.
Saya harap dengan penjelasan di atas sledikitnya keterangan-
derangan Dr. Harun Nasution yang did:asarkan atas metode
IIl1entalisme yang anti Islam itu dapat dihila.ngkan effeknya yang
11l~l!:atif,terutama bagi generasi muda Islam.

71
I!
6
KOREKSI TERHADAP BAB VI TENTANG
LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Dalam menilai bab VI tentang lembaga-Iembaga Kemasya-


rakatan, saya merasa perlu mengulangi apa yang saya tulis dalam
penilaian bab-bab yang sebelumnya yaitu pertama Dr. Harun
Nasution tipak mempunyai kepribadian sendiri dalam menulis
bukunya. Ia hanya meniru orientalist-orientalist yang tidak suka
kepada Islah1, kedua: sebagai akibat dari kek,eliruan pertama maka
ia ~menganggap bahwa' apa yang terJadi. dalam sejarah Islam df
abad pertengilhan a:dalah merupakan ajaran Islam. Ketiga: ~?-
lupa bahwa sumber Islam pukan sejarah Umat Islam tetapi Al
Qur-an yang merup~kan wahyu Ilahi serta Hadis Nabi. Ia lupa
p~a bahwa susunan' pemerintalian dan administrasi negara-negara
Islam itu adalah susunan y~mg umum yang terdapat dalam negara-
negara Timur atau Barat dalam abad Pei:tengahan.
Dengan kat a-kat a tersebut di atas marilah kita nilai karya
Dr. Harun Nasution.

I. Dalarn' halaman 107, paragraph pertama, Dr. Harun Nasution


menulis :

"Islam dalam sejarah, seperti telah dilihat, mengarribil bentuk


negara. Sebagai negara Islam sudah barang tentu harus mem-
punyai l'einbaga-Iembaga kemasyarakatan, seperti pemerintahan,
hukum, pengadilan, polisi,
II pertahanan dan pendidikan."
Kata-kata tersebut di atas menunjukkan dengan jelas banwa
Dr. Narun Nasution. belum faham konsepsi Islam. Kata-kata:
"Islam dalam sejarah mengambil bentuk negara". Kata tersebut
menunjukkan bahwa negara Islam itu adalah tidak disengaja

72
IIIIIbulnya. Dalam sejarah terjadi perkembat:lgatl yang memung-
lUkan bahwa Islam berbentuk negara.
Gambaran terse but di atas adalah garnbaran sarjana-sarjana
listen kuno yang terpengaruh oleh agama mereka yang ber-
I'l'ndapat bahwa agama dan negara hams dipisahkan. Menumt
Ihcori Gereja Katolik: Paus mempunyai dua pedang, yang satu
Ilpegang sendiri dan yang s~ltu lagi dipinjamkan kepada raja-raja
III Eropa, yakni bahwa Paus itu memegang sendiri akan kekuasaan
rllkhani sedang kekuasaan materiil dipegang oleh para raja-raja.
Pada waktu sekarang telah banyak al111 teologi Kristen
haik dari fihak Katolik at au dari Protestant yang berpendapat
huhwa agama tak dapat dipisahkan dengan negara atau dengan
IIlUsyarakat materiil.
Dalam sistem Islam,· agama tak dapat dipisahkan dengan
Ill'gara. Ini bukan theocratie. Theocratie berarti, bahwa yang
Illcmegang pemerintahan adalah suatu kelompok khusus dari
lhli agama, suatu hierarchi yang diketuai oleh Paus. Sistem
1•• lum dapat dinamakan :nomocracy artinya negara Hukum. Hu-
IIm-hukum itu yang pokok dan fundamentil adalah dari Tuhan,
lcrsebut dalam Qur-an dan Hadis dan jumlahnya tidak banyak.
Dun selain itu adalah bikinan manusia sendiri dengan jalan ijtihad,
dldasarkan atas ayat AI Qur-an dan Hadis.Dengan begitu maka
hunyak sekali peraturan-peraturan yang. barn yang harus sesuai
dl'ngan keadaan masyarakat yang serba berobah.
Hal-hal yang disebutkan oleh Dr. Hamn Nasution dalam
hab ini bukan lembaga-Iembaga Islam, tetapi Lembaga Kemasya-
rukatan yang ada pada abad Pertengahan.

II. Dalam paragraph 2, Dr. Harun Nasution menu lis :


"Masyarakat Islam pada mulanya tersusun atas orang-orang Arab
aja, tetapi dengan tersiarnya Islam ke luar Arab, orang-orang
hukan Arab masuk Islam dengan menggabungkan~diri dengan
alah satu suku bangsa Arab, disebut Mawali. Katena Mawali
dalam prakteknya mempunyai kedudukan lebih rendah dari orang

7
Arab. Orang-orang Alab, sebagai bangsa yang berkuasa di wak-
tu itu dianggap oleh masyarakat lebih tinggi. Karena mempunyai
kedudukan lebih tinggi, agama dan kebudayaan Arab Islam di-
. pandang lebih Tinggi pula. Tidak mengherankan kalau bangsa-
b~ngsa yang berada di bawah kekuasaan Islam di waktu itu ba-
nyak berusaha untuk meniru orang Arab dalam bahasa, pakaian
dan adat istiadat. Bahkan banyak pula yang meninggalkan agama
aslinya dan masuk Islam."
Membaca paragraph terse but terbayang kepada saya seorang
orientalist Barat y.ang tidak menghayati Ajaran Islam. Segala
yang ditulis oleh Dr. Harun Nasution adalah jauh dari kebenaran.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Dalam peperangan agama dahulu, pihak yang kalah menjadi
budak. Budak itu dijual belikan. Praktek ini telah disetujui oleh
orang-orang Yunani, Romawi, Persia dan agama Yahudi serta
Kristen. Agama Islam juga membolehkan akan tetapi selalu
membuka jalan. untuk emansipasi, agar budak-budak itu dapat
tnerdeka, baik dengan niatan sebagai bayaran denda (diyat) atau
atas dasar penebusan harga oleh si budak itu seridiri atau oleh
karena niat baik at as pembebasan dari yang punya.
Maula, kata majemuknya mawali, bera1;'ti budak. la, karena·
dimiliki. tuannya, juga dianggap salah satu anggauta dari suku
tuannya itu. Kalau ia sudah dimerdekakan, ia ·tetap menamakan
diri sebagai beraff1liasi kepada suku bekas tuannya. J adi: Maula
bukan orang yang menggabungkan diri dengan salah satu sukt~
bangsa .Arab. la adalah budak yang telah dibebaskan, akan teta;}
pi tetap beraff1liasi kepada suku bekas tuannya.
Dr. Harun menonjolkan sggi-segi negatif"Kaum Mawali
dalam prakteknya mempunyai k~dudukan iebih reridah dari orang
Arab. Karena kedudukan lebih tinggi, agama dan kebudayaan Arab
Islam dipandang lebih tinggi pula. Tidak mengherankan kalau
bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaan Islam di waktu itu
ban yak berusaha meniru orang Arab dalam bahasa, pakaian dan
ad at istiadat. Bahkan banyak pula yang meldnggalkan agama

74
· ~:

.Islinya dan masuk Islam."


Segi-segi negatif ini tentu terjadi dalam pertemuan b~ngsa-
11angsa. Secara latent selalu ada bahaya kekacauan racial di mana-
Illana termasuk di negara kita Indonesia sekarang ini. Bukan saja
Lekacauan racial tetapi sering teIjadi rasa tidak puas terhadap
kclompok yang sedang berkuasa meletus dan teIjadi kekacauan.
Inilah yang ditonjolkan oleh kaum orientalist yang dianut oleh
I)r. Harun Nasution, akibatnya ia menulis: "Bahkan banyak pula
yang meninggalkan agama aslinya dan masuk Islam;; seakan-akan
kekuasaan Islam di daetah-daerah peluasannya itu sarna dengan
"x pansi kolonial pada abad 20. Bukankah i.lI.iak sedikit bangsa,
Indonesia yang mengagumi segala sesuatu yang dibawa Belanda )
dahulu, termasuk agama mereka?
,'-:ungguh sangat mengherankan membaca keterangan semacam
11'I'Sebut dari seorang sarjana seperti Dr. Harun Nasution.
Pada paragraph ketiga Dr. Harun Nasution menulis: "Ke-
d lldukan Mawali yang lebih rendah itu di Persia pada akhirnya
IIlcmbawa kepada gerakan Syuubiyah, suatu gerakan yang dekat
Ilwnyerupai gerakan nasionalisme dalam arti mod.ern."
Dengan tulisan tersebut, kita faham bahwa, orang Arab tidak
.Idil dan menindas dan oleh karena itu timbullah Nasionalisme
Persia yang dinamakan Syuu~iyah. Gambaran semacam itu adalah
I'ambaran kaum ori~ntalist.
Marilah kita fikirkan dengan lebih tenang. Saya rasa tak
Illia negara modern di dunia ini yang adil seperti Kerajaan Inggris.
Walaupun begitu terjadi gerakan Irlandia merdeka, Di Canada,
plOpinsi Quebec sarna kedudukannya dengan propinsi-propinsi
('anada lainnya, malah P.M. Canada sekarang P.M. Trudeau
tdalah berasal dari Quebec. Walaupun begitu ada gerakan Na-
lonaIisme Quebec. Di Spanyol, ada pula gerakan Nasionalisme
Basque, yaitu kelompok suku~suku yang tinggal di pegunungan
I'yreenee sebelah utara~ Di Irak, ada gerakan nasionalisme Kurdi
Y:lng juga terdapat di Turki dan Persia. Dan di Indonesia sendiri
kalau kita tidak waspada, akan ada saja gerakan sukuisme,
.•..

75
-------------------------
..
...... ,'-::

mengingat banyaknya suku-suku d( Indonesia. Memang benar,


Syuubiyah Iran akhirnya keIjasama dengan keluarga Abbasiyah
untuk menggulingkan kekuasaan Dinasti Amawiyah di Damas-
kus.
Yang terang bahwa mtfsuh-musuh kerajaan Amawiyah, yaitu
kelompok Abbasiyah beke!ja sarna dengan golongan nasionalis
Persia dan akhirnya berhasil menghancurkan kerajaan Amawi-
yah.
Fakta yang terang itu dihiasi oleh Dr. Harun Nasution
dengan gambaran bahwa orang Arab menindas orang yang bukan
Arab~ bahwa Mawali itu masuk Islam sekedar karena Islam adalan
agama kelompok yang berkuasa, sekan-akan tidak ada unsur
Iman dari pihak Mawali tersebut, dan tidak ada jiwa Islam yang
dihayati oleh masyarakat I~lam yang sudah meluas ke daerah-
daerah di luar Jazirah Arab.
Dalam halaman 108: Dr. Harun Nasution menulis:
"Di samping orang-orang Islam, baik Arab maupun bu~an Arab,
terdapat orang-orang bukan Islam yang memeluk agama-agama
lain, terutama agama Kristen dan Yahudi. Orang-orang ini disebut
ahluzziimah., Mereka adalah pemeluk agama lain yang memilih
tetap tinggal di bawah naungan Islam dengan membayar Jizyah
yang dapat diartikan pajak naungan".
Paragraph ini lebih baik dari paragraph yang terdapat da-
lam bab IV tentang aspek sejarah dan kebudayaan, (silahkan baca
koreksi tentang bab tersebut).
Te~api baiklah kita tambah dari kutipan buku Sayid Rasyid
yang berjudul : Wahyu Muhammad sebagai berikut :
Jizyah dalam Islam tidak seperti pajak-pajak yang dipaksa-
kan olehpihak yang menang kepada pihak yang kahlh serta
menyebabkan penderitaan-penderitaan mereka. Jizyah adalah pu-
ngutan sedikit sebagai imbalan terhadap jasa Pemerintah Islam
dan tentaranya yang mempertahankan keselamatan mereka. Ini
semua dapat -dibaca dalam sejarah Rasulullah.

76
Sebagai contoh perjanjian Jizyah adalah perjanjian yang·
ditulis oleh Khalid bin Walid kepada Saluba bin Nastuna, kepala
kelompok Kristen ketika Khalid menguasai daerah AI Furat (lrak).
Perjanjian itu berbunyi: Ini adalah surat dari Khalid bin Walid
kepada Saluba bin Nastuna. dan pengikutnya; aku berjanji akan
menerima Jizyah dan melakukan pertahanan, hak kamu adalah
zimmah. (tanggung jawab dan kesanggupan karoi). serta keamanan
selama kami dapat mengamankan kamu, kami berhak menerima
Jizyah. Jika kami tak sanggup lagimengamankan, kami tak berhak
lagi menerima Jizyah. Ditulis pada tanggal 12 bulan Safar.
(Pada zaman Khalifah Vmar memperluas daerah Islam di Persia).

77

-- -
· ~~ .... " ..

KOREKSI TERfIADAP BAB VII TENTANG


ASPEKHUKUM

Aspek hukum dalam Islam sangat penting. Kalau segi keper-


cayaan sudah banyak diterima oleh l)1anusia Indonesia, segi
hukum sampai saat ini masih menjadi suatu penghalang bagi kaum
terpelajar di Indonesia untuk menerima Islam dan menghayati-
nya.
Bagi kaum terpelajar hukum yang terbaik adalah hukum
buatan manusia, yang dapat sesuai dengan tempat dan zaman.
Montesquieu (1689-1755) sarjana Perancis menulis karangan-
nya l'ESPRIT des 10is pada tahun 1748. Dalam -:-karangan
itu ia memberi definisi hukum sebagai berikut : "Les lois sont
des rapports necessaires qui deriveilt de 1a nature des choses"
yakni Hukum ada1ah h~bungan yang 1azim yang timbu1 dari
watak benda atau manusia. Dengan perkataan lain, sumber hukum
itu ialah manusia.
Dan oleh karena sumber hukum adalah manusia maka Mon-
tesquieu mencetuskan idee tentang tiga macam kekuasaan legis-
latif yakni yang membentuk hukum, executif yakni yang menget-
rapkan hukum dan judicatif yaitu kekuasaan kehakiman.
Idee-idee Montesquieu tersebut pad a waktu ini menjadi dasar
dari Pemenntahan atau struktur po1itik modern, meskipun banyak
negara yang mengatakan dirinya modern tidak me1akukan prin-
sip terse but. Kekuasaan executiflah yang sering menguasai
badan legislatif dan badan-badan peradilan, walaupun badan le-
gislatif dan peradilan itu terdapat dalam bentuknya yang 1ahiri-
yah.

78'

.,.
"
.1{

Islam adalah agama yang mengatur segi jasm~l!1i danrohani


mahusia, maka dari semenjak Nabi Muhammad s.aJ,w. berda'wah
untuk Islam, Qur-an diturunkan Allah kepadanya sedikit demi
sedikit sesuai dengan haj~t perkembangan da'wah. \Oleh karena
jtu maka kita dapatkail bahwa Ayat yang diwahyuka,n di Mekah
meri'sajakkepad8 tauhid, percaya bahwa Tuhan itu satu, dengan
memusatkan perh,,'ltian kepada keindahan alam, kesera~,ian dalam
Lukum alam serta t1agaimana manfaatnya kepada manus] a, sehing-
ga sampailah man~5ia kepada keyakinan akan adan)la Allah
yang maha tunggal Yh1!1g akan meminta pertanggungan ja,wab pe-
!vrjaan manusia di hart' kemudian .. )I
Setelah -keyakinan ten tang adanya Tuhan yang maha 'tunggal
tu tertanam baik, maka mulailah pendidlkan manusia m,eliwati
;lukum. Jadi lembaga hu&um itu timbul dalam Islam ,bukan
karena Islam sudah merup~1kan negara seperti yang dikatakan
Qleh Dr. Harun Nasution paola halaman 7, akan tetapi turunnya
ayat hukum itu ditetapkan \,sesudah
I mendalamnya keyakillan
akan adanya Tuhan. \
\

Mungkin sepintas lalu ket~~rangan di atas kelihatan tidak


banyak berbeda. Tetapi sesungg~lhnya perbedaannya besar ..Kon-
sep Dr. Harun adalah bahwa ~\gama Islam itu seperti agama-
agama lainnya, dan kebetulan Nabi I Muhammadmenjadi kepala
negara, oleh karena itu, ia memerlukan Ayat-Ayat hukum. Kon-
sepsi saya adalah bahwa agama Islan\1 itu untuk dunia dan akhirat
dan hams mendirikan negara, Ayat-Ayat .ketatanegaraan itu bam
diturunkan pada waktu yang tepa~,\ waktu ('>rang memerlukan
untuk mengatur negara.
\
Hadis-Hadis bua~an
Pada halaman 11, Dr. Hamn Nasuti\On
I menulis :

"Untuk mencari penyelesaian bagi soal-soal bam itu para


sahabat kembalike AI Qur-an dan Sunnah yang ditinggalkan Nabi.
Soal kembali ke Al Qur-an mudall karena Al Qur-an dihafal oleh
sahabat-sahabat dan telah pula dibukukan di zaman Abu Bakar.

79
Tetapi ber1ainan halnya dengan Hadis. Hadis tidak dihafal dan
belum dibukukan pada waktu ltU. Di sini timbullah keadaan
terpaksa mencari Hadis dan ha1 ini nanti membawa kepada
timbu1nya Hadis-Hadis yang diragukan berasal dari Nabi, tetapi
adalah seben<trnya Hadis-Hadis buatan".
Keterangan di atas mengandung unsur orientalisme. Hadis
tidak dihafal. Ini sepintas 1a1u benar. Tetapi sebenarnya bany~
orang-orang yang mengetahui Hadis, dan Hadis itu .tidak se1alu
perlu dihafal, karena kebanyakan mengenai suatu kejadian. Jika
ada suatu kasus hukum, maka Abu Bakar dan Umar dan sahabat
lainnya menanyakan apakah ada orang yang meugetahui bahwa
Rasulullah pernah mengambil keputusan da1am kas,us semacam
itu. Jib pernah ada, maka sahabat yang mengetahuinya mem-
beritahu dengan membawa saksi. Jika tidak, maka para sahabat
mengadakan sidang untuk merundingkan soal tersebut. Dan kepu-
tusan yang mereka ambil dinamakan Ijma' (konsensus sa.habat)
Mencari Hadis pada zaman sahabat tak perlu dihubungkan
dengan timbulnya Hadis-Hadis buatan, yang teIjadi dua abad
kemudian. Penonjo1an a:danya Hadis
,. buatan pada permu1aan perio-
de tasyri' Oegislasi) Islam adalah kebi~saan pa,ia orientalis khu-
susnya Goldziher.

Istihsan dan· al Masalih a1 Mursalah


Pada halaman 17 Dr.. Harun menulis "Istihsan yang dibawa
oleh Abu Hanifah dan al Masalih al Mursalah yang ditimbu1kan
Malik ditolak oleh Al Syafii sebagai sumber hukum".
Kata-kata tersebut di atas sangat singkat dan memberi kesan
bahwa Imam Syafii sangat berbeda dengan Imam Abu Hanifah
atau Imam Malik; dan dengan begitu maka dasar hukum Islam
itu goyah, tidak kuat.
Oleh karena itu perlu ditambah dengan dua kutipan, pertama
mengenai Istihsan dan kedua mengenai alMasaJih a1 Mursalah.
Da1am kitab Usu1 Fiqh karangan Syekh Muhammad Khudari,

80
Guru hesar s'yari'at Islam di Universitas Cairo, halaman 334,
sf"b:1zaiberikut :
"Sering perkataan Istihsan dipakai oleh ahli fiqih mazhab
Hamlli sooagai kebalikan dariQiyas. Mereka mengatakan umpa-
manya : menurut Qiyas hukumnya sesuatu terlarang, tetapi al-
Istihsan mcmbolehkan; dengan begitu maka Istihsan dijadikan
satu sumber hukum ;atau argumentasiyang menentang sumber
hukum (argumentasi) lainnya dan mengalahka:nnya. Maka ada.
orang-orang yang tidak setuju pemakaian kata lstihsan, karena
mereka menganggapnya sebagai legislasi dengan ta:k pakai kaidah"
Atas dasar ini pula Imam Syafii berkata:. Barang siapa melakukan
Istihsan ia telah membentuk syari'at sendiri; banyak pula ahli
usul· fiqih yang mengikuti Imam. Syafii dan mengatakan bahwa
lstihsan adalah dalil (sumber hukum) yang keliru dan tidak boleh
diandalkan untuk menetapkan hukum.
Akan tetapi ahli-ahli usul fiqih ternama dari mazhab Hanafi
telah menerangkan arti Istihsan itu. Dan setelah kita faham
arti Istihsan yang sebenarnya ternyata hahwa perbedaan faham
antara kedua belah fihak (Syafii dan Hanafi) hanya perbedaan
kata-kata .. Mereka' menerangkan : Istihsan adalah Qiyas yang
ilIatnya (sebab hukumnya) tidak terang jika dibandingkan kepada
suatu Qiyas lain yang lebih nyata. Jika Istihsan terjadi jika dalam
.. kasus ada .suatu illat (sebab) yang mei'ljadikannya diberi
sua1u
hukum yang mirip dengan sesuatukasus, tetapi di samping itu
ia mempunyai illat (sebab, sifat) lain yang menjadikannya mirip.
derlgan suatu kasus yang lain."
al Masalih al Mursalah

Untuk menghiIangkan kesan bahwa dasar-dasar atau sumber-


sumber hukum Islam itu kabur kare'na -lman Syafii tidak menye-
tujui al Masalih al MursaJah yang dikatakan oleh Imam Malik
di bawah ini saya muatkan kutipan dari kitab: Filsafat Tasyri'
dalam Islam karangan Dr. Subhi Al Mahmasani.
Para Imam-imam mazhab bersepakat bahwa dalam ibadat

81
menurut syari'at Islam yang pokok ialah "Ta'abbud" yakni
lakukan apa yang diperintahkan oleh agama dengan tak usah
tanya mengapa demikian. Hukum-hukum ibadat telah diketahui
menurut daliI-daliI syara' (Qur-an, Hadis).
Para Imam-imam mazhab itu juga bersepakat bahwa bagian
mu'amalat atau hukum yang mengenai hubungan masyarakat,
.mempunyai arti yang dapat difahami manusia dan hukum-hukum
itu didasarkan kepada maslahat dan manfa'at bagi manusia.
Maslahat atim manfa'at jika telah -ada keterangan dalam Nas
(Qur-an dan Hadis) atau Ijma' atau Qiyas ten tang boleh atau tidak-
nya, maka orang liarus.mengikuti hukum itu. Tetapi kalau sumber
hukum, (Qur-an, Sunnah, Ijma dan Qiyas) tidak menerangkan
faedah suatu perbuatan, maka kita berhak untuk menyelidikinya.
Imam Malik mengatakan hal tersebut, yakni berarti bahwa faedah
. (manfa'at) itu dianggap sumber hukum, dan hal tersebut ia nama-
kan aI Masalih aI Mursalah, yakni maslahat yang tak ada diterang-
kan daIam sumber-sumber hukum lainnya ..

