Professional Documents
Culture Documents
1.1.1. Pendahuluan
Beban-beban yang bekerja pada KRB berupa beban mati, beban hidup, dan
beban sementara (beban angin atau beban gempa). Beban hidup adalah satu beban
yang bersifat bergerak. Beban-beban bergerak yang sering dijumpai bekerja pada
KRB berbentuk struktur jembatan. Beban hidup yang bekerja pada struktur
jembatan adalah kendaraan-kendaraan yang berjalan diatas lantai jembatan
melalui roda-rodanya. Beban-beban kendaraan tersebut diatas disebut tekanan
roda kendaraan (P).
Mobil umum
a).
P1 P2
P1 P2
b).
Truk bergandeng
P1 P2 P3 P4
Model pembebanan
b1)
P1 P2 P3 P4
c). LOKOMOTIF
F
Kereta api
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P3 P4
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P3 P4
Gambar 1.1.
Keterangan : Gambar 1.1. a), b), dan c) adalah macam-macam kendaraan yang
dapat berjalan di atas lantai jembatan.
Gambar1.1. a1), b1), dan c1) adalah susunan tekanan roda
kendaraan dari masing-masing bentuk kendaraan a), b), dan c).
P1 P2 P3 P4 P5 P6
Gambar 1.2.
Apabila sebuah KRB berupa jembatan bekerja susunan beban hidup seperti pada
Gambar 1.2, maka setiap batang pada KRB menerima beban. Gaya-gaya batang
akibat beban hidup akan selalu berubah besarnya karena beban hidup tersebut
posisinya berubah-ubah. Sehingga sangat sulit menentukan gaya batang yang
paling maximum. Untuk mendapatkan gaya batang maximum perlu diketahui
posisi dari beban hidup. Sementara beban hidup berupa susunan dari beban-beban
terpusat yang berjarak tertentu satu dengan yang lainnya. Satu cara untuk
menyelesaikan masalah tersebut diatas dengan menggunakan metode garis
pengaruh. Metode garis pengaruh membantu menyelesaikan dengan
menggunakan beban berjalan P = 1t. Akibat beban P = 1 t yang posisinya
berubah-ubah sepanjang bentang, dapat ditentukan besarnya gaya-gaya batang
pada setiap posisi. Sehingga dapat digambarkan grafik besarnya gaya batang yang
disebut grafik garis pengaruh gaya batang. Dengan memperhatikan bentuk garis
pengaruh maka gaya batang maksimum dapat ditentukan dengan mudah.
1.1.2. Definisi
Garis pengaruh gaya batang pada KRB tunggal adalah ordinat yang
menunjukkan besarnya gaya batang dibawah pengaruh dari beban P sebesar 1 ton
berjalan.
Contoh no. 1. Sebuah KRB dengan bentuk dan bentang serta tinggi seperti
tercantum pada Gambar 1.3. dibawah ini.
X IX A2 VII VII VI
I
xm P=1t V2 h
D3 V3
B3
I II III IV V
A I B
e
GP.RA
(+)
a)
b)
(+) GP.RB
c) 3 GP.A2
(-)
4 h
d) 3 GP.B3
(+)
2 h
1/ 2
sin (-)
e) GP.D3
(+) 1/ 3
f) sin GP.V3
(+)
g)
Gambar 1.3
a). I
A2
D3
X P
A B3
II
I
RA
b).
I A2
D3
X P
A B3
B
II I
RA
Gambar 1.4.
Penyelesaian :
Garis pengaruh reaksi perletakan di A (RA) dan di B (RB).
Garis pengaruh (G.p). RA.
Untuk mencari besarnya RA akibat beban P = 1t berjalan diatas bentang AB,
dimisalkan posisi P = 1t berjarak xm dari A dengan menggunakan MB = 0,
maka RA dapat ditentukan yang besarnya
P(l - x ) (l - x) x
RA = = ;RB =
l l l
Disini terlihat bahwa besarnya RA tergantung dari besarnya harga x dan
berubah secara liniair.
x semakin besar, RA bertambah kecil
x semakin kecil, RA bertambah besar
untuk x = 0 RA = 1t
untuk x = l RA = 0t
Dari besaran-besaran RA pada posisi-posisi P = 1t tertentu, maka garis
pengaruh RA dapat digambar. Dengan jalan yang sama untuk gambar garis
pengaruh RB (Gambar 1.3.a dan 1.3.b).
Persamaan GP . A2
4x
A2 = - (0 ≤ x ≤ 2 ) ( A 2 meningkat liniear)
lh
(l - x ) 2
A2 = - (2 ≤ x ≤ 6) (A 2 menurun liniear )
lh
Dari 2 persamaan GP. A2 diatas menunjukkan bahwa A2 maximum terjadi pada
posisi P = 1t berjarak x = 2 dari A, yaitu pada titik simpul II (centrum
kekuatan batang A2). Jadi grafik GP. A2 berbentuk segitiga dengan puncak di
bawah centrumnya (Gambar 1.3.c).
4.z. 4
A2 max = - =- ( tekan )
6.h 3h
P=1t h
D3
A B
B3 III
3 I
RA RB
Gambar 1.5.
