Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Irwan Maulana, S.S
(bandingkan dengan)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA 4
SMK PARAMITHA 1
Kompleks Depdagri No. 68 Curug – Pondok Kelapa, Jl. Raya Kalimalang
Jakarta Timur 13450 Telp.8650377, Fax 86902386
Menjawab surat Saudara tertanggal 4 Juli 2007, Nomor 122/PC-03/2007, kami
sampaikan bahwa …
1. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang menginformasikan pesan atau ide secara
tepat (tidak terjadi salah tafsir).
Ciri kalimat efektif diantaranya :
a) Minimal ada S-P
Contoh :
Dia belajar
S P
Bagi saya, hal itu sangat berarti
K S P
Ayah mencintai kami
S P O
Sepanjang masa
K
c) Hemat.
Pejabat dari pada Negara itu dirumahkan.
Para hadirin dipersilahkan berdiri.
Catatan : kata bercetak tebal harus dihilangkan.
KATA
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang berdiri sendiri serta memilki makna
yang bebas. Dari pengertian tersebut ciri-ciri kata adalah :
a. Satuan bahasa terkecil,
b. Dapat berdiri sendiri dalam penggunaan bahasa, dan
c. Memiliki makna yang bebas.
A. KELAS KATA
CATATAN : Penanda kata tidak dapat juga diterapkan pada kata sifat,
misalnya tidak indah, tidak putih. Bedanya, kata sifat dapat dibentuk kata
ulang dengan disertai konfiks se-nya, contoh:seindah-indahnya, seputih-
putihnya. Dalam kata kerja, cara tersebut tidak dapat dipergunakan.
B. KATA TUGAS
1. KATA BENTUKAN
A. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata yang mengalami proses pengimbuhan.
A.1. Imbuhan Indonesia
1. Awalan (prefiks) : ber-, se-, me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-
2. Sisipan (infiks) : -em-, -el-, -er-
3. Akhiran (sufiks) : -an, -i, -kan, -nya
4. Awalan dan akhiran (infiks) : ke-an, ber-an, per-an, pe-an, se-nya
1. Awalan (prefiks)
a. Imbuhan ber-
Bentuk:
be-:
1) kata dasar berhuruf awal R: ber- + Roda beroda
c. Imbuhan -er-
Bentuk: -er-
Fungsi: membentuk kata benda makna: banyak : gerigi
3. Akhiran (Sufiks)
a. Imbuhan -an
Bentuk: -an
Fungsi: membentuk kata benda makna: 1. tempat : belokan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA 14
SMK PARAMITHA 1
Kompleks Depdagri No. 68 Curug – Pondok Kelapa, Jl. Raya Kalimalang
Jakarta Timur 13450 Telp.8650377, Fax 86902386
2. alat : timbangan
3. hal : didikan
4. cara : pimpinan
5. sifat : asinan
6. sekitar : lima puluhan
b. Imbuhan -i
Bentuk: -i
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. berkali-kali : cabuti
2. memberi : bumbui
3. menghilangkan : bului
4. membuat jadi : basahi
c. Imbuhan -kan
Bentuk: -kan
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. perbuatan untuk orang lain : belikan
2. membuat jadi : putihkan
3. memasukkan ke : penjarakan
4. melakukan tindakan dengan : ikatkan
5. intensitas (kesungguhan) : dengarkan
d. Imbuhan –nya
Bentuk: -nya
Fungsi: membentuk kata keterangan
Makna: 1. kesimpulan : akhirnya
2. hal : bentuknya
3. barangkali : kiranya
4. Awalan dan akhiran (konfiks)
a. Imbuhan ke-an
Bentuk: ke-an
Fungsi: membentuk kata benda dan kata kerja
Makna: 1. tempat/daerah : kelurahan
2. suatu hal : keberhasilan
3. dalam keadaan : kepanasan
4. dapat di : ketahuan
5. tidak sengaja : ketinggalan
6. sangat : kebesaran
7. agak : kebiru-biruan
b. Imbuhan ber-an
Bentuk: sebentuk dengan awalan ber-
Fungsi: membentuk kata kerja
Makna: 1. banyak pelaku : berdatangan
2. saling : bergandengan
c. Imbuhan per-an
Bentuk: sejalan dengan imbuhan per-
Fungsi: membentuk kata benda
Makna: 1. cara : pergaulan
2. tempat : perhentian
3. daerah : perkotaan
4. hasil perbuatan : pertahanan
B. Kata Ulang
C. Kata Majemuk
A. Ungkapan
B. Peribahasa
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunanya, dan
biasanya mengiaskan maksud tertentu. Yang termasuk peribahasa adalah:
Contoh:
Tong kosong nyaring bunyinya (orang yang tidak berilmu banyak bicara)
Besar pasak daripada tiang (besar pengeluaran daripada pemasukan)
Pagar makan tanaman (orang yang dipercaya malah berkhianat)
C. Majas
Majas adalah bahasa yang mengandung makna kias yang dapat menghidupkan
dan membangkitkan daya tarik.
