You are on page 1of 14

c  c

Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kehidupan yang lebih nyaman dan
mudah. Untuk melakukan kerja, biasanya kita memanfaatkan kekuatan otot.
Kekuatan otot kita sangat terbatas, karenanya kita ingin membuat alat yang bisa
menggantikan atau mengurangi beban kerja otot. Misalnya seseorang yang tinggal
di jakarta. Pada saat liburan, orang itu ingin jalan-jalan ke Surabaya. Perjalanan yang
jauh bisa ditempuh dengan mudah jika kita bisa membuat alat transportasi alias
kendaraan. Kendaraan bisa bergerak kalau ada energi kinetik.Kendaraan tidak
mungkin bergerak dengan sendirinya karena tiba-tiba ia punya energi kinetik. Agar
bisa bergerak maka kendaraan harus punya energi kinetik. Energi kinetic kendaraan
tidak mungkin muncul dengan sendirinya.Kendaraan membutuhkan energi lain yang
bisa diubah menjadi energi kinetik kendaraan.

Hampir semua energi yang kita gunakan berasal dari energi potensial kimia yang
terkandung dalam minyak bumi, gas, batu bara.Energi potensial kimia yang
terkandung dalam minyak bumi, gas atau batu bara tidak bisa langsung digunakan.
Minyak bumi, gas atau batu bara harus dibakar terlebih dahulu. Karena harus pake
bakar segala, maka minyak bumi, gas atau batubara biasa disebut sebagai bahan bakar.
Lebih tepatnya bahan bakar fosil karena minyak bumi, gas dan batu bara berasal dari fosil
makhluk hidup, baik tumbuhan atau hewan yang sudah mati dan membusuk dalam perut
bumi selama beribu-ribu atau berjuta-juta tahun.

Pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas dan batu bara) menghasilkan kalor
atau panas.Kalor bisa kita gunakan secara langsung untuk memasak makanan,
memanaskan ruangan, untuk menggerakan sesuatu (misalnya menggerakkan
kendaraan), kita harus mengubah kalor menjadi energy kinetik atau energi mekanik
(energi mekanik = energi potensial + energi kinetik). Mengubah energy mekanik
menjadi kalor adalah pekerjaan yang sangat mudah, tetapi mengubah kalor menjadi
energy mekanik adalah pekerjaan sulit. Coba gosokan kedua telapak tangan kalian,
pasti telapak tangan kalian akan kepanasan? Ketika kita menggosok kedua telapak
tangan (kita melakukan usaha alias kerja), energi mekanik berubah menjadi kalor.
Prosesnya sangat mudah bahkan kalor yang tak terbatas bisa dihasilkan dengan
melakukan kerja. Tapi proses sebaliknya, yakni memanfaatkan kalor untuk
melakukan kerja adalah pekerjaan yang sulit.
Alat yang digunakan untuk merubah kalor menjadi energy kinetik baru ditemukan
pada tahun 1700. Alat yang dimaksud adalah mesin uap. Mesin uap pertama kali
digunakan untuk memompa air keluar dari tambang batu bara. Perlu diketahui
bahwa penggunaan mesin uap pertama terjadi sebelum para ilmuwan mengetahui
bahwa kalor sebenarnya merupakan energi yang berpindah akibat adanya
perbedaan suhu (hukum pertama termodinamika belum dirumuskan). Penggunaan
mesin uap waktu itu mungkin didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang
menunjukkan bahwa uap bisa menggerakkan sesuatu (misalnya uap air
menendang-nendang tutup panci). Mesin uap termasuk mesin kalor (mesin kalor =
alat yang mengubah kalor menjadi energi mekanik). Sekarang mesin uap digunakan
untukmembangkitkan energi listrik. Mesin kalor modern adalah mesin pembakaran
dalam (mesin mobil,mesin sepeda motor).
Gagasan dasar dibalik penggunaan mesin kalor adalah bahwa kalor bisa diubah
menjadi energi mekanik hanya jika kalor dibiarkan mengalir dari tempat bersuhu
tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Selama proses ini, sebagian kalor diubah
menjadi energi mekanik (sebagian kalor digunakan untuk melakukan kerja),
sebagian kalor dibuang pada tempat yang bersuhu rendah. Proses perubahan
bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin kalor tampak seperti diagram di
bawah.
Gambar 1. Skema mesin panas.
Amati diagram di atas uhu tinggi (TH) dan suhu rendah (TL) dikenal juga dengan
julukan suhu operasi mesin (suhu = temperatur). Kalor yang mengalir dari tempat
bersuhu tinggi diberi simbol QH, sedangkan kalor yang dibuang ke tempat bersuhu
rendah diberi simbol QL. Ketika mengalir dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat
bersuhu rendah, sebagian QH diubah menjadi energi mekanik (digunakan untuk
melakukan kerja/W), sebagian lagi dibuang sebagai QL. Sebenarnya kita sangat
mengharapkan bahwa semua QH bisa diubah menjadi W, tapi pengalaman
sehari-hari menunjukkan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Selalu saja ada
kalor yang terbuang. Dengan demikian, berdasarkan kekekalan energi, bisa
disimpulkan bahwa QH = W + QL.
Sekarang mari kita tinjau mesin kalor yang biasa digunakan untuk mengubah kalor
menjadi energy mekanik. Perlu diketahui bahwa kita hanya meninjau mesin kalor
yang melakukan kerja secara terus menerus. Agar kerja bisa dilakukan secara terus
menerus maka kalor harus mengalir secara terus menerus dari tempat bersuhu
tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Jika kalor hanya mengalir sekali saja maka
kerja yang dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja (energi mekanik yang
dihasilkan sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut tidak bisa kita
manfaatkan secara optimal. Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal jika ia
melakukan kerja secara terus menerus. Dengan kata lain,stok energi mekanik yang
dihasilkan mesin kalor cukup banyak sehingga bisa kita gunakan untuk
menggerakkan sesuatu


