You are on page 1of 35

SISTEM PENGATURAN ON/OFF KIPAS ANGIN

OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR


SUHU

SISTEM PENGATURAN

OLEH :

Putu Rusdi Ariawan 0804405050

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Ida Shang Hyang Widhi Waca, atas berkat dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini yang berjudul
Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin Otomatis dengan Menggunakan
Sensor Suhu.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Sistem Informasi.
Selain hal itu, laporan ini dibuat sebagai suatu kajian terhadap penggunaan
teknologi informasi, sehingga dapat dijadikan suatu referensi bagi para
pembacanya
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan kepada semua
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut membantu agar
terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membantu demi
sempurnanya laporan ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Mei 2010

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Nama Alat yang Dibuat ......................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .............................................................................. 1
1.2.1 Tujuan .......................................................................................... 1
1.2.2 Manfaat ........................................................................................ 1
1.3 Alat, Bahan, dan Gambar Rangkaian...................................................... 2
1.3.1 Alat dan Bahan ............................................................................. 2
1.3.2 Gambar Rangkian ......................................................................... 4
1.4 Block Diagram ...................................................................................... 4

BAB II DASAR TEORI


2.1 Catu Daya .............................................................................................. 5
2.2 Sensor Suhu ........................................................................................... 8
2.3 Trimpot.................................................................................................. 10
2.4 Dioda Bridge ......................................................................................... 11
2.5 Penguat OP-AMP .................................................................................. 12

BAB III METODE PELAKSANAAN


3.1 Desain Model dan Algoritma Cara Kerja................................................ 14
3.1.1 Desain Model ................................................................................ 14
3.1.2 Algoritma Cara Kerja .................................................................... 16
3.1.3 Spesifikasi..................................................................................... 18
3.1.3.1 Maket ................................................................................ 18
3.1.3.2 Rangkaian Alat.................................................................. 18
3.1.4 Alur analisis ................................................................................. 18

iii
3.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 19
3.3 Rancangan Biaya .................................................................................... 20
3.3.1. Realisasi Dasar System................................................................. 20
3.3.2 Pembuatan Maket.......................................................................... 21

BAB IV CARA KERJA

BAB V SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
SISTEM PENGATURAN ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS
DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU

1.1 Nama Alat yang Dibuat


Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin Otomatis dengan Menggunakan
Sensor Suhu

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
1. Tujuan dari pembuatan sistem pengaturan On/Off Kipas Angin dengan
menggunakan sensor suhu adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Sistem Pengaturan
2. Memahami Sistem Pengaturan dengan membuat alat sederhana dengan
aplikasi sistem kontrol sederhana.
3. Untuk mengimplementasikan teori yang di dapat pada perkuliahan Sistem
Pengaturan ke dalam bentuk praktek.
4. Memahami prinsip kerja/proses kerja alat yang dibuat.

1.2.2 Manfaat
1. Adapun manfaat dari pembuatan sistem pengaturan On/Off Kipas Angin
dengan menggunakan sensor suhu ini adalah agar dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah penggunaan kipas angin
tanpa mengatur kecepatan putaran kipas, efektif dan efisien bagi
penggunanya.
2. Agar masyarakat awam bisa lebih mengenal bahwa teori Sistem
Pengaturan dapat diterapkan di dalam pembuatan alat-alat sederahana.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 1


1.3 Alat, Bahan, dan Gambar Rangkaian
1.3.1 Alat dan Bahan
1. Dari pembuatan alat
a. Komponen atau bahan pembuatan :
Tabel 1.1 Komponen atau bahan pembuatan
Nama Jumlah
IC LM-35 beserta socketnya 1
Transistor BC-547 1
Kapasitor 470 F 2
Komparator IC LM-324 1
Dioda Bridge 2 A 1
Dioda In 4001 1
Trimpot 1
Travo 1A 1
IC-7805 1
Relay 5V 1
Resistor 470 4
Led merah 2
Led biru 1
Header 2 pin 1
Motor 3 volt 1
PCB 1
Timah secukupnya
Kabel secukupnya
Baterai 1,5 volt 1