Lihat Gambar 1.5, P = 1t terletak di sebelah kanan potongan I-I, maka untuk
mempermudah perhitungan gaya batang B3 ditinjau sebelah kiri potongan I-I :
MIII = 0. RA . 3 - B3 . h = 0
R A . 3 3
B3 = = ( tarik )
h 2 h
Grafik G.P. B3 lihat gambar 1.3.d.
D3 Sin
D3
P P
A
B
II III
I
RA Gambar 1.6 RB
2 1
P = 1t di titik simpul II RA = t ; RB = t
3 3
Ditinjau sebelah kiri potongan I-I (Gb. 1.6)
V = 0 . RA – 1 + D3 sin = 0
2
1 - R 1-
D3 = A
= 3 = 1 / 3 ( tarik )
Sin Sin Sin
V3
V3 P = 1t
B3 B4 B3 B4
II III IV III
(b)
(a)
PII PIII
x P=1t -x
II III
(c)
Gambar 1.7.
Ditinjau P =1t sejarak xm dari titik simpul II, maka pada titik simpul II bekerja
-x
gaya PII = dan pada titik simpul III bekerja gaya P III bekerja gaya PIII =
x x
, sehingga gaya batang V3 = PIII = .
Untuk x = 0 P = 1t di titik simpul II gaya batang V3 = 0
x = P = 1t di titik simpul III gaya batang V3 = 1
Dengan cara yang sama, bila P = 1t berjalan diantara titik simpul III dan IV.
Jadi grafik garis pengaruh gaya batang V3 merupakan segitiga dengan puncak
dibawah titik simpul III dengan alas dibawah titik simpul II sampai dengan titik
simpul IV (Gambar : 1.3.f).
Contoh no. 2 Sebuah KRB dengan bentuk dan bentang serta tinggi seperti
tercantum pada Gambar 1.8 di bawah ini.
Ditanyakan : Gambar grafik garis pengaruh gaya batang A2, B3, dan D5.
Az x
D5 6m
A B3 B
I II III IV V
6x6m
I A
2
X
a).
P=1t D5 P=1t
A I II B3 III
I
RA
b). Gp.A2
4
(-)
3
c). Gp.B3
7 5
(+)
6 4
1
35
(+) 18
d). Gp.D5
1 (-)
35
12
Gambar 1.8
Penyelesaian :
Garis Pengaruh Gaya Batang A2
Ditinjau dari bentuk KRB (Gambar 1.8), batang A2 mempunyai centrum
kekuatan batang di titik simpul II dimana P = 1t berjalan melalui titik simpul
tersebut. Jadi bentuk garis pengaruh gaya batang A 2 merupakan segitiga
dengan puncak dibawah titik simpul II yang memberikan gaya batang A2
maximum. Menentukan gaya batang A2 maximum dengan menggunakan
metode potongan memakai MII = 0. Ditinjau potongan I-I yang memotong
batang A2 seperti pada Gambar 1.8.a.
2 1
Ditinjau P = 1t di titik simpul II RA = t ; RB = t
3 4
D1 D2
V1 V3 6m
B1 B2
A B
6x6m
2). Sebuah KRB tunggal dengan bentuk dan ukuran bentang serta tinggi seperti
yangditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Ditanyakan : gambarkan garis pengaruh gaya-gaya batang : A3, B2, B3, V1,
A V3 A3 B
V3 D3 V1 6m
B2
6x6m
3). Sebuah KRB tunggal dengan bentuk dan ukuran bentang serta tinggi seperti
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Ditanyakan : gambarkan garis pengaruh gaya-gaya batang : A1 B1 D1 D2,
A1
D2 D1 6m
B1 B
A
6x6m
1.1.5. Rangkuman
Garis pengaruh gaya batang adalah besarnya ordinat yang menunjukkan
besarnya gaya batang akibat beban berjalan sebesar 1 ton.
Beban yang dipakai untuk menentukan gambar grafik garis pengaruh adalah
satu satuan muatan.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang pada konstruksi rangka batang
merupakan sebuah segitiga atau dua segitiga dengan alas sepanjang bentang
atau sepanjang daerah pengaruhnya.
Puncak segitiga terletak diantaranya :
Dibawah titik centrum kekuatan batang. Titik centrum kekuatan batang
terletak didepan batang dimana terbentuk segitiga dengan batang-batang
lainnya.
Dibawah titik simpul yang terletak di kiri dan atau di kanan dari potongan
yang ditinjau.
Puncak segitiga merupakan besarnya gaya batang tarik atau tekan maximum.
Batang tarik bertanda (+)
Batang tekan bertanda (-)
Gaya batang maximum ditentukan dengan meletakan beban P = 1t di titik
simpul dimana puncak segitiga berada dari bentuk garis pengaruh yang telah
ditetapkan, dan dipakai metode penyelesaian yang termudah.
Grafik garis pengaruh gaya batang pada konstruksi rangka batang dapat
berupa :
Batang tarik saja sepanjang bentang.
Batang tekan saja sepanjang bentang.