Ada tiga syarat untuk menjadikan maslahat itu sumber


hukum-hukUJ;n. Pertama: maslahat itu harus mengenai mu'amalat
yakni bukan ibadat. Kedua: maslahat itu harus sesuai dengan jiw-a
syari'at .Islam, yakni tidak bertentangan dengan salah satu sum-
ber hukum. Ketiga: maslahat tersebut haros termasuk hal-haI
yang dinamakan dharuriyat (necessities) yaitu yang bermaksud
menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta benda, atau ter-
masuk dalam hal yang dinamakan hajiyat (keperluan-kepeluan)
artinya hal-hal yang diperlukan untuk kepentingan masyarakat,
di sampirig keIima hal yang dinamakan dharuriyat."
Pintu Ijtihad ditutup
Pada haIaman 20, Dr. Harun Nasution menulis sebagai be-
rikut :
"Sehabis periode ijtihad dan perkembangan hukum ter-
sebut di atas, datanglah periode' takIid dan penutupan pintu
ijtihad, di abad ke 4 '. Hijri (abad 11 Masehi) bersamaan dengan

82
mul.ainya I?asa kemunduran dalam sejarah kebudayaan Islam,
berhentiIah perkembangan hukum Islam; Mazhab yang empat
di waktu itu sudah mempunyai kedudukan stabil dalam. masya- .
rakat dan perhatian bukan lagi ditujukan kepada Al Qur-an, Sun"
nah dan sumbeNumber hukum lainnya, tetapi kepaaa buku-buku
fiqih. Ulama-ulama" 'mazhab mempertahankan mazhab imamnya
masing-masing dan menganggapmazhab iinamnyalah yang ter-
benar dan yang lainnya kurang benar. Dengan demikian perha-
tian dipusatkan pada usaha mempertahankan kebenaran mazhab
11)asing-masing.. Ulama-ulama kaliber besar yang sederajat dengan
Abu Ranifah, Malik, Syafi( dan Ibnu Hanbal sudah tidak terdapat
lagi dan ,ijtihad yang dijalankan oleh ulama-ulama yang belum .
mencapai derajat mujtahid membawa kekacauan dalam bidang
hukum dan dalam masyarakat. Dikatakan bahwa kasus yang sarna
di kota yang sarna menperoleh penyelesaian hukuIJl yang berten-
tangan. Dalam suasana demikian para ulama melihat perlunya
pintu ijtihad ditutup dan pengadilan perkara tidak boleh lagi di-
dasarkan kecuali atas pendapat ulama-ulama besar sebelumnya.
Orang tidak boleh lagi pergi langsung kepada Al Qur-an dan
/ Sunnah untuk menentukan hukum atau untuk memberi fatwa.
Di sini timbullah faham dan sikap taqlid yaitu mengikut pendapat
ulama-ulama sebelumnya. Ral yang demikian membawa keadaan
statis 'dalam bidang hukum Islam yang pengaruhnyamasih terasa
sampai dewasa ini" ..
Dengan membaca parag(apn terse but di atas, kna Hlendapat
gambaran bahwa ada' suatu larangan untuk mengambil hukum
dari Al Qur-an atau Radis, dan adanya suatu penntah untuk
mengikuti sesuatu larangan ten tang fiqih. 'Para ulama merasa
perlu pintu ijtihad ditutup dan pengadilan agama tidak boleh
lagi didasarkan kepada Al Qur-an dan Radis.
Gambaran semacam tersebut adalah tidak benar. Ini timbul
dari kata-kata hasan.

"Pintu ijtihad sud~h ditutu'p", seakan-akan ada pintu dan


ada penjaga Yang membawa kUtlcinya.

83
Gambaran tersebut eli atas aelalah gambaran keadaan yang
abstrak. Dalam keaelaan yang kita bicarakan, suasana lesu, dan
apatls meraja da. Ini ada1ah akibat elaripaela keburukan struk-
tur politik. Hulagu Khan, cucu dari Genkiz Khan pada tahun
1258 M telah menyerang B:lgelael dan membunuh Khalifah Aba-
siyah yang terakhir, dan merusak kota tersebut. Mesir pada waktu
itu suelah berganti pemerintahan. Setelah 'Kerajaan Ayubiyah
runtuh, dig-anti c1engan MamaJik, dan raja yang keempat yaitu
Baybars telah menclatangkan dari Bagdad seorang keturunan
Khalifah dan diangkat menjadi Khalifah formil di Mesir, sedang
segala : ~kuasaari clipegang oleh Raja Baybars tersebut.
Hukum' hanya dapat berkembang dalam suasana stabil di
mana kckuasaan tidak menccngkeram rakyat dan masyala}~at.
Yang .teIjadi sesungguhnya, bukan para ulama menutup
pintu ijlihael, me13rang orang mencari hukum dalam Al Qur-an
dan l-l~ldis. Y~lllg kIj'ldi aelolah kelesuan dan sikap apatis umum.
Orang tielak mau lagi mempcrclalam perigetahuan termasuk di
daJamnya pengetal1uan hukum. Jika dalam zaman sebelumnya,
peminat kepada ilmu harus mempelajari Qur-an dan SunnaJl
(Hadis) maKa pada zaman ke1esuan ini.orang hanya mempel:-jari
karangan S03corang don mcngikuti earn berfikir"ya. Kdlau ia ter-
masuk orang yang iSiimewa, ia dapat meIigarang buku yang
merupakan ringkasan buku-buku yang tcrclahulu atau mengum-
pul~ari bahan d~ri sana sini, akan tetapi tidak be rani menunjuk-
kan Sl<ltu sikap :1[ibadi tentang sesuatu masalah. Syekh Al Khu-
darj menceritakan bahwa seorang a~li hukum yang bernama
Abul Hasan Ubaiclullah aI Karkhi, bermazhab Hanafi berkata :
"tia') Ayat Mau Hadis yang bertentangan dengan pendapat kita
harus Jihcri ta'wil (interpretasi) atau dianggap mansukh".

Sebab yang pokok ialah tidak mencntunya kea~.C\an politik.


:retapi di samping itu Syekh Muhammad Khudari menyebutkan
tiga sebab lain:
1, Muricl-murid yang pandai yang mengikuti suatu Imam. Murid-
murid terse but "nenyiarkan pendapat aliran imammereka

84
dengan cara yang menarik schingga kalau aJa seorang
mujtahid baru, orang tersebut akan tak dapat ruang gerak.
2. L~'ltan hakim, kebanyal<an raja-raja atau Kh; lifah mengang-
kat haklmnya daripada orang-orang yang mempunyai penge-
tahuan yang luas dalam syari'at. Tetapi jika kemudian ter-
dapat hakim-hakim yang memberi keputusan 'yang dapat
dibantah oleh orang yang lebih pandai, akibatnya orang
tidal< lagi suka kepada Hakim negeri. dan hanya mencukup-
kan diri dengan membaca buku seorang ahli hukum ternama.
Sebaliknya' jika murid-murid pandai yang tersebut dalam
hal no. I itu banyak yang diangkat sebagai Hakim, maka
pengaruh mereka akan 'membendung pengaruh orang barn
yang mempunyai idee-idee baru.
3. Karangan-karangan orang-orang temama juga telah mcn-
jadikan ilmu pengetahuannya tersiar, dan mempengaruhi
masyarakat yang menganggap baltwa tak perlu lagi mencari
idee baru.
Dengan penjelasan di at as teranglal~ bahwa teL_ ada orang
menutup pintu ijtihad., Yang ada adalah kelesuan berfikir l~ada
suatu mas:!. Tidak usah jauh-jauh. Di tanah air kita sendiri terdapat
aliran orang hams bermazhab dan aliran yang mengatakan yang
pokok adalah Qur-an dan Hadis. Tetapi karena kedua aliran ter-
sebut kekuranga:n pengetahuan yang mengenai syari'ah maupun
mengel1ai pengetahuan-pengetahuan modem, maka perbedaan
pendirian itu tidak banyak membawa perbedaan hasH berfikir.

Da1am halaman 21 Dr. Harun menulis: "Pendapat yang


banyak dianut da1am kalangan Ahlussunnah bahwa pintu ij'tihad
teitutup mulai mendapat tantangan oleh pemikir-pemikir pemba-
haruan da1am Islam di akhir abad 19 yang lalu seperti al Tahtawi,
lamaluddin al Afgani dan Muhammad Abduh".
l}raian tersebut perlu diletakkan dalam proporsi yang sebe-
narnya. Yang menjadi' persoalan bukan masalah membuka lagi
pintu ijtihad yang telah ditutup. Yang menjadi masalah ia1ah
bahwa umat Islam dalam keadaan kelesuan fikir selama 3 abad,
85
sehingga banyak sekali hal-hal yang terjadi di Barat yang tidak
diketahui oleh ahli-ahli hukum Islam. Pokoknya ialah soal
pendidikan ilmu-ilmu baru yang sama sekali' tak diajarkan di
madrasah-madrasah sepe.rti berhitung, ilmu bumi' .ilm.u alam,
ilmu hayat dan sebagaii1ya. Syekh Muhammad Abduh dan teman-
temannya, mengajak supaya kitamengetalmi ilmu-ilmu baru
tersebut, I dan jika kita sudah mengetahuinya
'
tentu cara berfikir
kit a jug~ berobah. Tetapi bukan soal kembali dibukanya pintu
ijtihad yang sudah ditutup.

Ijtihad hams secara kolektif?

Pada halaman 22 Dr.' .Barun menulis : "retapi dala1!l pada


itu timbul persoalan apakah masih dapat diadakan ijtihad per-
seorangan sebagai yang dilakukan oleh imam-imam besar di zaman
yang lampau ? Di zaman mereka seribu tahi.m yang lalu, problema-
problema masyarakat belum begitu banyal,<. dan belum begitu
ruwet persoalallnya sebagai yang terdapat di zaman modern se-
karang. Oleh karena itu, ijtihad sekarang. rasanya tidak dapat
dilakukan lagi secara indi'viduil. Tetapi harus secara kolektif yang
di dalamnya terdapat berbagai ahli dalam bid~ngnya masing-
masing. Problema harus ditinjau umpamanya dati segi ekonomi,
sosial, ilmu kependudukan, ilmu kesehatan, teknologi" psykho-
logi dan sebagainya dan bukan hanya dati segi agama atau hukum
saja. Setelah mendapat berbagai macain pendapat ahli-ahli itulah,
baru hukum ditentukan".
Setelah Dr. Harun Nasution mengatakan bahwa "Pintu ijti-
had sudah ditutup", kemudian ia mengatakan bahwa ada oiang-
orang yang ingin membukanya kembali seperti Syekh Muhammad
Abduh, akhirnya ia menggambarkan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh ijtihad. Masyarakat terlalu banyak dan ruwet,
jadi perlu ada ijtihad secara ko1ektif.
Kata-kata tersebut perlu menda'pat penjelasan. Memang betul
masyarakat abad ke 20 terlalu ruwet, akan tetapi dalam satu hal,
sedikitnya, kita sangat beruntung. Komunikasi sangat mudah.

86
Scorang alim dapat menu1is suatu buku dan dalam beberapa hari
telah dibaca oleh beribu-ribu orang, bukan saja di negerinya sen-
diri, tetapi juga di negeri lain.
Di bermacam-macain negara sekarang ada majalah-majalah
khusus : Majalah hukum; majalah filsafat, majalah
. - ekonomi ,
majalah kedokteran dan sebagainya..
.. Orang-orang yang berminat
dapat membaca dalam majalah-majalab yang ternama hasil dari-
pada buah fikiran ahli-ahli yang terbesar di dunia.
Jadi soalnya 'Jukan· mengumpulkan ahli-ahli tersehl1t dan
mempertemukan dengan ahli agama; soalnya adalah agar ahli-
ahli agama, di. sam ping mengetahui agama, juga mengetahui
pengetahuan umum atau memperdalam dalam suatu bi~ang
pengetahuan umum. Dengan begitu maka ia dapat merasC'.kan
hubungan antara segi agama dan segi kehidupan abad ke 20 ini~
Kalau kita hanya mempertemukan seorang ulama tradisi-
onil dengan seorang dokter atau seorang ahli ekonomi yang ke-
duanya tak ta,hu agama, niscaya pertemuari mereka akan bertele-
tele, mer.eka berlainan fildran dan berlainan bahasa.
Padahakekatnya ijtihad pada zaman modern ini berjala"n
dcngan komunikasi para ahli-ahli pengetahuan.
Yang kita merasa kekurang;m adalah terwujudnya ahli aga-
ma yang mengetahui ekonomi atau ilmu lain dan ahli ekonomi
tau ilmu lain yang mengerti agama - Perpaduan dala~ bidang
ama dan bidang pengetahuan lain inilah yang sangat diperlukan.

Ayat-Ayat Dubious, Dhanny

Pada halaman22 paragraph 3" Dr;Harun Nasution menulis :


l<'ungguhpun teks itu betul-betul wahyu dari Tuhan, itu tidak
encegah timbulnya perbedaan pendapat tentang ketentuanhu-
urn yang diambil dari Ayat-Ayat ahkam tertentu. Hal itu timbul ka-
na arti yang dikandung teks ayat tidak sc1amanya b.ersifat qat'i
tau positif. Ada ayat-ayat yang artinya bersifat dhanny, tidak
sitif dan oleh karena itu boleh'1TIengandu~'1g1ebih dan satu

87
arti".

Dr. Harun memberi contoh sebagai Ayat dubious, Pertama


surat Al Baqarah ayat 228 ..

