You are on page 1of 21

AKTIVA TETAP

 
PENGENALAN TERHADAP AKTIVA PABRIK
Aktiva pabrik adalah aktiva yang ditahan lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi-operasi
perusahaan.  Tanah, bangunan, peralatan, perabotan, dan mesin adalah contoh aktiva-aktiva pabrik. 
Ketika suatu aktiva pabrik diperoleh pada awalnya, selurub biaya yang terjadi untuk perolehan dan
instalasi didebitkan pada perkiraan aktiva pabrik.  Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
tanah dapat didebitkan baik pada Tanah, Perbaikan Tanah, atau Bangunan, tergantung dari seberapa
permanen mereka dan berapa lama mereka diharapkan untuk bertahan.
 
DEPRESIASI
Seluruh aktiva pabrik, kecuali tanah, mengalami depresiasi.  Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi
adalah fisik dan fungsional.  Depresiasi fisik muncul dari penggunaan aktiva pabrik yang sebenarnya. 
Depresiasi fungsional berhubungan dengan faktor-faktor keusangan seperti kemajuan teknologi dan
kebutuhan yang kurang akan suatu produk.  Tujuan mencatat depresiasi adalah untuk menunjukkan
penurunan kegunaan dari suatu aktiva, bukan penurunan dari nilai pasarnya.  Depresiasi hanya
mengurangi nilai perkiraan aktiva pabrik, dia tidak mengurangi perkiraan kas atau mempengaruhi aliran
kas.
 
MENENTUKAN DEPRESIASI
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan.  
Depresiasi hanya dapat diperkirakan karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang
potensial.  Nilai sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan.  Perhitungan depresiasi
berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa.  Beberapa metode digunakan untuk menghitung depresiasi. 
Metode garis lurus adalah yang paling terkenal.  Metode-metode depresiasi yang berbeda dapat
digunakan untuk informasi laporan keuangan dan keperluan pajak.
 
METODE GARIS LURUS
Metode garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah yang sama dari depresiasi untuk setiap periode
selama usia kegunaan aktiva tersebut.  Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya
awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia.  Oleh karena kemudahannya, maka dia
merupakan metode yang paling banyak digunakan.
 
METODE UNIT PRODUKSI
Metode unit produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang digunakan. 
Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas produksi.  Biaya mula-mula
dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas produksi untuk menentukan tingkat depresiasi unit
produksi pemakaian per unit.  Sebagai contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas
barang-barang yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan, jumlah mil yang
dikendarai atau muatan ton.  Beban depresiasi dalam suatu periode ditentukan dengan cara mengalikan
pemakaian tingkat tetap unit produksi.  Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika pemakaian
aktiva berubah-ubah dari tahun ke tahun.
 
METODE SALDO MENURUN
Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular
untuk mempercepat depresiasi.  Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan
oleh metode garis lurus.  Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan
tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik.  Meskipun demikian, suatu aktiva tidak
dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa.  Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun
pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.
 
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi.  Depresiasi tahunan
dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan
angka pecahan dari depresiasi.  Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk
usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15.  Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. 
Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
 
MEMBANDINGKAN METODE-METODE DEPRESIASI
Metode-metode depresiasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda juga, dan dalam beberapa
keadaan kegunaan dari metode depresiasi tertentu disarankan.  Ketika penggunaan aktiva berfluktuasi dari
waktu ke waktu, metode unit produksi dianjurkan.  Untuk aktiva yang kegunaannya menurun lebih awal,
dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang tinggi sehubungan dengan bertambahnya usia
mereka, maka bentuk dari depresiasi yang dipercepat harus digunakan, misalnya metode saldo menurun
dan jumlah angka tahun.
 
DEPRESIASI DAN PENDAPATAN PAJAK
Untuk kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus, saldo menurun, jumlah angka tahun, dan unit
produksi diperkenankan sebelum tahun 1981.  Antara tahun 1980 dan 1987, baik metode garis lurus
maupun Sistem Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated Cost Recovery System (ACRS) dapat
digunakan.  Undang-undang Perbaikan Pajak / The Tax Reform Act tahun 1996 merevisi ACRS dengan
menyediakan daftar nilai depresiasi untuk delapan kelas aktiva pabrik.  Penggunaan metode depresiasi
dipercepat mengurangi kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.
 
MENINJAU KEMBALI PERHITUNGAN DEPRESIASI
Oleh karena depresiasi merupakan perkiraan, maka dia perlu sering direvisi secara periodik selama
kehidupan aktiva.  Kesalahan dalam memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun umur kegunaan, ataupun
keduanya memerlukan suatu revisi.  Revisi dari depresiasi hanya mempengaruhi beban depresiasi di masa
yang akan datang. 
 
