Professional Documents
Culture Documents
PENGENALAN TERHADAP AKTIVA PABRIK
Aktiva pabrik adalah aktiva yang ditahan lebih dari satu tahun dan digunakan dalam operasi-operasi
perusahaan. Tanah, bangunan, peralatan, perabotan, dan mesin adalah contoh aktiva-aktiva pabrik.
Ketika suatu aktiva pabrik diperoleh pada awalnya, selurub biaya yang terjadi untuk perolehan dan
instalasi didebitkan pada perkiraan aktiva pabrik. Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
tanah dapat didebitkan baik pada Tanah, Perbaikan Tanah, atau Bangunan, tergantung dari seberapa
permanen mereka dan berapa lama mereka diharapkan untuk bertahan.
DEPRESIASI
Seluruh aktiva pabrik, kecuali tanah, mengalami depresiasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi
adalah fisik dan fungsional. Depresiasi fisik muncul dari penggunaan aktiva pabrik yang sebenarnya.
Depresiasi fungsional berhubungan dengan faktor-faktor keusangan seperti kemajuan teknologi dan
kebutuhan yang kurang akan suatu produk. Tujuan mencatat depresiasi adalah untuk menunjukkan
penurunan kegunaan dari suatu aktiva, bukan penurunan dari nilai pasarnya. Depresiasi hanya
mengurangi nilai perkiraan aktiva pabrik, dia tidak mengurangi perkiraan kas atau mempengaruhi aliran
kas.
MENENTUKAN DEPRESIASI
Faktor-faktor yang menentukan beban depresiasi adalah biaya awal, nilai sisa dan usia kegunaan.
Depresiasi hanya dapat diperkirakan karena dia tergantung dari beberapa perubahan unsur-unsur yang
potensial. Nilai sisa adalah nilai apapun yang tetap ada setelah aktiva dihentikan. Perhitungan depresiasi
berdasarkan biaya awal dikurangi nilai sisa. Beberapa metode digunakan untuk menghitung depresiasi.
Metode garis lurus adalah yang paling terkenal. Metode-metode depresiasi yang berbeda dapat
digunakan untuk informasi laporan keuangan dan keperluan pajak.
METODE GARIS LURUS
Metode garis lurus untuk depresiasi membebankan jumlah yang sama dari depresiasi untuk setiap periode
selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya
awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh karena kemudahannya, maka dia
merupakan metode yang paling banyak digunakan.
METODE UNIT PRODUKSI
Metode unit produksi menentukan beban depresiasi berdasarkan jumlah aktiva yang digunakan.
Panjangnya usia dari suatu aktiva ditunjukkan dalam bentuk kapasitas produksi. Biaya mula-mula
dikurangi nilai sisa apapun dibagi dengan kapasitas produksi untuk menentukan tingkat depresiasi unit
produksi pemakaian per unit. Sebagai contoh, pemakaian unit-unit dapat diperlihatkan dalam kuantitas
barang-barang yang diproduksi, jumlah jam yang digunakan, sejumlah pemotongan, jumlah mil yang
dikendarai atau muatan ton. Beban depresiasi dalam suatu periode ditentukan dengan cara mengalikan
pemakaian tingkat tetap unit produksi. Metode depresiasi ini umumnya digunakan ketika pemakaian
aktiva berubah-ubah dari tahun ke tahun.
METODE SALDO MENURUN
Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular
untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan
oleh metode garis lurus. Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan
tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak
dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun
pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi tahunan
dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan
angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk
usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur.
Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
MEMBANDINGKAN METODE-METODE DEPRESIASI
Metode-metode depresiasi yang berbeda memberikan hasil yang berbeda juga, dan dalam beberapa
keadaan kegunaan dari metode depresiasi tertentu disarankan. Ketika penggunaan aktiva berfluktuasi dari
waktu ke waktu, metode unit produksi dianjurkan. Untuk aktiva yang kegunaannya menurun lebih awal,
dan mereka ditujukan terhadap biaya pemeliharaan yang tinggi sehubungan dengan bertambahnya usia
mereka, maka bentuk dari depresiasi yang dipercepat harus digunakan, misalnya metode saldo menurun
dan jumlah angka tahun.