"M'~\-. ~.\ 'Y~~


,s-"
::::--T
••• ~'/l :L....LU}\W
/~ / /~/ ~\J
~~~-y.w ././
/' •...;;
/V---:-..../ 7.
~l \ /!)
/// y .•.
"Perempuan yang lelah dicerai meni:tnggu tiga masa."
}>erkataan quru' diartikan oleh Malik dan Syafi'l sebagai masa
suei, dan Abu Hanifah mengartikan masa tidak suci(masa haidh,
m.enstruasi).

Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jallganlah kamu hampir kepada sembah-'
yang padahal kamu sudah mabuk hingga kamu tahu apa yang kamu
katakan dan jangan kamu hampiri kepada tempat sembah.yang padahal
kamu junub kecuali orang-orang yang melalui, hingga kamu mandi,
dan jika lW.mll sakit atau dalam perjalanan, atau seorang daripada kamu
datang dari tempat buangan ~tau kamu s,entuh perempuan-perempuan
sedang kamu tak dapat air, maka hendaklah kamu cari debu yang
bersih lamas hendaklah kamu sapu muka-muka kamu dan tangan-
tangan kamu, karena sesungguhnya adalah Allah itu Pemudah Pengam-
pun."

Kata-kata menyentuh pert';T1puan diartikan persetubuhan


oleh Malik, sehingga jika ora'1f' ,-'~rjabatan tangan saja tida', batal

88
wudunya. Oleh Syafii menyentuh perempuan diartikan menyen-
tuh secara harfiyah sehingga bagi Syafii. barang siap'l menyentuh
perempuan sesudah wudu maka wudunya bat'll.

Mengenili disebutkanriya Ayat dubious atau. dhanni, ·saya


kira tiap-tiap orang ahli hukum mengetahui bagaiinana para
;hli hukum selalu teliti dalam mengartikan hukum-hukum dan
tidak jarang penafsiranm0reka berbeda-beda.

Orang mempunyai kesan bahwa Dr. Harun berusaha


memberi image ten tang hukum Islam persis seperti image yang
diberikan oleh kaum orientalis yang tidak suka kepada Islam.

Tindakan Nabi merupakan sumber hukum,


Pada halaman 24, paragraph ter$lk]1jr Dr. Haron Nasution
l11enulis sebagai berikut :

"Mengenai sumber hukum kedua, hadis menjelaskan ucapan-


ucap~n dan perbuatan-perbuatan Nabi, ucapan-ucapan dan per-
buatan -perbuatan itu 'Ida yang beliau lakukan ,dalam sifat beliau
selaku Rasulullah dan 'Ida pula yangdilakukan dalam sifal beliau
sebagai manusia blasa (cara tidur, makan, berpakaian dan sebagai-
nya). Yang diterima menjadi sumber hukum ialah ucapan-ucapan
dan perbuatan-perbuatan Nabi dalam bentuk pe~tama". s

Kata-kata tersebut tidak benar. Orang Islam' diwajibkan


mengikuti Allah dan RasulNya. Perbuatan Rasulullah yang bet-
bentuk ibadah, seperti salat, puas'). dan lain-lainnya wajib ditiru.
Yang' lain-lainnya sunat ditiru, artinya jika ditiru mendapat pa-
hala, jika tidak ditiru tidak berdosa. Dengan begitu maka segal a
tindakan Rasul itu merupakan sumber hukum.

Hadis Nabi
Pada halaman 25 Dr. Haron Nasution menulis :

Karena Hadis tidak pernah dihafal atau ditulis. oleh sahabat,

89
/"
maka acap kali tidak dapat diketahui dengan pasti apakah suatu
Hadis betul-betul berasal dari Nabi. Sudah disebut bahwa dalarn
sejarah niemang terjadi ada. orang dan golongan tertentu yang
mencari-cari Hadis untuk memperkuat pendapat atau kedudukan-
nya, maka diada-adakanlah Hadis. Oleh karena itu timbullah
pengertian Hadis sahih yang betul-betul berasal dari Nabi dan
Hadis tidak sahih atau maudu', yaitu Hadis yang sebenarnya tidak
berasal dari Nabi, tetapi Hadis yang dikarang-k&rang orang. Sudah
barang tentu Hadis golongan terakhir ini tidak dapat dipakai
menjadi sumber hukum".
"Kemudian Hadis sahih dibagi lagi menurut sanad atau rawi
yaitu periwayatnya, ke dalam Hadis mutawati~, masyhur daJl
ahad. Hadis mutawatir ialah Hadis, yang jumlah rawinya pada tiap
rentetan demikian banyaknya sehingga tidak dapat dir;1gukan
lagi bahwa Hadis itu henar-benar berasal dari Nabi. J adi sahabat
yang meriwayatkan Hadis itu dari N abi jumlahnya besar sekali,
begitu pula tabfin yang meriwayatkal1 dari sahabat besar j'um-
lahnya dan demikian seterusnya dari generasi ke generasi selan
jutnya.
"Hadis masyhuradalah Hadis yang diriwayatkan oleh satu,
dua atau beberapa sahabat dari Nabi. kemudian 'oleh 'tabi'in
yang berjum~ besar dari sahabat, .dan selanjutnya _rawi yang
berjumlah besar dari tabi'in dan demikianlah seterusnya dari ge-
nerasi ke generasi selaii]utnya. Kalau sahabat yang meriwayatkan
sesuatu J-iadis dari Nabi sedikit jumlahnya, dan rawi dari sahabat
sedikitpula dan demikian seterusnya dari, generasi kegenerasi
selanjutnya makaHadis itu disebutHadis ahad.
"Yang disepakati semua golongan umat_ Islam untuk dapat
dipakai sebagai sumber hukum adalah' Hadis mutawatir. Hadis
masyhur dan ahad ada :yang mau menerimanya dan ada pula
yang tidak mau menerimanya, golongan .Mu'tazilah umpamanya.
"Mengenai teks Hadis terdapat pula di dalamnya faham
qat'i dan dhanni s~perti yang dijelaskan dalainhal teks al Qur-an".
Saya persilahkan para pembaca meneliti koreksi saya terha~
90
dap bab 11 dalam jilid Satu. Dalam bab II jilid Pertama terdapat
perkataan yang hampir sarna, yaitu "Kalau Hadis tidak dihafal
dan tidak dicatat dari semula, tidaklah dapat diketahui dengan
pasti m~na Hadis yang betul-~etul berasal dari Nabi dan mana
yang buat-buatan".

Kelicikan dari kaum orientalis yang di-anut oleh Dr. Harun


Nasution, entah dengan sadar atau tidak, ialah bahwa mereka
membicarakan Hadis secara keseluruhan. Dalam Hadis secara
keseluruhan, diantaranya djkatakan oleh Dr. Harun Nasution
yang didengar oleh Bukhari enam ratus ribu Hadis; memang
banyak Hadis -Hadis' yang dibuat-buat orang. Akan tetapi dari
permulaan para sahabat Nabi berhati-hati sekali menerima Hadis.
Pada zaman kegiatan ilmiyah, Hadis mendapat perhatian dari para
peminat, dan diantara para peminat itu terdaoat enam orang
yaituBukhari wafat tahun 256, Muslim w-afat -tah'un'"261, Ibnu
Majah tahun 273, Abu Daud (tahun 275), Turmuzi (tahun 279)
dan Nasai (tahun 303)., Buku-buku mereka biasanya disebut
Al Kutubal Sittah yakni -enam buku. Akan tetapi para ulm:na
scpakat menganggap kumpulan Bukhari dan Muslimlah yal!g
paling baik.
Al Bukhari (bcrasal dari Bukhara di Turkistan) dilahirkan·
tahun 194. Ia men~njukkan kegiatan yang luar biasa dalam
mengumpulkan Hadis yaitu dengan melakukan perjalanan yang,
jauh di seluruh daerah Islam di mana ia me rasa ada orang yang
mengetahui Hadis. Ia melakukan perjalanan mengumpulkan Ha-
dis selamal6 tahun. Al Bukhari membentuk criteria sendiri un-
uk menyaring Hadis-Hadis yang didengarnya. Criteria ini biasanya
isebut syuruth a1 Bukhari, seperti: Sanad atau rangkaian orang
yang meriwayatkan harus tidak terputus, dan tiap-tiap rawi
dalah orang muslim yang jujur dan berHkiran jernih, berbudi
ekerti baik, baik ingatannya dan sebagainya.
Muslim dianggap oleh para ahli Hadis sebagai nomor dua
sudah Al Bukhari, karena syarat-syaratnya atau criterianya
bih lunak dari syarat-syarat al Bukhari.

91
Jumlah Hadis Bukhari yang sahih adalah 7397 Hadis, te-
tapi banyak yang terulang oleh karena yang meriwayatkan banyak;
jadi jika dihitung:Hadis al Bukhari yang sahih, yang tidak terulang,
jumIahnya adalah 2762 Hadis sahih.
Adapun Hadis Muslim seluruhnya beIjumlah 7275, dan yang
tidak te,rulang berjumlah kira-kira ampat ribu Hadis.
Dengan keterangan di atas, saya kira image pembilca tentang
Hadis sudah berobah tidak seperti yang digambarkan oleh Dr.
Harlin Nasution yang mengatakan: "Karena Hadis tidak dihafal
dan tidak dicatat dari semula, tidaklah dapat diketahui dengan
pasti mana Hadis yang betul berasal dari Nabi dan mana yang
buat-buatan".
Namun begitu kita tidak mengatakan ballWa segal a Ha-
dis Bukhari dan Muslim itu benar, Di antara 2762 Hadis sahih
Bukhari, tentunya ada saja beberapa Hadis yang tidak benar,
karena Hadis Bukhari dikumpulkan oleh AI Bu}<:haridan ia adalah
se,orang manusia biasa.
Tetapi dalam garis besarnya kitab-kitab Hadis yang enam
merpuat Hadis-Hadis yang sahih atau dekat kepa~a sahih, karena
criteria yang dipakai oleh pengumpuI~ya adalah criteria yang
ketat. .
Sikap orang Islam adalah bahwa Hadis-Hadis itu pada llmum-
nya benar, ada sedikit 'sekali yang salah. Sikap kaum orientaIis
adal¥1 : semua Hadis itu buat-buatan, kecuali beberapa Hadis
yang betul sahih dari Nabi Mul111mmad.

Hadis juga dubious


Pada akhir keteraneanny:J. ten tang Hadis Dr. Harun Nasution
mengatakan :
"Mengenai teks Hadis terdapat pula di dalamnya fahanl
qat"! oan o11anni seperti yang dijelaskan dalam hal teks AI Qur-an".
Mengenai keterangan tersebut saya mengulang keterangan
saya ten tang tek'> Al Qur-an. Tiap allIi hukum tentu akan dapat

92
mengerti bahw~ bahasa itu ada yang dapat difahamkan menurut
sesuatu pengertian dan ada pula yang dapat difihami menurut
pengertian lain; maka pada Ayat-Ayat hukum selalu ada penaf-
"iran untuk menjauhkan faham yang bermacarn-macam.

Ijma' ada atau tidak


Pada halaman 26, Dr. Harun Nasution menulis :
"Sumber hukum· ketiga, Ijma' ialah konsensus atau kata
sepakat para ulama mujtahid tentang sesuatu ketentuan hukum.
Dengan· kata lain hasil ijtihad mereka sarna dan tidak berbeda.
Di sini timbul pula pertikaian faham, tentang bisa atau ti-
dak bisanya terwujud Ijma' .ulama,. terutama sesudah zaman sa- .
habat, Golongan yang tidak menerimc Ijma' sebagai sumher
hukum memajukan masaIah-masalah berikut :
a. Ulama-ul31na sesudah meluasnya daerah Islam berjauhan
tempat tinggal Jan komunikasi antara mereka di masa lam-
pau sulit dapat diwu]udkan.
i). Tidak semua ulama bersedia menyatakan hasil ijtihadnya.
c. Tidak ada norma yang bulat disepakati tentang siapa sebe-
n~rnya yang disebut mujtahid.
Oleh karena itu -golongan ini berpendapat bahwa tidak ada
ebenarnya apa yang disebut ljma'. Yang ada hailyaIaIl kesepaka-
tan kata dari sebagian besar ulama dan bukan dari seluruh ulama.
Diantara golongan yang menolak ljma' terdapat Syi'ah, Khawa-
rij dan sebagian Mu'tazilah" ..
Setelah membaca keterangan di ata~, seorang pembaca
yang beluin memperdalami masalah ini akan berkesimpulan bah-
wa ljma' itu tidak ada. Dengan begitu hilanglah sumber hukum
Islam yang ketiga, sedang sumber Hukum Islam yang pertama
aitu Al Qur-:an banyak Ayatnya yang dubious,dan sumter hukum
kedua yaitu Sunnah, tak ada criteria yang menetapkan benar
idaknya sesuatu Hadis, di samping adanya Hadis yang dubious
rtinya sebagaimana halnya Ayat-Ayat Al Qur-an.

93
Untuk menghilangkan kesimpulan yang salah, di bawah ini
saya kutipkan keterangan Dr. Subhi Al Mahmasani dalam buku-
nya: The Philosophy of Jurisprudence in Islam.
Subhi Al Mahmasani menulis : Sesudah Al Qur-an dan
Hadis, bagi mayoritas ahli hukum Ijma' adalah sumber hukum
Islam yang ketiga. Ijma' adalah persetujuan para mujtahidin
dalam suatu periode, mengenai hukum agama.
Para ahli fiqih dalam menentukan Ijma' sebagai sumber
ketiga, bersandar kepada Al Qur-an, Hadis dan argumentasi.
Dalil dari Al Qur-an :
1. Sur at 4 ayat 115 :

~'/' /1~// ~J~:i'


/.~/ ~.•u.:0-A
t:?',(S \~,"~/-;;;/~/'/1
~ \"1J ~~~ ./~<//
~

\~' ./6~LY/~/ /~./ 'd..;


~.
~,/~~~/~-<'
~~l/
.·;fl ~_./
p,-"~'" ~
"Bar.angsiapa menentang Rasulullah sesudah terang petunjuk baginya,
serta mengikuti jalan selain jalannya orang mu'min, maka Kami akan
palingkan dia ke mana ia berpaling dan Kami masukkan ke neraka
jahannam, dan jahannam itu seburuk-buruk tempat."
Di sini Ijma' adalah jalannya orang mukmin yang harus
diikuti. .

2. ~~rat 4 ayat 59 : I ~ __

yl
./ '.(r''~-"3'
f-' / /J<9h
,/,
\ ~_1,_//./;.l~\~\\ .-:''' ,F"..!./',·/"
~V'\~\-, .,\ t/}./I/.
l}::;\l\~_\\l
y...,.-

J <~~1 /.' ~ \ /\ / .j••~-{ .--:.<. ,! .--:~:


s. /rv\-'~
01\ ~. \.......:J \ ~~O-,;l"'y~~ ~~j \ 0/~!((f'-/
''Hai orang yang beriman, ikutilah Allah dan ikutilah RasulNya serta
penguasa-penguasa daripada mu. Dan jika kamu berselisih dalam. sesu-
atu perkara, maka kembalikanlah perkara itu kepada Allah dan Rasul-
Nya".

J adi Ijma' adalah maq bul.


3. Surat 3 ayat 103 :

94
\·f ~ ~'.I§.
-' ;T/? ~ ..././ ~~)
(~~--:~)r/'~~\ /\.~.\'~ ~ '(
"Dan berpeganglah semua kepada tali Allah dan janganlah bercerai
berai."
4 I-Iadis :

"Tuhan beserta orang banyak (Riwayat Turmizi.)"


5. Kata Abdullah bin Mas'ud (S~habat Nabi) :
'.>'
/
1,/'J
~..w~.#'
//
/'
\
/~.«(.~,~/'j1".f";
./ ,/ 0/1 ./·
'.il on...
~;-:"':.'.)
~4\b;~w5·fj
(;' / /'
;.- .../' '-""~
?/t'(o\I~~
./ ../

NHal-hal yang dianggap baik oleh umat Islam, acj.alah baik di hadapan
Allah.
Hal-hal yang dianggap jelek oleh umat Islam, adalah jf!lek di hadapan
Allah."
Adapun argumentasi tentang I)ma' mengatakan bahwa menurut
aqal, jika para ulama sepakat menetapkan sesuatu hal biasanya
tidak mungkin seluruh mujtahidin itu keliru semua,' dan tak se-
orangpun yang merasaka.n-lcekeliruan mereka.
Setengah orang seperti Ahmad bin I-Ianbal dan Dawud
Al Dhahiri mengat~an bahwa Ijma' itu terjadi pada zaman saha-
bat, tetapi mayoritas mengatakan Ijma' itu dapat saja terjadi
sesudah zaman sahabat.

Dan Ijma' itu dapat terjadi secara explisit, tetapi dapat pula
terjadi secara inplisit, artinya dengan diam dan fidak menentang

.- . 1ill semua pendapat Ahlussunnah, adapun Syi'ah, mereka


menjelaskan Ijma'. itu hanya. dapat terjadi diantara keturunan
Nabi .. (Tentu saja ini tak bisa ditprima, karena sangat bersifat
feodalistis dan menyalahi jiwa Al Qur-an.)

Akhirnya J?r. Subhi AI Mahmasani menulis: "Ijma' telah


banyak faedahnya dalam. sejarah hukum Islam dari segi bahwa
hukum Islam itu selalu berkembang menurut perobahan
zaman dan perbedaan adat istiadat serta terpengaruh oleh
95
para mujtahidin <till am hal-hal yang tak ada nas (teks) dalam Al
Qur-an dan Hadis, atau acla teks akan tetapi yang menga!1dung
lebih dari satu arti.
Saya harap dengan membandingkan uraian Dr. Barnn Nasu-
tion dengan uraian Dr. Subhi Al Mahmasani, kita dapat meng-
hilangkan rasa kekacau balauan yang disebabkan oleh 'uraian
Dr. Harnn Nasution.

Qiyas
Pada halaman 27 Dr. Harun NasutlOn menulis tentang Qiyas.
Tulisannya singkat tetapi saya pandang cukup baik. Hanya pada
paragraph kedua, Dr. Harnn Nasution menulis : sebagai halny~
dengan Ijma', Qiyas juga diterima oleh sebagian besar ulama
Golongan yang tak menerimanya sebagai sumberhukum mema-
jukan argumen berikut:Qiyas didasarkan 3tas dhan,yaitu anggapan,
dalam arti bahwa illat hanY<imerupakan pikiran saja. Daud Dhahiri
dan Syi'ah Duabelas tidak menerima Qiyas sebagai sumber hu-
kum".

Karena Dr. Barun menyebutkan argume,n orang-orang yan~


tidak menerima Qiyas, alangkah baiknya kalau ia juga menyebut-
kan argumen or~ng-orang yang menerirnaQiyas.
Di bawah ini akan kami sebutkan argumen-argumen untuk
Qiyas dari Al Qur-ari Surat 29 Ayat 4;3:

;;~ (."1 .-(··:l.\.;5NIr/!I·~:/~/


u// /~. ,-,cj-f 6J.t<-:
/~~ ::/j~"II:Jl;/
/-'
Artinya:
"Dan itulah contoh-contoh yang aku berikan kepada manusia, dan yang
memahaminya hanya orang pandai"
Dan Surat 59 Ayat 2 /

~ :J--
~\ \ ,/.I /'~r\' <..:$ll\\v
• ....)~A "\~-'':\/\~/
/./ o.~'\:)::"\~
••./;,/
Artinya:
"Maka berpikir-pikirlah hai orang-orang yang berakal."

96
Dari Hadis.I yaitu hadis Mu'adz: yang diriwayatkan oleh Ahmad,
Abu Dawud dan Turmuzi, yang maksudny~ : Ketika Nabi
Muhammad mengangkat Mu'adz menjadi hakim di Yaman. beliau'
bertaflya: Dengan apa engkau akan memberi hukum, Muadz
menjawab : dengan Qur-an. M(lKa Rasulullah berkata : Jika engkau
tak mendapatkan hukum dalam Qur-an? Maka Mu'adz menja-
wab: Dengan Sunnah Rasulullah. Nabi Muhammad bertanya lagi:
Kalaupun dalam sunnah kau tak mendapatkan hukum, maka ja-
wab Mu'adz: Aku akan berijtihad de~gan fikiranku. Maka Nabi
Muhammadpun menyetujuinya dan berkata: Alhamdulillah yang
telah memberikan taufikNya kepada utusanNya Rasulullah untuk
menjalankan yang disukai Allah dan RasulNya.

11. Hadis Bukhari bahwa ada seorang wanita dari suku Juhainah,
datang kepada Nabi Muhammad dan berkata:" Ibu saya pernah
mengucapkari nadhar untuk melakukan ibadah haji, 'tetapi ia
menin~al sebelum berhaji. Apakah aku dapat mewakilinya ?
Nabi Muhammad menjawab: Ya, lakukanlah ibadah haji urituknya.
Bukankah jika ibumu mempunyai hutang engkau hams memba-
yarnya ?"Maka bayarlah hutang ibumu kepada Allah, karena hu-
tang kepada Tuhan lebih' berhak untuk dilunasi". Dari .Hadis
tersebut difahamkan bahwa kewajiban haji hams dilunasi sebagai-
mana hutangjuga hams dibayar.
HI. Sahabat-sahabat Nabi sepakat untuk melakukan "Qiyas.
Khalifah Umar bin Khattab memberi instruksi kepada Abu Musa
Al Asyari: Ketahuilah hal-hal yang ada persainaan dan qiyaskan-
lahdiantara hal-hal tersebut.

Istihsan

Pada halaman 26 Dr. Hamn Nasution menulis : "Istihsan


banyak dipakai dalam mazhab Hanafi. Ulama-ulama lain berpen-
dapat bahwa ini jauh dari qiyas yang sebenarnya. Syafii menolak·
"Istihsan" sebagai sumber hukum".

97
Dr. Harun' Nasution telah menulis pada halaman 17 dari
bukunya, .jilid II mengenai lstihsan cian Maslahah Mursalah, yang
ditolak oleh Syafii. Seakan-akan keterangan dalam halaman 17
tersebut belum cuk_up sehingga perlu diulangi pada halaman 26.
Oleh karena sudah kami jelas~an sehubungari. dengan kata-
kata Dr. Harun Nasution pada halaman 17, maka saya persilahkan
pembaca untuk meneliti sekali lagi koreksi saya tersebut; apa lagi .
mengingat masih banyak lagi hal-hal yang perlu dikoreksi .
Hukum agama sebelum Islam
Pada halaman 29, Dr. Harun Nasution menulis : "Yang
dimaksudkan dengan hukum agama sebelumnya ialah hukum-
hukum yang disebutkan dalam Al Qur-an untuk umat Yahudi
dan urn at Kristen, dengan syarat hukum itu tidak bertentangan
, dengan hukum Jslam. Sumber ini dipakai terutama oleh golongan
Hanafi".
Kata-kata di atas memberi kesan kepada pembaca yang belum
memperdalam ilmu hukum Islam seakan-akan banyak hukum
agama Yahudi dan agama Kristen ,yang diwariskanl kepada Islam.
Setidak-tidaknya kata-kata tersebut memberi kesan bahwa Islam
berhutang kepada agama yang sebelumnya. Yang benar adalah
sebaliknya, Islam datang untuk mengoreksi yang salah dan me-
nyempurnakan yang ada dalam agama yang sebelumnya.
Karena' alasan tersebut di atas, maka di bawah ini saya ku-
tlpkan dari kitab usul Fiqh karangan Syekh Muhammad Al Khu-
dari. Beliau menulis :

"Ketahuilah bahwa syari'at-syari'at para Nabi dahulu, ada yang


sudah dirobah oleh syari'at kita, dan ini sudah terang kita tidak
disuruh mengikutinya.
Diantara 8yari'at dahulu, ada yang tidak kita dapatkan ke-
terangaI1~keterangan bahwa syari'at itu telah dihapus. Dan bagian
kedua ini ada dua macam. Pertama : hal-hal yang telah ditetapkan
oleh syari'at kita, dan ini kita wajfb mengikutinya, justru karena

98
irii sudah menjadi syari'at kita. Kedua, hal-hal yang tidak ditetapkan
oleh syari'at kita. Dari bagian kedua ini ada hal-hal yang diriwa-
yatkan sebagai telah dikatakan oleh nabi mereka dengan tidak
dikatakan bahwa kita wajib mengikutinya, dan ada pula yang
tak tersebut dalarn Qur-an sarna sekali. Adapun yang tidak ter-
sebut dalam Al Qur-an, sarna sekali kita tidak wajib mengikuti-
nya. Dengan begitu maka permasalahannya tiriggal satu, yaitu
hal-hal yangJersebut dalarn Al Qur-an.
Orang yang tidak mengakui bahwa hukum-hukum itu juga
berlaku bagi kita umat Islarn berkata : kalau hukum-hukum
itu berlaku bagi kita niscaya Mu'adz menyebutkannya waktu dita-
nya oleh ~abi, dan niscaya Nabi mengoreksijawaban Mu'adz yang
tidak menyebutkan agama-agama sebelum Islam sebagai sumber
hukum. Terhadap argumentasi semacarn itu kit a menjawab :
Mu'adz tidak menyebutkan dan Rasulullah tidak mengoreksi
Mu'adz oleh karena hukum-hukum itu ada dalam Al Qur-ail.

Kalau ada yang berkata, jika Ra~ulul1ah diwajibkan melaku-


kan syari'at Nabi-nabi sebelumnya, tentu Nabi hams mempe-
lajarinya dan orang-orang ahli ijtihad hams mencarinya. Jawab
karni terhadap soal tersebut adalah sehagai berikut: Argum~ntasi
di atas menunjukkan bahwa mereka membicarakan hal-hal yang
tidak tersebut dal;un Al Qur-an. Tcntang hal itu tak ada persoa-
Ian. Kita tidak wajih mengikutinya. Konklusinya: syari'at Nabi
sebelum Nabi Muhammad yang dikatakan sumber hukum itu se-
sungguhnya sudah termasuk dalarn Al Qur-an dan Sunnah."-

Kesimpulan
Pada halarnan 29 Dr. Hamn Nasution menulis :
"Dari uraian di at as dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tidak