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 2


b. Peralatan yang dipergunakan :
Tabel 1.2 Peralatan yang dipergunakan
Nama Jumlah
Solder 1
Multimeter 1
Obeng min(-) kecil 1
Tang pemotong kabel 1

2. Dari pembuatan maket


a. Komponen atau bahan pembuatan :
Tabel 1.3 Komponen atau bahan pembuatan
Nama Jumlah
Kertas emas 5 lembar
Kertas silver 5 lembar
Triplek secukupnya
Paku secukupnya
Lem kertas secukupnya
Kardus besar secukupnya
Kayu tipis dan bambu secukupnya secukupnya

b. Peralatan yang dipergunakan :


Tabel 1.4 Peralatan yang dipergunakan
Nama Jumlah
Pisau 1
Gergaji 1
Palu 1
Gunting 1
Paku 1

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 3


1.3.2 Gambar Rangkian

Gambar 1.1 Rangkaian Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin dengan Menggunakan
Sensor Suhu

1.4 Block Diagram


Tegangan
+5V

Sinyal
dari
LM-35
Dibanding Vout Relay
Sinyal kan
dari
potensio

Ground

Kipas angin
Gambar 1.2 Diagram Blok Sistem Pengaturan On/Off Kipas Angin dengan Menggunakan
Sensor Suhu

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 4


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Catu Daya


Catu daya merupakan suatu rangkaian penyuplay tegangan dengan input
tegangan AC dan output tegangan DC. Dengan kata lain mengkonversikan
tegangan AC ke DC. Pada rangkaian catu daya terdapat transformator yang
berfungsi sebagai penurun tegangan. Dengan rangkaian jembatan empat dioda
tegangan disearahkan. Kemudian disaring oleh kapasitor dan distabilkan oleh IC
sehingga mendapatkan output DC yang stabil.
Komponen paling penting dalam catu daya adalah transformator.
Transformator (trafo) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu
level tegangan AC ke level tegangan AC lain melalui gandengan magnet
berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Transformator terdiri atas dua atau
lebih kumparan yang dililitkan pada inti besi bersama. Secara umum, kumparan-
kumparan trafo tidak terhubung secara langsung secara elektrik. Satu-satunya
hubungan antara kumparan berupa gandengan fluk magnetic yang berada pada inti
besi. Transformator digunakan secara luas baik pada bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator pada system tenaga, misalnya untuk
mengubah level tegangan pada penyaluran tenaga listrik. Dalam bidang
elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi
antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian
lain, dan filter arus searah.
Trafo tersusun dari dua atau lebih kumparan yang dililitkan pada inti besi.
Kumparan Primer adalah kumparan yang terhubung ke sumber. Kumparan
Sekunder (tersier, dan seterusnya) adalah kumparan yang terhubung ke beban.
Berdasar cara lilitan pada kumparan inti dikenal dua tipe transformator: tipe inti
(core type) dan tipe cangkang (shell type). Pada tipe inti, inti berupa batangan segi
empat dengan kumparan dililitkan pada dua sisi inti. Sementara inti trafo tipe
cangkang terdiri dari tiga lengan dengan kumparan dililitkan pada lengan tengah

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 5


inti. Inti trafo disusun atas lapisan-lapisan tipis yang diisolasi secara elektrik
antara satu lapisan dengan yang lain untuk meminimalkan arus eddy.

(b)

Gambar 2.1 Konstruksi trafo (a) tipe cangkang (b) tipe inti

Kumparan primer dan sekunder secara fisik, dililitkan satu di atas yang lain
dengan kumparan tegangan rendah berada di sebelah dalam (dekat inti). Susunan
mempunyai keuntungan mempermudah isolasi sisi kumparan tegangan tinggi
dengan inti dan memperkecil fluks bocor dibandingkan jika kedua kumparan
disusun secara terpisah pada inti.
Pada rangkaian catu daya terdapat dioda. Dioda merupakan salah satu
komponen elektronika yang termasuk komponen aktif. Dibawah ini merupakan
gambar yang melambangkan dioda penyearah.

