You are on page 1of 11

(Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar)

oleh:

Luthfi Fazar Ridho

D2C008043

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro

Semarang

2010
A. EKOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA
Ekologi disebut juga ilmu lingkungan adalah merupakan integrasi dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang mempelajari jasad hidup maupun jasad yang tak hidup.
Ilmu ini merupakan perpaduan antara berbagai cabang ilmu di antaranya adalah sosiologi,
ilmu kesehatan, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tekanan pembahasan ilmu
lingkungan antara lain pada masalah energi, materi, ruang, waktu dan keanekaragaman.
Pembahasan ilmu lingkungan melibatkan integrasi semua ilmu, yang pada dasarnya
ditujukan pada upaya untuk mengkaji tentang jasad hidup dengan lingkungannya. Fokus
kajiannya membahas kecermatan pemindahan energi dalam berbagai sistem dan
dampaknya. Semua yang ada di muka bumi ini tidak peduli apakah makhluk hidup maupun
tak hidup yang selalu berinteraksi. Interaksi tersebut akan berimplikasi pada proses yang
melibatkan pemindahan energi. Di sini jasad hidup dapat dianggap sebagai materi, yakni
tempat dimana dapat terjadi aliran energi. Dalam ilmu lingkungan kajian waktu berkaitan
dengan bagaimana suatu proses dapat mencapai suatu ambang batas tertentu. Untuk
mencapai ambang batas tertentu diperlukan waktu yang cukup untuk mencapainya.
rangkaian keanekaragaman yang tak terputus-putus pada sifat morphologi dan genetika
dapat menentukan dinamika interaksi antar organisme hidup, populasi dan komunitas di
muka bumi ini.
Manusia sebagai bagian fungsional dalam ilmu lingkungan, berperan aktif sebagai
manipulator lingkungan dan upaya-upaya perbaikan lingkungan. Upaya perbaikan
lingkungan ini dikhususkan tentang bagaimana kehidupan di dunia ini memperoleh air
bersih, udara bersih yang cukup oksigen dan proses-proses lain yang berkaitan dengan
peredaran makanan dan energi. Oksigen sebagai unsur utama dalam kehidupan akan
berperan dalam transfer energi.

B. EKOSISTEM
Ekosistem disebut juga tata lingkungan. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang
membentuk tata lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah
komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik adalah komponen materi yang
tergolong tak hidup. Komponen abiotik pada umumnya bersifat fisik dan kimiawi.
Termasuk komponen abiotik ini antara lain iklim, senyawa anorganik dan senyawa organik.
Iklim dalam hal ini melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah angin dan sebagainya.
Komponen senyawa anorganik antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida (CO2),
air ( H2O) dan sebagainya, termasuk pula di sini daur/siklus mineralnya. Senyawa organik
yang meliputi protein, lemak, hidrat carbon dan sebagainya yang dapat mengikat antara
mata rantai komponen biotik dan abiotik. Suasana yang sejuk dan rindang seperti gambar di
depan yang dinikmati oleh seorang anak memperlihatkan adanya keseimbangan kehidupan
di dalamnya.
Di dalam ekosistem ini terdapat kehidupan manusia, binatang, tumbuhan dan
makhluk pengurai. Komponen biotik disebut juga komponen makhluk hidup yakni
komponen yang melibatkan jasad hidup. Jasad hidup digolongkan lagi ke dalam komponen
hidup yang berderajad rendah dan berderajad tinggi. Komponen biotik juga dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yakni kelompok autotrofik dan heterotrofik. Kelompok
autotrofik adalah kelompok yang tidak menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain
dalam sintesa makanannya. Kelompok ini disebut juga kelompok sebagai produsen.
Termasuk kelompok produsen ini antara lain makhluk fotosintesis dan kemosintetik.
Kelompok makhluk fotosintetis ini adalah kelompok makhluk hidup yang memanfaatkan
sinar matahari sebagai sumber energi. Tanda makhluk hidup pada kelompok fotosintetik ini
antara lain memiliki zat hijau daun atau klorofil sebagai penangkap energi matahari.
Kelompok kemosintetik yakni klompok makhluk yang memanfaatkan senyawasenyawa
kimia sebagai sumber energi dalam sintesa makanannya.

a. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem


1) Individu
Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung
dan sebuah pohon.
2) Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta
berada pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh
populasi adalah sekelompok semut di atas meja.
3) Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati
daerah yang sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan jati,
padang rumput dan hutan pinus.
4) Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk
suatu hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen
suatu ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup
yang terdapat di dalamnya.
5) Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya.
6) Biosfer
Biosfer adalah berbagai bioma di permukaan bumi yang saling berhubungan
dan membentuk sistem yang lebih besar lagi.

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem


buatan dan ekosistem alami. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara
alamiah, tanpa campur tangan manusia. Contohnya rawa, sungai dan laut. Jika suatu
ekosistem sengaja dibuat manusia maka disebut ekosistem buatan. Contohnya
ekosistem sawah, kebun, kolam, waduk dan akuarium.

b. Komponen Ekosistem

Komponen ekosistem adalah sebagai berikut :

Komponen Biotik. Yang terdiri Atas;

a. Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan dan penyedia


makanan untuk makhluk hidup yang lain.
b. Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan
bergantung pada organisme lain dalam hal makanan.
c. Pengurai adalah organisme yang menguraikan organisme mati. Contoh pengurai
adalah jamur dan bakteri.