DEPRESIASI DAN PENDAPATAN PAJAK
Untuk kepentingan pajak, metode depresiasi garis lurus, saldo menurun, jumlah angka tahun, dan unit
produksi diperkenankan sebelum tahun 1981. Antara tahun 1980 dan 1987, baik metode garis lurus
maupun Sistem Pemulihan Biaya Dipercepat / Accelerated Cost Recovery System (ACRS) dapat
digunakan. Undang-undang Perbaikan Pajak / The Tax Reform Act tahun 1996 merevisi ACRS dengan
menyediakan daftar nilai depresiasi untuk delapan kelas aktiva pabrik. Penggunaan metode depresiasi
dipercepat mengurangi kewajiban pajak dan meningkatkan aliran kas.
MENINJAU KEMBALI PERHITUNGAN DEPRESIASI
Oleh karena depresiasi merupakan perkiraan, maka dia perlu sering direvisi secara periodik selama
kehidupan aktiva. Kesalahan dalam memperkirakan nilai sisa, tahun-tahun umur kegunaan, ataupun
keduanya memerlukan suatu revisi. Revisi dari depresiasi hanya mempengaruhi beban depresiasi di masa
yang akan datang.
MEMBUKUKAN BEBAN DEPRESIASI
Ketika depresiasi dibukukan, perkiraaan Beban Depresiasi didebitkan, dan Akumulasi Depresiasi
dikreditkan. Akumulasi Depresiasi merupakam perkiraan lawan/pengganti aktiva yang menurunkan nilai
aktiva pabrik. Penggunaan perkiraan lawan/pengganti membolehkan aktiva untuk diperlihatkan pada
biaya, dan dengan demikian memberikan perhitungan yang lebih mudah jika suatu revisi diperlukan atau
metode depresiasi yang berbeda digunakan. Pada saat suatu aktiva terjual, maka seluruh perkiraan yang
berhubungan dengan depresiasi aktiva tersebut disesuaikan.
BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN
Pembelanjaan atas aktiva pabrik terdiri atas dua kategori: 1)-
belanja modal: pembelanjaaan ini meningkatkan kapastitas produktif, efisiensi atau usia kegunaan dari
aktiva, dan 2)- belanja pendapatan: pembelanjaan ini termasuk mempertahankan dan memperbaiki
aktiva. Jika belanja meningkatkan efisiensi atau kapasitas suatu aktiva pabrik, maka perkiraan Aktiva
Pabrik didebitkan. Jika belanja meningkatkan umur kegunaan dari suatu aktiva pabrik, maka perkiraan
Akumulasi Depresiasi didebitkan. Belanja pendapatan dibebankan di tahun yang bersangkutan.
PELEPASAN AKTIVA PABRIK
Aktiva pabrik dapat dilepas dengan cara menbuang, menjual, atau menukarkannya dengan aktiva lain.
Tanpa memperhatikan bagaimana aktiva pabrik dilepaskan, nilai buku aktiva menjadi samasekali tidak
berguna, dia diambil dari semua catatan perusahaan dengan cara mendebit perkiraan Akumulasi
Depresiasi dan mengkredit perkiraan Peralatan. Ketika suatu aktiva dibuang sebelum usia kegunaanya
dinilai, maka kerugian harus didebitkan pada perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik.
PELEPASAN AKTIVA PABRIK
Ketika suatu aktiva pabrik terjual, perkiraan Kas dan Akumulasi Depresiasi selalu didebitkan, dan
perkiraan Peralatan dikreditkan. Pada saat terdapat kerugian atau keuntungan dari penjualan, maka baik
perkiraan Kerugian atas Pelepasan Aktiva Pabrik ataupun Keuntungan atas Pelepasan Aktiva Pabrik akan
memiliki suatu catatan akuntansi. Ketika aktiva pabrik yang lama ditukarkan dengan aktiva pabrik yang
baru, maka biasanya disetujui bahwa keuntungan apapun dari suatu pertukaran tidak perlu diakui. Jumlah
yang dimiliki setelah kredit untuk tukar tambah diketahui sebagai boot (sejumlah uang yang diserahkan
besama aktiva terpakai untuk memperoleh aktiva baru), dimana dia juga memerlukan pembayaran tunai.
