Professional Documents
Culture Documents
SISTEM PENGATURAN
OLEH :
Puji syukur ke hadirat Ida Shang Hyang Widhi Waca, atas berkat dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini yang berjudul
Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin Otomatis dengan Menggunakan
Sensor Suhu.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Sistem Informasi.
Selain hal itu, laporan ini dibuat sebagai suatu kajian terhadap penggunaan
teknologi informasi, sehingga dapat dijadikan suatu referensi bagi para
pembacanya
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan kepada semua
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu agar
terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membantu demi
sempurnanya laporan ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Nama Alat yang Dibuat ......................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 1
1.2.1 Tujuan .......................................................................................... 1
1.2.2 Manfaat ........................................................................................ 1
1.3 Alat, Bahan, dan Gambar Rangkaian...................................................... 2
1.3.1 Alat dan Bahan ............................................................................. 2
1.3.2 Gambar Rangkian ......................................................................... 4
1.4 Block Diagram ...................................................................................... 4
iii
3.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 19
3.3 Rancangan Biaya .................................................................................... 20
3.3.1. Realisasi Dasar System................................................................. 20
3.3.2 Pembuatan Maket.......................................................................... 21
BAB V SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
SISTEM PENGATURAN ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU
1.2.2 Manfaat
1. Adapun manfaat dari pembuatan sistem pengaturan On/Off Kipas Angin
dengan menggunakan sensor suhu ini adalah agar dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah penggunaan kipas angin
tanpa mengatur kecepatan putaran kipas, efektif dan efisien bagi
penggunanya.
2. Agar masyarakat awam bisa lebih mengenal bahwa teori Sistem
Pengaturan dapat diterapkan di dalam pembuatan alat-alat sederahana.
Gambar 1.1 Rangkaian Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin dengan Menggunakan
Sensor Suhu
Sinyal
dari
LM-35
Dibanding Vout Relay
Sinyal kan
dari
potensio
Ground
Kipas angin
Gambar 1.2 Diagram Blok Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin dengan Menggunakan
Sensor Suhu
(b)
Gambar 2.1 Konstruksi trafo (a) tipe cangkang (b) tipe inti
Kumparan primer dan sekunder secara fisik, dililitkan satu di atas yang lain
dengan kumparan tegangan rendah berada di sebelah dalam (dekat inti). Susunan
mempunyai keuntungan mempermudah isolasi sisi kumparan tegangan tinggi
dengan inti dan memperkecil fluks bocor dibandingkan jika kedua kumparan
disusun secara terpisah pada inti.
Pada rangkaian catu daya terdapat dioda. Dioda merupakan salah satu
komponen elektronika yang termasuk komponen aktif. Dibawah ini merupakan
gambar yang melambangkan dioda penyearah.
P N
Anoda Katoda
Gambar 2.2 Simbol Dioda
Sisi P disebut Anoda dan sisi N disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak
panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada
arus konvensional mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Dalam pendekatan dioda ideal, dioda dianggap sebagai sebuah saklar tertutup jika
Pada catu daya juga terdapat IC. Integrated Circuit (IC) adalah suatu
komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC
2.3 Trimpot
Resistor tidak tetap manual (trimpot/Variabel resistor) Trimpot adalah
kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki nilai
tahanan yang dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu berupa
obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan
tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan bahan karbon
atau arang.
METODE PELAKSANAAN
Suhu Maksimum =
36o
INPUT
Power
Suhu Ruangan (T)
tidak If
Power = ON
End
ya
If tidak
Suhu Ruangan > Suhu
Maks.
ya
OUTPUT
Motor berputar
BULAN
2010
KEGIATAN
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penentuan Judul
Penyusunan Judul
Penyusunan Proposal
Asistensi Judul Alat
Proposal
Pembuatan Rangkaian
Pembuatan Maket
Uji Coba Alat
Realisasi Alat
(Praktikum)
Pembuatan Laporan
Proposal Alat
Postest dan
Pengumpulan Laporan
Praktikum
TOTAL BIAYA
Realisasi Dasar System + Pembuatan maket + Pengguna :
= Rp. 72.500,- + Rp. 10.500,-
= Rp. 83.000,-
Pada awalnya tegangan dari PLN sebesar 220 volt masuk ke transformator
step down. Di dalam transformator tegangan masuk ke gulungan primer, setelah
itu terjadi induksi elektromagnet pada gulungan sekunder sehingga
mengakibatkan tegangan keluaran. Disini gulungan primer lebih banyak dari
gulungan sekunder, sehingga tegangan 220 volt akan turun. Dalam hal ini kami
gunakan keluaran 5 volt dari trafo. Karena keluaran tersebut masih berupa arus
AC (Alternative Current) atau bolak balik, maka kami akan membuatnya menjadi
arus DC (Direct Current) atau arus searah dengan penyearah (rectifier/dioda).
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada
gambar-1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan
AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang
lebih kecil pada kumparan sekundernya.
Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai
common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan
gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti
misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk
tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan
ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R.
Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis
horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan
semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan
kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator
yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut
ini.
Gambar 5.6 a.78xx untuk regulator positif b.79xx untuk regulator negative
Dari percobaan pembuatan alat yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1) Teori Sistem Pengaturan dapat diterapkan di dalam pembuatan alat-alat
sederhana salah satunya berupa sensor suhu dalam sistem pengaturan on/off
Kipas angin.
2) Sensor suhu yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah menggunakan
sensor lm 35.
3) Rangkaian kontrolnya memakai IC 324, dan memakai relay sebagai saklar
otomatisnya.
4) Alat ini menggunakan motor listrik 3 Volt sebagai aktuator dalam sistem
pengaturan alat ini.
5) Dengan menggunakan alat ini kita dapat menghemat pengeluaran yang
biasanya membengkak.