Mesin uap menggunakan uap air sebagai media penghantar kalor. Uap biasa disebut
sebagai zat kerja mesin uap. Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe
bolak balik dan mesin uap turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda
tetapi kedua jenis mesin uap ini mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap
yang dipanaskan oleh pembakaran minyak, gas, batu bara atau menggunakan
energy nuklir.



    



Gambar 2. Skema mesin uap bolak-balik
Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena dipanaskan
pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang tinggi
(ingat pembahasan mengenai pendidihan Teori kinetik gas).|   
  

 |  

        Uap bersuhu


tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan
memuai terhadap piston. Ketika memuai, uap mendorong piston sehingga piston
meluncur ke kanan. Dalam hal ini, sebagian kalor uap berubah menjadi energi
kinetik (uap melakukan kerjaterhadap piston -- W = Fs). Pada saat piston bergerak ke
kanan, roda yang dihubungkan dengan piston berputar (1). Setelah melakukan
setengah putaran, roda menekan piston kembali ke posisinya semula(2). Ketika
piston bergerak ke kiri, katup masukan dengan sendirinya tertutup, sebaliknya katup
pembuangan dengan sendirinya terbuka. Uap tersebut dikondensasi oleh kondensor
sehingga berubah menjadi embun (embun = air yang berasal dari uap). Selanjutnya,
air yang ada di dalam kondensordipompa kembali ke wadah untuk dididihkan lagi.
Demikian seterusnya karena prosesnya terjadi secara berulang-ulang maka piston
bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Maka roda pun berputar secara
terus menerus.Putaran roda bisaa digunakan untuk menggerakan sesuatu.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap tipe bolak
balik di atas bisa dijelaskan seperti ini : Bahan bakar fosil (batu bara/minyak/gas)
memiliki energi potensial kimia. Ketika bahan bakar fosil dibakar, energi potensial
kimia berubah bentuk menjadi kalor. Kalor yang diperoleh dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil digunakan untuk memanaskan air (kalor berpindah menuju air dan
uap). Selanjutnya sebagian kalor pada uap berubah bentuk menjadi energy kinetik
translasi piston, sebagian lagi diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar
energi kinetic translasi piston berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar,
sebagian kecil berubah menjadi kalor (kalor timbul akibat adanya gesekan antara
piston dengan silinder). Jikadigunakan untuk membangkitkan listrik maka energi
kinetik rotasi roda pemutar berubah bentuk menjadi energi listrik.




