You are on page 1of 18

WORKSHOP FASILITASI PENGUATAN KAPASITAS

KELEMBAGAAN DALAM PENYUSUNAN DAN PENGENDALIAN


PROGRAM DALAM RANGKA “REVIEW RPIJM KOTA/KABUPATEN
BIDANG CIPTA KARYA WILAYAH SULAWESI & KALIMANTAN

Makassar, 8 Desember 2009


Visi Pembangunan

Direktorat Jenderal Cipta Karya


“Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan
yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur Pengendalian Lingkungan
yang handal” - Drainase
- Pengelolaan Persampahan (TPA)
- Sanitasi/Air Limbah:
- Program penanggulangan
• Pembangunan sistem air limbah
kemiskinan :
terpusat
• P2KP
• PPIP
Penyediaan PS Dasar
• Pamsimas - Air Minum :
• Air Minum perdesaan,
- Akses ekonomi lokal :
IKK, untuk masyarakat
• Pengembangan
berpenghasilan rendah
kawasan perdesaan - Sanitasi : Sanimas
potensial - Persampahan : 3 R
• Prasarana sosial ekonomi - Pembangunan Rusunawa
wilayah
Isu Utama
Urbanisasi perkotaan mengalami peningkatan yang amat tajam. Proporsi penduduk
yang tinggal di perkotaan meningkat dari 35,9% tahun 1995 menjadi 48,3% pada

urbanisasi
tahun 2005. Diperkirakan pada tahun 2025, sebanyak 68,3% penduduk Indonesia
tinggal di perkotaan.

Urbanisasi selalui diikuti dengan meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia. Di


tahun 2006 angka kemiskinan di kawasan perkotaan naik menjadi 14,29 juta jiwa dari
sebelumnya sekitar 12,4 juta jiwa pada tahun 2005. Jumlah penduduk miskin
mengakibatkan meluasnya kawasan kumuh di perkotaan yang berujung pada
ketidakmampuan pemerintah kota menuju kota yang layak huni. Saat ini 18% atau
21,25 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan kumuh yang terletak di
kawasan perkotaan dengan luas 42,500 ha.
kemiskinan
Belum terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal Infrastruktur di perkotaan. Pelayanan
air minum yang aman di perkotaan baru mencapai 66% (perpipaan 46%) dan
perdesaan 30% (perpipaan 11%). Kualitas dan tingkat pelayanan untuk sektor
persampahan baru mencapai 54% dan tidak sebanding dengan kenaikan timbulan
sampah yang meningkat 2-4% per tahun. Akses terhadap prasarana sanitasi
mencapai 77,15% (yang menggunakan tanki septik hanya mencapai 49,13%) dan
yang mendapatkan pelayanan sanitasi terpusat diperkotaan hanya 1%.
standar
Kerusakan lingkungan hidup perkotaan semakin meningkat berkaitan dengan pelayanan minimal
meningkatnya penggunaan ruang dan sumber daya alam di permukaan, di bawah dan

degradasi
di atas tanah kawasan perkotaan yang tidak terkendali,

lingkungan
National Agenda/
International Agenda

Vision /
Missions

3 Strategic goals :
-Community welfare
-Environmental quality
-Economic growth

-Strategic Issues
-Urban Problems

Urban Rural
 Development strategy/SPK : Growth center
- Goal 1 : Basic Need infrastructure (agropolitan)
- Goal 2 : Environment Friendly infrastructure
- Goal 3 : Competitive infrastructure
RPIJM/Mid Term Investment Plan

Arah
Kebijakan
Priority area/
Strategic area
 Setiap kegiatan harus tercantum atau sesuai dengan dokumen RPIJM
kabupaten/kota, disamping itu juga harus memenuhi persyaratan
lainnya seperti lolos verifikasi/penilaian kelayakan, merupakan
kegiatan prioritas, kesiapan desain/siap untuk dikerjakan, kesiapan
lokasi/pembebasan tanah dan adanya dana sharing dari pemerintah
daerah atau yang lazim disebut dengan Readiness Criteria.

 Dari + 495 kabupaten/kota di Indonesia yang tercakup dalam RKAKL


Ditjen Cipta Karya sebanyak 406 kabupaten/kota sudah memiliki
dokumen RPIJM walaupun ada yang belum sempurna, dan sisanya
belum memiliki atau dalam proses pembuatan RPIJM. Sementara
Kabupaten/kota yang menjadi sasaran kegiatan Ditjen Cipta Karya
untuk tahun 2010 untuk Satker Daerah Air Minum, PLP, Bangkim,
dan PBL adalah 350 kabupaten/kota (86%). Dari 350 kabupaten/kota
ini baru 300 kabupaten (80% yang memiliki RPIJM). Sementara
sisanya masih belum memiliki RPIJM atau RPIJM-nya sedang
diselesaikan.
Planning
Isu dan permasalahan
 Kondisi RPIJM saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan (formulasi
rencana kurang matang, lokasi kurang detail, kelayakan kurang)

Rekomendasi
 Masih perlunya sosialisasi RPIJM oleh Propinsi
 Masih perlu ditingkatkannya komitmen RPIJM oleh kab/kota + propinsi
 Masih perlu ditingkatkannya kemampuan fasilitator + Satgas kabupaten + satgas prop
 Masih perlu dilakukannya review RPIJM
 Perlu diadakannya Rapat Koordinasi Berkala antara pemerintah kab/kota dengan
pemerintah propinsi dan pemerintah pusat
Hubungan Perencanaan & Penganggaran
Pembangunan Nasional/Daerah
Serta Posisi dan Hubungan dengan RPIJM PU/CK
Renstra Pedoman Renja Pedoman RKA- Rincian
KL KL KL APBN
Pemerintah
Pusat Pedoman Bahan Diacu Bahan