Batang tarik sebagian bentang dan batang tekan dibagian sisa bentang.
1.1.6. Penutup
Untuk mengukur prestasi mahasiswa dapat melihat jawaban-jawaban dari
soal-soal latihan yang ada sebagai berikut :
Soal no. 1.
Jawaban :
Gaya Batang Maximum Nilai Keterangan
A1 5 Tekan
- t
6
B1 5 Tarik
+ t
6
B2 4 Tarik
+ t
3
D1 5 Tekan
- 2 t
6
D2 1 Tarik
+ 2 t
6
D2 2 Tekan
- 2 t
3
V1 5 Tarik
+ t
6
V3 +1t Tarik
Soal no. 2.
Jawaban :
Gaya Batang Maximum Nilai Keterangan
A3 4 Tekan
- t
3
B2 + 1,5 t Tarik
D3 1 Tarik
+ 2 t
3
D3 1 Tekan
- 2 t
2
V1 -1t Tekan
V3 0t
Soal no. 3
Gaya Batang Maximum Nilai Keterangan
A1 5 Tekan
- ton
6
B1 5 Tarik
+ ton
6
D1 5 Tekan
- 5 ton
12
D2 5 Tarik
+ 5 ton
12
1.1.8. Senarai
- Konstruksi Rangka Batang Tunggal : suatu rangkaian batang-batang
yang berbentuk segitiga.
- Titik simpul : dianggap sendi
- Garis pengaruh
- Beban berjalan.
Penyelesaian :
I
A2
D3’
KRB bersususun
D3’’ h
A
I B3’ B
L=6
I
A2
a). KRB tunggal
D3’
B3’
A I II III IV V B
I
F
b).
ac p b KRB sekundair
II d d III
E
RII RIV 1
c). (-) 2 Gp.a = Gp.b
sin
d). (+) 1 GP.c
e). (+)
ctg GP.d
f). Gp : B3’
3
(+)
2 h
1
ctg
2
1
2
Sin
1
2
Sin (-)
g). Gp : D3”
(+)
1
3
Sin
Gambar 1.9
Bila diperhatikan KRB bersusun (Gambar 1.9), KRB tunggal (Gambar 1.9.a) dan
KRB sekundair (Gambar 1.9.b), batang-batang A2 dam D3’ kondisinya sama, baik
pada KRB bersusun atau tunggal, sedangkan batang-batang D3” dan B3’
merupakan batang-batang bersusun, artinya batang-batang tersebut berada pada
KRB tunggal dan KRB sekundair. Jadi bentuk grafik garis pengaruh gaya-gaya
batang (A2, D3’, D3” dan B3’) pada KRB bersusun sebagai berikut :
Gp.A2 = Gp A2 pada KRB tunggal
Gp.D3’ = Gp D3 pada KRB tunggal
Gp.B3’ = Gp B3 pada KRB tunggal + Gp.d pada KRB sekundair (Gb : 1.9.f)
Gp.D3”= Gp D3 pada KRB tunggal + Gp.a pada KRB sekundair (Gb : 1.9.g)
- y2
( tekan ) (Gambar 1.9.c).
sin
d d
P = 1t
e
Gambar 1.11
Jadi bentuk garis pengaruh gaya batang c merupakan segitiga dengan puncak
di bawah titik simpul E (Gambar 1.9.d)
1/ 2
gaya batang a. Untuk P =1 t di titik simpul E, gaya batang a = - Sin
1 Cos 1
sehingga gaya batang d = 2 Sin = 2 ctg t ( tarik )
Jadi bentuk grafik garis pengaruh gaya batang d merupakan segitiga dengan
puncak di bawah titik simpul E, dengan gaya batang maksimum sebesar ½ ctg
(Gambar 1.9.e).
Contoh no. 2 : Sebuah KRB bersusun dan bentang serta tinggi seperti
tercantum pada Gambar 1.12 dibawah ini.
Ditanyakan : Gambar grafik garis pengaruh gaya-gaya batang ; D 5’, D5”, B3’,
b, c, d.
D5’ 3m
b
D5” c
d 3m
B3’
36 m
a).
D5 KRB tunggal
A B
I II B3 III IV V
F b G
b) cd
.
a p g 3m
KRB sekundair
e f
II III
E
3m 3m
c).
(-) 1
5 Gp.a = Gp.g
d) 4
(-)
. 1 Gp.b
e). (+) 2
1 Gp.c = Gp.d
5
f). (-) 4
1 Gp.e = Gp.f
4
Gambar 1.12.
A I II III IV V B
g). I7 5
(+)
Gp B3’
6 4
1
4
1
(+) 35
18
h). Gp D5’
1 (-)
35
12
1 1
(+) 35 35
18 12
i). Gp D5’’
1 (-)
5
4
Gambar 1.12
Garis Pengaruh Konstruksi Rangka Batang (KRB)
MODUL 1 -23-
Penyelesaian :
KRB bersusun pada Gambar 1.12 terbentuk dari KRB tunggal pada Gambar
1.12.a dan KRB sekundair pada Gambar 1.12.b, sehingga bentuk grafik garis
pengaruh gaya-gaya batangnya dapat ditentukan sebagai berikut :
Gp.D5’ = Gp.D5 pada KRB tunggal
Gp. D5’ = Gp.D5 pada KRB tunggal + Gp. a pada KRB sekundair
(Gb 1.12g)
Gp.B3’ = Gp.B3 pada KRB tunggal dan Gp.e pada KRB sekundair (Gb.1.12h).