Catatan transaksi akuntansi untuk keadaan ini adalah Mendebit Depresiasi Akumulasi (peralatan lama)
Mendebit Aktiva Pabrik (peralatan baru)
Mengkredit Aktiva Pabrik (paralatan lama)
Mengkredit Kas.
BUKU BESAR TAMBAHAN UNTUK AKTIVA PABRIK
Ketika perusahaan mempunyai sejumlah besar aktiva pabrik untuk tetap ditelusuri, maka kegunaan buku
besar tambahan dianjurkan. Informasi yang terperinci dari masing-masing aktiva pabrik disimpan dalam
buku besar tambahan. Seluruh aktiva pabrik dapat diidentifikasi secara khusus dengan angka yang
diberikan. Bagian pertama dari angka berhubungan dengan perkiraan buku besar umum, sementara
bagian kedua dari angka menunjukkan identifikasi yang diberikan terhadap aktiva. Secara periodik,
adalah disarankan untuk membandingkan saldo-saldo dalam buku besar tambahan dengan perkiraan-
perkiraan pengendalian dalam buku besar umum. Buku besar tambahan sangat berguna dalam
menentukan beban depresiasi, memilah bentuk pajak dan asuransi, sama halnya seperti membukukan
pelepasan aktiva pabrik.
METODE PENYUSUTAN GABUNGAN
Metode depresiasi penyusutan gabungan menentukan depresiasi dari sekelompok aktiva pabrik yang sama
dengan menggunakan suatu nilai tunggal. Nilai ini ditentukan dengan cara membagi depresiasi tahunan
dengan biaya total yang sebenarnya dari aktiva. Meskipun peralatan tertentu dalam kelompok mungkin
ditanbahkan dan diberhentikan, metode ini mengasumsikan bahwa gabungan tersebut akan tetap didak
berubah. Keuntungan dan kerugian dari pemberhentian atau pelepasan aktiva tidak diakui.
MENYEWAKAN AKTIVA PABRIK
Suatu perusahaan dapat menyewa suatu properti untuk jangka waktu tertentu dibawah suatu kontrak yang
dikenal sebagai sewa guna usaha. Orang yang menyewakan (lessor) adalah pemilik dari properti, dan
penyewa (lessee) adalah pihak yang memiliki hak untuk menggunakan properti. Sewa guna usaha yang
meliputi lebih dari sebagian besar umur aktiva, dan juga memindahkan kepemilikan kepada penyewa
pada akhir sewa guna usaha, disebut dengan menyewakan modal. Aktiva yang berada dibawah modal
harus ditunjukkan dalam neraca, dan oleh karenanya Aktiva Pabrik didebitkan dan perkiraan kewajiban
modal dikreditkan.
AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Aktiva tidak berwujud tidak mempunyai keberadaan fisik. Mereka tidak dipegang untuk penjualan, dan
biasanya mereka bernilai lebih tinggi bagi perusahaan. Mereka termasuk paten, hak cipta, merek dagang,
goodwill, dan hak kelola. Kecuali untuk goodwill, sebagian besar aktiva tidak berwujud menerima
perlindungan hukum untuk penggunaan ekslusif. Biaya perolehan perlindungan hukum untuk aktiva
tidak berwujud harus didebitkan pada perkiraan aktiva tidak berwujud. Kerugian nilai periodik dari
aktiva tidak berwujud disebut dengan amortiasi, dan dibebankan setiap tahun. Biaya penelitian dan
pengembagan diperlakukan sebagai beban pada tahun yang bersangkutan, dan tidak dianggap sebagai
aktiva tidak berwujud karena keberhasilan mereka di masa yang akan datang tidak pasti.
DEPLESI
Alokasi periodik atas penggunaan sumber daya alam disebut dengan deplesi. Lapisan mineral, batu bara,
kayu, gas alam, dan minyak tanah merupakan subyek dari deplesi. Beban Deplesi didebitkan dan
Akumulasi Deplesi dikreditkan untuk jumlah penggunaan selama periode yang bersangkutan.
