You are on page 1of 72

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA KOMPONEN

PELAT DAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN


GEDUNG GELAR KARYA MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh :
Nama : Radhik Setiawan
NIM : 5150402048
Program Studi : Teknik Sipil S1
Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Aplikasi Value Engineering Pada Komponen Pelat Dan
Pondasi Pada Pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa Universitas
Negeri Semarang” telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Hari : Jum’at

Tanggal : 29 Juni 2007

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE Drs. Tugino, M.T.


NIP. 132 134 676 NIP. 131 763 887

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Teknik


Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Mei 2007

Panitia Ujian
Ketua Sekretaris

Drs. Lashari, M.T. Drs. Henry Apriyatno, M.T.


NIP. 131 741 402 NIP. 131 658 240
Tim Penguji
Penguji I Penguji II

Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE Drs. Henry Apriyatno, M.T.


NIP. 132 134 676 NIP. 131 658 240

Penguji III

Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131 763 887
Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik UNNES Ketua Jurusan Teknik Sipil

Prof. Dr. Soesanto, M.Pd Drs. Lashari, M.T.


NIP.130 875 753 NIP. 131 741 402
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan dan


merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itu penghuni surga,
mereka kekal didalamnya.
(Hud :23)

Pertolongan hanya milik Allah semuanya, dia memiliki


kerajan langit dan bumi.
(Az-Zumar : 44)

Banyak orang tidak pernah gagal karena tidak pernah berani mencoba, hanya
sedikit orang yang sukses hanya karena mereka mengumpulkan
banyak sekali kegagalan untuk belajar darinya.
(John D. Rockefeller)

Setetes air yang jatuh di atas batu tidak banyak artinya


apabila hanya sebentar, tapi bila setetes air itu jatuh
secara terus menerus pasti ada hasilnya.
(anonim)

Kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibu yang tercinta
Dek Tika dan Dek Wati yang tersayang

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan

skripsi dengan judul “Aplikasi Value Engineering pada Komponen Pelat dan

Pondasi pada Pembangunan Gedung Gelar karya Mahasiswa Universitas

Negeri Semarang ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

program Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang,

2. Drs. Lashari, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang,

3. Drs. Henry Apriyatno, M.T, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

4. Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., MSCE, dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini

5. Drs. Tugino, M.T, dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan

dan bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini,

6. Drs. Kamid Idris, M.T, dosen wali Teknik Sipil S1 angkatan 2002,

v
7. Seluruh dosen serta staf karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang,

8. Bapak dan ibu yang telah membesarkan, menyayangi, mendidik serta

memberikan pendidikan dan kehidupan yang indah. Terima kasih atas doa-

doanya selama ini,

9. Dek Tika, Mbah putri Blora, Mbah Parto, Mbah Marni yang telah

memberikan dorongan untuk kemajuan penulis, Wati, terima kasih untuk

perhatian yang telah kau berikan untukku sehingga dapat selesainya skripsi

ini dan tunggu aku di Srengsengmu,

10. Ustoyo, Zaeni dan Astria yang telah semangat dalam menyelesaikan tugas

akhir. Joko dan Yanuar, terima kasih atas semangatnya. Civilian ’02 we

must go on, terima kasih untuk kisah selama kuliah,

11. Temen-temen kost Langitan Patemon yaitu Pak Ndut (Widhi), Andang,

Ceper, Markenyut terima kasih atas suasana kekeluargaannya. Temen-

temen lingkaran putihku Imbang, Okky, Heni, Pak Idris terima kasih atas

semangat dan perhatiannya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi

ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, Juni 2007

Penulis

vi
ABSTRAK

Komponen pelat dan komponen pondasi merupakan komponen yang saling


berhubungan dalam suatu bangunan bertingkat, sehingga tidak bisa dipisahkan dalam
perencanaan. Perencanaan gedung tidak hanya menghitung kontruksi bangunan tetapi
juga menghitung biaya yang dibutuhkan. Pembangunan Gedung Gelar Karya
Mahasiswa UNNES direncanakan dengan RAB sebesar Rp. 9.511.381.359,04, Biaya
pekerjaan pelat dan pondasi sebesar masing-masing Rp. 379.641.784,00 dan Rp.
481.656.576,60. Pekerjaan komponen pelat dan pondasi mempunyai volume
pekerjaan yang cukup besar masing-masing 100,8 m3 dan 204,73 m3, oleh karena itu
perlu dilakukan sebuah cara untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya yang
dikeluarkan dengan value engineering. Value Engineering adalah suatu cara
pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu.
Penelitian menggunakan metode deskriptif jenis study kasus, yaitu penelitian
tentang kasus subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas
dari keseluruhan personalitas. Tahapan-tahapan dalam penelitian yaitu pertama tahap
informasi, adalah tahap yang menerangkan semua tentang informasi umum, kriteria
desain dan fungsi dari bagian item pekerjaan yang akan dianalisi. Kedua yaitu tahap
kreatif, adalah tahap yang berisi tentang alternatif-alternatif yang akan digunakan.
Penelitian memunculkan 2 alternatif pada setiap komponen pelat dan pondasi.
Komponen pelat menampilkan alternatif I dengan menaikkan mutu baja dari 240 MPa
menjadi 270 MPa, altenatif II menaikkan mutu beton dari 20 MPa menjadi 29 MPa.
Komponen pondasi juga menampilkan 2 alternatif yaitu alternatif I menaikkan mutu
beton dari 20 MPa menjadi 30 MPa, alternatif II menaikkan mutu baja dari 240 MPa
menjadi 270 MPa. Tahap ketiga analisis, yaitu tahap yang berisi tentang pencarian
bobot kriteria, analisis perhitungan biaya, penilaian setiap alternatif dan analisis
fungsi setiap komponen pekerjaan pelat maupun pondasi. Tahap keempat yaitu tahap
pengembangan yang berisi tentang analisis biaya jangka waktu kedepan. Tahap
kelima yaitu tahap rekomendasi yang berisi tentang rencana awal, usulan, dasar
pertimbangan dan hasil penelitian.
Hasil analisis perhitungan alternatif setiap item pekerjaan pelat dan pondasi
didapat hasil bahwa dalam pekerjaan komponen pelat menggunakan alternatif II
sehingga mendapatkan cost saving sebesar Rp. 40.894.569,20. Sedangkan pada
pekerjan pondasi menggunakan alternatif I sehingga mendapatkan cost saving sebesar
Rp. 30.216.083,91. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi value engineering
pada pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES dapat memperkecil
biaya pekerjaan yang direncanakan.

Kata Kunci : value engineering, pelat, pondasi

vii
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul....................................................................................................... i

Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii

Motto dan Persembahan ........................................................................................ iv

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Abstrak .................................................................................................................. vii

Daftar Isi................................................................................................................ viii

Daftar Tabel .......................................................................................................... xii

Daftar Gambar ....................................................................................................... xv

Daftar Notasi ......................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................................ 3

C. Perumusan Masalah ......................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Pustaka ................................................................................. 8

1. Value Engineering ....................................................................... 8

viii
a. Pengertian ............................................................................... 8

b. Faktor Penggunaan Value Engineering .................................. 10

c. Karakteristik Value Engineering ............................................ 11

d. Tahapan-tahapan Value Engineering ..................................... 12

e. Waktu Penerapan Value Engineering..................................... 19

2. Metode Zero-one ......................................................................... 19

3. Matrik Evaluasi ........................................................................... 20

4. Life Cycle Cost (LCC)................................................................. 21

5. Estimasi Biaya Kontruksi............................................................ 23

a. Pengertian ............................................................................... 23

b. Biaya Kontruksi ...................................................................... 23

c. Estimasi Biaya Rinci .............................................................. 24

d. Harga Satuan Pekerjaan Struktur Bangunan ......................... 25

e. Harga Pekerjaan Struktur Bangunan ...................................... 27

6. Beton Bertulang .......................................................................... 28

a. Pengertian ............................................................................... 28

b. Pelat ........................................................................................ 28

c. Pondasi Telapak ..................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 41

B. Value Engineering pada Pekerjaan Struktur ..................................... 41

C. Tahap-tahap Penelitian ...................................................................... 42

ix
1. Tahap Pra Penelitian ................................................................... 42

a. Bahan penelitian ..................................................................... 42

b. Jenis dan Metode Pengambilan Data...................................... 44

2. Tahap Penelitian .......................................................................... 45

a. Tahap Informasi ..................................................................... 45

b. Tahap Kreatif .......................................................................... 46

c. Tahap Analisis ........................................................................ 47

d. Tahap Pengembangan............................................................. 48

e. Tahap Rekomendasi ............................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Proyek ...................................................................... 50

B. Data Proyek ....................................................................................... 50

C. Struktur Organisasi ........................................................................... 51

D. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 52

E. Pekerjaan Komponen Pelat ............................................................... 53

1. Tahap Informasi ............................................................................ 54

2. Tahap Spekulatif/Kreatif ............................................................... 57

3. Tahap Analisis ............................................................................... 59

4. Tahap Pengembangan ................................................................... 73

5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... 73

F. Pekerjaan Komponen Pondasi........................................................... 75

1. Tahap Informasi ............................................................................ 75

x
2. Tahap Spekulasi ............................................................................ 78

3. Tahap Analisis ............................................................................... 79

4. Tahap pengembangan.................................................................... 104

5. Tahap Rekomendasi ...................................................................... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 106

B. Saran ................................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Analisis Fungsi Komponen Pembangunan .................................. 13

Tabel 2.2 Pembobotan Kriteria dengan Metode Zero-One ........................... 15

Tabel 2.3 Contoh Metode Zero-one dalam Mencari Nilai Index .................. 16

Tabel 2.4 Contoh Tabel Matrik Evaluasi ...................................................... 16

Tabel 2.5 Analisis Fungsi Komponen Pembangunan dan Nilai Cost/Worth 17

Tabel 2.6 Contoh Metode Zero-One ............................................................. 20