Bentuk grafik garis pengaruh gaya-gaya batang B3 dan D5 telah digambar
pada Gambar 1.8.c dan 1.8.d, sehingga tidak perlu ditentukan lagi. Yang perlu
ditentukan kemudian adalah bentuk grafik garis pengaruh gaya-gaya batang a,
b, c, d, e dan f pada KRB sekundair. KRB sekundair ini bentuknya sangat
sederhana (lihat Gambar 1.12.b), sehingga gaya-gaya batang maksimumnya
dapat ditentukan dengan mudah, yaitu dengan meletakkan beban P =1t di titik
simpul E. (Titik simpul E adalah satu-satunya titik simpul yang dilalui oleh
P = 1t berjalan pada KRB sekundair). Jadi bentuk grafik garis pengaruh gaya-
gaya batang a, b, c, d, e dan f merupakan segitiga dengan puncak di bawah
titik simpul E dengan gaya-gaya batang maksimum yang berbeda-beda.
V = 0 RII + a sin = 0
R II 1/ 2
II e a=- =
Sin Sin
a cos 1
a=- 5 t ( tekan )
4
RII
Gambar 1.13
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang a dapat dilihat pada Gambar 1.12.c.
Garis Pengaruh Gaya Batang b
E
I
RII
3m
Gambar 1.14
Garis Pengaruh Gaya Batang c
Pada KRB sekundair (Gambar 1.12.b), P = 1t di titik simpul E RII = ½ t ;
RIII = ½ t.
Ditinjau potongan I-I (Gambar 1.14)
V = 0 RII – c sin = 0
R II 1
c= = 5 t ( tarik )
Sin 4
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang c dapat dilihat pada Gambar 1.12.e.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang d sama dengan bentuk grafik garis
pengaruh gaya batang c, karena batang-batang c dan d letaknya simetri pada
KRB sekundair.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang e dapat dilihat pada Gambar 1.12.f.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang f sama dengan bentuk grafik garis
pengaruh gaya batang e, karena batang-batang e dan f letaknya simetri pada
KRB sekundair.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang B3’ (Gambar 1.12.g) merupakan
gabungan antara grafik garis pengaruh gaya batang B3 (Gambar 1.8.c) dengan
grafik garis pengaruh gaya batang e (Gambar 1.12.f) dengan memperhatikan
tanda-tandanya (batang-batang tarik).
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang D5’ (Gambar 1.12.h) sama dengan
bentuk grafik garis pengaruh gaya batang D5 (Gambar 1.8.d).
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang D5” (Gambar 1.12.i) merupakan
gabungan antara grafik garis pengaruh gaya batang D5 (Gambar 1.8.d) dengan
grafik garis pengaruh gaya batang a (Gambar 1.12.c).
A3’ A3’’
v 3m
V3 d D3’’ 6m
D3
A B
6x6m
Ditanyakan :
Gambar garis pengaruh gaya-gaya batang A3’, A3”, D3, D3’, V3, d, v
A1’ A2”
B
A p r 6m
D1’ D2’
q
D1’ D2”
6 x 6 m = 12 x 3 m
Ditanyakan :
Gambar garis pengaruh gaya-gaya batang A1’, A1”, D’,D1’’, D2’, D2’’, p, q, r
1.2.5. Rangkuman
KRB bersusun terdiri dari gabungan antara KRB tunggal (utama) dan KRB
sekundair.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang pada KRB bersusun merupakan
penjumlahan aljabar antara bentuk grafik garis pengaruh gaya batang KRB
utama dan bentuk grafik garis pengaruh gaya batang KRB sekundair.
Gp. gaya batang pada KRB bersusun = Gp. gaya batang pada KRB tunggal +
Gp. gaya batang pada KRB sekundair.
1.2.6. Penutup
Untuk mengukur prestasi mahasiswa dapat melihat jawaban-jawaban dari
soal-soal latihan yang ada sebagai berikut :
Jawaban soal no. 1.
Gaya-gaya batang :
KRB Tunggal Keterangan KRB Sekundair Keterangan KRB Bersusun
1 Tekan 1 Tekan A3’ = A3” = A3 + a
A3 max = - t amax = - t
3 2
1 tekan - V3 = V3 KRB tunggal
V3 max = - t
3
1 Tarik - -
V3 max = + t
2
D3 max = + Tarik 1 Tarik D3’ = D3 + d
dmax = + 2 t
2
1.2.8. Senarai
- Konstruksi rangka batang bersusun
- Konstruksi rangka batang utama (tunggal)
- Konstruksi rangka batang sekundair (tunggal)
1.3.1. Pendahuluan
Beban-beban yang bekerja pada KRB berupa beban-beban mati, hidup dan
sementara. Akibat dari beban-beban tersebut diatas, batang-batang yang tersusun
pada KRB akan mendapat beban axial. Beban axial yang bekerja pada batang
dapat berupa beban tekan dan atau beban tarik. Beban axial tarik atau beban axial
tekan yang bekerja pada sebuah batang dapat menyebabkan perubahan panjang
(memanjang atau memendek) dari batang tersebut. (Gambar 1.15).