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman


RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

Sinkronisasi dan
integrasi Pusat/ Master RPIJM Memorandum TOR/FS/ Dokumen kelayakan
Daerah/Swasta/ plan Bid PU/CK proyek DED (tdk sekedar shopping list)
Masyarakat

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman


RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pemerintah Pedoman Bahan Diacu Bahan


Daerah
Renstra Renja Pedoman RKA- DPA-
SKPD SKPD SKPD APBD

UU Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional

UU Keuangan Negara
Programming
Isu dan permasalahan
 Kelengkapan justifikasi teknis dan kewajaran harga terhadap manfaat
kegiatan yang diusulkan kurang
 Kegiatan yang diusulkan belum berdasarkan RPIJM yang sudah ada.
 Kegiatan belum berdasarkan pada Skenario Pengembangan Kota (SPK)
dan penganggaran tahun jamak (multiyears)

Rekomendasi
 Perencanaan teknis yang baik akan menghasilkan pilihan kegiatan yang
optimal
 Perlunya Memorandum Program Propinsi berbasis RPIJM dan Renstra
 Perlu kegiatan review setiap tahun
 MOU antar propinsi atas memorandum program/program tahunan
Perangkat Penyaringan Kegiatan

Pedoman
Perencanaan +
RPIJM Kab/Kota

Isu-isu Eksternal
RKP 2010 -DPR
Perangkat
-Media/Masy.
Penyaringan
-Masukan Interdep
Program/Kegiatan
-Masukan Sektor
• Renstra (backlog)
• Prioritas Pemb.
PU 2010 Program/Kegiatan Usulan Daerah

RKAKL -> DIPA


Budgetting System
Isu dan permasalahan
 Masih terdapat kegiatan yang tidak dapat segera ditenderkan.
 Masih terdapat kegiatan dengan tanda bintang
 Masih ada pencantuman PLN yang tidak sesuai.
 Penyusunan prioritas kegiatan belum memenuhi kriteria pembiayaan
 Stimulan + DDUPB belum berjalan optimal
 Kesepakatan pembiayaan terlambat (seharusnya lebih awal sehingga
tanah + DED bisa disiapkan dan ada konfirmasi DDUPB)

Rekomendasi
 Usulan revisi diproses lebih awal dan sesegera mungkin
 Kelengkapan dokumen disiapkan selengkap mungkin pada saat
penelaahan.
 Jangan gunakan sumber pendanaan PLN yang belum efektif .
 Perlu disiapkannya dokumen kesepakatan pembiayaan sejak awal.
Design 
Isu dan permasalahan
 DED pada tahun yang bersamaan dengan tahun
pelaksanaan fisik
 Lahan belum siap sehingga harus menunggu atau pindah
lokasi
 Spesifikasi dokumen lelang belum memperhatikan
ketersediaan ME di pasaran
Rekomendasi
 DED disiapkan sebelum tahun pelaksanaan fisik.
 Ada pernyataan kesiapan lahan dari pemerintah daerah sebelum
pelaksanaan anggaran.
Pelaksanaan
Isu dan permasalahan
 Mulai pelaksanaan
terlambat
Rekomendasi Operasi dan Pemeliharaan
 Proses penetapan SK Isu dan permasalahan
Satker dimulai dari tahun  Laporan Simak BMN masih banyak
anggaran sebelumnya
yang tidak sesuai dengan SAI
 Satker kabupaten/kota belum paham
dengan Simak BMN.
Rekomendasi
 Diperlukan pelatihan Simak BMN
 Perlu dialokasikan anggaran untuk
penyusunan Simak BMN di Satker
Kabupaten/Kota
Pengaturan
Isu dan permasalahan
 Masih perlunya kebutuhan produk pengaturan
dari daerah.
 Siapa yang leading dalam penyusunan
peraturan (Permen, PP, SE)
 Bagaimana keterlibatan instansi lain
(Puslitbang Kim) dalam penyelesaian
peraturan
Pembinaan
Isu dan permasalahan
 Bagaimana status penyusunan RPIJM kab/kota. Apakah setiap
komponen program dan kegiatan dalam RPJM tsb sudah
dievaluasi oleh Satgas dari Sektor masing2?
 Bagaimana tindak lanjut penyusunan RPIJM ini dan kaitannya
dengan kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Rekomendasi
 Perlu adanya pemahaman terhadap pentingnya RPIJM dalam
pembangunan kabupaten/kota

Pengawasan
Isu dan permasalahan
 Memonitor kegiatan APBN, APBD, dan kegiatan
kelengkapannya harus dilaksanakan oleh PEMDA sehingga
infrastruktur yang dibangun bisa berfungsi
Prosentase kesesuaian kegiatan RKAKL dengan
RPIJM di Wilayah Sulawesi
Prosentase kesesuaian kegiatan RKAKL dengan
RPIJM di Wilayah Kalimantan
Prosentase kesesuaian kegiatan RKAKL dengan
RPIJM di Wilayah Maluku dan Papua Barat

You might also like