Tabel 2.7 Momen yang Menentukan Per Meter Lebar dalam Jalur Tengah
pada Pelat Dua Arah Akibat Beban Berbagi Rata......................... 32

Tabel 2.8 Hubungan Rasio Penulangan dengan Koefisien Tahanan (K)


(f’c = 30 MPa dan fy = 240 MPa) ................................................. 33

Tabel 2.9 Dimensi,Luas Penampang dan Berat Tulangan ........................... 34

Tabel 2.10 Nilai-nilai Faktor Gaya Dukung Terzaghi .................................... 36

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya dalam Proyek Pembangunan Gedung


Gelar Karya Mahasiswa Universitas Negeri Semarang ................ 52

Tabel 4.2 Biaya Existing Struktur Atas ......................................................... 55

Tabel 4.3 Perincian Biaya Pekerjaan Komponen Pelat ................................. 55

Tabel 4.4 Analisis Fungsi Komponen Pelat di Pembangunan Gedung Gelar


Karya Mahasiswa UNNES ............................................................ 56

Tabel 4.5 Ide Kreatif Value Engineering pada Pekerjaan Komponen Pelat di
Pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES............. 57

Tabel 4.6 Pembobotan Kriteria dengan Metode Zero-one pada


Komponen Pelat ........................................................................... 59

Tabel 4.7 Biaya Pekerjaan Alternatif I Pekerjaan Komponen Pelat ............ 63

Tabel 4.8 Selisih Biaya dari Existing dengan Alternatif I


Komponen Pelat ........................................................................... 64

Tabel 4.9 Biaya Pekerjaan Alternatif II Pekerjaan Komponen Pelat ............ 68

xii
Tabel 4.10 Selisih Biaya dari Existing dengan Alternatif II
Komponen Pelat ............................................................................ 68

Tabel 4.11 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Biaya
Pelaksanaan di Pekerjaan Komponen Pelat .................................. 69

Tabel 4.12 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Waktu
Tunggu di Pekerjaan Komponen Pelat .......................................... 69

Tabel 4.13 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Ketersediaan
Material di Pekerjaan Komponen Pelat ......................................... 70

Tabel 4.14 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Kecepatab
Pelaksanaan di Pekerjaan Komponen Pelat .................................. 70

Tabel 4.15 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Jumlah
Tenaga Kerja yang Terlibat di Pekerjaan Komponen Pelat .......... 70

Tabel 4.16 Penilaian Existing dan Alternatif dengan Matrik Evaluasi pada
Pekerjaan Komponen Pelat ........................................................... 71

Tabel 4.17 Analisis Fungsi Komponen Pelat dan Nilai Cost/Worth di


Pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES............. 72

Tabel 4.18 Analisis Fungsi Komponen Pondasi Pembangunan Gedung Gelar


Karya Mahasiswa UNNES ............................................................ 77

Tabel 4.19 Pembobotan Kriteria dengan Metode Zero-one


Komponen Pondasi ..................................................................... 79

Tabel 4.20 Volume Pekerjaan Komponen Pondasi Alternatif I ...................... 87

Tabel 4.21 Biaya Pekerjaan Komponen Pondasi Alternatif I ......................... 88

Tabel 4.22 Selisih Biaya Pekerjaan Komponen Pondasi Existing dengan


Komponen Pondasi Alternatif I .................................................... 89

Tabel 4.23 Volume Pekerjaan Komponen Pondasi Alternatif II..................... 97

Tabel 4.24 Biaya Pelaksanaan Komponen Pondasi Alternatif II .................... 97

Tabel 4.25 Selisih Biaya Pekerjaan Komponen Pondasi Existing dengan


Komponen Pondasi Alternatif II ................................................... 98

Tabel 4.26 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Pengaruh
Terhadap Bangunan Sekitar di Pekerjaan Komponen Pondasi ..... 99

xiii
Tabel 4.27 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Biaya
Pelaksanaan di Pekerjaan Komponen Pondasi ............................. 99

Tabel 4.28 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Waktu Tunggu di
Pekerjaan Komponen Pondasi ....................................................... 100

Tabel 4.29 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Efisiensi di
Pekerjaan Komponen Pondasi ....................................................... 100

Tabel 4.30 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Kecepatan
Pelaksanaan di Pekerjaan Komponen Pondasi ............................. 100

Tabel 4.31 Nilai Index Setiap Alternatif dan Existing pada Kriteria Jumlah
Tenaga Kerja yang Terlibat di Pekerjaan Komponen Pondasi ..... 101

Tabel 4.32 Penilaia Existing dan Alternatif dengan Matrik Evaluasi pada
Pekerjaan Komponen Pondasi ....................................................... 102

Tabel 4.33 Analisis Fungsi Komponen Pondasi dan Nilai Cost/Worth di


Pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES............. 103

xiv
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Distribusi Biaya Total............................................................... 22

Gambar 2.2 Biaya Total yang Dikeluarkan oleh Pemilik Proyek ................ 22

Gambar 2.3 Proses Perhitungan Estimasi Biaya Proyek .............................. 25

Gambar 2.4 Komponen Biaya Detail/Biaya Total Pekerjaan ...................... 27

Gambar 2.5 Penampang Pelat ..................................................................... 30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedung Gelar


Karya Mahasiswa UNNES ....................................................... 52

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Biaya dengan Alternatif-alternatif


yang Muncul pada Pekerjaan Komponen Pelat ........................ 68

Gambar 4.3 Sketsa Pondasi I Alternatif I ..................................................... 80

Gambar 4.4 Sketsa Pondasi II Alternatif I ................................................... 83

Gambar 4.5 Sketsa Pondasi III Alternatif I .................................................. 85

Gambar 4.6 Sketsa Pondasi I Alternatif II ................................................... 90

Gambar 4.7 Sketsa Pondasi II Alternatif II .................................................. 92

Gambar 4.8 Sketsa Pondasi III Alternatif II ................................................. 95

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Antara Biaya dengan Alternatif-alternatif


yang Muncul pada Pekerjaan Komponen Pondasi ................... 98

Gambar 4.10 Sketsa Penampang Pondasi Existing ........................................ 105

xv
DAFTAR NOTASI

A = aliran kas pada akhir periode

Aperlu = luas yang dibutuhkan

As = luas tulangan

a1,a2 = tebal pondasi

B = lebar penampang pondasi

b = lebar penampang

Cx - = faktor pengali momen arah x

d = tinggi efektif

db = diameter tulangan

Df = kedalaman fondasi

DL = beban mati

d1, d2 = tinggi efektif pondasi

f’c = kekuatan tekan beton umur 28 hari

fy = tegangan leleh baja

h = panjang penampang balok

hmin = tebal plat minimum

HP = harga pekerjaan

HSP = harga satuan pekerjaan

i = bunga tiap tahun

Ib1 = momen inersia balok tepi 1

Ib2 = momen inersia balok tepi 2

xvi
Is1 = momen inersia pelat tepi 1

Is2 = momen inersia pelat tepi 2

K = koefisien tahanan

L = panjang efektif

Ld = panjang penyaluran pasak

LL = beban hidup

Lx = panjang efektif arah x

Ly = panjang arah y

Ln =bentang bersih pelat yang menentukan

M = momen rancang

m = perbandingan isi tulangan

Ml,x = momen rancang lapangan arah x

Ml,y = momen rancang lapangan arah y

Mt,x = momen rancang tumpuan arah x

Mt,y = momen rancang tumpuan arah y

Mu = momen berfaktor

N = umur rencana

Nc,Nq,Ny = factor daya dukung Terzaghi

Pi = nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i%

Pu = tegangan aksial ultimit

q = beban berfaktor

Qu = daya dukung ultimit

Vc = kuat geser nominal beton

xvii
Vol = volume tiap pekerjaan

Wu = beban berfaktor

α = tebal pondasi

α1 = nilai kekakuan pada sisi pendek

α2 = nilai kekakuan pada sisi panjang

αm = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

β = nilai banding sisi pendek dan sisi panjang (ly/lx)

φ = faktor reduksi

ρaktual = rasio penulangan aktual

ρ = rasio penulangan

γ = berat volume basah

σ = tegangan ijin

σ netto = tegangan ijin netto

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Analisis Perhitungan Alternatif pada Pekerjaan Pelat

Lampiran II Analisis Perhitungan Alternatif pada Pekerjaan Pondasi

Lampiran III Rencana Anggaran Biaya Existing

Lampiran IV Daftar Harga Beton Alternatif

Lampiran V Gambar Rencana Proyek Pembangunan

xix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komponen pelat pada pekerjaan bangunan merupakan komponen

pekerjaan struktur atas sedangkan komponen pondasi merupakan komponen

pekerjaan struktur bawah, sehingga komponen tersebut saling berhubungan

dalam suatu bangunan bertingkat. Dalam perencanaannya kedua bagian

tersebut saling berkaitan satu sama lainnya.

Dalam perencanaan gedung tidak hanya menghitung kontruksi bangunan

tetapi juga menghitung biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan di lapangan

atau biasa disebut rencana anggaran biaya (RAB). RAB yang direncanakan

pada suatu pembangunan harus efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat

dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan

yang akan dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan,

karena akan menunjukkan mutu dan kwalitas daripada bangunan tersebut.

Setelah RAB selesai, terkadang ada beberapa item pekerjaan yang memiliki

anggaran biaya yang besar, sehingga perlu dilakukan optimalisasi dan

diefisienkan kembali.

Ada beberapa cara yang banyak dilakukan untuk mengefisienkan dan

mengoptimalkan biaya tersebut, salah satu cara yaitu dengan merekayasa nilai

(value engineering). Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang

kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan

1
2

mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan

untuk mencari suatu alternatif-alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk

menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yeng telah

direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan.

