You are on page 1of 13

Laporan Praktikum Teknik Pengemasan

Eko Nopianto F34070102

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak dijumpai penggunaan plastik sebagai bahan kemasan di
pasaran. Hal ini disebabkan karakteristik plastik yang fleksibel dalam
pemanfaatannya. Karakteristik tersebut dapat ditentukan oleh pengaturan tebal
plastik, penambahan bahan aditif, dan polimer pembentuknya.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji kekuatan tarik dan perpanjangan putus,
uji ketahanan gesek, uji bakar, dan uji ketahanan jatuh. Mengidentifikasi sifat fisik
plastik semacam ini sangat diperlukan untuk mengetahui karakteristik plastik
yang tepat digunakan sebagai bahan kemasan untuk jenis produk tertentu. Seperti
yang telah diketahui, daya tahan suatu produk bergantung pada jenis kemasan
yang digunakan. Jadi, pemilihan secara selektif suatu kemasan dapat
mempengaruhi kualitas produk maupun daya tahan produk tersebut.

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mengenalkan beberapa jenis plastik dengan
memperhatikan sifat fisiknya, antara lain: kekuatan tarik, elongasi, dan kekuatan
gesek lembaran plastik serta sifat plastik pada saat atau setelah dibakar.
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata plastik berasal dari bahasa Yunani plastikos yang berarti dapat
dibentuk menjadi ukuran yang berbeda-beda (Setyowati 2000). Bahan dasar untuk
pembuatan plastik berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara (Setyowati
2000).
Plastik memiliki densitas yang berbeda, tergantung pada monomer-
monomer penyusunnya. Polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) memiliki
densitas yang lebih rendah sehingga dapat mengambang di atas permukaan air.
Lain dengan polyvinil chloride (PVC) yang densitasnya lebih tinggi menyebabkan
plastik ini tidak dapat mengambang di atas permukaan air (Setyowati 2000).
Perbedaan densitas pada berbagai jenis plastik disebabkan oleh perbedaan bobot
molekul penyusun serta derajat polimerisasinya. Adanya bahan pengisi atau
pemlastis yang mengisi ruangan antar molekul primer dapat meningkatkan
densitas plastik (Setyowati 2000).
Umumnya plastik bersifat tahan lama. Namun ada beberapa yang
mengalami penurunan karena sinar matahari dan beberapa jenis bahan kimia
tertentu. Misalnya minyak mineral (terbuat dari minyak mentah) membuat
polyethylene menggelembung dan akhirnya hancur (Setyowati 2000). Saat ini
telah ditemukan plastik biodegradabel sebagai solusi pencemaran plastik. Platik
ini terbuat dari pati sehingga mudah terurai dalam tanah.
Plastik merupakan bahan yang tidak baik dalam menghantarkan listrik
maupun panas. Dalam dunia industri, selain sebagai bahan kemasan plastik juga
dimanfaaatkan untuk menutup dan menyekat kawat tembaga serta sebagai bahan
dasar pembuatan kontainer penyimpan makanan dingin dan panas (Setyowati
2000).
Beberapa jenis plastik, salah satunya adalah polyethylene. Polyetilene
merupakan film yang lunak, transparan, fleksibel, mempunyai kekuatan sobek dan
benturan yang baik. Jenis plastik ini termasuk termoplastik sehingga mudah
dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Proses polimerisasi
polyetilene dilakukan dengan dua macam, pertama dengan polimerisasi yang
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

