You are on page 1of 3

Cara Mengatasi Ikan yang sakit

Tindakan pencegahan sebenarnya sebagai salah satu unsur yang terkait dengan
didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama kegiatan produksi
ikan, yakni sejak persiapan kolam hingga kegiatan lepas panen ikan.
Air yang digunakan untuk budidaya umumnya berasal dari irigasi yang
pemamfaatannya bukan haya untuk perikanan, tetapi juga untuk berbagai keperluan,
misalnya bercocok tanam padi (sawah), rumah tangga, dan keperluan lainnya. Dengan
demikian tidak menutup kemungkinan air yang digunakan sudah tercemar oleh limbah
pertanian da juga rumah tangga ataupun industri lainnya.
Untuk menghindari terjadinya penyakit akibat kualitas air yang kurang baik,
sebaiknya air yang digunakan untuk budidaya dianalisis dahulu. Analisis air ditujukan
terhadap sifat fisika air, sifat kimia air, dan keadaan biota air lainnya, khususnya makhluk
hidup yang berpotensi untuk mengganggu kehidupa ikan, baik berupa pemngsa
(predator), penyaing (competitor), ataupun jasad penyebab penyakit (pathogen).
Diantara sifa-sifat fisika dan kimia air yang penting diketahui dan memenuhi
syarat untuk suatu usaha budidaya ikan adalah :
Suhu : 25 32oC
Kekeruhan : 30 60 Cm
Oksigen Terlarut : 5 mg/l
CO2 maksimal : 60 mg/l

pH : 6,5 9,0
Amoniak (NH3) : < 0,5 mg/l

Asam belerang (H2S) : < 1 mg/l

Parameter kualitas air tersebut supaya dipertahankan agar tetap dalam kondisi
yang sesuai untuk kehidupan ikan. Untuk mencegah penurunan kualitas air hendaknya
dihindari pemupukan yang berlebih, pemberian pakan yang tdak sesuai, padat penebaran
yang terlalu tinggi, serta pencegahan agar tidak ter jadi pencemaran oleh bahan-bahan
lain yang berbahaya.
Tindakan penanggulangan penyakit ikan melalui pengobatan diupayakan agar
ikan sembuh, tanpa membahayakan keselamatan ikan karena keracunan obat. Untuk itu,
perlu diketahui gejala-gejala umum yang timbul kemudian dilakukan diagnosis untuk
menemukan factor penyebabnya. Setelah itu barulah ditentukan cara pengobatannya.
Setelah diketahui secara pasti jenis penyakit yang meyerang ikan barulah kita tentukan
jenis obat serta dosis yang akan digunakan secara tepat, sehingga tercapai efisiensi
penggunaan obat dan efektivitas pemberantasannya.
Pada umumnya ikan yang sakit dilakukan tindakan karantina yang bertujuan agar
ikan yang sehat tidak tertular oleh ikan yang terserang penyakit. Kemudian ikan yang
sakit dilakukan diagnosis secara endo dan ekto yang kemudian menentukan pengobatan
berdasarkan dengan jenis penyakit. Obat yang dapat digunakan adalah :
1. Antibiotik
Pada umumnya obat ini digunakan untuk penyakit bacterial yang daplikasikan
dengan cara perendaman, penyuntikan, maupun pengobatan melalui pakan. Contoh obat-
obat antibiotic adalah tetrasiklin, kemistin, oksitetrasiklin HCl, streptomisin,
sulfamerizin, sulfanomid.
2. Desinfektan
Digunakan untuk jenis penyakit tertentu dan juga digunakan untuk membersihkan
sarana dan alat-alat budidaya. Contohnya adalah garam dapur (NaCl), cairan karbol, PK
(KMnO4).

3. Insektisida
Jenis insektisida yang dapat digunakan untuk memberantas parasit ikan adalah
insektisida golongan organofosfat.
4. Obat oles
Obat oles yaitu obat0-obat yang digunakan manusia, terutama untuk mengobati
luka-luka.obatan ini berbentuk cairan, pengguanaanya dalam pengobatan ikan harus
diencerkan dahulu hingga 10 kali. Obat ini digunakan untuk melepaskan ektoparasit
seperti Argulus sp. Contohnya adalah obat merah (jodium tinctuur, mercurochrom).
5. Obat lain-lain
Justru obat-obat inilah yang sering digunakan untuk mengobati ikan yang sakit.
Sebagian besar berbentuk serbuk, bersifat racun, dan harganya relative mahal. Obat-obat
yang dimaksud dan sudah di kenal luas adalah malachyt green, methylene blue, copper
sulfat (CuSO4), PK (kalium permanganat), rivanol, bromex, formalin, HCl quinine,

chinine triflavin, garam ammonia (NH4Cl) dan kalium bikromat.

Ikan yang sakit diobati dengan jenis obat berdasarkan jenis penyakitnya, setelah
sudah sembuh ikan kembali dilepaskan atau dimasukan kembali ke kolam pemeliharaan.

You might also like