Dalam value engineering tidak hanya melihat dalam jangka pendek tetapi

juga melihat jangka panjang. Jangka pendek yang dimaksud adalah biaya yang

dikeluarkan dari persiapan pembangunan sampai selesainya bangunan tersebut

dikerjakan, yang dimaksud jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan

untuk biaya operasional dan pemeliharaan suatu bangunan dalam jangka

waktu yang ditentukan. Sehingga value engineering cara yang tepat digunakan

untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya pada suatu proyek

pembangunan. Value Engineering juga menggunakan banyak disiplin ilmu

dan saling berhubungan antara lain pelat dan pondasi, sehingga apabila ada

perubahan di komponen pelat maka komponen pondasi juga ada perubahan

maka bisa dikatakan saling berhubungan satu sama lain.

Pada penelitian ini, perencanaan value engineering dilakukan setelah

perencanaan selesai dan diterapkan pada proyek pembangunan Gedung Gelar

Karya Mahasiswa UNNES. Dimana dalam pembangunan gedung tersebut

menghabiskan dana sebesar Rp. 9.511.381.359,04. Selain mempunyai biaya

yang besar, pembangunan tersebut memiliki nilai struktur tinggi, arsitektur

yang tinggi dan tingkat pekerjaan yang sulit. Sehingga setelah diadakan

analisis value engineering terdapat cost saving terhadap biaya total yang telah

direncanakan sebelumnya.
3

Perencanaan value engineering dilakukan pada komponen pelat dan

pondasi pada pekerjaan gedung tersebut. Biaya yang dikeluarkan pada

pekerjaan komponen pelat sebesar Rp. 379.641.784,00 sedangkan pada

komponen pondasi sebesar Rp. 481.656.576,60. Komponen pelat pada

pekerjaan gedung tersebut menggunakan mutu beton (f’c) sebesar 20 MPa

sedangkan mutu baja (fy) sebesar 240 MPa. Sedangkan pada komponen

pondasi menggunakan mutu beton dan mutu baja yang sama dengan

komponen pelat. Penerapan value engineering pada kedua komponen tersebut

dilakukan dengan mencari alternatif-alternatif yang lebih efisien dan efektif

apabila dibandingkan dengan perencanaan awal. Alternatif pertama yang

muncul dengan menaikkan mutu beton dan mutu baja tetap sedangkan

alternatif yang lainnya dengan menaikkan mutu baja dengan mutu beton tetap.

Setelah didapat kedua alternatif tersebut diharapkan mendapat hasil yang lebih

efektif dan efisien dari pada perencanaan awal.

B. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan pada pembangunan Gedung Gelar Karya

Mahasiswa UNNES setelah perencanaan gedung tersebut telah selesai dibuat,

tetapi penerapan value engineering diasumsikan pada saat masih dalam tahap

perencanaan gedung tesebut. Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Analisis value engineering dilakukan pada struktur bangunan antara lain

komponen pelat dan komponen pondasi, yang dikaji dari segi bahan,

dimensi dan material.


4

2. Penentuan alternatif dilakukan dengan menaikkan mutu beton maupun

mutu baja dan tetap memperhatikan perhitungan struktur pada setiap

alternatif settiap komponen yang ditinjau. Sehingga dengan perhitungan

struktur pada alternatif yang muncul akan diketahui secara jelas gambaran

alternatif-alternatif yang ada. Setelah diketahui secara perhitungan

stuktur, maka baru dihitung estimasi biaya yang dikeluarkan pada setiap

alternatif-alternatif tersebut.

3. Dalam penentuan alternatif yang terbaik dari semua alternatif, memakai

nilai biaya terendah dari semua alternatif yang muncul pada komponen

pelat dan pondasi.

4. Menggunakan daftar analisis harga pekerjaan yang dikeluarkan oleh

BPIK (Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi) pada bulan januari-

pebruari 2005 dan harga- harga bahan untuk alternatif yang tidak terdapat

pada BPIK pada bulan tersebut menggunakan dari brosur harga bahan

dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang bersangkutan.

C. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam melakukan analisis value engineering

pada proyek pembangunan tersebut adalah

1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif–alternatif desain dan

bahan dalam aplikasi value engineering yang dapat membuat perencanaan

anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan pelat menjadi efisien


5

dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan

rencana awal?

2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan

bahan dalam aplikasi value engineering yang dapat membuat perencanaan

anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan pondasi menjadi

efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan

rencana awal?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui alternatif bahan atau dimensi yang dapat dipakai dalam

aplikasi value engineering terhadap komponen pelat maupun komponen

pondasi yang sesuai dengan kriteria value engineering yaitu harus efektif

dan efisien.

2. Mengetahui perbandingan biaya-biaya untuk masing-masing alternatif

yang digunakan pada komponen pelat dan komponen pondasi dalam

pembangunan tersebut.

3. Mengetahui berapa nilai cost saving atau biaya pengurangan dari alternatif

yang digunakan dalam analisis value engineering pada komponen pelat

dan komponen pondasi.

4. Mengetahui perbandingan biaya total dari suatu proyek yang telah

direncanakan sebelumnya dengan alternatif biaya dari rekayasa nilai yang

dilakukan.
6

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya:

1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana

maupun pelaksana mengenai biaya-biaya dari alternatif-alternatif apa saja

yang dapat digunakan dalam pembangunan sehingga dapat meminimalkan

biaya total dari suatu proyek pembangunan.

2. Menunjukkan cara merencanakan alternatif-alternatif penggunaan dalam

item pekerjaan suatu bangunan dengan menganalisa atau merekayasa

nilai (value engineering) bangunan tersebut.

3. Menunjukkan cara perhitungan dari suatu alternatif-alternatif yang

digunakan dalam pengerjaan struktur suatu bangunan dengan menganalisa

atau merekayasa nilai (value engineering).

4. Dapat merencanakan suatu pekerjaan struktur yang efektik dan efisien.

5. Dapat mengetahui cara perhitungan rencana anggaran biaya dari suatu

proyek pembangunan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, isi

dan penutup. Bagian pendahuluan berisi tentang halaman judul, Persetujuan

pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar notasi dan daftar lampiran.

Pada bagian isi terdiri dari beberapa bab yang masing-masing

menguraikan tentang :
7

Bab I. Pendahuluan berisi tentang latar belakang, batasan

permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II. Tinjauan Pustaka yang berisi tentang value engineering, metode

zero-one, matrik evaluasi, life cycle cost, rencana anggaran

biaya, pondasi, pelat dan hipotesis.

Bab III. Metodologi Penelitian berisi tentang jenis penelitian, tahap-

tahap penelitian, bahan penelitian, dan metode pengumpulan

data untuk penelitian.

Bab IV. Aplikasi Perhitungan dan Analisa Proyek Value Engineering

pada Bagian Bangunan berisi tentang analisa perhitungan dan

hasil aplikasi value engineering pada proyek pembangunan

tersebut.

Bab V. Kesimpulan dan Saran berisi tentang kesimpulan atas hasil

analisis perhitungan dan saran-saran berkaitan hasil tersebut.

Pada bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-

lampiran
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Value Engineering

Dalam sejarahnya value engineering ditemukan oleh seorang sarjana

teknik yang bernama Lawrence D. Miles pada tahun 1947, yang

didasarkan karena keinginan untuk mendapatkan bahan baku pengganti

dengan biaya yang rendah tetapi masih memenuhi fungsi produk yang

diharapkan. Pada tahun 1980, value engineering baru masuk ke Indonesia

dan baru digunakan pemerintah pada tahun 1990 yang bertujuan untuk

mencari fungsi yang tidak diperlukan (Hutabarat, 1995).

a. Pengertian

Miles (1959) dalam Barruie dan Poulson (1984) mengatakan value

engineering /rekayasa nilai adalah suatu pendekatan yang bersifat kreatif

dan sistematis dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya

yang tidak diperlukan. Menurut Zimmerman dan Hart dalam Hutabarat

(1995) rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan

pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik

antara biaya, keandalan dan penampilan dari suatu sistem atau proyek.

Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) juga menerangkan bahwa

rekayasa nilai merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk

mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi

nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan

8
9

sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut

dengan biaya total minimum.

Zimmerman dan Hart dalam Donomartono (1999) value engineering

adalah “a value study on a project or productthat is being developed. It

analisys the cost of the project as it is being designed”. Jadi value

engineering adalah suatu metode evaluasi yang menganalisa teknik dan

nilai dari suatu proyek atau produk yang melibatkan pemilik, perencana

dan para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing- masing dengan

pendekatan sistematis dan kreatif yang bertujuan untuk menghasilkan mutu

yang tetap dengan biaya serendah-rendahnya, yaitu dengan batasan

fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan

menghilangkan biaya serta usaha yang tidak diperlukan/tidak mendukung.

Value Engineering bukanlah suatu :

1). Revisi desain yang diperlukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan

yang dibuat oleh perencana, maupun mengoreksi perhitungan.

2). Suatu proses untuk membuat sesuatu menjadi murah ataupun

pemotongan harga dengan mengurangi penampilan.

3). Kontrol terhadap kualitas ataupun pemeriksaaan ulang dari

perencanaan proyek atau produk.


10

b. Faktor-faktor penggunaan value engineering (Tugino, 2004):

1). Tersedianya data-data perencanaan

Data-data perencanaan di sini adalah data-data yang berhubungan

langsung dengan proses perencanaan sebuah bangunan yang dibangun

dan akan diadakan value engineering.

2). Biaya awal (Initial Cost)

Biaya awal disini adalah biaya yang dikeluarkan mulai awal

pembangunan sampai pembangunan tersebut selesai.

3). Persyaratan operasional dan perawatan

Dalam suatu value engineering juga harus mempertimbangkan nilai

operasional dan perawatan dalam alternatif-alterantif yang disampaikan

melalui analisis value engineering dengan jangka waktu tertentu.

4). Ketersediaan material

Ketersediaan material disini adalah material yang digunakan sebagai

alternatif-alternatif dalam analisis value engineering suatu

pembangunan atau pekerjaan tiap item pekerjaan harus mempunyai

kemudahan dalam mencarinya dan tersedia dalam jumlah yang cukup di

daerah proyek.

