You are on page 1of 79

BAHAN BELAJAR MANDIRI

DISEMINASI BEST PRACTICE

Paket Pembelajaran BERMUTU


Better Education through Reformed Management and
Universal Teacher Upgrading

Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional
Gedung D Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Pintu I Senayan Jakarta
Program
Telp/fax.BERMUTU
021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, 57974133 i
bermutu_diknas@yahoo.com
Diseminasi Best Practice

Pengembang
Suwanti, S.Pd., MM
Nunung Suryantini, S.Pd.

Penelaah
Dr. H. Murtadlo, M.Pd
Dra. Elly Purwanti, M.P.
Drs. Wachju Subchan, M.S., Ph.D

Perancang Grafis
Yance Ferdian
Bagus Dwipayana
Alamsyah YDM, ST
Rindy Andina, A.Md.
Arief Mukti Yuliyanto

Panduan Diseminasi Best Practice


2008
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan,
Departemen Pendidikan Nasional
Gedung D Lantai 15 Jl. Jendral Sudirman Pintu I Senayan Jakarta
Telp/fax. 021-57974128, 57974129, 57974130, 57974131, 57974132, 57974133
bermutu_diknas@yahoo.com

Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Kata Pengantar
Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK)
melaksanakan Program Better Education through Reformed Management and
Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) dimulai pada tahun 2008 sampai tahun
2013 yang tersebar di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi. Program BERMUTU
bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak peningkatan
kompetensi, kualifikasi, dan kinerja guru. Salah satu komponen strategis Program
BERMUTU untuk mencapai tujuan tersebut adalah penguatan peningkatan mutu dan
profesional guru secara berkelanjutan.
Besarnya jumlah guru yang belum memenuhi kualifikasi minimal S1/D4
menjadi dasar pemikiran untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang
mewadahi guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang mewadahi guru
bidang studi di SMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja
Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah
Kerja Program Studi (MKPS). Pada Program BERMUTU, peningkatan kompetensi guru
akan ditingkatkan dengan memberdayakan KKG dan MGMP sehingga mampu
menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan profesional guru termasuk
pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi bagi guru yang belum memiliki Ijazah
S1/D4 dan juga bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Paket Pembelajaran Model BERMUTU telah dikembangkan untuk
dimanfaatkan sebagai perangkat utama dalam proses pendidikan dan pelatihan
terakreditasi bagi guru di KKG/MGMP, dan kepala sekolah serta pengawas sekolah
di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS. Paket Pembelajaran Model BERMUTU untuk bidang studi
yang dirancang dengan mengintegrasikan pendekatan penelitian tindakan kelas,
lesson study, dan studi kasus, diharapkan dapat memandu guru-guru untuk
melakukan kajian kritis terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan,
memperbaiki dan mengembangkan kurikulum pembelajarannya, serta
mempraktekkan pembelajaran yang baik berdasarkan metode PAKEM dan strategi
pembelajaran inovatif lainnya. Sementara itu, Paket Pembelajaran Model BERMUTU
untuk bidang manajemen dirancang untuk menjadi panduan praktis bagi kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengelolaan dan
penyeliaan.
Paket Pembelajaran Model BERMUTU dikembangkan dengan melibatkan
sejumlah widyaiswara dari P4TK, dosen LPTK, guru, kepala sekolah dan pengawas
sekolah, serta mengintegrasikan berbagai masukan dari praktisi lapangan dan nara
sumber ahli dari LPTK. Dengan Paket Pembelajaran Model BERMUTU, beragam
kegiatan pengembangan profesional guru di KKG/MGMP, dan pengembangan kepala
sekolah dan pengawas di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS dapat dilaksanakan secara aktif.
Penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya disampaikan kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam pengembangan Paket Pembelajaran Model
BERMUTU ini yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan Diklat, Ditjen PMPTK.
Semoga Paket Pembelajaran Model BERMUTU ini dapat bermanfaat bagi guru-guru
dan komtopikas pendidikan pada umumnya, sehingga pada akhirnya dapat tercapai
cita-cita luhur peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.

Jakarta, 20 November 2008


Direktur Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan

Sumarna Surapranata, Ph,D.


NIP. 131 470 163

Program BERMUTU i
Diseminasi Best Practice

Daftar Isi
Kata Pengantar .....................................................................i
Daftar isi.... ....................................................................... iii
Pendahuluan ....................................................................... 1
Tinjauan Paket Pembelajaran ................................................... 7
Topik I Pengertian, Ruang Lingkup, dan Ciri-ciri Best Practice ............. 9
A. Pengantar ..................................................................... 11
B. Tujuan ......................................................................... 11
C. Alat/Bahan/Sumber ......................................................... 11
D. Langkah-Langkah Kegiatan ................................................. 12
E. Penguatan ..................................................................... 18
Topik II Penulisan Best Practice Kepala Sekolah dan Pengawas ...........21
A. Pengantar ..................................................................... 23
B. Tujuan ......................................................................... 23
C. Alat/Bahan/Sumber ......................................................... 23
D. Langkah-Langkah Kegiatan ................................................. 24
E. Penguatan ..................................................................... 25
Topik III Seminar Best Practice .................................................27
A. Pengantar ..................................................................... 29
B. Tujuan ......................................................................... 29
C. Alat/Bahan/Sumber ......................................................... 30
D. Langkah-Langkah Kegiatan ................................................. 30
E. Penguatan ..................................................................... 31
F. Keberlanjutan Program (tugas mandiri tidak terstruktur) ............. 32
Daftar Pustaka ...................................................................33
Lampiran ...........................................................................35
Glosarium ..........................................................................61

Program BERMUTU iii


Diseminasi Best Practice

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN CIRI-CIRI BEST PRACTICE ..... 36


Lampiran 2. CONTOH BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH ........................... 40
Lampiran 3. CONTOH BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH ....................... 43
Lampiran 4. STRATEGI BEST PRACTICE ................................................ 48
Lampiran 5. SEMINAR .................................................................... 51
Lampiran 6. PENILAIAN .................................................................. 56

iv Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Sukses adalah buah dari kreatif, disiplin, dan


tanggung jawab

Program BERMUTU v
Diseminasi Best Practice

Pendahuluan
Paket Pembelajaran BERMUTU merupakan program inovatif untuk
meningkatkan kualitas pengajaran melalui kelompok kerja guru, kepala
sekolah, dan pengawas. Program ini akan diadakan di 75 kabupaten/kota
di 16 propinsi di Indonesia dengan harapan akhirnya program ini dapat
dijadikan model pengembangan profesional yang sistematis bagi KKG dan
MGMP di seluruh Indonesia.
Ada dua Paket Pembelajaran BERMUTU, yaitu Paket Pembelajaran
Bidang Ilmu untuk guru SD dan SMP, serta Paket Pembelajaran Manajemen
untuk kepala sekolah dan pengawas.

Tujuan
Terdapat tiga tujuan utama dari program ini.
Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas
dalam memperbaiki kualitas pengajaran.
Memberikan kontribusi pada peningkatan kualifikasi para peserta
dengan adanya angka kredit yang diberikan kepada yang berhasil
menyelesaikan program ini.
Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sistem
pengembangan tenaga profesional melalui tersedianya program
kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas yang dapat
diterapkan, sistematis, dan berkelanjutan

Paket Pembelajaran Manajemen Bermutu


Paket Pembelajaran Manajemen merupakan acuan program
pengembangan profesional yang sistematis dan fleksibel kepala sekolah
dan pengawas di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS.

Struktur Paket
Paket Pembelajaran Manajemen terdiri dari empat Bahan Belajar
Mandiri (BBM) tentang aspek manajemen, yaitu:
(1) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Pemetaan Kebutuhan dan Profil
Guru
(2) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP
(3) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Himpunan & Pengelolaan Dana
(4) Bahan Belajar Mandiri (BBM) Diseminasi Best Practice
Keempat Panduan Paket Manajemen merupakan bagian-bagian dari
sebuah keseluruhan, dan perlu dipelajari secara berurutan dari yang
pertama (Profil Kebutuhan Guru) hingga yang terakhir (Diseminasi Praktik
Unggul). Tiap Panduan dibuat berkaitan dengan panduan sebelumnya.
Di samping keempat Panduan tersebut, kepala sekolah dan
pengawas juga akan mempelajari dasar keterampilan TIK/ICT melalui

Program BERMUTU 1
Diseminasi Best Practice

Panduan TIK/ICT dalam Pembelajaran. Adapun tujuannya adalah agar


kepemimpinan dalam KKG/MGMP memiliki keterampilan yang sama
dengan para guru dan memahami sumber-sumber TIK/ICT yang diperlukan
dalam gugus guna mengakses Laman (Website) Cakrawala Guru serta
menyelesaikan persyaratan studi BERMUTU.
Selain itu, para kepala sekolah and pengawas didorong untuk
mengikuti Paket Pembelajaran Bermutu Bidang Ilmu. Pada pertemuan
awal, mereka bersama dengan para guru Paket Bidang Ilmu memperoleh
pemahaman tentang Pengantar Program Bermutu. Untuk pengelolaan
KKG/MGMP yang efektif mereka juga akan memperoleh pemahaman
tentang strategi inti dalam paket peningkatan guru tersebut: PTK, Studi
Pelajaran (Lesson Study), dan Studi Kasus. Hal ini akan membantu mereka
dalam merencanakan program secara tepat, serta memastikan/menjamin
bahwa segala persiapan telah dilaksanakan dan bahan-bahan telah berada
pada tempatnya untuk melaksanakan program.

Proses Belajar Paket Pembelajaran Manajemen


Sebagai bukti telah mempelajari Paket ini, para peserta diwajibkan
menyelesaikan 4 (empat) buah tugas, sebuah untuk tiap Panduan. Tugas-
tugas tersebut berupa latihan dalam kerja (on-the-job training) dan
terkait erat dengan pengelolaan efektif kegiatan para guru di sekolah dan
pada/dalam tingkat KKG/MGMP. Keempat tugas tersebut akan
dikumpulkan dalam portofolio Paket Pembelajaran Manajemen yang
selanjutnya dinilai oleh mitra LPTK, serta digunakan untuk perolehan
angka kredit promosi. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut.
Panduan 1: Profil Kebutuhan Guru
Tugas: Penyusunan data base kompetensi, kualifikasi dan kinerja
guru, baik di tingkat sekolah maupun di KKG/MGMP di
sekolah masing masing.
Panduan 2: Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP
Tugas: Penyusunan Rencana Strategis yang lengkap dengan Analisis
SWOT, Visi, Misi, program, dan kebijakan operasional
Panduan 3: Himpunan dan Pengelolaan Dana
Tugas: Penyusunan Proposal untuk Hibah Kegiatan KKG/MGMP
Panduan 4: Diseminasi Best Practice
Tugas: Penulisan naskah tentang keberhasilan Best Practice

Kalender pembelajaran
Setiap Paket Pembelajaran BERMUTU Bidang Manajemen memiliki
bobot untuk dipelajari oleh Kepala Sekolah dan atau Pengawas Sekolah
selama 16 kali pertemuan dalam waktu 1 semester sampai satu tahun.
Namun demikian, proses pertemuan di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS diatur
untuk mengakomodasikan peserta mempelajari beberapa Paket
Pembelajaran selama 16 kali pertemuan, sehingga diperoleh pola
pertemuan sebagai berikut.

2 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

16 x pertemuan dalam waktu 1 tahun


I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI
Pengantar & Profil
ICT Kualitas Keuangan Diseminasi
Guru
Pengantar
Program
BERMUTU
Penilaian Pengelolaan Himpunan &
Diseminasi Best
Kebutuhan Keteram- Kualitas Pengelolaan
Practice dalam
Guru dan pilan ICT Pendidikan dalam Keuangan
gugus
Peran Kepala gugus dalam gugus
Sekolah
sebagai
Pembina

Berikut ini adalah uraian pola pertemuan di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS:


No. Pertemuan Keterangan Tugas Mandiri
1 Pengantar Program Diskusi awal tentang Kepala Sekolah dan Pengawas
2 BERMUTU Model BERMUTU membaca dan mempelajari
3 bahan-bahan: bahan ajar
Penilaian Kebutuhan Diskusi tentang
4 cetak, AV, dan web-based.
Guru dan Peran Pembinaan dan
Kepala Sekolah pengembangan Kepala Sekolah dan Pengawas
sebagai Pembina KKG/MGMP mengerjakan latihan dan
Penjelasan tentang tugas-tugas Analisis
Penilaian Kebutuhan Kebutuhan guru dan
Guru dan Peran Kepala pendataan profil guru
Sekolah sebagai Kepala Sekolah dan Pengawas
Pembina membaca dan mempelajari
Pengenalan bahan-bahan: bahan ajar
Karakteristik cetak, AV, dan web-based
Pembelajaran yang tentang Kebutuhan Guru,
baik. Profil Guru, dan Kepala
Latihan Penilaian Guru Sekolah sebagai Pembina.
Berbasis Kinerja
Latihan dan Praktik
Pendampingan guru
Latihan Analisis
Kebutuhan Guru,
Kualifikasi, Kompetensi
dan Permasalahan Guru.
Latihan Peningkatan
Aktivitas Guru dalam
KKG/MGMP
5 Keterampilan Penjelasan tentang Kepala Sekolah dan Pengawas
6 peran dan fungsi ICT mengerjakan latihan dan
ICT
dalam Pembelajaran tugas-tugas pengenalan ICT
Latihan praktis dan peralatan pendukungnya.
pengenalan ICT dan
peralatan pendukung
program ICT
7 Pengelolaan Kualitas Penjelasan tentang Kepala Sekolah dan Pengawas
8 Pendidikan dalam Konsep Kualitas membaca dan mempelajari
9 gugus Pendidikan, Kendali bahan-bahan: bahan ajar
10 Mutu, dan Penjaminan cetak, AV, dan web-based
Kualitas Pendidikan tentang Pengelolaan Kualitas
Identifikasi dimensi dan Pendidikan