dijalankan dalam bejana bertekanan tinggi (1000-3000 atm) menghasilkan makro


dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara
kedua, polimerisasi dalam bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan
makro rantai lurus dan tersusun paralel (Syarief 1988).
Polyetilene terbagi menjadi LDPE (Low Density Polyetilene) dan HDPE
(High Density Polypropilene). Sifat mekanis LDPE adalah kuat, agak tembus
cahaya, daya produksi terhadap uap air baik, namun kurang baik untuk oksigen.
Sedangkan HDPE mempunyai sifat kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya, dan
terasa kurang berlemak (Syarief 1988).
Polypropilene ialah jenis plastik yang lebih kuat, ringan dengan daya
temus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu
tinggi dan cukup mengkilap. Monomer polypropilene diperoleh dengan
pemecahan secara thermal naptha etilen, propylen, homologues yang lebih tinggi
dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah (Birley 1988).
PVC (Poluvinilchlorida) adalah jenis plastik yang bersifat kaku. Sifatnya
tembus pandang, permeabilitas terhadap uap air rendah, kekuatan tarik tinngi,
tidak mudah sobek, dapat dipengaruhi hidrokarbon aromatik,keton, aldehid, ester,
belerang, nitrogen, serta tahan terhadap minyak, alkohol, dan pelarut proteleum
(Syarief 1988).
Definisi densitas adalah berat platik per satuan volume. Pengukuran
densitas penting untuk mengetahui kemampuan umum plastik dalam melindungi
produk dari air, oksigen, dan karbondiokasida, dan lain-lain. Densitas yang rendah
menunjukkan bahwa plastik mudah ditembus fluidapengukuran gramatur juga
penting karena dapat mewakili produsen (berat plastik) dan konsumen (luas
plastik) (Birley 1998).
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

III. METODOLOGI

A. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah beberapa jenis plastik kemasan, diantaranya
plastik polietilen (densitas rendah/LDPE dan densitas tinggi/HDPE), polipropilen,
dan polivinilklorida (PVC).
Peralatan yang digunakan adalah mistar ukur, gunting,atau pisau pemotong
(cutter), neraca analitik, micrometer sekrup tipe jarum, paper tensile strength
tester, abrasion teste, dart drop impact, dan korek api.

B. Metode
Penentuan Gramatur dan Densitas Plastik. Contoh uji berukuran 10 x 10
cm ditimbang sehingga diperoleh bobot plastik. Gramatur diperoleh dengan
membagi bobot contoh dengan luas contoh uji. Densitas ditentukan dengan
membagi gramatur dengan tebal plastik. tebal plastik didapat melalui pengukuran
dengan mikrometer sekrup di keempat ujung plastik dan di tengah plastik
kemudian diambil nilai rata-ratanya.
Penentuan Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus. Bagian ujung
contoh uji dipasang pada bagian penjepit alas dan dikeraskan. Ujung plastik
lainnya dipasang pada klem bawah dan dikeraskan. Selanjutnya pengunci bagian
klem alas dikendorkan sehingga klem alas dapat bergerak untuk mendapatkan
penempatan contoh uji yang benar. Untuk pengukuran, tuas di sebelah kanan
ditekan ke bawah. Bersamaan denganitu, jarum penunjuk bergerak ke alas. Pada
saat tertentu, contoh uji putus, jarum penunjuk berhenti bergerak. Nilai yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk adalah nilai beban tarik. Nilai kekuatan tarik
ditentukan dengan membagi nilai beban tarik dengan luas permukaan. Ketika alat
bekerja, diukur pula elongasi contoh uji. Elongasi (perpanjangan putus) dilihat
pada skala piringan. Persen perpanjangan putus ditentukan dnegan membagi
perpanjangan contoh uji dengan panjang contoh uji.
Penentuan Ketahanan Gesek. Contoh uji berbentuk lingkaran dengan
diameter 10 cm diberi lubang kecil di tengah diameter 0.5 cm ditimbang terlebih
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

dahulu. Kemudian dipasang pada alat uji, dijepit bagian tengah dan tepinya.
Selanjutnya, alat dihidupkan termasuk pompa penghisap debu gesekan. Selama
alat bekerja, dilakukan pengamatan terhadap contoh uji hingga contoh uji rusak
maka pengujian dihentikan. Luas permukaan bidang gesek ditentukan dengan
mengalikan 0.25 dengan hasil pengurangan diameter luar bidang gesek kuadrat
dan diameter dalam bidang gesek kuadrat.
Uji Bakar. Contoh plastik digulung lalu dibakar. Diamati kemudahan
terbakar plastik, kecepatan rambat nyala api, sifat pembakaran jika sumber api
dijauhkan, warna nyala api, pembentukan asap, dan bau yang timbul.
Uji Ketahanan Jatuh. Plastik berukuran 10 x 10 cm di pasang pada alat
DDI (Dart Drop Impact). Lalu beban dijatuhkan dengan ketinggian tertentu.
Ukuran beban disesuaikan mulai dari yang terkecil hingga beban minimum yang
mampu membuat plastik bolong.
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