5). Penyesuaian terhadap standart

Penyesuaian yang dimaksud di sini adalah semua alternatif-alternatif

yang digunakan harus mempunyai standart dalam pembangunan baik

akurasi dimensi, persisinya, maupun kwalitasnya.


11

6). Dampak terhadap pengguna

Dampak terhadap penggunaan di dalam value engineering suatu

bangunan harus mempunyai dampak positif kepada pengguna dari segi

keamanan maupun kenyamanan.

c. Karakteristik value engineering (Hutabarat,1995):

1). Berorientasi pada fungsi

Dalam value engineering mengidentifikasikan fungsi komponen yang

dibutuhkan.

2). Berorientasi pada sistem (sistematik)

Dalam mengidentifikasikan seluruh dimensi permasalahan (proses dan

biaya) saling melihat keterkaitan antara komponen-komponennya dan

menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu.

3). Multi disiplin ilmu

Melibatkan berbagai disiplin keahlihan karena semua dibahas di

dalam value engineering yaitu value engineering itu sendiri,

perencanaan pelat dan perencanaan pondasi.

4). Berorientasi pada siklus hidup produk

Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan

mengoperasionalkan fasilitas selama siklus hidupnya. Jika siklus

hidup pendek maka perlu mempertimbangkan apakah investasi yang

dilakukan akan menghasilkan keuntungan.

5). Pola pikir kreatif

Proses perancangan harus dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif

pemecahan masalah sehingga akan banyak pilihan.


12

d. Tahapan-tahapan dalam value engineering suatu item pekerjaan

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis value

engineering ada lima fase, yaitu fase informasi, fase kreatif, fase analisis,

fase pengembangan dan fase rekomendasi (Hutabarat, 1995)

1). Fase informasi adalah proses di mana mencari informasi mengenai

pekerjaan tiap komponen, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan komponen pelat dan pondasi di proyek pembangunan

yang akan dilakukan value enginering. Informasi dapat berupa

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

a. Itemnya apa ?

b. Apa fungsinya ?

c. Berapa nilai fungsi tersebut ?

d. Berapa total biayanya ?

Maka pada fase ini nantinya akan dibuat table harga untuk

mengidentifikasi biaya/usaha yang tidak perlu dalam pekerjaan

komponen yang akan dilakukan value engineering. Pada fase ini juga

dicari analisis fungsi komponen pembanguan dengan berbentuk table.

Di mana fungsi adalah suatu pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai

tertentu, dalam hal ini fungsi merupakan karakteristik produk atau

proyek yang membuat produk/proyek dapat bekerja atau dijual.

Fungsi menurut Donomartono (1999) dibedakan menjadi :

a) Fungsi dasar adalah fungsi, tujuan, atau prosedur yang merupakan

tujuan utama dan harus dipenuhi.


13

b) Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang mungkin

dibutuhkan tetapi tidak melaksanakan kerja yang sebenarnya.

Pada fase ini analisi fungsi dituliskan dalam bentuk Tabel 2.1 di bawah

ini:

Tabel. 2.1 Analisis Fungsi Komponen Pembangunan


FUNGSI COST
NO KOMPONEN %
VERB NOUN KIND ( Rp )

Jumlah

Pada Tabel 2.1 terdapat kolom komponen, dimana komponen tersebut

adalah komponen/bagian dari item pekerjaan yang akan divalue

engineering yiatu pekerjaan komponen pelat dan pondasi. Pada tabel

tersebut juga terdapat kolom fungsi verb, noun dan kind yang mempunyai

fungsi masing-masing. Kolom verb berisi fungsi kerja dari komponen

tersebut, begitu juga dengan kolom noun yang berisi bentuk fungsi dari

komponen tersebut. Sedangkan pada kolom fungsi kind berisi fungsi

tersebut fungsi primer (pokok) atau sekunder. Kolom cost berisi biaya

yang dikeluarkan pada setiap komponen pada pekerjaan yang akan

divalue engineering.

2). Fase kreatif adalah suatu fase di mana nantinya muncul alternatif-

alternatif yang digunakan dalam melakukan analisis value engineering

pada komponen pembangunan tersebut yaitu komponen pelat dan


14

pondasi. Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi bahan, dimensi, waktu

pelaksanaan, biaya pelaksanaan dan lain-lain. Pada fase ini juga

dituliskan alasan dilakukan value engineering pada tiap elemen dan

kelebihan, kekurangan setiap alternatif yang dimunculkan.

3). Fase analisis adalah fase di mana melakukan analisis terhadap

alternatif-alternatif yang dipakai dalam item pekerjaan baik dari segi

analisis perhitungan kontruksi maupun perhitungan biaya pekerjaan.

Dalam fase analisis ini nantinya dapat diketahui alternatif terbaik yang

dapat dipakai/digunakan dalam item pekerjaan bangunan tersebut.

Langkah-langkah dalam fase analisis ini adalah

a) Mencari kriteria pada setiap komponen yang akan divalue

engineering. Kriteria di dapat dari Donomartono (1999), disebutkan

7 kriteria pada pekerjaan strukrtur yaitu pengaruh terhadap

bangunan sekitar, biaya pelaksanaan, waktu tunggu, effisiensi daya

dukung, kecepatan pelaksanaan, ketersediaan material dan jumlah

tenaga kerja. Pada pekerjaan komponen pelat menggunakan 4

kriteria yaitu biaya pelaksanaan, waktu tunggu, ketersediaan

material, kecepatan pelaksanaan,dan jumlah tenaga kerja.

Sedangkan pada pekerjaan komponen pondasi menggunakn 6

kriteria yaitu biaya pelaksanaan, waktu tunggu, ketersediaan

material, kecepatan pelaksanaan, jumlah tenaga kerja. Pengambilan

kriteria tersebut didasarkan karena sesuai dengan komponen yang

akan divalue engineering.


15

b) Mencari bobot setiap kriteria-kriteria yang muncul dengan

menggunakan metode zero-one. Dapat dilihat pada Tabel 2.2 di

bawah ini :

Tabel 2.2 Pembobotan Kriteria dengan Metode Zero-One


Nomor Angka
Total Rank Bobot
Kriteria No Kriteria Rank
1 2 3
1
2
3

Pada Tabel 2.2 dapat dijelaskan dengan menggunakan metode

zero-one dapat menentukan rangking dari setiap kriteria yang telah

ditetapkan. Rangking didapat dari nilai total metode tersebut,

dimana yang mempunyai nilai total yang besar mendapatkan

rangking 1 begitu juga sebaliknya. Dalam menentukan angka

rangking didapat dari kebalikan jumlah rangking. Misal pada tabel

di atas ada 3 rangking, maka ranking 1 mendapatkan nilai 3,

rangking 2 mendapat nilai 2 sedangkan rangking 3 mendapat nilai

1. Kolom bobot pada Tabel 2.2 didapat dengan membagi angka

rangking pada setiap kriteria dengan jumlah angka rangking

tersebut, sehingga total bobot tetap 100%.

c) Mencari nilai index pada setiap alternatif yang muncul pada setiap

kriteria. Nilai index dicari dengan menggunakan metode zero-one

pada alternatif terhadap setiap kriteria. Contoh terdapat alternatif A,


16

B, dan C dimana A > B, A > C, B > C, B < A, C < A, dan C < B.

Sehingga dapat ditulis dalam Tabel 2.3 dibawah ini :

Tabel 2.3 Contoh Metode Zero-One dalam Mencari Nilai Index


Alternatif A B C JMLH Index
A X 1 1 2 2/3
B 0 X 1 1 1/3
C 0 0 X 0 0

d) Memilih alternatif yang terbaik dengan menggunakan matrik

evaluasi. Matrik evaluasi merupakan metode yang digunakan untuk

mengambil keputusan dalam memilih alternatif yang terbaik dengan

mengalikan bobot kriteria yang muncul dengan index setiap

alternatif pada setiap kriteria. Dimana nilai perkalian tersebut yang

terbesar merupakan alternatif yang terbaik yang akan dipilih. Atau

dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini :

Table 2.4 Contoh Tabel Metode Matrik Evaluasi


Kriteria
No Alternatif 1 2 3 Total
(bobot) (bobot) (bobot)
(index) (index) (index)
(nilai) (nilai) (nilai) (nilai)

Pada tabel 2.4 diatas dapat dijelasakan bahwa kata “(bobot)”

pengertiannya adalah bobot dari setiap kriteria yang muncul dari

komponen pekerjaan yang dicari menggunakan metode zero-one.

“(index) mempunyai pengertian adalah nilai index dari alternatif


17

yang muncul terhadap setiap kriteria-kriteria yang ada. “(nilai)”

adalah nilai perkalian antara index dengan bobot setiap kriteria.

Sedangkan “(nilai)” pada kolom total adalah nilai total dari semua

nilai pada setiap kolom kriteria yang ada.

e) Mencari nilai rasio cost/worth pada setiap komponen yang akan

divalue engineering. Cost adalah biaya awal yang dikeluarkan

setiap komponen pekerjaan yang akan dilakukan value engineering

baik yang fungsi primer maupun sekunder. Worth adalah biaya yang

muncul setelah dilakukan value engineering baik yang mempunyai

fungsi primer maupun sekunder. Sedangkan nilai rasio cost/worth

adalah nilai rasio penghematan setelah dilakukan value engineering

pada setiap komponen pekerjaan. Apabila nilai cost/wort >1 artinya

terjadi penghematan pada komponen tersebut, sedangkan nilai

cost/wort < 1 artinya tidak terjadi penghematan pada komponen

tersebut. Dapat dilihat pada Tabel 2.5 di bawah ini:

Tabel. 2.5 Analisis Fungsi Komponen Pembangunan dan Nilai


Cost dan Worth
N FUNGSI WORTH COST
KOMPONEN
O VERB NOUN KIND ( Rp ) ( Rp )

Jumlah

Pada Tabel 2.5 diatas dapat dijelaskan bahwa pada tabel tersebut

terdapat kolom komponen, dimana komponen tersebut adalah

komponen/bagian dari item pekerjaan yang akan divalue


18

engineering yiatu pekerjaan komponen pelat dan pondasi. Pada

tabel tersebut juga terdapat kolom fungsi verb, noun dan kind yang

mempunyai fungsi masing-masing. Kolom verb berisi fungsi kerja

dari komponen tersebut, begitu juga dengan kolom noun yang

berisi bentuk fungsi dari komponen tersebut. Sedangkan pada

kolom fungsi kind berisi fungsi tersebut fungsi primer (pokok) atau

sekunder. Kolom cost berisi biaya awal yang dikeluarkan pada

setiap komponen pada pekerjaan yang akan divalue engineering,

sedangkan worth adalah biaya yang dikeluarkan setelah dilakukan

value engineering.