Program BERMUTU 3
Diseminasi Best Practice

No. Pertemuan Keterangan Tugas Mandiri


indikator kualitas Kepala Sekolah dan Pengawas
pendidikan mengerjakan latihan dan
Evaluasi dan Refleksi tugas-tugas identifikasi
Kegiatan KKG/MGMP dimensi dan indikator
kualitas pendidikan
Kepala Sekolah dan Pengawas
melakukan reviu dan refleksi
terhadap kegiatan
KKG/MGMP berdasarkan
pengetahuan, pengalaman,
dan dokumentasi yang
tersedia.
11 Himpunan & Praktik menulis Kepala Sekolah dan Pengawas
12 Pengelolaan Keuangan proposal hibah membaca dan mempelajari
13 dalam gugus Praktik perencanaan bahan-bahan: bahan ajar
keuangan untuk unit cetak, AV, dan web-based
pendidikan tentang Pengelolaan
Keuangan
Kepala Sekolah dan Pengawas
mengerjakan latihan
penulisan proposal hibah
untuk unit pendidikan
Kepala Sekolah dan Pengawas
mengerjakan latihan dan
tugas-tugas perencanaan
keuangan untuk unit
pendidikan
14 Diseminasi Best Penjelasan tentang Best Kepala Sekolah dan Pengawas
15 Practice dalam gugus Practice dalam membaca dan mempelajari
16 pendidikan bahan-bahan: bahan ajar
Strategi umum cetak, AV, dan web-based
diseminasi Best Practice tentang Best Practice dan
Diseminasi
Latihan perencanaan
diseminasi Best Practice Kepala Sekolah dan Pengawas
dalam gugus mengerjakan latihan dan
tugas-tugas perencanaan
Seminar
diseminasi Best Practice

KESIMPULAN
Program BERMUTU diciptakan untuk membuka era baru
pengembangan guru, kepala sekolah dan pengawas yang diangkat
berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14/2005. Program ini
berpotensi mentransformasikan kelompok kerja pendidik menjadi sumber
pengembangan mutu profesional yang berkelanjutan. Keberhasilan
pengembangan mutu profesional ini sangat tergantung dari kepempinan
dan peran kepala sekolah dan pengawas dalam pengelolaan mutu dan
relevansi KKG/MGMP pada masa yang akan datang.

4 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

BAHAN BELAJAR MANDIRI


MANAJEMEN

PANDUAN I: PROFIL KEBUTUHAN GURU


1. Pengenalan Karakteristik Pembelajaran yang Baik
2. Penilaian Kinerja Guru
3. Pendampingan Guru
4. Kualifikasi, Kompetensi, dan Permasalahan Guru
5. Tingkat Aktivitas Guru dalam KKG/MGMP

PANDUAN II: PENGELOLAAN KUALITAS KKG/MGMP


1. Analisis Lingkungan KKG/MGMP
2. Penyusunan Rencana Strategis KKG/MGMP
3. Pelaksanaan Pengelolaan KG/MGMP
4. Pemberdayaan KKG/MGMP
5. Mereviu Hasil Kegiatan KKG/MGMP
6. Analisis Kemajuan KKG/MGMP
7. Penyusunan laporan dan tindak lanjut

PANDUAN III: PENGELOLAAN DANA PANDUAN IV: BEST PRACTICE


KKG/MGMP 1. Hakikat Best Practice
1. Penyusunan proposal hibah 2. Penulisan Best Practice
KKG/MGMP 3. Diseminasi Best Practice
2. Pertanggungjawaban
penggunaan dana
3. Pengelolaan dan pelaporan
dana yang akuntabel dan
transparan

Program BERMUTU 5
Diseminasi Best Practice

Kompetensi
Pengawas Kepala Sekolah dan Guru

STANDAR KOMPETENSI PENGAWAS

1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
3. Kompetensi Supervisi Akademik
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
5. Kompetensi Penelitian Pengembangan
6. Kompetensi Sosial

STANDAR KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial

STANDAR KOMPETENSI GURU


1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional

6 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Tinjauan Paket Pembelajaran


Better Education through Reformed Management and Universal
Teacher Upgrading (BERMUTU) merupakan salah satu upaya Pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan tersebut dilaksanakan
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) para kepala sekolah dalam
forum MKKS dan diklat pengawas dalam forum KKPS/MKPS.
Melalui diklat BERMUTU ini diharapkan kepala sekolah dan pengawas
dapat mengembangkan diri lebih kreatif dan inovatif sehingga mampu
mengatasi berbagai masalah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi,
dan perannya sebagai pengelola pendidikan. Salah satu upaya yang dapat
ditempuh adalah pemanfaatan kisah sukses berdasarkan hasil pengalaman
yang dialaminya dalam mengelola pendidikan.
Contoh:
Kisah sukses kepala sekolah dalam memberdayakan masyarakat,
memberdayakan pendidik dan tenaga kependidkan, memberdayakan
sarana/prasarana dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,
memberdayakan pembiayaan, mengelola kesiswaan, melaksanakan
kurikulum, melaksanakan standar penilaian, mengelola KKG/MGMP,
dan lain-lain;
Kisah sukses pengawas sekolah dalam supervisi manajerial, supervisi
akademik, penelitian dan pengembangan, pembinaan manajerial
sekolah, pembinaan guru, pembinaan MGMP/KKG, dan lain-lain.
Kisah sukses pengalaman praktis seperti contoh tersebut, dinamakan
Best Practice.
Paket ini disusun sebagai panduan diklat kepala sekolah dan
pengawas yang dikemas dalam bentuk active learning. Adapun isinya
mencakup: diseminasi Best Practice yang terdiri dari pengertian, ruang
lingkup, dan ciri-ciri Best Practice; latihan kerja; praktik penelitian
tindakan; evaluasi; dan contoh strategi diseminasi dalam seminar. Seluruh
kegiatan dapat dilaksanakan dalam pertemuan tatap muka dan tugas
mandiri dan terstruktur.
Dengan kemasan seperti ini diharapkan peserta bukan sekedar
memahami teori namun dapat langsung mengaplikasikannya dalam praktik
sehari-hari. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi dan mengugah
semangat sehingga dapat memberikan inspirasi bagi kepala sekolah dan
pengawas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kondisi
serta keadaan sekolah masing-masing.
Adapun tujuan khusus diklat ini agar kepala sekolah dan pengawas
mampu:
1. menjelaskan pengertian Best Practice;
2. menyebutkan ruang lingkup Best Practice;
3. mendeskripsikan ciri-ciri Best Practice;
4. menganalisis permasalahan yang terjadi pada sekolah yang dikelola;
5. memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi;

Program BERMUTU 7
Diseminasi Best Practice

6. menerapkan berbagai strategi pemecahan masalah sebagai Best


Practice pada sekolah binaan masing-masing;
7. mendiseminasikan Best Practice dalam seminar.
Ketujuh tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai dalam 3 x
pertemuan (tatap muka), tugas mandiri dan terstruktur. Oleh karena itu
diharapkan para peserta harus tuntas mempelajari materi pada
pertemuan awal sebelum melanjutkan pada materi pertemuan
berikutnya. Hal ini penting, karena di setiap akhir pertemuan dilanjutkan
dengan penugasan sebagai persiapan pertemuan berikutnya.

8 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

TOPIK I:
Pengertian, Ruang Lingkup, dan
Ciri-ciri Best Practice

Program BERMUTU 9
Diseminasi Best Practice

A. Pengantar
Selamat bertemu dalam pelatihan belajar manajemen BERMUTU.
Dalam pelatihan ini Saudara akan mempelajari tentang pengertian, ruang
lingkup, dan ciri-ciri Best Practice. Materi ini merupakan materi dasar
yang harus Saudara kuasai sebelum mengikuti pertemuan berikutnya.
Best Practice merupakan keberhasilan yang dialami dan diakui oleh
pihak yang berkepentingan (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang
tua, komite, masyarakat, dinas, departemen, pemerintah) dalam
melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan.
Ruang lingkup Best Practice kepala sekolah dan pengawas mencakup
peningkatan pengelolaan sekolah yang berkaitan dengan keterlaksanaan
Delapan Standar Nasional Pendidikan dan pengelolaan KKG/MGMP.
Adapun ciri-ciri Best Practice: terdapat konsep yang akan dicapai,
menemui kendala, ada upaya untuk mengatasinya, kunci keberhasilan,
diakui dan layak disebarluaskan.
Dengan menguasai bahasan pada pertemuan ini diharapkan Saudara
akan lebih terpacu dalam mengikuti pertemuan-pertemuan berikutnya.
Sebaliknya, jika merasa kurang menguasai materi dasar, dapat mengulang
kembali sebagai tugas tidak terstruktur dalam kesempatan yang Saudara
tentukan sendiri.

B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam topik ini adalah agar kepala sekolah dan
pengawas memahami hakikat Best Practice dengan indikator:
1. menjelaskan pengertian Best Practice;
2. mampu menjelaskan ruang lingkup Best Practice;
3. mampu mendeskripsikan ciri-ciri Best Practice.

C. Alat/Bahan/Sumber
1. Alat: Alat tulis lengkap baik informasi teknologi (IT) maupun non IT
2. Bahan: Bahan Belajar Mandiri (BBM) Manajemen BERMUTU (Paket 4)
3. Sumber:
Lampiran 1. Pengertian, Ciri-ciri, dan Ruang Lingkup Best
Practice
Contoh Best Practice Kepala Sekolah (Lampiran 2)
Contoh Best Practice Pengawas Sekolah (Lampiran 3)

Program BERMUTU 11
Diseminasi Best Practice

D. Langkah-Langkah Kegiatan
20 110
Kegiatan Inti
Kegiatan Awal
Berbagi pemahaman,
Penjelasan awal (pengertian, ruang
tentang diseminasi lingkup, & ciri-ciri)
Best Practice
1 2

20
Kegiatan Akhir
kesimpulan, penugasan, &
penguatan

Kegiatan Awal (20 menit)


Fasilitator menyampaikan tujuan, materi, dan target Topik 1
Tanya jawab antara fasilitator dengan peserta diklat untuk
menggali pemahaman peserta mengenai pengertian, ruang
lingkup, dan ciri-ciri Best Practice.
Fasilitator menunjukkan referensi bahan belajar mengenai
pengertian, ruang lingkup, dan ciri-ciri Best Practice (lampiran
1).

Kegiatan Inti (110 menit)


Tugas kelompok:
a. Merefleksi pengalaman-pengalaman baik dan sangat baik (20
menit)
Bagilah peserta diklat menjadi beberapa kelompok
dengan anggota minimal 3 orang;
Setiap kelompok merefleksi pengalaman-pengalaman
baik/sangat baik yang pernah dialami ketika sedang
melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM),
melaksanakan supervisi, mengelola MGMP/KKG.
Selanjutnya identifikasi temuan yang menurut Saudara
baik atau sangat baik. Jangan lupa berikan alasan,

12 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

mengapa Saudara menganggap demikian. Isilah kolom-


kolom kosong berikut.
Contoh:
Pendapat
Saudara
No Temuan Alasan
Sangat
Baik
Baik
1. Guru menilai V Meningkatkan motivasi
pekerjaan siswa siswa untuk lebih serius
selain dengan angka, dalam mengerjakan
juga dilengkapi tugas-tugas dan
dengan catatan- selanjutnya siswa dapat
catatan dan memperbaki
perbaikannya. kesalahannya.
2 .... .... .... ....

3 .... .... .... ....

4 .... .... .... ....

5 .... .... .... ....

6 .... .... .... ....

dst .... .... .... ....

Jika demikian, apa itu Best Practice? Berikan definisi


Saudara di kolom berikut.

- Best Practice bagi guru dalam PBM adalah....


- Best Practice bagi kepala sekolah dalam pengelolaan
sekolah adalah....
- Best Practice bagi kepala sekolah dalam pengelolaan
KKG/MGMP adalah....
- Best Practice bagi pengawas dalam pembinaan
sekolah/supervisi manajerial adalah....
- Best Practice bagi pengawas dalam pembinaan
guru/supervisi akademik adalah....
- Best Practice dalam penelitian dan pengembangan
adalah....

Selanjutnya untuk lebih mendalami pemahaman tentang Best


Practice:

Program BERMUTU 13
Diseminasi Best Practice

Bacalah berbagai referensi dan bahan belajar tentang Best


Practice sesuai dengan rujukan yang disarankan. Agar lebih
efektif, kelompok satu membaca Lampiran 1.
Pengertian,Ciri-ciri, dan Ruang Lingkup Best Practice;
kelompok dua membaca Lampiran 2. Contoh Best Practice
Kepala Sekolah; kelompok tiga membaca Lampiran 3.
Contoh Best Practice Pengawas; dan seterusnya.
Diskusikan tentang pengertian, ruang lingkup, dan ciri-ciri
Best Practice
Berikan tanggapan tertulis pada kolom yang telah
disediakan.

Materi Pokok Tanggapan Peserta


Pengertian Best Practice ....
Ruang lingkup Best Practice (yang
terkait dengan keterlaksanaan 8
Standar Nasional Pendidikan)
....
- guru dalam pelaksanaan PBM
- kepala sekolah/pengawas
....
dalam pengelolaan sekolah
- kepala sekolah/pengawas
dalam pengelolaan
KKG/MGMP ....
- pengawas dalam pembinaan
manajerial sekolah ....
- kepala sekolah/pengawas
dalam pembinaan guru ....
Ciri-ciri Best Practice ....
....
....

b. Mempresentasikan hasil refleksi pengalaman


Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil refleksi
pengalamannya, sesuai urutan kelompok.
Kelompok lain menanggapi.