ada kesepakatan kata antara ulama-ulama hukum tentang sumber-
sumber tersebut; apa yang diterima oleh satu golongan ditolak.
oleh golongan lain selanjutnya Ayat-Ayat atau Hadis-Hadis dhanny
juga menimbulkanperbedaan pendapat. Hal ini yang menitnbul-
kan peroedaan mazhab dalam Islam".

99
Kata-kata .te~s~but di atas merupakan Karikatur. Ibaratnya
seperti seoning yang menggambarkan seorang yang sedikit pendek
sebagai seorang cebol dan seorang yang agak tinggi sebagai seorang
jangkung, proporsinya dibesar.: besarkan ..
Kalau pembaca mengingat koreksi-koreksi tentang bab VII
~i1id II ini, tentunya 1~embaca telah dapat merasakan itu. Is-
timan, Qiyas, Masalili Mursalah, Ijma' semuanya digambarkan se-
bagai hal-hal yang tak ada kesepakatan di dalamnya. Akibatnya
seorang pembaca yang belum mendalami hukum Islam akan me-
rasa' terombang-ambing, dan kabur.

Walaupun Dr. Harun Nasution pada akhir bab tersebut me-


ngatakan : "Atas dasar ini, serrma hukum yang dihasilkan oleh
ulama-ulama yang berlainan pendapat itu tidak keluar dari Islam:'
dan seterusnya, namun kata-kata itu diberikan sesudah memberi
penekanan .bahwa tak ada kesepakatan tentang sumber hukum
Islam. Al Qur-an dan Hadispun ada yang positif dan ada yang
dubious.
Metode semacain ini adalah metode orientalis yang secara
halus berakibat mer~gukan umat Islam, khususnya generasi muda
terhadap Islam dan hukum Islam. -
Padahal kalau kita menglkuti inetode yang mengatakan bah-
wa sumber hukum Islam itrt tiga, yaitu yang diuraikan dalam
hadis Mu'adz,:;oalnya menjadi terang - mula-mula kita mencari
dalam A1 Qur-an kalau tak ada, kita mencari dalam Hadis dan
kalau tak ada kita baru memakai ijtihad !a'yu atau fikiran.
Memakai fikiran ini caranya bermacam-macani : dengan
Qiyas, dengan Ijma', dengan Istihsan, dan dengan Masalih Mursa-
lali;
Dalam ilmu hukum, susunan kcita-kata sangat penting sehing-
g~ Fidak semestinya kalilu Dr. Barun Nasution mengatakan ayat
positif dan ayat dubious, atau Hadis 'positif dan Hadis dubi-
ous; kemudian dasar fikiran orang juga bermacam-macam dan
kondisi serta tempat hidup manusia juga memberi pengaruh
kepada fikiran hukum.

100
Kodifikasi Hukum

Dengan menggambarkan sumber hukum Islam yang kabur


yang tidak disepakati oleh para ahli hukum Islam, sudah jelas
image hukum Islam kehilangan kemegahannya.
Mengapa Dr. Harun Nasutiontidak menYinggun& sedikitpun
mengenai Kodifikasi Hukum Islam, karena tabi'at dan watak ilmu
hukum itu mengandung adanya perbedaan pendapat" maka dalam
Dunia· Islam telah teIjadi Gerak Kodifikasi Hukum Isfam,
sehingga dengan Kodifikasi ini berkurang sekali perbedaan pen-
dapat.
Kodifikasiyang pertama.adalah code Majal~h yang merupakan
Code Hukum Perclata Islam dan acara perdata yang diselenggara-
kan oleh Pemerintah· Turki dan diumumkan pada tahun 1876.
Code Majalah terdiri dari 1851 artikel : artikel pertama mengenai
definisi Fiqih nan pembagian-pembagiannya, artikel 2 - 100
mengenaf kaidah-kaidah hukum seperti: Darurat itu menjadikan
yang terlarang tidak lagi terlarang (al dhanirat tubihu al Mahdhu-
rat), mencegah kerugian/kejahatan, l~bih diutamakan daripada
mencari kemanfaatan.
Setelah Kodifikasi Majalah, menyusullah Kodifikasi-koJifikasi
lain khususnya di Mesir yang seperti negara-negara Islam lainnya,
'Tlenjadikan syari'at Islam sebagai sumber hukum.
Perlu diingat pula Lahwa dalam sejarah hukum modern,
Kodifikasi pertarna adalan Cooe NapOleon yang diumumkan
pada tahun 1804, dan terdiri dari 2281 artikel. Coae Napoleon
dlllah dasar daripada hukum-hukum bermacam-macarn di Europa.
Dengan menggambarkan hubungan antara hukum Islam de-
gan· hukum modern Barat akan terdapatlah suatu kesan bahwa
anyak prinsip hukum Islam yang telah berumur ± seribu tahun
tu telah di.ambil alih oleh hukum Barat sekarang ini. Prinsip Hu-
uman mati dan prinsip dibolehkannya cerai dalam, perkawinan
ang lama dihapuskan atau diingkari oleh hukum Barat pada ~:t'at
ni telah diakui kembali walaupun tentunya dalam prinsipnya
'dak sarna dengan syari'at Islam.
101
8
KOREKSI TERHADAP BAB VlII-
TENTANG ASPEK TEOLOGI

Bab ke VIII dari Buku Dr. Harun Nasution ten tang Islam
ditinjau dati. berbagai aspeknya, diberi judul aspek teologi
seperti pernah diuraikan dalam bab II, teologi berarti ilmu ke.
Tuharian. Teologi adalah istilah Kristen, karena yang terpenting
dalam agama Kristen adalah kepercayaan bahwa Isa al Masih
(dalam bahasa Yunaninya Yesus Christus) adalah putra Tuhan.

Dalam Islam, orang memakai istilah ilmu. tauhid atau ilmu


keesaan Tuhan sebab yang paling penting di dalamnya adalah
pembahasan bahwa Ttihan itu. maha Esa, satu, tidak beranak
d~lll tidak dianakkan dan tak ada yang menyamaiNya Syekh
.Muhammad Abduh mengarang : Risalah Tauhid yang .sudah di-
terjemahkan oleh muridnya Syekh Mustafa Abdur Raziq, ke-
bahasa Perancis.

Ilrrfu tauhid juga disebut Ilmu a0!lid artinya kepercayaan~


sebab yang banyak. qibicarakan adalah tentang kepercayaan-
kepercayaan Islam.
Ilmu tau hid juga disebut ilmul kalam, mungkin kare~a yang
terpenting sebagai asasnya adalahAl Qur-an dan Al Qur-an itu
kata-kata, hlam .dari Tuhan~ kemungkinan lain adaIah bahwa
dalam ilmu aqaid atau tau hid orang banyak berdebat-, memper-
gunakan kata-kata atau kalam.
Sebelum itu ada pula yang menamakan fiq h agam~.a1~
..
yakni rremahami agama, seperti kitab al Fiqih al akbar yang
dikarang oleh Abu Hanifah.

102
Orang-orang ahli ilmul kalam adalah orang-orang ulama
Islam. Mereka hidup dalam periode mempertahankan· aqidah
Islam at au mencari kemungkinan-kemungkinan tafsiran yang
menyeluruh, systematis dan logis, Karena dalam pemec;ilian
beberapa persoalan tidak dapat diambil kata sepakat .maka I
timbullah firqah (golongan) kata majemuknya Firaq. Golongan-
golongan itu adalah Kha~ariJ, Murji'ah,}.1u'tazilah, dan Asy'ariyah.
Golongan Khawarij adalah orang-orang yang menentang
arbitrage antara Ali dan Muawiyah, ol~h karena tahkim atau
arb~trage itu telah menceraiberaikan umat Islam, sehingga para
penyebab perpecahan itu dianggap kafir.
Kaum Murji'ah menentang faham Khawarij tersebut dan
mengatakan, bahwa· mengatakan bahwa seseorang adalah kafir
itu bukan hak manusia tetapi harus ditunda dan diserahkan
kepada Allah di kemudian hari. Murji'ah artinya: menunda,
Golongan ketiga ialah Mu'tazilah artinya kelompok yang
mengasingkan diri, Adapun sebabnya dinamakan Mu'tazilah kare-
na asal mulanya, pemimpin mereka yaitu Wasil bin 'Ata menjauhi '
kelompok gurunya yaitu Hasan al Basri. Bahkan adapula pendapat
yang mengatakan bahwa, sebab mereka dinamakan Mu'tazilah
adalah oleh karena mereka mengasingkan diri, bukan secara
physik, tetapi dalam arti tidak setuju dengan ajaran kelom-
pok-kelompok yang sebelumnya, yang sudah disebutkan tentang
ajaran mereka adalah 5, Yaitu al tawhid ( ~,;:JI ), al'adl
. ( J.uJ\ ), alwa'd wa al waid (¥j\,.As.~\ ), al manzilah bain
al manzilatain ( ~yJ..\ ~.;ij;l\),
dan amI' ma'ruf nahi munkar
~\~~,,~~~ ••i». Golongan Murji'ah terse but ~ atas mengatakan
bahwa orang yang melakukan dosa besar itu masih tergolong
orang mu'min. Khawarij khususnya Azariqah mengatakan bahwa
mereka itu kafir, Hasan al Basri mengatakan bahwa mereka itu
munafik, maka kelompok Mu'tazilah mengatakan bahwa mereka
itu adalah dalam suatu kedudukan di antara kedudukan mu'min
dan kedudukan orang kafir.
Begitulah gambaran ringkas tentang timbulnya golongan-
golongan dalam Islam', Sebagai dapat kitamasing-masing meli-
103
hatnya sendiri, 'soalnya adal ••h soal pemikiran ten tang hal-hal
yang "tidak be~ifat en'i)~ris; soal-soal tersebut banyak mirip
dengan soal-soal hukum, yang tiap kelompok mempunyai pen-
diriannya sendiri sena argumentasinya sendiri.
Soal-soal yang pernah diperbincangkan pada, zaman dua
belas abad yang lalu itu ada yang masih relevant sekarang tetapi
ada pula yang sudah tidak relevant. J

Pada waktu sekarang, yang masih dirasakan oleh umat


Islam pada umumnya adalahadanya kaum Syi'ah. yang sebagai
kita semua mengetahui, asali1.ya merupakan kelompok yang sim-
pasi kepada Ali dan keluarga Ali yang dianiaya oleh golongan Mu-
'awiyah. Pokoknya mereka menentang Khawarij. Kemudian aliran
SYl'ah ini mendapat tempat yang subur di Iran, olen karena
bangs!! Iran yang pernah mempunyai kerajaan yang besar dan
merupakan salah satu dari dua ra,ksasa dunia ; r~ksasa lainnya
adalah Kerajaan Romawi. Bangsa Iran yang sudah memeluk
agama Islam itu ingin pula merupakan' bangsa yang menonjol
di antara bangsa~bangsa yang beragama Islam, maka perkawinan
seorang keturunan Ali' dengan seora!).g putri bangsaw.an Iran
dijadikan titik tolak untuk menyiarkan suatu aliran yaitu aliran
'Syi'ah, artinya kelompok simpatisan terhadap All dan keluarga-
nya.
Selaii1. daripada Syi'ah dan kebanyakan Syi'ah dua belas,
seperti ;rang telah dibicarakan dalam Bab IV : Aspek Sejarah,
maka aliran-aliran' lainnya sudah tidak ada, lagi dan hanya
merupakan kenang-keqangan sejarah.
Maka saya merasa heran bahwa Dr. Harun Nasution meng-
ungkapkan kembali halaman-halaman yang tidak menyenangkan
itu untuk dijadikan bahan bacaan bagi orang-orang yang memulai
mempelajari Islam.
Memang aspek Islam dalam ilmul kalam ini selalu kita
jumpai di buku-buku kaum orientalist, tetapi titik tolak mereka,
seperti dalam aspek-aspek lain adalah lebih menonjolkan per-
pecahan dan perbedaan faham daripada menguraikan permasalah-
annya'

104
Marilah ki,ta tela'ah isi Bab VIII, at au A~pe~ "teologi ini.
Pada halaman31' Dr. Harun Nasution menulis:
"Penyelesaian sengketa dengan arbitrage bukanlah penye-
lesaian menurut apa yang diturunkan 1'uhan" dan oleh karena
itu pihak-pihak yang menyetujui arbitrage terse but telah menjadi
kafir dalam pendapat kaum Khawarij. Dengan demikian, Ali,
Mu'awiyah, Abu Musa AI Asy'aIi dan 'Arm bin AI. 'Aas, menu-
rut mereka, telah menjadi kafir. Kafir dalam arti keluar dari
Islam, yaitu murtad, dan orang- murtad waj"ib dibunuh. Mereka
pun memutuskan untuk membunuh ke empat pemuka itu.
Penentuan sese orang kafir atau tidak kartr bukanlah lagi soal
politik, tetapi soal teologi.
Semua yang dikatakan oleh Dr. Harun Nasution seperti
tersebut di atas adalah fakta dalam sejarah. Akan tetapi bahwa
soal Khawarij membunuh empat orang pemimpin tersebut adalah
semata-mata soal ilmul kalam" adalah pendirian orientalis. Bagi
orang Islam, ia dapat memahami suasana p.olitik yang sangat
panas pada waktu itu.
'Pada halaman 32 Dr. Harun Nasution menulis ,
"Dalam perkembangan selanjutnya kaum Khawarij "berpe-
eah ke dalam beberapa golongan. Konsep kafir turut pula menga-
lami perkembangan lebih lanjut."
"Golongan pertama ialah Muhakkimat" dan mereka me-
masukkan ke dalam lingkungan kafir orang "Islam yang mengerja-
kan dosa besar.
Pada halaman 33. Dr. Harun Nasution menulis :
"Golongan Azariqah lebih jauh lagi. Term kafir mereka
robah dengan term musyrik (politeis), mereka tidak segan-segan
membuntih orang-orang demikian.
Golongan-golongan yang disebutkan oleh Dr. Harun Na-
sution sudah tidakada lagi: Dan ketika mereka masih ada, mere-
ka hanya merupakan golongan keeil yang extrim, mengapa di-
ungkap lagisebagai pengantar untuk mempelajari Islam?

105
Dr. Rarun Nasution sendiri menulis pacta halaman 34:
"KaumKhawarij, katena faham dan sikap yang .radikal
1m telah hilang dari sejarah, kecuali golongan Ibadhyah." Me-
ngenai golongan Ibadhyah ini Dr. Rarun Nasution tak menerang-
kan apakah perbedaan mereka daripada Umat Islam yang lain
dan berapa jumlah mereka di an tara ratusan jut a Umat Islam
se dunia. Saya telah melihat sendiri tempat-tempat mereka
di Aljazair pada bulan Februari 1977 serta menyaksikan ke-
hidupan mereka. Perbedaan antara mereka dan Umat Islam
lainnya adalah pokoknya perbedaan lingkungan

1\1 u r j i 'a h

Pada halaman 34 dan 35 Dr. Harun Nasution menulis:


"Kaum Murji'ah terpecah menjadi beberapa golongan seperti
Jahmiyah, Salehiyah, Yunusiyah, Kasani~a!1, Mereka dapat dibagi
dalam dua golongan besar, golongan moderat dan golongan ex-
trim." dan seterusnya ..
Akan tetapi setelah memberikan gambaran perpecahan-
perpecahan itu, Dr. Rarun Nasution mengatakan pada akhirnya:
"Sebagai halnya del1gan kaum Khawarij, kaum Murii'ahjuga sudah
tidak mempunyai wujud lagi."
Dengan begitu, maka bentuk pembahasan ini secara for-
milnya adalah bentuk ilmiyah, tetapi dal~m essensinya - adalah
untuk rnenonjolkan bahwa I~lam itu dari dahulu selalu mengan-
dung perpecahan.

Mu'tazilah
Dalam halaman 36-40, dengan panjang lebar Dr.. Rarun
Nasution meperangkan tentang golongan Mu'tazilah. Tetapi se-
telah menghabiskan lima halaman, akhirnya Dr. Rarun Nasution
mengatakan: "Kaum Mu'tazilah juga sudah tidakada lagi".
Dengan begitu pada lahirnya Dr. Rarun Nasution tetap
pada garis ilmiyah akan tetapi sesudah menunjukkan kepada

106
generasi mud a perpecahan-perpecahan yang pernah terjadi. Akan
tetapi di belakang itu semua ada maksud tertentu, yang nanti
para pembaca akan melihat sendiri. Maksud itu ialah: menghi-
dupkan kembali golongan Mu'tazilah' sebagai nama bagi orang-
orang terpelajar yang menghayatilslain. Tentu saja fikiran
semacam itu sangat berbahaya kepada Umat Islam Indonesia.
Pada halaman 41 Dr. Harun Nasution menulis:
"Berbeda dengan ciliran-aliran teologi lainnya, aliran Asy'a-
riyah dan aliran Maturidiah masih ada dan inilah pada umumnya
yang dianut oleh Umat Islam sekarang. Aliran Maturidiah banY<lk
dianut oleh pengi"kut-pengikut mazhab Abu Hanifah. Kedua alitan
inilah yang disebut Ahlussunnah. Tetapi dalam pada itu faham'
r~s~onil yang dibawa oleh kaum Mu'tazilah mulai timbul keril-
bali di abad
\ ke 20 ini terutama - di kalangan kaum terpelajar'
Islam. Tetapi bagaimanapun, pengikutAsy'ariyah jauh lebih ba-
nyak daripada pengikut aliran-aliran lainnya."
Saya merasa perlu menerangkan sekali lagi 'keadaan yang
ada sekarang. Dunia Islam menurut istilah sekarang terbagi dua:,
yaitu golongan Ahlussunnah wal jama'ah dan golongan Syi'ah.
Yang pertama merupakan 90% atau lebih dari Umat Islani,yang
kedua merupakan 10% at au kurang. Golangan. Syi'ah ini keba-
nyakan terdapat di ,Iran, sedikit sekali di Lebanon, India dim
Pakistan. Kata sifat daripada golongan pertama adalahS'unny
sedang untuk golcngan kedua adalah Syi'iy. Pokok perbedaarr
adalah theoritis. Syi'ah bermental feodalistis dan menganggap
bahwa kepala negara harus dari keturunan Nabi Muhammad,
yakni keturunan Ali. Sedang golongan Sunny mengatakan bahwa
jabatan kepalq negara harus dengan pilihan.
Pada permulaan memang Umat Islam berpecah-pecah men-
jadi 'Syi'ah, Khawarij, Mu'fazilah, Murji'ah dan lain-lain, akan
tetapi soal-soal kepercayaan ataumetaphysica tidak rnungkin
dibicarakan dengan akal karena tak ada orang yang dapat
I'1embuktikan dengan meyakinkan mengenai apa yang dianggap-
nya benar. Karena kaum Mu'tazilah mempunyai prinsip me-

107
makai kekerasan, makil' terjadilah kekacauan. Khalifah Abbasi-
-_yah bernama AI Mutawakkil (847-861 AD) menganjurkan
supaya Umat Islam kembali kepada sunnah Rasul dan men un- .
jukkan persatuan. Semenjak itu maka Umat Islam yang bukan
Syi'ah, semuanya dinamakan Ahlussunnah wal jama'ah.
Anjuran daripada Khalifah Mutawakkil itu .sangat berguna
bagi kesatuan Umat Islam sampaj hari ini. Tentu saja di antara
sekian ratus juta Umat Islam di dunia selalu ada aliran-aliran
sebagai akibat daripada perbed~an sejarah dan perbedaan ling-
kungan, akan tetapi kesatuan umum itu tetap terpelihara adalah
sangat 'tidak bijaksana untuk mengorek sejarah yang hitam
yang pernah terjadi di kal~ngan Umat Islam, walaupun hal
itu tentu harus diketahui, tetapi nanti sesudah para mahasiswa
mempelajari segi-segi prinsip yang positif.

Perbedaan antara Asy'ariyah dan Mil'tazilah


Pada halaman , Harun, Nasution
42 Dr. menulis sebagai berikut:
"Perbedaan dasar an tara Asy'ariyah dan Mu'tazilah ter-
letak pada pendapat tentang kekuatan aka!. Karena Mu'tazilah
amat menghargai akal dan berpendapat bahwa akal manusia da-
pat sampai kepada ajaran dasar dalam agama yaitu adanya Tu-
han dan masalah kebaikan dan kejahatan. Setelah sampai kepada
'adanya Tuhan dan' apa yang disebut baik serta apa yang di-
sebut jahat akal manusia dapat pula mengetahui kewajibannya
terhadap Tuhan dan kewajibannya untuk berbuat baik dan
kewajiban untuk menjauhi perbuatan jahat. Wahyu dalam ke-
empat hal ini datang untuk memperkuat pendapat akal dan
untu:k memberi perincian tentang apa yang telah diketahuinya
itu ".
"Kaum Asy'ariyah, sebaliknya, berpendapat bahwa akal
tidak 'begitu berdaya kekuatannya. Di antara ke empat masalah
di atas, akal dapat sampai hanya kepadanya adanya Tuhan.
Soal kewajiban manusia terhadap Tuhan, soal baik dan buruk
(j:iliat)dan kewajiban berbuat baik serta kewajiban menjauhi

108

~
kejahatan itu tidak dapat diketahui akal, man usia. Itu diketahui
manusia hanya melalui wahyu yang dikirimkan· Tuhan melalui
para Nabi dan Rasul".
"Kalau kaum Mu'tazilah bariyak percaya pada kekuatan
akal manusia kaum Asy'ariyah ban yak bergantuqg kapada wahyu.
Sikap yang dipakai kaum Mu'tazilah ialah mempeqwnakan akal
dan kemudian memberi interpretasi pada teks atau ·nas w;:lhyu
sesuaidengan pendapat akal.· Kaum Asy'ariyah sebaliknya per- .
gi terlebih dahulu kepada teks wahyu dan kemudian membawa
argumen-argumen .rasionil untuk teks wahyu itu. Kalaukaum
Mu'tazilah banyak memakai ta'wil atau mterpretasi dalam me-
mahami teks wahyu,' kaum Asy'ariyah banyak berpegang pada
arti lafzi at au letterlek dari teks wahyu. Dengan lain kata kalau
kaum Mu'tazilah. membaca yang tersirat dalam teks, kaum
Asy'ariyah membaca yang tersurat.
Selain dari itu, faham al kasb yang dibawa kaum Asy'ariyah
lebih dekat kepada faham labariah atau Iatalisme kepada faham
qadariah atau kebebasan manusia. Dan karena kuat memper-
tahankan fahamkekuasaan mutlak Tuhan, faham hukum alam
atau sunnatullah akhirnya tidak mendapat tempat dalam aliran
Asy'ariyah" .

Saya sengaja mengutip uraian Dr. Harun Nasution yang pan-


jang mengenai perbeda~n-perbedaan antata Asy'ariyah dan Mu'-
tazilah.
Maksud saya dengan l<utipan tersebut adalah untuk meng-
gabungkannya dengan fikiran Dr. Harun Nasution selanjutnya
yang tertera dalam halaman 43 sebagai berikut :
"Hal-hal inilah an tara lain yang membuat aliran Asy'ariyah
kurang sesuai dengan jiwa kaum terpelajar yang. banyak men
dapat pendidikan Banit. Dalam suasana serupa inilah orang mulai
kembali ke faham-faham rasionil yang dibawa kaum Mu'tazilah.
Teologi atau falsafat hidup Asy'ariyah yang mempunyai corak
traditionil itu kurang sesuai dengan' pandangan hidup mereka,
yang tebih dapat mereka terima ialah teologi atau falsafat hidup

109
Mu'tazilah yang lebih banyak mempunyai corak libera1."
Kata-kata tersebut di atas menggambarkan seolah-olah Mu'-
tazilah merupakan satu-satuiiya kelompok orang-orang yang ber-
fikir secara rationil sedang lainnya tidak rationil. Memang Mu'-
tazilah berfikir secara rationil tetapi hal ini tidak berarti bahwa
selain Mu'tazilah lainnya tidak rationil.
Prof. Ahmad Amin yang menjunjung Mu'tazilah juga me-
ngatakan bahwa rationalisme Mu'tazilah telah menjadikan aga-
ma itu sebagai fikiran-fikiran yang passif'~ Agama dengan ra-
tionalisme yang melampaui batas akan kehilangan kekuatan iman,_
dan agama tidak dengan kekuatan iman tidak ada lagi faedah-
nya.
Dengan anjuran Khalifah Abbasi al Mutawakkil, umat
telahkembali menjadi satu tidak terpecah belah, sehingga se-
karang ini yang .ada hanya Ahlussunnah dan Syi'ah. Keduannya
adalah pemeluk agama Islam dan agama Islam menganjurkan
kita berfikir.

-Betulkah Mu'tazilah
. timbul kembali ?
Pada halaman 43,' Dr. Hamn Nasution menulis:
"Pemikiran-pemikiran Mu'tazilah mulai ditimbulkan kem-
bali oleh pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam abad
19 seperti lamaludin al Afgani, Muhammad Abduh dan Ahmad
. Khan di India."
Kata-kata terse but di atas berbau·. pandangan orientalist.
lamaludin al Afgani, Muhammao Abduh dan, Ahmad Khan ad a-