Penggunaannya didasarkan atas tahun berjalan produksi sebagai hitungan pecahan kapasitas total, dan
penentuannya pada dasarnya sama dengan metode depresiasi unit produksi.
Beban depresiasi = Harga perolehan didepresiasi x tarif depresiasi = (30.000.000 – 5.000.000) x 20%
= 25.000.000 x 20% = 5.000.000 /tahu
Tahun Harga Perolehan Didepresiasi Tarif depresiasi Beban depresiasi Akumulasi depresiasi
Nilai buku
1 25.000.000 20% 5.000.000 5.000.000 25.000.000
2 25.000.000 20% 5.000.000 10.000.000 20.000.000
3
25.000.000
20%
5.000.000 15.000.000 15.000.000
4
25.000.000
20%
5.000.000 20.000.000 10.000.000
5
25.000.000
20%
5.000.000 25.000.000 5.000.000
Pengeluaran dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu pengeluaran investasi (capital expenditure) dan
pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah pengorbanan untuk
memperoleh pendapatan dalam perioda pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran investasi adalah
pengorbanan untuk memperoleh aktiva yang manfaatnya dinikmati dalam jangka panjang (lebih dari
setahun).
Mengalokasi kos aktiva tetap selain tanah ke tahun-tahun yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut
dikenal sebagai penyusutan. Kalau yang dialokasi seperti itu adalah kos sumber alam, maka
pengalokasiannya disebut deplesi; jika alokasinya untuk aktiva tak berwujud, maka disebut amortisasi.
JUMLAH PENYUSUTAN
Besar kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh empat variabel
kos, taksiran umur ekonomis, taksiran nilai residu, dan pola penggunaan aktiva tetap.
a. Kos. Kos aktiva tetap meliputi harga faktur bersih yaitu setelah dikurangi potongan tunai bila ada,
ditambah seluruh biaya yang dikorbankan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut sampai
dalam kondisi siap pakai.
b. Taksiran umur ekonomis. Taksiran umur ekonomis adalah taksiran jumlah periode waktu yang
diperkirakan dapat menerima manfaat aktiva tetap secara ekonomis.
c. Taksiran nilai residu. Taksiran nilai residu adalah jumlah rupiah yang diharapkan dapat direalisasi pada
saat aktiva tetap diberhentikan. Selisih antara kos dan taksiran nilai residu merupakan kos yang akan
disusut (depreciable cost).
d. Pola penggunaan. Agar dapat menandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (proper matching
costs against revenues), maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aktiva tetap selama umur
ekonomisnya. Biaya penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aktiva tetap setepat
mungkin.
METODE PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus (atas dasar waktu)
Metode garis lurus menetapkan biaya penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang
sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Misalnya, mesin giling dengan kos sebesar Rp. 6.000.000. taksiran umur ekonomis 10 tahun, taksiran
nilai residu Rp. 500.000.
Kebaikan metode garis lurus adalah bahwa perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan untuk
aktiva tetap yang penggunaannya dari periode ke periode relatif sama, misalnya gedung kantor, meubelair
kantor, dan air conditioner.
DEPLESI
Deplesi merupakan alokasi kos perolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima
manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya
deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Deplesi untuk setiap unit
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kos perolehan – nilai residu
Biaya Deplesi/unit =
Taksiran unit yg tersedia
PENYAJIAN DI NERACA
Aktiva tetap dilaporkan secara terpisah dari aktiva tidak berwujud dan sumber alam. Aktiva aktiva tetap
selain tanah aktiva tak berwujud, dan sumber daya alam dinilai sebesar nilai bukunya, adapun tanh dinilai
sebesar kos perolehannya. Penyajiannya urut berdasarkan kekekalannya. Tanah, misalnya, disajikan
terlebih dahulu dari gedung dan dinilai sebesar kos perolehan.
Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva
tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi
akan mempengaruhi laporan keuangan termasuk penghasilan kena pajak suatu
perusahaan.