Kelompok yang Tanggapan dari Kelompok Lain


Mempresentasikan

14 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

I 1. Kelompok II...
2. Kelompok III ....
3. Kelompok IV ....
4. dst.
II 1. Kelompok III...
2. Kelompok IV ....
3. Kelompok I ....
4. dst.
III ....
IV ....
dst ....

Kegiatan Akhir (20 menit)


Kesimpulan (5 menit)
Penugasan untuk pertemuan berikutnya (15 menit)
1) Identifikasi permasalahan yang terjadi pernah terjadi pada
sekolah Saudara yang berhubungan dengan 8 Standar
Nasional Pendidikan. Selanjutnya tuliskan pemecahan
masalah yang diyakini efektif.
Contoh:

Perma Kepenting Alternatif


Komponen Penyebab
salahan an Solusi
Standar Isi Sekolah Warga Salah satu Workshop
belum sekolah alat untuk pengemba-
mengemb belum mencapai ngan KTSP
angkan memaham tujuan IHT
KTSP i KTSP. pendidika
n di
sekolah

Standar .... .... .... ....


Kompetensi
Kelulusan
Standar .... .... .... ....
Proses

Pendidik .... .... .... ....


dan Tenaga
Kependidik
an
Standar .... .... .... ....
Sarana/Pras

Program BERMUTU 15
Diseminasi Best Practice

Perma Kepenting Alternatif


Komponen Penyebab
salahan an Solusi
arana
Standar .... .... .... ....
Pengelolaan
Standar .... .... .... ....
Pembiayaan
Standar .... .... .... ....
Penilaian

2) Pilihlah salah satu masalah terpenting yang pernah Saudara


atasi. Strategi apa yang Saudara gunakan? Bagaimana
langkah-langkah yang ditempuh? Bagaiman hasilnya?
Tulislah kunci keberhasilan mengatasi masalah tersebut.
3) Untuk melengkapi referensi Saudara, lakukanlah bersama
kelompok untuk melaksanakan studi banding/ lesson study
ke sekolah lain. Misalnya yang berhubungan dengan
keterlaksanaan Standar Proses. Catat hasil pengamatan
Saudara dalam kolom berikut.

Hasil Pengamatan Komentar


1 Dalam sesi apa/kapan siswa mulai ....
termotivasi untuk belajar. Mengapa?
(jelaskan!)
2 Dalam sesi apa/kapan siswa ....
menikmati (senang) dalam
pembelajaran ?
3 Dalam sesi apa/kapan siswa mulai ....
jenuh dalam pembelajaran.
Mengapa? (Jelaskan!)
Bagaimana mengatasinya?
4 Komentar atau diskusi yang ....
dilakukan siswa. (Catat
komentar/tanggapan, nama, dan
posisi tempat duduk siswa)
5 Situasi ketika siswa melakukan ....
kerjasama atau memilih untuk tidak
melakukan
6 Contoh-contoh bagian proses ....
terjadinya konstruksi pemahaman
melalui diskusi dan aktivitas belajar
yang dilakukan siswa;
7 Variasi metoda penyelesaian masalah ....
dari siswa secara individual atau
kelompok siswa, termasuk strategi

16 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

penyelesaian yang salah;


8 Apakah tujuan pembelajaran sudah ....
jelas? Apakan aktivitas yang
dikembangkan berkonstruksi secara
efektif pada pencapaian tujuan
tersebut?
9 Apakah langkah-langkah PBM ....
berkaitan satu dengan yang lainnya?
Apakah hal tsb mendukung
pemahaman siswa tentang konsep
yang diajarkan?Mengapa?
10 Apakah hands on dapat ....
mendukung pencapaian tujuan dan
KD?
11 Apakah diskusi membantu ....
pemahaman siswa tentang konsep
yang dipelajari?
12 Apakah materi ajar sesuai dengan ....
tingkat kemampuan siswa?
13 Apakah siswa menggunakan ....
pengetahuan awal untuk memahami
konsep baru yang dipelajari?
14 Apakah pertanyaan-pertanyaan guru ....
dapat mendorong & memfasilitasi
cara berpikir siswa?
15 Apakah gagasan siswa dihargai & ....
dikaitkan dengan materi yang sdg
dipelajarai?
16 Apakah kesimpulan akhir didasarkan ....
pada pendapat siswa?
17 Bagaimana guru memberi penguatan ....
capaian hasil belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung?

E. Penguatan (5 menit)
Pengertian

Program BERMUTU 17
Diseminasi Best Practice

Best Practice merupakan keberhasilan yang dialami dan


diakui oleh pihak yang berkepentingan (siswa, guru, kepala
sekolah, pengawas, orang tua, komite, masyarakat, dinas,
departemen, pemerintah) dalam melaksanakan tugas
pengelolaan pendidikan.
Best Practice dapat diperoleh melalui penelitian
tindakan (kelas/sekolah). Penelitian tindakan berawal dari
adanya permasalahan di lingkungan kerja sendiri, adanya
tindakan sebagai solusi, adanya perubahan kondisi dari
(sebelum- selama- setelah) tindakan diberikan. Benar-benar
nyata dialami dan dilakukan melaui prosedur yang ilmiah
(perencanaan-pelaksanaan/pengamatan/refleksi). Selama
pelaksanan tindakan, perubahan harus diamati. Bagaimana
kondisi awal sebelum ada tindakan, bagaimana perubahan
yang terjadi selama tindakan diberikan, bagaimana kondisi
akhir setelah tindakan selesai, dan hasil pengamatannya
dilaporkan. Jika tindakan yang dilakukan berhasil mengatasi
permasalahan maka keberhasilan tersebut dapat digolongkan
dalam Best Practice. Best Practice sebaiknya didiseminasikan
kepada orang lain dengan berbagai strategi di berbagai tempat
secara berulang-ulang sehingga dapat dicontoh dan diadopsi
oleh orang lain.
Ruang Lingkup
Peningkatan pengelolaan sekolah/keterlaksanaan
Delapan Standar Nasional Pendidikan, pengelolaan
MGMP/KKG, pembinaan sekolah, pembinaan guru, dan lain-
lain).
Ciri-ciri
1. mengembangkan praktik pembelajaran/pengelolaan
pendidikan;
2. layak didiseminasikan di berbagai tempat secara
berulang-ulang;
3. meningkatkan kualitas pendidikan;
4. meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan
pengawas dalam pengelolaan pendidikan;
5. mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan
dan peluang untuk berinovasi secara kreatif;
6. menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua
pihak (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua,
komite, dan masyarakat pada umumnya);
7. terkendali, kejelasan program baik jangka pendek,
menengah, maupun panjang;
8. berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di
lapangan;

18 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

9. dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan


konseling, supervisi klinis, supervisi manajerial,
kunjungan kelas, lesson studi, dan lain-lain);
10. mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan
yang dicanangkan;
11. adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa
ditiru, diadopsi oleh orang lain;
12. meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan,
memotivasi, memberikan hasil yang bermanfaat, dan
berkelanjutan.

Program BERMUTU 19
Diseminasi Best Practice

TOPIK II:
Penulisan Best Practice
Kepala Sekolah dan Pengawas

Program BERMUTU 21
Diseminasi Best Practice

A. Pengantar
Selamat datang pada pertemuan kedua di forum
MKKS/MKPS/KKG/MGMP. Semoga Saudara telah melaksanakan tugas yang
diberikan pada pertemuan pertama. Diharapkan Saudara telah
mengidentifikasi permasalahan di sekolah/KKG/MGMP, menentukan
permasalahan yang paling krusial, menyodorkan berbagai alternatif
pemecahan, dan berhasil mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam pertemuan ini Saudara diminta untuk menuliskan
keberhasilan/Best Practice yang pernah dialami.
Adapun komponen yang harus ada dalam penulisan Best Practice
setidaknya mencakup judul, konsep yang jelas, tujuan, kendala yang
dihadapi, ada upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, berhasil,
dan kunci keberhasilannya.

B.Tujuan
Kepala sekolah dan pengawas dapat menulis Best Practice yang pernah
dialami dengan indikator:
mampu merumuskan judul (dapat dilakukan pada langkah pertama
dapat pula langkah terakhir)
mampu merumuskan kerangka tulisan
mampu mengembangkan kerangka menjadi tulisan utuh sebagai Best
Practice dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
komunikatif

C. Alat/Bahan/Sumber
Alat:
Komputer, Laptop, dan Alat Tulis Kantor (ATK)
Bahan:
Best Practice kepala sekolah dan pengawas sekolah peserta diklat.
Sumber:
Lampiran 4. Strategi Penulisan Best Practice
Delapan Standar Nasional Pendidikan (Standar Isi, Standar Kelulusan,
Standar Pengelolaan, Standar Proses, Standar Tenaga
Pendidik/Kependidikan, Standar Sarana/Prasarana, Standar
Pembiayaan, Standar Penilaian)
Akhadiah, S., dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
------- 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Program BERMUTU 23
Diseminasi Best Practice

D. Langah-Langkah Kegiatan

20 200
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Penjelasan tentang
teknik penulisan Best Praktik menulis Best
Practice Practice

1 2

30

Kegiatan Akhir
kesimpulan, penugasan, &
penguatan

Kegiatan Awal (20 menit):


Fasilitator menanyakan tentang tugas yang diberikan pada
pertemuan pertama.
Fasilitator bertanya jawab dengan peserta tentang kendala dalam
penyelesaian tugas terstruktur.
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan yang
sedang berjalan.
Fasilitataor menjelaskan langkah-lankah menulis Best Practice.
Kegiatan Inti (200 menit):
Peserta diklat menulis Best Practice.
Fasilitator berperan sebagai narasumber.
Kegiatan Akhir (30 menit):
Kesimpulan (10 menit)
Penugasan untuk pertemuan ketiga (15 menit)

Uraian Tugas:
a. Tentukan waktu dan tempat untuk melaksanakan diseminasi Best
Practice melalui seminar;
b. Tentukan kepanitiaan dan rincian tugas para fungsionaris (ketua,
sekretaris, bendahara, notulis, dan moderator);
c. Tentukan narasumber yang akan menyajikan kertas kerja;
d. Tentukan siapa dan berapa jumlah peserta yang akan diundang.

24 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

E. Penguatan (5 menit)
Hal-hal penting dalam penulisan Best Practice

Rumuskan topik yang akan diangkat dalam Best Practice

Buatlah kerangka tulisan dengan beberapa pikiran utama


yang berisi tentang konsep yang akan dicapai, kendala yang
muncul, upaya yang dilakukan,langkah-langkah menerapkan
upaya tersebut, dan kunci keberhasilan dalam mengatasi
permasalahan

Kembangkan kerangka menjadi tulisan utuh dengan


menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
komunikatif.

Tulisan hendaknya singkat, padat, dan jelas ( sekitar 10


halaman dengan spasi 1,5; huruf time new roman, ukuran
12)

Beri judul yang menarik untuk tulisan tersebut.

Program BERMUTU 25
Diseminasi Best Practice

TOPIK III:
Seminar Best Practice

Program BERMUTU 27
Diseminasi Best Practice

A. Pengantar
Selamat bertemu kembali dalam pelatihan pertemuan ini, yang
merupakan pertemuan terakhir dari seluruh kegiatan diklat. Semoga
dalam pertemuan terakhir ini Saudara telah kompeten dalam pemahaman
Best Practice, dan penulisannya.
Dalam pertemuan ini Saudara dapat mendiseminasikan Best Practice
yang telah dilakukan. Berbagai teknik diseminasi diantaranya adalah
melalui: penulisan karya tulis ilmiah, penerbitan jurnal, membuat situs,
seminar dan lain-lain.
Salah satu teknik diseminasi yang bisa dipraktikkan dalam
pertemuan ini adalah seminar. Alasannya: paling mungkin untuk
dilaksanakan, tidak menambah angggaran khusus, tidak memerlukan
keterampilan dan alat khusus, memungkinkan terjadinya komunikasi dua
arah secara langsung/dapat ditanggapi peserta secara langsung, dan
sesuai dengan strategi diseminasi Program BERMUTU di tingkat forum
(Kota/Kabupaten).
Langkah-Langkah Diseminasi (Tiagarajan, 1991) sebagai berikut.
Define (penguasaan materi yang akan didiseminasikan);
Design (rancangan yang lebih sempurna sesuai tujuan dan sasaran);
Develop (pengembangan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat);
Diseminasi (penyebarluasan praktik terbaik) dan ditularkan ke
tempat-tempat lain di lingkungannya.

B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam topik ini agar kepala sekolah dan
pengawas dapat mendiseminasikan Best Practice melalui seminar,
dengan indikator:
mampu menyebutkan langkah-langkah seminar;
mampu menjadi panitia seminar yang baik
mampu menyiapkan kertas kerja yang baik (Best Practice yang
telah ditulis pada pertemuan sebelumnya)
mampu menyajikan kertas kerja dalam seminar dengan baik
mampu menjadi peserta seminar yang baik
mamapu menyelenggarakan seminar Best Practice dengan baik

Program BERMUTU 29
Diseminasi Best Practice

C. Sumber/Alat/Bahan
Alat:
OHP/LCD/DVD/Papan tulis, spidol, pengeras suara, dan Alat Tulis
Kantor (ATK)
Bahan:
Best Practice kepala sekolah dan pengawas
Sumber:
Lampiran 5. Seminar
Referensi:
Akhadiah, S. dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
------- 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Arsyad, Maidar dan M.S. Mukti. 1997. Berbicara II. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ashari, Azril. 2001. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Jakarta: Universitas Trisakti.