MEMBUKUKAN BEBAN DEPRESIASI
Ketika depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi didebitkan, dan Akumulasi Depresiasi
dikreditkan.  Akumulasi Depresiasi merupakam perkiraan lawan/pengganti aktiva yang menurunkan nilai
aktiva pabrik.  Penggunaan perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan pada
biaya, dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika suatu revisi diperlukan atau
metode depresiasi yang berbeda digunakan.  Pada saat suatu aktiva terjual, maka seluruh perkiraan yang
berhubungan dengan depresiasi aktiva tersebut disesuaikan.
 
BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN
Pembelanjaan atas aktiva pabrik terdiri atas dua kategori:                                                               1)-
belanja modal: pembelanjaaan ini meningkatkan kapastitas produktif, efisiensi atau usia kegunaan dari
aktiva, dan 2)- belanja pendapatan: pembelanjaan ini termasuk mempertahankan dan memperbaiki
aktiva.  Jika belanja meningkatkan efisiensi atau kapasitas suatu aktiva pabrik, maka perkiraan Aktiva
Pabrik didebitkan.  Jika belanja meningkatkan umur kegunaan dari suatu aktiva pabrik, maka perkiraan
Akumulasi Depresiasi didebitkan.  Belanja pendapatan dibebankan di tahun yang bersangkutan.
 
PELEPASAN AKTIVA PABRIK
Aktiva pabrik dapat dilepas dengan cara menbuang, menjual, atau menukarkannya dengan aktiva lain. 
Tanpa memperhatikan bagaimana aktiva pabrik dilepaskan, nilai buku aktiva menjadi samasekali tidak
berguna, dia diambil dari semua catatan perusahaan dengan cara mendebit perkiraan Akumulasi
Depresiasi dan mengkredit perkiraan Peralatan.  Ketika suatu aktiva dibuang sebelum usia kegunaanya
dinilai, maka kerugian harus didebitkan pada perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik.
 
PELEPASAN AKTIVA PABRIK
Ketika suatu aktiva pabrik terjual, perkiraan Kas dan Akumulasi Depresiasi selalu didebitkan, dan
perkiraan Peralatan dikreditkan.  Pada saat terdapat kerugian atau keuntungan dari penjualan, maka baik
perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik ataupun Keuntungan atas Pelepasan Aktiva Pabrik akan
memiliki suatu catatan akuntansi.  Ketika aktiva pabrik yang lama ditukarkan dengan aktiva pabrik yang
baru, maka biasanya disetujui bahwa keuntungan apapun dari suatu pertukaran tidak perlu diakui.   Jumlah
yang dimiliki setelah kredit untuk tukar tambah diketahui sebagai boot (sejumlah uang yang diserahkan
besama aktiva terpakai untuk memperoleh aktiva baru), dimana dia juga memerlukan pembayaran tunai. 
Catatan transaksi akuntansi untuk keadaan ini adalah Mendebit Depresiasi Akumulasi (peralatan lama)
Mendebit Aktiva Pabrik (peralatan baru)
Mengkredit Aktiva Pabrik (paralatan lama)
Mengkredit Kas.
 
BUKU BESAR TAMBAHAN UNTUK AKTIVA PABRIK
Ketika perusahaan mempunyai sejumlah besar aktiva pabrik untuk tetap ditelusuri, maka kegunaan buku
besar tambahan dianjurkan.  Informasi yang terperinci dari masing-masing aktiva pabrik disimpan dalam
buku besar tambahan.  Seluruh aktiva pabrik dapat diidentifikasi secara khusus dengan angka yang
diberikan.  Bagian pertama dari angka berhubungan dengan perkiraan buku besar umum, sementara
bagian kedua dari angka menunjukkan identifikasi yang diberikan terhadap aktiva.  Secara periodik,
adalah disarankan untuk membandingkan saldo-saldo dalam buku besar tambahan dengan perkiraan-
perkiraan pengendalian dalam buku besar umum.  Buku besar tambahan sangat berguna dalam
menentukan beban depresiasi, memilah bentuk pajak dan asuransi, sama halnya seperti membukukan
pelepasan aktiva pabrik.
 
METODE PENYUSUTAN GABUNGAN
Metode depresiasi penyusutan gabungan menentukan depresiasi dari sekelompok aktiva pabrik yang sama
dengan menggunakan suatu nilai tunggal.  Nilai ini ditentukan dengan cara membagi depresiasi tahunan
dengan biaya total yang sebenarnya dari aktiva.  Meskipun peralatan tertentu dalam kelompok mungkin
ditanbahkan dan diberhentikan, metode ini mengasumsikan bahwa gabungan tersebut akan tetap didak
berubah.  Keuntungan dan kerugian dari pemberhentian atau pelepasan aktiva tidak diakui.
 