Dari data yang diperoleh, dapat ditentukan gramatur, densitas, kekuatan


tarik, persen perpanjangan putus, dan pengurangan bobot plastik per satuan luas
bidang gesek.
a. Penentuan Gramatur dan Densitas Plastik
Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot plastik per satuan luas
plastik (g/m2). Densitas yaitu bobot plastik per satuan volume (g/m3).

bobot contoh (g) 10000 cm2


gramatur (g/m2) = x
100 cm2 1 m2

gramatur (g/m2)
densitas (g/m3) =
tebal (m)

Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan rumus di atas, didapat data


sebagai berikut.
Jenis plastik Ulangan Gramatur Densitas
(g/m2) (g/m3)
1 28.23 6615579.30
PP
2 28.24 7615143.99
PVC 1 15.47 11900
1 25.97 618333
PP
2 30.38 723333.33
1 18.75 473484.84
HDPE
2 21.6 519230.76
LDPE 1 26.27 858496.73

b. Penentuan Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus

16 nilai beban tarik (kgf)


2
kekuatan tarik (kgf/cm ) = x
N A (cm2)

Perpanjangan contoh uji (cm)


perpanjangan putus (%) =
Panjang contoh uji (cm)
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan rumus di atas, didapat data


seperti tabel di bawah ini.
Kekuatan tarik Perpanjangan putus
Jenis plastik Ulangan
(kgf/cm2) (%)
1 881 18.9
horizontal
2 146.83 28
PP
1 5.65 55.6
vertikal
2 5.65 56.75
1 51.76
horizontal
2 52.4
PVC
1 52.4
vertikal
2 52.97
1 969.61 18.9
horizontal
2 146.83 29.7
PP
1 5.65 55.6
vertikal
2 5.65 56.75
1 16.2
horizontal
2 40.5
HDPE
1 54.05
vertikal
2 54.05
1 43.63 51.35
horizontal
2 31.51 52.43
LDPE
1 67.87 52.4
vertikal
2 43.63 52.9

c. Penentuan Ketahanan Gesek


ketahanan gesek dilaporkan sebagai pengurangan bobot plastik per satuan
luas bidang gesek (g/cm2). Luas bidang gesek ditentukan dengan rumus sebagai
berikut.

Luas permukaan bidang gesek(cm2) = 0.25 phi x (Dl2 Dd2)

Dl = diameter luar bidang gesek


Dd = diameter dalam bidang gesek
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

Pada pengamatan saat praktikum, ada beberapa variabel yang tidak teramati
oleh praktikan. Nilai Dl dan Dd tidak teramati oleh sebagian kelompok. Namun
ada dua kelompok yang mengamati variabel ini.
Pengurangan bobot
Dl Dl
Jenis plastik Ulangan per satuan luas
(cm) (cm)
(g/cm2)
1 8 6.5 0.0012
PP
2 8 6.5 0.000843
1 13.5 6.14 0.0000162
HDPE
2 13.5 6.14 0.0000892