1. Majas Perbandingan
a. Asosiasi/perumpamaan
Memberikan perbandingan terhadap sesuatu hal, menggunakan kata
pembanding seperti bagaikan, laksana, dan bak.
Contoh: Mukanya pucat bagai bulan kesiangan
Bibirnya seperti delima merekah
b. Metafora
membandingkan dua hala karena ada kesamaan sifat. Contoh: Bunga
bangsa gugur di medan laga, dia adalah pelita hatiku.
c. Alegori
memakai perbandingan langsung atau uth, keduanya bertautan langsung.
Contoh:
Hati-hatilah anda dalam mengarungi samudra yang penuh bahaya,
gelombang, topan, dan badai. Apabila nahkoda dan juru mudi
senantiasa seiya sekata dalam melayarkan bahteranya. Niscaya akan
tercapai tanah tepi yang menjadi idaman,
d. Personifikasi
Memberikan perbandingandengan cara meletakan sifat-sifat orang pada
benda mati.
Contoh: peluit kereta api itu menjerit; senja memanggil burung
kesayangannya.
e. Tropen
Menggunakan kata kias secara tepat atau sejajar dengan sesuatu yang
dimaksud.
Contoh: Pekerjaannya hanya mengukur jalan saja; sepanjang waktu
Cecep hanya mengubur dirinya di kamar.
2. Majas pertentangan
a. Hiperbola
Menyatakan dengan cara berlebih-lebihan.
Contoh: suaranya membelah angkasa: sejuta kenangan mengusik
pikiranku
b. Litotes
Contoh: Silhkan makan walaupun hanya dengan kecap saja
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA 19
SMK PARAMITHA 1
Kompleks Depdagri No. 68 Curug – Pondok Kelapa, Jl. Raya Kalimalang
Jakarta Timur 13450 Telp.8650377, Fax 86902386
c. Oksimoron
Contoh: pertahan yang paling baik adalah menyerang.
d. Intermisis
Contoh: Semua warga sudah transmigrasi, kecuali keluarga Pak Wniarsono.
e. Antitesis
Contoh: Hidup dan mati di tangan Tuhan; Suka dan duka kami nikmati
bersama
f. Paradok
Contoh: Badannya besar, tetapi nyalinya kecil; Hani merasa kesepian di
tengah-tengah keramaian
g. Anakhronisme
Contoh: begitu lahir ia memanggil ibunya.
3. Majas Pertautan
a. Alusio
Contoh: Hati-hati jangan samapai peristiwa Madiun terjadi lagi; ah
kamu itu gaharu cendana pula.
b. Metonimia
Contoh: Ia sedang menghisap gudang garam (rokok); ke sekolah naik
kijang (mobil)
c. Pars prototo
Contoh: dia membeli tiga ekor lembu; setiap kepala dikenakan
sumbangan seribu rupiah.
d. Totem pro parte
Contoh: Indonesia kahirnya menang 2-0 atas Malaysia.
e. Eufimisme
Contoh: anak itu agak terganggu pikirannya (gila).