MENYEWAKAN AKTIVA PABRIK
Suatu perusahaan dapat menyewa suatu properti untuk jangka waktu tertentu dibawah suatu kontrak yang
dikenal sebagai sewa guna usaha.  Orang yang menyewakan (lessor) adalah pemilik dari properti, dan
penyewa (lessee) adalah pihak yang memiliki hak untuk menggunakan properti.  Sewa guna usaha yang
meliputi lebih dari sebagian besar umur aktiva, dan juga memindahkan kepemilikan kepada penyewa
pada akhir sewa guna usaha, disebut dengan menyewakan modal.  Aktiva yang berada dibawah modal
harus ditunjukkan dalam neraca, dan oleh karenanya Aktiva Pabrik didebitkan dan perkiraan kewajiban
modal dikreditkan.
 
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Aktiva tidak berwujud tidak mempunyai keberadaan fisik.  Mereka tidak dipegang untuk penjualan, dan
biasanya mereka bernilai lebih tinggi bagi perusahaan.  Mereka termasuk paten, hak cipta, merek dagang,
goodwill, dan hak kelola.  Kecuali untuk goodwill, sebagian besar aktiva tidak berwujud menerima
perlindungan hukum untuk penggunaan ekslusif.  Biaya perolehan perlindungan hukum untuk aktiva
tidak berwujud harus didebitkan pada perkiraan aktiva tidak berwujud.  Kerugian nilai periodik dari
aktiva tidak berwujud disebut dengan amortiasi, dan dibebankan setiap tahun.  Biaya penelitian dan
pengembagan diperlakukan sebagai beban pada tahun yang bersangkutan, dan tidak dianggap sebagai
aktiva tidak berwujud karena keberhasilan mereka di masa yang akan datang tidak pasti.
 
DEPLESI
Alokasi periodik atas penggunaan sumber daya alam disebut dengan deplesi.  Lapisan mineral, batu bara,
kayu, gas alam, dan minyak tanah merupakan subyek dari deplesi.  Beban Deplesi didebitkan dan
Akumulasi Deplesi dikreditkan untuk jumlah penggunaan selama periode yang bersangkutan. 
Penggunaannya didasarkan atas tahun berjalan produksi sebagai hitungan pecahan kapasitas total, dan
penentuannya pada dasarnya sama dengan metode depresiasi unit produksi.

Contoh perhitungan metode garis lurus


PT. LATIFAH telah mendatangkan sebuah mesin cetak digital seharga Rp.
30.000.000,00. Mesin tersebut di atas diperkirakan akan berumur 5 tahun
dengan nilai residu sebesar Rp. 5.000.000,00.
-
Kapasitas produksi total cetak mesin 1000.000 unit
- Produksi aktual Tahun 1 sebesar 250.000 unit
- Produksi aktual tahun 2 sebesar 230.000 unit
- Produksi aktual tahun 3 sebesar 210.000 unit
- Produksi aktual tahun 4 sebesar 170.000 unit
- Produksi aktual tahun 5 sebesar 140.000 unit

Untuk menghitung besarnya berapa beban penyusutan pertahun adalah sebagai


berikut:
Tarif depresiasi = 100% : 5 tahun = 20 % /tahun

Beban depresiasi = Harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi = (30.000.000 – 5.000.000) x 20%
= 25.000.000 x 20% = 5.000.000 /tahu

Apabila kita buat tabel jadwal depresiasinya adalah sebagai berikut:

Tahun Harga Perolehan Didepresiasi Tarif depresiasi Beban depresiasi Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1 25.000.000 20% 5.000.000 5.000.000 25.000.000
2 25.000.000 20% 5.000.000 10.000.000 20.000.000
3
25.000.000
20%
5.000.000 15.000.000 15.000.000
4
25.000.000
20%
5.000.000 20.000.000 10.000.000
5
25.000.000
20%
5.000.000 25.000.000 5.000.000

Contoh perhitungan metode saldo menurun:


Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal pada metode garis lurus yaitu PT.
LATIFAH.
Tarif depresiasi
= 100% : 5 tahun x 2
= 40 % /tahun
Tahun Harga Perolehan Tarif
depresiasi
Beban
depresiasi
Akumulasi
depresiasi
Nilai buku
1
30.000.000
40%
12.000.000 12.000.000 18.000.000
2
18.000.000
40%
7.200.000 19.200.000 10.800.000
3
10.800.000
40%
4.320.000 23.250.000 6.480.000
4
6.480.000
40%
2.592.000 25.842.000 3.888.000
5
3.888.000
40%
1.555.200 27.397.200 2.332.800
Metode Jumlah Angka-angka Tahun (sum of the year digits)
Metode ini juga akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-
tahun awal dan semakin kecil pada tahun-tahun akhir (metode depresiasi yang
dipercepat)
Metode ini disebut sebagai Jumlah Angka-angka Tahun karena depresiasinya
didasarkan pada suatu pecahan yang :
1. Pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak awal
tahun ini
2. Penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun
pemakaian yang terakhir
Rumus :
X
=
Untuk aktiva yang ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka-angka tahunnya
adalah 1+2+3+4+5 = 15.
Depresiasi per tahun dihitung dengan mengalikan harga perolehan didepresiasi
dengan pecahan metode angka-angka tahun
Contoh perhitungan metode jumlah angka tahun:
Kita gunakan soal yang sama dengan contoh soal PT. LATIFAH.
Tahun Harga Perolehan
Didepresiasi
Tarif
depresiasi
Beban
depresiasi
Akumulasi
depresiasi
Nilai buku
1 25.000.000 5/15 8.333.333 8.333.333 21.666.667
2 25.000.000 4/15
6.666.667 15.000.000 15.000.000
3
25.000.000
3/15
5.000.000 20.000.000 10.000.000
4
25.000.000
2/15
3.333.333 23.333.333 6.666.667
5
25.000.000
1/15
1.666.667 25.000.000 5.000.000

DEPRESIASI, DEPLESI, DAN AMORTISASI

Pengeluaran dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu pengeluaran investasi (capital expenditure) dan
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan dalam perioda pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran investasi adalah
pengorbanan untuk memperoleh aktiva yang manfaatnya dinikmati dalam jangka panjang (lebih dari
setahun).
Mengalokasi kos aktiva tetap selain tanah ke tahun-tahun yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut
dikenal sebagai penyusutan. Kalau yang dialokasi seperti itu adalah kos sumber alam, maka
pengalokasiannya disebut deplesi; jika alokasinya untuk aktiva tak berwujud, maka disebut amortisasi.

JUMLAH PENYUSUTAN
Besar kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh empat variabel
kos, taksiran umur ekonomis, taksiran nilai residu, dan pola penggunaan aktiva tetap.
a. Kos. Kos aktiva tetap meliputi harga faktur bersih yaitu setelah dikurangi potongan tunai bila ada,
ditambah seluruh biaya yang dikorbankan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut sampai
dalam kondisi siap pakai.
b. Taksiran umur ekonomis. Taksiran umur ekonomis adalah taksiran jumlah periode waktu yang
diperkirakan dapat menerima manfaat aktiva tetap secara ekonomis.
c. Taksiran nilai residu. Taksiran nilai residu adalah jumlah rupiah yang diharapkan dapat direalisasi pada
saat aktiva tetap diberhentikan. Selisih antara kos dan taksiran nilai residu merupakan kos yang akan
disusut (depreciable cost).
d. Pola penggunaan. Agar dapat menandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (proper matching
costs against revenues), maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aktiva tetap selama umur
ekonomisnya. Biaya penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aktiva tetap setepat
mungkin.

METODE PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus (atas dasar waktu)
Metode garis lurus menetapkan biaya penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang
sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kos – taksiran nilai residu


Penyusutan per periode/tahun =
Taksiran umur ekonomis

Misalnya, mesin giling dengan kos sebesar Rp. 6.000.000. taksiran umur ekonomis 10 tahun, taksiran
nilai residu Rp. 500.000.

penyusutan per periode/tahun adalah: Rp6.000.000 – Rp500.000 10 = Rp550.000.

Kebaikan metode garis lurus adalah bahwa perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan untuk
aktiva tetap yang penggunaannya dari periode ke periode relatif sama, misalnya gedung kantor, meubelair
kantor, dan air conditioner.

Metode Jumlah Angka Tahun (Atas Dasar Waktu)


Metode jumlah angka tahun mendasarkan pada suatu pemikiran yang menyatakan bahwa biaya yang
berkaitan dengan penggunan aktiva tetap sebagian besar disebabkan oleh dua hal, yaitu biaya
pemeliharaan dan penyusutan aktiva tetap. Metode ini merencanakan agar biaya periodik selama umur
ekonomisnya dari tahun ke tahun selalu sama besar. Oleh karena itu, untuk mengimbangi biaya
pemeliharaan yang semakin lama semakin besar, maka biaya penyusutan pada tahun-tahun pertama
ditentukan lebih besar dari tahun-tahun berikutnya. Cara yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing tahun diberi angka yang bobotnya sebesar sisa umur aktiva pada tahun yang
bersangkutan. Misalnya, untuk aktiva tetap yang umur ekonomisnya 10 tahun, tahun pertama diberi angka
10, sebab sisa umur pada tahun pertama adalah 10 tahun.
2. Jumlahkan angka-angka tahun pada butir 1 di atas;
10 + 9 + 8 + 7 + 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 55
3. Penyusutan masing-masing tahun adalah dengan mengalikan depreciable cost dengan angka pecahan.
Angka pecahan untuk suatu tahun tertentu adalah pembilangnya angka tahun yang bersangkutan dan
penyebutnya jumlah angka tahun.

