Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Dalam era millenium ini, teknologi memegang peranan yang besar dalam
kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern ini akan
manusia.
Penggunaan internet saat ini telah memasuki berbagai aktivitas manusia, baik dalam
dan terutama sumber daya manusia. Dalam bidang hukum hingga saat ini Indonesia
1
Padahal hal ini merupakan salah satu unsur penting di dalam hubungan
perdagangan/bisnis. 1
Dengan latar belakang demikian, penulis melalui makalah ini akan mencoba
dikarenakan belum terdapatnya regulasi yang mengatur mengenai hal tersebut, maka
apakah transaksi yang terjadi melalui internet tersebut telah memenuhi syarat sahnya
suatu perjanjianyang diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata, kapankah saat lahirnya
perjanjian dalam transaksi tersebut, dan siapakah pihak yang terlibat dalam e-
Untuk dapat mengetahui hal-hal yang dipertanyakan di atas maka kita perlu
melihat terlebih dahulu dasar hukum dari perjanjian-perjanjian yang ada di Indonesia.
perjanjian adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih. Seorang atau lebih berjanji kepada seorang lain
atau lebih atau saling berjanji untuk melakukan sesuatu hal. Ini merupakan suatu
1
Raharjo, Budi, Info Komputer, edisi Oktober 1999, hal 7
2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perikatan terkandung hal-hal
sebagai berikut:2
adanya prestasi
Prof Subekti menulis bahwa perikatan adalah suatu hubungan hukum (mengenai
kekayaan harta benda) antara dua orang, yang memberi hak kepada yang satu untuk
menuntut barang sesuatu dari yang lainnya sedangkan orang yang lainnya ini
1) Subjek Perjanjian
a. Kreditur adalah pihak yang berhak atas sesuatu dari pihak lain/debitur
2
Rai Widjaya, I.G. Merancang Suatu Kontrak, hal 21, Jakarta:Megapoin, 2003.
3
Ibid, hal 22
3
b. Debitur, berkewajiban memnuhi sesuatu kepada kreditur.
2) Objek Perjanjian
Hak dan kewajiban untuk memenuhi sesuatu yang disebut prestasi, yang menurut
untuk dipakai
Melakukan sesuatu
Meskipun hukum menjamin hak seseorang sebagai pihak yang beritikad baik
adanya asas tidak boleh main hakim sendiri pihak yang merasa dirugikan
4
Ibid.
5
Ibid, hal 31.
4
berlaku. Artinya pihak yang dirugikan tidak bisa sekehendak hatinya meminta
kepada pihak lain supaya perjanjian itu segera dipenuhi, atau dengan cara-
caranya sendiri memaksa pihak lain untuk memenuhi perjanjian. Tetapi tidak
berarti bahwa hak yang dimiliki oleh yang bersangkutan untuk menegakkan
bantuan hakim.
b. Kebebasan berkontrak
Dalam Hukum Perjanjian dianut sistem terbuka yang artinya bahwa hukum
untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan tidak melanggar
merupakan apa yang dinamakan hukum pelengkap, yang berarti bahwa pasal-
pasal itu boleh diabaikan manakala dikehendaki oleh yang membuat suatu
mengatur sendiri sesuatu hal, berarti mereka akan tunduk kepada undang-
6
Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan XVI, hal 17, Jakarta: Intermasa, 1987
5
Sistem terbuka yang mengandung suatu asas kebebasan membuat perjanjian,
dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata diatur dalam pasal 1338 ayat
c. Konsensualisme
menganut paham dasar bahwa suatu perjanjian itu sudah lahir sejak saat
perjanjian.
Jual beli dianggap telah terjadi seketika setelah tercapai kata sepakat
tentang benda dan harganya, meskipun barang itu belum diserahkan dan
Jadi menurut asas konsensual, perjanjian itu sudah ada dan sah mengikat
6
undang-undang, seperti perjanjian perdamaian yang harus dibuat secara
tertulis
perjanjiannya sendiri atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukannya itu.7
Kesepakatan para pihak yang terlibat dalam perjanjian merupakan hal penting.
Dengan sepakat, kedua subjek yang mengadakan perjanjian setuju mengenai hal-
hal pokok dari perjanjian yang diadakan. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang
Ibid, hal. 17
7
Orang yang membuat suatu perjanjian harus cakap menurut hukum. Pada
dasarnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akilbalig dan sehat pikirannya
perjanjian-perjanjian tertentu.