lah.orang-oran,g yang hid up pada abad 19' dan menyaksikan pe-
robahan~perobahanmasyarakat di Barat yang mencapai kemajuan
berhu~ung karena, ilmu teknik dan pemakaian fikiran merdeka
yang lepas dati kungkungan gerej a.
lamaludiil
.. AI Afgani' at au Muhammad Abduh.tak pernah
mengatakan bahwa mere~a itu kaum Mu'tazilah yang bam mun-
cuI kem1;>ali. Mereka adalah orang-orang yang ingin. membang"
kitkan Vmat Islam dari keterlambatannya dan kebodohannya,
110
agar mereka dapat mempertahankan diri dari im~erialisme .Barat
yang pada waktu itu merajalela dimana-mana.
Adapun Ahmad Khan (nama lengkapnya: Sir· Sayid Ahmad
. Khan) lain lagi halnya. Ia. adalah se(}r~ng pega'waf Pemerintah
Inggeris yang sangat kagum kepada ilmu-ilmu empiris yang di-
capai oleh bangsa Inggeris, dan ingin menimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan empiris Barat di India. Ia adalah seorang
yang setia kepada Pemerintah Inggeris dan menafsirkan ayat-ayat
Qur-an menurut faham ilmu pengetahuan empiris yang ada pada
waktu itu.

Baik Jamaluddin al Afgani atau Muhammad Abduh atau


Ahmad Khan termasuk Ahlussunnah wal jama'ah karena· bu-
kan Syi'ah.

Penilaian bab VIII


Dalam membaca bab VIII (aspek teologi ini) ada pan-
dangan yang sangat penting tetapi. berbahaya, yaitu kepercayaan
yang berlebih-lebihan terhadap akal.
, Islam adalah agama yang menjunjung tinggi akal atau fi-
kiran, sehingga perkataan aka! dan fikiran yang tersebut ± 50
kali dalam Al Qur-an. Hal ini tak terdapat dalam kitab suci
lainnya yang manapun. Asy'ariyah juga pakai akal, Mu'tazilah
juga pakai akal.Perbedaaimya adalah titik berat dalam beberapa-
masalah, sehingga tak dapat dikatakan bahwa Mu'tazilah lebih
rationil . dari Asy'ariyah dan lebih menarik kepada kaum ter-
pelajar.
Jika Mu'tazilah dan ASy'ariyah hidup padaabad lOAD
(4 AH), pada waktu ltu pengaruh filsafat Junani terlalu besat
Mustinya Umat Islam ingat kepada ayat Al Qur-an yang men un-
jukkan keterbatasan aqal: Surat Isra' ayat 85 :

,#" / ~ .• • / .J..' -" J '1/ /


Artinya : . ",~ r:.. ~ /\ V'-/
..t.J \ i.}A,.
. .,~-' \ \,.4 -'
''Dan kamu tidak diberipen$etahuan kecuali sedikit."

III
..

"

at au ayat 216 Sui-at Ai Baqarah:

Artinya:
'<I' : #~\ .' /~/1
0;'~}. ~I-,
:f..(7~t~/./ ~.!~
.J'\ __ /~,\.)\-,/
\

':Allah mengetahui dan kamu tigak mengetahui'~

Bahwa akal itu terbatas baru diketahui oleh filsafat Baraf


pada abad 18.
Emmanuel Kant (1724-1804) yang ~isebut sebagai bapa
dati filsmat critic telah menulis bukunya: Critique of pure
reason. Dalam buku itu ia menganalisa akal dan fungsinya serta
menunjukkan keterbatasannya. Yang diketahui akal.adalah phe-
nomena, hal-hal ~ahiriyah. Di belakang phenomena, ada noumena
at au hakikat sesuatu yang tidak terjangkau oleh akal.
Dengan bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam menj;ldi
merdeka, maka terbukalah kesempatan bagi mereka untuk mem-
peroleh kemajuan dalam segala bidang dan tetap beragama Islam;
malahan mereka dapat membuktikan, secara langsung atau tidak
langsung bahwa Islam adalah petunjuk yang terakhir yang di-
berikan oleh Tuhan kepada Umat manusia.

112
9
KOREKSI TERHADAP BAB IX TENTANG
ASPEK FILSAF AT

Sebelum membicarakan bab IX tentang aspek· filsafat, saya


merasa perJu untuk menjelaskan sebagai berikut :
Bab VIII atau aspek teologi, membicarakan tentang ilmul
kalarn, atau ilmul aqaid atau ilmu tauhjd sebagai yang kita bica-.
rakan dalam membahas arti "teologi'~.
Maksud daripada ilmu tersebut adalahuntuk menerangkan
aqidah Islarn dengan memakai hal-hal yang sudah diketahui orang
pada waktu itu daripada filsafat Yunani at au daripada pemikiran
semat'a-mata. Sebelum adanya ilmul kalam kebanyakan orang
merasa takut menafsirkan ayat-ayat Qur-an yang kadan.g-kadang
me:mberi kesan seakan-akan ada sifat-sifat Tuhan yang sarna de-
ngan sifat manusia.
Jadi ilmul kalam dan mutakallimin (ularna ilmul kalarn)
adalah orang yang' berdasarkan iman dan keyakinan yang penuh
dan ingin mempertahankan atau menyajikan keimanannya itu
dengan cara yang sesuai pada waktu itu. Da:Iarn prakteknya,
meI?-getrapkan metode tersebut tidak sarna, ada yang terlalu
rationil seperti Mu'tazilah dan ada yang lebih conservatif
eperti Asy'ariyah.
Dab IX ini membicarakan aspek filsafat. Aspek ini menghen-
daki mukaddimah juga. Kebanyakan kita ~erasakan kebanggaan
bahwa kita memplinyai apa yang disebut "filsafat Islam". Jika
dalam kuliyah : ada yang disebut filsafat Yunani, maka kita mem-
unyai "filsafat Islam", dan orang sekarang mempunyai filsafat
arat atau filsafat modern.

113
Gambarai1'yang semacam itil tidak benar. Yang biasa dina-
makan filsafat Islam adalah filsafat Yunani, khususnya filsafat
Plato (429 - 347 SM). Aristoteles (384 - 322 SM) dan Ploti-
nus (204 - 270 M) yang juga dinamakan N.eo Platonisme. Idee-
idee dari tiga aliran itu masuk dalam Dunia Islam berhubung
karena Vmat Islam suka mencari pengetahuan-pengetahuan dari
segala tempat yang ada. Akibatnya, banyak persoalan-persoalan
filsafat Yunani itu diberi gambaran 'Islam.
Prof. Ahmad Amin menulis dalam Duhal Islam jilid I hala-
man 30. "Hal-hal tersebut di atas mendorong kita untuk menga-
takan bahwa ilmul kalam' itu adalah ilmu, Islam meskipun di
dalamnya terdapat unsur-llnsur filsafat Yqnani, sedang kita tak,
dapat memberi nama "Islam" kepada filsafat yang ditulis olt(h
Al Kindy, Al Faraby dan Ibnu Sina, kecuali secara : "Sekedar
llntuk mempermudah".

Pendapat-pendapat Al'Farabi

Pad a halaman 49, Dr. Harun Nasution menulis : "~engenai


Filsafat ia berkeyakinan bal1wa filsafat Aristoteles dan Plato dapat
disatukan dan untuk il).i ia inenulis risalah "Tentang Persamaan
antara Plato dan Aristoteles".

Kata-kata tersebut di atas perlu dijel·askan sebagai berikut :


"Filsafat Plato sesungguhnya tak dapat disatukan dengan filsafat
Aristoteles. Bahwa Al Faraby menulis risalah : Al Jam'll baina
Ra'yai al Hakimaini"~ mempersatukan pendapat kedua failasuf
hanya menunjukkan bahwa pada waktu itu Al Faraby tidak mem-
punyai bahan-bahan yang cukup yang berwlljud karangan-kara-
ngan Plato dankarangan-karangan - Aristoteles. Filsafat Plato
mengatakan bahwa yang mempunyai wujud sendiri dan hakiki
adalah idee atau misal. Sedang wujlld kita ini hanya lDayangan
dari misaL tersebut. Aristoteles sebaliknya berpangkal tolak
dari wujud kita di dllnia ini yang menurut dia adalah wujud
hakiki. Dalan1 istilah filsafat, filsafat Plato adalah idealis sedang
filsafat Aristoteles adalah realis.,

114
, ..
Pada hal,aman 49 juga Dr. Harun Nasution' menulis·:?Fa1sa~
fatnya (al Farabi) yang terkenal adalah falsafat emanasi. Dalam
falsafat emanasi ini ia menerangkan bahwa segal a yang- ada
memancar dari Zat Tuhan melalui akai~akal yang berjumlah sepu-
Iulr, alam
\\
materi dikontrol
.
oleh akal yang sepuluh itu".
Tufis~p. tersebut di at as seyogya.\1ya juga segera diberi penje-.
Iasan sebagai .berikut : Filsafat emanasi atau Nazariyatul Faidh
adalah suatu theori yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Theori
-emanasi adalah ajaran dari Plotinus (204 -- 270 M) yang semua
• "t.-.,.,.., •• ~ ..

fikirannya telah'di~umpulkan oleh muridnya, Porphyry' dalam ki-


tab •• Enlleads
'j'
,yang
••
artinya kumpulan-kumpulan Uumlahnya enam)
dari rangkaian sembilan pelajaran~ menurut Plotinus, ada dua
gcrak~n: Cosmic mov~ment tentang kejadian alam, yang meman~ar
secara au tonHttis dari PrinsipPertatha (first' print:iple)' dan spi-
ritual movement, yakni usaha manusia ineh~arahke atas untuk
bersatu dengim :Prinsip Pertama. Perlu dijelasbn bahwa filsafat
Neo Platonisme t •••.ini)uga'tidak senafas dengan Islam;
Pada halani.an 51, Dr. Hamn Nasution menulis : "Dalam
falsafat ia (lbnu Sina) juga mempunyai fahq.memanasi, dan akal
bagiriya adalahMalai'kat. ..., ,i '
Dengan sendirinya keterangan .t:ersebut perIu diberi penje-
Iasan bahwa dengan begitu maka filsafat Ibnu Sina juga tidak
senafas dengan Islam.
Karena filsafat ,AI Farabi.,dan Ibnu Sin a merupakan filsafat
Neo Platonisme dan tidak senafas dengan Islam ,~". maka AI Gazali I

(1056 - 1111) menulis·bukunya yangmashur· yaitu Tahafut


Al Falasifah atau kekacauan fikiran para failasuf.
Dalam buku "Tahafut Al Fqlasifah'; al Gazali menguraikan
20 masalah filsafat sebagai berikut :
1. Pendapat bahwa alam itu azali (tak berpermulaan).
2. Pendapat bahwa alam itu abadi (tak berakhir).
3. Para filosuf berpura-pura mengatakan bahwa Allah
adalah pencipta alam dan alam adalah ciptaan Allah.

115
·~ ...

7.
14.
II.
10.
20.
13.
12.
9.
6.
8.
17.
16.
18.
IS
5. 4.
. Pembuktian bahwa para filosuf. tidak dapat membukti-
19. kan adanya zat pencipta.
Pembuktian bahwa para filosuf tidak dapat metnbukti-
kan bahwa Mustahil-Iah ada dua Tuhan.
Pendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat.
Pendapat bahwa zat Tuhan tidak terbagi kepada Genus
dan differentia.
Pendapat bahwa' Tuhan itu sederhana dan tak ber-
mahiyah ..
Para filosuf tidak dapat.membuktikan bahwa Tuhan itu
bukan jisim. _
Pendapat para filosuf bahwa mereka tak dapat membuk-
tikan bahwa alam ini ada penciptanya.
Para filosuf tak dapat membuktikan bahwa Tuhan
itu mengetahui makhlukNya.
Para filosuf tak dapat membuktikan bahwa Tuhan itu
mengetahui diriNya.
Para filosuf berkata Tuhan tak tahu juziyat (perinci).
Para filosuf berkata planet itu binatang yang bergerak
dan berkemauan.
Pendapat para filosuf ten tang maksud yang menggerak-
.kan planet.
Pendapat para filosuf bahwa jiwa planet mengetahui
perinci-perinci yang terjadi di alam ini.
Pendapat para filosuf bahwa tak mungkin terjadi hal
yang luar biasa.
Para filosuf tak dapat membuktikan bahwa jiwa man usia
itu jauhar (substansi) yang berdiri sendiri, bukan jisim
dan bukan 'arad (accident).
Pendapat para filosuC bahwa jiwa manusia itu tak dapat
musnah.
Para filosuf ingkar akan kebangkitan jasad serta nik-
mat surga dan penderitaan neraka.
Kemudian Al Gazali mengatakan bahwa para filosuf itu
sudah menjadi kafir dalam tiga hal :

116
1. bahwa ~lam itu tak berpermulaan.
2. bahwa Tuhan itu tak mengetahui perinci~perinci.
3. bahwa tak ada hidup sesudah mati.
Karena tiga ha1 tersebut bertentangan dengan ajarari Islam.

Averroism
,
Pada halaman 56 Dr. Harun Nasution menulis :
"Kemudian terdapat di Europa suatu aliran yang disebut
Averroism. Menurut aliran ini falsafat mengandung kebenaran
sedang agama dan wahyu membawa hal-hal yang tidak benar"
Jelas bahwa pendapat demikian tidak mungkin bersumber pada
falsafat Ibnu Rusyd, karena ia sebagai filosof-filosof Islam lain
berkey akin an bahwa akal dan wahyu tidak bertentangan. Kedua-
nya sama-sama membawa kebenaran. Kekeliruan ini kelihatannya
timbul dari kesalah fahaman penulis-penulis Barat abad 13 tentang
tafsiran Ibnu Rusyd terhadap falsafat Aristoteles.
Tidak mengherankan kalau kaum gereja mencap Ibnu Rusyd
sebagai ateis. Fa1safatnya dianggap bertentangan dengan agama
dan buku-bukunya dilarang".
Tulisan di atas perlu mendapat menjelasan sebagai berikut :
Ibnu Rusyd adalah seorang filosuf besar dan mengikuti
aliran Aristote1es. Ia hidup di Dunia Is~am bagian Bani!, yaitu
0

Spanyol, di kota Cordova (Qu~tllbah) yang sekarang masih berdiri


masjidnya yang sanga.t megah. Cordova betjauhan dari Madrid,
kurang lebih satu jam perjalanan dengan kapal terbang. Ibnu Ru-
sydlah yang membuka mata Europa kepada filsafat Aristoteles.
Tetapi, jika Ibnu Rusyd menjadi kebanggaan Umat Islam karena
namanya sangat terkenal di Europa p-ada abad" 13"masehi, tidak
seluruh pendapat filsafatnya senafas dengan Islam. Ini yang harus
diketahui oleh generasi mud a kita.
Di Universitas Paris ada Fakultas Teologi. Diantara guru-
gurunya yang besar adalah Albert Ie Grand, Thomas Aquinas
dan Bonoventure yang ketiga-tiganya kemudian diangkat sebagai
orang suci (santa) oleh gereja Katolik. Mereka itu ahli teologi clan
117

--
0" ,
mementingkan inempelajari metapinsica daripada Aristoteles untuk
dipakai sebagai"alat mempertahankan atau mem"perkuat teologi
Katolik. Tetapi mulai pertengahan abad 13, beberapa guru besar
dan lektor dari Fakultas Sastra di Universitas Paris memperluas
penyelidikan mereka terhadap filsafat Aristoteles, bukan saja
terbata's dalam logika tetapi sampai dalam metaphisic, kosmologi'
dan etika. Perhatian mereka itu terdorbng karena ~ntuk bersaing
dengan Fakultas Teologi. '
Tetapi ada perbedaan besar antara sikap metode kedua belah
fihak:. AWi teologi tidak mengambil daripada filsaf~t Aristoteles
seluruhnya tanpa menyaringnya dari unsur-unsur yang bertenta-
ngan dengan agama. Seballknya guru-guru Fakultas Sastra me-
ngambil seluruh filsafat Aristoteles, dan tidak membedakan
antara filsafat yang sesuai dengan agama daTI yang tidak sesuai,
khususnya theori Ibnu Rusyd tentang "kesatuan akal" atau
unity. of the intellect bagiseluruh manusia. Oleh karena sikap
inilah mereka din am ak an : Averroists, artinya pengikut-pengikut
Ibnu Rusyd, pada hal lebih tepat kalau mereka dinamakan pe-
ngikut A~istoteles.

Kita umat Islam yang belum banyak menyelidiki filsafat


merasa bangga ada kelompokAverrotist di Paris yang menunjukkan
kebesaran Ibuu Rusyd di Dunia Barilt. Tetapi kalau kita menerima
anggapan tersebut, kita akan rugi besar dalam soal-soal aqidah
Islam. Dalam hal ''kesatuan akal" untuk seluruhl manusia Ibn
Rusyd, tergelincir, sangat terpengaruh oleh Aristoteles, dan tidak
berpendapat bahwa wahyu Al Qur-an, lebih kuat dari filsafat
Aristoteles.

Dua hal yang menjauhkan Ibnu Rusyd dari aqidah Islam :


Pertama, . bahwa alam itu tak ada permulaan dan tak ada
akhirnya. Ini juga dianut oleh Ibnu 81lla..

~""-Kedua, theori bahwa nyawa seluruh manusia itu satu


(human monopsychism) yang berarti bahwa individu itu tidak
mempunyai kelangsungan hidup.

118
Soal-soal yang semac'am ini dalam buku-bukunya Ibnu Rusyd
ditulis dengan jelas, sehingga tak perlu kita mempertahallkan
Ibnu Rusyd dengan met;Ugikan Islam.
Kita dapat menger& bagaimana kekuatan berfikir Ibnu Rusyd
yang kuat, sehingga ia in gin menyesuaikan Islam dengan pendapat
Aristoteies yang pada waktu itu sangat dijunjung tinggi oleh
umum. Tetapi pada tahun 1977 ini, dengan kemajuan yang dica-
pai olehilmu astrophysic dan cosmology, orang sudah yakin bahwa
yang 'benar adalah theori At Qur-an, bukan theor:i Aristoteles
yang diterjemahkan oleli Ibnu Rusyd dan kemudian sampai ke
Paris dari Spanyol yang waktu itu dikuasai' oleh orang Islam.

Soal Ibnu Rusyd ini soal yang pelik dan bukan diajarkan untuk
memberi gambaran aspek Islam. Filsafat Ibnu Rusyd diberikan
kepada mereka yang sudah mahir dalam bahasa Arab dan menge-
tahui filsafat Yunani serta perkembangan pengetahuan alam di
Barat pada akhir abad ke 20 ini.

Kesulitan konsep ftlsafat Islam


Filsafat Islam sebagaimana juga Filsafat Kristen setelah fil-
safat dipelajati orang-orang Masehi, adalah suatu usaha unt,uk
mempertahankan aqidah. denian mengambil bahan dati .filsafat
Yunanil yang tidak bertentangan dengan Islam. Sebelum filsafat
Islam timbul, Al Mutakallimun (ahli ilmu al Kalam) telah banyak
mempergunakan bahan-bahan filsafat Yunani. Dalam dasarny~,
Al . Mutakallimun adalah orang-orang yang mempertahaiikan'
Islam. Adaimn filosui"-filosufIslam, adalah orang-orang yang sangat
tertarik kepada -filsafat sehingga kalau perlu mendahulukan ajaran
ftlsafat kepada ajaran agama. Theori Al Farabi dan Ibnu Sina
tenta~g emanasi (pancaran, faidh) bertentangan dengan Islam
yang mengatakan bahwa Tuhan itu menciptakan alam dengan
kemauanNya, tidak secara pancaran.
Ibnu Rusyd juga. mendahulukan filsafat kepada ajaran
Al Qur-an. Ia adalah seorang tabib dan seorang ahli hukum yang
ulung. Tetapi filsafatnya . ditinjau dati akhir abad 20 ini - sudah

119
·.. . ,
usang, tak dapat dipertahankan. Niat I.bnu Rusyd adalah baik,
mengatakil'n bahwa Islam tak bertentangan dengan' akal. Pada
zaman Ibnu Rusyd. (1126 - 1198 M) akal adalah akal Yunani
yang mengatakan alam ini kekal, dan bahwa manusia sebagai
kesatuan itu kekal, adapun individu akan lenyap.
Kelihatan sekali bahwa Dr. Hamn Nasution tidak mengikuti
perkembangan ilmu cosmology astrophysic, sehingga ia memper-
tahankan pendapat Ibnu Rusyd yang sudah usang itu.
Pada halaman 66 Dr. Harun Nasution menulis : "Ibnu Rusyd
menjelaskan bahwa pendapat kaum teolog tentang dijadikannya
alam dari tak ada tidak berdasar kepada argumen syari'at yang
kuat. Tidak ada Ayat-Ayat yang mengatakan bahwa Tuhan pada
mulanya berwujud sendiri, yaitu tidak ada wujud selain dari
wujudNya dan kemudian biuulah alam dijadikan. Pendapat bahwa
parl;a mulanya hanya wujud Tuhan yang ada, kata Ibnu Rusyd,
hanyalah merupakan interpretasi kaum teofog, Ayat Al Qur-an
tnengatakan, demikian Ibnu Rusyd, bahwa alam dijadikan bukan-
lah dari tiada, tetapi dari sesuatu yang telah ada sebelum alam
mempunyai wujud, umpamanya Ayat 7 dad Surat Hud :
I / ~.
"--j.~/,(~
~f~ 0~'· /~~-->/.':)ti/~'7Y'~
-'~-? ..(l_-:,\~, ~/}.\(..1/
~~
,"?". ,/./
-Artinya: V ~ .J.fb • ~u.\ ~
"Dan lfllah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan
tahtaNya (pada waktu itu) berada di atas air".

Ayat ini menurut Ibnu Rusyd mengandung arti bahwa se-


belum adanya langit dan bumi telah ada wujud yang lain, yaitu
air yang di atasnya terdapat tahta kekuasaan Tuhan. Tegasnya,
sebelum langit da,n bumi diciptakan Tuhan telah ada air dan tah-
ta".
Dr. Harun Nasution menjelaskan filsafat Ibnu Rusydsecara
panjang lebar dalam halaman 66, 67, 68. Dan ia sering menyelip-
kan kata-kata : Demikian Ibnu Rusyd, , kata Ibnu Rusyd, menurut

120
"

Ibnu Rusyid; agaknya untuk memberi kesan bahwa -ia belum


tentu setuju dengan pendapat Ibnu Rusyd. Tetapi jiwa keselu-
ruhan dati bab IX ini· menunjukkan bahwa Dr, Rarun Nasution
cenderung untuk mengikuti Ibn Rusyd. Bahkan di luar buku-
Islam ditinjau dati berbagai aspeknya ini, Dr. Rarun tidak segan-
segan mengatakan terus terang bahwa alam ini adalah qadim, tak
ada permulaan.
Bahkan setelah selesai menguraikan filsafat Ibnu .Rusyd
yang tidak senafas dengan Islam, Dr, Rarun membicarakan filsafat
Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria al Razi (864 - 925 M) yakni
seorang yang hidup sebelum zaman Al Gazali (wafat tahun 1111)
sehingga fils afatny a sudah termasuk dikritik oleh Al Gazali.

Diantara pendapat Al Razi, Dr. Ramn Nasution menyebut-


kan pada halaman 69~ ".\1 Razi iadalah seorang rasionalist, yang
hanya percaya pada akal, dan tidak percaya kepada wahyu. Me-
nurut keyakinannya, akal manusia cukup kuat unt'uk mengetah~i
adanya Tuhail, apa yang baik dan apa yang buruk dan untuk
mengatur hidup manusia di· dunia ini. Oleh karena itu Nabi
dan Ras).ll tidak perIu, bahkan ajaran-ajaran yang mereka b~wa
menimbulkan kekacauan dalam masyarakat manusia. Semua
agama ia kritik. Al Qur-an baik dalam bahasa maupun isi~ya bu-
kanlah mu 'jizat".

Begitulah cara'Dr. Harun Nasution memberikan pengantar


ilmu agama Islam yang disebutkannya : Islam ilitinjau dari ber"
bagai aspeknya.
Aspek filsafat ini, lebih dari aspek-aspek lain yang pad a umum-
nya bersifat negatif, merupakan aspek yang sangat negatif,
khususnya bagi mahasiswa LA.LN. tingkat pertamayang sepan-
jang pendengaran saya, buku itu dijadikan bacaan wajib bagi
mereka.

121
10

KOREKSI TERHADAP BAB X TENTANG


ASPEK MISTlCISME

Dalam meneliti buku Dr. Harun Nasution tentang : Islam


ditinjau dari berbagai aspeknya, khususnya mengenai bab pertama:
agama dan pengertian agama dalam be rbagai bentuknya", dan
kedua : "Islam dalam pengerti~m yang sebenarnya" kami telah
menunjukkan bahwa Dr. Harun Nasution menganggap agama se-
bagai genus sedang Islam adalah satu species (nau'), salah satu
daripada agama-agama di dunia. Pandangan seperti tersebut
mengandungkelemahan besar yang merupakan kekeliruan yang
sekarang ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia yaitu mem-
persamakan an tara "toleransi" atau sikap menghormati agama lam
dengan "an~gapan bahwa semua agama itz.,lsarna".
Dalam bab kedua yang betjudul : Islam dalam pengertian