4 

Pada dasarnya prinsip kerja turbin uap sama dengan mesin uap tipe bolak balik.
Perbedaannya mesin uap tipe bolak balik menggunakan piston, sedangkan turbin
uap menggunakan turbin. Pada mesin uap tipe bolak-balik, kalor diubah terlebih
dahulu menjadi energi kinetik translasi piston. Setelah itu energi kinetic translasi
piston diubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar.Pada turbin uap, kalor
langsung diubah menjadi energi kinetik rotasi turbin.Turbin bisa berputar akibat
adanya perbedaan tekanan. Suhu uap sebelah atas bilah jauh lebih besar daripada
suhu uap sebelah bawah bilah (bilah adalah lempeng tipis yang ada di tengah
turbin). Ingat, suhu berbanding lurus dengan tekanan. Karena suhu uap pada
sebelah atas bilah lebih besar dari suhu uap pada sebelah bawah bilah maka tekanan
uap pada sebelah atas bilah lebih besar daripada tekanan uap pada sebelah bawah
bilah. Adanya perbedaan tekanan menyebabkan uap mendorong bilah ke bawah
sehingga turbin berputar. Arah putaran turbin tampak seperti gambar di bawah:

Gambar 3. Skema Turbin Uap


Perlu diketahui bahwa prinsip kerja mesin uap didasarkan pada diagram
perpindahan energi yang telah dijelaskan di atas. Dalam hal ini, energi mekanik bisa
dihasilkan apabila kita membiarkan kalor mengalir dari benda atau tempat bersuhu
tinggi menuju benda atau tempat bersuhu rendah. Dengan demikian, 
  sangat diperlukan pada mesin uap. Apabila kita memperhatikan cara kerja
mesin uap tipe bolak balik, tampak bahwa piston tetap bisa bergerak ke kanan dan
ke kiri walaupun tidak ada perbedaan suhu (tidak ada kondensor dan pompa). Piston
bisa bergerak ke kanan akibat adanya pemuaian uap bersuhu tinggi atau uap
bertekanan tinggi. Dalam hal ini, sebagian kalor pada uap berubah menjadi energi
kinetik translasi piston. Energi kinetic translasi piston kemudian berubah menjadi
energi kinetik rotasi roda pemutar. Setelah melakukan setengah putaran, roda akan
menekan piston kembali ke kiri. Ketika roda menekan piston kembali ke kiri, energi
kinetik rotasi roda berubah lagi menjadi energi kinetik translasi piston. Ketika piston
bergerak ke kiri, piston mendorong uap yang ada dalam silinder. Pada saat yang
sama, katup pembuangan terbuka. Dengan demikian, uap yang didorong piston tadi
akan mendorong temannya ada di sebelah bawah katup pembuangan. Apabila suhu
uap yang berada di sebelah bawah katup pembuangan = suhu uap yang didorong
piston, maka   energi kinetik translasi piston akan berubah lagi menjadi energi
dalam uap. Energi dalam berbanding lurus dengan suhu. Kalau energi dalam uap
bertambah maka suhu uap meningkat. Suhu berbanding lurus dengan tekanan.
Kalau suhu uap meningkat maka tekanan uap juga meningkat.
Dengan demikian, tekanan uap yang dibuang melalui katup pembuangan = tekanan
uap yang masuk melalui katup masukan. Piston akan tetap bergerak ke kanan dan ke
kiri seterusnya tetapi tidak akan ada energi kinetik total yang bisa dimanfaatkan
(tidak ada kerja total yang dihasilkan). Jadi energi kinetik yang diterima oleh piston
selama proses pemuaian (piston bergerak ke kanan) akan dikembalikan lagi kepada
uap selama proses penekanan (piston bergerak ke kiri).
Dari penjelasan sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa perbedaan suhu dalam
mesin uap tetap diperlukan. Perbedaan suhu dalam mesin uap bisa diperoleh
dengan memanfaatkan kondensor. Ketika suhu dan tekanan uap yang berada di
sebelah bawah katup pembuangan jauh lebih kecil dari pada suhu dan tekanan uap
yang berada di dalam silinder, maka ketika piston bergerak kembali ke kiri, besarnya
tekanan yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil daripada besarnya
tekanan yang diberikan uap kepada piston ketika piston bergerak ke kanan. Dengan
kata lain, besarnya usaha yang dilakukan piston terhadap uap jauh lebih kecil
daripada besarnya kerja yang dilakukan uap terhadap piston (W = s). Jadi hanya
sebagian kecil energy kinetik piston yang dikembalikan lagi pada uap. Dengan
demikian akan ada energi kinetik total atau kerja total yang dihasilkan.