Untuk orang yang belum dewasa diwakili oleh walinya, sedangkan untuk orang
suatu perjanjian, memerlukan bantuan atau izin (kuasa tertulis) dari suaminya
No.3 Tahun 1963 yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan seluruh Indonesia,
menyatakan antara lain bahwa pasal 108 dan 110 KUHPerdata tidak berlaku lagi.8
8
Ibid, hal 19
8
Syarat yang ketiga bahwa suatu perjanjian harus mengenai suatu hal tertentu,
artinya apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak jika
Syarat keempat untuk suatu perjanjian yang sah adalah suatu sebab yang halal.
Dengan sebab ini dimaksudkan bahwa pada isi perjanjian. Sebab yang halal bukan
Hukum pada asanya tidak menghiraukan apa yang berada dalam gagasan seorang
atau pada apa yang dicita-citakan seorang. Yang diperhatikan oleh hukum atau
Jadi yang dimaksud dengan sebab atau causa dari suatu perjanjian adalah isi
perjanjian itu sendiri. Jika seorang membeli pisau di toko dan dengan maksud
untuk membunuh orang, jual beli pisau itu mempunyai suatu sebab yang halal
seperti jual beli barang-barang lainnya. Lain halnya apabila soal membunuh itu
pisaunya, kalau si pembeli membunuh orang. Isi perjanjian ini menjadi sesuatu
yang terlarang.
9
Ibid,
9
Jika syarat-syarat sah tersebut di atas atau salah satu syarat tidak terpenuhi maka
hal ini harus dilihat terlebih dahulu antara syarat subjektif dengan syarat objektif.
Dalam hal syarat objektif, kalau syarat itu tidak terpenuhi, perjanjian itu batal
demi hukum. Artinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan
Sedangkan untuk syarat subjektif, jika syarat itu tidak terpenuhi, perjanjiannya
bukan batal demi hukum tetapi salah satunya pihak mempunyai hak untuk
meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. Pihak yang dapat meminta pembatalan
itu adalah pihak yang tidak cakap atau pihak yang memberikan sepakatnya
Yang dapat meminta pembatalan dalam hal seorang anak yang belum dewasa
adalah anak itu sendiri apabila ia sudah dewasa atau orang tua/walinya. Dalam hal
seorang yang telah memberikan sepakat atau perizinannya secara tidak bebas,
dalam teknologi komputer. Semua berkembang dengan cepat namun tidak seiring
10
dengan perkembangan hukum berupa peraturan yang mengaturnya. Masyarakat
dituntut untuk melakukan segalanya dengan lebih cepat, begitupun dalam melakukan
berbagai transaksi jual beli. Lintas negara dan lintas waktu bukan lagi menjadi
masalah.
Transaksi sat ini tidak hanya dilakukan secara konvensional tetapi juga melalui
media internet. Di Indonesia jual beli melalui internet ini sudah ada dan dikenal sejak
tahun 1996 dengan munculnya situs http://www.sanur.com sebagai toko buku online
pertama. Namun pengaturan mengenai jual beli melalui internet ini belum terdapat
pasal 1338 KUHPerdata. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang
sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk dan isi
suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat
antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Dan dampak dari perikatan itu
11
adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang
terlibat.
Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KHUPerdata,
sarana modern berupa internet sebagai media transaksi. Karena belum terdapatnya
pengaturan yang khusus, dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka
ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual beli yang diatur dalam Buku III
tersebut.10
penjual kepada pembeli adalah hak milik atas barangnya, jadi bukan hanya
sekedar kekuasaan atas barang tadi. Yang harus dilakukan adalah penyerahan
10
http:// www.geocities.com/yogyacarding/ hukum_di_internet_mau_kemana.htm.
11
Opcit, Subekti, hal 79
12
Dilakukan dengan penyerahan nyata atau menyerahkan kekuasaan atas
Melalui akta transport dalam register tanah, pembuatan akta jual beli oleh
Perjanjian jual beli memiliki sifat konsensuil, artinya Jual beli dianggap telah
terjadi antara kedua belah pihak sewaktu mereka telah mencapai sepakat tentang
barang dan harga meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum
universal dari transaksi. Perkembangan teknologi tidak dapat dihindari dan karena
pemahaman yang berkembang selama ini, syarat perjanjian yang tertera dalam
pasal 1320 KUH Perdata hanya bisa berlaku untuk transaksi konvensional.
Padahal tidak demikian halnya, perkembangan teknologi adalah satu dari sebuah
13
realitas teknologi. Realitas teknologi hanya berperan untuk membuat hubungan
Saat terjadinya transaksi dalam perjanjian e-commerce ini, terdapat beberapa teori
diantaranya:13
a. Teori Kehendak
Dikaitkan dengan teori ini maka terjadinya kontrak adalah ketika pihak
b. Teori Pengiriman,
Menurut teori ini terjadinya kontrak adalah pada saat penerima mengirim e-
mail.
c. Teori Pengetahuan
Menurut teori ini terjadinya kontrak adalah sejak diketahuinya e-mail dari
d. Teori Kepercayaan
Menurut teori ini kontrak terjadi pada saat pernyataan penerimaan tersebut
Dalam transaksi jual beli dikenal proses pembayaran dan penyerahan barang.
Konsep dari jual beli tersebut tetap ada dimana dengan adanya internet atau e-
commerce hanya membuat transaksi jual beli atau hubungan hukum yang terjadi
12
Ramli, Ahmad M, Prinsip-prinsip Cyber Law dan Kendala Hukum Positif Dalam Menanggulangi Cyber
Crime, Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2004.
13
http://202.183.1.26:2121/pls/PORTAL30/indoreg.irp_analysis, Supancana, B.R. DRI, Kekuatan Akta
Elektronis Sebagai Alat Bukti Pada Transaksi E-commerce Dalam Sistem Hukum Indonesia, , 2003.
14
menjadi lebih singkat, mudah dan sederhana. Kapankan suatu perjanjian dalam
yang melakukan transaksi tersebut. Dalam transaksi jual beli biasa, perjanjian
Tidak berbeda dengan transaksi yang berlangsung secara online, walaupun tidak
seperti transaksi biasa. Dalam transaksi online, tanggung jawab (kewajiban) atau
perjanjian dibagi kepada para pihak yang terlibat dalam jual beli tersebut.
Sedikitnya ada empat pihak yang terlibat di dalam transaksi online. Pihak tersebut
persetujuan jenis barang yang dibeli, maka transaksi antara penjual dan pembeli
selesai. Penjual menerima persetujuan jenis barang yang dipilih dan pembeli
menerima konfirmasi bahwa pesanan atau pilihan barang telah diketahui oleh
penjual.
14
http//:www.hukumonline.com, Seto, Sulung Anggoro, Transaksi Melalui Internet dan aspek Hukumnya.
15
Dapat dikatakan bahwa transaksi antara penjual dan pembeli dalam tahapan
persetujuan barang telah selesai sebagian sambil menunggu barang yang telah
dipesan tadi tiba atau diantar ke alamat pembeli. Dalam transaksi yang melibatkan
pihak bank, maka bank baru akan mengabulkan permohonan dari pembeli setelah
penjual menerima konfirmasi dari Bank yang ditunjuk penjual dalam transaksi e-
membayar harga barang yang dipesan, selanjutnya penjual akan melanjutkan atau
Pihak yang terkait langsung dalam transaksi paling tidak ada empat pihak yang
terlibat, diatas telah disebutkan antara lain; penjual, pembeli, penyedia jasa
16
Sama seperti sahnya perjanjian/kontrak pada umumnya, keabsahan suatu transaksi
diantara para pihak; cakap mereka yang membuatnya; atas suatu hal tertentu; dan
berdasarkan suatu sebab yang halal, maka transaksi tersebut seharusnya sah,
15
Opcit, Supancana.
16
Ibid.
17
semata-mata dengan alasan bahwa informasi tersebut dalam bentuk rekaman
elektronis.
merupakan bentuk persetujuan pihak pembeli atas informasi yang diberikan dan
yang dilakukan melalui media internet telah memenuhi persyaratan dalam 1320
KUHPerdata.
IV. Kesimpulan
Dalam dunia yang serba cepat dan modern saat ini perkembangan teknologi
merupakan salah satu hal yang tidak bisa kita elakkan, globalisasi merupakan syarat
transaksi jual beli. Jual beli secara konvensional telah didampingi dengan transaksi
jual beli yang dilakukan secara elektronik melalui media komputer. Dalam kaitannya
mengenai hal ini maka pengaturan didasarkan pada Buku III KUHPerdata, dan unsur-
unsur dalam pasal tersebut telah terpenuhi dalam transaksi e-commerce denagn
18
penjelasan yang telah dikemukakan. Penulis berharap dengan semakin
19