D. Langkah-langkah Kegiatan
50 300
Kegiatan Inti
Kegiatan Awal
Pelaksanaan seminar
Persiapan seminar

1 2

50

Kegiatan Akhir
Laporan hasil seminar

30 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Kegiatan Awal (50 menit)


Fasilitator mengatur urutan kelompok untuk tampil
mempresentasikan Best Practices.
Para fungsionaris menempatkan diri sesuai peran dan tugas masing-
masing.
Setiap kelompok membagikan hand out kepada peserta lain.
Kegiatan Inti (300 menit)
Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan kertas
kerjanya.
Kelompok lain menanggapi.
Moderator mengatur jalannya seminar dan menyimpulkan
hasil.
Kegiatan Akhir
Kesimpulan
Penguatan
Keberlanjutan Program

E. Penguatan
Diseminasi adalah proses penyebarluasan Best Practice yang
dapat dilakukan melalui berbagai cara. Diantaranya dapat
dilakukan melalui seminar, jurnal, blog, majalah, dan lain-lain.
Dari sekian cara yang ditawarkan, dalam mudul ini menampilkan
salah satu contoh seminar.
Seminar adalah suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu
masalah tertentu dengan prasaran dan tanggapan melalui diskusi
untuk memperoleh keputusan bersama.
Langkah-langkah Seminar:
Presentasi, Diskusi/tanya jawab, Kesimpulan.
Unsur-unsur yang diperlukan dalam seminar:
panitia, narasumber dan kertas kerjanya, moderator, notulis, dan
peserta.

Program BERMUTU 31
Diseminasi Best Practice

F. Keberlanjutan Program (tugas


mandiri tidak terstruktur)
Lakukan seminar secara bergiliran dalam forum
MKKS/MKPS/KKG/MGMP pada pertemuan-pertemuan selanjutnya
dengan mengangkat permasalahan penting yang berhasil diatasi dengan
baik di sekolah masing-masing.
Diskusikan dan kemas ulang hasil Best Practice Saudara ke dalam
berbagai bentuk tulisan, lalu diseminasikan hasil Best Practice Saudara
ke berbagai media.

32 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
-------- 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arsyad, Maidar dan M.S. Mukti. 1997. Berbicara II. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Ashari, A. 2001. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Berger, L.A. and Dorothy R. 2008. Best Practices on Talent Management,
Cetakan ke-2, Jakarta: Permata Printing.
Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia 2.
Jakarta: Direktorat Dikdasmen, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
-------- 2005. Diklat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Guru SMP.
Bandung: Depdiknas Dirjen Dikdasmen LPMP Jawa Barat.
Dirjen PMPTK. 2007. Konferensi Nasional Best Practice Kepala Sekolah,
Panduan Penulisan Best Practice untuk Kepala Sekolah.
Jakarta: Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional.
Renald Kasali. 2007. Re-Code Your Change DNA, Cetakan ke 3, Jakarta:
PT Gramedia.
Suriamiharja, A. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Tarigan, H.G. dan M.S. Suhendar. 1998. Berbicara I. Jakarta: Universitas
terbuka
Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

Program BERMUTU 33
Diseminasi Best Practice

LAMPIRAN

Program BERMUTU 35
Diseminasi Best Practice

Lampiran 1
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN CIRI-CIRI BEST PRACTICE

Pengertian Best Practice


BEST PRACTICE adalah suatu ide atau gagasan mengenai suatu
teknik, metode, proses, aktivitas, insentif atau penghargaan (reward)
yang lebih efektif dalam mencapai keberhasilan yang luar biasa
dibandingkan dengan tehnik, metode, proses lain. Ide atau gagasan yang
dengan pengawasan dan pengujian yang sesuai, dapat memberikan hasil
yang diharapkan dengan lebih sedikit permasalahan dan komplikasi yang
tidak terduga. BEST PRACTICE dapat juga didefinisikan sebagai cara yang
paling efisien (emerlukan usaha minimum) dan paling efektif
(menghasilkan hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan,
berdasarkan prosedur yang berulang-ulang (disampaikan di berbagai
tempat) dengan memberikan bukti nyata yang dapat mengubah perilaku
sejumlah orang.
Meskipun kebutuhan akan peningkatan terus berproses sejalan
dengan perubahan waktu dan perkembangan berbagai hal, Best Practice
dipertimbangkan oleh beberapa orang sebagai konsep istimewa yang
biasa digunakan untuk menggambarkan proses perkembangan dan
mengikuti tata cara standar yang telah ditetapkan dalam melakukan
berbagai hal yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi untuk
kepentingan menajemen, kebijakan dan terutama sistem pembinaan.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Best Practice mencakup pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas sekolah dalam mengelola
sekolah/KKG/MGMP, yang mencakup keterlaksanaan 8 Standar Nasional
Pendidikan, yaitu:
Keberhasilan pelaksanaan Standar Isi
Keberhasilan pelaksanaan Standar Kelulusan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Proses
Keberhasilan pelaksanaan Standar Tenaga Pendidik/Tenaga
Kependidikan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Sarana/Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan Standar Pengelolaan Sekolah
Keberhasilan pelaksanaan Standar Pembiayaan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan
Disamping itu, juga mencakup keberhasilan Pengelolaan KKG/MGMP,
pengelolaan sekolah, pembinaan sekolah, pembinaan kepala sekolah, dan
pembinaan guru.

36 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Dari sekian banyaknya cakupan, yang terkait dengan pengelolaan


KKG/MGMP adalah keberhasilan pelaksanaan standar isi, standar kelulusan,
standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan standar tenaga
pendidik/tenaga kependidikan, standar sarana/prasarana, standar pengelolaan
sekolah, dan standar pembiayaan berkaitan dengan pengelolaan sekolah,
pembinaan sekolah, dan pembinaan guru/staf/kepala sekolah.

Ciri-Ciri Best Practice


1. pengembangan praktik pembelajaran/pengelolaan pendidikan;
2. didiseminasikan di berbagai tempat secara berulang-ulang;
3. peningkatan kualitas pendidikan;
4. meingkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pengawas
dalam pengelolaan pendidikan;
5. mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan dan peluang
untuk berinovasi secara kreatif;
6. menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua pihak (siswa,
guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, dan masyarakat
pada umumnya);
7. terkendali, kejelasan program baik jangka pendek, menengah,
maupun panjang;
8. berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan;
9. dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan konseling,
supervisi klinis, supervisi manajerial, kunjungan kelas, lesson study,
dan lain-lain);
10. mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan yang
dicanangkan;
11. adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa ditiru, diadopsi
oleh orang lain;
12. meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan, memotivasi,
memberikan hasil yang bermanfaat, dan berkelanjutan.

Situasi Motivasi
Situasi sebelum apa motivasi di balik pelaksanaan program:
program: bagaimana peran stakeholder;
apa yang bagaimana prioritas program ditentukan;
menjadi
persoalan; apa yang dianggap inovasi dari program;
bagaimana tindakan apa yang telahdilakukan;
persoalan bagaimana tindakan tersebut dipilih;
dipecahkan; bagaimana dukungan sumber daya yang ada;
bagaimana dari mana sumber dana, dan bagaimana
kondisi sekolah melaksanakan mobilisasi dana dan dukungan
(sosial,ekonomi, teknis;

Program BERMUTU 37
Diseminasi Best Practice

Situasi Motivasi
lingkungan). siapa yang memegang peran kepemimpinan
dalam perumusan tujuan dan implementasi
jaringan;
persoalan apa yang dihadapi selama
pelaksanaan program;
bagaimana mengatasi persoalan, dan apakah
inovasi dapat membantu kebutuhan sekolah.

Hasil dan Dampak Berkelanjutan


Pengukuran hasil dan dampaknya:
apakah tujuan program cukup realistis; apakah
apa yang terjadi setelah prakarsa inovasi program sudah
dijalankan; menjadi
kebutuhan dan
bagaimana hasilnya secara kualitatif dan kebiasaan
kuantitatif; dalam
apakah menggunakan indikator untuk kegiatan;
mengukur hasil/dampak; apakah
apakah koordinasi dan integrasi menjadi lebih program
baik; tersebut sudah
bagaimana dampak terhadap strtegi/kebijakan dilembagakan.
di tingkat lokal/daerah/nasional dan
kelembagaan;
adakah kesempatan (opporttopikies)
perubahan;
bagaimana memanfaatkan kesempatan;
apa dampak program terhadap penggunaan
dan pengelolaan sumberdaya manusia dan
sumber daya lingkungan.

38 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Pengalaman Potensi Studi Banding


Pengembangan
Pengalaman yang perlu Potensi Best Practice
dipelajari (lesson learned) pengembangan: dapat dijadikan
dan action plan: penerapan studi banding;
adakah lesson learned dari program untuk dikunjungi oleh
program; transferabilit; KKG/MGMP/
bagaimana lesson learned apa hikmah Sekolah lain;
memberi sumbangsih pada atau teladan mengunjungi
pembentukan yang dapat KKG/MGMP/
berkelanjutan program; dipelajari atau
Sekolah lain
bagaimana lesson learnd ditiru dari
menjadi salah satu pengalaman
pertimbangan dalam orang lain;
perumusan/penentuan sudahkan
kebijakan, strategi, dan program
tindak lanjut (action plan). inisiatif ini
diterapkan;

Program BERMUTU 39
Diseminasi Best Practice

Lampiran 2
CONTOH BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH

Judul: Membina Guru dan Rekan Sejawat dalam Peningkatan Kinerja


Oleh : Kepala SDN Bandungkulon IV Jawa Barat (2007-2008)

Saya adalah seorang kepala sekolah yang baru diangkat beberapa


bulan yang lalu melalui promosi tanggal 27 Maret 2007. Saya berasal dari
guru SD Percobaan yang merupakan etalase di wilayah kecamatan dan
kota, yang merupakan sekolah percontohan dalam berbagai hal yang
berkaitan dengan perubahan dalam kurikulum. Di sekolah dari mana
saya berasal, saya mempunyai jabatan sebagai wakil kepala sekolah
(wakasek) bidang kesiswaan. Saya pernah meraih beberapa prestasi
dalam kaitan saya sebagai guru yaitu peringkat 10 besar dari 500 peserta
di tingkat nasional dalam pelatihan penggunaan alat peraga KIT IPA.
Pernah meraih peringkat pertama di tingkat propinsi dalam inovasi
pembelajaran tematik.

Saya memiliki kompetensi bukan karena sering mengikuti


pelatihan tetapi melalui diskusi dengan teman sejawat dan jemput bola
dalam pembaharuan yang berkaitan dengan PBM dalam pendidikan
dengan mendatangi narasumber yang kompeten dan dapat dijadikan
sumber belajar dan informasi.
Saat ini saya ditempatkan di sebuah SD, di wilayah yang sama
dengan sekolah sebelumnya, tepatnya di SD Bangdungkulon IV sebagai
kepala sekolah. Saya sama tidak menyangka, ternyata di wilayah
kecamatan di mana saya berada adalah SD yang memprihatinkan baik
segi Fisik sekolah, personil (guru, kepala sekolah, dan komite), juga
keadaan siswa-siswanya.
Fisik sekolah jauh dari kelayakan.
Contoh:
1. masih ada siswa yang belajar tanpa menggunakan bangku (duduk di
lantai) sementara lantainya pun sudah rusak;
2. ruangan kelas yang tidak layak pakai. Bocor jika hujan dan dinding
tanpa jendela;
3. sarana/prasarana untuk PBM kurang lengkap;
4. ekonomi orang tua siswa jauh di bawah standar. Sebagian besar
mereka tidak mempunyai pekerjaan tetap. Mereka adalah pengamen
yang lebih tertarik membawa anaknya menjadi pengamen daripada
mendukung belajar di sekolah.
5. guru-guru yang sudah senior tidak kreatif. Sangat pasif. Kualifikasi
pendidikan 80% adalah lulusan SPG/SGO. Hanya 20% yang berizasah
sarjana.
Saya merasa sangat sedih pertama kali datang ke tempat itu.
Bertanya-tanya dalam hati mengapa masih ada sekolah yang seperti
ini? Saya tidak bisa duduk diam, kemudian melakukan tindakan sebagai

40 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

berikut.
1. memotret keadaan fisik sekolah;
2. mencari donatur dari beberapa tempat;
3. mengajukan proposal ke dinas kota dengan membawa bukti fisik
dengan melampirkan bukti fisik foto-foto yang saya buat agar
diberikan bantuan untuk perbaikan ruangan;
4. membina para guru dan rekan sejawat dalam membuka wawasan
melalui Whorkshop maupun In Hause Training dalam gugus;
5. mengadakan pertemuan dengn orang tua siswa secara bergiliran dan
bertahap agar orang tua siswa lebih memperhatikan anaknya dalam
pendidikan.
Pertama kali saya melakukan pertemuan dengan guru-guru
disambut dengan baik dan mereka mengatakan belum pernah ada binaan
yang dilakukan seperti yang saya lakukan ( maaf dalam hal ini saya tidak
menyalahkan siapapun tetapi mari kita merefleksi bersama mengapa
sampai terjadi hal seperti ini, di mana keadaan guru dan fisik sekolah
yang sangat terbelakang dibandingkan dengan sekolah di mana saya
berada sebelunnya).
Segera saya membuat program untuk disosialisaskan secara
bersama-sama dalam satu komplek sekolah yang terdiri dari 4 sekolah.
Program didukung. Tetapi dalam praktiknya tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Karena mereka merasa terlalu dibebani dengan
aturan-aturan dan pembiasaan yang merupakan kewajiban bagi guru dan
kepala sekolah.
Guru-guru dalam menlaksanakan PBM terbiasa:
1) keluar kelas untuk mengobrol dengan rekan sejawat;
2) tanpa membuat persiapan
3) administrasi dan pengelolaan kelas kurang diperhatikan
Dengan keadaan seperti ini tentunya dapat dibayangkan apakah
program pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan akan
tercapai?
Hal inilah yang menggerakkan hati saya untuk bisa mengubah situasi
dan iklim sekolah yang kurang baik ini. Langkah berikutnya yang saya
lakukan adalah: menata sekolah, membina guru-guru dengan
membenahi administrasi secara terus-menerus, dan akhirnya
membuahkan hasil. Saat itu guru merasa terbebani. Tetapi dalam suatu
kesempatan latihan kerja di gugus guru-guru dari SDN Bandungkulon
dapat memimpin dan menjadi panutan bagi guru-guru sekolah lain
dalam wilayah gugus.
Kemudian saya memberikan perintah yang lebih tegas dalam setiap
pengarahan. Hal ini saya lakukan berdasarkan pengalaman di sekolah
sebelumnya. Untuk meraih suatu keberhasilan maka sekolah harus:
1. membentuk wakasek (kurikulum, kesiswaan, sarana/prasarana,
humas);
2. memberikan arahan dalam membuat program-program;
3. mendiskusikan berbagai dana yang berkaitan dengan keterlaksanaan
program;
4. mengawasi, mengevaluasi setiap kegiatan agar ada tindak lanjut;