Metode Output Produktif (atas dasar Prestasi)


Metode output produktif mendasarkan pada teori bahwa aktiva tetap diperoleh untuk jasa yang ia
sediakan dalam bentuk hasil produksi. Metode ini membutuhkan suatu taksiran total satuan hasil dari
aktiva tetap. Adapun penyusutan untuk setiap satuan hasil dihitung dengan cara membagi depreciable cost
dengan taksiran total satuan hasil produksi. Penyusutan untuk setiap unit menurut perhitungan di atas
dikalikan dengan jumlah satuan hasil produksi yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Dengan
demikian, maka penyusutan untuk masing-masing periode berfluktuasi sesuai dengan jumlah satuan hasil
yang dihasilkan oleh aktiva tersebut.

PEMBERHENTIAN AKTIVA TETAP


Aktiva tetap yang menjadi subyek penyusutan seperti gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya, setelah
umur ekonomisnya habis akan segera diberhentikan dan diganti dengan aktiva tetap sejenis yang baru.
Ada dua jurnal yang harus dibuat pada waktu aktiva tetap itu diberhantikan yaitu:
1. Mencatat penyusutan untuk periode pemberhentian. Adapun jangka waktu yang menjadi dasar
perhitungan (dalam hal penyusutan dilakukan dengan dasar waktu) adalah sejak awal periode
pemberhentian sampai dengan tanggal periode pemberhentiannya.
Biaya penyusutan mesin xxx
Akum peny mesin xxx
2. Mencatat pemberhentian aktiva tetap dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar jumlah
penyusutan sampai tanggal pemberhentian dan mengkredit rekening aktiva tetap yang bersangkutan
sebesar kos perolehannya.
Akum peny mesin xxx
Mesin xxx

PELEPASAN AKTIVA TETAP


Jika aktiva tetap dijual kembali, maka rugi atau untung akan timbul. Jika harga jual lebih besar daripada
nilai bukunya, maka untung diakui, dan begitu pula sebaliknya.
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual di atas nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Akt. Tetap xxx
Untung pelepasan AT xxx
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual di bawah nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Rugi pelepasan AT xxx
Akt. Tetap xxx
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual sama dengan nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Akt. Tetap xxx

TUKAR TAMBAH AKTIVA SEJENIS


Tukar tambah adalah transaksi pertukaran aktiva tetap antara perusahaan dan pihak luar (perusahaan lain).
Perusahaan menyerahkan aktiva tetap lama dan menerima aktiva tetap baru dari pihak luar. Oleh karena
aktiva tetap baru sudah barang tentu harganya lebih mahal daripada aktiva tetap lama, maka selisih harga
ini akan dibayar dengan uang tunai.
Jurnal yang dibuat ketika aktiva tetap ditukar adalah:

Akt. Tetap (baru) xxx


Akum peny AT (lama) xxx
Akt. Tetap (lama) xxx
Kas xxx

DEPLESI
Deplesi merupakan alokasi kos perolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima
manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya
deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Deplesi untuk setiap unit
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kos perolehan – nilai residu
Biaya Deplesi/unit =
Taksiran unit yg tersedia

Dan jurnal untuk mencatat biaya deplesi adalah:


Biaya deplesi ….. xxx
Akum deplesi …. xxx
AMORTISASI
Amortisasi adalah alokasi kos perolehan aktiva tidak berwujud ke priode-periode yang menerima manfaat
dari aktiva tersebut. Amortisasi biasanya menggunakan metode garis lurus.
Jurnal untuk mencatat Amortisasi pada akhir periode adalah sebagai berikut:
Biaya amortisasi Hak Paten xxx
Hak Paten xxx
(contoh : Amortisasi hak paten)

PENYAJIAN DI NERACA
Aktiva tetap dilaporkan secara terpisah dari aktiva tidak berwujud dan sumber alam. Aktiva aktiva tetap
selain tanah aktiva tak berwujud, dan sumber daya alam dinilai sebesar nilai bukunya, adapun tanh dinilai
sebesar kos perolehannya. Penyajiannya urut berdasarkan kekekalannya. Tanah, misalnya, disajikan
terlebih dahulu dari gedung dan dinilai sebesar kos perolehan.