yang sebenamya. Dr. Harun N asution menganggap bahwa : "Sa-
lah satu ajaran pokok dalam Islam itu adalahmanusia yang
tersusun dari badan dan roh itu berasal dari Tuhan dan akan
kembali ke Tuhan. Tuhan adalah sud dan roh yang datang dari
Tuhanjuga sud dan akan dapat kembali ke tempat asalnya di sist
Tuhan, kalau ia tetap sud. Kalau ia menjadi kotor dengan masuk-
nya ia ke dalam tubuh manusia yang bersifat materi itu ia tak
akan dapat kembali ke tempat asalnya".
Paragraph terse but yang merupakan bagian dalam bab II
betjudul "Islam dalam pengertian yang sebenamya "merupakan
satu pengertian yang tidak benar. Pengertian yang diterangkan
oleh Dr. Har,m Nasution bukan pengertian Islam, akan tetapi
pengertian Neo PlatQnism~lyarig banyak hubungannya dengan teori
emanasi atau iaidh (pancaran) dan gnosticism. Hal ini juga diakui

122
- - -
oleh Dr. Harun pada halaman 72. Manusia bukan berasal dari Tu-
han, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Dan kalau roh itu suci dan ma
ti .ia bukan kembali ke temp at asalnya, akan tetapi menghadap
Tuhan untuk mempertanggung-jawabkan pekeIjaannya di dunia,
kalau jahat ia akan disiksa dan kaIa4, baik ak~n mendapat pahala
di sorga, di hadirat Tuhan, bukan di sisi Tuhan. Dr. Harun Nasuti-
on serihg memakai istilah Kristen. Ia memakai istilah teologi, dan
kali ini ia memakai kata~kata di sisi Tuhan. Kata-kata tersebut
. ada dalam Injil tetapi tak ada dalam AI Qur-an.

·Dengan keterangan tersebut di atas, saya bermaksud menun-


jukkan kepada para pembaca bahwa Dr. Harun Nasution belum
mendapat pengertian yang sebenarnya tentang Islam, sebagai ter-
lihat dalam beberapa bab dalam bukunya sehingga sering me-
nitik beratkan hal-hal yang kurang penting. Aspek politik yang
diberikan sebag(\i judul bab V, tidak mengandung ajaran poli-
tik .samasekali. Aspek Lembaga kemasyarakatan membicarakari
administrasi suatu negara abad menengah sehingga memberi image
yang na'if tentang masyarakat Islam. t .'
Dalam bab X ini Dr. Harun Nasution membicarakan misti-
cisme sebagai aspek daripada Islam, yang tujuannya
• untuk mem-
peroleh hubungalliangsung dengan Tuhan.
Gejala yang disebutkan sebagai aspek Islam itu, oleh Dr.
Harun Nasution sendiri dikatakan dalam paragraph III halaman
71 sebagai berikut : Tujuan dari misticism baik yang di dalam
maupun yang di luar Islam ialah memperoleh hubungan hingsung
dan disadari dengan Tuhan".

Dengan begitu maka misticism, bukan semata-mata aspek


Islam. Bahkan paQa dasarnya, Islam tidak menganjurk~m misticis-
me, karena Islam adalah ajaran Tuhan untuk mengatur masyarakat
yakni hubungan manusia dengan manusia, serta mengatur hu-
bungan manusia dengan Tuhan dengan tun tun an ibadat-ibada.t.
Yang menarik perhatian adalah bahwa dalam membicarakan

123
misticism,: Dr. Harun Nasution banyak menyebutkan Hadis-hadis
y~ng ia sendiri tidak meneTangkansumbernya. Padahal dalam
Bab n tentang arti Islam yang sebenarnya Dr. Harun Nasution
sudah mengatakan bahwa Hadis yang dapat dipercaya itu sangat
sedikit sekali.

Dengan mukaddimall di atas, dapatlah kita .memahami isi


Bab X tentang misticism. Misticism menghendaki orang menjadi
zahid.
Tersebut dalam Hadis Bukhari : Anas bin Malik b'erkata :
Adq tiga orang yang pergi menemui isteri Nabi Muhammad dan
menanyakan mereka tentang ibadah Nabi. Mereka telah diberi
keterangan seperlunya, tetapi mereka merasa bahwa apa yang di-
keljakan oleh Nabi Muhammad itu terlalu sedikit.Mereka berkata :
Kedudukan kita jauh lebih rcndah dari kedudukan Rasulullah.
Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dahulu mau-
pun yang kemudian. Salah s,atu qiantara mereka berkata : Kalau
aku,Aku akan terus sembahyang malam. Yang kedua berkata :
Aku akan berpuasa selama lamanya. Yang k~tiga berkata I: Aku
akan menjauhkan diri dari sex dan tak akan kawin selamaLlama-
nya. Akhirny'a Nabi Muhammad dapat juga mendengar itu semua.
Beliau kemudian berpidato dengan membaca syukur kepada
Tuhan dan kemudian berkata : Aku mendengar orang-orang ber-
kata begini dan begini, (yakni mengulangi kata-kata ketiga sahabat
terse but). Ketahuilah bahwa aku ini yang paling takut kepada
Allah dan paling bertaqwa; tetapi aku puasa dan aku berbuka,
aku sembahyang tetapi aku juga tidur dan aku melakukan sex
dengan isteriku. Barang siapa menyimpang dari tradisiku, ia
bukan pengikutku.
Ketiga sahabat tersebut ialah Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Amr danUthman bin Madh'un.

Begitulah gambaran ajaran Rasulullah, tak meninggalkan


dunia tetapi tak mencintainya $epenuhnya, danselalu memen-
tingkan akhirat dan tidak me!1inggall$:annya.
Dalam bab X mengenai aspek misticisme Dr. Harun Nasution

124
se~gaja menyebut hal-hal yang negatif. Ibrahim Ibn Adham
disebutkan berkata : Kemiskinan (al faqr) adalah harta yang di-
simpan Tuhan di Surga dan yang- tidak dianugerahkan kecuali
kepada orang yang dicintainya. Abu Nasr Bisyr .al Hafi (767 -
841) dikatakan tidak bersepatu (al Hafi) padahal negeri Khurasan
adalah ne~eri dingin. Menurut pendapatnya memberi sedekah
kepada fakir miskin lebih mulia daripada pergi haji. ..
Ketika ia sakit, ia memberikan baju yang terlekat di badan-
nya kepada orang miskin yang juga sakit, sehingga ia sendiri me-
ninggal tanpa baju.
lni bukan salah satu aspek Islam. 1ni adalah aspek kesintingan
yang menvalahi aiaran Islam. Bukankah Al Qur-an berkata :

Artinya:
-
.....•1-,.

:~]
/' /' "'" ", ", -1/ ,/ //,/

I ~ ~l.'>,"\.>-':::'Y-' '0-* i \)]\ :8t\ ~/&\-,


t",/

"Dan berharaplah daTi anugerah yang Tuhan telah memberikan kepaaa-


";i ,..,~

A...\I \
/: ,-:1.,.
..... /" /

-mu untuk mencapai akhirat, dan jangan lupa nasibmu (bagianmu)


di dunia."(Surat 28 ayat 77)
Maqamat bukan Station
Pada halaman '78 paragraph terakhir Dr. Harun Nasution
menulis:
"Tujuan sebenarnya dari sufi, sebagai telah disebutkan di
atas, ialah berada sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ter-
capai persatuan. J alan untuk mencapai tujuan itlJ panjafig dan
b-erisi stasi on yang disebut dalam bahasa Arab : almaqamat':.
Sebagai saya kat~an di bagian lain, tujuan bersatu dengan
Tuhan itu bukan ajaran Islam. Tuhan itu Tuhan dan manusia itu
hamba Tuhan. Tetapi ad~ suatu _Hadis yang mengatakan : Jika
orang melakukan ibadah yang wajib dan sunnat sebaik-baiknya,
maka segala tindakannya akan diarahkan oleh Tuhan kepada
hal yang baik; maka seakan-akan Tuhan itu menjadikan kuping~
nya untuk mendengar dan menjadikan matanya untuk melihat.
Keaclaan' yang seIi1acam itu bukan persatuan antara manusia
dengan Tuhan,
Memang jalan yang bleh orang mistik dikatakan jalan kepada

125
persatuan dengan Tuhan digambarkan dengan maqamat yang
berbed~-beda jumlahnya dan berbeda-beda namanya,' karena
semua itu sekedar gambaran atau konkritisasi saja.

Yang dahulu banyak tersiar di Indonesia adalah martabat,


sehingga ada ilmu martabat tujuh: Ahadivah, wahdah, wahidiyah,
alam misal, alam ajsad. Martabat Tajalli dan Insan Kamil.
Yang banyak tersiar dalam IhyaUlumuddin karangan Al Ga-
zali (wafat tahun 1111) adalah Bab : seperti Bab Taubat, Bab
Zuhud, Rab ~abar dan lain-lain.
Oleh karena segala dasar Misticism.e ini adalah neo Plato-
nisme yang menggambarkan kejadian alam sebagai pancaran dari
Tuhan, emanasi atim dialectic descendant, dan menggambarkan
usaha manusia untuk bersatu dengan Tuhan sebagai dialectic
ascendantJadal shaid), maka Ai Maqamat lebih baik diteIjemahkan
dengan tahap, karena tahap menuju ke atas, sedangkan stasion
adalah sekedar tempat berhenti dan untuk lalu lintas dua jurusan.
Aspek misticisme telah ditulis aIel) Dr. Harun Nasution
dalam 20 halaman, secara terperinci, khususnya yang mengenai
1. al itthihad (persatuan dengan Tuhan), 2. a1 fan a' (hancurnya
individu dalam Tuhan) dan 3. syathahat (theopathical stamme-
rings), yakni kalimat yang diucapkan dalam keadaan mabuk mistik
seperti kata Al Hallaj, aku ini alKhaliq, atau aku Allah.
Dr. Harun juga menulis pada halaman 86, paragraph terakhir
dan halaman 87 :
"Menurut falsafatnya (AI Hallaj) Tuhan mempunyai sifat
ke~anusiaan dan manusia sendiri mempunyai sifat Ketuhanan,
Nasuf'(c,~~l d~nLahut. (u~
Dasar filsafa.t 1ni ialah Hadis:
!,l.
/!J' ////~ //"'/
Artinya :~J~~f~\~'
"Tuhan menciptakan Adam menurut bentuknya .••
Dengan demikian dalam Adam terdapat bentuk Tuhan dan
selanj1:ltnya dalam Tuhan terdapat pula bentuk Adam. Atas dasar

126
ini persatuan antara manusia dan Tuhan dapat teIjadi. Filsafat
persatuan yang dibawa Al Hallaj di sebut A.i Hullll"'.
Dalam membaca tlllisan Dr. Harun Nasution di atas, bertam-
bah kesan saya bahwa segi-segi negatif sangat ia perhatikan.
Walallpun dengan tegas ia telah mengatakanHadis yang benar
it~ sedikit sekali dan tak ada criteria llntllk memilih mana yang
benar dan mana yang salah, dalam paragraph tersebut di at as
ia memakai Hadis yang berbunyi Tuhan menciptakim Adam menu-
rut bentllknya. Yang slldah terang, kata-kata semacam itu tersebut
dalam Injil, kitab kejadian. Tetapi bagi orang Islall} yang dinatl).a-
kan Hadis .tersebut sangat bertentangan dengan Al Qur-an yang

pada Sllrat 42 Ayat 12 mengatakan


Artinya :
: ~~#~ .
"Tak ada sesuatupun yang serupa dengan Tuhan."

Monisme : Pantheisme
Pada halaman 88, Dr. Harun menlllis tentang Ibnu Arabi
sebagai berikut :

Dalam falsafat Wahdatul wujud, Nasut al Hallaj dirobah


menjadi : al Khalq (makhluk).

Ringkasnya dalam tasawuf Ibnu Arabi yang bersatu dengan


Tuhan bukan hanya manusia tetapi semua makhluk. Semllanya
mempunyai wujud satu dengan Tuhan. Oleh karena itu ada orang
yang menyebut falsafah Ibnu Arabi ini pantheisme.Sungguhpun
nama itu tidak sesuai dengan faham Wahdah al wujud".
Setelah membicarakan filsafat Al Hallaj yaitu filsafat Al Hulul
(inkarnasi) Dr. Harun Nasution tidak lupa membicarakan filsafat
Ibnu Arabi, yang disebut Wahdatul wujud atau pantheisme, yakni
dalam tiap makhluk terdapat aspek ketuhanan, jadi bukan hanya
dalam manusia sebagaidisebut al Hallaj".
Bagaimanakah hubungan-nya dengan ajaran Islam yang

127
sebenamya ? Dr.· Harun N asution sebagai dalam soal-soallainnya
tak memberijawaban.
Hakekat Muhammadyah + Nur Muhammad
Pada halaman 89 Dr. Harun menulis:
"Ibn Al-Farid dari Cairo (1181-1235 MJ menimbulkan fallam
al-haqiqah AI-Muhammadiah (konsep Muhammad). Menurut fa-
hamnya al-haqiqah Al-Muhammadiah diciptakan Tuhan semenjak
azal sesuai dengan bentukNya sendiri. Oleh karena itu orang yang
ingin tahu Tuhan, harus berusaha mencapai persatuan dengan al-
haqiqah Ai Muhammadiah itu. Abd AI-Karim AI-Jill (w. 1428 M.)
membawa falsafat al-insan ai-kamil (manusia sempuma). Manusia
sempurna adalah kopi dari Tuhan dan terdapat dalam diri Nabi
Muhammad. Al-insan al-kamil sarna dengan ai-nur Ai-Muhammadi-
ah (cahaya Muhan1mad)atau ai-haqiqalt Al Muhammadiah tersebut
di atas dan merupakan cermin bagi Tuhan."
Bahwa faham Ha~ekat Muhammadiyah at au Nur Muhammad
yang begitu. penting hanya disebutkan dalam beberapa baris,
akan membeii peluang untuk kesalahan ~aham yang bukan-bu-
kan.
Hakekat Muhammad atau Nur Muhammad adalah suatu hasil
dari meresapnya faham neo Platonisme. Menurut faham Neo Plato-
nisme, ada tiga hal: pertama The One at au The Good atau The
First Principle kedua The Divine mind, dan yang ketiga adalah
The Soul.
Daripada The· One, memancarlah The Divine mind, yang
merupakan The World of forms (alam misal), dan dari alam
misal memancarlah alam materi ini. Hubungan antara alam ma-
.teri dan The Divi!1e mind dinamakan Soul.
Pancaran artinya bahwa kejadian alam ini sebagai pancaran
dari l:'uhan tanpa acta kehendak daripada Tuhan, jadi secara auto-
matis.
Gambaran yang semacam itu adalah garnbaran yang ber-
tentangan dehgan ajaran Islam, karena menurut ajaran Islam,
Tuhan menciptakan alam daripada tidak ada, dengim kemauan
dan keputusanNya.
The Divine mind atau Logos yang merupakan The World
128

.',,,, ..~..~
of forms atau alam misal inilah yang oleh kaum Masehi.dilekatkan'
kepada Nabi Isa, sehingga nabi Isa AI Masih atau Yesus Christus
itu adalah asal segala yang ada.
Begitujuga kaum sufi, memakai kata Hakikat Muhammadyah
atau Nur Muhammad untuk mengatakan hahwa Nabi Muhammad
itu adalah mak:hluk pertam'a yang inenjadi sebab adanya dunia
dan penghuninya
Tentu saja gambaral! yang demikian bertentangan dengan
aj~an Islam, karena ajaran Islam mengatakan bahwa Muhammad
adalah bamba Allah dan utusanNya.
Hal tersebut tidak dijelaskan oleh Dr. Harun NaJKitwn, pada
hal sangat perIu bagi mahasiswa I.A.I.N. Ketika saya menulis
ini saya iI).J@tpernah membaca suatu- artikel di Panji Masyarakat
no. 215 tanggal 15-1-1977 tentang Nur Muhammad dalam ahran
kebatinan,. ditulis oleh sdr. Samudio Tulisan sdr. Samudi cukup
ilmiyah walaupun nampaknya bacaannya terbatas seperti.sebagian
besar saIjana zaman sekarang. Tulisan yang baik itu dibantah
oleh sdr. M. Harith bin Abd. Shafa .dati Fakultas Adab l.A.I.N.
Alaudin Ujungpandang dalam Panji Masyarakat no, 220 tanggal
1 April
KesiI)lpulan yang saya pet:o~eh dari bacaan Bab X tentang
aspek mistlcisme bahwa Dr. Harun NasutioD telah menganggap
penting sekali segi mistik dalam Islam dan :menerangkan bahwa
tujuan misticisme adalah untuk bersatu atau mendekat dari Tu-
han. Garnbaran bersatu dengan Tuhan pada sa'at ini ~dalah sarna
dengan tujuan agama Kristen yaItu agar tiap penganut agama Kris-
ten itu bersatu dengan Yesus.
Dengan 'Sacrament. Eucharisti, yaitu makan roti yang diberi-
kan oleh Pastur dengan berkata . Inilah jasadku, dan meminum
seteguk anggut yang diberikan oleh Pastur dengan berkata :
Jnilah darahku, maka dalam missa·itu seorang pengikut agama
Masehi'telah bersatu dengan Yesus. Gambaran tersebut juga sarna
dengan tujuan kebatinart = menekung dan manunggaling kawula
gusti. .
'Dengan tjd¥ diterangkan mana aliran yang Deliar dan mana
aliran ·Y'ang salah, maka bab- X tentang aspek •misticisme ini,
seperti .'h'alnYa dengan bll:b-bab yang lain, hanya menarnbab ke-
kaburan gambaran Islam bagi pada generasi muda.
·129
11'
KOREKSI TERHADAP BAB XI TENTANG
ASPEK PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Bab XItentang aspek pembaharuan dalam Islam merupakan


aspek yang penting. Kita bangsa Indonesia yang 95% memeluk aga-
ma Islam banyak yang tertarik dengan perkataan pembaharuan
atau moderllism atau Tajdid.
Perkataan lain adalah reform, dan dalam bahasa Arabnya
Islah. Dalam buku-puku sejarah, timbulnya, agama Protest an
adalah karena gerakan reform dati Martin Luther (1483-1546).
Orang Barat sering memakai reform dan modernism sebagai
synonim, !iehingga gerakan'Muhammad Abduh kadang-kadang
dinamakan r~form dan kadang-kadang dinamakan modernisasi.
Agama Kriste,n sebagai suatu agama yang banyak dia~~t
orang di Barat telah ,mengalami bermaeam-maeam reform seperti
gerakah Protestan, gerakan :lWingli (th. 1484-153.1) dan Calv:in
( 1509-1564).
Sesungguhnya reform atau modernism adalah gejala umum,
oleh karena masyarakat berobah, maka tata earapun berobah
pu~a. Dahulu sebelum banyak auto da-n kota-kota besar, orang
tidak memerlukan lampu merah hijau dan kuning di tiap-tiap
persimpangan jalan. Sekarang hampir di seluruh kota besar ki.,:
ta d'apatkan lampu-lampu semaeam itu.
Dahulu orang bikin rumah-rnmah yang sang at berdekatan
satu dem~an lainnya dengan lorong-Iorong yang sempit; waktu itu
keadaan semaeam itu perlu untuk menjaga keamanan. Sekarang
rumah yang disukai orang adalah rumall yang luas pekarangannya,
yang didirikan di jalan, yang Iebar sehingga auto dapat, keluar
masuk dengan mudah, apalagi keamanan. pada umumnya sudah

130
terjamin.
Perobahan masyarakat di Barat timbulnya karena kemaju-
an pengetahuan. Hilangnya feodalism dan digantikannya dengan
kerajaan membawa pengaruh besar. Raja-raja walaupun kebanyak-
an berkekuasaan mutlak,' banyak membantu research untuk
kemegahan dynastinya. Saudagar-saudagar besar juga berlomba
membantu kemajuan pengetahuan. Francis Bacon ( 1561-1626 )
.dari Inggris dalam karangannya Novum organum mengajak orang
memakai methode inductive. Rene Descartes (1596-1650) dari
Prancis, dalam karangannya Discours de la methode untuk me-
makai ratio semata-mata. Instrument-instrument barn didapat-
kan orang. Barometer diciptakan oleh Torricelli dan Pascal
(1623-1662) jam pendulum diciptakan oleh Huygens (1629-
1695) dan pompa angin diciptakan oleh Van Guerecke.
Perhimpunan-perhimpunan Pengetahuan timbul di mana-mana
seperti Academy of Experiments di Florence (Itali),Royal society
di negeri Inggris dan French Academy of Sciences di Prancis.
Pelayaran jauh juga dilakukan untuk mengenal daerah-daerah yang
belum pernah diketahui orang. Di samping itu Copernicus (1473-
] 543) mengemukakan heliocentric theory untuk mengganti geo-
centric theory yang dianut oleh Cladius Ptolemy seorang Yunani
dari abad II masehi, Copernicus mengatakan bahwa bumilah yang
memutari matahari dan bukan matahari yang memutari bumi.
Copernicus dikuatkan oleh ahli-ahli ilmu bin tang seperti Tycho-
Brahe (1546-160 1), John Kepler (1571-1630) dan Galileo-
Galilei (1564-1642). Tetapi theori Copernicus ditentang oleh
Gereja Katolik dan bukunya Galileo termasuk buku yang terlarang
pada tho 1757, sedang sebelum itu Geordano Bruno telah dihukum
mati bakar oleh gereja Katolik juga.
Ahli pengetahuan besar sesudah mereka itu adalah Sir IsaaC-
Newton (1642,-1724). Dialah yang menemukan formula: "Every \
particle of matter in the Universe attracts every other partiCle
with a force varying inversely as the square of the distance between
..them and diredly proportional to the product of their masses".
Tiap-tiap bagian kecil dari materi dalam alam ini menarik bagian

131
kecil lainnya dengan kekuatan yang berbeda secara terbalik
menurut segi empat jarak antara mereka dan secara langsungber-
sifat proporsionil kepada hasil jumlah bagian-bagian kedl' itu.
(lni adalah aturan daya tarik yang ditemukan -oleh Newton dan
mungkin sukar difahami bagi yang tidak berkecimpung dalam il-
mu alam).
Kemajuan ilmu pe,ngetahuan bertambah lagi'dengan pengeta-
huan seorang Irlandia yang bernama Robert Boyle (1627-1691)
yang banyak penemuannya di bidang chemistry. Yoseph Preestly
(1733-1804) menemukan metode untuk menggunakarl gas di
rumah. Di negeri Prancis, Antoine Lavoisier (1743-1794) menja-
dikan chemistry sebagai ilmu experimental la mengarang "Elemen-
tary Treat1se on chemistry".
Listrik mula-mula ditemukan oleh William Gilbert (1540-
1603), Benyamin Franklin (1706-1790) dan Ale~ander Volta
(1745-1827) yang namanyadipakai sekarang untuk meminjuk-
kan kekuatan listrik (voltage).
Semen tara itu pengetahuan ten tang .geology, biology, botany,
zoology, ilmu kedokteran juga bertambah dengan cepat.
Di lain fihak, oleh karena negeri Inggris terhindar dari pep,e-
rangan-peperangan seperti yang terjadi di benua Eropa maka
industri di sana berkembang biak. Dengan memiliki arang batll: dan
baja, maka industri textil bulu dan katun, serta industri berat
(mesin-mesin) maju pesat pula. Pada tho 1825 kereta api mulai
dipakai, kapal api dipakai mulai tho 1838.
Industri membawa effek sampingan. Para kaum buruh banyak
menderita. Orang-orang yan~ mempunyai capital menblak campur
tangan Pemerintah dalam soal ekonomi, dan menganjurkan slogan-
slogan laissez faire laissez passer, (biar langsung, jangan diganggu)~
Hal ini menimbulkan reaksi yang memuncak dengan mnnculnya
Karl Marx(1818-1883) yang berpendapat bahwa kaum buruh-
lah yang berhak memerintah .
.Dalam pada itu imperialism, untuk tujuan-tujuan keuntungan
ekonomi terus berjalan, dan rakyat yang terbuka matanva menun-
132

..;.
tut hak-haknya daripada raja yang berkuasa mutlak.
Perobahan-perobahan besar di Europa Barat ini sangat me-
ria'jubkan. Banyak para penginjil yang mengatakan bahwa kemaju-
an itu adalah buah daripada agama Kristen, mereka mengatakan
bahwa peradaban Barat sekarang adalah peradaban Kristen. Kata-
kata terse but memang sering kita den gar di Indonesia; tetapi itu