4). Fase pengembangan merupakan fase di mana nantinya akan muncul

perbandingan nilai/biaya antara existing dan alternatif yang dipakai

setelah adanya penambahan nilai maintenence cost dalam beberapa

kurun waktu bangunan. Selain itu juga akan muncul berapa cost saving.

Sehubungan dengan pekerjaan komponen pelat dan pondasi tidak

terdapat biaya maintenence maka pada value engineering pada

komponen tersebut tidak ada fase pengembangan.

5). Fase rekomendasi adalah fase di mana berisi rencana awal item

pekerjaan yang divalue engineering, usulan yang terbaik, dasar

pertimbangan memilih usulan atau alternatif yang terbaik dan diskusi

yang berisi tentang nilai penghematan yang didapat dari ususlan yang

dipilih.
19

e. Waktu Penerapan value engineering

Dalam penerapan value engineering harus memperhatikan tahapan-

tahapan dasar yang memberikan sumbangan dalam realisasi suatu proyek

mulai dari gagasan hingga menjadi suatu kenyataan. Waktu penerapan

pada umumnya dapat dilakukan sepanjang waktu berlangsungnya proyek,

akan lebih efektif dan mendapatkan potensial saving maksimum bila

program value engineering sudah diaplikasikan sejak dini pada tahap

perencanaan.

Pada tahap perencanaan memiliki pengaruh yang besar terhadap biaya

suatu proyek, dikarenakan dalam tahap perencanaan sudah 70 persen biaya

kontruksi ditentukan (Donomartono, 1999). Dalam tahap ini pula pemilik

dapat menentukan kriteria sehingga perencana dapat membuat desain

berdasarkan kriteria yang diinginkan. Setelah perencanan akhir sudah

selesai maka desain yang telah didapat dilakukan value engineering

terlebih dahulu sehingga didapat desain yang efektif dan efisien sehingga

tidak merugikan pihak manapun juga.

2. Metode Zero-One

Metode zero-one adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang

bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode

ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi. Fungsi “yang lebih penting”

atau “kurang penting” terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang ”lebih

penting” diberi nilai satu, sedangkan fungsi yang ”kurang penting” diberi

nilai nol.
20

Cara pelaksanaannya adalah dengan mengumpulkan fungsi-fungsi

yang tingkatannya sama, kemudian disusun dalam matrik zero-one yang

berbentuk bujursangkar. Kemudian dilakukan penilaian fungsi-fungsi

secara berpasangan, sehingga ada matriks akan terisi nilai satu dan nol,

kecuali diagonal utama yang berisi x. Selanjutnya nilai-nilai pada matriks

ini kemudian dijumlah menurut baris dan dikumpulkan pada kolom

jumlah.

Tabel 2.6 Contoh Metode Zero-One


Fungsi A B C D Jumlah
A X 1 1 1 3
B 0 X 1 1 2
C 0 0 X 1 1
D 0 0 0 X 0
Keterangan:
1 = lebih penting
0 = kurang penting

Pada Tabel 2.6 diatas dapat dijelaskan bahwa pada baris 1 kolom 2

bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B begitu sebaliknya

dengan baris 2 kolom 1 bernilai 0. Dari Tabel 2.6 diatas diperoleh urutan

prioritas yang dapat dilihat pada kolom jumlah.

3. Matrik Evaluasi

Hutabarat (1999), Matrik Evaluasi adalah salah satu cara pengambilan

keputusan yang dapat menggabungkan kriteria kuantitatif (tak dapat

diukur) dan kriteria kualitatif (dapat diukur).


21

Langkah-langkah dalam metode matrik evaluasi (Huatabarat, 1999)

adalah:

1. Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin.

2. Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh.

3. Menetapkan bobot masing-masing kriteria.

4. Memberikan penilaian untuk setiap alternatif dengan bentuk index.

5. Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif.

6. Memilih alternatif dengan nilai terbesar

Metode matrik evaluasi dapat dijelaskan pada Tabel 2.4 sebelumnya.

4. Life Cycle Cost (LCC)/ Ongkos Siklus Hidup

Menurut Pujawan (1995) life cycle cost dalam suatu item adalah

jumlah semua pengeluaran yang berkaitan dengan item tersebut sejak

dirancang sampai tidak terpakai lagi.

Untuk mencapai total biaya yang optimal dari suatu proyek untuk

waktu tertentu diperlukan studi value engineering pada bidang kontruksi

dengan metode sistematis, agar total biaya dapat dipertanggungjawabkan

dari pekerjaan kontruksi, operasional, pemeliharaan dan penggantian alat/

barang di dalam suatu sistem periode yang disebut cost of life cycle

(Donomartono, 1999), seperti tergambar dibawah ini.


22

Cost Life Cycle

Inisial Operasi Pemeliharaan Pergantian

Gambar 2.1 Distribusi Biaya Total

PERENCA Kontraktor Suplier Pemeliharaan


NAAN (Pemaso) dan operasi kontraktor
SELEKSI Pengadaan dan Produksi dan Operasi pemeliharaan
pembimbingan pengiriman dan perggantian

Gambar 2.2 Biaya Total yang Dikeluarkan oleh Pemilik Proyek

Menurut Pujawan (1995), ongkos siklus hidup didefinisikan sebagai

kombinasi 3 hal yaitu :

a. Biaya awal

Biaya awal dari suatu item pembangunan merupakan investasi awal

yang dibutuhkan untuk mengadakaan pembangunan item tersebut

dan tidak akan diulang selama masa pakainya.

b. Biaya operasional dan perawatan

Biaya operasional dan perawatan adalah biaya-biaya yang

senantiasa berulang-ulang yang diperlukan untuk operasional dan

merawat item bangunan tersebut selama masa pakainya, dan

biasanya dinyatakan pertahun.

c. Biaya disposisi

Biaya disposisi terjadi apabila siklus hidup suatu item bangunan

berakhir masa pakainya sehingga biaya disposisi berada di akhir

siklus hidup.
23

Dalam analisa ekonomi menggunakan cara yang disebut life cycle

cost, di mana life cycle cost sebagai alat bantu dalam mencari alternatif-

alternatif berbagai kemungkinan dalam pengambilan keputusan dan

menggambarkan nilai sekarang dan nilai yang akan datang dari suatu

proyek pembangunan selama umur manfaat proyek itu sendiri.

5. Estimasi Biaya Kontruksi

a. Pengertian

Estimasi Biaya Kontruksi adalah perhitungan banyaknya biaya yang

diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan

dengan pembangunan/proyek tersebut (Ibrahim, 1994).

b. Biaya kontruksi

Biaya kontruksi terdiri dari

1). Modal tetap (fixed capital)

Modal tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun

proyek atau menghasilkan produk yang diinginkan, mulai dari studi

kelayakan, desain engineering, pengadaan kontruksi sampai instalasi

atau proyek siap beroperasi penuh.

Biaya modal tetap dibagi menjadi:

a). Biaya langsung (direct cost) yaitu biaya untuk semua komponen

permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung antara lain:

penyiapan lahan, instalasi bangunan (pipa, listrik, mekanikal),

fasilitas pendukung (pembangkit listrik, AC), bangunan fisik


24

proyek, peralatan utama yang tertera dalam gambar

(laboratorium,dapur) dan pembebasan lahan.

b). Biaya tidak langsung (indirect cost) yaitu biaya yang diperlukan

untuk proses pembangunan proyek yang tidak menjadi instalasi

atau produk permanen/fisik proyek. Biaya tidak langsung antara

lain:

(1). Gaji dan tunjangan tim manajemen, engineers, inspektor.

(2). Kendaraan dan peralatan kontruksi, termasuk bahan bakar dan

suku cadang.

(3). Keuntungan pelaksana, pajak, izin dan asuransi.

2). Modal kerja (working capital)

Modal kerja adalah biaya yang diperlukan untuk proyek mulai

beroperasi sampai proyek selesai.

c. Estimasi biaya rinci pekerjaan struktur bangunan

Estimasi biaya rinci pekerjaan struktur bangunan adalah estimasi biaya

yang didasarkan pada perhitungan rinci item pekerjaan struktur bawah

maupun atas yang ada pada proyek dan menggunakan analisis harga

satuan.

Estimasi biaya rinci pekerjaan struktur bawah dan atas dapat dilakukan

jika gambar rencana struktur, spesifikasi dan data lain sudah tersedia atau

dengan kata lain pekerjaan desain perencanaan struktur sudah selesai.