METODE PENYUSUTAN (DEPRESIASI)

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva
tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi
akan mempengaruhi laporan keuangan termasuk penghasilan kena pajak suatu
perusahaan.

Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu :

1. Metode Garis Lurus


2. Metode Saldo Menurun
3. Metode Jumlah Angka Tahun
4. Metode Unit Input
5. Metode Unit Output

1. METODE GARIS LURUS

Metode garis lurus membebankan jumlah beban penyusutan yang sama dari depresiasi
untuk setiap periode akuntansi selama usia kegunaan aktiva tersebut.  Dia ditentukan
dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah
tahun dari perkiraan usia.  Oleh karena kemudahannya, maka metode ini merupakan
metode yang paling banyak digunakan.
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :

a. (Cost-Nilai Residu) : Umur

Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan
masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya
penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp
3.000.000,00.

b. Ditentukan Persentase (%) Penyusutan

Kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan


cost yang disusutkan sebagai berikut :
1) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
2) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.

2. METODE SALDO MENURUN

Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk
yang popular untuk mempercepat depresiasi.  Tingkat yang digunakan biasanya dua kali
dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus.  Metode ini tidak
memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau
menghitung depresiasi secara periodik.  Meskipun demikian, suatu aktiva tidak dapat
didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa.  Beban depresiasi adalah lebih tinggi di
tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.

Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan


metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka
tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu
ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap
dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena
akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga
perolehannya.

Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan %


penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan
tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut :
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai

3. METODE ANGKA-ANGKA TAHUN

Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. 
Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya,
dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi.  Penyebut pecahan
adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2
+ 3 + 4 + 5 =15.  Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur.  Untuk tahun
pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.

Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur
aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5.
Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu
pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal
penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5.
Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat
tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga,
keempat, dan seterusnya.

Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000
ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001,
2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut :

Perhitungan Jumlah
Tahun ke
1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000
2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000
3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000
4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000
5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000

4. METODE UNIT INPUT

Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang
dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran
input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir.
Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000
dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000.
Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah :

(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000)

= Rp 750.000

5. METODE UNIT OUTPUT

Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang
dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk)
yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli
pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan
untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama
tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah :

(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000)

= Rp 1.500.000
PERFTUKARAN AKTIVA TETAP

Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa 
atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang
dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai
wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau
setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat
mengakibatkan adanya laba atau rugi.

Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva
lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat
mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang
serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti
disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah
tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang
dihasilkan.

1.  Pertukaran Aktiva Tak Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00


ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp
5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00.

Jurnal yang dibuat :

Akun Debet Kredit


Tgl.
  Mesin (baru) 5.000.000  
Akumulasi Penyusutan 3.200.000
       Mesin (lama) 4.000.000
       Kas 3.900.000
       Laba Penukaran Aktiva Tetap 300.000
2. Pertukaran Aktiva Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar
dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada
usaha yang sama.

Jurnal yang dibuat :

Akun Debet Kredit


Tgl.
  Mesin (baru) 2.400.000  
Akumulasi Penyusutan 4.600.000
       Mesin (lama) 7.000.000
Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan
nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi
dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00

PENGHAPUSAN AKTIVA TETAP

Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah
mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah
disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada
tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah :

1. Menyusutkan untuk tahun 2001

Akun Debet Kredit


Tgl.
2001  
Mar 24 Beban Penyusutan Mesin 150.000
       Akumulasi Penyusutan Mesin 150.000
 

2. Menghapuskan Aktiva Tetap

Akun Debet Kredit


Tgl.
2001  
Mar 24 Akumulasi Penyusutan Mesin 4.900.000
Kerugian Penghentian Mesin 1.100.000
       Aktiva Tetap 6.000.000
 

 
PENJUALAN AKTIVA TETAP

Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember
2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual.
Buat jurnal jika harga jualnya adalah :

a. Rp 2.250.000,00  
b. Rp 1.000.000,00
c. Rp 3.000.000,00

Dijual dengan harga


Keterangan
No. 2.250.000 1.000.000 3.000.000

1 Cost aktiva tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000


2 Akumulasi penyusutan s.d 7.750.000 7.750.000 7.750.000
saat penjualan
3 Nilai buku saat penjualan 2.250.000 2.250.000 2.250.000
4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000
5 Laba (rugi) (4 – 3) 0 (1.250.000) 750.000

Jurnal :
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Akun Debet Kredit


Tgl.
2000  
Jan  2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
       Aktiva Tetap 10.000.000
 

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000

Akun Debet Kredit


Tgl.
2000
Jan  2 Kas 2.250.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap 1.250.000 10.000.000
       Aktiva Tetap
 

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000

Akun Debet Kredit


Tgl.
2000
Jan  2 Kas 3.000.000
Akumulasi Penyusutan 7.750.000
       Laba Penjualan Aktiva Tetap 750.000
       Aktiva Tetap 10.000.000

Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://www.stieykpn.ac.id/images/artikel/Bab


%2010%20handout.ppt.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri
web.