P N

Anoda Katoda
Gambar 2.2 Simbol Dioda

Sisi P disebut Anoda dan sisi N disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak
panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada
arus konvensional mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Dalam pendekatan dioda ideal, dioda dianggap sebagai sebuah saklar tertutup jika

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 6


diberi bias forward dan sebagai saklar terbuka jika diberi bias reverse. Artinya
secara ideal, dioda berlaku seperti konduktor sempurna (tegangan nol) jika dibias
forward dan seperti isolator sempurna (arus nol) saat dibias reverse.
Pada rangkaian catu daya juga terdapat kapasitor. Kapasitor (Kondensator)
yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu
alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor
ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F).
Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Gambar 2.3 Bentuk Kapasitor

Pada catu daya juga terdapat IC. Integrated Circuit (IC) adalah suatu
komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 7


merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda
dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip
kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik
agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil. Sebelum
adanya IC, hampir seluruh peralatan elektronik dibuat dari satuan-satuan
komponen(individual) yang dihubungkan satu sama lainnya menggunakan kawat
atau kabel, sehingga tampak mempunyai ukuran besar serta tidak praktis.
Perkembangan teknologi elektronika terus semakin meningkat dengan semakin
lengkapnya jenis-jenis IC yang disediakan untuk rangkaian Linear dan Digital,
sehingga produk peralatan elektronik makin tahun makin tampak kecil dan
canggih.

2.2 Sensor Suhu


Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas
menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada
beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan
cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik
sesuai dengan suhunya.
Logam akan bertambah besar hambatannya terhadap arus listrik jika
panasnya bertambah. Hal ini dapat dijelaskan dari sisi komponen penyusun
logam. Logam dapat dikatakan sebagai muatan positif yang berada di dalam
elektron yang bergerak bebas. Jika suhu bertambah, elektron-elektron tersebut
akan bergetar dan getarannya semakin besar seiring dengan naiknya suhu. Dengan
besarnya getaran tersebut, maka gerakan elektron akan terhambat dan
menyebabkan nilai hambatan dari logam tersebut bertambah.
Bahan semikonduktor mempunyai sifat terbalik dari logam, semakin besar
suhu, nilai hambatan akan semakin turun. Hal ini dikarenakan pada suhu yang
semakin tinggi, elektron dari semikonduktor akan berpindah ke tingkat yang
paling atas dan dapat bergerak dengan bebas. Seiring dengan kenaikan suhu,
semakin banyak elektron dari semikonduktor tersebut yang bergerak bebas,
sehingga nilai hambatan tersebut berkurang.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 8


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen
elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35
memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C . 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-
masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari
LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan
jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi
sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor
ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan
sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan
suhu setiap suhu 1 C akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada
penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen
pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 C
karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan
selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35
sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau
jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan
dan suhu udara disekitarnya .

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 9


Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan
didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada
kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin
untuk ditanahkan. Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti
terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
C pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

2.3 Trimpot
Resistor tidak tetap manual (trimpot/Variabel resistor) Trimpot adalah
kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki nilai
tahanan yang dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu berupa
obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan
tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan bahan karbon
atau arang.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 10


