Professional Documents
Culture Documents
Menurut Alwasillah aliran Praha ini dicirikan oleh titik berat telaahan
pada fungsi-fungsi bahasa. Baik fungsi bahasa dalam masyarakat,
fungsi bahasa dalam kesusastraan, dan problem aspek-aspek dan
tingkatan-tingkatan bahasa ditinjau dari sudut pandang fungsinya.
Garis besarnya bidang garapan aliran ini adalah:
Fungsi Bahasa
Teori fungsional bahasa yang paling terkemuka datang dari salah
seorang anggota aliran Praha, yaitu Karl Buhler. Konsep dasarnya
adalah apa yang disebut the organon model of language. Konsep ini
menekankan pentingnya situasi dalam memandang suatu obyek
studi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memahami bahasa sebagai
alat maka dilihat dari tiga faktor yang ada dalam setiap situasi
ujaran: (1) penutur, (2) penanggap tutur, dan (3) sesuatu atau
obyek. Hal ini berguna untuk memahami suatu wacana atau tindak
tutur, yaitu kita juga perlu melihat konteks atau situasi tuturan.
Istilah fonem itu sendiri berasal dari bahasa Rusia fonema, lalu
digunakan oleh sarjana Polandia bernama Baudoin de Courtenay
untuk membedakan pengertian fonem dan fon (bunyi). Selanjutnya
diperkenalkan oleh Kruzewki, yang sama-sama sarjana Polandia
juga. Akan tetapi, yang memperkenalkan dalam analisis bahasa
adalah linguis dari aliran Praha.
Dalam bahasa Indonesia, bunyi /l/ dan /r/ adalah dua buah fonem
yang berbeda, sebab terdapat oposisi di antara /l/ dan /r/ seperti
yang terlihat dalam pasangan kata lupa dan rupa. Berbeda dengan
bahasa Jepang, bunyi /l/ dan /r/ itu tidak distingtif, karena tidak
beroposisi satu sama lain yang dapat ditemukan dalam pasangan
kata. Dalam bahasa Jepang, bunyi /l/ dan /r/ hanyalah varian dari
fonem yang sama.
Hambat p t k
Sengau b d g
m n
Kontras atau oposisi ini tidak selalu terjadi dalam setiap posisi.
Dalam bahasa Indonesia, antara fonem /p/ dan /b/, dan antara /t/
dan /d/ dapat terjadi posisi awal dan tengah, tapi tidak dapat terjadi
pada posisi akhir karena maknanya tetap sama. Berikut ini adalah
contohnya.
Morfonologi
Contoh lain misalnya adalah dua kalimat ini, he wrote the book on
linguistics dan the book on linguistics was written by him. Kelompok
Praha membaca analisis untuk kedua kalimat tersebut sebagai
berikut:
Jawaban Pertanyaan
Fungsi Estetika
Konsep fungsi estetika ini pertama lahir pada tahun 1930-an dan
awal 1940-an, dengan tokoh utamanya Jan Mukarovsky. Fungsi
estetik itu sendiri menurut Mukarovsky adalah penyimpangan
unsur-unsur linguistik yang sengaja untuk maksud estetika.
Tidak hanya dalam karya sastra, fungsi estetik ini bisa kita temukan
dalam sapaan bahasa Sunda bade ka mana yang merupakan
ucapan salam ketika bertemu di jalan, sejajar dengan ungkapan
Hello! Dalam bahasa Inggris. Namun, seringkali ungkapan Sunda itu
diterjemahkan sebagai where are you going? Tentu saja bagi orang
asing, ungkapan ini dianggap tidak sopan karena dirasa ikut campur
urusan pribadi orang.
Aliran Praha ini mewariskan dua ciri pokok dari bahasa, yaitu
kestabilan yang kenyal dan intelektualisasi. Kestabilan yang kenyal
adalah tujuan yang akan dicapai, yaitu bahwa agar berfungsi ecara
efisien bahasa baku mesti distabilkan dengan kodifikasi yang
fleksibel seperti halnya perubahan kebudayaan. Sedangkan
intelektualisasi adalah kecenderungan menuju sistematisasi
hubungan yang semakin meluas. Kecenderungan pertama
melibatkan grammar dan yang kedua dalam bidang leksis.
Daftar pustaka