Program BERMUTU 41
Diseminasi Best Practice

5. memberikan contoh mengajar yang benar ke setiap jenjang kelas


secara bergiliran;
6. mengajar di kelas tematik di kelas 1,2,3, untuk mata pelajaran
bahasa inggris.
Saya selalu mengarahkan kepada guru-guru bahwa kemauan
merupakan faktor yang pertama dan utama sebab kemampuan akan
mengikuti sejalan dengan kemauan itu.
Pada saat ini guru-guru yang berada di komplek SDN Bandungkulon
menyadari akan kebutuhan adanya perubahan melalui binaan-binaan
yang saya berikan, apalagi sekarang refitalisasi gugus benar-benar
sedang diberdayakan di wilayah kami. Bahkan permintaan tidak hanya
diminta oleh gugus saya sendiri, tetapi guru-guru dan kepala sekolah
dari gugus lain pun meminta untuk diberikan binaan dan arahan.

42 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Lampiran 3
CONTOH BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH
(telah didiseminasikan dalam Pembinaan Peserta Seleksi Pengawas
Berprestasi Propinsi Jawa Barat di LPMP Jawa Barat dan dalam Forum Diklat
Pengawas Bahasa di P4TK Bahasa Srengseng Jakarta Selatan)

DISEMINASI BEST PRACTICE PENGAWAS BERPRESTASI TAHUN 2007

Oleh:
Pengawas SMP Kota Sukabumi Propinsi Jawa Barat (2001-2007)

Disampaikan dalam pembekalan peserta seleksi


pengawas berprestasi Propinsi Jawa Barat tanggal 30 Mei 2008
di LPMP Jawa Barat

Sering saya diminta menceritakan kisah keberhasilan saya setelah


berhasil meraih juara I Pengawas SMP Berprestasi Tingkat Jawa Barat
dan juara III di Tingkat Nasional tahun 2007. Mereka yang meminta
kebanyakan dari guru dan kepala sekolah, dan birokrat pendidikan di
daerah saya bekerja Kota Sukabumi Jawa Barat.
Selain itu, ada juga permintaan khusus dari panitia seleksi
pengawas berprestasi Tingkat Propinsi Jawa Barat tahun 2008 yang
meminta saya untuk memaparkannya di hadapan para calon peserta
seleksi tahun 2008. Atas permintaan itulah saya buatkan naskan kisah
sukses dalam bentuk power point. Selanjutnya ketika saya menjadi
peserta diklat pengawas bahasa di P4TK Bahasa Srengseng Jakarta
Selatan bulan Juli 2008, mantan Sekjen APSI (Sofyan Salim,MM) juga
meminta saya untuk menceritakan di hadapan para peserta diklat yang
jumlahnya sekitar 60 orang yang berasal dari 13 propinsi seluruh
Indonesia. Apa yang telah saya tulis dalam PowerPoint, saya paparkan
kembali di hadapan mereka.
Dalam kesempatan ini, saya salin kembali sebagai contoh Best
Practice pengawas SMP berprestasi yang pernah saya alami. Mudah-
mudahan memotivasi para pembaca untuk lebih berprestasi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia pada umumnya.
Adapun kisah itu, sebagai berikut.
Surat Keputusan (SK) saya sebagai pengawas sekolah, saya terima
bulan September 2001. Sebelum itu saya adalah guru dan kepala
sekolah. Pengawas merupakan jabatan karier.
Mengawali tugas sebagai pengawas saat itu, sungguh sangat berat.
Karena periode tersebut adalah periode perubahan sistem pemerintahan
dari sentralisisasi ke desentralisasi. Otonomi pemerintahan mulai
dilaksanakan yang berpengaruh terhadap pengelolaan pendidikan di
daerah. Pencitraan masyarakat terhadap jabatan pengawas pun mulai
bergeser. Dari yang semula pengawas merupakan jabatan strategis

Program BERMUTU 43
Diseminasi Best Practice

sebagai kepanjangtanganan Pemerintahan Tingkat Propinsi di daerah


Kota/Kabupaten, berubah menjadi pengawas sebagai jabatan transit
untuk memperpanjang usia dinas menunggu pensiun. Sehingga kesan
masyarakat terhadap jabatan pengawas adalah jabatan menunggu waktu
yang tidak jelas arah tugas pokok dan tanggung jawabnya. Hal ini benar-
benar membuat hati saya gundah, tidak nyaman berada pada posisi
jabatan pengawas.
Untuk mengatasi kondisi tersebut saya berusaha membaca buku-
buku tentang kepengawasan. Dari buku tersebut timbul niat saya untuk
melaksanakan tugas sesuai peraturan-perundang-undangan yang berlaku
tentang tugas pokok, fungsi (Tupoksi), dan peran pengawas. Saya susun
program kerja, jadwal pembinaan guru dan kunjungan sekolah,
instrumen supervisi, dan saya laksanakan tugas kepengawasan sesuasi
dengan yang tertuang dalam Tupoksi pengawas. Banyak kalangan yang
pro dan kontra. Diantaranya para kepala sekolah dan guru-guru. Sering
ketika saya akan melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal
supervisi/pembinaan, tanggapan mereka kurang baik. Saya diacuhkan.
Jika menanyakan kesulitan apa yang perlu dibantu, seolah-olah mereka
tidak punya masalah dan tidak punya kesulitan.
Ketika saya menyodorkan instrumen supervisi untuk diisi, hampir
semua komponen yang saya tanyakan dijawab ada atau ya. Tetapi
setelah saya lanjutkan dengan studi dokumen untuk mengetahui
keberadaan komponen yang ditanyakan dalam instrumen, saya temukan
adanya ketidaksesuaian. Beberapa komponen belum lengkap dan tidak
ada (program jangka panjang-menengah-pendek, pengembangan
kurikulum sekolah, program pengembangan diri, analisis hasil evaluasi
belajar, program perbaikan/pengayaan, laporan praktikum). Di saat
itulah saya mulai berkomentar.Diskusi pun berlanjut. Karena hal ini saya
lakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, lama-lama para guru
dan kepala sekolah menunjukkan reaksinya dengan memperbaiki
komponen yang sudah dibuat. Membuat dan mengerjakan yang belum
ada. Bahkan lama-kelamaan saya diminta untuk memberikan pembinaan
kepada seluruh guru di sekolah binaan. Kadang-kadang juga diminta
memberikan pembinaan di sanggar MGMP mata pelajaran yang bukan
binaan saya, seperti MGMP Pendidikan Agama Islam SMP/SMA dan
Matematika SMP.
Mendengar dari satu dan yang lain, kepala SMA dan SD pun sering
mengundang saya untuk memberikan materi (sebagai narasumber) dalam
workshop maupun in hause training.
Rasa percaya diri saya sebagai pengawas mulai muncul. Hal itu
dipertajam ketika saya diundang juga oleh daerah lain (luar
Kota/Kabupaten) tempat saya bekerja. Wuuahhh bangga menyandang
jabatan sebagai pengawas sekolah. Dapat perbagi pengetahuan dengan
guru maupun kepala sekolah, dapat memberikan kontribusi positif dunia
pendidikan.
Semua hasil pembinaan saya arsipkan, dan setiap akhir semester
saya rangkum untuk disimpulkan, direkomendasikan kepada pimpinan,
dan dijilid untuk menambah koleksi isi rak buku saya yang jumlahnya
sangat minim.
Meskipun awalnya banyak hambatan, namun secara berkelanjutan
hal itu saya lakukan. Selesai melaksanakan supervisi klinis guru yang

44 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

satu, pindah ke guru lainnya. Selesai sekolah satu, pindah ke sekolah


lainnya. Bahkan tidak jarang saya pun melakukan penilaian terhadap
guru dan kepala sekolah, terutama ketika mereka akan mengusulkan
kenaikan pangkat. Termasuk melaksanakan penelitian. Namun penelitian
yang saya lakukan saat itu masih seputar penelitian deskriptif,
komparatif, dan asosiatif. Baru satu yang berupa penelitian tindakan
yang saya lakukan di salah satu sekolah binaan saya yaitu SMPN 6 Kota
Sukabumi. Itupun belum sempat saya tulis laporannya.
Ketika Tahun 2007 saya direkomendasi oleh teman pengawas se-
Kota Sukabumi untuk mewakili peserta seleksi pengawas berprestasi
tingkat Propinsi Jawa Barat, saya menulis laporan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) tersebut.
Adapun beberapa penelitian lainnya yang pernah saya tulis adalah:
Analisis Hubungan antara Diklat, Motivasi, dan
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pengawas Sekolah pada
Lembaga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota/Kabupaten
Sukabumi Tahun 2003;
Analisis Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah
dengan Kinerja Guru pada SMPN I Kota Sukabumi Tahun 2005;
Analisis Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Guru Bahasa
Indonesia SMA Kota Sukabumi Tahun 2005;
Analisis Penyebab Ketidakhadiran Siswa SMP Kota Sukabumi
pada Ujian Nasional Utama Tahun 2005;
Analisis Program Kelas Percepatan Belajar SMAN I Kota
Sukabumi Tahun 2006;
Analisis Program Kelas Percepatan Belajar SMAN I Kota
Sukabumi Tahun 2006.
Laporan PTS Upaya Meningkatkan Mutu Manajerial Sekolah
melalui Pembinaan Terfokus pada SMPN 6 Kota Sukabumi Tahun 2007
inilah, yang saya lampirkan sebagai perlengkapan seleksi di tingkat
propinsi. Dan laporan ini juga yang saya presentasikan di tingkat
nasional. Alhamdulillah bukti fisik lainnya yang berupa laporan hasil
pengawasan selama 4 tahun, dan bukti-bukti fisik lainnya dapat saya
siapkan secepatnya karena berkas-berkas tersebut memang sudah
terarsipkan. Tinggal menyusun dan melengkapi dengan pengesahan.
Dengan berbekal telaten dan berkelanjutan dalam melaksanakan
tugas pengawasan, doa dan dukungan berbagai pihak, alhamdulillah saya
dapat masuk nominasi walaupun hanya sebagai juara III di tingkat
nasional.
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan khusus menjelang
seleksi tahun 2007 adalah sebagai berikut.
membaca buku panduan seleksi pengawas berprestasi tahun 2007;
melengkapi persyaratan;
mengumpulkan penilaian dari guru, kepala sekolah, dan teman
sejawat;
mengisi curiculum vitae dan melengkapi lampirannya;
menyusun karya tulis dan mengumpulkan yang sudah ada;

Program BERMUTU 45
Diseminasi Best Practice

menyusun portofolio;
membaca buku dan perundang-undangan yang berhubungan
dengan pendidikan dan kepengawasan;
belajar bahasa Inggris dan komputer dengan berbagai variasinya;
berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih tahu.
Isi Portofolio:
Program pengawasan sesuai persyaratan (selama 2 th/4 th);
Laporan hasil pengawasan sesuai persyaratan (selama 2 th/4 th)
yang berisi laporan supervisi manajerial, akademik, evaluasi
pendidikan (kinerja kepala sekolah, guru, staf).
Jenis Berkas yang Dikumpulkan :
Curiculum Vitae beserta lampirannya;
Hasil penilaian guru, kepala sekolah, dan teman sejawat;
Karya tulis hasil penelitian tindakan sekolah (PTS);
Portofolio.
Materi Tes :
Psycho test 10%;
Tes kompetensi 15 %;
CV & kemitraan 10%;
Karya tulis unggulan 20%;
Program kerja 15 %;
Laporan program kerja 15%;
Instrumen supervisi 15%.

Ketika Seleksi
Hadir tepat waktu;
Menyerahkan berkas-berkas yang disyaratkan;
Memahami soal-soal yang disodorkan;
Menjawab soal mulai dari yang termudah;
Meneliti kembali sebelum berkas jawaban dikumpulkan;
Mengikuti seluruh tata tertib dan aturan yang berlaku (baik dalam
tes akademik maupun non akademik).

Usai Seleksi
Menerima hadiah dari Kota, Propinsi, PGRI Jawa Barat, harian
Pikiran Rakyat, dan Nasional.
Menerima hadiah perjalanan Umroh dari Gubernur Jabar.
Studi banding ke Guanxy Normal University Guilin China.
Menghadiri berbagai undangan sebagai penyaji materi dalam diklat
guru, workshop kepala sekolah, maupun in hause training guru-
guru di persekolahan.

46 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Gambar 1. Pemberian penghargaan Best Practice pengawas SMP


berprestasi Tahun 2007 oleh Depdiknas.