Gambar 2.4 Trimpot

2.4 Dioda Bridge


Dioda Bridge merupakan 4 buah dioda yang dirangkai menjadi rangkaian
jembatan/bridge. Banyak digunakan pada rangkaian catu daya sebagai penyearah
gelombang penuh (full wave rectifier). Contoh : B40C800, kiprox pada kendaraan
bermotor dan sebagainya.
Dalam pemasangannya dioda harus terpasang dengan benar, tidak boleh
terbalik. Secara fisik kaki katoda ( K ) adalah kaki yang dekat dengan tanda
gelang yang terdapat pada body-nya. Untuk mengetahui sebuah dioda masih
bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO Meter. Posisikan pada
Ohm meter, kasih bias maju (tap AVO + terhubung ke katoda dan - ke anoda) -->
harus tersambung (jarum bergerak), kasih bias mundur --> harus tidak tersambung
(jarum tidak bergerak). 'Jika dan hanya jika' ke-dua kriteria tersebut terpenuhi
semua maka dioda tersebut masih bagus, selain itu berarti rusak (putus/bocor).
Jenis dioda yang lainnya lagi adalah LED (Light Emitting Dioda) yaitu jenis
dioda yang dapat meng-emisikan (memancarkan) cahaya. Cahaya yang
dikeluarkan bisa cahaya tampak (merah, kuning, hijau, biru, putih dsb.) ataupun
infra merah. Untuk LED cahaya tampak biasa digunakan sebagai lampu indikator
pada peralatan-peralatan elektronik atau lampu 2 display, 7 segment dan
sebagainya, sedangkan LED infra merah biasa digunakan pada rangkaian remote
control televisi, VCD/DVD player, mouse dan sebagainya. LED memiliki
kelebihan yaitu konsumsi arus yang rendah (sekitar 50 mA) dan usia/life time

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 11


yang panjang jika digunakan pada tegangan kerja yang sesuai (sekitar 1.5 - 3 volt
DC) sehingga cocok digunakan dalam banyak penerapan. Jika tegangan yang
diberikan melebihi 3 volt, LED akan berumur pendek dan bahkan bisa langsung
rusak.

2.5 Penguat OP-AMP


Adalah penguat beda (differential amplifier) dengan impedansi input tinggi
dan output impedansi rendah. Op amp banyak digunakan untuk pengubah
tegangan (amplitudo dan polaritas), osilator, filter dan rangkaian instrumentasi.
Op amp terdiri dari sejumlah besar difFerential amplifier untuk mendapatkan
penguatan tegangan yang besar. Karakteristik terpenting dari sebuah op-amp yang
ideal adalah:
Penguatan loop terbuka amat tinggi
Impedansi masukan yang sangat tinggi sehingga arus masukan dapat
diabaikan
Impedansi keluaran sangat rendah sehingga keluaran penguat tidak
terpengaruh oleh pembeban.
Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran, dan dua terminal masukan.
Terminal masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik
(inverting), sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan terminal
masukan bukan pembalik (noninverting).

Gambar 2.5 Op Amp

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 12


Rangkaian dasar op amp adalah sbb:

Gambar 2.6 Rangkaian Dasar Op Amp

Penguatan yang terjadi adalah :

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 13


BAB III

METODE PELAKSANAAN

Untuk merancang dan mengintepretasikan konsep kerja Sistem


Pengaturan On/Off Kipas Angin dengan Menggunakan Sensor Suhu maka
metode pelaksanaan dibagi atas 3 proses yang terdiri dari pembuatan desain
model dan algoritma cara kerja, analisis biaya operasional alat sistem pengaturan
on/off kipas angin otomatis dengan menggunakan sensor suhu, dan realisasi
konsep.

3.1 Desain Model dan Algoritma Cara Kerja


3.1.1 Desain Model

Gambar 3.1 Tampak Depan Ketika Praktikum

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 14


Gambar 3.2 Alat Tampak Depan

Gambar 3.3 Rangkaian Alat Keseluruhan

Gambar 3.4 Rangkaian Catu Daya

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 15


3.1.2 Algoritma Cara Kerja
Algoritma
1. Start (Mulai).
2. Pemberian harga awal atau penentuan suhu maksimum pada suatu ruangan =
36.
3. Masukkan input berupa sumber tegangan (power) dan suhu ruangan pada saat
diukur.
4. Jika input sumber tegangan (power) = on, maka lanjutkan ke langkah ke-5.
Jika input sumber tegangan (power) = off, maka lanjutkan ke langkah
5. Jika input suhu ruangan (T) lebih besar dari suhu maksimum, maka lanjut ke
langkah ke-6.
Jika input suhu ruangan (T) lebih kecil dari suhu maksimum, maka kembali ke
langkah ke-3.
6. End (selesai).