Akuisisi dan Disposisi Aktiva Tetap 

BAB 10

Terdiri dari:

 tanah
 bangunan (kantor, pabrik, dan gedung)
 peralatan (mesin, perabotan, alat)

Karakteristik 

 Digunakan dalam operasi perusahaan bukan untuk diperdagangkan


 Bersifat jangka panjang dan didepresiasikan (khusus tanah tidak didepresiasi)
 Memiliki substansi fisik

Akuisisi Aktiva Tetap 

 Biasanya digunakan historical cost (diukur dengan kas atau yang ekivalen dengan kas) untuk
mendapatkan aktiva tetap, menempatkannya, dan kondisi hingga siap digunakan.
 Yang termasuk cost (secara umum): harga beli, biaya angkut, pajak penjualan, biaya penyiapan
dan pemasangan.
 Jika terjadi penambahan, penggantian, atau perbaikan yang menambah manfaat dimasa depan
dimasukkan dalam penambahan cost aktiva tetap
 Dicatat pada tanggal perolehan sebesar cost sebagai dasar perolehan

Harga Perolehan Tanah 

 Harga beli
 Biaya notaris, biaya balik nama, komisi perantara
 Biaya penyiapan tanah : perataan, pengukuran, pengeringan dan pembersihan
 pajak atau pungutan lain
 Pembongkaran gedung lama
 Hasil bongkaran yang dapat dijual akan mengurangi harga perolehan tanah
 Jika ada tambahan lain yang bersifat permanen seperti: pembuatan jalan, lampu jalan, saluran air
dan sistem pembuangan -> juga termasuk cost

Harga Perolehan Gedung 

 Bahan baku (material)


 Biaya Tenaga Kerja
 biaya overhead
 biaya tenaga profesional dan ijin bangunan

Harga Perolehan Peralatan 

 Harga beli
 biaya pengangkutan
 Biaya perakitan dan pemasangan
 biaya penyiapan (mis: pondasi)
 asuransi selama perjalanan
 biaya pengujian

Aktiva yang dibangun sendiri 

 Biaya Material
 Biaya Tenaga Kerja
 Biaya Tak Langsung (overhead) : sumber daya, pemanasan, listrik, asuransi, pajak kekayaan,
tenaga supervisor, depresiasi dan peralatan.

Akusisi dan Penilaian 

Aktiva dicatat pada saat diperoleh sebesar nilai pasar wajarnya.

 Pembelian Tunai
 Potongan Tunai -> akan mengurangi harga beli (diambil atau tidak [kerugian])
 Pembelian Lump Sum

 Penerbitan Saham
o Nilai pasar saham sebagai dasar harga perolehan aktiva yang diperoleh -> Nilai pasar
saham yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar dari harga perolehan aktiva
sebab saham merupakan ukuran yang baik dari harga ekivalen kas sekarang.

Informasi berhubungan dengan Truk

Harga tunai   Rp12.000.000

Pajak Pertambahan Nilai       1.200.000

Pengecatan dan Merek          500.000


Biaya Balik Nama        1.200.000

Pajak Kendaraan    250.000

Asuransi Dibayar Dimuka   600.000

Harga Perolehan Truk

Harga tunai   Rp12.000.000

Pajak Pertambahan Nilai       1.200.000

Pengecatan dan Merek          500.000

Biaya Balik Nama        1.200.000

                                  -------------------

                                  Rp14.900.000

Jurnal:

Truk      14.900.000

Pajak Kendaraan        250.000

Asuransi Dibayar Dimuka       600.000

                Kas     15.750.000

Jurnal:

Peralatan    75.816

Diskonto Utang Wesel  24.184

                Utang Wesel   100.000

 Perusahaan Sutter membeli robot penyemprot cat. Dengan menerbitkan surat utang wesel yg
bernilai nominal 100.000, 5 th, tingkat bunga 10%. Dgn pembayaran angsuran pertahun 20.000.
Nilai pasar wajar robot tdk dapat ditentukan, oleh karena itu ditentukan dengan nilai wajar wesel
tersebut/

Akhir Tahun Pertama 

Jurnal:

Peralatan    75.816
Diskonto Utang Wesel  24.184

                Utang Wesel   100.000

Aktiva di peroleh secara Lump Sum 

 Satu paket aktiva (lump sum) diperoleh dengan harga $80.000, yang berisi:
o Kendaraan  NB=30.000, NP=25.000
o Tanah  NB =20.000, NP=25.000
o Bangunan  NB=35.000, NP=50.000
 Metode:
o Incremental  jika hanya salah satu (beberapa) paket yang diketahui nilai pasarnya
o Proporsional  jika semua isi paket diketahui nilai pasarnya