Metode garis lurus membebankan jumlah beban penyusutan yang sama dari depresiasi
untuk setiap periode akuntansi selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan
dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah
tahun dari perkiraan usia. Oleh karena kemudahannya, maka metode ini merupakan
metode yang paling banyak digunakan.
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan
masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya
penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp
3.000.000,00.
Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk
yang popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali
dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak
memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau
menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak dapat
didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di
tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.
Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi.
Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya,
dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan
adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2
+ 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk tahun
pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.
Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur
aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5.
Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu
pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal
penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5.
Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat
tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga,
keempat, dan seterusnya.
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000
ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001,
2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut :
Perhitungan Jumlah
Tahun ke
1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000
2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000
3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000
4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000
5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000
Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang
dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran
input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir.
Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000
dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000.
Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah :
= Rp 750.000
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang
dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk)
yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli
pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan
untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama
tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah :
= Rp 1.500.000
PERFTUKARAN AKTIVA TETAP
Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa
atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang
dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai
wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau
setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat
mengakibatkan adanya laba atau rugi.
Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam
pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa
dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva
lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat
mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang
serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti
disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah
tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang
dihasilkan.
Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar
dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada
usaha yang sama.
Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah
mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah
disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada
tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah :
PENJUALAN AKTIVA TETAP
Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember
2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual.
Buat jurnal jika harga jualnya adalah :
a. Rp 2.250.000,00
b. Rp 1.000.000,00
c. Rp 3.000.000,00
Jurnal :
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
BAB 10
Terdiri dari:
tanah
bangunan (kantor, pabrik, dan gedung)
peralatan (mesin, perabotan, alat)
Karakteristik
Biasanya digunakan historical cost (diukur dengan kas atau yang ekivalen dengan kas) untuk
mendapatkan aktiva tetap, menempatkannya, dan kondisi hingga siap digunakan.
Yang termasuk cost (secara umum): harga beli, biaya angkut, pajak penjualan, biaya penyiapan
dan pemasangan.
Jika terjadi penambahan, penggantian, atau perbaikan yang menambah manfaat dimasa depan
dimasukkan dalam penambahan cost aktiva tetap
Dicatat pada tanggal perolehan sebesar cost sebagai dasar perolehan
Harga beli
Biaya notaris, biaya balik nama, komisi perantara
Biaya penyiapan tanah : perataan, pengukuran, pengeringan dan pembersihan
pajak atau pungutan lain
Pembongkaran gedung lama
Hasil bongkaran yang dapat dijual akan mengurangi harga perolehan tanah
Jika ada tambahan lain yang bersifat permanen seperti: pembuatan jalan, lampu jalan, saluran air
dan sistem pembuangan -> juga termasuk cost
Harga beli
biaya pengangkutan
Biaya perakitan dan pemasangan
biaya penyiapan (mis: pondasi)
asuransi selama perjalanan
biaya pengujian
Biaya Material
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Tak Langsung (overhead) : sumber daya, pemanasan, listrik, asuransi, pajak kekayaan,
tenaga supervisor, depresiasi dan peralatan.
Pembelian Tunai
Potongan Tunai -> akan mengurangi harga beli (diambil atau tidak [kerugian])
Pembelian Lump Sum
Penerbitan Saham
o Nilai pasar saham sebagai dasar harga perolehan aktiva yang diperoleh -> Nilai pasar
saham yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar dari harga perolehan aktiva
sebab saham merupakan ukuran yang baik dari harga ekivalen kas sekarang.
Harga tunai Rp12.000.000
Harga tunai Rp12.000.000
-------------------
Rp14.900.000
Jurnal:
Truk 14.900.000
Kas 15.750.000
Jurnal:
Peralatan 75.816
Utang Wesel 100.000
Perusahaan Sutter membeli robot penyemprot cat. Dengan menerbitkan surat utang wesel yg
bernilai nominal 100.000, 5 th, tingkat bunga 10%. Dgn pembayaran angsuran pertahun 20.000.