Gambar 2. Studi banding ke Guanxy Normal University Guilin China


sebagai paket penghargaan Best Practice pengawas SMP
berprestasi Tahun 2007 oleh Depdiknas.

Kunci keberhasilan:
1. Memahami dan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab.
3. Mengarsipkan dokumen-dokumen penting.

Program BERMUTU 47
Diseminasi Best Practice

Lampiran 4
STRATEGI PENYUSUNAN BEST PRACTICE

Langkah-langkah Pengembangan Strategi Best Practice

Keunggulan organisasi yang terpelihara secara terus-menerus


menurut LANCE A. BERGER dan DOROTHI R. BERGER yakni melalui tiga
strategi pengelolaan SDM (Sumberdaya Manusia). Ketiga strategi tersebut
adalah:
1. mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengembangkan superkeeper
(personal yang mampu mengembangkan kinerja unggul, yang
memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan
kinerja unggul juga);
2. mendapatkan, mengembangkan dan menempatkan personal yang
berkualifikasi tinggi pada posisi kunci. Posisi kunci ini sangat penting
untuk kelangsungan suatu organisasi, tidak boleh kosong pada waktu
yang lama dan tidak boleh diisi oleh personal yang tidak
berkualifikasi;
3. mengalokasikan sumber daya (balas jasa, pelatihan, dan lain-lain)
kepada para personal berdasarkan realisasi/potensi kontribusi pada
keunggulan organisasi. Dengan demikian investasi kepada para
personal berdasarkan urutan kontribusinya dilakukan mulai dari
superkeeper, berikutnya keeper, lalu solid citizen dan terakhir
misfit.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dalam mencapai keunggulan
yang langgeng, organisasi harus memiliki manajemen talenta yang
proaktif dan memiliki cara yang sistematik untuk melakukan aktifitas-
aktivitas tersebut.
Dalam kontek pendidikan strategi yang terkait dengan Best Practice
adalah:
1. mengidentifikasi permaslahan-permasalahan yang ada (need
assesment) di KKG/MGMP dan sekolah yang dikelola;
2. menyeleksi dan mengembangkan guru inti (personal yang mampu
mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada
personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga) yang
berperan sebagai motor dalam KKG/MGMP dan sekolah yang
dikelola;
3. menempatkan guru inti (personal yang berkualifikasi tinggi) pada
posisi kunci. Posisi kunci ini sangat penting untuk keberlangsungan
KKG/MGMP/sekolah, sehingga tidak boleh kosong pada waktu yang
lama dan tidak juga diisi oleh guru yang tidak berkualifikasi;
4. mengalokasikan sumber daya melalui seminar, In House Training
(IHT) dan workshop kepada para guru inti serta guru lainnya
berdasarkan realisasi/potensi/kontribusi sebagai inpestasi
refitalisasi gugus;

48 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

5. pembimbingan (coathcing) untuk mempertahankan kinerja guru di


KKG/MGMP/sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
yang akan berdampak pada out put siswa;
6. menjalin kemitraan (partnership) dalam melaksanakan kegiatan
antar KKG/MGMP/sekolah dalam satu gugus dan antar gugus dengan
pemangku pemberi kebijakan supaya terjadi legalitas yang
diharapkan;
7. berkelanjutan (sustainability), harus membawa perubahan dasar di
wilayah permasalahan antara lain; legalitas, kebijakan dan sosial
yang memiliki potensi replikasi, kerangka institusional, efisien,
transparan, dan sistem manajemen yang akuntabel serta dapat
membuat lebih efektif terhadap pengembangan SDM dalam
KKG/MGMP/sekolah;
8. kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership and
commtopiky improvement):
a. kepeminpinan yang mempunyai inspirasi untuk terjadinya
tindakan dan perubahan;
b. sebagai pemberdaya masyarakat KKG/MGMP;
c. dapat mempertanggungjawabkan terhadap peningkatan mutu;
d. dapat mentransfer perkembangan pengetahuan lebih lanjut;
e. tepat bagi kondisi dan situasi sekolah sesuai dengan tingkatan;
f. pihak lain dapat belajar dari inisiatif serta cara yang
digunakan untuk membagi dan mentransfer pengetahuan juga
keterampilan sehingga dapat dipelajari dan diterapkan.
9. menciptakan iklim yang kondusif di lingkungan KKG/MGMP gugus
(kondisi lingkungan kerja yang nyaman);
10. meningkatkan perhatian kinerja para guru di KKG/MGMP dengan
keterlibatan langsung agar berkesinambungan untuk mencapai
sasaran-sasaran yang diharapkan keberhasilannya;
11. mengubah pola pikir/cara pandang (mind set) dalam menerima
segala bentuk perubahan yang terjadi;
12. memberikan penghargaan (reward) bagi guru yang berkompeten,
mempunyai komitmen dan tingkat konsisten yang tinggi, serta
penuh akuntabilitas dalam melaksanakan tugas, juga memberi
sanksi (punishment) bagi guru yang tidak kompeten, tidak
mempunyai komitmen, tingkat konsistensinya rendah, dan tidak
akuntabel;
13. Senantiasa memperhatikan kesejahteraan personal (guru).

Program BERMUTU 49
Diseminasi Best Practice

Model pendekatan yang disampaikan di sini disebut Best Practice


(praktik terbaik) yang dikemukakan oleh Boven dan Morohashi (2002)
dalam Panduan Penulisan Best Practice. Menurutnya praktik terbaik
merupakan suatu ide/langkah-langkah baru yang memberikan kontribusi
luar biasa, berkesinambungan, dan inovatif dalam memperbaiki terhadap
pengembangan proses dan kualitas sekolah. Dengan demikian Praktik
Terbaik juga merupakan refleksi akumulasi tingkat kompetensi tenaga
kependidikan, dalam merespon tuntutan perubahan lingkungan dan
dinamika permasalahan yang dihadapi sekolah di abad globalisasi ini.

50 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Lampiran 5
SEMINAR

Pengertian
Suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah tertentu dengan
prasaran dan tanggapan melalui diskusi untuk memperoleh keputusan bersama
mengenai masalah tersebut adalah seminar. Masalah yang dibahas dalam
pertemuan itu mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan terfokus. Misalnya :
Seminar tentang: Upaya Meningkatkan Kinerja Guru melalui Supervisi
Akademik, Bunga Pustaka, Walking Book, Eksplorasi dan Kolaborasi sebagai
Wahana Membuka Jendela Dunia.
Seminar diselenggarakan dengan tujuan untuk memperoleh solusi
tentang masalah yang diseminarkan. Oleh karena itu peserta seminar adalah
orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut. Jika hal yang dibahas
adalah masalah kinerja guru, peserta seminar adalah orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan. Karena kinerja guru dan supervisi
akademik adalah masalah yang ada pada dunia pendidikan. Akan sangat kurang
bermanfaat jika masalah tersebut dihadiri/dibahas oleh para pelaut maupun
petani.
Meskipun masalah yang dibahas tentang masalah-masalah sosial, seminar
merupakan pembahasan ilmiah yang bertujuan mencari pemecahan. Dengan
demikian seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan rekmendasi.
Karena seminar yang sedang dibahas sebagai salah satu diseminasi Best
Practice maka yang disebarluaskan adalah bagaimana solusi yang telah
dipraktikkan oleh pembicara/pembawa kertas kerja. Penulis kertas kerja
berperan sebagi narasumber. Dalam presentasi, narasumber menjelaskan
parmasalahan apa yang dihadapi, siapa yang terlibat, mengapa masalah
tersebut muncul, strategi apa yang digunakan, bagaimana mengatasinya, dan
bagaimana keberhasilan itu dapat diimbaskan kepada peserta seminar.
Sehingga dalam seminar ini bukan mencari solusi, melainkan menjelaskan
pengalamannya kepada peserta seminar. Dalam diskusi/tanya jawab, bukan
kesepakatan akhir yang harus diperoleh melainkan penjelasan narasumber,
contoh-contoh, dan argumentasi yang mendukung Best Practice tersebut.
Dengan penjelasan, contoh, dan argumentasi yang pernah dialami diharapkan
peserta seminar dapat memahami isi kertas kerja dan selanjutnya akan
termotivasi untuk mencoba lebih kreatif dan inovatif dalam mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapi di sekolahnya dengan metode ilmiah.

Program BERMUTU 51
Diseminasi Best Practice

Penyelenggaraan Seminar
Seminar yang baik perlu dipersiapkan dengan baik, dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
Persiapan Seminar
Hal penting yang yang harus ditentukan adalah topik masalah dan
tujuan. Tema hendaknya dipilih yang menarik perhatian para peserta yaitu
masalah-masalah yang penting dan hangat untuk dibahas (current isues).
Penentuan waktu sebaiknya dikaitkan dengan hari-hari besar/peristiwa
nasional/peristiwa penting. Misalnya: yang berkaitan dengan hari
pendidikan nasional; hari guru; hari-hari pertemuan organisasi K3S, MKS,
KKPS, MKPS, APSI, dan lain-lain. Waktu/hari/tanggal (titimangsa)
pelaksanaan hendaknya dipertimbangkan yang sekiranya para peserta
dapat hadir. Sedangkan mengenai tempat, piihlah tempat yang strategis
(mudah dijangkau, cukup tempat parkir, kapasitas ruangan, dan lain-lain).
Fasilitas lain yang perlu dipersiapkan adalah: tempat duduk yang memadai;
sirkulasi udara dan cahaya yang masuk ruangan cukup; alat peraga (audio
visual); listrik; serta penataan interior yang nyaman. Hal lain yang amat
penting adalah publikasi. Publikasi kepada masyarakat/calon peserta
seminar perlu menginformasikan mengenai: tujuan seminar; tema atau
topik yang akan dibahas; pendaftaran dan persyaratan peserta; serta
narasumber dalam seminar tersebut.
Pelaksanaan Seminar
Seminar dilaksanakan oleh panitia, moderator, narasumber, dan
peserta. Masing-masing mempunyai peran yang satu sama lain saling
berkaitan/sinergis dalam mewujudkan keberhasilan seminar.

Peranan Panitia
Panitai seminar setidaknya terdiri atas: ketua, sekretaris, dan
bendahara. Namun untuk hal tertentu dapat ditambah dengan beberapa
bagian (akomodasi, konsumsi, dokumentasi, dan lain-lain). Tugas panitia
adalah mempersiapkan segala keperluan seminar mulai dari penentuan
topik, waktu, tempat, narasumber, peserta, pendanaan, konsumsi,
sertifikat, dan perizinan).

Peranan Moderator
Meskipun persiapan telah dilakukan dengan baik, tidak menjamin
bahwa seminar dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Karena
keberhasilan sangat ditentukan oleh para fungsionaris dan peserta seminar.
Sebagai fungsionaris, pimpinan/moderator seminar sangat penting
peranannya. Ia mewarnai seluruh situasi seminar. Oleh karena itu,
diperlukan moderator yang baik dengan kriteria: (1) Mampu berpikir jelas
dan cepat. Jelas maksudnya agar ide dan gagasannya mudah dipahami
orang lain, sedangkan cepat artinya mampu mengikuti cara berpikir para
peserta yang beraneka ragam; (2) Bersikap luwes. Artinya, ia harus mampu
mengutarakan pikirannya secara jelas dengan bahasa yang lancar serta
mampu berkomunkasi dengan para peserta; (3) Mempunyai kemampuan
dan kesanggupan menganalisis. Ia harus mampu menganalisis masalah,

52 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

mampu menganalisis pendapat para peserta yang akhirnya sampai pada


kesimpulan; (4) Berpandangan obyektif. Tidak memihak dan obyektif
terhadap permasalahan. Ia harus yakin bahwa setiap tanggapan
memperoleh perhatian dari seluruh paserta lainnya; (5) Tidak
berprasangka. Terutama dalam menarik titik temu bagi pihak yang
bertentangan; (6) Sabar. Ia harus dapat menahan emosi jika terjadi
kendala dalam proses pembicaraan; (7) Cerdik dalam menangani masalah
yang timbul pada peserta, tanpa menyinggung perasaan salah seorang
peserta; (8) Mempunyai keseimbangan dan pengendalian diri. Tidak
menonjolkan diri, tidak mendominasi pembicaraan, dan tidak berlebihan;
(9) Mempunyai rasa humor. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
ketegangan, sehingga para peserta bebas mengemukakan pendapat.

Peranan Sekretaris
Tidak kalah pentingnya dengan moderator, sekretaris pun memegang
peranan penting. Adapun tugas sekretaris adalah: mencatat proses atau
prosedur selama seminar berlangsung; membantu moderator dalam
menyimpulkan dan merumuskan hasil seminar; mencatat simpulan/hasil
seminar yang dicapai.

Peranan Peserta
Selain pada fungsionaris, dinamika dan aktivitas seminar terletak
pada para peserta. Peran dan tugas peserta sangat menentukan berhasil
tidaknya sebuah seminar. Oleh karena itu, untuk menjadi peserta seminar
yang baik hendaknya: (1) Menguasai masalah yang diseminarkan. Hal ini
dapat diperoleh melalui mempelajari buku-buku sumber maupun hasil
kreativitas dan inovasi yang pernah dialami. Menguasai masalah berarti
mempunyai bahan dalam pembicaraan; (2) Menyimak pembicaraan dengan
penuh perhatian; (3) Menunjukkan sikap simpati dan empati yang tinggi; (4)
Terampil menangkap gagasan utama pembicaraan dan gagasan penunjang;
(5) Dapat mengajukan usul maupun persuasi; (6) Dapat meminta pendapat
dan informasi sebanyak mungkin; (7) Dapat meminta pendapat dan
argumen pendapat seseorang; (8) Jika mengajukan penolakan hendaknya
ditunjang dengan argumen yang kuat dan mampu mengemukakan contoh-
contoh konkret; (9) Ikut menyimpulkan pembicaraan.