Secara umum perhitungan estimasi biaya rinci seperti pada bagan berikut :
25

Gambar
Daftar volume/
Spesifikasi satuan pekerjaan
Harga/ Harga
dan syarat- biaya tetap total
syarat pekerjaan pekerjaan
Daftar harga
satuan pekerjaan
Daftar upah
- Biaya overhead
dan tenaga - Fee
- Pajak
Daftar Daftar analisis
harga bahan

Daftar
harga alat Biaya Proyek

Gambar 2.3. Proses Perhitungan Estimasi Biaya Proyek


Sember: Diktat Perkuliahan Manajemen kontruksi (Gunadi,2004)

d. Harga satuan pekerjaan struktur bangunan

Harga satuan pekerjaan struktur bawah maupun atas merupakan harga

item pekerjaan struktur yang akan dilaksanakan, sehingga dengan memiliki

harga satuan pekerjaan tersebut akan dapat menghitung biaya total

pekerjaan struktur tersebut. Harga satuan pekerjaan meliputi:

1). Biaya bahan/material

Material adalah seluruh elemen proyek yang nantinya menjadi

bagian dalam hasil akhir proyek. Material di sini antara lain barang

elektronik, dan mekanikal seperti elevator, escalator, transformator

seperti halnya dengan kayu, baja struktur, beton dan cat.


26

Harga bahan berbeda satu dengan yang lainnya dikarenakan sesuai

dengan jenis dan mutu/spesifikasinya. Harga material dapat diperoleh

dengan memakai harga langsung dari produsen maupun dari

distributor.

2). Biaya upah tenaga kerja

Biaya upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk

membayar tenaga kerja dalam pelaksanaan proyek. Besar kecilnya

upah tenaga kerja ditentukan oleh keterampilan yang dimiliki.

3). Biaya peralatan

Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar

semua keperluan yang berhubungan dengan perlengkapan yang

digunakan dalam pelaksanaan item pekerjaan pada sebuah proyek.

4). Biaya lain-lain

Biaya lain-lain yang dimaksud adalah biaya subkontraktor, biaya

tambahan, overhead proyek, overhead umum dan markup.

a) Biaya subkontraktor adalah biaya yang dikeluarkan kontraktor

utama kepada subkontraktor karena sebagian pekerjaan

dilaksanakan oleh subkontraktor.

b) Biaya overhead proyek adalah biaya-biaya tidak langsung yang

dimasukkan ke dalam suatu pekerjaan tertentu tetapi untuk

selesainya proyek yang dikeluarkan di lokasi proyek.


27

c) Biaya overhead umum adalah biaya overhead yang dikeluarkan di

kantor pusat meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh kantor

pusat untuk menjalanklan bisnisnya.

BIAYA TOTAL
PEKERJAAN

BIAYA SATUAN KEUNTUNGAN CADANGAN


PEKERJAAN Biaya tak terduga

Biaya Langsung Biaya overhead


perusahaan/kantor

Biaya Biaya upah Biaya Biaya Biaya overhead


Material tenaga kerjas peralatan subkontraktor lapangan (proyek)

Gambar 2.4. Komponen Biaya Detail/Biaya Total Pekerjaan


Sember: Diktat Perkuliahan Manajemen kontruksi (Gunadi,2004)

e. Harga pekerjaan struktur bangunan

Harga pekerjaan struktur bawah maupun atas didapatkan dari hasil

perkalian antara volume pekerjaan struktur tersebut dengan harga satuan

pekerjaan.

HP : Vol x HSP ....................................................................................(2.2)

di mana :

HP : harga pekerjaan

Vol : volume tiap pekerjaan

HSP : harga satuan pekerjaan


28

6. Beton Bertulang

a. Pengertian

Beton bertulang adalah merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan:

beton polos, yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi

kekuatan tarik yang rendah, dan batangan-batangan baja yang

ditanamkan di dalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang

diperlukan (Wang dan Salmon, 1985).

b. Pelat

Menurut Szilard (1974) Pelat adalah struktur bidang (permukaan) yang

lurus, (datar atau tidak melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil

dibandingkan dengan dimensi lainnya.

Suatu pelat dikatakan pelat dua arah apabila beban yang yang dipikul

pelat dalam kedua arah oleh empat balok pendukung sekeliling pelat

(Wang dan Salmon, 1985).

Dalam perencanaan pelat 2 arah (Wong dan Salmon) memakai rumus-

rumus sebagai berikut:

1) Tebal Pelat

Agar tebal pelat cukup mampu terhadap lendutan maka harus

memenuhi tebal minimum.

fy
( 0. 8 + ).l n
Hmin = 1500 ......................................(2.3)
  1 
36 + 5β α m − 0,121 + 
  β 

di mana :
29

Hmin = tebal pelat minimal

ln = bentang bersih pelat yang menentukan

β = nilai banding sisi pendek dan sisi panjang (ly/lx)

αm = nilai rerata kekakuan balok tepi dan pelat

Mencari nilai rerata kekakuan balok tepi dan pelat (αm) jika

keempat sisinya pelat tersebut terjepit balok maka:

α1 + α 2
αm = ............................................................................(2.4)
2

1
.b .h 3
I b1 12 1 1
α1 = = ..................................................................(2.5)
I s1 1
.l n, x .hs3
12

1
.b .h 3
I b 2 12 2 2
α2 = = .................................................................(2.6)
I s2 1
.l n , x .hs3
12

dimana:

α1 = nilai kekakuan pada sisi pendek

α2 = nilai kekakuan pada sisi panjang

Ib1 = momen inersia balok tepi 1

Ib2 = momen inersia balok tepi 2

Is1 = momen inersia pelat tepi 1

Is2 = momen inersia pelat tepi 2

b = lebar penampang balok

h = panjang penampang balok


30

hb

α1 lx ln,x

α2
b
ly

ln,y

Gambar 2.5 Penampang Pelat


2) Beban berfaktor

Wu = 1,2 DL + 1,6 LL .........................................................(2.7)

di mana :

Wu = beban berfaktor

DL = beban mati

LL = beban hidup

3) Momen rancang

Dalam mencari momen rancang pelat membutuhkan faktor pengali

momen, beban berfaktor dan panjang efektif. Dituliskan dalam

rumus sebagai berikut:

a) Mt,x= Cx- . 0,001 . q . Lx2 ………………………………..…(2.8)

di mana :

Mt,x= momen rancang tumpuan arah x

Cx- = faktor pengali momen arah x


31

q = beban berfaktor

Lx = panjang efektif arah x

b) Ml,x= Cx+ . 0,001 . q . Lx2 ……………………….…..…..…(2.9)

di mana :

Mt,x= momen rancang lapangan arah x

Cx- = faktor pengali momen arah x

q = beban berfaktor

Lx = panjang efektif arah x

c) Mt,y= Cv- . 0,001 . q . Lx2 ………………………..…..……(2.10)

di mana :

Mt,y= momen rancang tumpuan arah y

Cy- = faktor pengali momen arah y

q = beban berfaktor

Lx = panjang efektif arah x

d) Ml,y= Cv+ . 0,001 . q . Lx2 ………………………..…….…(2.11)

di mana :

Ml,y= momen rancang lapangan arah

Cy+ = faktor pengali momen arah y

q = beban berfaktor

Lx = panjang efektif arah x

Untuk mendapatkan nilai factor momen dibutuhkan nilai banding

sisi pendek dan sisi panjang (lx/ly). Nilai factor momen dapat dilihat

dalam Table 2.7 dibawah ini:


32

Tabel 2.7 Momen yang Menentukan Per Meter Lebar dalam Jalur
Tengah pada Pelat Dua Arah Akibat Beban Berbagi Rata
Skema Momen Per lx/ly
Meter Lebar
Ml,x 25 34 42 49 53 58
Ml,y 25 22 18 15 15 15
Mt,x 51 63 72 78 81 82
Mt,y 51 54 55 54 54 53
Sumber : Vis dan Gideon, 1993
4) Penulangan pelat

a) Koefisien tahanan

Mu
K = .....................................................................(2.12)
Φ.b.d 2

di mana :

K = koefisien tahanan

Mu = momen berfaktor

φ = faktor reduksi

b = lebar penampang

d = tinggi efektif

b) Rasio penulangan (ρ)

fy
m = .............................................................(2.13)
0,85. f ' c

di mana :

m = perbandingan isi tulangan

fy = tegangan leleh baja

f’c = kekuatan tekan beton umur 28 hari


33

1 2.m.R n 
ρaktual = 1 − 1 −  .....................................(2.14)
m  f y 

di mana :

ρaktual = rasio penulangan aktual

m = perbandingan isi tulangan

Rn = koefisien tahanan (K)

fy = tegangan leleh baja

Selain menggunakan rumus, rasio penulangan dapat dicari

dalam Tabel 2.8 sebagai berikut:

Tabel 2.8 Hubungan Rasio Penulangan dengan Koefisien


Tahanan (K) (f’c = 30 MPa dan fy = 240 MPa)
ρ k ρ k Ρ k
0,0058 1,3539 0,0066 1,5347 0,0074 1,7140
0,0059 1,3765 0,0067 1,5571 0,0075 1,7363
0,0060 1,3992 0,0068 1,5796 0,0076 1,7585
0,0061 1,4218 0,0069 1,6021 0,0077 1,7808
0,0062 1,4445 0,0070 1,6245 0,0078 1,8031
0,0063 1,4670 0,0071 1,6469 0,0079 1,8253
0,0064 1,4895 0,0072 1,6693 0,0080 1,8475
0,0065 1,5121 0,0073 1,6916 0,0081 1,8697
Sumber : Apendik Dipohusodo, 1999

c) Luas penulangan

As = ρ . b . d ......................................................................(2.15)

di mana :

As = luas tulangan

ρ = rasio penulangan

b = lebar penampang
34

d = tinggi efektif

d) Jumlah tulangan

As
n= .............................................................................(2.16)
Ad

di mana :

n = jumlah tulangan

As = luas tulangan total

Ad = luas tulangan tiap dimensi

Dalam menentukan luas dimensi setiap tulangan dapat melihat

Tabel 2.9 dibawah ini:

Tabel 2.9 Dimensi,Luas Penampang dan Berat Tulangan


Tul. Diameter Luas Berat
Baja (mm) (cm2) (kg/cm)
D6 6,00 0,283 0,222
D8 8,00 0,503 0,395
D9 9,00 0,636 0,499
D10 10,00 0,785 0,617
D12 12,00 1,131 0,888
D13 13,00 1,327 1,040
D14 14,00 1,540 1,210
D16 16,00 2,011 1,580
D18 18,00 2,545 2,000
D19 19,00 2,835 2,230
D20 20,00 3,142 2,470
D22 22,00 3,801 2,980
D25 25,00 4,309 3,850
Sumber : Apendik Dipohusodo, 1999
35

c. Pondasi telapak

1) Fungsi pondasi telapak

Menurut Hardiyatmo (1996) pondasi telapak adalah pondasi

yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.