Nilai pasar wajar robot tdk dapat ditentukan, oleh karena itu ditentukan dengan nilai wajar wesel
tersebut/
Jurnal:
Peralatan 75.816
Diskonto Utang Wesel 24.184
Utang Wesel 100.000
Satu paket aktiva (lump sum) diperoleh dengan harga $80.000, yang berisi:
o Kendaraan NB=30.000, NP=25.000
o Tanah NB =20.000, NP=25.000
o Bangunan NB=35.000, NP=50.000
Metode:
o Incremental jika hanya salah satu (beberapa) paket yang diketahui nilai pasarnya
o Proporsional jika semua isi paket diketahui nilai pasarnya
Proporsional
Kendaraan 20.000
Tanah 20.000
Bangunan 40.000
kas 80.000
Incremental
Misal yang diketahui satu paket (seharga 80.000) berisi tanah dan bangunan, nilai pasar tanah
sebesar 25.000, nilai pasar bangunan tidak diketahui:
Alokasi ke tanah 25.000
Sisanya ke bangunan 55.000
Untuk memperoleh tanah perusahaan menerbitkan saham sebanyak 5.000 lembar (nilai nominal
$10/lembar), pada saat itu nilai pasar saham sebesar $12/lembar
Jurnal:
Agio Saham 10.000
Mobil dengan harga perolehan 60.000.000 dijual dengan harga 75.000.000. pada saat dijual
mobil ini sudah didepresiasi sebesar 10.000.000
Nilai Buku mobil:
o Harga perolehan 60.000.000
o Akumulasi Depresiasi (10.000.000)
o Nilai Buku 50.000.000
o Nilai jual 75.000.000
o Laba penjualan mobil 25.000.000
Jurnal:
Kas 75.000.000
Mobil 60.000.000
Mesin dengan harga perolehan 35.000.000 dihentikan dengan paksa, karena biaya perawatan
terlalu mahal. Pada saat dihentikan mesin telah didepresiasi sebesar 5.000.000.
Perhitungan:
o Harga perolehan 35.000.000
o Akumulasi Depresiasi (5.000.000)
o Nilai Buku 30.000.000
Jurnal:
Mesin 35.000.000
Pertukaran Aktiva
Akuntansi untuk pertukaran aktiva mendasarkan pada nilai wajar aktiva yang diserahkan atau
yang diterima mana yang lebih jelas.
Jenis pertukaran:
o Pertukaran aktiva tak sejenis: secara operasional berbeda
Laba / rugi harus diakui -> laba harus diakui karena proses mencari laba
dianggap selesai.
o Pertukaran aktiva sejenis - timbul kerugian
Rugi -> langsung diakui
o Pertukaran aktiva sejenis - timbul keuntungan tetapi tidak ada kas yang diterima
Laba -> tidak boleh diakui, tetapi digunakan sebagai pengurang harga
perolehan aktiva pertukaran, karena proses mencari laba belum selesai
o Pertukaran aktiva sejenis - timbul keuntungan dan ada kas yang diterima
Sebagian dari aktiva tetap dianggap sebagai penjualan dan sebagian lain sebagai
pertukaran
Sehingga Laba hanya boleh diakui sebagian saja, dan sebagian yang laian
digunakan sebagai pengurang harga perolehan aktiva pertukaran
Truk dg harga perolehan 64.000 dan telah didepresiasi sebesar 22.000 ditukar dengan mesin.
Pada saat itu nilai pasar truk sebesar 49.000. Untuk memperoleh mesin perusahaan masih harus
membayar sebesar 17.000
Contoh rugi: Misal harga pasar truk 40.000
Pertukaran Sejenis
PT ABC menukar Mobil Toyota dengan Mobil Honda yang dimiliki oleh PT DEF. Toyota
memiliki harga perolehan sebesar 150.000 dan pada saat ditukar telah didepresiasi sebesar
15.000. Nilai pasar Toyota saat itu adalah 160.000. Nilai pasar Honda saat itu 170.000. PT ABC
masih harus membayar kas sebesar 10.000. Harga perolehan Honda 200.000 telah didepresiasi
sebesar 64.000