Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)
VE = 0 V VBE = - 0.7 V
Arus emitter :
d. Penguatan Diferensial
Sifat dari Op-Amp ideal adalah voltase pasa keluaran hanya tergantung
dari selisih antara kedua masukkan dan penguatan diferensialnya tak terhingga.
Sebenarnya penguatan diferensial memiliki nilai yang terhingga. Penguatan
diferensial biasa disebut sebagai AD dan terdifinisi sebagai berikut :
V out V out
AD
V diff
(V POS V )
NEG
V out
voltase pada keluaran Op-Amp
V pos
voltase pada masukkan non-inverting ( tak membalik )
V neg
= voltase pada masukkan inverting ( membalik )
V pos V neg
=perubahan dari perbedaan antara voltase pada kedua
masukan Op-Amp.
V out A. V
C inbersama
dimana :
Vout : perubahan voltase output
V in bersama : perubahan voltase bersama pada kedua masukan,dimana
voltase bersama terdefinisi sebagai
1
2 V in V
V in bersama = in
G=
A D
A C
f. Input Op-Amp
Untuk Op-Amp ideal voltase keluaran nol ketika perbedaan voltase input
nol,tetapi dalam Op-Amp real voltase input biasanya berbeda dari nol ketika
V off
V off
per perubahan suhu T,
T
disebut koefisien suhu
g. Output Op-Amp
Pada keluaran terdapat resistivitas keluaran. Resistivitas keluaran
biasanya sebesar beberapa puluh ohm sampai orde k . juga terdapat batas
maksimal dan batas minimal untuk voltase keluaran. Voltase keluaran
,aksimalpositif biasanya 1 sampai 3V (tergantung Op-Amp dan beban pada
outputnya) di bawah voltase sumber positif dan voltase keluaran minimal
negative biasanya 1 sampai 3 V (tergantung Op-Amp dan beban pada outputnya)
di atas voltase sumber negative. Tetapi juga ada Op-Amp yang bias memiliki
voltase output sampai voltase sumber negatif atau sampai voltase sumber positif.
Selain terdapat resistivitas outpunya juga terdapat suatu pembatasan
arus pada keluaran Op-Amp untuk melidungi Op-Amp dari penyerapan daya
yang terlalu besar. Op-Amp biasanya bias dipakai hanya dengan arus keluaran
B = Vf + C
Vf = IDC . Rf
B = IDC . Rf + C (a)
Arus IDC yang mengalir dari D ke C terdapat ari Hukum Ohm :
V
IDC = = D C
..( b )
R R R i f
D C
B = .Rf
R R i f
c
D C
.Rf = .
R f
.
R f
R R i f
D
R R i f
C
R R i f
B= .
R f
.
R f
D
R R i f
C
R R i f
C
B= .
R f
.1
R f
D
R R i f
C
R R i f
B= .
R f
. R
i
D
R R i f
C
R R i f
.A
C A B
c. Rangkaian Diferensiator
Hubungan antara arus dan voltase dalam kondensator adalah :
Q 1
C V Q
V C
d dv 1 dQ
dt dt C dt
dQ
I
dt
dV 1
I
dt C
Jika komponen C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di
depan, maka akan diperoleh rangkaian differensiator seperti pada gambar 3.3.
Dengan analisa yang sama seperti rangkaian integrator, akan diperoleh
persamaan penguatannya :
V RC dvin
OUT dt
R R
2
1
R Z
1 C
C
maka jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator
G RC
Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high
pass filter), dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi. Namun
demikian, sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya berfrekuensi
tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat dengan penguatan dc sebesar 1
(unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor yang nilainya
sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity gain) pada
nilai frekuensi cutoff tertentu.
d. Rangkaian Integrator
Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian
dengan respons frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu
contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang ditunjukkan pada gambar
3.4. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting,
hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor melainkan
menggunakan capasitor C.
R R
1
R Z
2 C
1 C
Dengan demikian dapat diperoleh penguatan integrator tersebut seperti
persamaan (5) atau agar terlihat respons frekuensinya dapat juga ditulis dengan
1
G f fRC
2
Karena respons frekuensinya yang demikian, rangkain integrator ini
merupakan dasar dari low pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara
e. Inverting Amplifier
Rangkaian penguatan konstan yang banyak digunakan adalah inverting
amplifier, seperti gambar berikut :
f. Unity Follower
Unity follower menghasilkan gain = 1 tanpa pembalikan phase. Dengan
demikian maka Vo = V1. Ini berarti bahwa output mempunyai magnitud dan
phase yang sama dengan input.
g. Summing Amplifier
h. Comparator
Rangkaian comparator digunakan untuk membandingkan tegangan
masukan. Apakah positif ataukan negatif. Rangkaian ini dapat digunakan sebagai
sensor. Dengan mengetahui masukan bertegangan positif/negatif output maka
akan mempengaruhi output rangkaian, sehingga dapat diambil langkah-langkah
yang sekiranya perlu dilakukan bila suatu gejala tertentu terjadi.
Karena sinyal input dimasukkan melalui kaki + maka bila Vin positif maka
Vout juga positif. Demikian pula bila Vin negatif maka Vout negatif. Bila masukan
nol, maka sinyal keluaran juga akan nol.
Untuk rangkaian dengan tipe :
i. Adder
disederhanakan :
maka :
Tabel 3.3 Pengukuran tegangan input output (positif )untuk amplifier tak
membalik
No Rf 100k 100k 100k 100k 100k 100k setting
1 Vi 01 0.3 0.5 0.6 0.8 1 Volt
2 Vo Volt
Tabel 3.4 Pengukuran tegangan input output (negatif )untuk amplifier tak
membalik
No Rf 100k 100k 100k 100k 100k 100k setting
1 Vi 01 0.3 0.5 0.6 0.8 1 Volt
2 Vo Volt
Tabel 3.5 Pengukuran tegangan input output (positif )untuk pengikut tegangan
No Rf 100k 100k 100k 100k 100k 100k setting
1 Vi 1 3 5 6 8 10 Volt
2 Vo Volt
Agama : Hindu
Email : turusdi.info@gmail.com
www.facebook.com/turusdi