Professional Documents
Culture Documents
(APLIKASI PADA MATERI “DERET ARITMETIKA” KELAS XII SMA JURUSAN IPS)
NPM : 200813500424
(APLIKASI PADA MATERI “DERET ARITMETIKA” KELAS XII SMA JURUSAN IPS)
I. URAIAN MATERI
I.1 Pengantar
Modul ini menyajikan bahan yang berjudul “Model Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Teori George Polya Dan Media LKS Dalam
Aplikasinya Terhadap Materi Deret Aritmetika”. Didalamnya dibicarakan tentang
bagaimana merumuskan dan menentukan jumlah n suku deret aritmetika. Serta
dibicarakan pula bagaimana menjelaskan dan merumuskan masalah yang model
matematikanya berbentuk deret aritmetika.
Materi diatas merupakan dasar dan syarat untuk mempelajari modul
berikutnya. Perlu Anda ketahui bahwa konsep pemecahan masalah (Problem
Solving) merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembahasan modul deret
aritmetika ini. Oleh karena itu, diharapkan agar pembahasan dalam modul ini
benar-benar Anda kuasai.
Materi dalam modul ini sangan berguna, baik untuk pengayaan dan
penunjang cabang matematika lainnya, untuk kepentingan bidang ilmu lainnya,
serta berguna untuk kepentingan kehidupan masyarakat sehari-hari.
DERET ARITMETIKA
Uraian dan Contoh
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan aritmetika disebut deret
aritmetika. Dengan demikian suku-suku yang membentuk deret aritmetika adalah
suku-suku barisan aritmetika.
Misalkan U1, U2, U3, U4, U5, …, Un = { U n } adalah barisan aritmetika, maka deret
n
aritmetikanya adalah U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + … + Un = S Un = Sn,
i=1
dan dalam hal ini:
S1 = U1; S2 = U1 + U2 ; S3 = U1 + U2 + U3 ; S4 = U1 + U2 + U3 + U4 ; …. dan
seterusnya.
Contoh :
n
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + … + 3n = S 3i
i=1
n
b. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 … + (2n-1) = S (2i – 1)
i=1
2Sn = n { 2 a+ ( n−1 ) b }
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
n
Sn = { a+Un }
2
n n
Sn = 2 { 2 a+ ( n−1 ) b } = 2
{ a+Un }
Contoh:
Jawab :
n
1 + 2 + 3 + 4 + …. + n merupakan deret aritmetika Sn = { 1+n }
2
n
1 + 3 + 5 + 7 + …. + (2n-1) merupakan deret aritmetika Sn =
2
{ 1+ ( 2 n−1 ) }
n
= (2n)
2
n
{ 1+n }
1+2+3+ 4+ …+n 105 2 105
1+ 3+5+7+…+(2 n−1) = 196 n = 196
(2 n)
2
1+ n 105
2n = 196 (dikalikan silang )
Un = Sn – Sn-1
Contoh :
Contoh:
n = 51 – 40 S11 = 495
n = 11
U11 = 40
∴ Dengan demikian, banyak pipa seluruhnya = 495
II. MEMAHAMI KONSEP MATEMATIKA
Berikut kegiatan pembelajaran dalam memahami konsep matematika :
1. Dengan tanya jawab, dibahas tentang bagaimana merumuskan jumlah n suku
deret aritmetika.
2. Dengan tanya jawab dibahas tentang bagaimana menentukan jumlah n suku deret
aritmetika.
3. Dengan tanya jawab dan diskusi, dijelaskan tentang karakteristik masalah yang
model matematikanya berbentuk deret aritmetika.
4. Dengan tanya jawab, dibahas tentang bagaimana merumuskan deret yang
merupakan model matematika dari masalah.
5. Dengan diskusi, dibahas bagaimana cara menentukan penyelesaian dari model
matematika
6. Dengan tanya jawab dan diskusi, dibahas tentang bagaimana cara memberikan
tafsiran terhadap hasil yang diperoleh.