P (axial tarik)
Bertambah
panjang L
l
L
P P (axial tekan)
bertambah
pendek L
L
l
Gambar 1.15
Setiap batang pada KRB akan mengalami perubahan panjang, sehingga titik-titik
simpul yang merupakan pertemuan dari beberapa batang akan mengalami
perubahan tempat, baik perubahan tempat vertikal maupun perubahan tempat
horizontal.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang posisi perubahan tempat titik-titik simpul
pada KRB dapat dilihat pada Gambar 1.16.
F G H
G’ H’
F’
A B’
C D E B
C’ D’ E’
Gambar 1.16
D
VD ()
Garis Pengaruh Konstruksi Rangka Batang (KRB)
D1
HD ()
Gambar 1.16a
MODUL 1 -30-
Metode yang akan dipakai untuk menentukan perubahan tempat titik simpul pada
KRB disini adalah metode “unit load” atau disebut juga metode koeffisient atau
metode Maxwell.
dimana :
li = perubahan panjang masing-masing batang pada KRB akibat beban-
beban luar.
i = gaya-gaya batang akibat beban sebesar 1 (unit load) yang diletakkan
pada titik simpul yang akan ditentukan perpindahan tempatnya.
Apabila masing - masing batang pada KRB mengalami perubahan panjang
Si li
sebesar : li =
E Ai
n Si li
didapat. H = ∑ ( )
i =1 E.Ai Hi
12 13
5 6 7 8 9 10 11 6m
1 2 D 3 4 B
A
P = 2t P = 2t P = 2t
4x6m
Gambar 1.17
Langkah-langkah penyelesaian :
Menentukan gaya-gaya batang nomor 1 s/d 13 (S1 s/d S13) akibat beban-
beban luar P = 2t pada KRB yang ditunjukkan pada gambar
12 13
5 6 7 8 9 10 11
1 2 D 3 4 B
A
1 (unit load vertikal)
Gambar 1.17a
12 13
5 6 7 8 9 10 11
1 2 D 3 4 B
A
1 (unit load horizontal)
Gambar 1.17b
Dari Gambar 1.17a dapat ditentukan besarnya gaya-gaya batang : V1 s/d
V 13.
Dari Gambar 1.17b dapat ditentukan besarnya gaya-gaya batang : H1 s/d
H13.
Menghitung besarnya perpindahan tempat vertikal di titik simpul D : VD
dan perpindahan tempat horizontal di titik simpul D : HD akan lebih mudah
menggunakan tabel seperti yang ditunjukkan dibawah ini.
Apabila EAi besarnya tetap = EA.
No. Panjang Batang Eai Si (t) vi i Sili vi Sili i
Batang Li (m) EAi EAi
1 6 EA +3 + 0.5 -1 + 9 / EA - 4.5 / EA
2 6 EA +6 +1 -1 + 36 / EA - 36 / EA
3 6 EA +6 +1 -1 + 36 / EA - 36 / EA
4 6 EA +3 + 0.5 0 + 9 / EA 0
5 8.485 EA - 4.243 - 0.707 0 + 25.453 / EA 0
6 6 EA +3 + 0.5 0 + 9 / EA 0
7 8.485 EA - 4.243 - 0.707 0 + 25.453 / EA 0
8 6 EA +2 +1 0 + 12 / EA 0
9 8.485 EA - 4.243 - 0.707 0 + 25.453 / EA 0
10 6 EA +3 + 0.5 0 + 9 / EA 0
11 8.485 EA - 4.243 - 0.707 0 + 25.453 / EA 0
12 6 EA -3 - 0.5 0 + 9 / EA 0
13 6 EA -3 - 0.5 0 + 9 / EA 0
Contoh no. 2
Sebuah
A kanopi dengan ukuran bentang dan tinggi serta pembebanan seperti yang
A1 = A2 = 14 cm²
ditunjukkan pada6Gambar
6001.19.
kg
D tempat titik simpul C.
Ditanyakan : perpindahan A4 = A5 = 12 cm²
7 3m A3 = A6 = A7 = 10 cm²
3 300 kg
5 4 E = 2.106 kg/cm²
Garis Pengaruh Konstruksi Rangka Batang (KRB)
B 1 2
E C
2m 2m
Gambar 1.19.
MODUL 1 -34-
Dari gambar 1.19a. dapat dihitung gaya-gaya batang S1 s/d S7 dengan satu arah
atau lebih dari metode-metode keseimbangan titik simpul, Cremona atau potongan
(Ritter).
A
6
D
7
5 3 1 unit load vertikal
4
B 1 2
E C
Gambar 1.19a.