B. Pembahasan
Penentuan Gramatur dan Densitas Plastik. Densitas suatu jenis plastik
berperan dalam menentukan kualitas plastik khususnya kemampuan mudah
tidaknya ditembus oleh fluida. Berdasarkan hasil percobaan, LDPE memiliki
densitas tertinggi. Hal ini tidak relevan dengan teori yang ada. LDPE merupakan
singkatan dari Low Density Polyetilene yang berarti polietilen berdensitas rendah.
HDPE (High Density Polyetilen) yang seharusnya memiliki densitas lebih tinggi
dari LDPE, memberikan hasil yang berbeda saat praktikum. Diperoleh
berdasarkan pengamatan praktikum, HDPE berdensitas lebih rendah dari LDPE.
Data hasil percobaan menunjukkan bahwa PVC memiliki densitas terendah.
Padahal sifat fisik PVC yang cukup baik dalam kemampuannya untuk tidak
permeabel terhadap fluida seharusnya memberi hasil adanya densitas yang tinggi.
Percobaan kali ini kurang tepat untuk menentukan jenis plastik berkualitas
karena data yang didapat tidak akurat. Hal tersebut disebabkan oleh
kekurangtelitian praktikan saat melakukan praktikum.
Demikian pula penentuan gramatur untuk membuktikan bobot plastik
mengalami ketidaksinkronan. Hasil praktikum menyatakan bahwa PVC memiliki
nilai gramatur terendah. Ini tidak cocok dengan karakteristik PVC yang bersifat
kaku dan padat.
Sebagai ukuran plastik, satuan densitas lebih memungkinkan daripada
satuan gramatur. Hal ini dikarenakan densitas memiliki pengukuran yang lebih
teliti jika dibandingkan gramatur. Gramatur hanya membagi bobot plastik per
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

satuan luas sedangkan densitas membagi bobot per satuan volume. Pada satuan
gramatur, variabel tebal plastik diabaikan sehingga tidak termasuk dalam
perhitungan. Pengukuran tersebut tentu saja kurang teliti. Berbeda dengan satuan
densitas yang melibatkan tebal platik dalam perhitungan sebagai salah satu
komponen volum. Dalam pengukuran densitas, semua variabel termasuk ke dalam
perhitungan baik luas plastik, tebal plastik, dan bobot plastik.
Penentuan Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus. Data hasil
praktikum memperlihatkan bahwa posisi plastik saat dilakukan uji kekuatan tarik
sangat berpengaruh. Plastik yang diletakkan secara horizontal memiliki
perpanjangan putus yang berbeda saat posisinya diubah menjadi vertikal. Plastik
dalam keadaan horizontal memiliki perpanjangan putus yang lebih rendah
dibanding saat posisi vertikal. Pada saat plastik berada dalam posisi horizontal,
paper tensile strength tester menarik ruang antar serat plastik. Plastik mudah
putus karena yang ditarik adalah antar rantai polimernya yang dihubungkan oleh
ikatan lemah van der waals (ikatan sekunder). Berbeda saat plastik dalam posisi
vertikal. Alat uji akan menarik atom-atom karbon rantai polimer plastik yang
dihubungkan oleh ikatan kovalen kuat sehingga sulit putus. Serat-serat plastik
tergolong elastis karena adanya zat aditif yang ditambahkan. Semua data
percobaan memberi hasil yang konsisten.
Secara keseluruhan (posisi vertikal dan horizontal), hasil praktikum
memperlihatkan HDPE memiliki perpanjangan putus paling tinggi yang berarti
jenis plastik HDPE sulit putus. Plastik ini memiliki sifat elastis dan kenyal
sehingga sulit terjadi sobekan. Zat aditif berupa zat peliat bisa ditambahkan
dalam plastik untuk menimbulkan efek elastisitas dan zat peneguh untuk memberi
sifat kaku.
Plastik dapat ditentukan sisi MD dan CD. Dikarenakan saat pembuatannya,
polimer berwujud cairan yang diekstruksi dengan tekanan melalui celah sempit
dengan lebar tertentu sehingga didapat plastik yang halus dan rata (Alok 1981).
Plastik cukup diterawang ke arah sumber sinar untuk menetukan posisi MD dan
CD.
Nilai kekuatan tarik pada praktikum ini tidak dapat dibandingkan. Hal itu
karena data yang ada tidak mencukupi. Perhitungan tidak dapat dilakukan sebab
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