Komponen Abiotik. Yang terdiri Atas:


a. Cahaya matahari
b. Tanah
c. Air
d. Udara
e. Suhu
f. Kelembaban

Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi


membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai
komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu,
mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

c. Interaksi Antara Komponen Ekosistem

Didalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan komponen


pokok ekosistem yang dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Antara komponen
biotik dengan abiotik saling mempengaruhi. Hubungan antarkomponen dalam
ekosistem tersebut disebut hubungan ekologi.

d. Kondisi yang Memengaruhi Perubahan Ekosistem


Pernahkah terbayang oleh kamu, seperti apakah keadaan bumi pada masa
lalu? Samakah dengan keadaan sekarang? Sejalan dengan perubahan waktu,
lingkungan selalu mengalami perubahan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang
berada di luar individu. Jika kita berada di sekolah, maka lingkungan kita adalah segala
sesuatu yang berada di sekolah. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup dalam suatu tempat tertentu disebut
ekosistem. Jika suatu lingkungan mengalami perubahan maka ekosistem yang terdapat
di situ akan mengalami perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara
alamiah dan perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.

C. PERUBAHAN EKOSISTEM AKIBAT PERBUATAN MANUSIA

Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu


cara untuk memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya.
Namun pemanfaatannya secara berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Apa saja
kegiatan manusia yang dapat menyebabkan perubahan ekosistem bahkan kerusakan
ekosistem.

a. Pencemaran. (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air
dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

d. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan)

e. Perburuan liar.

f. Merusak hutan bakau.

g. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

h. Pembuangan sampah di sembarang tempat.

i. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS)

a. Pengaruh Penggunaan Bahan Kimia terhadap Lingkungan

Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini sudah tergolong sangat


parah. Pencemaran lingkungan sudah terjadi di hampir wilayah. Indonesia sebagai
negara berkembang, memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Selain
akibat dari peristiwa alam dan ulah manusia yang sengaja merusak lingkungan
untuk kepentingan pribadi, penggunaan bahan kimia di lingkungan sekitar kita,
tanpa kita sadari dapat merusak lingkungan dan ekosistemnya. Misalnya,
penggunaan pupuk buatan yang tidak sesuai dengan takaran yang seharusnya. Petani
biasanya menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanaman. Karena keinginan
untuk menghasilkan produksi pertanian yang tinggi maka patani tidak jarang
menggunakan pupuk secara berlebihan. Walaupun diberikan dalam jumlah banyak,
namun tanaman pertanian memiliki kemampuan sendiri dalam menyerap pupuk.
Akibatnya kelebihan pupuk tersebut akan mengendap di dalam tanah. Jika terjadi
hujan, maka pupuk yang tidak digunakan itu akan ikut dalam aliran air. Misalnya,
aliran air itu bermuara di sungai atau danau. Pada mulanya pupuk yang berada di
dalam danau ini akan menyuburkan tanaman air. Namun, jika jumlahnya sangat
banyak pertumbuhan tanaman air tersebut menjadi tidak terkendali. Dengan
pertumbuhan yang tidak terkendali dari tanaman air akan menutup perairan
sehingga merintangi atau mengganggu transportasi air, mempercepat pendangkalan
perairan, menyumbat saluran irigasi serta instalasi pembangkit listrik tenaga air.

b. Upaya Pelestarian Ekosistem.


Melestarikan ekosisterm merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap
orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar
kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi
terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak. Usaha
pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa
harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun
program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha
meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:

a. Menjamin pemerataan dan keadilan;


b. Menghargai keanekaragaman hayati;
c. Menggunakan pendekatan integratif;
d. Menggunakan pandangan jangka panjang;

1. Upaya yang dilakukan Pemerintah.


Pemarintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian ekosistem. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara
lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang
Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan
PokokPengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah Rl No. 24 Tahun 1986, tentang
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat


Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan
dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya
kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Upaya
pelestaran tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atai; penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula
gundul.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kita mengetahui bahwa dalam Udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.Udara yang kotor karena
debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap orgarnisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat
antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan dan cerobong asap
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer, sehingga mengakibatkan la )isan ozon
menyusut dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasar global
terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlanfjsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, Padahal hutan merupakan
penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil
oksigen, penahan lapisan timah, dan menyimpan cadangan air. Upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang nelanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan
biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan
pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, meiupakan kegatan-
kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadhya
abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan ;)akau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap
gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat
dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kenbali tanaman bakau di
areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sedtar pantai maupun di
dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman aut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam
mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna


Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungai antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem
tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu,
kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2) Melarang kegiatan perburuan liar.

3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.


DAFTAR PUSTAKA

Drost, SJ. Dkk. (1987). Ilmu Alamiah Dasar, proyek Pengembangan Mata kuliah.
Yogyakarta: Pusat Penelitian Atmajaya.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, (2001). Asdep Kajian Dampak
Lingkungan. Down load http : /www.menlh.go.id. Juni 2008.
Lehrman, Robert. L. (1984). Physics The easy Way. New York : Barron’s Educational
Series,Inc.
Moh. Amin, Prawoto dan Siti Mariyam, (1980). IPA Dalam Kehidupan Sehari-hari. Seri
MKDU Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta : FKIER IKIP Yogyakarta.
Moh Amin, Prawoto, Siti Mariyam, (1980). Perkembangan IPA ditinjau dari Aspek
Biologi. Yogyakarta : FKIE IKIP Yogyakarta
Yosaphat Sumardi, Ami Syulasmi dan Maman Rumanta, (2007). Konsep Dasar IPA SD.
Jakarta : Universitas Terbuka.

You might also like