  
Prinsip kerja mesin diesel mirip seperti mesin bensin. Perbedaannya terletak pada
langkah awal kompresi alias penekanan adiabatik (penekanan adiabatik =
penekanan yang dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat
mengalir menuju atau keluar dari sistem. Sistem untuk kasus ini adalah silinder).
Kalau dalam mesin bensin, yang ditekan adalah campuran udara dan uap bensin,
maka dalam mesin diesel yang ditekan hanya udara saja. Penekanan secara
adiabatic menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat. Selanjutnya injector
alias penyuntik menyemprotkan solar. Karena suhu dan tekanan udara sudah sangat
tinggi maka ketika solar disemprotkan ke dalam silinder, solar langsung terbakar.
Tidak perlu pake busi lagi. Perhatikan besarnya tekanan yang ditunjukkan pada
diagram di bawah:
Gambar 4.Diagram siklus diesel.

Diagram di atas menunjukkan siklus diesel ideal. Mula-mula udara ditekan secara
adiabatic (a-b), lalu dipanaskan pada tekanan konstan penyuntik alias injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran (b-c), gas yang terbakar
mengalami pemuaian adiabatik (c-d), pendinginan pada volume konstan gas yang
terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan udara yang baru, masuk ke silinder (d-a).
dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa setiap mesin kalor pada
dasarnya memiliki zat kerja tertentu. Zat kerja untuk mesin uap adalah air, zat kerja
untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya menyerap kalor pada
suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W), lalu membuang kalor sisa
pada suhu yang lebih rendah (QL). Karena si energi kekal, maka QH = W + QL.

  


 

Efisiensi (e) mesin kalor merupakan perbandingan antara Usaha (W) yang dilakukan
mesin dengan masukan Kalor pada suhu tinggi (QH). Secara matematis bisa ditulis
seperti ini :
W merupakan keuntungan yang kita terima, sedangkan QH merupakan biaya yang
kita keluarkan untuk membeli dan membakar bahan bakar. Sebagai manusia yang
selalu ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari pengeluaran yang
sekecil-kecilnya, kita sangat berharap bahwa keuntungan yang kita peroleh (W)
sebanding dengan biaya yang kita keluarkan (QH). Mungkinkah itu terjadi ?
Berdasarkan kekekalan energi, Kalor masukan (QH) harus sama dengan Kerja (W)
yang dilakukan + Kalor yang dibuang (QL). Maka secara matematis dapat ditulis.

Kita gantikan W pada persamaan 1 dengan W pada persamaan 2 :

Jika ingin menyatakan efisiensi mesin kalor dalam persentase, kalikan saja
persamaan efisiensi dengan 100 %.Sehingga persamaannya menjadi.

Berdasarkan persamaan efisiensi di atas, tampak bahwa semakin banyak kalor yang
dibuang (QL) oleh suatu mesin kalor, semakin tidak efisien mesin kalor tersebut
(merugikan kita). Kita sangat menginginkan agar jumlah kalor yang dibuang (QL)
sesedikit mungkin. Bagaimanapun kalor masukan (QH) biasanya diperoleh dengan
membakar minyak, batu bara, gas(bahan bakar yang kita bayar). Karenanya setiap
mesin kalor pada dasarnya dirancang untuk memiliki efisiensi sebesar mungkin.
walaupun kita sangat menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari
pengeluaran yang sekecilkecilnya kenyataan menunjukkan bahwa efisiensi mesin
uap biasanya sekitar 40 %, sedangkan efisiensi mesin pembakaran dalam sekitar
50%. Hal ini menunjukkan bahwa setengah bagian kalor yang diperoleh dengan
membakar bahan bakar terbuang percuma. Hanya setengah bagian saja yang
berubah menjadi energi mekanik (digunakan untuk melakukan usaha alias kerja).

    

Mesin pendingin pada dasarnya merupakan mesin kalor yang bekerja terbalik. Jadi mesin
kalor mengambil kalor alias panas dari tempat yang bersuhu rendah dan membuang kalor
tersebut ke tempat yang bersuhu tinggi Agar proses ini bisa terjadi maka mesin harus
melakukan kerja. Bagaimanapun kalor secara alami hanya mau mengalir dari tempat
bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Kalor tidak mungkin mengalir dengan
sendirinya dari tempat bersuhu rendah menuju tempat bersuhu tinggi. Hal ini sesuai dengan
penyataan Clausius yang telah diulas sebelumnya.Untuk proses yangterjadi pada mesin
pendingin, pernyataan Clausius sebelumnya bisa ditulis dalam bahasa yang lebih
gaul seperti ini :
6  

   

     

   
 
 


 
 
    
 
      
 (       

   ).