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 16


Start

Suhu Maksimum =
36o

INPUT
Power
Suhu Ruangan (T)

tidak If
Power = ON

End
ya

If tidak
Suhu Ruangan > Suhu
Maks.

ya

OUTPUT
Motor berputar

Gambar 3.5 Diagram Alir Sistem Kontrol

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 17


3.1.3 Spesifikasi
3.1.3.1 Maket
Maket dibuat berbentuk seperti rumah. Bagian-bagian penyusun maket,
antara lain akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini, antara lain:
1. Bagian lantai atau dasar terbuat dari triplek yang dilapisi karton dan kertas
berwarna perak.
2. Bagian dinding terbuat dari karton yang dilapisi dengan kertas berwarna
emas.
3. Bagian atap terbuat dari karton yang dilapisi dengan kertas berwarna emas.
4. Pilar-pilar rumah terbuat dari kayu yang dilapisi kertas berwarna emas.

3.1.3.2 Rangkaian Alat


Alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian catu daya dan kontroler .
Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Catu daya disusun oleh beberapa komponen seperti PCB matrik,
transformator, dioda bridge 2A, kapasitor 470 F, IC 7805 + Heatsink, resistor
47, dan LED merah.
Rangkaian alat kontrolnya terdiri dari PCB matrik, header 2 pin, resistor 47
, kapasitor 470 F, IC LM-324, LED merah dan biru, baterai 3V, motor listrik.

3.1.4 Alur analisis


Seperti pada gambar rangkaian, pada awalnya praktikan mengeset keluaran
trimpod sebesar 5 volt. LM-35 memiliki tegangan awal Vout 0,3 volt. Apabila
dipanaskan , tegangannya dapat mencapai maksimal 1,7 volt. Tegangan dari
trimpod dan LM-35 masuk ke OP-Amp yang disini berfungsi sebagai comparator
. Kemudian akan dibandingkan antara tegangan dari LM-35 dan trimpod . Apabila
tegangan LM-35 lebih kecil, maka tegangan keluaran dari OP-Amp adalah 0 volt,
namun apabila tegangan dari LM-35 lebih besar dari trimpod, maka tegangan
keluaran dari OP-Amp adalah 3,4 volt . Tegangan keluarannya akan selalu 3,4
volt karena merupakan karakteristik dari OP-Amp. Kemudian resistor 470 ohm
yang berfungsi sebagai pengaman dapat membatasi tegangan sebelum membatasi

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 18


transistor agar transistor tidak jebol. Tegangan 3,4 tersebut dapat mengaktifkan
transistor yang membuat arus dari emiter naik ke collector yang akan
mengaktifkan relay.
Setelah itu relay bekerja dapat menghidupkan kipas angin yang
menyebabkan kondisi ruangan menjadi sejuk dan memberi pengaruh kepada
sensor sehingga tegangan sensor menjadi turun kemudian relay menjadi
mati.Begitupula sebaliknya jika kondisi ruangan mulai panas lagi maka relay akan
bekerja menghidupkan kipas angin.

3.2 JADWAL KEGIATAN

BULAN
2010
KEGIATAN
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penentuan Judul
Penyusunan Judul
Penyusunan Proposal
Asistensi Judul Alat
Proposal
Pembuatan Rangkaian
Pembuatan Maket
Uji Coba Alat
Realisasi Alat
(Praktikum)
Pembuatan Laporan
Proposal Alat
Postest dan
Pengumpulan Laporan
Praktikum