tidak benar. Kalau kita ingat bahwa Giardo Bruno (1550-1600)
dihukum mati bakar oleh gereja karena mengatakan bahwa bumi
berputar, maka jelaslah bahwa agama Kristen tidak mendorong
kemajuan-kemajuan tersebut. Kita hanya dapat mengatakan bahwa
dalam sejarah, kemajuan teknik sangat pesat di abad 18-19 di
Barat;- kit a tak dapat mengatakan sebabnya; kita juga.hanya dapat
men~atakan bahwa filsafat subur di Yunani pad a abad 4 sebelum
maseru, kemudian negeri Ynnani tak berbeda dengan negeri lain-
nya.
Di samping bidang materiil seperti 'chemistry, llstrik, me sin-
mesin ringan dan berat, Europa barat juga memperoleh kemajuan
dalam bidang ekonomi, sosiologi, filsafat dan theori-theor' poll
ij~ '
Setelah kita membicarakan kemaJuan di Barat, manlah kita
bicarakan bagaimana kemajuan di Barat itu berhadapan muka de~
ngan Dunia Islam.
Dalam bidang politik dan militer, konfrontasi sudah lama
terasa antara negara-negara Barat. Prancis dengan Inggris, Austria
dengan Kerajaan Turki. Peperangan antara Turki dan Kerajaan
Austria mengakibatkan Turki kehilangan daerah Balkan (Europa
Timur).
Yang lebih penting daripada itu adalah pertemuandalam
bidang ilmu pengetahuan teknik dan filsafat. Di sinilah letak per-
soafan modernism.
Napoleon Bonaparte yang sedang jaya di Europa ingin
menguasai Mesir sebagai pintu gerbang ke India. Ia mendarat di
Alexandria tgl. 2 Jull 1798 dalam suatu €xpedisl yang ternama
dalam sejarah sebagai expedisi Prancis, suatu expedisi yang tidak
hanya dilengkapidengan senjata modern1 tetapi juga dengan suatu
133
."

iembaga IImiyah yang tersusun dan beberapa bagian seperti IImu


fisika, ekonorni, politik dan sastra.
Memang Mesir adalah suatu negara di mana peradaban Barat
dan peradaban Islam bertemu, sebagai saya katakan dalam Bab VII
atau aspek Hukum, untuk pertama kali Hukum Barat dipertemu-
kan dengan Hukum (Syari'at Islam). Di Turki kode perdata Islam
mulai dibentuk pada tho 1869 M. dan selesai pada tho 1876.
Di Mesir yang telah banyak terpengatuh oleh kebudayaan
Prancis dan dalam keadaan politik yang lemah menghadapi Inggris
dan Prancis, mula-mula diadakan al Mahkamah al Mukhtalatah
(tribunal mixte) pada tho t 875, dan pada tho 1883 diadakan
peradilan-peradilan negeri yang kode Hukumnya hampir sarna de-
ngan kode Hukum di Tribunal mixte.
Waktu diadakan 'fribunal Mixte, naskah hukum-hukum yang
akan berlaku itu dikirim ke Universitas al Azhar untuk dibahas
oleh ulama-ulama. Hasil daripada penyelidikan para alim ulama
mengatakan bahwa: Hukum-hukum itu dengan artikel-artikelnya,
sebagian bersamaan dengan salah satu daripada pendapat yang ada
dalam empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali) dan sebagi-
an lagi tidak bertentangan dengan pendapat-pendapat mazhab
tersebut, dan sebagian lagi termasuk dalam al masalih al muraalah
yang merupakan hasH Ijtihad untukmengatur kepentingan masya-
rakat. Laporan terse but merupakan laporan tertulis tidak tercetak,
aslinya ada di Perpustakaan Pemerintah Mesir; ini disebutkan oleh
Ali Ali Mansur, ahli hukum besar yang merancang kodifikasi-
Hukum Islam di LYbia.
Modernism mendapat rintangan bukan oleh sebab agama
Islam, tetapi karena ada pihak-pihak yang takut kehilangan vested
interest mereka, di sam ping tiap-tiap keadaan bam yang didesakkan
dari atas menimbulkan rasa curiga. Kita ma'lum bahw.a pada abad
18 M. dahuiu alat-alat komunikasi massa belum ada sehing'~
ga pengaruh desas-desus sangat kuat.

Dr. Harun menulis dalam halaman -94, paragraph terakhir:


"Pembaharuan-dalam bidang-bidang lain juga disambilkan. Tetapi

134
usaha pembaharuan itu mendapat tantangan terutama dari
golongan militer yang tal\ut kehilangan kedudukan dalam perobah-
an-perobahan yang akan terjadi." Kata-kata itu adalah sebab yang
pokok; vested interest sang'at mempengaruhi sikap sesuatu golong-
an.
Tetapi Dr. Harun Nasution menambah: "Juga dari pihak ka-
urn ulama datang tantangan, karena di zaman itu perteritangan
antara Kristen dan Islam masih keras. Orang masih memandang
curiga terhadap apa yang berasal dari Dunia yang dianggap kafir."
Kata-kata tersebut di atas sangat menusuk perasaan dan
menandakan bahwa Dr. Harun Nasution sudah menelan apa sa-
ja yang ditulis oleh kaum Orientalis yang anti Islam tanpa meng-
gunakan daya kritik fikirannya sebagai seorang sarjana. Jika dalam
hukum, para ulama Azhar sudah mengatakan bahwa hukum barat
itu, kecuali beberapa hal" tertentu, pada umumnya senafas dengan
salah satu mazhab em pat yang ada atau mertipakan maslahah
mursalah yang berarti salah satu" sumbe·r hukum yang dilakukan
dengan Ijtihad untuk memelihara masyarakat manusia, maka
opposisi terhadap pembaharuan itu adalah datang dari rakyat
jelata yang mengasosiasikan modernism dengan pihak penjajah
yang beragama Kristen tetapi karena penjajahannya, bukan karena
agamanya.
Dr. Harun Nasution berkata: "Karena pada waktu itu perten-
tangan antara Kristen dan Islam masih keras." Kata-kata tersebul
adalah kata-kata seorang orentalis yang anti Islam. Umat Islam ti-
dak benci kepada orang Kristen, tetapi benci kepada penjajahan
Dan kalau Dr. Harun Nasution mengatakan bahwa "Pada waktu itu
pertentangan antara Kristen dan Islam masih keras," maka saya
mengatakan bahwa pada sa'at ini dan pada waktu yang akan da·
tang, pertentangan itu juga tetap keras. Tetapi bukan ~ntara
Islam dan Kristen sebagai agama; sebabnya ialah karena meraja
lelanya Kristenisasi yang dilakukan di dalam tubuh Umat Islam,
hal ini Jah yang tidak dirasakan oleh Dr. Harun Nasution.
Atas dasar perasaan bahwa Islam terbelakang dan Kristen

135
maju, yang sudah meresap dalam hati Dr. Harun Nasution, maka
ia mengatak·an pada halaman 95, bahwa Ibrahim Mutafariku yang
ingin mengadakan percetakan di Istambul pada tho 1727 M terpak-
Slolmeminta filtwa dari Mufti Besar Kerajaan Islam untuk mengatasi
tantangan kaum "agama".Kasus tersebut adalah kasus yang
dibesar-besarkan; ini adalah kebiasaan kaum orientalis yang anti
Islam seperti yang sering saya katakan. Soalnya, karena banyak
tukang bikin naskah tangan yang akan kehilangan sumber kehidup-
an, maka adalah bijaksana untuk mendapat fatwa dari Mufti,
sehingga para tukang tulis itu dapat menerima hal baru yang meru-
gikan diri mereka dalam segi ekonomi tetapi akan menguntungkan
umat dalam segi pengetahuan.

Gerakan Jamaludin AI 'Afgani, Muhammad Abduh dan


Rasyid Ridha (1838-1897).

Jamaludin Al Afgani adalah seorang besar, seorang politikus


yang berkaliber internasional. WalaupJ.ln ia pandai dalam agama
dan filsafat tetapi ia mencurahkan segala tenaganya untuk menya-
lakan api semangat kemerdekaan umat Islam Dia selalu berhubung-
an dengan kepala-kepala negara di Afganistan, Iran, Turki, Mesir
dan India. Karena kepandaiannya ia sering mendapat fitnah.
la terpaksa meninggalkan Istambul dan hidup di Mesir. Ketika
Mesir diduduki Ingg'ris, ia dibuang ke India. Setelah Inggris merasa
aman di Mesir, Jamaludin dibolehkan kembali ke Mesir, dari'
Mesir, ia dan muridnya Muhamad Abduh hijrah ke Paris dan me-
nerbitkan majalah Al Urwatul Wutsqa (tali yang kuat). Di Paris
ia sempat berpolemik dengan Earnest Renan yang memberi
gambaran salah ten tang Islam di Universitas Sorbonne dengan
ceramahnya tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan, Al Urwatul
Wutsqa yang hanya terbit 18 kali, pada tho 1884 telah berjasa
membuka mata umat Islam ten tang penjajahan barat khususnya
Inggris di India: dan Mesir. la pernah pergi ke London, dan Moskow
serta Amerika. Akhirnya i.a diundang oleh Sultan Abdul Hamid ke
Istambul; tetapi ia hidup di sana sebagai tawanan sampai ia
meninggal pada tgl. 9 Maret 1897.

136

. ~.~ - .'""'-'~~~'-----""';:""",",,"';;';------
:!
Dengan begitu, J amaludin adalah seorang politikus ya;1g
menggugah umat Islam supaya melepaskan diri dari penguasa
yang mutlak seperti di Persia dan Turki, atau dari penjajahan Ing-
gris di India dan Mesir.

Muhammad Abduh (1849-1-905).


Muhamad Abduh disebutkan dalam Encyclopedia of Islam
sebagai pendiri aliran modernism di Mesir. Ia tamat belajar agama
di al Azhar dan pada tho 1879 sebagai guru di Darul ulum, kemu-
dian sebagai editor dalam surat kabar resmi Pemerintah (al Waqai~
al Mesriyah) atau kejadian-kejadian di Mesir. Waktu acta pemberon-
takan di Mesir terhadap Khedire Taufik ia dibuang ke Beirut pada
akhir tho 1882. Dari Beirut ia pergi ke Paris dan bekerjasama de-
ngan Jamaludin al~f~ani menerbitkan majalah All.!rwatul Wutsqa,
Terdapat perbedaan besar an tara Jamaludin al Afgani dan Muha-
mad Abduh. Jamaludin al Afgani adalah pilitikus revolusioner
yang menghendaki pembangunan umat Islam dengan pemberon-'
takan, sedang Muhamad Abduh menginginkan perbaikan keadaan-
keadaan dengan bertahap melalui sistem pendidikan. Muhamad
Abduh mengikuti ajaran Ibn Taimiyah dan Ibn Qoyyim al
. Jauziyah serta Al Gazali. Muhamad Abduh berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan qaru (Science) harus dibimbing oleh agama.Ia
juga menjawab serangan Gabriel Hanoteau dengan menulis buku-
nya; Islam dan Kristen dengan ilmu dan peradaban.
Karangan Muhamad Abduh adalah Risalah Tauhid, Risalah
al waridat, syarh aqaid,syarh logika; sedang tafsirnya dikumpul-.
kan oleh muridnya, Rasjid Ridha.
Rasyid Ridha (1865 - 1935),
Berasaldari Syria, Rasyid Ridha hidup di Cairo,dan men-
jadi murid setia kepada Muhamad Abduh. Ia adalah pelaksana
idee-idee Muhamad Abduh untuk memperbaiki sistem pelajaran
di al Azhar. la' menerbitkanmajalah al Manar dan meI)1buat
tafsir Muhamad Abduh yang ia catat setiap ia menghadiri
pengajian Muhamad Abduh. Karangan Rasyid Ridha banyak, di

137
antaranya Al Khilafah, dan yang p~ling memuaskan dirinya adalah
kitab al Wahyul Muhammady.

Ali Abdul Razik


Pada halaman 101, Dr. Harun Nasution menulis:"Juga".
Syekh Ali Abdul Razik yang berpendapat bahwa sistem Khalifah
-tidak ada dalam Qur-an".
Kata-kata terse but ditulis dalam rangka memberi contoh ten-
tang murid Syekh Muhamad Abduh:
Saya sendiri kenaI baik dengan almarhum, karena saya selalu
berjumpa dengan kakak beliau, almarhum Mustafa Abdul Razik
yang menjadi Guru Besar Filsafat Islam di tJniversitas Cairo, dan
saya termasuk salah seorang dari muridnya yang tak banyak jum-
lahnya pada waktu tho 1937.

Ali Abti~l Razik adalah sangat berbeda dengan kakaknya


Mustafa Abdul Razik. Ali Abdul Razik orangnya ambisius,. op-
portunist, ia masih kedl ketikaMuhamad Abduhmemimpin gerak-
annya. Ketika Mustafa Kemal Attaturk mensekulerkani negara
Turk!, banyak orang yang ingin memberikan gelar Khalifah
kepada . Raja Abdul Aziz bin Saud yang merdeka dan tidak
ada ikatan politik dengan negara Jmperialis Barat. Tetapi waktu
itu tahun 1926 Sultan Fuad ingiri menjadi Khalifah pada hal. ne-
gerinya diduduki ~entara Inggeris, maka Ali Abdul ~azik menulis
bukunya Al Islam Wa Usul VI Hukm. (Islam dan prinsip-prin·
.sip Ketatanegaraan), yang maksudnya menganggap bahwa Islam
itu agama yang me.ngatur hubungan antara manusia dan Tuhan
dan tidak mengatur keduniaan .. Buku tersebut sangat jauh dari
logika, susunan argumentasinya buat-buatan; untung bahwa Raja
Abdul Aziz al Saud sendiri tidak mau diangkat jadi KhaIifah,
3ehingga soalnya tidak berlarut-Iarut.
Buku Ali Abdul Razik . adalah buku seorang opportunist,
dan bukan ilmiyah., Kita masih in gat pada waktu orde lama
ada orang yang menulis buku-buku Demokrasi terpimpin dengan
.ayat Qur-an dan Hadis.

138


.
-

. Kar.ena buku Ali Abdul Razik itu melemahkan Ishim maka


,ia menjadi sangatpopuler pada kaum orientalis politisi.
Untuk .memasukkan idee Ali Abdul Razik dalam rangkaian
idee Pembaharuan Islam adalah sangat keliru. Pada waktu ini,
buku tersebut telah dikupas kembali dari segi faktor-faktor politik
dalam negeri Mesir pada tahun 1926, dan pada waktu terbitnya
buku terse but telah dikoreksi oleh ulama-ulama besar seperti Ra-
syid Ridha dan Khadr Husein yang pernah menjadi Syekh al Azhar.

Pembaharuan di Turki.

Pada halaman 102 - 105 Dr. Harun.NasutioJ1 membicarakan


modernisasi di Turki, orang yang membaca uraian yang panjang
itu akan mendapat kesan bahwa ia membaca sejarah pergolakan
politik di dalamNegeri Turki. Unttik menyelamatkan negara perlu
ada tentara yang kuat, perlu ada kebebasan berfikir, perlu '.ada
demokrasi.
Dengan begitu maka sesungguhnya judul Bab XI ini perlu
dirobah, bukan aspek pembaharuan dalam Islam tetapi aspek pem
. -baharuan di negara-negara- Islam.' AspekpembahalUan yang di-
bawakan oleh Mustafa Kamal Attaturk tentu saja bertentangan
dengan Islam. Bahwa orang tak boleh melakukan azan dalam
bah,asa Arab, bahwa Hukum Keluarga tidak didasarkan syariat
sudah jelas bertentangan dengan Islam.
Setelah 40 tahun Turki membuang etiket Islam dari segala
aspek kehidupan pada waktu ini kembalilah ciri-ciri Islam di
Turki. Banyak sekolah-sekolah Islam dan bahasa Arab pun kem-
bali dipelajari orang dengan gairah.
,(

Pembaharuan Vmat Islam India,

Pad a halaman !
00: 109 Dr. Harun Nasution membicarakan
pembaharuan dalam umat Islam di India. Ia menyeb1.ltkan sejarah
Syah Wahyullah (1703 .~ 1762) Sayid Ahmad Syahid (1752-

139
1831) dan gerakan Mu}ahidinnya, kemudian ia menyebut -
kan Sir Sayid Ahmad Khan (1817 - 1898) dan berdirinya MAOC
(Muslim Anglo Oriental College) dan akhirnya ia menyeblitkan
Iqbal (1873 - 1938 M) dan Ali Jinnah (1876 .. 1948 m) serta
berdirinya negara Pakistan.
Membaca uraian yang panjang itu, orang dapat menyim-
pulk<,\n bahwa dasar-dasar Islam selalu dapat menjadi landasan
perjuangan untuk kemerdekaan dan perbaikan masyarakat.

Gel'akan Muhamad Abdul Wahab (Wahabiyah 1703 - 1787


Gera kan ini adalah gerakan salaf yang ingin memurnikan
Islam dari unsur-unsur yang datangnya dari luar.
Yang memasukkan Gerakan Muhamad Abdul Wahab dalam
modernisme adalah kauni orientalis.
Sesungguhnya tak ada hubungan antara Muhamad Abdul Wa-
hab dengan modernism atau pembaharuan-pembaharuan cli
negara-negara Islam. Akan tetapi Dr. Harun Nasution yang sudah
kena terlalu jauh pengaruh cara berfikir dan cara menilai
menurut adat kcbiasaan Orientalis, memasukkal1 gerakan Mu-
hamad Abdul Wahab sebagai gerakan modernism. Kemudia11,
hati kecilnya mengatakan pada akhir halaman 95. "Oleh karena
itu gerakan yang dipelopori oleh Muhamad Abdul Wahab kurang;
tepat kalau disebut gerakan pembaharuan' .
Menurut logika: Kalau kurang tepat, jangan dimasukkan. ,
Tetapi dasar pengaruh oriental is terlalu mendalam.

Pembaharuan di Indonesia
Pembaharuan di Indonesia dibicarakan oleh Dr. Harun Na-
sutionpada halaman 110 dan 111, uraian terse but kurang tcr-
atur, Gerakan Padri bukan gerakan pembaharuan.Jam'yatul Khair
bukan gerakan 'pembaharuan sebab gerakan tersebut hanyu me-
rupakan inisiatif orang-orang tertentu yang pengaruhnya tidak
mencakup Indonesia.

140

-,
'.
Al Irsyad adalah gerakan pembaharuan pemimpinnya Al
Marhum Ahmad Surkati. bukan ulama dan Azhar akan tetapi,
seorang ulama dari .Mekkah, danberasal dari Sudan.
Gerakan yang besar dalam sejarah pembaharuan umatlslam
Indonesia adalah' Sarikat Islam yang dipimpin oleh Vmar Said
(bukan Said Vmar) Cokroaminoto. Gerakan itu te'lah menggugah
jiwa bangsa Indonesia dan menyadarkan inereka bahwa mereka
itu adalah budak-budak Kolonialisme Belanda.
Haji Agus Salim adalah figur, yang menonjol dalam Sarikat
Islam, tetapi walaupun Sarikat Islam sudah menjadi kecil karena
bermacam perpecahan di dalamnya, Haji Agus Salim tetap
menjadi b~ntang umat Islam berhubung dengan pengetahuannya
yang luas yang' menimbulkan rasa hormat kepada siapa y~ng
berjumpa dengannya.
Dr. Harun Nasution tidak menyebutkan Majlis Islam A'la
Indonesia, (M.LA.I.) yang didirikan di Surabaya pada tahun 1936
dan merupakar. federasi' :iari seluruh gerakan-gerakan Islam, se-
hingga yang tidak didasarkan atas idee pembaharuan pun ter-
cakup di' dalamnya.
Dr. Harun Nasution juga tidak menyebutkan bahwa sebab
yang langsung mendorong KH. Ahmad'Dahlan mendirikan Mu-
hamadiyah adalah tersiarnya kristenisasi dan k.atolisas( dikalangan
suku Jawa, serta belum meresapnya aj~ran Islamdikalangan
suku Jawa, khususnya lapisan aristokrasiny,a.
Yang paling akl1ir yang perlu disebut, jalah Dr. Harun Na-
sution tidak menyebutkan' Masyumi yang didirikan di Yogyakarta
November tahun 1945 sebagai penjelmaan M.I.A.!, yang pada
zaman pendudukan Jepang diganti dengan Masyumi sebagai alat
propaganda Pemerihtah Militer Jepang.
Masyumi yang didirikan pada akhir tahun 1945 adalah satu-
satunya partai politik Islam di Indonesia, semasa perjuangan
physik menentang kembalinya jajahan Belanda ..

141

.'
12

PENUTUP

Dr. Harun Nasution mengakhiri bukunya, jilid II dengan


fasal "Penutup" karena pentingnya maka saya cantumkan ".Penu-
tup" itu seluruhnya.
Setelah meninjau Islam dari berbagai aspeknya dapatlah
kiranya dirasakan ruanglingkup Islam tidaklah sempit malahan
luas sekali. Dan dapat pulalah kiranya difahami bahwa ka·
lau disebut Islam, yang dimaksud dengan Islam bukanlah hanya
ibadat, fikih, tauhid, tafsir, Hadis dan akhlak. Pengertian Islam
lebih luas dari itu, termasuk di dalamnya sejarah, peradaban,
falsafat, misticisme, teologi, hukum, lembaga-lembaga dan poIitik.
Dalam garis besarnya apa yang terkandung dalam pengertian
Islam dapat dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok ajaran dan
kelompok n'on-ajaran. Dalam kelompok yang disebut terakhir
dapat dimasukkan sejarah, kebudayaan dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang datang ke dalam Islam sebagai hasil dari
perkem bangan Islam dalam sejarah.
Kelompok ajaran selanjutnya dapat pula dibagi ke dalam
ajaran dasar sebagai terdapat dalam AI Qur-an dan Hadis dan ajaran
bukan dasar yang timbul sebagai penafsiran dan interpretasi ulama-
ulama dan ahli-ahli Islam terhadap ajaran-ajaran dasar itu. Dengan
eara demikianlah pemikiran lahir dalam bidang hukum dan bidang
teologi yang menimbulkan berbagai mazhab dan aliran. Dengan
demikian pulalah timbul pemikiran dalam bidang falsafat, mis-
ticisme dan politik.
Pemikiran-pemikiran itu adalah hasil akal manusia, manusia
yang tidak bersifat ma'sum (infallible, tak dapat berbuat salah).
Dengan lain kata' penafsiran atau iriterpretasi ulama-ulama, tegas~

142
nya ajaran-ajaran yang bukan dasar itu, tidak mempunyai sifat
mutlak. Atas dasar inilah maka imam-imam besar tidak mau
menyalahkan pendapat at au penafsiran rekannya, dan maka
mazhab-mazhab dan aliran-aliran yang ada dalam Islam semuanya
dipandang masih dalam kebenaran selama ia tidak bertentangan
dengan ajaran dasar Islam sebagai tersebut dalam Al Qur-an dan
Hadis. Dan at<,,:: dasar ini pulalah maka Ibn Rusyd mengatakan
bahwa AI-Ghazali tidak dapat mengkafirkan kaum filosof. Alasan
pengkafiran hanyalah penafsiran kaum teolog terhadap Ayat-Ayat
Al Qur-an. Demikian juga penolakan kaum Syari'ah terhadap ajar-
an kaum sufi didasarkan atas penafsiran. Oleh karena iiu kaum
sufi meriganggap diri mereka tidak melanggar ajaran dasar Islam;
yang mereka langgar hanyalah penafsiran kalllTI Syari'ah.
Selanjutnya penafsiran-penafsiran itu lahir sesuai· dengan
suasana masyarakat yang ada di tempat dan zaman ia muncuL
Zaman terus menerus membawa perobahan pada suasana masyara-
kat. Oleh karena itu ajaran bukan dasar yang timbul sebagai pemi-
kiran di zaman tertentu belum tentu sesuai untuk zaman lain.
Yang membuat umat Islam banyak bersifat statis ialah
karena merasa terikat pada ajaran-ajaran bukan c1asar yangd:hasil-
kan zaman-zaman yang silam, yaitu ajaran-ajaran bukan dasar yang
tidak sesuai lagi dengan kondisi zaman modern. Hakekat inilah
yang disadari kaum pembaharu Islam, clan untuk pembaharuan,
mereka melihat bahwa penafsiran atau ajaran-ajaran bukan das:at
yang tidak sesuai dengan zaman lagi harus ditinggalkan. Sebagai
penggantinya perlu diadakan ajaran bukan dasar baru ~lengan me-
nimbulkan penafsiran baru dari ajaran dasar yang terdapat dalam
Al Qur-an dan Hadis. Yang mereka maksud dengan meninggalkan