4. Majas Penegasan
a. Pleonasme
Contoh: mereka turun ke bawah gunung sambil bergandengan; aku
melihat dengan mata kepalaku sendiri.
b. Repetisi
Contoh: sekali tidak takut, tetap tidak takut; betul, sungguh betul
dia yang mengambilnya.
c. Paralelisme
Contoh:
Anafora = Ikut hati mati
Ikut mata buta
Ikut rasa binasa
Epifora = Sabar itu baik
Mengalah itu baik
Diam itu baik
d. Klimaks
Contoh: Mula-mula hanya mengeluh, kemudian merintih, lalu
menangis, akhirnya menjerit kesakitan.
e. Antiklimaks
Contoh: jangankan sepuluh ribu, lima ribu, seratus pun aku tak
punya.
f. Koreksio
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PARIWISATA 20
SMK PARAMITHA 1
Kompleks Depdagri No. 68 Curug – Pondok Kelapa, Jl. Raya Kalimalang
Jakarta Timur 13450 Telp.8650377, Fax 86902386
Contoh: orang itu sahabatku, oh bukan, bapakku.
g. Asidenton
Contoh: meja, lemari, kursi, balai, berserakan di dalam kamar.
h. Polisindenton
Contoh: setelah ia pulang maka ia mengambil buku dan sepeda, lalu
menjenguk neneknya di kampong.
5. Majas Sindiran
a. Ironi
Contoh: Baru pukul dua malam, memangapa engkau sudah pulang.
(yang dimaksud adalah sudah pukul dua malam mengapa baru pulang)
b. Sinisme
Contoh: dasar kalau omong tidak pernah diatur; dasar perut karet,
apa pun masuk sampai ludes.
c. Sarkasme
Contoh: Jijik aku memandangmu yang tak jauh dari anjing liar.
A. KALIMAT TANYA
Kalimat Tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi
berupa jawaban dari lawan bicara atau sebagai penguatan sesuatu yang telah
diketahui oleh penanya.
2. Tahap Inti
Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan secara sistematis. Kemukakan
pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan singkat. Jumlah pertanyaan
hendaknya sesuai dengan situasi dan waktu. Disamping memerlukan
kemampuan mendengar yang akuray, pewawancara hendaknya
memiliki kemampuan berkomunikasi (bertanya) dengan baik.
3. Tahap Akhir
Akhir kegiatan wawncara dengan kesan yang baik dan menyenagkan.
Tetaplah pelihara hubungan baik dengan nara sumber.
1. PARAFRASE
Parafrase dalam sastra ( terutama puisi ) adalah mengubah bahasa sastra
menjadi bahasa sehari-hari.
Dalam parafrasee harus diperhatikan :
1. Makna denotasi
2. Makna konotasi
3. Makna lambang
4. Pemberian makna harus secara keseluruhan dan harus dibaca menyeluru dan
berulang-ulang.
Cara Memparafrasa Wacana:
1. Bacalah teks secara keseluruhan.
2. Pahami topik/tema, serta alur jika teksnya adalah narasi.
3. Cari kalimat utama untuk menemukan ide pokok.
4. Catat gagasan pokok tiap pargraf.
5. Perhatikan kalimat penjelas.
6. Pilih kata atau kalimat yang efektif dalam menceritakan
kembali.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi kalimat
tidak langsung agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa yang
lebih mudah.
2. MAKNA
Makna berarti maksud suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran, atau
perpaduan antara bentuk dan referen (acuan). Seseorang mengetahui bentuk (kata),
tetapi tidak mengetahui referennya dapat dikatakan bahwa seseorang itu tidak
mengetahui makna kata terebut.
Makna suatu kata dapat berubah-ubah karena :
a) mendapat pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.
b) Penempatannya dalam kalimat.
c) Kondisi (waktu dan tempat) pemakaiannya.