“Ayah menyimpan uang dirumah. Setiap bulan, besar simpanannya dinaikkan secara
tetap, dimulai dari bulan pertama Rp50.000,00, bulan kedua Rp55.000,00, bulan
ketiga Rp60.000,00 dan seterusnya. Jumlah tabungan dalam 10 bulan adalah…??”
Dari contoh soal diatas, kita harus bisa memahami bahwa soal tersebut
merupakan soal yang berhubungan dengan deret aritmetika. Mengapa? Karena dari
soal tersebut sudah digambarkan bahwa hal yang dijadikan masalah yakni jumlah
tabungan ayah dalam 10 bulan, dengan tabungan pertama sebesar Rp50.000,00 dan
kenaikan besar tabungan setiap bulan yakni sebesar Rp5000,00.
Lalu fase ke-2 menurut Polya adalah merencanakan penyelesaian. Dari contoh
soal diatas, kita dapat merencanakan penyelesaian, yakni merencanakan dengan
menggambarkan penyelesaian soal menggunakan rumus deret aritmetika dengan 10
bulan sebagai masalah (yang ditanyakan) dan didapat dilambangkan dengan S 10, lalu
tabungan pertama sebagai a (suku pertama) dan kenaikan besar tabungan sebagai b
(beda). Sehingga, pada fase ke-3 (menyelesaikan masalah sesuai rencana), soal
tersebut dapat dikerjakan dengan menggunakan rumus deret aritmetika, yaitu:
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
10
S10 =
2
{ 2(50.000)+ ( 10−1 ) 5000 }
Setelah melakukan penyelesaian sesuai dengan rencana, lalu pada fase ke-4
dilakukan pengecekan terhadap masalah yang baru diselesaikan. Jika sudah yakin dan
sesuai rencana, kita dapat membuat esimpulan dari jawaban masalah tadi yakni:
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
20
S20 =
2
{ 2(2)+( 20−1 ) 6 }
= 10 { 4 +114 }
= 10 { 118 }
= 1180
2. Tentukan jumlah 10 suku pertama dari deret aritmetika 7, 10, 13, 16, …
Pembahasan :
a=7 b = 10-7 = 3 n = 10
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
10
S10 =
2
{ 2(7)+ ( 10−1 ) 3 }
= 5 { 28+27 } = 275
3. Suku ke-3 suatu deret aritmetika adalah 12 dan suku ke-6 nya adalah 21. Tentukan
jumlah 100 suku pertama deret tersebut.
Pembahasan :
U3 = 12 a + 2b = 12 a + 2b = 12
U6 = 21 a + 5b = 21 _ a + 2(3) = 12
-3b = -9 a = 12 - 6
b= 3 a =6
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
100
S100 =
2
{ 2 ( 6 ) + ( 100−1 ) 3 }
= 50 { 12+ ( 99 ) 3 }
= 50 { 309 }
= 15450
4. Suku ke-5 suatu barisan aritmetika adalah 20 dan suku ke-9nya adalah 36.
Tentukan jumlah 15 suku pertama barisan tersebut..
Pembahasan :
U5 = 20 " a + 4b = 20 a + 4b = 20
U9 = 36 " a + 8b = 36 _ a + 4(4) = 20
-4b = -16 a = 20 - 16
b= 4 a =4
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
15
S15 =
2
{ 2 ( 4 ) + ( 15−1 ) 4 }
15
= 2 { 8+ (14 ) 4 }
15
= { 64 }
2
= 480
5. Tentukan jumlah bilangan asli antara 100 dan 2500 yang habis dibagi 9.
Pembahasan :
Bilangan asli antara 100 dan 2500 yang habis dibagi 9 antara lain adalah
108, 117, 126, …., 2493.
Maka : a = 108 b=9
n
Un = a + (n-1)b Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
266
2493 = 108 + (n-1)9 S266 =
2
{ 2(108)+ ( 266−1 ) 9 }
Banyak bilangan asli antara 1000 dan 2000 yang habis dibagi 5 adalah 199.