D
7
5 3
4
B 1 2 1 unit load vertikal
E C
Gambar 1.19b.
P
q 3 m P = 10 t
Q = 2 t/m’
A
C D E B
B 4x6m
Ditanyakan :
- Besarnya perpindahan tempat titik simpul C dan D.
1200 kg
600 kg 600 kg
6 7
4m
5 10 11 12 8
9 13
1 2 3 4
A C D E B
4x4m
1.3.5. Rangkuman
Gaya-gaya batang pada KRB akibat dari beban-beban luar yang bekerja
dapat menyebabkan perubahan panjang dari setiap batang yang tersusun
pada KRB.
Unit load adalah satuan beban yang digunakan untuk menentukan
tempat dan arah perpindahan tempat titik simpul pada KRB.
Perpindahan tempat titik simpul pada KRB dapat ke arah vertikal
(keatas atau kebawah) dan kearah horizontal (kekanan atau kekiri).
1.3.6. Penutup
Untuk mengukur prestasi, mahasiswa dapat melihat jawaban-jawaban
dari soal-soal latihan yang ada sebagai berikut :
1.3.8. Senarai
Unit load
Perubahan tempat titik simpul :
V : perpindahan tempat vertikal
H : perpindahan tempat horizontal
S B
A
Balok pendukung lantai
Angker blok
Lantai kendaraan
Gambar 1.20
Puncak
f pelengkung
A B
S
Angker blok
Balok pendukung lantai
dari konstruksi rangka
batang1.21
Gambar
1’ 6’
f
2’ 5’
3’ 4’ h
S’
q
B h1
A
1 2 3 S 4 5 6
RA L = 8 RB
Gambar 1.22
H I
a). I f
H
A
1 2 3 S
RA
V = 0 RA + RB - P - q . 6 = 0
RB = P + 6.q. - RA
H H
b).
f
qt qt
T T T T T T T
n genap
L=n
qt
c)
L
qtL qtL
2 qt 2
d) n ganjil
qtL
2 T
T T T T
T
n -1
( ).
2 Gambar 1.22a
H
Gambar 1.22.b. Cremona gaya-gaya batang T dan D
q t L n -1 q n -1
H.f’ = .( )- t ( )² . ²
2 2 2 2
n -1 n² - 2n + 1
= q t L [( )-( )]
4 8n
qt L
= (2n ² - 2 - n² + 2 - 1)
8n
qt L T.L
= (n ² - 1) = ( n ² - 1)
8n 8n
n 8f '
T=( )H
n² -1 L
Contoh : Sebuah konstruksi jembatan gantung dengan bentuk dan dimensi serta
beban yang bekerja seperti tercantum pada Gambar 1.23 di bawah ini.
Ditanyakan : Gambar bidang-bidang gaya lintang (D), dan momen (M)
A’ B’
I
f1 f2 f = 6m
6m
P=8t
A B
I S
=4m
L = 24 m
RB
n - 1 RA T P = 8t T T T T n -1
( )T ( )T
a). 2 2
A
B
RA
RB
b). Bid. : D
2,667 (+)
(+) 1,333
(-)
2,667
1,334
5,33 (-) 5,33
c). Bid. : M
10,67 10,67
(+)
Gambar 1.23
Penyelesaian :
Menentukan ordinat yi pada pelengkung parabola :
Persamaan parabola :
4f x ( L - x ) 4 . 6 x ( 24 - x)
fi = =
L² 24²
(
x 24 - x )
fi =
24
L
RA . - 6P 6 . 24 / 2 - 6 . 8
H= 2 = = 4t
f 6
Menentukan besarnya gaya batang penggantung (T) untuk harga n genap,
besarnya gaya T dihitung dengan rumus :
8f 8.6
T = nL . H = 6 . 24 . 4 = 1,333 t
H I
Ditinjau potongan I-I
f1 H M1 = RA . 4 – H . h + H h1
h RA . 4 – H (h – h1)
h1
RA . 4 – H . f 1
= 6.4 – 4 . 3,333
1
= + 10,67 tm (cocok)
RA
4m I
H
Ditinjau potongan II – II
II
f2 M2 = RA . 8 – H . f2 – P . 2
h H
8t = 6 . 8 – 4 . 5,333 – 8 . 2
titik titik
= + 10,67 tm (cocok)
2m 2
II
8m
Contoh :
Sebuah KJG dengan balok sebagai pendukung utama lantai kendaraan, bentuk dan
bentangnya seperti tercantum pada gambar : 1.24.
Ditanyakan : Gambar garis-garis pengaruh : H, DD, MD.
Penyelesaian :
.
f1 f f f
xP
D 2
A B
1 D 2 S 3 4
RA
L = 6 RB
xD
a). G.P. H
3
(+) -
x 2f
l-x
2f
1 2f
6
(-)
b). 2 2 G.P. DD
tg
3
(+)
2(-)f
c). G.P.MD
.fD
(+) (-)
Gambar 1.24
fD H
P
X
6 - 2
Untuk x = 2 MD1 = . 1,5 =
6
MD2 = - H . fD
x
=- . f D momen MD akibat pengaruh gaya H.