Pondasi telapak merupakan elemen struktur yang memindahkan

beban kolom, beban dinding, atau beban lateral dari tekanan tanah

ke tanah. Jika beban dipindahkan sebagaimana mestinya, maka

pondasi direncanakan untuk mencegah penurunan (settlement) atau

perputaran yang berlebihan, dan yang menyajikan keamanan yang

cukup terhadap pergeserann (sliding) dan guling (overturning)

(Wang dan Salmon, 1985)

2) Perencanaan pondasi telapak

a) Menentukan daya dukung ultimit tanah

Dalam menentukan daya dukung tanah memakai persamaan

Terzaghi pada pondasi bentuk bujur sangkar yaitu

Qultimit = 1,3 . c . Nc + Df . y . Nq + 0,4 . y . B . Ny

di mana :

Qu = daya dukung ultimit

c = kohesi

Df = kedalaman fondasi

γ = berat volume basah

Nc,Nq,Ny = factor daya dukung Terzaghi

Untuk mencari nilai Nc,Nq,Ny tersebut menggunakan Tabel 2.10

di bawah ini :
36

Tabel 2.10 Nilai-nilai Faktor Gaya Dukung Terzaghi


Keruntuhan geser umum Keruntuhan geser lokal
φ
Nc Nq Nγ N’c N’q N’γ
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
Sumber : Teknik Pondasi I Hal 73 (Hardiyatmo, 1996)

b) Menentukan dimensi bidang dasar pondasi

Pu
Aperlu = .............................................................................(2.17)
σ

di mana:

Aperlu = luas yang dibutuhkan

Pu = tegangan aksial ultimit

σ = tegangan ijin

c) Menentukan tegangan netto akibat beban berfaktor

Pu
σ netto = .................................................................(2.18)
A

d) Pemeriksaan tulangan geser

Untuk arah kerja 2 arah

(1) Gaya geser total berfaktor yang bekerja pada penampang

kritis

Vu = σ netto x luas beban geser

= σ netto x {(B . L) – (a1 x d1) (a2 x d2)}............(2.19)


37

di mana :

σ netto = tegangan ijin netto

B = lebar penampang pondasi

L = panjang penampang pondasi

a1,a2 = tebal pondasi

d1, d2 = tinggi efektif pondasi

(2) Kuat geser nominal beton

∅ Vc = ∅ . 1/3 . bo . d . f '
c ..................................(2.20)

di mana :

Vc = kuat gesesr nominal beton

bo = 2 (a1 + d1) + 2 (a2 + d2)

d = tinggi efektif

f’c = kekuatan tekan beton

Untuk arah kerja 1 arah

(3) Gaya geser berfaktor pada penampang kritis

Vu = σ netto x luas beban geser

B − a1
= σ netto x ( ) – d  . B .........................(2.21)
2

di mana :

B = lebar penampang pondasi

α1 = tebal pondasi

σ netto = tegangan ijin netto


38

(4) Kuat geser nominal beton

∅ Vc = ∅ . 1/6 . bw . d . f ' c ...................................(2.22)

(5) Menentukan momen akibat beban berfaktor

Momen pada penampang kritis (sisi luar kolom)

L − a1 2
Mu = ½ . σ netto . ( )  . B ...........................(2.23)
2

(6) Perhitungan luas tulangan lentur

Tulangan pada penampang kritis momen

Mu
(a) K perlu = ........................................................(2.24)
φb.d 2

di mana:

K = koefisien tahanan

Mu = momen berfaktor

φ = faktor reduksi

b = lebar penampang

d = tinggi efektif

(b) Rasio penulangan (ρ)

fy
m = ........................................................(2.25)
0,85. f ' c

di mana :

m = perbandingan isi tulangan

fy = tegangan leleh baja

f’c = kekuatan tekan beton umur 28 hari


39

1 2.m.R n 
ρaktual = 1 − 1 −  ................(2.26)
m  f y 

di mana :

ρaktual = rasio penulangan aktual

m = perbandingan isi tulangan

Rn = koefisien tahanan (K)

fy = tegangan leleh baja

(c) Luas penulangan

As = ρ . b . d ..........................................................(2.27)

di mana

As = luas tulangan

ρ = rasio penulangan

b = lebar penampang

d = tinggi efektif

e) Perhitungan tulangan pasak

1) Kekuatan tekan rencana dalam kolom

∅ Pn = ∅ . (0,85 . f’c . Ag) .......................................(2.28)

2) Beban berfaktor pada kolom

∅ Pn > Pn ini berarti beban pada kolom dapat dipindahkan

dengan dukungan saja, diisyaratkan memakai tulangan pasak

minimum sebesar :

As = ρ . b . d ..........................................................(2.29)

di mana
40

As = luas tulangan

ρ = rasio penulangan

b = lebar penampang

d = tinggi efektif

3) Kontrol panjang penyaluran pasak

Tulangn pasak harus disalurkan di atas dan di bawah

pertemuan kolom dan telapak.

db
Ld = 0,25 . fy . ……………………...……(2.30)
f 'c

di mana :

Ld = panjang penyaluran pasak

fy = tegangan leleh baja

f’c = kuat tekan beton umur 28 hari

db = diameter tulangan

Syarat-syarat:

- Ld ≥ 0,04 . fy . db ………………………………..(2.31)

- Ld ≥ Ld minimal = 200 mm

Panjang penjangkaran di bawah permukaan kolom dan

pondasi L yang tersedia adalah:

L1 = h-p-2.Dpondasi – D pasak ............................(2.32)


41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis metode

deskriptif. Menurut Nasir (1983), Metode deskriftif adalah metode penelitian

untuk membuat gambaran mengenai suatu situasi maupun kejadia,

menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat predikasi serta

mendapatkan makna dari implikasi dari suatu masalah yang ingin

dipecahkan.Tujuan dari penelitian desktiptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,

sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Metode deskriptif menurut jenis masalah yang diselidiki peneltian yang

dilakukan termasuk jenis penelitian studi kasus. Menurut Maxfield (1930),

penelitian kasus atau studi kasus adalah penelitian tentang kasus subyek

penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari

keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja dari individu,

kelompok, lembaga maupun masyarakat. Tujuan dari penelitian kasus adalah

untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat

serta karakter yang khas dari kasus, yang kemudian dari sifat-sifat khas

tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

B. Value Engineering dalam Pekerjaan Struktur

Penelitian yang dilakukan menggunakan objek penelitian adalah

komponen pelat dan komponen pondasi. Dengan mencari dimensi atau jenis

41
42

bahan yang dapat menjadi alternatif untuk mengganti pekerjaan struktur pada

perencanaan awal, sehingga didapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien.

Penelitian menggunakan metode deskriptif sehingga dapat menggambarkan

secara detail baik rencana awal maupun rencana alternatif yang muncul.

C. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian adalah suatu tahap dimana mencari atau

mengumpulkan data-data proyek yang memiliki nilai biaya diatas 1 milyard.

Pencarian data dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada

instansi pemerintahan yang menangani proyek-proyek besar pembanguan

gedung bertingkat yang ada di Semarang.

Setelah mendapatkan data proyek, kemudian melakukan survey ke lokasi

proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Selain itu juga

melakukan studi pustaka baik melalui buku-buku pustaka, internet, peraturan-

peraturan Departemen Pekerjaan Umum, dan peraturan-peraturan lainnya

yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan.

a. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam aplikasi value engineering dalam

proyek pembangunan ini berupa data-data teknis dalam proyek. Data

tersebut antara lain adalah :

1). Gambar Bestek

Gambar bestek adalah gambar yang berisi desain rencana

pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES. Gambar

Bestek dalam penelitian ini berfungsi sebagai gambar rencana awal


43

yang digunakan untuk pembanding dari alternatif-alternatif yang

didapat dalam penelitian. Sehingga dapat menentukan besar

kecilnya masing-masing volume pekerjaan.

2). Data Tanah

Data Tanah disini adalah data hasil penelitian tanah di proyek

pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES. Isi dari

data tanah adalah jenis tanah dan daya dukung tanah di proyek

pembangunan tersebut.Pada penelitian ini peneliti hanya

mendapatkan data tanah yaitu nilai kohesi tanah 17 KN/m2, sudut

gesek dalam tanah 10˚ dan berat volume tanah 11,44 KN/m2.

3). Daftar Harga Satuan

Daftar harga satuan yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan

Informasi Kontruksi (BPIK) Dinas Pemukiman dan Tata Ruang

Propinsi Jawa Tengah bulan Januari sampai Februari 2005 untuk

kota Semarang. Isi dari Daftar harga satuan adalah harga bahan/

material, upah pekerja, dan analisa pekerjaan.

4). RAB

RAB singkatan Rencana Anggaran Biaya, yang didapat dari proyek

pembangunan yang akan dilakukan analisis Value Engineering yaitu

RAB pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa UNNES. RAB

bersisi uraian pekerjaan, volume pekerjaan, satuan pekerjaan, harga

satuan pekerjaan, jumlah harga pekerjaan.


