You are on page 1of 2

Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia
Kementerian Dalam Negeri disingkat Kemendagri (dahulu Departemen Dalam
Negeri, disingkat Depdagri) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan dalam negeri. Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh seorang
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang sejak 22 Oktober 2009 dijabat oleh Gamawan
Fauzi.

Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama
Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit
dalam UUD 1945. Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh
presiden.

Menteri Dalam Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri
Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya
dalam masa jabatannya secara bersamaan.[1]

Menteri luar negeri (biasa disingkat menlu) adalah posisi jabatan (portofolio) dalam
pemerintah sebuah negara berdaulat yang berurusan dengan kebijakan luar negerinya.
Jabatan ini dalam kabinet dapat disebut juga menteri untuk urusan luar/eksternal.
Posisi ini dipandang sebagai posisi menteri yang paling senior di bawah kepala
pemerintahan, baik itu presiden maupun perdana menteri. Dalam sebuah pemerintahan
koalisi, jabatan ini sering diserahkan pada wakil perdana menteri.

Wewenang seorang menteri luar negeri sangat bervariasi tergantung sistem


pemerintahannya. Jika sistem itu didominasi oleh perdana menteri atau badan eksekutif
yang kuat, menteri luar negeri akan terbatas perannya. Di beberapa negara, menteri luar
negeri dan menteri pertahanan saling berkoordinasi dalam kebijakan pertahanan dan
diplomasi. Selain itu, secara tradisional menteri luar negeri bertanggung jawab atas
berbagai tugas diplomatik seperti menerima pemimpin negara lain atau mengadakan
kunjungan kenegaraan.

Di Amerika Serikat, menteri luar negeri disebut Secretary of State yang merupakan pos
kementerian tertua di kabinet sedangkan di Britania Raya disebut Foreign Secretary.

3. Menteri Luar Negeri Departemen Luar Negeri mempunyai tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang politik dan hubungan
luar negeri.
Departemen Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
 perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di
bidang politik dan hubungan luar negeri;
 pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya;
 pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
 penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden.

VISI :
“Melalui diplomasi total, ikut mewujudkan Indonesia yang bersatu, lebih aman,
adil, demokratis dan sejahtera”

Diplomasi total adalah instrumen dan cara yang digunakan dalam diplomasi dengan
melibatkan seluruh komponen stakeholder, memanfaatkan seluruh lini kekuatan (multi-
track diplomacy).
Mewujudkan adalah keinginan untuk merealisasikan atau menuntaskan gagasan/ide dan
sesuatu yang belum ada atau masih tengah berjalan.
Indonesia yang bersatu menggambarkan keinginan kuat untuk tetap mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih aman, adil, demokratis dan sejahtera adalah konsep agenda utama yang dituangkan
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam masa lima tahun mendatang.

MISI :

 Memelihara dan meningkatkan dukungan internasional terhadap keutuhan


wilayah dan kedaulatan Indonesia;
 Membantu pencapaian Indonesia sejahtera melalui kerjasama pembangunan dan
ekonomi, promosi dagang dan investasi, kesempatan kerja dan alih teknologi;
 Meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia dalam proses integrasi
ASEAN, peran aktif di Asia Pasifik, membangun kemitraan strategis baru Asia-
Afrika serta hubungan antar sesama negara berkembang;
 Memperkuat hubungan dan kerjasama bilateral, regional dan internasional di
segala bidang dan meningkatkan prakarsa dan kontribusi Indonesia dalam
pencapaian keamanan dan perdamaian internasional serta memperkuat
multilateralisme;
 Meningkatkan citra Indonesia di masyarakat internasional sebagai negara
demokratis, pluralis, menghormati hak asasi manusia, dan memajukan
perdamaian dunia;
 Meningkatkan pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia di luar
negeri serta melancarkan diplomasi kemanusiaan guna mendukung tanggap
darurat dan rekonstruksi Aceh dan Nias dari bencana gempa dan tsunami;
 Melanjutkan benah diri untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, budaya kerja
dan profesionalisme pelaku diplomasi serta peran utama dalam koordinasi
penyelenggaraan politik dan hubungan luar negeri.

You might also like