taqlid ialah meninggalkan ajaran-ajaran bukan dasar itu, dan dengan
kembali kepada Al Qur-an dan Hadis, ialah kembali kepada ajaran
dasar dan menyesuaikan penafsirannya dengan tuntutan zaman.
Sebagai dilihat dalam aspek hukum, ajaran dasar itu jumlah-
nya sedikit sekali. Setenlsnya ajaran dasar itu ticlak pula semua
tersifat qat'i at au positif, tetapi banyak yang bersifat zanni, tidak
positif, .-'canoleh karena itu boleh diberi arti selain dari arti lafzi-

143
nya, Dengan lain kat a ajaran dasar yang bersifat absolut dan dog-
matis dalam Islam sedikit jumlahnya. Dengan demikian ruang ge-
rak'dalam Islam tidak sempit malahan luas. Bahwa ruang gerak
itu luas telah dibuktikan oleh sejarah di masa yang silam.
Oleh.karena itu tidaklah berdasar anggapan bahwa umat Islam
mundur, karena agama Islam merupakan penghambat bagi kema-
juan. Umat Islam lambat dalam geraknya mencapai perobahan dan
kemajuan, bukan karena agama Islam, tetapi karena umat Islam
masih terikat pada tradisi nenek moyang. Dalam tiap masyarakat,
- tradisi memang merupakan penghambat besar bagi tiap us aha-
usaha modernisasi, apalagi kalau tradisi itu dianggap mempunyai
sifat sakral".
Pada halaman 113 Dr. Harun Nasution menulis ':yang di-
maksud bukanlah dengan Islam hanya ibadat, fiqih, tafsir, tauhid,
Hadis dan akhlak. Pengertian Islam lebih luas dari itu, termasuk
di dalamnya sejarah, peradaba.n, falsafat, rpisticism,. teologi,
hukum, lembaga dan politik."·
Hal tersebut adalah tidak benar, fikih adalah hukum, tauhid,
adalah yang ia naynakan teologi, akhlak rriengandung politik,
tafsir dan Hadis adalah Qur-an dan Sunnah yang menjadi sumber
hukum dan pegangan bagi tiap orang muslim.
Adapun sejarah, peradaban, filsafat atau politik, ada yang
pertum1:lUh~nnya sesuai dengan Islam dan ada pula 'yang tidak
sesuai. PQlitik mengatakan bahwa kepala negara harus dari suku
Quraisy, terang menyalahi ajaran Islam yang mengatakan bahwa
yang paling mulia adalah yang paling taqwa kepada Allah.
Filsafat yang mengatakan bahwa alam ini rriemancar dari
Tuhan (theori emanasi) terang bertentangan dengan Islam, yang
mengatakan Tuhan menciptakan alam dari tiada (creatio ex nihilo).
Dalam halam<j.n 113 juga Dr. Harun Nasu'tion menulis "Maz-
hab-mazhab dan aliran-aliran dalam Islam semuanya dipandang
masih dalam kebenaran selama tidak bertentangan dengan ajaran
Islam sebagai tersebut dalam Al Quran dan Hadis,. atas dasar ini
pulalah Ibnu Rusyd ~engatakan bahwa Al Gazali tidak dapat

144
mengkafirkan kaum filosof, alas an pengkafiran hanyalah penafsiran
kaum teologi."
Kata-kata tersebut berarti bahwa tak ada fihak yang .salah.
Sebagai saya terangka-n di atas, theori emanasi jelas bertentangan
deng:w Islam. Tuhan dalam Islam adalah zat yang berkehendak,
sedang emal}asi berarti pancaran yang automatis.
Dengan kata-kata tersebut yang merupakan bagian dari pe-
nutup, Dr. Harun Nasution hanya menimbulkan kekacauan da-
lam fikiran generasi muda.
Soalnya _bukan soal kafir atau muslim. Hanya Tuhan yang
berhak menentukan siapa yang kafir itu. Tetapi Islam merupakan
ajaran-ajaran yang tertentu yang menjadi critel1a benar atau'salah:
Yang sesuai dengan ajaran Islam adalah benar, yang tidak senafa;
dengan ajaran Islam tak dapatlah "kita menganggapnya sebagai
ajaran Islam ..
Dalam halaman 113 juga Dr. Harun Nasution menulis "De-
mikian juga penolakan kaumSy"ari'ah terhadap sufi didasarkan
atas penafsiran. Oleh karena itu kaum sufi menganggap bah-
wa diri mereka tidak mela~ggar ajaran ~asar Islam yang .D.ereka
langgar hanyalah penafsiran kaum Syari'ah."
Dengan kata-kata terse but kaum sufi yang mengatakan bahwa
wujud itu satu, tak ada Tuhan dan tak ada makhluk, atau yang
mengatakan bahwa Tuhan itu dapat juga beihulul (incarnasi), ke-
dalamdiri seseorang sufi, orang yang semacam itu tidak menya-
lahi ajaran Islam.
Kalau soalnya begitu, maka saya dengan sangat menyesal
terpkasa mengatakan bahwa penulis buku tersebut belum me-
mahami ajaran-ajaran Islam.
Pada pokoknya pasal ,;Penutup" ini menunjukkan jiwa dan
fikiran Dr. Harun Nasution "dengan jelas : Islam itu luas sekali,
semua ahli hukumnya benar, semua ahli filsafatnya benar, semua
ahli misticnya' benar; semua itu karena ajaran dasar Islam.
jumlahno/a sedikit sekali. Kecuali .sedikit sekali,jumlal1l1ya, ajaran

145
dasar itu tidak pula semua bersifat positif (qat'i) tetapi banyak
yang bersifat dhanny ~,-~Jakpositif) dan oleh karena itu boleh
diberi arti selain' arti lafzinya.
Kata-kata tersebut di atas _akan menjefllmuskan umat -Islam
kcpada penafsiran yang bukan-bukan seperti yalig dikatakan oleh
ahli sufi. Dan dengan begitu pula maka syari'at dapat ditafsirkan
secara simbolis seperti yang dilakukan oleh kaum kebatinan ~yang
menafsirkan wujud taqwa dan sebagainya dengan cara yang sangat
jauh dari ajaran Islam.

Paragraph terakhir

"Oleh karena itu tidaklah berdasar anggaiDan bahwa umat Islam


mundur, karena agama Islam merupakan penghambat bagi kemaju-
an. Umat Islam lambat dalam geraknya mencapai perobahan dan
kemajuan, bukan karena agama Islam, tetap! karena urn at Islam
masih terikat pa·la tradisi nenek moyang. Dalam tiap masyarakat .
tradisi memang merupakan penghambat besar bagi tiap usaha-usaha
modernisasi, apafagi kalau tradisi itu dianggap mempunyai sifat
sacral. "
Paragraph terakhir ini bagi orang yang tidak memperhatiRan
benar kelihatan sangat baik. Tetap-i kalau diperhatikan dengan jelas,
paragraph tersebut mengajak kitakepada nama Islam, tetapi menga-
nut idee-idee baru yang melanggar Islam; dengan memberi tafsiran-
tafsiran baru kepada ajaran Islam, karena ajaran itu banyak yang
tidak posifif, lagipula sedikitjumlahnya.
Titik tolak pendapat tersebut adalah bahwa Islam itu ada,
suatu fakta yang nyata dalam dunia ini. Kalau kit a menafsirkannya
menurut kebutuhan kita sekarang, kita akan dapat'mencapai kema-
. juan. Tetapi kalau kita terikat dengan faham dahulu yang kita
anggap sacral,. kita akan tetap terbelakang.
Seharusnya bagi seorang yang menjabat Rektor LA.LN.
Syarif Hidayatullah Jakarta, ia harus berfikir bahwa Tuhan mem-
beri petunjuk kepada manusia berupa Islam, yaitu agama Samawi
yang terakhir sesudah' agama Yahudi dan Kristen. Um ..•t Islam

146
hanyadapat maju dan kuat jika melakukan ajaran-ajaran yang
terdapat dalam AI Qur-an dan Hadis. Al Qur-an menyuruh kita
untuk bertikir, maka llrnU pengetahuan harus dipelajari oleh' umat
Islam.
Islam adalah pegangan bagi umat manusia. Kita umat Islam
sedunia bukan berkewajiban memberi tafsiran baru, tetapi me-
mahami Islam dalam konteks keadaan sekarang. Ada perbedaan
besar antara memberi tafsiran baru dan memahami dalam konteks
keadaan sekarang. Kalau memberi tafsiran baru berarti bahwa kita
harus menyesuaikan diri dengan keadaan baru dan mencari dasar
penyesuaian itu dalam AI Qur-an dan Hadis. Kalau kit a memahami
Al Qur-an dalam conteks keadaan sekarang ini berartibahwa tidak
semua yang terjadi dalam kemajuan kehidupan dunia lni sesuai
dengan Islam." Adat istiadat secara Islam yang diberik~m oleh-
Rasulullah memang ada sifat sacralnya, tetapi justru di situlah
terletak kekuatan Islam.
Dr. Harun Nasution selalu menggambarkan rasa kagumnya
. kepada Kebudayaan Barat seakan-akan segala yang ada di Barat itu
bersifat mutlak. Fikiran manusiapun dianggap mutlak.Bagi seorang
muslim, oahkan bagi pemikir-pemikir .dari Barat sendiri seperti
Raymond Aron mereka mengatakan bahwa sekarang ini terdapiH
gejala-gejala kehancuran (decadel1si) dalam kehidupan di Barat
baik kehidupan ke1uai'ga, hubungan antara orang tua dan anak,
kehidupal1 sex dan bin-lain. (Raymond Aron dalam karangannY<l
"Pledoyer pour l'Europe decadente").
Orang .Bara t sedang' bingung mencari pegangan baru. Kita
harapkan pada suatu ketika mereka akan menemukan petunjuk .
yang mereka cari itudalam AI Qur-an.

147
KESIMPULAN

Telah agak hima say a menerima pengaduan daripada maha-


siswa dan dosen-qosen tentang kuliyah-kuliyah Dr: Harun Na-
sution. Ketika saya membaca bukunya yang berjudul: Islam di-
tinjau dari berbagai aspeknya, saya menjadi yakin akan kebe-
naran keluhan-keluhan yang saya dengar.
Karangan Dr. Hamn Nasution yang diwajibkan untuk dipe-
lajari mahasiswa I.A.I.N. adalah buku yang penuh dengan fikiran
kaum oritntalis yang beragama Kristen.
I. Pernyataari bahwa Tuhan tidak perlu ditakuti tetapi dicintai,
adalah kata Kristen.
II. Agama monotheisme adalah Islam, Yahudi, Kristen (Pro-
testan dan Katolik) dan Hindu adalah fikiriln comparative
religion' yang ditimbulkan oleh orang-orang yang menga-
ku berdasar ilmiyah dengan tidak beriman sedikitpun.
III. Orang-orang yang kotor tidak akan diterima kembali ke
sisi. Yang Maha Suci, adalah expressi Kristen, pengaruh dari
Neo Platonisme dan Gnosticisme.
IV. Injil adalah teksnya bukan wahyu, yang wahyu adalah isi
atilU arti yang terkandung dalam text itu.
Pernyataan terse but adalah pernyataan yang lebih Kristen
daripada teolog-teolog Kristen. Orang Kristen mengatakan
bahwa wahyu adalah yang mendorong penulis-pe'nulis Injil
untuk menulis Injil masing-masing, adapun isinya banyak
yang salah, karena manusia tidak luput dari kekhilafan.
V. Tidak dapat diketahui dengan pasti mana Hadis yang betui
berasal dari Nabi" dan mana yang dibuat-buat. lr.l adalah

148
.f;

pendapat Goldziher, seorang Yahudi dari Hongaria.


VI. Istillsan yang dibawa oleh Abu Hanifah, At Masalih AI
Mursalah' yang dicetuskan oleh Malik bin Anas ditolak oleh'
al Syafi'i, Qiyas yang dicetliskan oleh al Syafi'i ditolak oleh
Ibn Hazm al Zahiri. Pintu Ijtihad ditutup .•
Semua itu merupakan: gambaran suram -tentang hukum
Islam ditulis oleh seorang sarjana Islam. Sedangkan· ahli
hukum di Perancis mengeluarkan pemyataan dalam kon-
ferensi hukum Islam di Paris sebagai berikut :

Para peserta Kongres merasa tertarik oleh problema-


pr~blvma y:;tng dilon tarkan dalam Minggu Hukum Islam dan
oleh _diskusi mengenai problema tersebut, serta mendapat
kesimpulan yang terang bahwa prinsip Hukum Islam. mem-
punyai nilai yang -tak dapat dibantah, dan bahwa variasi
aliran-aliran dalam hukum Islam mengandung kekayaan-
kekayaan ilmu hukurr. yang istimewa yang memungkinkan
hukum in! untuk melayani hajat penyesuaian dengan ke-
hidupan modern. (dikutip dari "Hukum Islam dan pelaksana-
annya dalam Sejarah, terbitan ,Bulan Bintang 197~.)
VII. "Sementara itu Islam dalam syjarah mengambil bentlj.k
ketatanegaraan." Ini adalah konsep Kristen, karena dalam
Kristen yang dibawa oleh Nabi Isa tak mengandungkon-
-sepsi tentang negara Kristen.
VIII. Pemikiran pembahasan modernisasi mengandung arti fikiran,
"aliran, gerakan dan usaha untuk merobah faham-faham,
adat istiadat, institusi-institusi lama agar. disesuaikan dengan .
pendapat-pendapat dan ,keadaan-keadaan baru yang ditim-
bulkan ilmu pengetahuan mod€rn. Pembaruan dalam Islam
mempunyai tujuan yang sama. Pembaharuan dapat dilaku-
kan mengenai interpretasi atau penafsiran dalam a~pek
teologi, . hukum . dari seterusnya dan mengenai lembaga-
lembaga."

Ini semua berarti bahwa yang ada di Barat itu semua

149
benar dan sempurna. Dan oleh karena Vmat Islam tak dapat
meninggalkan Al Qur-an dan Hadis, maka diperlukan interpreta-
si bam' tep:tang Ayat-Ayat, apalagi Ayat-Ayat itu banyak yang
dubious ..
Dengan begitu maka yang -mutlak adalah yang terjadi di
Barat yang beragama Kristen. Kita yang beragama Islam hanya
dapat memberi interpretasi bam kepada ayat-ayat Al Qur~an.
Hal tersebut adalah fikiran orang yang belum yakin akan
keunggulan isi Al Qur-an .dan belum sa~ar akan kelemahan dan
bibit-bibit kehancuran yang sekarang tumbuh di Barat.
Akhir kata
Semula kita, Vmat Islam Indonesia menginginkan generasi
mud a yang mahir Qalam ilmu ke Islaman, bahasa Arab, Al Qur-an
Syari'ah,Tauhid dan lain-lain. Di saJi1ping itu Il)ereka hams menge-
tahui ilmu-ilmu baru: Sosiologi, Hukum, ~an Filsafat dan lain-lain.
Buku Dr. Hamn Nasution menunjukkan bahwa sekarang
ada di aritara kita yang terpengaruh oleh metode orieiltalis
barat sehingga menganggap Islam sebagai suatu gejala masyarakat
yang perlu menyesuaikan diri dengan peradaban Barat.
Dengan begitu akan hilanglah identitas' Islam kita, dan'
akan hifanglah kekuatan jiwa yang kita peroleh dari Al Qur-an.
Buku Dr. Hawn Nasution telah membantu terciptanya
masyarakat se1)1acam itu, masyarakat modern yang segala-galanya
di dalamnya benar, dan agama' Islam harus dirobah penafsiran-
nya sehingga sesuai dengan peradaban barat itu ..
Aku berdo'a kepada Allah s.w.t., mudah-mudahan tulisan
ini dapat menghindarkan bahaya yang besar Hu ..

.~~ /''''~I=~:''/ 1''',


:J ~..u~~~Q' ~./ ./: ./ '" '/I:"./j;·"!
a~l~w
• ./"'l":.'.:....... •• t'~ Y;~.(,.-t/·~>
,,XI:,..).J

A I tJ'.,t Si . ~\i~'i
~ ~ 3'\ ~\
- "/
»Ya Allah, janganlah Engkau menyesatkan hati kami setelah Engkau
memberi petunjuk kepada kami, dan berilah kami rahmat dari padaMu,
sungguh Engkau maha Pemberi."

150
DAFTAR NAMA-NAMA DAN ISTILAH

A apatis, 84
'aqidah, 118
Abbasiyah, 30, ,76 Arabisme, 7 J
Abdullah bin Mas'ud, 95 'arad, 116
absolut, 51, 144 arbitrage, 105
abstrak, 44, 68, 84 argumen tasi, 81
Abu' Bakar al Sidik, 64, 79 Aristoteles, 54, 114
Abu Hamid al Sa'di, 67 Arnold, T.W., 60
Abu la'far al Mansur, 30 artikel, 129
Abul Hasan Ubaidullah al Karkhi, 84 ascetisme, 50
Abu Hanifah" Imam, 80 aspek hukum, 37, 53
Abu Musa al Asy'ari, 97,105 aspe~ ibadah, 39
Abu Zahrah, 61 aspek politik, 37
accident,1i 6 aspek sejarah, 39" 53
al 'adl, 103
aspek teologi, 53
Afrika, 53 Assassin, 55
Agha Khan, 59
astrophysic, 119
agresi, 69 Asy'ariyah, 103, ,108
Agus Salim, 141 atti tude, 18
ahad, 90 autorita'tif, 18
al Ahkam al Sultaniyah, .60 Aveqoism, 117
ahlu] haHi wal 'aqdi, 64 Avicenna, 54
Ahlussunnah, 57,,85 Ayubiya.h; 84
ahluzimmah, 76
Azariqah, 103
Ahmad Amin, Prof., 110, 114 Al Azhar, 26, 134
Ahmad Khaft, 110
Alan Richardson, 29
Albert Ie Grand, 117
Alexandria, 55 B
l Abdul Razik, 138
Ali
Ali Ibn Abi Talib, 32, 124 bai'at, 64, 65
Ali Jinnah, 140 Barbar, 68
Aljazair, 106 Basque, 75
Amawiyah, 30, 76 Baybars, 84
Ambisius, 138 Belanda, 141
Amr bin al 'Aas, 105 Benyamin Franklin, 132
Anas bin Malik, 124 Bonoventure, 117
anim!s~e, 43 al Bukhari, 31, 66, 91

151

.•..
.~
:,

c 'expandere, 53
expansi, 75
Cairo, 12 I).' expedisi, 133
Calvin, 130.' .el'plisit, 95
city state, 68' .¢xpres~i, 18
Cladius. Ptolemy, '13 I extrim, 5_9
Code Napoleon, 101
comparative religion, 148
conservatif, 113 F
Copernicus, 131
C<;>rdova, 117 fanatisme, 71
Cosmic movemcn t, 115 al Farabi, 60, 114
cosmology, I 19 fatalisme, 109
neatio e xnihilio, 144 Fatimah, 38
l'atwa, 83
alfaqr, 125
D federasi, 141
feodalism, 131
Oaud al Ohahiri, 95 filosuf, 54, 143
decadensi, 147 Fiqih al akbar, 102
Demokrasi, 13!\ firqah, braq, 103
dhalim,60 first principle, 1 J 5
Dhanny,87 formalitas, 50
dharuriyat, 82 form ii, 49
dialectic, 126 Francis Bacon, 131
dialog, 43 al Furat, 77
diyal, 74
diplomasi, 30
dogmatis, 144 G
Dubious" 87
Gabriel Hanoteau. 137
al Gazali, 60, I 15
E generasi muda, 34, 41
Genkiz Khan, 84
Earnest Renan, 136 genus, 18, 25, 122
ekonomi, 36 Geordano Bruno, 131
emanasi, 3S Ghurabiyah, 59
emansipasi, 74 Gnosticism, 42, 45, 122
Emile Durkheim, 16 Gold ziher, 80
Emmanuel Kant, 112
emosionil, 17
empiris, 104 H
Europa Timur, 24
exclusif, 16 hablum min Allah, S6
executif, 68, 78/ bablum minannas, 56
Existensialism religious, s2 al Hafi, 125

152
Hanafi, 134 1ahmiyah, 106
Harun Nasution, Dr:, 21,39,46 JamaluddiI) al Afgani, 85,' no, 136 '
Hasan al Basri, 103 Jam'yatu! Khair, 140
Henoteisme, 19 jarahan, 64
hierarchi, 68, 73 aI, J auziyah, 137
Holy, 21 Jean J aq ue Rousseau, 68
Hulagu Khan, 84 Jepang, 141
Human monopsychism; 118 jihad, 65'
Jizyah, 54
judicatif, 68, 78
juziyat, 116

Ibadiyah, 106
Ibn Arabi, 127 K
Ibnu Ham~a!, Imam, 83
ibn Jama'ah, 60 kapitalist, 69
tbnu Rusyd, 117 Karim Khan, 59
Ibnu Sina, 60, 115 Karl Marx, 69, 132
Ibn Qoyyim, 137 Kasaniyah, 59
idealis, 114 Katolik,23
idee, 114 kebatinan, 50
identifikasi, 71 Khalid bin Walid .. 77
Ihya Ulumuddin, 126 Khalifah, 57, 60, 62
Ijma', 80, 93 Khawarij, 57, 58, 93, 103
ijtihad, 73, 82 Khoja, 59
iIIat, 81 Khulafa Rasyidin, 30
Imam-imam, 57; 64 al Kindy, 114
implicit, 95 kodifikasi, 38, 101
incarnasi, 145 komersialisasi, 66
individuil, 56, 86 Komunis, 58-
infallible, 142 konotasi, 15
Injil Lukas! 21 konsensus, 80
Injil Yahya, 28 konsep Tuhan, 44
international, 2I kontradiksi, 43
Iqbal, 140 kontrak, 60
Iran, 59 koreksi, 39
Isa, Nabi, 34, 129 Kristen, 27
Isma 'i1iyah, 59 Kronologis, 60
Istambul, 136 Kurdi,7S
Istihsan, 60, 97 al Kutubal Sittah, 91
Itali, 131

L
J
latent, 7S
Jabariyah, 109 !egislatif, 68; 78

153
I 'esprit des Lois, '68, 78 milngkar, 70
Liberal, 29, 109 Murji'ah, 103
logika, 138 ' Muslim, 66, 91
Logos', 1 28., mustahak, 58, 59
~.ybia, 134, , Mustafa, l02 .
,'m'usyrik,.105, ,
. mutakallimin, I f3., 119
M aJ Mutawakkil, 108
mutawatir, 90
Madrid, 117 Mu'tazilah, 51,93, 103
Malik bin Anas, 30
Malik, Imam. 80
Mamalik,84 N
mansukh, 84
maqbul, 94 Najdah Ibn 'Amr AI Hanafi, 57, 58
Martin Luther, 130 nas, 96
ma'ruf, 70 Nasai, 91
al Masalih al Mursalah, 80, 81 Nazariyatul .Faidh, 115
maslaha t, 57 necessities, 82
masyhur, 90 nega tif, 127
materiil, 42 Neo Platonisme, 34, 55,115
Maturidiyah, 107 netral, 35
maudu',90 nomocrcaty, 73
Maula,74 noumena, 51, 112
Mawali, 73 norma, 22
al Mawardi, 60 numinous feelings, 45
al Mazahibal Islamiyah, 61
mazhab, 81,
Metode, 57, 71 o
missa, 129,
misticisme, 39 opportunist; 138
mistik, 35, 50, 129 orde lama, 138 ..
moderat, 106 Oriental empire, 68
modernisasi, 40 Orientalis, 32, '58, 139
monoteis, 20 orisinil, 32
Montesquieu, 68, 78· Orth,odox, 24
moral, 45 Oxford, 28
Mu'adz, 97
inu'amalat, 82
Mu'awiyah, 103 p
Muhakkimat, 105
Muhammad Abduh, 85, 110 paragraph, 49
Muhammad Khudari, Syekh, 80, 98 passip, 41
Muham'mad, Nabi, 16,25 Paus', 73
mu 'jizat, 26 Pekojan, 59
ll1ujtahid, 93 periode, 38, 80

1~4

','
permanent, 69 roh,123
Persia, 68 Romawi,68
phenomena emj;liris, 59 Rosenthal, E. (J, 60
physik, 69 j{udolf Otto, 21; 45
Russia; 2,4
pidana, 3f .
Plato, 60, 114
Plotninus, 114
plus-value, 69 s
politeis, 105
p-oliteisme, 23, 43. sacred, 17
Porphyry; 115 sahih, 90, 92
primitif, 17, 40 , sakral, 144
prinsip, 37 Salehiyah, 106
proporsi, 85 Saluba bin Nastuna, 77
prospek, 68 samawi, 16
Protestan, 23 san ad, 57, 90
Pyreence, 75 seleksi, 32
sex, 124, 147
Spanyo], 53, 1 J 7
Q species, 18, 25, 56
spiritual movement, 1J 5
qat'i, 90, 143 stasion, 125
qiyas, 81, 96, 143 statis, 83
Quebec, 75 Subhi al Mahmasani, Dr., 81, 94
Quraisy, 57 sufi, ]25
Qurtubah, J 17 sukuisme, 75
sunny, 107
Syadidul iqaab, 44
R al Syafi'iy, Imam, 80
syara', 82
Rafidah, 59 syi'ah, 58, 93
rasial, 75 syi 'ah Dua bel as, 58
rasionalist, 121 syi'ah Istna 'asyriyah, 58
Rasyid Ridha, 23, 62, 137 syi'ah Sab'iyah, 59
rawi,90 .syi'ah Zaidiyah
Raymond Awn, 147 syi'iy, 107
al Razi, 121 systematis, 48
reaksi, 52 syura, 62
realis, 114 syuruth, 9 J
realitas, 27 syu'ubiyah, 75, 76
reform, 64, 130
relevan t, 104
religion, 15
Rene Descartes, 131 T
Respons, 17
Rlsalah tauhid, 102 Ta'abbud, 82

155
'.
..... ' ..' .':

~
.

';' :.ta~t·in,·90··.···: v
:ar,iafita~,8S
" .T-ajdj'd;'1-30:, .. 'vested interest, 13.4
. t.ak"lid; 82 voltage,. 132
. ':ta~akal, 7!>
.. '
ta'wi/; l;l4, 109 w
.teologi, -33, 3 n
:teori, 39 wahyu, 26,. 62
terror, 71 Wasil bin 'Ata, 103
The Khaliphate, 60 William (~i]be.rt, 132
Thomas Aquinas, 117 William San day, 29
toleransi, 24, 69, 122
tradisi, 15, 19 y
tragedi, 37
trinitas, 18 Yahudi, 19, 146
Truedeau, 75 Yaman: 59
- Turkistan, 91 Yesus, 21, 28, 129
Turrnuzi, 91 Yunani, 34, 60, 11)
Yunusiyah, 106

z
u
Zahid, 12'1
Urnar bin Abdu!.Ajiz, 30 Zahiri, 149
Urnar bin Khattab, 26 Zaid bill Ali Zainal Abidin, 59
unity of the intellect, 118 Zanni, 144
universil, 51, 69 Zimmah, 77
Ushul Fiqih, 80 Zuhud, 126
Uthrnan bin Madh'un; 124 Zwingli, .130'

156
Pere. "SINAR HUDAYA OFFSET" Jakarta.

You might also like