Gambar 6.Skema mesin pendingin


Amati diagram di atas mesin melakukan kerja (W) untuk mengambil kalor alias
panas dari tempat bersuhu rendah (QL) dan membuang kalor tersebut ke tempat
bersuhu tinggi (QH). Berdasarkan hokum kekekalan energi, bisa disimpulkan bahwa
QL + W = QH. Kalau dalam mesin kalor digunakan istilah efisiensi, maka dalam mesin
pendingin digunakan istilah koefisien kinerja (KK). Koefisien kinerja (KK) mesin
pendingin merupakan perbandingan antara Kalor yang dipindahkan dari tempat
bersuhu rendah (QL) dengan kerja (W) yang dilakukan untuk memindahkan kalor
tersebut. Secara matematis bisa ditulis seperti ini :

Karena:

Maka persamaan 1 dan 2 dapat ditulis:

Terdapat beberapa mesin pendingin yang biasa kita gunakan, antara lain kulkas, AC
(pendingin ruangan)




Perhatikan gambar di bawah. Kondensor = pengubah uap menjadi cair,kompresor =
penekan. Gulungan pendingin biasanya berada di dalam kulkas, sedangkan gulungan
kondensor berada di luar kulkas (di belakang kulkas).
Gambar 7. Skema kulkas

Di dalam gulungan terdapat fluida yang berada dalam keseimbangan fase (berada
dalam wujud cair dan uap). Fluida tersebut dikenal dengan julukan refrigeran.
Refrigeran yang biasa digunakan pada masa lalu adalah freon. Saat ini freon tidak
digunakan lagi karena pelepasan zat ini dapat merusak lapisan ozon.
Motor kompresor (digerakkan oleh listrik) menyedot refrigeran (dalam wujud uap)
dan menekannya secara adiabatik. Karena ditekan secara adiabatik maka suhu uap
meningkat. Karena suhu meningkat maka tekanan uap juga meningkat.Adanya
perbedaan suhu antara kompresor (suhu tinggi) dan kondensor (suhu rendah)
menyebabkan uap yang bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi berbondongbondong
mengalir melewati gulungan kondensor yang berada di belakang kulkas. Suhu uap
lebih tinggi daripada suhu udara sekitar, karenanya ketika mengalir melalui gulungan
kondensor, uap melepaskan kalor alias panas ke udara sekitar. Karena dikondensasi
oleh kondensor maka uap mendingin dan berubah menjadi cair. Ketika mengalir
melalui katup pemuai, si refrigeran yang sudah berubah menjadi cair dimuaikan
secara adiabatik. Adanya pemuaian adiabatik menyebabkan cairan menjadi semakin
dingin (suhunya menurun). Cairan yang lagi kedinginan tersebut mengalir di dalam
gulungan yang berada di dalam kulkas. Karena cairan dalam gulungan lebih dingin
daripada udara dalam kulkas maka kalor pun mengalir menuju cairan. Karena dialiri
oleh kalor maka refrigeran berubah wujud menjadi uap (cairan menyerap kalor alias
panas dalam kulkas). Refrigeran yang sudah berubah status menjadi uap disedot
oleh motor kompresor dan ditekan secara adiabatik. Dan seterusnya(prosesnya
diulangi lagi). Karena kalor yang ada di dalam kulkas mengalir menuju cairan yang
ada dalam gulungan maka kulkas menjadi dingin.

  
 
Walaupun rancangan alatnya berbeda, pada dasarnya prinsip kerja penyejuk
ruangan mirip seperti kulkas. Untuk kasus ini, isi kulkas-nya adalah sebuah
ruangan. Biasanya gulungan pendingin berada di dalam ruangan sedangkan
gulungan kondensor berada di luar ruangan. Pada bagian belakang gulungan
kondensor biasanya terdapat kipas. Tugas kipas hanya mengatur sirkulasi udara dan
meniup gulungan kondensor sehingga perpindahan kalor dari gulungan kondensor
dan udara sekitar bisa terjadi lebih cepat.Sebaliknya, di bagian belakang gulungan
pendingin terdapat blower alias peniup.Fungsinya mirip seperti kipas yang meniup
gulungan kondensor yang ada di luar ruangan sehingga kalor menuju udara sekitar,
maka kipas meniup gulungan pendingin yang ada dalam ruangan sehingga udara
dingin bisa menyebar dalam ruangan.

You might also like