tidak semua variabel yang diperlukan ada. Namun secara analisis, nilai kekuatan
tarik sebanding dengan perpanjangan putus. Kekuatan tarik menyatakan tenaga
yang diperlukan untuk menarik plastik per satuan luas. Semakin elastis suatu jenis
plastik, tenaga yang diperlukan semakin besar.
Penentuan Ketahanan Gesek. PVC menunjukkan ketahanan gesek yang
cukup baik berdasarkan hasil percobaan. Dari data didapat hingga seratus gesekan
PVC masih belum mengalami kerusakan. Ini berarti PVC sangat baik mutunya
dalam hal kepekaan gesekan dengan benda lain. Ketahanan gesek sangat
dipengaruhi oleh zat aditif yang ditambahkan sehingga plastik cenderung licin dan
halus. Zat aditif berfungsi meminimalisasi gesekan yang terjadi.
Secara umum, plastik sangat rentan terhadap gesekan terutama dari media
yang kasar. Jika gesekan terhadap plastik terjadi terus menerus maka akan timbul
goresan yang selanjutnya akan manjadi sobekan kecil.
Sisi felt dan roll sebuah plastik sangat sulit ditentukan. Hal ini disebabkan
tekstur kedua permukaan felt dan roll identik. Selain itu hasil pengujiannya pun
memberi hasil yang mendekati identik.
Uji Bakar. Beberapa jenis plastik sulit terbakar dan sebagian lain mudah
terbakar. PVC, LDPE, dan HDPE membentuk struktur arang yang tidak bisa
terbakar lagi (irreversible) jika dibakar. Jadi kecepatan rambatnya kecil. Berbeda
dengan PP yang masih tetap dapat terbakar kembali (reversible). Sehingga
memiliki kecepatan rambat yang tinggi.
Bau saat pembakaran disebabkan oleh reaksi pada gugus fungsional. Bau
klor pada PVC dikarenakan oleh gugus fungsi klorida dalam PVC. Bau parafin
menandakan tidak adanya gugus fungsional dalam monomer penyusun plastik
seperti pada HDPE, yakni etilen tidak mempunyai gugus fungsi aktif. Sedangkan
bau sangit disebabkan oleh gugus nitrogen.
Warna api yang ditimbulkan saat pembakaran tergantung pada monomer
penyusun plastik. Vinyl pada PVC menyebabkan warna api merah, dan asap putih
pada LDPE karena adanya klor. Plastik jenis HDPE dan LDPE mengandung etilen
yang jika dibakar akan menimbulkan warna api oranye. Warna pembakaran PP
terlihat jingga.
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

Uji Ketahanan Jatuh. Struktur PVC dan HDPE yang rapat dan kuat
menjadikan plastik jenis ini memiliki tingkat ketahanan jatuh yang tinggi.
Sedangkan plastik berstruktur lemah seperti LDPE dan PP mempunyai ketahanan
jatuh yang rendah. Plastik jenis ini sangat rentan untuk menahan beban-beban
berat.

IV. KESIMPULAN

Plastik adalah salah satu bahan kemasan yang sekarang banyak digunakan
karena sifatnya yang fleksibel. Sifat-sifat fisik seperti kekuatan tarik, tegangan
putus, ketahanan gesek, sifat pembakaran, ketahanan jatuh pada tiap jenis plastik
berbeda. Hal itu dikarenakan monomer-monomer yang menyusun plastik tidak
sama satu dengan lainnya.
Karakteristik fisik plastik tersebut sangat diperlukan untuk menentukan jenis
plastik yang akan digunakan sebagai bahan kemasan. Pemilihan jenis plastik yang
tidak tepat akan merusak produk yang dikemas. Plastik yang berkualitas baik ialah
plastik yang memiliki kekuatan tarik tinggi, elastis, ketahanan geseknya tinggi,
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

dan ketahanan jatuh yang tinggi pula. Plastik yang baik juga tidak menimbulkan
pencemaran. Hasil pembakaran plastik kerap membahayakan kesehatan karena
asap yang ditimbulkan adalah hasil reaksi kimi gugus fungsional penyusun
polimer plastik.

DAFTAR PUSTAKA

Bierley AW. 1988. Plastic Material Properties and Application. Chapman and
Hall Publishing. New York.
Allok H. 1981. Contemporary Polymer Chemistry. Prentice Hall. New Jersey.
Setyowati K. 2000. Pengemasan 1 Departemen teknologi Industri Pertanian
Fateta. IPB. Bogor.
Syarief. 1998. Petunjuk Laboratorium Teknologi Pengemasan. IPB. Bogor.
Laporan Praktikum Teknik Pengemasan
Eko Nopianto F34070102

You might also like