Proporsional 

 Kendaraan = (25.000/100.000) * 80.000 =20.000


 Tanah =(25.000/100.000) * 80.000 =20.000
 Bangunan = (50.000/100.000) * 80.000 =40.000
 Jurnal:

Kendaraan 20.000

Tanah  20.000

Bangunan  40.000

          kas   80.000  

Incremental 

 Misal yang diketahui satu paket (seharga 80.000) berisi tanah dan bangunan, nilai pasar tanah
sebesar 25.000, nilai pasar bangunan tidak diketahui:
 Alokasi ke tanah  25.000
 Sisanya ke bangunan 55.000

Aktiva yang diperoleh dengan Modal Saham 

 Untuk memperoleh tanah perusahaan menerbitkan saham sebanyak 5.000 lembar (nilai nominal
$10/lembar), pada saat itu nilai pasar saham sebesar $12/lembar
 Jurnal:

    Tanah (5.000 x 12) 60.000

          Modal Saham (5.000 x 10)  50.000

          Agio Saham   10.000

Disposisi Aktiva Tetap  


 Dijual
 Dikonversi terpaksa (dihentikan) Mis: penggusuran
 Ditukar

Aktiva Tetap Dijual 

 Mobil dengan harga perolehan 60.000.000 dijual dengan harga 75.000.000. pada saat dijual
mobil ini sudah didepresiasi sebesar 10.000.000
 Nilai Buku mobil:
o Harga perolehan   60.000.000
o Akumulasi Depresiasi (10.000.000)
o Nilai Buku     50.000.000
o Nilai jual   75.000.000
o Laba penjualan mobil 25.000.000
 Jurnal:

    Kas      75.000.000

    Akumulasi Depresiasi Mobil 10.000.000

          Mobil     60.000.000

          Laba Penjualan Mobil   25.000.000

Aktiva Tetap Dihentikan Paksa 

 Mesin dengan harga perolehan 35.000.000 dihentikan dengan paksa, karena biaya perawatan
terlalu mahal. Pada saat dihentikan mesin telah didepresiasi sebesar 5.000.000.
 Perhitungan:
o Harga perolehan  35.000.000
o Akumulasi Depresiasi    (5.000.000)
o Nilai Buku   30.000.000
 Jurnal:

    Akumulasi Depresiasi Mesin  5.000.000

    Rugi Penghentian Mesin 30.000.000

          Mesin     35.000.000 

Pertukaran Aktiva 

 Akuntansi untuk pertukaran aktiva mendasarkan pada nilai wajar aktiva yang diserahkan atau
yang diterima mana yang lebih jelas.
 Jenis pertukaran:
o Pertukaran aktiva tak sejenis: secara operasional berbeda
 Laba / rugi harus diakui -> laba harus diakui karena proses mencari laba
dianggap selesai.
o Pertukaran aktiva  sejenis - timbul kerugian
 Rugi -> langsung diakui
o Pertukaran aktiva sejenis - timbul keuntungan tetapi tidak ada kas yang diterima
 Laba -> tidak boleh diakui, tetapi digunakan sebagai pengurang harga
perolehan aktiva pertukaran, karena proses mencari laba belum selesai
o Pertukaran aktiva sejenis - timbul keuntungan dan ada kas yang diterima
 Sebagian dari aktiva tetap dianggap sebagai penjualan dan sebagian lain sebagai
pertukaran
 Sehingga Laba hanya boleh diakui sebagian saja, dan sebagian yang laian
digunakan sebagai pengurang harga perolehan aktiva pertukaran

Pertukaran tidak sejenis 

 Truk dg harga perolehan 64.000 dan telah didepresiasi sebesar 22.000 ditukar dengan mesin.
Pada saat itu nilai pasar truk sebesar 49.000. Untuk memperoleh mesin perusahaan masih harus
membayar sebesar 17.000
 Contoh rugi: Misal harga pasar truk 40.000

Pertukaran Sejenis 

 PT ABC menukar Mobil Toyota dengan Mobil Honda yang dimiliki oleh PT DEF. Toyota
memiliki harga perolehan sebesar 150.000 dan pada saat ditukar telah didepresiasi sebesar
15.000. Nilai pasar Toyota saat itu adalah 160.000. Nilai pasar Honda saat itu 170.000. PT ABC
masih harus membayar kas sebesar 10.000. Harga perolehan Honda 200.000 telah didepresiasi
sebesar 64.000

You might also like