2f
Harga gaya H maximum terjadi pada x = ½ l = 3
3
MD2 = . fD
2f
Gambar grafik garis pengaruh momen pada potongan D-D secara lengkap
dapat dilihat pada Gambar 1.24.c.
f’ f = 15 m
q=2 t/m’
A B
1 2 C 3 S 4 5 6
15 m
7x6m
Ditanyakan :
a). Besarnya gaya-gaya H dan T
b). Gambar bidang-bidang : D dan M
c). Gambar G.p.H ; G.p.Dc ; Gp.Mc
1.4.2.6. Rangkuman :
1.4.2.7. Penutup
Jawaban :
a). H = 24,5 t ; T = 10 t
b).
Bidang Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
D Nilai M Nilai
DA + 2,57 t MA 0 tm
D1 + 0,57 t M1 + 15,42 tm
D2 - 1,43 t M2 + 18,84 tm
D3 - 3,43 t M3 + 10,16 tm
D4 - 5,43 t MS 0 tm
D5 - 1,43 t M4 -10,26 tm
D6 + 8,57 t M5 - 42,84 tm
DB + 8,57 t M6 -51,42 tm
MB 0 tm
1.4.2.9. Senarai
Sendi S
Pelengkung penggantung (kabel penggantung)
Batang penggantung
Balok pendukung lantai kendaraan.
f5 f6
f = 14m
P=12t q = 2 t/m’
A4
B
A S
Garis Pengaruh Konstruksi Rangka Batang (KRB)
5 D4 6
6m
VA VB
5’ B3 6’
4m 2m
10 x 6 m
MODUL 1 -54-
Langkah-langkah penyelesaian :
Menghitung reaksi perletakan :
MB = 0 VA . 60 – P . 50 – q . 42 . 21 = 0
12 . 50 + 2.42 . 21
VA = = 39,4 t
60
VB = P + q . 42 – VA
= 12 + 2 . 42 – 39,4 = 56,6 t
Menghitung besarnya gaya H.
MS = 0 (Ditinjau sebelah kanan : bagian B – S)
VB . 30 q . 30 . 15 – H . f = 0
VB . 30 - q . 30 . 15 56,6 . 30 - 2.450
H= = = 57 t
f 14
Menghitung : f5 dan f6
4 f x (l - x)
fx = (x m dihitung dari perletakan B).
L²
4 .14 . 24 (60 - 24)
f5 = = 13,44 m
(60)²
tercantum pada gambar 1.26, ditinjau sebelah kanan. Beban terbagi rata q
dijadikan beban terpusat yang bekerja pada titik-titik simpul 6, 7, 8 dan B.
f5 f6
I
H
H
12 t 12 t 12 t 6t
A4
5 6 7 8
B
D4
6m
VB
5’
B3 I 6’
6m 6m 6m 6m
Gambar 1.26
b). f1 G.P. A3
f2 f3 f
1,875 1,875
(-) (+)
A3
A B
1 2 3 S 4 5 6
V2
D3
c). G.P. B2
7 1,58 9 1,5
10 11 12 13 14
(+) B2 (-)
8
0,353
(-)
G.P. D3
0,883 0,53
(+)
Penyelesaian :
0,125
(+) G.P. V2
0,75 0,625
Garis Pengaruh Konstruksi (-)
Rangka Batang (KRB) (+)
Gambar 1.27
MODUL 1 -57-
5 3
t ; RB = t
8 8
M9 = 0 RA . 3 + A3 - H . f3 = 0
R A .3 H .f3
A3 = - +
dimana :
- R A . 3
adalah besarnya gaya batang A3 pada KRB diatas 2 perletakan.
- R A . 3 -5
= . 3 = - 1,875 t (digambar dibawah titik simpul 3 sebagai
3
puncak segitiga dari bentuk grafik garis pengaruh gaya batang A3.
Hf 3
+ adalah besarnya gaya batang A2 akibat pengaruh gaya H.
4 . f . x (l - x) 4 .12 .18 ( 48 -18)
f3 = = = 11,25 m
l² ( 48)²
l
dan besarnya H =
4f
H .f3 l f 48 .11,25
+ = . 3 = = 1,875 t
4f 4 .12 . 6
Gambar lengkap grafik garis pengaruh gaya batang A3 dapat dilihat pada Gambar
1.27 b.
6 2
t ; RB = t
8 8
M2 = 0RA . 2 - B2 - H . f2 = 0
R A .2 H .f 2
B2 = + +
- R A . 2
adalah besarnya gaya batang B2 pada KRB diatas 2 perletakan.
- R A . 2 6
= RA . . 2 = - 1,5 t (digambar dibawah titik simpul 2
8
sebagai puncak segitiga dari bentuk garis pengaruh gaya batang B2).
Hf 2
- adalah besarnya gaya batang B2 akibat pengaruh gaya H.
4 . f . x (l - x) 4 .12 .12 ( 48 -12)
f2 = = =9 m
l² ( 48)²
l
P =1t di titik S H =
4f
Hf 2 l f 48 9
= . 2 = - 4 .12 . 6 = - 1,5 t
4f
Gambar lengkap grafik garis pengaruh gaya batang B 2 dapat dilihat pada
Gambar 1.27.c.
dimana :
R A -1
adalah besarnya gaya batang D3 pada KRB diatas 2
Sin
perletakan.
6 1
-1 1
8 =- 4 =- 2 = 0,353 t (digambar dibawah titik simpul 2)
Sin 45° 1 4
2
2
5 3
P = 1t terletak di titik simpul 3 RA = t, R B = t
8 8
V = 0 RA . D3 Sin - H tg = 0
RA H tg
D3 = - -
Sin Sin
dimana :
RA
+ adalah besarnya gaya batang D3 pada KRB diatas 2
Sin
perletakan
5/8 5
+ 1 / 2 2 = + 8 2 = + 0,883 t (digambar dibawah titik simpul 3).
H tg
- Sin adalah besarnya gaya batang D3 akibat pengaruh gaya H.
l
P = 1t di titik S H =
4f
f 3 - f 2 11,25 - 9
tg = = = 0,375 ; sin 45° = 0,707.
6
H tg l tg 48 0,375
+ Sin = - 4f . Sin = - 4 . 12 0,707 = - 0,53 (digambar dibawah titik
simpul S)
Gambar lengkap grafik garis pengaruh gaya batang D3 dapat dilihat pada
Gambar 1.27.d.
7 1
P = 1t terletak di titik simpul 1 RA = t ; RB = t
8 8
V = 0 RA – 1 + V2 – Htg = 0
V2 = 1 – RA + H tg
dimana :
1 – RA adalah besarnya gaya batang V2 pada KRB diatas 2 perletakan.
7
1 – RA = 1 - = 0,125 t (digambar dibawah titik simpul 1)
8
6 2
P = 1t terletak di titik simpul 2 RA = t ; RB = t
8 8
V = 0 RA + V2 – Htg = 0
V2 = – RA + H tg
dimana :
– RA adalah besarnya gaya batang V2 pada KRB diatas 2 perletakan.
– RA = 0,75 t (digambar dibawah titik simpul 2)
+ Htg adalah besarnya gaya batang V2 akibat pengaruh gaya H
l 4 .12 . 6 ( 48 - 6)
P = 1t di titik S H = 4f ; f1 = = 5,25 m
( 48)²
f 2 - f1 9 - 5,25
tg = = = 0,625 m
6
l 48
H tg = 4f . tg = 4 .12 . 0,625 = 0,625 t (digambarkan dibawah titik
simpul S)
Soal no. 1 :
Sebuah Konstruksi Jembatan Gantung dengan KRB sebagai pendukung utama
lantai kendaraan bekerja beban-beban : P1 = 8t, P2 = 6t dan q = 1,2 t/m’,
bentuk dan dimensi KRB seperti tercantum pada gambar dibawah ini :
f=8m
A2 A3 S B
A
D2 D3 6m
B1 B2
3m 3m 4m 2m
6x6m
Soal no.2
Sebuah jembatan gantung dengan KRB sebagai pendukung lantai
kendaraan,bentuk dan demensi seperti tercantum pada gambar dibawah ini.
f = 12m
A1 A2
B
A S
V1 6m
D1 D2
B1
10 x 6 m
Ditanyakan :
Gambar : a). G.p.H
b). G.p. gaya-gaya batang : A1, A2, B1, D1, D2, V1
1.4.3.4. Rangkuman.
Besarnya gaya-gaya batang pada KRB dalam konstruksi jembatan gantung
merupakan penjumlahan aljabar antara besarnya gaya-gaya batang pada KRB
diatas dua perletakan dan besarnya gaya-gaya batang pengaruh akibat gaya H.
Gaya-gaya batang pada KRB, jembatan gantung = Gaya-gaya batang pada
KRB pada 2 perletakan + Gaya-gaya akibat gaya H.
Bentuk grafik garis pengaruh gaya batang pada KRB dalam konstruksi
jembatan gantung merupakan penjumlahan aljabar antara bentuk grafik garis
pengaruh gaya batang pada KRB diatas dua perletakan dan bentuk grafik
garis pengaruh akibat gaya H.
G.P. gaya batang pada KRB, jembatan gantung = G.P. gaya batang pada KRB
pada 2 perletakan + GP. akibat gaya H.
1.4.3.5. Penutup
Untuk mengukur prestasi,mahasiswa dapat melihat jawaban-jawaban dari
soal-soal latihan yang ada sebagai berikut:
Soal no. 1
Gaya Batang Nilai Keterangan
H 21,285
A2 + 0,30 t Tarik
A3 0t
B1 - 1,49 t Tekan
B2 - 0,30 t Tekan
D2 + 1,68 t Tarik
D3 + 0,42 t Tarik
Soal no. 2
5
a). G.p.H Hmax = + t (tarik)
4
b). G.p. gaya-gaya batang :
1.4.3.7. Senarai
- Sendi S.
- Pelengkung penggantung (kabel penggantung)
- Batang penggantung
- Konstruksi Rangka Batang pendukung lantai kendaraan.