Peranan Narasumber
Narasumber adalah pembicara utama dalam seminar. Ia harus
mempersiapkan kertas kerja atau makalah berupa pandangan umum
tentang tema yang akan dibahas. Dalam kertas kerjanya narasumber harus
mampu mengungkapkan permasalahan dengan alternatif pemecahan yang
sudah dilaksanakan, lengkap dengan argumentasi yang bisa
dipertanggungjawabkan beserta contoh-contoh konkret dan bukti nyata.
Dengan adanya argumen tersebut narasumber dapat membuktikan
kebenaran pendapat/pengalamannya yang sangat mendukung dalam
meyakinkan para peserta seminar. Data, fakta, dan informasi yang
diperlukan dalam argumentasi dapat diperoleh melalui observasi,
penelitian, dan bibliografi (studi pustaka) yang telah terbukti. Peserta

Program BERMUTU 53
Diseminasi Best Practice

akan lebih simpatik apabila contoh dan bukti-bukti itu dilengkapi dengan
data-data nyata. Kertas kerja/makalah tersebut hendaknya dibagikan
kepada peserta sebelum seminar dimulai yaitu pada waktu pendaftaran
peserta.
Berikut ini disajikan contoh kerangka kertas kerja:
1) Judul
2) Identitas Penulis
3) Abstraksi
4) Tema
5) Latar Belakang
6) Permasalahan
7) Solusi-Bukti-Alasan-Contoh-Fakta-Data
8) Kesimpulan dan Saran
Penyampaian pandangan umum dilakukan pada sidang pleno. Segera
setelah sidang pleno berakhir, dilanjutkan dengan tanya
jawab/pembahasan/diskusi. Moderator dengan bantuan sekretaris atau tim
perumus menyusun rumusan hasil seminar dan melaporkan kepada sidang
untuk mendapat pengakuan/keabsahan.
Dalam diseminasi Best Practice dikenal dengan sebutan seminar
institusi. Seminar ini bertujuan untuk mengkomunikasikan dan
mendiskusikan hasil penelitian tindakan atau pengalaman terbaik yang
telah dilakukan dan masalah-masalah yang akan diteliti/dilakukan pada
masa berikutnya. Dalam seminar tersebut peserta dapat tukar-menukar
hasil penelitian, studi, tindakan, ide, pengalaman, dan saling membantu
dalam pemecahan masalah. Dengan demikian antara penelitian dan
seminar merupakan suatu siklus yang tidak bisa dipisahkan. Karena
penelitian mendorong adanya seminar, dan seminar mendorong adanya
penelitian-penelitian berikutnya.
Secara garis besar seminar diseminasi Best Practice bertujuan:
1. saling memberikan andil penemuan yang diperoleh dari penelitian
institusi, yang mengaitkan dengan pembinaan dan pengembangan
institusi;
2. melalui pertukaran pengalaman, mengidentifikasi masalah-masalah
kelembagaan, mengkajinya dalam penelitian dan pengembangan
institusi berikutnya;
3. mengembangkan rencana dan metodologi penelitian institusional baru,
yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi pada
masing-masing institusi (sekolah);
4. mempertimbangkan cara-cara dan rekomendasi yang dapat dijadikan
masukan bagi usaha pembinaan dan pengembangan.
Pasca Seminar
Setelah seminar institusi selesai, panitia diwajibkan membuat laporan
keputusan seminar. Laporan tersebut dapat disusun dengan menggunakan salah
satu contoh format laporan sebagai berikut.

54 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

LAPORAN HASIL SEMINAR

Judul Seminar ....


Tema Seminar ....
Tujuan Seminar ....
Topik Masalah ....
Narasumber ....
Waktu Penyelenggaraan ....
Penyelenggara ....
Panitia a. Ketua ....
b. Sekretaris ....
c. Bendahara
....
Jumlah Peserta ....
Jadwal Acara (lampirkan) ....
Sumber dan Penggunan Biaya ....
Hasil/simpulan dan Rekomendasi ....
(lampirkan semua makalah dan
samputan penting)

Tempat, tanggal ....


Mengetahui
Ketua Panitia Sekretaris

--------------------- -----------------------

Program BERMUTU 55
Diseminasi Best Practice

Lampiran 6
PENILAIAN

Bentuk: Non Tes


Jenis: Penugasan
a) Perhatikan gambar berikut, selanjutnya berilah komentar sesuai
permintaan!

Gambar 3. Narasumber sedang menyajikan materi dalam


seminar pendidikan

Gambar 4. Jumlah peserta seminar sekitar 700 orang

Gambar 5. Peserta seminar sekitar 30 orang dengan posisi duduk


yang berbeda

56 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

(1) Berdasarkan Gambar 3, benarkah narasumber menyajikan


materi dengan berdiri atau berjalan di ruangan seminar?
Berikan alasan Saudara!
(2) Berdasarkan Gambar 4. Bagaimana mempersiapkan seminar
dengna jumlah peserta 700 orang?
(3) Jelaskan perbedan antara Gambar 4 dan Gambar 5 dilihat
dari segi keefektifan seminar!

Lembar jawaban
Komentar tentang Komentar tentang
Gambar 4 Gambar 5
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....
.... ....

b) Identifikasi permasalahan yang Saudara hadapi di sekolah selama


bulan ini baik yang berhubungan dengan SDM (guru, staf, komite),
peserta didik, sarana/prasarana, kurikulum, pembiayaan,
pengelolaan sekolah, maupun proses dan penilaian proses belajar
mengajar. Selanjutnya kelompokkan menurut kepentingannya, dan
cobalah berikan alternatif pemecahan masalah tersebut sesuai
dengan keyakinan Saudara bahwa teknik tersebut adalah yang paling
efektif.

c)
Komponen Permasalahan Tingkat Alternatif
Kepentingan Solusi
Kurikulum .... .... ....
Proses .... .... ....
Pembelajaran
Kompetensi .... .... ....
Lulusan

Program BERMUTU 57
Diseminasi Best Practice

Pendidik dan .... .... ....


Tenaga
Kependidikan
Sarana/Prasarana .... .... ....
Pengelolaan .... .... ....
Pembiayaan .... .... ....
Penilaian PBM .... .... ....

d) Pilihlah salah satu masalah terpenting (krusial) yang telah Saudara


identifikasi. Tentukan pula alternatif solusi yang telah Saudara pilih.
Selanjutnya buatlah rencana implemtasi sesuai dengan langkah-
langkah yang mantap. Tentukan waktu dan tempat, dan lakukanlah.
Amati dan buatlah catatan-catatn kemajuan selama pelaksanaan
berlangsung. Bagaimana kondis awal, perubahan yang terjadi, dan
hasil akhir.
e) Buatlah laporan hasil pelaksanaan pemecahan masalah yang telah
Saudara lakukan dalam bentuk kertas kerja.
f) Seminarkan kertas kerja tersebut dan Saudara berperan sebagai
narasumber
g) Lakukan hal (e) secara bergiliran dalam forum MKS/MKPS
Selamat Mencoba !

58 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

REFLEKSI
A. Pertanyan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara rasakan setelah mengikuti seminar, baik yang
berperan sebagai panitia (ketua, sekretaris, bendahara); narasumber
dan moderator; serta anggota? Mengapa demikian, jelaskan!
2. Ungkapkan kesan dan pesan Saudara dalam tulisan di selembar kertas,
kumpulkan dan rangkum ke dalam sebuah rubrik.
3. Manfaat apa yang Saudara peroleh dari seminar tersebut?
4. Apa dampak positif bagi Saudara?
5. Bagaimana renccana Saudara ke depan, berkaitan dengan seminar
tersebut?
B. Dampak
Dampak positif dari terselenggaranya seminar diseminasi Best Practice
memungkinkan berbagai hal diantaranya:
meningkatkan wawasan, pemahaman, dan profesionalisme panitia,
narasumber, moderator, dan peserta seminar dalam mengelola
pendidikan;
meningkatkan inovasi dan kreativitas panitia, narasumber, moderator,
dan peserta seminar dalam menangani permasalahan yang terjadi di
sekolahnya;
memotivasi peserta untuk mendesiminasikan Best Practice-nya dalam
seminar-seminar maupun forum lainnya.
C. Kegiatan Keberlanjutan
1. Lombakanlah menulis makalah Best Practice dalam forum MKS/MKPS
dengan persyaratan:
Peserta berstatus sebagai kepala sekolah atau pengawas;
Naskah ditulis berdasarkan Best Practice di sekolah/MGMP/KKG
binaan masing-masing;
Naskah asli, sebagai pengalaman langsung sesuai dengan masalah
urgen yang dihadapi;
Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik, benar, dan komunikatif;
Panjang naskah maksimal 10 halaman termasuk bibliografi mutakhir;
Ukuran kertas: A4;
Font teks: Times New Roman:12;
Margin : 4 cm (kiri dan atas), 3 cm (kanan dan bawah);
Spasi: 1 spasi.

Program BERMUTU 59
Diseminasi Best Practice

2. Seminarkan seluruh makalah peserta terbaik, selanjutnya dari hasil


seminar tersebut ditentukan urutan pemenang dengan memperhatikan
kriteria penulisan karya tulis ilmiah dan teknik presentasi.
3. Libatkan kelompok independent untuk menjadi dewan juri dalam
penilaian karya tulis dan seminar tersebut.

60 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

GLOSARIUM
(Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalam bidang tertentu)

Analisis data : penelaahan (pemeriksaan) dan penguraian data


hingga menghasilkan simpulan.

Analisis deskriptif : penguraian data secara deskripsi; deskripsi:


(kualitatif atau pemaparan atau penggambaran dengan kata-
kuantitatif) kata secara jelas dan terperinci. kuantitatif:
berdasarkan jumlah atau banyaknya; kualitatif:
berdasarkan kualitas, biasanya diungkapkan
dengan kata-kata, istilah atau kalimat: baik,
buruk, kurang, sebagian besar, dsb. Contoh:
data kualitatif dari hasil observasi pembelajaran
dalam PTK: sebagian besar siswa masih belum
memahami penjelasan guru; guru masih terlalu
banyak bicara sehingga siswa menjadi tidak
aktif, dst.

Bahan ajar : adalah informasi ringkas dalam bentuk narasi


atau PowerPoint yang dimuat atau dilampirkan
dalam Bahan Belajar Mandiri (BBM) yang
gunakan secara langsung dalam kegiatan belajar
(tatap muka) untuk memahami topik
pembelajaran.

BERMUTU (Program) : Better Education through Reformed


Management and Universal Teacher Upgrading
atau peningkatan mutu pendidikan melalui
peningkatan kompetensi dan kinerja guru atau
suatu program digagas oleh Ditjen PMPTK,
Ditjen DIKTI, Balitbang Depdiknas dengan
dukungan pendanaan dari Pemerintah Belanda
(melalui Dutch Trust Fund) dan Bank Dunia
(pinjaman lunak melalui IDA Credit dan IBRD
Loan), serta dana pendampingan yang berasal
dari Pemerintah Pusat dan Daerah.

Buku kerja guru : adalah buku yang berisi rekaman kegiatan, hasil
dan kemajuan yang dicapai oleh guru, serta
kendala dalam mengikuti kegiatan Program
BERMUTU. Buku ini menjadi portofolio atau
salah satu bagian dari portofolio yang disusun
oleh guru.

Case Study (Studi Kasus): rangkuman pengalaman pembelajaran


(pengalaman mengajar) yang ditulis oleh
seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran
mereka di kelas yang dapat memberikan contoh

Program BERMUTU 61
Diseminasi Best Practice

nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi


oleh guru pada saat mereka melaksanakan
pembelajaran

Catatan anekdotal : catatan-catatan singkat tentang kejadian-


kejadian yang menarik dari observasi proses
pembelajaran, yang akan digunakan untuk
melengkapi data PTK.

Anekdot : cerita singkat yang menarik karena lucu dan


mengesankan, biasanya mengenai orang penting
atau terkenal berdasarkan kejadian yang
sebenarnya.

CLCC : Creating Learning Community for Children,


suatu program peningkatan mutu pendidikan
dasar atas kerjasama Depdiknas dengan UNICEF
dan UNESCO.

DBE : Decentralized Basic Education, suatu program


peningkatan mutu pendidikan dasar atas
kerjasama Depdiknas dengan USAID (Lembaga
Bantuan Luar Negeri Pemerintah Amerika
Serikat)

Ditbindiklat : Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Latihan;


salah satu direktorat yang ada di bawah naungan
Direkrorat Jenderal PMPTK Depdiknas.

Diskusi kelompok kecil : Diskusi yang dilakukan oleh 2 - 3 orang guru


atau berpasangan untuk saling mengemukakan dan memberi
masukan atau membahas hasil kerja masing-
masing.

Diskusi refleksi : diksusi yang dilakukan dalam rangka membahas


proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan para observer.
Diskusi dilakukan secara formal, yang bertugas
memimpin diskusi (moderator), notulis, refleksi
dari guru model dan komentar dari para
observer.

Guru Inti : guru terpilih yang telah dilatih untuk menjadi


pemandu atau fasilitator bagi guru-guru yang
lain dalam kegiatan di MGMP di wilayahnya.

Pemandu : yakni guru, kepala sekolah, pengawas,


widyaiswara, atau dosen yang karena
kompetensinya menjadi pemandu atau
fasilitator dalam kegiatan di KKG.

Hipotesis : jawaban sementara atau dugaan terhadap


masalah yang diteliti yang secara teoritis

62 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

dianggap paling mungkin dan paling tinggi


tingkat keberhasilannya.

Hipotesis tindakan : adalah dugaan mengenai perubahan yang


mungkin terjadi jika suatu tindakan dilakukan.