44

5). RKS

RKS (Rencana Kerja Syarat) yang berisi tentang semua yang

berhubungan dengan pembangunan gedung tersebut yaitu: syarat-

syarat umum, syarat-syarat administrasi, syarat-syarat teknis umum,

syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan, pekerjaan mekanikal

elektrikal dan bill of quantity.

b. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam

melakukan analisa value engineering. Data primer diantaranya dapat

berupa gambar rencana, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), Rencana

Anggaran Biaya (RAB) dari suatu proyek bangunan. Data Sekunder

adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input dan referensi

dalam melakukan analisa value engineering. Data sekunder diantaranya

data mengenai harga satuan pekerjaan baik dari SNI maupun BOW, data

bahan/material yang digunakan, data mengenai tenaga kerja dan data

lainnya yang bisa dijadikan referensi dalam menganalisa value

engineering.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1). Metode pengambilan data primer

Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada

konsultan maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut.


45

Selain itu peneliti juga melakukan observasi langsung ke lokasi

proyek tersebut.

2). Metode pengambilan data sekunder

Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansi

atau perusahaan yang dianggap berkepentingan. Perusahaan itu

dapat meliputi perusahaan bahan/material bangunan, persewaan alat-

alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga kerja, instansi

yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan, dan

perusahaan-perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.

2. Tahapan Penelitian

Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisa untuk

menghasilkan adanya suatu pengurangan biaya/saving cost. Tahap penelitian

dilakukan dalam lima tahap yaitu :

a. Tahap informasi

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap bangunan yang akan di

value engineering. Dalam tahap ini berisi tentang informasi umum,

kriteria desain dan fungsi dari bagian item pekerjaan yang akan

dianalisis. Dan ditahap ini juga ditampilkan berapa besar biaya yang

dikeluarkan dalam pembangunan item pekerjaan tersebut.

Langkah-langkah yang digunakan dalam tahap ini ada dua yaitu:


46

1). Informasi umum dan kriteria desain

Adalah mengumpulkan semua informasi yang menyangkut segala

aspek kepentingan obyek penelitian. Adapun yang temasuk didalam

obyek penelitian sebagai berikut:

a). Nama proyek pembangunan

b). Item pekerjaan

c). Fungsi dasar dari item pekerjaan

d). Kriteria desain

e). Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan item tersebut.

2). Analisa fungsi

Dalam analisa fungsi berisi :

a). Macam-macam komponen struktur tiap item pekerjaan yang

akan di value engineering

b). Fungsi dari komponen tersebut

c). Nilai cost dan prosentasi

b. Tahap kreatif

Di dalam value engineering, berfikir kreatif adalah hal yang sangat

penting dalam mengembangkan ide-ide dan inovatif untuk membuat

alternatif-alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut,

dan kemudian disusun secara sistematis.

Pada tahap ini dilakukan pencarian alternatif-alternatif yang

nantinya digunakan untuk mengganti sistem dari item pekerjaan yang

sudah direncanakan. Alternatif tersebut dapat dilakukan pada


47

bahan/material maupun desain daripada item pekerjaan struktur bawah

yang akan divalue engineering. Perhitungan untuk desain dapat

menggunakan perhitungan manual atau dengan memakai program

komputer.

c. Tahap analisis

Pada tahap ini menghitung nilai/biaya daripada item pekerjaan

tersebut dengan alternatif-alternatif desain yang ditawarkan. Dalam

menghitung biaya dapat mengkaji dari segi bahan/material, tenaga kerja,

waktu dan dimensi item pekerjaan. Dalam tahap ini, menyampaikan

isinya dengan memakai metode Zero-one.

Langkah-langkah dalam tahap analisis :

1). Mencari kriteria yang sesuai dengan item yang akan divalue

engineering.

2). Setelah kriteria ditemukan, selanjutnya dicari dengan metode zero-one

sehingga dapat diketahui kriteria yang memilki bobot yang baik.

Dengan metode zero-one dapat diketahui urutan kriteria yang diajukan

untuk item pekerjaan yang akan divalue engineering dan bobot dari

kriteria tersebut.

3). Mencari nilai index setiap alternatif terhadap setaipkriteria yang

muncul pada pekerjaan komponen pelat maupun pondasi. Nilai index

dicari dengan menggunakan metode zero-one.

4). Mencari nilai setiap alternatif dengan mengalikan bobot setiap kriteria

dengan nilai index setiap alternatif. Setelah diketahui nilai setiap


48

alternatif maka dijumlah total, sehingga akan muncul nilai tertinggi

dari beberapa alternatif yang muncul sehingga alternatif tersebut yang

akan dipilih.

5). Mencari nilai cost/worth yang digunakan mencari nilai rasio

penghematan pembangunan apabila dilaksanakan value engineering

pada komponen tersebut. Nilai cost didapat dari biaya awal

pelaksanaan sedangkan nilai worth didapat dari biaya setelah

dilakukan value engineering pada komponen pekerjaan tersebut

d. Tahap pengembangan

Dalam tahapan pengembangan ini menyiapkan semua ide/pendapat

secara keseluruhan untuk diteliti kedalam desain preliminari, dibuatkan

gambaran solusi, diestimasikan dalam life cycle cost dari desain awal

dengan desain yang baru. Berhubung pada pekerjaan pelat dan pondasi

tidak terdapat biaya tahunan/maintenence maka tidak ada tahap

pengembangan.

e. Tahap rekomendasi

Pada tahapan ini memberikan rekomendasi-rekomendasi dari apa yang

dilakukan pada tahap sebelumnya, yang dapat berupa evaluasi maupun

ringkasan life cycle costing yang berupa nilai potensial penghematan

tertinggi/terbesar kemudian nilai dikonversikan menjadi nilai sekarang.

Format yang digunakan berisi:


49

1). Rencana awal komponen pelat maupun pondasi.

2). Usulan yang dipilih untuk mengganti susunan komponen pelat

maupun pondasi

3). Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan alternatif-

alternatif yang diusulkan.

4). Tentang berapa besar nilai initial cost.


106

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil analisis perhitungan kontruksi dan perhitungan anggaran biaya

maka dapat diambil kesimpulan :

1. Aplikasi value engineering dengan meningkatkan mutu beton dan mutu

tulangan pada pekerjaan struktur yaitu di komponen pelat dan pondasi

pada Pembangunan Gedung Gelar Karya Mahasiswa Universitas Negeri

Semarang dapat dilakukan dan dapat mengurangi biaya pekerjaan

pembangunan tersebut.

2. Dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan komponen pelat dan

pondasi dapat memperkecil dimensi dan memperkecil harga pekerjaan

beton tersebut.

3. Perhitungan ini menghasilkan cost saving pada pekerjaan komponen pelat

dengan menaikkan mutu beton dari K240 menjadi K350 sebesar Rp.

40.894.569,20 sedangkan pada pekerjaan komponen pondasi dengan

menaikkan mutu beton dari f’c = 20 MPa menjadi f’c= 30 MPa

menghasilkan cost saving sebesar Rp. 30.216.083,91.

B. SARAN

1. Sebelum menentukan item pekerjaan yang akan dilakukan value engineering

pada proyek pembanguan perlu dilakukan sebuah survey di lapangan yang

106
107

lengkap dan berhubungan dengan item yang akan divalue engineering,

sehingga akan mempermudah dalam proses analisis data alternatif-alternatif

yang dimunculkan.

2. Mencari referensi yang berhubungan dengan item pekerjaan yang akan divalue

engineering, contoh analisis perhitungan dan pustaka.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.


Departemen Pekerjaan Umum, Bandung

Anonim, 2005. Daftar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan


Bangunan/Upah dan Analisa Pekerjaan Kota Semarang Bulan Januari-
Pebruari. Dinas Pemukiman dan Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah, Balai
Pengujian dan Informasi Kontruksi, Semarang

A. Z, Zainal, 2003. Menghitung Biaya Bangunan. PT. Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta

Barrie, D., Poulson, B., 1984. Manajemen Kontruksi Profesional. Alih Bahasa
Sudinarto, 1990. Edisi Kedua, Erlangga, jakarta

Dipohusodo, I., 1999. Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI – T-1991-


03. Departemen Pekerjaan Umum, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan Biaya


pada Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur Balok Beton
Pratekan. Tugas Akhir JTS. Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya

Gunadi, 2004. Diktat Perkuliahan Manajemen Kontruksi. Jurusan Teknik Sipil,


Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang

Hardiyatmo, H.C., 2001. Teknik Fondasi II. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

, 1996. Teknik Fondasi I. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hutabarat, J., 1995. Diktat Rekayasa Nilai. Institut Teknologi Malang, Malang

Ibrahim, H.B., 1994. Rencana dan Estimate Real of Cost. PT. Bumi Aksara,
Jakarta

Indrajit, R. E., 2004. Kajian Strategis Cost Benefit Teknologi Informasi.


Penerbit Andi, Jakarta

Isworo dkk., 1998. Value Engineering Changes Proposal Pembangunan Gedung


Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas akhir JTS. Fakultas Teknik
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Khabibie, F. & Rohmani, 2005. Perencanaan Struktur Gedung Gelar Karya
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Tugas Akhir JTS. Fakultas
Teknik UNNES, Semarang

Nasir, M., 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta

Szilard, R., 1974. Teori dan Analisis Pelat Metode Klasik dan Numerik. Alih
Bahasa Wira, 1989. Penerbit Erlangga, Jakarta

Setiawan, E., 2004. Menghitung Biaya Pembuatan Rumah. P.T. Trubus


Agriwidya, Semarang

Suryolelono, K. B., 1994. Teknik Pondasi Bagian II. Nafiri, Yogyakarta

Tugino, 2004. Diktat Perkuliahan Rekayasa Nilai. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang

Vis, W. C. & K. Gideon, 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang.


Erlangga, Jakarta

Wigroho, H. Y., 2001. Analisis dan Perancangan Struktur Frame


Menggunakan SAP 2000. Andi, Yogyakarta

Wang, C. K. dan Salmon, C., 1985. Disain Beton Bertulang Jilid I. Alih bahasa
Binsar Hariandja, 1993. Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta

. Disain Beton Bertulang Jilid II. Alih Bahasa


Binsar Hariandja, 1992. Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta

You might also like