Bilangan asli antara 1000 dan 2000 yang habis dibagi 15 adalah 1005, 1020, 1035,
….., 1995.
a = 1005 b = 15 Un = 1995
⟺1995 = a + (n-1)15
1995 = 1005 + (n-1)15
1995 = 1005 +15n – 15
15n = 1995 - 990
1005
n = = 67
15
Banyak bilangan asli antara 1000 dan 2000 yang habis dibagi 15 adalah 67.
∴Dengan demikian, banyak bilangan asli antara 1000 dan 2000 yang habis dibagi
5 dan tidak habis dibagi 15 adalah 199 – 67 = 132
25
S25 =
2
{ 2(14 )+ ( 25−1 ) 2 }
25
S25 = { 28+ 48 }
2
25
S25 = { 76 }
2
S25 = 950
∴Jadi, banyak pemain seluruhnya adalah 950 orang
12
S12 =
2
{ 2(200.000)+ ( 12−1 ) 50.000 }
S12 = 6 { 950.000 }
S12 = 5.700.000
∴Jadi, besar jumlah tabungan Ani selama 1 tahun adalah Rp5.700.000,00
9. Pada suatu deret aritmetika, diketahui suku ke-5 adalah 5 dan jumlah 8 suku
pertamanya adalah 32. Hitunglah nilai suku pertama dan bedanya, serta tentukan
jumlah 18 suku pertamanya.
Pembahasan :
U5 = 5 " a + 4b = 5
S8 = 32
8
⟺ 32 = { 2 a+ ( 8−1 ) b }
2
⟺ 32 = 4 { 2 a+7 b }
8a + 28b = 32 8a + 28b = 32 a + 4b = 5
a + 4b = 5 8a + 32b = 40 _ a + 4(2) = 5
-4b = -8 a =5-8
b = 2 a = -3
∴ Jadi, jumlah suku pertamanya adalah -3, dan bedanya adalah 2
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
18
S18 =
2
{ 2 (−3 ) + ( 18−1 ) 2 }
= 9 {−6+ 34 }
= 9 { 28 } = 252
10. Seorang pedagang kayu menumpuk balok kayunya sebagai berikut. Tumpukan
paling bawah berisi 20 balok. Tumpukan kedua berisi 18 balok. Tupukan ke-3
berisi 16 balok. Demikian seterusnya, hingga tumpukan balok itu berbentuk
piramida. Berapakah banyak balok kayu yang ditumpuk sehingga mencapai
tumpukan yang ke-10?
Pembahasan :
a = 20 b =- 2 n = 10
n
Sn =
2
{ 2 a+ ( n−1 ) b }
10
S10 =
2
{ 2 ( 20 ) + ( 10−1 )−2 }
= 9 { 40−18 }
= 9 { 22 } = 198
VII. PENUTUP
Dari pembahasan modul ini, maka dapat disimpulkan bahwa Teori
Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang dikemukakan oleh George Polya, dapat
diterapkan pada pembahasan materi deret aritmetika kelas XII SMA jurusan IPS
dengan media pembelajarannya menggunakan LKS. Karena LKS sangat membantu
melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Semakin banyak berlatih,
diharapkan siswa akan semakin dapat memahami masalah yang dihadapi sehingga
dapat direncanakan penyelesaian masalah, dilakukan penyelesaian masalah serta
mengecek terhadap hasil penyelesaian yang diperoleh sesuai dengan prosedur pada
pendekatan teori pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Frederick, Dkk.. 2004. Program Pemantapan Kemampuan Siswa Matematika Kelas 3 SMA
dan MA Program Ilmu Sosial dan Bahasa. Jakarta : Gematama.
Permadi, Dkk.. 2000. Matematika SMU Kelas 3 Program IPS – Bahasa. Jakarta : Erlangga.
Subanji. 2007. “Teori Belajar”. Makalah. Disajikan dalam Seminar Desiminasi Matematika
SD di Batu, 30 April – 2 Mei 2007.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher.