Professional Documents
Culture Documents
Jalur pembinaan seni, Jalur pembinaan olahraga, Jalur pembinaan bela diri, Jalur
pembinaan kebatinan. Keempat jalur ini diolah, dengan saringan dan mesin sosial
budaya, yaitu Pancasila
C. Peraturan Pertandingan
1. Pasal I
Peraturan Pertandingan
2. Pasal 2
Golongan Usia Dini, Putra dan Putri, berumur diatas 9 s/d 12 tahun.
Golongan Pra Remaja,Putra dan Putri, berumur diatas 12 s/d 14 tahun.
Golongan Remaja, Putra dan Putri, berumur diatas 14 s/d 17 tahun.
Golongan Dewasa, Putra dan Putri, berumur diatas 17 s/d 35 tahun.
3. Pasal 3
2. TUNGGAL terdiri atas : Tunggal Putra, Tunggal Putri, GANDA terdiri atas :
Ganda Putri, Ganda Putri
4. Seluruh kategori, tanding, tunggal, ganda dan regu dapat diikuti oleh seorang
pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya
4. Pasal 4
3. Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh
seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
5. Pasal 5
TANDING terdiri atas : Tanding Putra Putri, Kelas A 39 kg s/d 42 kg, Kelas B
diatas 42 kg s/d 45 kg, Kelas C diatas 45 kg s/d 48 kg,Kelas D diatas 48 kg s/d
51 kg, Kelas E diatas 51 kg s/d 54 kg, Kelas F diatas 54 kg s/d 57 kg, Kelas G
diatas 57 kg s/d 60 kg, Kelas H diatas 60 kg s/d 63 kg, Kelas I diatas 63 kg s/d
66 kg
TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagia kelas untuk dewasa dengan
penyesuaian pada umur peserta.
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh
seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
6. Pasal 6
5. Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh
seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
7. Pasal 8
Ketentuan Pertandingan
Kategori TANDING
Babak pertandingan :
Untuk usia dini dan Pra remaja : Pertandingan dilangsungkan dalam 2 babak
Tiap babak terdiri dari 1,5 menit
Pendamping pesilat
2. Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit,
memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi
hormat kepada Wasit dan ketua Pertandingan. Selanjutnya kedua pesilat
kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-
masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan
pasal 5 ayat 4.
6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang
kecuali atas permintaan Wasit.
Ketentuan bertanding
1. Aturan bertanding
2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal /
pasang atau pola langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan
serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan / pembelaan
harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap menggunakan
pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba LANGKAH jika
seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan
berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.
Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan
diberhentikan oleh wasit.
5. Aba-aba Pertandingan
6. Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai dalah Togok yaitu
bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat kemaluan.:
7. Larangan
8. Pelanggaran Ringan
9. Nilai Hukuman
a. Menang angka
b. Menang Teknik
c. Menang Mutlak.
f. Menang Diskualifikasi
h. Hukuman
Tahapan dan bentuk hukuman :
Peringatan I
Peringatan II
Peringatan III
Diskualifikasi
A. Gelanggang
Gelanggang dapat dilantai dan dilapisi matras dengan tebal maksimal 5 (lima) cm,
permukaan rata dan tidak memantul, boleh ditutup dengan alas yang tidak licin,
berukuran 10 m X 10 m dengan keperluannya, disediakan oleh Komiti Pelaksana
dengan penjelasan sebagai berikut :
Batas gelanggang dan bidang tanding dibuat dengan garis berwarna putih selebar
5 m kearah luar.
Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis tengah 3 m, lebar
garis 5 m berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan.
sudut biru.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. sukses menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri diperlukan rumus atau kiat
khusus yaitu melalui kesempatan, usaha dan strategi.
2. usaha untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri dilakukan dengan belajar
yang giat,menjaga kesehatan, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Saran
3. mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan maka diperlukan kejujuran untuk
mengisi tes tersebut.