Hand out : informasi tertulis (cetak) yang diberikan kepada


peserta pendidikan atau pelatihan yang berisi
ringkasan materi atau latihan-latihan.

Indikator : tanda-tanda yang dapat memberikan (menjadi)


petunjuk atau keterangan tentang ketercapaian
tujuan pembelajaran.

Interpretasi : penafsiran berdasarkan pendapat/pandangan


teoritis tertentu tehadap sesuatu data atau hasil
analisis data.

Kajian pengajaran : kegiatan mencermati proses atau kegiatan


belajar mengajar untuk menganalisis aspek-
aspek kurikulum, materi ajar, dan praktik
pembelajarannya.

Kajian pustaka : bagian dari proposal dan laporan penelitian yang


berisi landasan teori yang digunakan untuk
menyusun hipotesis tindakan dan pemecahan
masalah dalam penelitian. Kajian pustaka
disusun melalui kegiatan membaca, menelaah
dan merujuk konsep-konsep yang terkait dengan
tema penelitian dari buku teks, majalah ilmiah,
hasil penelitian, hasil survai, informasi di media
masa, CD/VCD atau pengalaman praktis
peneliti/penulis.

KKG : Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi


profesi guru non yang bersifat struktural yang
dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di
suatu wilayah atau gugus sekolah sebagai
wahana untuk saling bertukaran pengalaman
guna meningkatkan kemampuan guru dan
memperbaiki kualitas pembelajaran.

Klarifikasi : penjernihan, penjelasan dan pengembalian


kepada apa yang sebenarnya terjadi dalam
proses pembelajaran yang diamati.

Kolaboratif : kegiatan yang bersifat kerjasama antara guru


dan guru, atau guru dengan pihak-pihak lain,
seperti dengan dosen, kepala sekolah,
pengawas, widyaiswara, atau pejabat dinas
pendidikan.

Program BERMUTU 63
Diseminasi Best Practice

Kompetensi : (competence=cakap, berkuasa memutuskan,


atau berwewenang); kemampuan guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran dan
pendidikan. Kompetensi dapat pula diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.

Komunitas belajar : adalah suatu komunitas di lingkungan sekolah


(learning community) yang di dalamnya berlangsung proses saling
belajar membelajarkan antara siswa dengan
siswa, antara guru dengan siswa, antara guru
dengan guru, antara guru dengan kepala
sekolah, dan antara sivitas sekolah dengan
masyarakat.

Lesson Study : Lesson Study merupakan suatu model


pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas
dan mutual learning untuk membangun learning
community. Lesson Study di Indonesia
dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: Plan
(merencanakan pembelajaran), Do
(melaksanakan yang diobservasi), dan See
(merefleksikan berdasarkan hasil observasi)

LKS : Lembar Kerja Siswa; suatu Bahan Belajar


Mandiri (BBM) yang berisi petunjuk kerja, tugas-
tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan
siswa.

MBE : Managing Basic Education, suatu program


peningkatan mutu pendidikan dasar atas
kerjasama Depdiknas dengan USAID dan RTI.

Metode pembelajaran : cara yang digunakan untuk mencapai tujuan


pembelajaran berdasarkan pendekatan yang
telah ditentukan.

MGMP : Musyawah Guru Mata Pelajaran, awalnya disebut


Musyawarah Guru Bidang Studi, adalah suatu
organisasi profesi guru yang bersifat non
struktural yang dibentuk oleh guru-guru di
Sekolah Menengah (SLTP atau SLTA) di suatu
wilayah sebagai wahana untuk saling bertukaran
pengalaman guna meningkatkan kemampuan
guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.

Bahan Belajar Mandiri : Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru pemandu
(BBM) Generik (umum) atau guru secara umum dalam Program
BERMUTU yang digunakan untuk semua jenjang

64 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

(SD dan SMP) dan semua bidang studi. Isi modul


generik adalah tuntunan tahapan belajar untuk
latihan melaksanakan tahapan perbaikan
pembelajaran.

Bahan Belajar Mandiri : Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru pemandu
(BBM) Bidang Studi atau guru secara umum dalam Program
(Tematik, Matematika, BERMUTU yang digunakan untuk bidang studi
IPA, IPS, Bahasa dan jenjang tertentu. Isi modul generik adalah
Indonesia, dan Bahasa tuntunan tahapan belajar melaksanakan tahapan
Inggris) perbaikan pembelajaran.

Narasi/naratif : pengisahan suatu cerita atau kejadian dalam


proses atau kegiatan belajar mengajar. Narasi
dapat juga diartikan sebagai deskripsi suatu
kejadian atau peristiwa; naratif: bersifat narasi.

NTT PEP : Nusa Tenggara Timur Primary Education


Partnership, suatu program kerjasama antara
Pemerintah NTT dengan AUSAID dalam
peningkatan mutu pendidikan dasar.

Observasi pembelajaran : kegiatan mengamati proses atau kegiatan


pembelajaran (belajar-mengajar) mulai dari
pelajaran dibuka sampai diakhir oleh guru.
Dalam konteks umum, termasuk dalam Program
BERMUTU, observasi pembelajaran difokuskan
pada semua aspeks yang terkait dengan
pembelajaran mulai dari langkah-langkah guru,
kegiatan siswa, sarana/media, sampai pada
proses belajar mengajar secara keseluruhan.
Namun, dalam konteks Lesson Study observasi
pembelajaran lebih difokuskan pada aktivitas
belajar siswa.

Open class : kegiatan membuka kelas atau pelajaran untuk


diamati oleh para observer (guru, dosen, kepala
sekolah, pengawas sekolah, pimpinan dinas
pendidikan, maupun masyarakat umum), yang
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi
refleksi.

Paket Pembelajaran : adalah suatu kesatuan bahan ajar bagi guru


BERMUTU pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program
BERMUTU yang berisi: Bahan Belajar Mandiri
(BBM) Generik dan Bahan Belajar Mandiri (BBM)
per Bidang Studi.

Bahan Belajar Mandiri : adalah Bahan Belajar Mandiri (BBM) bagi guru
(BBM) Generik pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program
BERMUTU, yang berisi panduan untuk berlatih
melaksanakan upaya peningkatan pembelajaran
melalui pendekatan PTK, Lesson Study dan Case

Program BERMUTU 65
Diseminasi Best Practice

Study, yang diperuntukan bagi pemandu dan


guru anggota

Pemandu : adalah guru, kepala sekolah, pengawas sekolah,


widyaiswara, atau dosen yang bertindak sebagai
fasilitator dalam kegiatan belajar Model
BERMUTU di KKG/MGMP.

Pemaparan data : merupakan suatu proses atau upaya untuk


menampilkan data secara jelas dan mudah
dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel,
grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat
memberikan gambaran jelas tentang proses dan
hasil tindakan yang dilakukan.

Pembelajaran : proses, cara, perbuatan menjadikan orang


belajar. Istilah pembelajaran lebih banyak
dipakai berkaitan dengan pendangan/filosofi
konstruktivistik dalam sistem pendidikan di
Indonesia, yang intinya dalam kegiatan belajar
mengajar guru harus menempatkan siswa
sebagai subyek dalam belajar. Artinya guru
harus mengkondisikan dan mendorong siswa agar
dapat belajar sesuatu dengan fasilitas yang
telah disiapkan. Dalam konteks ini tidak tepat
lagi menggunakan istilah guru mengajar siswa
tetapi guru membelajarkan siswa.

Pendekatan : ide yang mendasari proses pembentukan atau


pembelajaran pengembangan pengetahuan siswa untuk
mencapai sasaran pembelajaran/pendidikan

Pleno : suatu forum yang diikuti oleh semua peserta


kegiatan.

PMPTK : Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan; salah satu Direktorat Jenderal di
Depdiknas yang bertanggung jawab pada upaya
peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan
(kepala sekolah, pengawas dan tenaga
adminstrasi)

Portofolio : kumpulan hasil karya atau latihan yang


dilakukan oleh guru dalam mengikuti kegiatan
Program BERMUTU. Dari portofolio dapat diikuti
perkembangan atau kemajuan seorang guru
dalam mengerjakan kegiatan atau latihan.

Profesionalisme guru : adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang


merupakan ciri profesi guru atau guru yang
profesional. Profesi adalah pekerjaan atau

66 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan


menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan
tertentu. Guru yang profesional = guru yang
bermutu/berkualitas.

Proposal : usulan kegiatan/program, atau penelitian (PTK)

PTK : Penelitian Tindakan Kelas, adalah penelitian


reflektif yang dilaksanakan secara siklis
(berdaur) oleh guru atau dosen. PTK dimulai
dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan,
refleksi. Jika hasil refleksi menuntut adanya
tindak lanjut maka penelitian dimulai dari
pencanaan lagi.

PTK Model BERMUTU : suatu kegiatan perbaikan kualitas pembelajaran


dengan menggunakan pendekatan PTK, Lesson
Study dan Case Study melalui kegiatan KKG atau
MGMP.

Rambu-rambu diskusi : aturan-aturan umum yang harus diikuti agar


refleksi kegiatan diskusi refleksi berjalan interaktif,
efesien dan mencapai hasil yang diharapkan.

Rambu-rambu observasi : aturan-aturan umum yang harus diikuti agar


kegiatan observasi berjalan lancar tanpa
mengganggu proses pembelajaran dan
memperoleh data atau hasil observasi.

Refleksi (dalam PTK) : merupakan kegiatan analisis sintesis (mengurai,


mengkaitkan, membandingkan dengan teori dan
pengalaman), interpretasi dan eksplanasi
(penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan.
Refleksi=cerminan atau pantulan.

Refleksi diri : kegiatan untuk merenungkan kegiatan-kegiatan


yang dilakukan dan peningkatan atau kemajuan
yang dicapai oleh seseorang setelah mengikuti
tahapan kegiatan belajar.

Rekomendasi : saran yang menganjurkan dan menguatkan untuk


dilakukan.

Rencana tindakan : adalah tahapan PTK dimana guru menyusun


rencana pembelajaran (RPP dan perangkatnya)
dengan mempertimbangkan pendekatan,
metode, strategi, materi, dan media untuk
memperbaiki kualitas proses dan hasil

Program BERMUTU 67
Diseminasi Best Practice

pembelajaran.

RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, suatu


panduan yang berisi rencana langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru
bersama siswa.

Ruang lingkup : luasnya subyek yang tercakup dalam kajian atau


penelitian (PTK).

SEQIP : Science Education Quality Improvement Project,


statu program untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sains di Sekolah Dasar yang
dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan Dasar
dengan bantuan teknis dari Pemerintah Jerman.

Skenario pembelajaran : tahapan atau langkah-langkah pelaksanaan


strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru.

Strategi pembelajaran : usaha untuk mendayagunakan metode-metode


pembelajaran yang telah dipilih untuk mencapai
target pembelajaran secara efektif

Subyek penelitian : adalah siswa dalam satu kelas yang akan


diperbaiki kualitas pembelajarannya.

Sumber belajar : semua bahan (cetak/tulis, softdocument, video,


kaset, dsb.) yang dapat digunakan sebagai
sumber informasi atau sarana untuk
mempelejari sesuatu konsep oleh siswa atau
peserta didik. Sumber informasi pembelajaran
untuk mendukung implementasi Bahan Belajar
Mandiri (BBM) ini telah dikemas dalam bentuk
Hardcopy (buku) dan Softcopy (file).

Tugas mandiri : tugas yang dilakukan secara individu oleh guru


peserta belajar/pelatihan untuk memperluas
wawasan atau pengetahuan tentang topik yang
telah dipelajari, yang waktunya tidak dibatasi.

Tugas terstruktur : tugas yang harus dilakukan oleh guru peserta


pelatihan sebagai tindak lanjut dari kegiatan
tatap muka untuk menyelesaikan tahapan
belajar agar diperoleh hasil yang maksimal, yang
waktunya dibatasi sekitar 60% dari tatap muka.

Triangulasi : proses melakukan valiadasi data atau informasi


yang diperoleh dengan melakukan cek, recek,
dan cek silang antara guru peneliti dan guru
pengamat untuk memperoleh kesimpulan
objektif.

68 Panduan Belajar Manajemen


Diseminasi Best Practice

Validasi : kegiatan untuk menguji atau memberikan bukti


empirik apakah pernyataan keyakinan yang
dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu
benar. Validasi instrumen adalah kegiatan untuk
menguji kesesuian alat ukur dengan apa yang
seharusnya diukur.

PAKEM : Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenang.

Variabel= peubah : sesuatu atau faktor yang nilainya dapat berubah


atau yang ikut menentukan perubahan. Dalam
kaitannya dengan PTK variabel bebasnya adalah
tindakan yang diplih untuk memperbaiki
pembelajaran, sementara variabel terikat
adalah perubahan yang terjadi setelah
dilaksanakannya tindakan.

Validitas: : kesahihan, atau sifat benar menurut bahan bukti


yang ada

Realiabilitas : keajegan atau kerandalan, ketelitian dan


ketepatan pengukuran, menyangkut
instrumen/alat ukur dan hasilnya yang dapat
dipercaya

ICT/IT : Information and Communication Technology/


Information Technology.

Guru model : guru yang melaksanakan pembelajaran (dalam


bentuk open class) untuk diamti oleh guru yang
lain atau observer.

Kajian kritis : suatu kegiatan membaca, menelaah,


menganalisis suatu bacaan/artikel untuk
memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data
pendukung yang mendukung pokok pikiran
utama, serta memberikan komentar terhadap isi
bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang
kepentingan pengkaji.

Program BERMUTU 69
Diseminasi Best Practice

Paket Pembelajaran BERMUTU


Better Education Through Reformed Management and
Universal Teacher Upgrading

Program BERMUTU 71

You might also like