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 19


3.3 RANCANGAN BIAYA
3.3.1. Realisasi Dasar System
Pembuatan sistem pengaturan Kipas angin otomatis:
Tabel 3.1 Rancangan Biaya Pembuatan Alat
Harga
Nama Alat Jumlah Total Keterangan
Satuan
IC LM-35 1 15.000 15.000
PCB 1 4.000 4.000
LM 324 1 4.500 4.500
Dioda Bridge 2 A 1 1.000 1.000
2 KB engkel C 2 750 1.500
kapasitor 470 F 2 500 1.000
IC 7805 1 1.500 1.500
Trafo 1 17.500 17.500
Motor 3 volt 1 2500 2500
Baterai energizer 1 5.000 5.000
Socket IC 1 1.000 1.000
Resistor 470 4 1.000 1.000
LED merah 2 500 1000
LED biru 1 1000 1000
Relay 1 7.500 7.500
Header 1 2.000 2.000
Timah 2 meter 1000 2000
Kabel kecil 1 meter 2.000 2.000
Transistor BC 547 1 1.000 1.000
Dioda In 4001 1 500 500

Jumlah Rp. 72.500,-

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 20


3.3.2 Pembuatan Maket
Tabel 3.2 Rancangan Biaya Pembuatan Maket
Harga
Nama Alat Jumlah Total Keterangan
Satuan
Triplek 1 - - sumbangan
Kertas Emas 5 lembar 900 4500
Kertas Perak 5 lembar 900 4500
Karton (kardus) 1 - - sumbangan
Paku 5 buah - - sumbangan
Lem 1 1500 1500

Jumlah Rp. 10.500,-

TOTAL BIAYA
Realisasi Dasar System + Pembuatan maket + Pengguna :
= Rp. 72.500,- + Rp. 10.500,-
= Rp. 83.000,-

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 21


BAB IV
CARA KERJA

Pada awalnya tegangan dari PLN sebesar 220 volt masuk ke transformator
step down. Di dalam transformator tegangan masuk ke gulungan primer, setelah
itu terjadi induksi elektromagnet pada gulungan sekunder sehingga
mengakibatkan tegangan keluaran. Disini gulungan primer lebih banyak dari
gulungan sekunder, sehingga tegangan 220 volt akan turun. Dalam hal ini kami
gunakan keluaran 5 volt dari trafo. Karena keluaran tersebut masih berupa arus
AC (Alternative Current) atau bolak balik, maka kami akan membuatnya menjadi
arus DC (Direct Current) atau arus searah dengan penyearah (rectifier/dioda).
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada
gambar-1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan
AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang
lebih kecil pada kumparan sekundernya.

Gambar 4.1 Rangkaian penyearah sederhana

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 22


Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus
AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut
dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan
penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center
tap (CT) seperti pada gambar-2.

Gambar 4.2 rangkaian penyearah gelombang penuh

Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang
berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai
common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan
gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti
misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk
tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan
ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.

Gambar 4.3 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang dengan Filter C

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 23


Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor
C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran
tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter
kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu,
dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor.
Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat
pengosongan kapasitor.

Gambar 4.4 Bentuk Gelombang dengan Filter Kapasitor

Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R.
Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis
horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan
semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan
kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator
yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut
ini.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 24


Gambar 4.5 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter C

Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil,


namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan
outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus
semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC
Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.

Gambar 5.6 a.78xx untuk regulator positif b.79xx untuk regulator negative

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 25


IC 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812 regulator
tegangan +12 volt dan seterusnya. Setelah melewati regulator, tegangan telah
stabil sebesar 5 volt. Kemudian masuk ke rangkaian alat.
Sebagai indikator ada arus, kami menggunakan LED merah. Pada alat ini,
menggunakan header 2 pin sebagai penghubung Vcc ke rangkaian alat. Pada
rangkaian alat, Vcc terhubung ke trimpot, LM 35, LM 324 dan relay.
Panas ruangan yang berlebih dari yang ditentukan akan mempengaruhi
sensor LM-35, sehingga akan mengirimkan tegangan ke IC LM-324. Sensor suhu
LM 35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35
juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus
serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60
A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-
heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah
yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C . 3 pin LM35 menujukan fungsi masing-
masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari
LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan
jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi
sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor
ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan
sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan
suhu setiap suhu 1 C akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 26


penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen
pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 C
karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan
selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35
sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau
jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan
dan suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh
interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan
sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan
didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada
kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin
untuk ditanahkan.

Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.


1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti
terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1
C pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.
Trimpot adalah kependekan dari tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil
dan memiliki nilai tahanan yang dapat diubah-ubah namun dengan menggunakan
alat bantu berupa obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa
menggunakan tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan
bahan karbon atau arang. Tegangan dari trimpot ini juga masuk ke LM-324.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 27


LM 324 Adalah penguat beda (differential amplifier) dengan impedansi
input tinggi dan output impedansi rendah. Op amp banyak digunakan untuk
pengubah tegangan (amplitudo dan polaritas), osilator, filter dan rangkaian
instrumentasi. Op amp terdiri dari sejumlah besar difFerential amplifier untuk
mendapatkan penguatan tegangan yang besar. Karakteristik terpenting dari sebuah
op-amp yang ideal adalah:
1. Penguatan loop terbuka amat tinggi
2. Impedansi masukan yang sangat tinggi sehingga arus masukan dapat
diabaikan
3. Impedansi keluaran sangat rendah sehingga keluaran penguat tidak
terpengaruh oleh pembeban.
Pada op-amp terdapat satu terminal keluaran, dan dua terminal masukan. Terminal
masukan yang diberi tanda (-) dinamakan terminal masukan pembalik (inverting),
sedangkan terminal masukan yang diberi (+) dinamakan terminal masukan bukan
pembalik (noninverting). Di LM 324 terjadi pembandingan tegangan yang masuk
dari output trimpot dan output LM 35 dibandingkan, apabila tegangan dari LM35
lebih besar dari trimpot, maka Vcc yang terhubung pada LM324 akan
menyalurkan tegangan ke resistor 470 ohm yang akan membatasi tegangan
sebelum memasuki transistor agar transistor tidak cepat panas dan jebol.
Kemudian tengangan akan masuk ke transistor.
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 28


sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya. saat tegangan mencapai transistor tegangan 3,4 volt tersebut
dapat mengaktifkan transistor yang membuat arus dari emitter naik ke collector
yang akan mengaktifkan relay.
Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk
mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari
kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini
dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang
digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. setelah itu relay ini akan
bekerja menghubungkan arus dari baterai ke motor. Disini digunakan motor
sebagai simulasi bekerjanya Kipas angin, yang akan membuat suhu ruangan
menjadi sejuk dan memberi pengaruh terhadap LM 35 sehingga tegangan pada
sensor akan menjadi turun dan kemudian relay akan otomatis mematikan seluruh
sensor begitupula sebaliknya ketika suhu ruangan meningkat kembali maka
keseluruhan system diatas akan bekerja kembali.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 29


BAB V
SIMPULAN

Dari percobaan pembuatan alat yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa :
1) Teori Sistem Pengaturan dapat diterapkan di dalam pembuatan alat-alat
sederhana salah satunya berupa sensor suhu dalam sistem pengaturan on/off
Kipas angin.
2) Sensor suhu yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah menggunakan
sensor lm 35.
3) Rangkaian kontrolnya memakai IC 324, dan memakai relay sebagai saklar
otomatisnya.
4) Alat ini menggunakan motor listrik 3 Volt sebagai aktuator dalam sistem
pengaturan alat ini.
5) Dengan menggunakan alat ini kita dapat menghemat pengeluaran yang
biasanya membengkak.

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 30


DAFTAR PUSTAKA

William H. Hyat, Jr. 1982. ElektromagnetikaTeknologi. Jakarta : Erlangga.


Laksono, Ir. Edi. 2000. Teknik Kontrol Autometik. Jakarta : Erlangga.
Malvino, A. 2003. Prinsip Prinsip Elektronika. Jakarta : Salemba Teknika.
Daryanto. 2000. Pengetahuan Teknik Elektronika. Malang : Bumi Aksara.
www.elektroarea.blogspot.com
www.wikipedia.org

ON/OFF KIPAS ANGIN OTOMATIS 31

You might also like